• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data hasil pemeriksaan hitung sel T CD4+ deteksi RNA HCV dan data non-medis yang dimiliki grup riset A-IGIC. Sampel darah dan data non-medis berasal dari pasien HIV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi di Surakarta dari bulan November 2011 hingga Febuari 2012.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu sampel yang digunakan adalah total populasi.

(2)

E. Rancangan Penelitian

F. Alat dan Bahan

Pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya oleh grup riset A-IGIC yaitu pemeriksaan hitung sel T CD4+ menggunakan immunophenotyping flow cytometry serta isolasi dan deteksi asam nukleat untuk mengetahui status RNA HCV. Alat dan bahan yang digunakan yaitu:

Keterangan: : Skripsi

Gambar 2. Rancangan Penelitian Data Status

RNA HCV Data Jumlah sel T CD4+

Analisis Data Pasien HIV Sampel Darah Jenis kelamin dan usia Flow Cytometry Deteksi RNA HCV

(3)

1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) BD FACSCaliburTM flow cytometer (BD Biosciences, San Jose, California); 2) vortex (Thermo Fisher Scientific, Worcester, MA); 3) micropipette (P10, P200 dan P1000); 4) multiset software (Becton Dickinson Immunocytometry Systems); 5) centrifuge (Eppendorf, Hamburg, Jerman); (Gilson, Middleton, WI); 6) thermocycler (Eppendorf, Hamburg, Jerman); 7) class II safety cabinet (ESSCO, Portland, OR); 8) autoclave (Hirayama, Saitama, Jepang); 7) digital scale (Mettler Toledo, Greifensee, Switzerland); 9) magnetic stirrer (Biomega, Redding, CA); 10) aparatus elektroforesis (chamber, comb, power supply) (BioRad, Loas Angeles, CA); 11) gel documententation (GelDoc XR) (BioRad, Loas Angeles, CA); 12) refrigerator (Sharp, Osaka, Jepang); 13) deep-freezer (New Brunswick Scientific, Edison, NJ); 14) gelas beker; 15) microtube rack.

2. Bahan Penelitian

Bahan Penelitian yang digunakan meliputi: 1) sampel darah; 2) antibodi monoklonal TritestTM CD3/CD4/CD45 Kit (BD Biosciences, San Jose, California); 3) tabung trucount (BD Biosciences, San Jose, California); 4) BD FACS lysing solution (BD Biosciences, San Jose, California); 5) Kit PureLinkTM Viral RNA/DNA (Invitrogen, carlsbad, CA); 6) Kit SuperScriptTM First-Strand Synthesis supermix (Invitrogen, Carlsbad, CA); 7) Kit Platinum® PCR SuperMix (Invitrogen, Carlsbad, CA); 8) Loading Quick® λHind II digest, DNA-110 (Toyobo, Osaka, Japan); 9) Loading Quick® φX174/Hae III digest,

(4)

DNA-112 (Toyobo, Osaka, japan); 10) Filter tips RNase/DNase pyrogen free (10 µl, 200 µl, dan 1000 µl); 11) Buffer Tris-EDTA (TE) pH 8; 12) Etidium bromide (EtBr) 0,5 µg/ml; 13) Buffer Tris-acetate EDTA (TAE) 1 x (Promega, Madison, WI); 14) Primer oligonukleotida (primer forward dan primer backward); 15) Etanol 70% dan 90%; 16) Agarose gel; 17) microcentrifuge tube; 18) wash tube (2 ml); 19) recovery tube (1,5 ml); 20) PCR tube; 21) ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA); 22) glove steril; 23) masker; 24) tisu.

G. Cara Kerja

1. Hitung sel T CD4+ a. Staining The Cells

Masukkan sebanyak 20 µl antibodi monoklonal TritestTM CD3/CD4/CD45 Kit (BD Biosciences) ke dalam tabung trucount, dengan pipet tidak menyentuh pellet. Selanjutnya, masukkan 50 µl sampel darah dengan teknik reverse pipetting, kemudian tutup tabung dan campur dengan cara di-vortex. Inkubasi selama 15 menit dalam ruang gelap pada suhu ruang. Berikutnya, masukkan 450 µl ke dalam tabung trucount, tutup tabung dan campur kembali dengan cara di-vortex. Inkubasi kembali selama 15 menit dalam ruang gelap pada suhu ruang. Selanjutnya sampel siap untuk dianalisis dengan flow cytometer atau simpan dalam ruang tertutup pada suhu ruang.

(5)

b. Flow Cytometry

Vortex tabung dengan kecepatan rendah sebelum dianalisis pada flow cytometer. Kemudian letakkan tabung tepat di tengah treshold untuk meminimalisasi debris. Analisis data menggunakan multiset software. 2. Deteksi RNA HCV

a. Isolasi Asam Nukleat

Isolasi asam nukleat menggunakan kit PureLink Viral RNA/DNA (Invitrogen). Diawali dengan memasukkan 25 µl Proteinase K, 200 µl cell-free sample dan 200 µl Lysis Buffer ke dalam microcentrifuge tube, kemudian di-vortex selama 15 detik. Selanjutnya, inkubasi lisat pada suhu 56°C selama 15 menit. Lakukan sentrifugasi secara singkat agar lisat yang terdapat pada tutup dapat turun ke dasar microcentrifuge tube. Setelah itu, masukkan 250 µl 96% etanol ke dalam microcentrifuge tube dan di-vortex selama 15 detik. Dilanjutkan dengan inkubasi lisat selama 5 menit pada suhu ruang dan sentrifugasi secara singkat. Pindahkan lisat ke dalam Viral Spin Column dan sentifugasi kembali pada kecepatan 8500 rpm (sekitar 6800 x g) selama 1 menit. Kemudian buang collection tube beserta cairan di dalamnya ke klorin dan tempatkan spin column ke Wash Tube baru. Selanjutnya, cuci menggunakan Wash Buffer (W5) sebanyak 500 µl dan sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan 6800 x g. Wash Tube beserta cairan dibuang kembali ke dalam larutan klorin dan tempatkan spin column ke Wash Tube baru. Kemudian, sentrifugasi pada kecepatan maksimal selama 1 menit. Setelah itu, buang Wash Tube beserta cairan di

(6)

dalamnya dan tempatkan spin column ke 1,5 ml Recovery Tube. Selanjutnya, dielusi dengan 50 µl Steril, RNase-free water (E3) dan diinkubasi selama 1 menit pada suhu ruang. Kemudian lakukan sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan maksimal. Setelah selesai, RNA HCV akan berada dalam Recovery Tube sehingga spin column dapat dibuang. RNA HCV selanjutnya dapat disimpan pada suhu -80°C atau digunakan untuk proses berikutnya.

b. Sintesis complementary DNA (cDNA)

Sintesis cDNA menggunakan Kit SuperScriptTM First-Strand Synthesis Supermix. Pertama-tama, masukkan 6 µl sampel RNA dan 1 µl Anneling Buffer ke dalam PCR tube. Inkubasi PCR tube pada suhu 65°C selama 5 menit dengan menggunakan thermal cycler, kemudian dinginkan pada suhu 4°C selama 1 menit dan dilanjutkan dengan sentrifugasi secara singkat. Tahap berikutnya, tambahkan 10 µl 2X First-Strand Reaction Mix dan 2 µl SuperScript® III/RNaseOUTTM Enzyme Mix ke dalam PCR tube. PCR tube di-vortex agar tercampur dan di sentrifugasi secara singkat. Kemudian inkubasi pada suhu 50°C selama 50 menit dan reaksi diakhiri dengan pendinginan pada suhu 85°C selama 5 menit. cDNA yang dihasilkan selanjutnya dapat disimpan pada suhu -20°C atau digunakan untuk proses berikutnya.

(7)

c. PCR

PCR cDNA HCV menggunakan Kit Platinum® PCR SuperMix dengan metode Nested PCR yang mengamplifikasi region NS5B. Pasangan primer yang digunakan adalah hep31b (5’-TGG GST TCT CDT ATG AYA CC-3’; sense outer), hep32 (5’-GCD GAR TAC CTG GTC ATA GC-3’; antisense outer), hep33b (5’-AYA CCC GMT GYT TTG ACT C-3’; sense inner), dan hep34b (5’-CCT CCG TGA AKR CTC KCA G-3’; antisense inner). Kode huruf standar yang digunakan sebagai alternative basa adalah D= A, G, atau T; K= G atau T; M= A atau C; R= A atau G; S= C atau G; dan Y= C atau T. PCR pada kedua tahap diawali dan diakhiri dengan proses denaturasi awal selama 2 menit pada suhu 94°C dan ekstensi akhir selama 10 menit dengan suhu 72°C. Amplifikasi dilakukan sebanyak 40 siklus pada kedua tahap yang terdiri dari 3 proses yaitu denaturasi, annealing dan ekstensi. Pada tahap pertama, waktu dan temperatur inkubasi yang digunakan berturut-turut adalah 30 detik pada suhu 94°C, 30 detik pada suhu 55°C, 1 menit pada suhu 72°C. Pada tahap kedua waktu dan temperatur inkubasi yang digunakan berturut-turut adalah 30 detik pada suhu 94°C, 30 detik pada suhu 60°C, 1 menit pada suhu 72°C.

(8)

d. Elektroforesis

Elektroforesis untuk analisis produk PCR menggunakan agarose gel 1,5% dalam larutan buffer TAE. Loading Quick® λHind II digest, DNA-110 dan Loading Quick® φX174/Hae III digest, DNA-112, masing-masing sebanyak 5 µl di masukkan ke sumur pertama dan kedua. Selanjutnya, sebanyak 2,5 µl produk PCR di masukkan ke sumur berikutnya. Elektroforesis dilakukan pada tegangan 100V selama 30 menit dan divisualisasikan menggunakan Gel Documentation.

H. Analisis Data

Data status koinfeksi HCV dan jumlah sel T CD4+ dianalisis menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 22. Hubungan antara rata-rata jumlah sel T CD4+ dengan status koinfeksi HCV pasien HIV diuji menggunakan uji Mann-Whitney. Data katagorikal jumlah sel T CD4+ dengan status koinfeksi HCV diuji dengan uji Chi-Square. Hubungan antara dua variabel yang diuji dinyatakan signifikan apabila didapatkan hasil p < 0,05. Besarnya hubungan diukur menggunakan Odds Ratio (OR).

Gambar

Gambar 2. Rancangan Penelitian Data Status

Referensi

Dokumen terkait

Penanggung dengan ini setuju dengan Tertanggung bahwa jika pada suatu saat selama jangka waktu asuransi seperti yang tercantum dalam Ikhtisar atau selama jangka waktu berikutnya

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a) Tes praktik, penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

Permainan Dakon The Congklak ini memiliki 3 strategi yang digunakan dimana strategi-strategi tersebut memiliki fungsi masing-masing dimana strategi 1 merupakan

Pengembangan dilakukan dari buku pegangan guru untuk siswa sebagai utama yaitu buku ajar buku paket mata pelajaran IPS kelas III SD karangan Sunarso dan Anis Kusuma

The subjects of this study were 26 students, consisted three males (3) and twenty three females (23). The instruments of this study were students’ writing test, teacher’s and

Masih rendahnya perilaku yang baik dalam memilih makanan jajanan pada siswa-siswi di SMP Negeri 14 Bandar Lampung disebabkan banyak faktor walaupun dapat dilihat

2de matematis masalah dual seperti diuraikan diatas ada man*aatnya di dalam masalah konkrit, utaanya di3idang ekonomi. 2de terse3ut 3erman*aat untuk  memeAahkan 3e3erapa

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas arang hasil aktivasi pengozonan belum cukup efektif jika dibandingkan dengan arang hasil aktivasi ZnCl2 dilihat dari