Self-Cleaning,
Inovasi
Pelayanan Baru di Kantin FKG
UNAIR NEWS – Kantin kampus merupakan salah satu tempat yangpaling sering dikunjungi untuk makan atau sekadar rehat maupun berbincang oleh sivitas akademika. Oleh karena itu, penting sekali agar suasana kantin dibuat senyaman mungkin, terlihat bersih, dan tersedia makanan serta minuman yang higienis.
Begitu pula dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga. Pada Kamis (14/7), Stovit Cafetaria telah diresmikan oleh Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes.
“Kantin di FKG itu sudah terkenal bersih. Ada sertifikatnya. Nah, sekarang kita perbaiki dan renovasi lagi apa-apa yang kurang. Biar kalau mahasiswa belajar itu merasa bersih, sehat, nyaman, dan aman,” tutur Darmawan.
Apa yang berbeda dari sebelumnya setelah kantin Stovit diresmikan?
Pertama, adalah sistem pembayaran satu pintu. Sebelumnya, pelanggan kafe Stovit membayar sajian makanan yang sudah dibeli ke masing-masing penjual. Kini, sistem pembayaran banyak pintu tak lagi diterapkan di kafe Stovit. “Sekarang, sistem pembayarannya satu kasir,” ujar Darmawan.
Kedua, pembeda kantin Stovit dulu dengan pasca diresmikan adalah self-cleaning. Pelayanan self-cleaning yang dimaksud adalah pelanggan kantin membereskan sendiri perkakas makan yang digunakan seusai makan.
“Piringnya dibawa sendiri ke belakang, ke tempat cuci. Jadi, nanti sisa makanannya dibuang ke tempat sampah basah. Baru, piringnya ditaruh di tempat piring kotor, tapi tidak usah dibersihkan,” ujar dokter gigi itu.
Menurut Darmawan, pola self-cleaning tu diterapkan agar pelanggan kantin membiasakan diri dengan pola hidup bersih dan sehat. Ia mengaku, prinsip ini diterapkan dengan mengadaptasi kebiasaan hidup warga Jepang dan Korea. “Dengan begitu, kita bisa latih mereka untuk self-cleaningnya,” imbuh Darmawan.
Untuk menjaga kebersihan kantin, dekanat FKG mempercayakan manajemen pengelolaan kantin kepada Dharmawanita FKG. “Karena lingkup tugas fakultas terlalu luas, makanya dipercayakan kantin kepada Dharmawanita. Biar nanti ada petugas yang mengawasi. Sebulan sekali dipel. Kita rancang dengan baik saluran airnya. Setiap stan itu memiliki saluran air yang bisa dibersihkan sendiri,” terangnya.
Variasi menu
Kafe Stovit menawarkan berbagai menu makanan dan minuman yang menarik. Tercatat, ada sembilan menu kuliner yang bisa segera disantap. Diantaranya nasi pecel, soto ayam, crepes, nasi uduk, dan lontong cap gomeh. Harga yang dipatok berada pada kisaran Rp5 ribu – Rp9 ribu per porsi.
Zeyn, penjual makanan ringan crepe di Stovit, mengaku senang dengan adanya renovasi kantin. Ia mengaku merasa semakin nyaman karena kebersihan kantin akan tetap terjaga.
Yuk, makan dan jajan di kafe Stovit! (*) Penulis : Defrina Sukma S.
Editor : Binti Q. Masruroh
Membludak, Kantin Fakultas
Laku Keras
UNAIR NEWS – Acara LPDP Edufair 2016 pada Kamis (4/2) yang
menyedot sekitar 10.500 peserta memiliki “dampak ekonomi” yang kongkret. Hal itu terlihat dari jumlah pengunjung kantin-kantin fakultas yang ada di sekitar Airlangga Convention Center (ACC), venue kegiatan tersebut. Penjual pun meraup untung yang menjanjikan.
Berdasar pantauan Unair News, mereka berasal dari berbagai kota di Jawa Timur. Tak hanya Surabaya. Namun juga, Pasuruan, Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Tuban, dan lain sebagainya. Tak ayal, civitas akademika yang biasa beli makan siang di kantin-kantin tersebut mesti rela “berbagi” dengan mereka.
Sejak awal, banyaknya peserta LPDP Edufair 2016 memang sudah terlihat. Antrean menuju ruang utama kegiatan sudah mengular s e j a k p a g i . K e g i a t a n i n i s a n g a t m e n a r i k k a r e n a mensosialisasikan beasiswa kebanggaan Indonesia: LPDP. Lebih dari itu, terdapat booth dari kampus dalam negeri maupun internasional. Yang menarik, kampus-kampus itu enawarkan program dan kegiatan kampus melalui kelas-kelas pararel. Terdapat setidaknya empat kelas pararel. Ditambah, simulasi test bahasa Inggris.
Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D (kanan) dan D. Zawawi Imron di venue acara (Foto: UNAIR NEWS)
“Saya sedang mencari kampus buat S3. Sekaligus, mencari cara buat daftar beasiswa LPDP,” kata Mahasiswa S2 MMT ITS asal Cerme Gresik bernama Muhammad Husein saat ditemui di ACC.
Budayawan D. Zawawi Imron sempat hadir untuk memberi arahan singkat pada para pengunjung Edufair. Salah satu yang jadi pokok bahasannya adalah tentang lokalitas kedaerahan. Dia mengatakan, meskipun ada pengunjung yang berasal dari daerah yang selama ini dianggap pelosok, sama sekali tidak menyempitkan kesempatan meraih sukses.
“Siapapun berhak menjadi dan meraih sukses. Yang penting berdoa dan berusaha,” kata dia. (*)
Kantin FKG Bersertifikat Laik
Hygiene Sanitasi dari Dinkes
UNAIR NEWS – Sejak tahun 2013 kantin FKG di Kampus A UNAIR inimemiliki sertifikasi Laik Hygiene Sanitasi dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Tentu saja, sertifikasi ini untuk menunjang kesehatan serta kelayakan menu makanan dan minuman yang disajikan.
Pentingnya sertifikasi ini dilandasi oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang “Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran”. Sertifikat laik sehat rumah makan/restoran adalah surat tanda bukti yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada rumah makan/restoran yang telah memenuhi persyaratan kesehatan.
Syarat kesehatan tersebut meliputi lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur dan gudang penyimpanan, pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi, peralatan dan tenaga baik secara fisik maupun bakteriologis, dan pengawasan serangga tikus dan hewan piaraan.
“Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi ini merupakan bentuk keseriusan kami dalam menyajikan kantin yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Khususnya, dengan memperhatikan aspek kesehatan sebagai faktor utama. Selain itu, ada pula pelatihan untuk para penjual di sana agar secara konsisten memberi perhatian pada kehigienisan makanan dan minuman, ” tutur Drs. Abdul Basith, Kabag Keuangan FKG UNAIR.
Susi Erni, salah satu pemilik stan di kantin FKG menilai, pelatihan itu memberikan pengetahuan baru bagi dia dan rekan-rekannya sesama pedagang. Sementara menurut alumnus FKG Imam Mahmuda, sertifikasi membuat mahasiswa yakin kalau makanan
yang dibeli tidak berbahaya untuk tubuh. (*) Penulis: Ahalla Tsauro
Editor: Binti Quryatul
Medcafe, Jujukan Makan Yang
Bersih dan Sehat di FK
Ketika jam makan siang tiba, apalagi yang dicari kalau bukan warung, kantin, atau pujasera. Rehat ‘ishoma’ ini juga berlaku dikalangan mahasiswa. Meskipun ada sekelompok minoritas yang gemar membawa bontotan makanan dari rumah. Tersedianya tempat makan juga bisa diandalkan bagi siapa saja yang tak sempat membawa bekal.
Di Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR ada satu kantin yang cukup ramai dikunjungi, ialah Medical Café atau biasa disebut Medcafe FK UNAIR. Penggalan kata ‘Medical’ sendiri identik dengan tempat berdirinya yang berlokasi di kampus kedokteran. Itulah alasan mengapa Medical Café dipilih menjadi nama tempat makan yang dikelola oleh Unit Satuan Usaha Akademik (SUA) FK UNAIR itu. Tentu saja harapannya agar tempat ini bukan sekedar tempat makan-makan. Namun, sekaligus prototipe cerminan dunia medis yang kental dengan kebersihan dan kesehatan.
Medcafe disediakan sebagai salah satu fasilitas untuk warga kampus, mulai dari kalangan dosen, karyawan, hingga mahasiswa. Secara resmi, Medcafe dibuka pada Februari 2010 lalu oleh Dekan FK UNAIR waktu itu, Prof. Dr. Muhammad Amin, dr.Sp.P(K). Bangunan seluas sekitar 200 m2 itu terbagi menjadi beberapa ruang.
Sebagaimana kantin pada umumnya, Medcafe menawarkan aneka menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Rata-rata merupakan makanan berat, seperti soto Lamongan yang cukup nge-hits di sana. Ada juga baso, aneka masakan Jawa, seperti nasi campur dan gudeg. Selain tersedia aneka jus buah segar, ada pula chinese food dan sajian khas makanan Jepang, seperti sushi.
Tidak saja menawarkan kenyamanan tempat dan menu yang variatif, Medcafe juga dikelola dengan memperhatikan faktor higienitas dari keseluruhan tempat. (sef/bin)