• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk kredit yang diberikan adalah kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses penyelamatan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tidak bisa dibatalkan, begitu juga bagi debitur. Setelah kredit dikucurkan, bank selalu harus memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu kredit umumnya semakin besar resikonya.

A. JENIS-JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN 1. Jenis Kredit Menurut Bentuk

a. Kredit Rekekning Koran

Dalam hal ini debitur diberi hak menarik dana dari rekening korannya sampai dengan sebesar plafon yang ditetapkan Bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara umum dihitung secara harian berdasarkan outstanding credit atau dengan nilai rata-rata baki debet setiap bulannya.

b. Installment Loan

Merupakan kredit yang angsuran pokok bunganya dilakuakan secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank dan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa kredit tersebut.

2. Kredit Menurut Jangka Waktunya a. Kredit Jangka Pendek

Yaitu kredit nerjangka waktu maksimum 1 tahun, namaun termasuk kredit tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun.

b. Kredit Jangka Menengah]

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun, kecuali untuk tanaman musiman.

c. Kredit jangka panjang

Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Misalnya kredit produktif, kredit perumahan dan kredit kendaraan.

3. Jenis kredit menurut kegunaan a. Kredit Modal Kerja

(2)

Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja usaha, misalnya untuk membeli barang dagangan.

b. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha misalnya kredit untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin dan penyiapan infrasrtruktur lainnya.

c. Kredit Konsumsi

Yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering disebut juga personal loan.Contohnya kredit pemilikan rumah, kredit pembelian kendaraan, kredit untuk pendidikan dan sebagainya.

B. PEMBUNGAAN KREDIT

Sebelum melakukan pencatatan transaksi kredit, sebaiknya harus memahami terlebih dahulu perhitungan bunga kredit, sebab dengan perhitungan bunga kredit kita dapat memilah antara angsuran pokok dan angsuran bunga. Dua hal ini memiliki perlakuan akuntansi yang berbeda.

Efective Rate atau Pembayaran Anuitas

Praktik perkreditan umumnya menetapkan angsuran pokok dan bunga secara konstan selama masa kredit. Sistem pembayaran yang dilakukan pada setiap selang waktu yang teratur dalam jumlah yang sama atau tetap disebut anuitas. Oleh karena itu, untuk selanjutnya akan menggunakan anuitas untuk angsuran pokok dan bunga. Dengan metode ini nominal angsuran bunga setiap periode atau bulan akan menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat. Angsuran pokok dan bunga bila dijumlah setiap periode adalah sama besarnya. Hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :

1.a. Anuitas Pembayaran pada Setiap Akhir Periode Angsuran (Postnumerando)

Kredit dengan angsuran postnumerando umumnya untuk kredit tunai. Kredit tunai maksudnya kredit yang direalisasi dalam bentuk uang. Contoh : kredit modal kerja, kredit investasi, kredit pegawai dan lain-lain.

(3)

Anuitas bisa diperhitungkan dengan rumus : A = M x i 1 – ( 1 + i )-n Keterangan : A = Anuitas M = Nilai Kredit

i = Tingkat Suku Bunga n = Jangka Waktu Kedit

Contoh :

Plafon kredit disetujui dan dicairkan sebesar Rp 600.000.000 pada tanggal 1 april 2017, suku bunga 24% pa, dengan jangka waktu 3 tahun atau 36 bulan. Berapa yang harus dibayar tiap bulan oleh debitur? Dengan menggunakan rumus bunga efektif, maka diperoleh daftar anggsuran sebagai berikut:

(4)
(5)

Angsuran kredit per bulan dapat dihitung sebagai berikut : A = (600.000.000 x 0,02) / (1-(1 + 0,02)36)

= Rp 23.539.711,56

Angsuran pokok pertama bisa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

a

1 = A / (1 + i )n atau a1 = A – ( M X i ), dimana M X i adalah angsuran bunga pertama (b1).

Dengan demikian angsuran pokok pertama adalah :

a

1 = Rp 23.539.711,56 – (600.000.000 x 0,02)

= Rp 11. 539.711,56

Selanjutnya untuk menghitung angsuran pokok ke-n atau an dapat ditentukan dengan rumus :

a

n = a1 ( 1 + i )n, dengan asumsi angsuran pokok pertama diketahui atau dengan menggunakan

rumus diatas.

Dengan demikian untuk menentukan angsuran bunga ke-n atau bn bisa digunakan rumus :

b

n = A - an

Untuk menghitung sisa pinjaman pada akhir tahun ke-n bisa digunakan rumus :

s

n = bn+1 / i , dimana sn = sisa pokok kredit pada akhir periode ke-n.

Bila diketahui angsuran pokok pertama maka anuitas bisa ditentukan sebagai berikut : A = a1 x ( 1 + i )n

1.b. Angsuran Kredit Diterima Setiap Awal Bulan (Prenumerando)

Bank juga memberikan kredit non tunai seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit mobil dan sebagainya. Untuk kredit-kredit semacam ini di bank maupun lembaga pembiayaan lainnya, akan menggunakan bunga efektif dengan anggsuran Prenumerando (awal bulan). Misal kalau ada nasabah mengambil KPR tentu akan dibebani uang muka (down payment) dan angsuran perdana pada saat akad kredit ditandatangani. Pola pembayaran ini sebenarnya si nasabah membayar angsuran di awal bulan. Untuk menentukan angsuran per bulan bila kredit diangsur setiap awal bulan, maka menggunakan rumus:

A = M x i 1 – ( 1 + i )-n

i

(6)

Contoh :

Pembelian rumah dengan fasilitas KPR BTN. Harga rumah Rp700.000.000. Biaya balik nama dan lain-lain Rp15.000.000. Nasabah diwajibkan membayar uang muka Rp100.000.000, biaya balik nama , dan angsuran perdana. Dengan demikian nilai KPR adalah Rp600.000.000. Pertanyaan : berapa angsuran perbulan bila nasabah mengambil jangka waktu KPR selama 3 tahun dengan bunga 24%. Tanggal transaksi 1 April 2017

Dengan menggunakan rumus bunga efektif Prenumerando, maka diperoleh angsuran perbulan Rp23.078.148,59. Angsuran ini dibayar mulai tanggal 1 April 2017. Bandingkan nilai angsuran perbulan dengan anuitas pembayaran setiap akhir bulan. Seperti perhitungan sebelumnya, angsuran kredit setiap akhir bulan (transaksi akad 1 April, mulai membayar angsuran per 1 mei 2017) dengan jangka waktu dan bunga yang sama adalah sebesar Rp23.359.711,56. Tampak bahwa angsuran awal bulan nilainya lebih rendah.

Konversi Bunga Efektif ke Bunga Flat

Bank dalam menentukan angsuran kredit dapat menganut salah satu metode, namun sering menghadapai nasabah dengan berbagai karakteristik arus kas. Untuk itu berdasarkan kesepakatan dengan nasabah, bank dapat mengkonversi bunga efektif ke flat. Untuk melakukan koneversi dapat menggunakan rumus :

Suku bunga flat =

Total angsuran selama periode kredit

Pokok kredit x 100% Jangka waktu kredit

Contoh :

Berdasarkan tabel 15.1, diperoleh angsuran kredit (untuk kasus Postnumerando) selama periode kredit adalah Rp 847.429.616,11 sedangkan pokok kredit Rp 600.000.000 dengan jangka waktu 3 tahun atau 36 bulan, dengan demikian bunga flat pertahun adalah :

Suku bunga flat =

Rp 847.429.616,11 Rp 600.000.000 x 100% 3 = 13,75 % - 1 - 1

(7)

Sliding Rate

Untuk sliding rate, angsuran pokok diperhitungkan tetap atau sama setiap angsuran. Sedangkan bunga yang diperhitungkan menurun sejalan berkurangnya sisa kredit, dengan demikian total angsuran pokok dari bunga adalah semakin menurun selama periode angsuran

Rumus untuk menentukan angsuran pokok adalah : a = M n Keterangan : a = Angsuran pokok M = Plafon kredit N = Periode kredit

Untuk menentukan angsuran bunga bisa digunakan perhitungan sebagai berikut : b1 = M x i b2 = (M – a) x i b3 = (M – (ax2)) x i b4 = (M – (a x 3)) x i jadi : bn = (M – (a x (n-1))) x i

Dengan menggunakan contoh di atas maka dapat dientukan angsuran pokok dan bunga sebagai berikut:

Angsuran pokok (a) = Rp 600.000.000/36 bulan = Rp16.666.666,67

(8)

Angsuran Bunga 1 = Rp600.000.000 x 0,2 = Rp12.000.000 Angsuran Bunga 2 = (Rp600.000.000 – Rp16.666.666,67) x 0,02 = Rp11.666.666,67 Angsuran bunga 3 = (Rp600.000.000 – (Rp16.666.666,67 x 2)) x 0,02 = Rp11.333.333,33

Angsuran Bunga 4 = dan seterusnya

Dengan demikian total angsuran pokok dan bunga per bulan adalah sebagai berikut: Angsuran Pokok dan Bunga 1 = Rp16.666.666,67 + 12.000.000 = Rp28.666.666,67 Angsuran Pokok dan Bunga 2 = Rp16.666.666,67 + 11.666.666,67 = Rp28.333.333,34 Angsuran Pokok dan Bunga 3 = Rp16.666.666,67 + 11.333.333,33 = Rp28.000.000,00 Angsuran Pokok dan Bunga 4 = Rp16.666.666,67 + ………

Dengan demikian angsuran total dengan pendekatan sliding rate adalah menurun selama periode kredit.

Konversi Bunga Sliding ke Flat

Untuk melakukan konversi sliding ke flat dapat menggunakan rumus : Suku bunga flat =

Total angsuran selama periode kredit

Pokok kredit x 100% Jangka waktu kredit

Contoh :

Berdasarkan tabel 15.2 dibawah ini, diperoleh total angsuran kredit dnegan bunga sliding selama periode kredit adalah Rp 822.000.000 sedangkan pokok kredit Rp 600.000.000 dengan jangka waktu 3 tahun atau 36 bulan, dengan demikian bunga flat pertahun adalah :

(9)

Rp 822.000.000

Rp 600.000.000 x 100% 3

= 12,33 %

Daftar angsuran kredit per bulan pada setiap akhir bulan dengan bunga sliding adalah sebagai berikut :

(10)

Flat Rate

Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada perhitungan bunga secara prorata sesuai dengan jangka waktu kredit dan nominal kredit. Dengan demikian untuk menentukan angsuran pokok dan bunga sangat sederhana. Praktik di bank apabila menggunakan flat rate umumnya akan menentukan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandinglan dengan menggunakan effective rate atau sliding rate. Mengapa demikian? Sebab bila menentukan tingkat suku bunga yang sama seperti pada sliding rate dan effective rate, maka total angsuran menjadi terlihat sangat mahal. Rumus untuk menentukan angsuran pokok dan bunga adalah :

M + ( M x i x t ) Angsuran Pokok dan Bunga =

n Keterangan :

M = Plafon kredit i = Tingkat suku bunga t = Jangka waktu kredit

n = Jumlah bulan angsuran selama kredit

Dengan mengacu contoh di atas, maka angsuran total per bulan adalah : 600.000.000 + (600.000.000 x 24% x 3) Angsuran pokok dan bunga =

36

= Rp 28.666.666,67 per bulan

Jumlah tersebut terdiri dari angsuran pokok per bulan = Rp 600.000.000 : 36 = Rp 16.666.666,67 dan angsuran bunga per bulan sebesar (Rp 600.000.000 x 24% x 3) / 36 = Rp 12.000.000 per bulan yang diangsur selama 36 bulan.

Konversi Bunga Flat ke Bunga Efektif

Untuk konversi ini kita bisa menggunakan formula sebagai berikut: Tingkat bunga Bunga efektif = 2 n i

n + 1 n = periode angsuran

(11)

Dengan demikian untuk konversi bunga flat 24% ke bunga efektif dengan lama angsuran 36 bulan adalah:

Tingkat Bunga Efektif = 2 (36) (0,24) 36 + 1

Daftar angsuran bunga dan pokok kredit dengan metode buga flat adalah sebagai berikut : = 46,70% per

(12)

C. AKUNTANSI PERKREDITAN

Kredit yaitu penyediaan uang berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam, ini berarti perlu adanya akad atau perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini akan mengikat bank dan debitur. Pengikatan tersebut tidak bisa dibatalkan oleh salah satu pihak selama syarat-syarat dipenuhi oleh kedua belah pihak. Bagi bank, pengikatan diri dalam perjajian kredit berarti sebuah komitmen untuk memberikan kredit kepada debitur.

Komitmen kredit merupakan transaksi off balanced, yaitu transaksi yang belum mempengaruhi neraca maupun laba rugi namum potensial untuk mempengaruhinya bila komitmen tersebut direalisasikan. Dalam istilah akuntansi bank, komitmen seperti ini transaksi yang bersifat administrasi saja, namun bila sudah efektif nilainya sangat material. Oleh karena itu transaksi ini harus dicatat dalam rekening administratif kelompok komitmen kewajiban.

(13)

Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur (yang berarti pendapatan bagi bank). Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi, biaya administratif, biaya taksasi jaminan, biaya asuransi, dan sebagainya. Biaya-biaya ini akan dibebankan kepada debitur melalui pengkreditan terhadap kredit yang direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebesar nilai realisasi kredit.

Contoh:

Tanggal 25 April 2017 Anita Firdaus mengajukan permohonan kredit kepada Bank Mitra Niaga Semarang sebesar Rp.50.000.000. aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 Mei 2017 dengan jangka waktu 5 tahun, tingkat suku bunga 20%. Debitur dibebani biaya provisi dan komisi 0,25%, bea meterai Rp10.000, biaya penggantian barang cetakan Rp5.000, biaya administrasi Rp100.000, biaya notaries dan PPAT Rp300.000, biaya asuransi kredit Rp100.000. Bank memperhitungkan bunga dengan sliding rate. Pada tanggal tersebut, Anita Firdaus langsung mencairkan kredit sebesar Rp50.000.000 dengan perincian ditransfer ke cabang Cirebon Rp20.000.000, dikreditkan ke rekening giro Anita Firdaus Rp20.000.000 dan sisanya tunai. Catatan untuk transaksi di atas dimulai tanggal 1 Mei 2017 ketika terjadi realisasi kredit dan ketika terjadi angsuran pokok dan bunga pada setiap akhir bulan adalah:

Kalau anda perhatikan, pencatatan transaksi tersebut langsung dicatat pada rekening riil dan nominal, tanpa didahului pencatatan pada rekening administratif. Hal ini dilakukan karena akad kredit dan pencairan kredit dilakukan satu waktu (tanggal 1 Mei 2017). Sedangkan angsuran bunga setiap periode semakin menurun. Dengan demikian total angsuran juga menurun seperti tampak pada tanggal 1 Juni dan 1 Juli 2017. Angsuran tersebut diasumsikan

(14)

dibayar atau atas beban rekening giro Anita Firdaus. Dalam praktik bisa saja angsuran diterima bank dalam bentuk cek bank lain, warkat transfer masuk, warkat inkaso, uang tunai maupun slip penarikan tabungan. Untuk selanjutnya bisa dilakukan jurnal anggaran pokok dan bunga yang sama dengan jumlah menurun (sliding rate) sampai dengan jatuh tempo kredit.

Bagaimana bila kredit dicairkan tidak di hari akad kredit. Dalam hal seperti ini, bank akan melakukan pencatatan pada rekening administrative terlebih dahulu dengan jurnal credit rekening (CR) RAR Fasilitas Kredit yang belum ditarik sebesar plafon kredit yang belum di dropping atau direalisasi atau belum ditarik. Rekening ini akan lenyap seiring pencairan kredit dengan cara didebet RAR, Fasilitas Kredit yang belum ditarik sebesar penarikan kredit. Contoh:

Aplikasi Kredit Sdr.San Chai disetujui bank mandiri semarang pada tanggal 1 Mei 2017 dengan plafon kredit sebesar Rp600.000.000, suku bunga 24% dengan jangka waktu 3 tahun atau 36 bulan. Dalam trannsaksi ini Bank Mandiri Semarang membenani biaya provisi dan komisi 1%, biaya administrasi Rp200.000, biaya notaries Rp4.000.000, biaya materai Rp50.000. biaya asuransi kredit Rp 3.000.000. pada tanggal 15 Mei 2017, Sdr.San Chai baru datang ke bank dan menarik dananya dan dikreditkan ke rekenig gironya Rp300.000.000, untuk ditransfer ke Bank Mandiri cabang Bandung sebesar Rp200.000.000, sisanya ditarik tunai.

(15)

D. PERLAKUAN AKUNTANSI BUNGA KREDIT

Bunga kredit dibukukan tersendiri (terpisah dengan pokok kredit). Perlakuan bunga kredit akan dilihat dari kualitas kredit yang memberikan bunga. Bila kredit tergolong lancar, maka banyak bank bisa menerapkan accrual basis. Bank bisa melakukan pencatatan pendapatan bunga setiap saat pelaporan. Dengan demikian bunga yang belum jatuh tempo bisa saja dicatat sebagai piutang bunga ketika pelaporan keuangan dilakukan. Namun bagi kredit bermasalah (misalnya dalam pengawasan khusus, kurang lancar, diragukan, dan bahkan macet) maka bank akan memperlakukan pendapatan bunga berdasarkan cash basis. Bila benar-benar dilakukan, maka untuk mencatat pengakuan bunga yang belum dibayar debitur, bank akan mencatat dalam rekening administratif (kelompok kontijensi tagihan).

Contoh:

Pada 15 Desember 2016 Ny. San Chai tidak membayar angsurang kredit. Kredit tersebut sudah masuk kolektibilitas kurang lancar, maka pada 31 Desember ketika menysusun laporan keuangan perlu mencatat terlebih dahulu tunggakan angsuran sampai dengan 31 Desember 2016 dengan cash basis. Dengan demikian pada 31 Desember 2016 bank hanya mencatat pada rekening administratif kontijensi tagihan. Sedangkan pada 15 Januari 2016 kalau Ny Shancahi melunasi tunggakan angsuran 15 Desember 2016 dan membayar angsuran 15 Januari 2017, denda keterlambatan angsuran missal Rp230.000, maka pencatatan selengkapnya adalah:

Pada 31 Desember 2016 tercatat tunggakan bunga Rp13.671.750,08 adalah tunggakan bunga 1,5 bulan yaitu 16 November 2016 s/d 31 Desember 2016 atau Rp9,264,875.86 + (8,813,748.43/2), sedangkan untuk transaksi 15 januari 2017 bahwa angsurang pokok kredit dan bunga adalah untuk 2 bulan (16 November s/d 15 Januari 2017). Bila kredit tersebut masih tergolong lancar atau dalam perhatian khusus, maka bank menggunakan acrual basis yaitu:

(16)

E. KREDIT SINDIKASI

Kredit sindikasi sering disebut pembiayaan bersama.pembiayaan bersama ini merupakan wewenang kantor pusat selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerja sama pembiayaan ini melibatkan beberapa bank yang memiliki komitmen bersama untuk membiayai proyek tertentu. Hubungan kerja sama yang horizontal ini ditunjukkan melalui penyertaan pembiayaan tiap-tiap bank pada proyek tersebut. Contoh pembiayaan bersama : konsorsium,co-finanncing dan kredit sindikasi

Konsorsium adalah kerja sama pembiayaan di antara bank-bank pemerintah dalam pemberian kredit investasi dan ekploitasi, yang diatur oleh sebuah bank induk dan terdiri dari bank pemerintah sebagi anggota. Sedangkan co-financing adalah perkembangan dari pelaksanaan konsorsium. Pola kerja sama dalam co-financing adalah antara lembaga keuangan dengan bank-bank komersial

Kredit sindikasi adalah kerja sama pembiayaan yang secara teoritis tidak dibatasi baik dalam jumlah kredit,sektor pembiayaan maupun lembaga keuangan yang terlibat. Secara umum kredit sindikasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank

2. Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta 3. Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank peserta 4. Kerjasama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank peserta Dalam kaitannya dengan akuntasi,pembiayaan bersama ini dibawah koordinasi satu bank(koordinator/agen). Sebagai koordinator, maka akan menerima arus dana masuk dari beberapa bank peserta yang dicatat sebagai pinjaman diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini tetap outstanding hingga proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas

(17)

Dalam pembiayaan bersama, seluruh pendapatan bunga, pendapatan provisi dan administrasi,jumlah angsuranyang diterima, dan risiko kredit dibagi menurut share masing-masing bank peserta. Khusus masalah bunga digunakan weighted average interest rate

calculation method.

Contoh :

Untuk membiaya proyek PT X, bank A menjalin kerjasama dengan bank B, bank C,dan bank D. bank A ditunjuk selaku bank koordinator. Nilai pembiayan Rp.100.000.000.000, jangka waktu 2 tahun. Untuk merealisasi kredit sindikasi ini bank peserta harus melimpahkan dananya terlebih dahulu ke bank koordinator(bank A). pelimpahan dana ini merupakan transaksi antarbank sehingga aliran dana melalui bank Indonesia(kliring antar bank). Share dan suku bunga kredit sindikasi sebagai berikut :

Pada saat pelimpahan dana (misal 30 mei 2017) dari bank peserts ke bank coordinator ( bank A) maka dicatata oleh bank A sebagai berikut :

(18)

Untuk menentukan tingkat suku bunga yang dibebankan kepada debitur bisa dihitung sebagai berikut:

Dengan memperhatikan perhitungan tersebut,suku bunga kredit yang dibebankan kepada debitur adalah 19%. Tingkat suku bunga ini kemudian menjadi dasar untuk menentukan nilai angsuran pokok dan bunga serta distribusinya bagi masing-masing bank peserta

Pencatatan Alokasi Angsuran Bunga dan Pokok Kredit Sindikasi

Angsuran kredit sindikasi oleh bank koordinator bisa langsung didistribusikan/dilimpahkan ke bank peserta. Pencatatan angsuran bunga dan pokok harus dipisah rekeningnya. Untuk angsuran pertama (30 juni 2017) yang dilakukan ptx dengan beban giro dapat disajikan catatan jurnalnya di bank A yaitu:

Jurnal pelimpahan ini hanya mengkreditkan ke masing-masing rekening bank peserta yang ada di bank A. Bila bank peserta (B,C dan D) menarik dananya di bank A maka solusinya

(19)

melalui kliring. Sehingga bank A akan mendebet rekening Giro bank-bank lain dan mengkredit rekning giro bank BI.

F. RESTRUKTURISASI KREDIT

Kemungkinan kredit bermasalah selalu ada. Persoalannya adalah bagaimana menghadapi kredit yang bermasalah tanpa membunuh usaha debitur sekaligus memberikan solusi terbaik bagi bank maupun debitur itu sendiri. Retrukturisasi kredit memungkinkan usaha debitur terus berjalan dan dana perbankan dapat diselamatkan. Solusi ini dianggap terbaik saat ini. Retruski kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat dilakukan antara lain melalui penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan bunga kredit, pengurangan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur..

Namun yang perlu diketahui adalah bahwa tidak semua debitur yang bermasalah dapat direstrukturisasi kreditnya. Bank harus melihat prospek usaha debitur,bank dapat melakukan retrukrisasi kredit bila debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok atau bunga kredit. Sementara untuk debitur yang tidak memiliki prospek baik dapat saja dilikuidasi. Di samping itu restrukturisasi tidak diperkenankan apabila program Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produk (PPAP) yang lebih besar, atau penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual.

G. PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI KREDIT

Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada prinipnya dilaksanakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomer 54 tentang akuntansi utang bermasalah, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit (new net book carrying value) dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut:

a. Nilai tunai (present value) penerimaan kas masa depan (Expected future cash flows) sesuai dengan nilai kredit yang direstrukturisasi dengan menggunakan tingkat diskonto; atau

b. Nilai pasar dari kredit yang direstrukturisasi sepanjang nilai dimaksud dapat diperoleh, misalnya dari badan khusus dalam rangka penyehatan perbankan; atau

(20)

c. Nilai agunan dengan cara penilaian berdasarkan ketentuan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), apabila pengembalian kredit sangat tergantung pada agunan.

2) Dalam penghitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bungan efektif dari kredit sebelum restrukturisasi sebagai tingkat diskonto. Dalam hal akad kredit sebelum restrukturisasi menggunakan tigkat bunga tidak tetap, bank dapat menggunakan tingkat bunga yang mencerminkan tingkat bunga tidak tetap tersebut, misalnya dengan mengambil tingkat bunga pada saat dilakukan restrukturisasi kredit atau pada awal periode kredit memperoleh kualitas kredit tergolong untuk restrukturisasi.

3) Apabila nilai buku baru kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan salah satu metode perhitungan dalam butir 1 lebih kecil dari saldo kredit sebelum restrukturisasi, bank wajib memperhitungkan selisih tersebut sebagai kerugian. Kerugian tersebut dibebankan setelah diperhitungkan dengan PPAP karena perbaikan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi.

4) Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi untuk keperluan perhitungan nilai tunai sebagaimana dimaksud dalam butir 1, bank wajib menggunakan asumsi yang wajar sesuai dengan perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut realistis.

5) Dalam hal direstrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementar maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kerdit.

6) Dalam hal senbagian kredit direstrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara dan sebagian kredit direstrukturisasi dengan modifikasi persyaratan kredit maka pengakuan kerudian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit dan pengakuan kerugian atas modifikasi persyaratan kredit sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1

7) Perhitungan kerugian untuk Kredit Usaha Kecil (KUK) dan kredit konsumsi yang direstrukturisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit dengan menggunakan metode statistik atau dilakukan penilaian terhadap setiap fasilitas kredit sesuai dengan angka 1, angka 2, angka , dan angka 4.

(21)

8) Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan. Apabila terdapat perbedaan yang mendasar dalam proyeksi dan realisasi dari angsuran pokok dan bunga, jangka waktu, arus kas tiap bunga, atau nilai transaksi agunan, bank wajib menghitung kembali kerugian yang terjadi.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2017. Akuntansi Perbankan. Edisi Ketiga, Cetakan Kelima. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

(23)

RMK AKUNTANSI PERBANKAN

“Kredit yang Diberikan”

Oleh:

Kelompok 5

1. Putu Vio Narakusuma Ardayani ( 1515351012 ) 2. I Putu Indra Wijaya ( 1515351016 ) 3. Ni Made Prema Laksmi Wijaksana ( 1515351030 ) 4. Ni Putu Yunita Sari ( 1515351035 ) 5. Made Sukma Mutiara P. Sari ( 1515351037 ) 6. Made Bagus Satrya Pradhana ( 1515351047 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Referensi

Dokumen terkait

(NPF) terhadap Profitabilitas(3) Pengaruh Operational Efficiency Ratio (OER) terhadap Profitabilitas (4) Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Kondisi yang seharusnya terjadi apabila laba sebelum pajak naik maka jumlah kredit yang disalurkan dan penyisihan penghapusan aktiva produktif seharusnya menurun

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kredit yang diberikan, simpanan yang dihimpun, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Overhead, dan

Penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah rasio keuangan (Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Pemenuhan PPAP (Pemenuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada pelaksanaannya harus dilakukan secara konsisten, sehingga perlunya adanya pengawasan yang intensif

H6: Rasio Penyisihan penghapusan aktiva produktif ( PPAP), secara individu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Tingkat Efisiensi pada pada Bank

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh indikator kredit yaitu Non Performing Loan (NPL), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP),

“Apakah manajemen risiko kredit yang diproksikan dengan kecukupan modal, tingkat suku bunga kredit, cadangan penghapusan penyisihan penghapusan aktiva produktif, biaya