ANALISIS KONSEKUENSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN AKIBAT KEBOCORAN TANGKI PREMIUM YANG BERISI PENTANA, HEKSANA DAN HEPTANA DI PERTAMINA TERMINAL BBM JAKARTA GROUP, PLUMPANG
JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BREEZE
Ika Hertin Atmaja
Departemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email : Ika.hertin@ui.edu
Abstrak
Tangki timbun BBM yang berisi premium di PT X dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan karena sifat dari premium adalah mudah menguap. Dampak dari ledakan dan kebakaran tersebut bisa menimbulkan kerugian yang dirasakan pihak perusahaan ataupun lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemodelan software untuk bisa memproyeksikan seberapa jauh wilayah yang terkena dampak dari kebakaran dan ledakan dari tangki premium. Penelitian ini menggunakan software Breeze Incident Analyst. Hasil penelitian menunjukan seberapa jauh jumlah wilayah yang terkena dampak dari ledakan dan kebakaran, dari hasil tersebut dapat dibuat rekomendasi sistem tanggap darurat dan jalur evakuasi yang sesuai.
Abstract
Piled tank of premium fuel containing at PT X can cause fires and explosions due to the nature of the premium is volatile. The impact of the explosion and fires can cause damage that is felt by the company or the environment. Therefore, we need a modeling software to be able to project how much the affected area of the fire and the explosion of a tank left. This study uses Breeze Incident Analyst software. The results show how much the amount of the affected area of the explosion and fire, the results can be made on emergency response systems and evacuation routes accordingly
Keyword : Fire, Explosion, Breeze Incident Analyst,premium.
1. Pendahuluan
Di Jakarta pada khususnya, lokasi terpenting dari penyaluran BBM, gas dan energi ini adalah PT x. Perusahaan ini merupakan tempat penyaluran dan penimbunan bahan bakar minyak dan gas yang akan didistribusikan di sekitar wilayah jakarta. PT x mempunyai 24
tangki timbun dengan isi bahan bakar yang berbeda-beda pada setiap tangkinya. Tangki timbun adalah suatu sarana yang dipakai untuk menampung/menimbun BBM yang terdapat di dalam Instalasi maupun depot. Melihat lokasi PT x yang berada dijakarta utara dengan keberadaan suhu yang cukup extrim dan dengan kepadatan penduduk yang sangat padat,
hal ini dapat menimbulkan suatu potensi terbakarnya dari salah satu tempat penyimpanan BBM. Oleh karena itu untuk menyimpan dan menimbun BBM tersebut di perlukan suatu tangki timbun dengan perlengkapan-perlengkapan yang memenuhi persyaratan – persyaratan baik ditinjau dari segi safety, efisien dan standart design materialnya. Begitu pula
dalam perencanaanya harus
dipertimbangkan jarak keselamatan minimum antara tangki dan tangki lainnya Salah satu potensi bahaya yang harus diperhatikan secara serius adalah terjadinya kebakaran dan ledakan yang berasal dari tangki. Untuk menghindari terulangnya kejadian kebakaran dan ledakan yang serupa di tangki BBM sehingga menimbulkan kerugian materi maupun non materi, diperlukan analisis konsekuensi dispersi, kebakaran, kebakaran dan ledakan untuk mengetahui sejauh mana jangkauan wilayah dampak (threat zone) apabila terjadi kebocoran pada tangki premium. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai kasus tersebut dengan menggunakan piranti lunak BREEZE Incident Analyst Software untuk mengetahui seberapa jauh wilayah yang terkena dampak dari radiasi panas atau kebakaran dengan metode pool fire, metode BLEVE, seberapa jauh wilayah yang terkena dampak dari ledakan, dan jumlah populasi yang terkena dampak dari kebakaran dan ledakan. Dengan demikian, konsekuensi dari kejadian tersebut dapat diminimalisasi di kemudian hari dengan melakukan upaya pencegahan dan pengendalian.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sumber data yang diperoleh dengan menggunakan data sekunder dan data primer yang berupa observasi lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, dimana peneliti mendapatkan data tersebut dari pihak lain. Data sekunder penelitian ini dilakukan untuk
melihat seberapa jauh wilayah yang terkena dampak dari kebakaran dan ledakan tangki timbun yang berisi bahan bakar minyak. Tahapan dari penilitian ini dimulai dari menentukan skenario kebocoran tangki Bahan bakar gas atau cair yang dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan. Kemudian skenario kebocoran dan data sekunder lainnya dimasukkan dan diolah ke dalam software BREEZE untuk mendapatkan jangkauan wilayah yang terkena dampak kebakaran dan ledakan apabila terjadi kasus kebocoran pada tangki BBM.
Selain mendapat data sekunder, peneliti juga melakukan data primer dengan melakukan observasi langsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tangki BBM secara nyata, pengoperasian dan perawatan tangki. Dengan mengetahui 2 hal tersebut, data sekunder dan data primer dapat menjadi pembanding pada tangki-tangki yang akan dianalisis dan dapat mengetahui jumlah wilayah yang masuk dalam zona bahaya, sehingga dapat dihitung berapa banyak populasi yang masuk kedalam zona tersebut berdasarkan hasil simulasi.
3. Hasil dan pembahasan
Hasil penelitian ini membahas mengenai analisis konsekuensi kejadian kebakaran dan ledakan akibat kebocoran tangki premium yang berisi zat berupa pentana, heksana, dan heptana dengan menggunakan software BREEZE Incident
Analyst. Hasil analisis berupa jarak aman
dari titik kejadian kebocoran berupa tiga level jangkauan wilayah (Threat Zone). Simulasi dilakukan dengan asumsi kondisi atmosfer rata-rata harian ruang terbuka DKI Jakarta, yaitu sebagai berikut :
Waktu kejadian : 18 Desember 2012 Temperatur : 320C
Tekanan Udara : 1 atm Kecepatan angin : 8,4 m/s Kelembaban : 50%
arah selatan ) Stability class : D (A = very
unstable ; F = very stable )
Selain informasi mengenai kondisi atmosfer, penelitian ini memerlukan data masukan berupa kondisi fisik tangki premium yang berisi pentana, heksana dan heptana. Berikut adalah data mengenai tangki yang dilakukan penelitian :
Tinggi tangki : 11,198 m Diameter tangki : 48,788 m Volume tangki : 20496,383 L Suhu pada tangki : 305,15 K Tekanan : 1 atm Jenis tangki : Vertikal
Skenario dari penelitian juga diperlukan sebagai data masukan ke dalam software Breeze. berikut adalah data skenario yang dilakukan penelitian :
Tinggi tangki : 36 feet Diameter tangki : 160 feet Tinggi kebocoran : 30 cm Diameter kebocoran: 3 inches Volume zat kimia : 70 %
Titik koordinat lokasi kejadian juga tidak kalah pentingnya didalam melakukan penelitian ini. Lokasi yang dijadikan penelitian menggunakan google earth. Hasil dari pencarian tersebut dikonversikan kedalam‘The world coordinat converter’. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan koordinat X dan Y yang diperlukan data masukan BREEZE
Incident Analyst. Berdasarkan data tersebut, didapatkan koordinat lokasi penelitian sebagai berikut.
Koordinat Lokasi : Universal Transverse Mecator (UTM) zona 48
dengan hemisphere southterm X Coordinate : 710060,09 M Y Coordinate : 932148,86 M
Setelah keseluruhan data atmosfer, tangki, zat kimia, koordinat lokasi dan kebocoran yang akan dilakukan. Data–data tersebut dimasukan kedalam sotfware BREEZE Incident Analyst, selanjutnya adalah software tersebut akan run dan memeberikan hasil jangkauan wilayah
(threat zone) berupa Level of Concern (LoC) untuk masing-masing skenario. Berikut ini adalah pembahasan Level of
Concern dari hasil skenario yang telah di run sesuai dengan data masukan kedalam software BREEZE Incident Analyst.
A. Kebakaran dengan metode Pool Fire
Pada gambar diatas bahwa Kebakaran dengan metode pool fire ini berada dengan radius terjauh yaitu 116, 5 meter dari sumber kebocoran berada dalam kawasan industri. Radiasi panas ini tidak menutup kemungkinan untuk merambat kea pemukiman penduduk yang ada disekitar kejadian.
B. Kebakaran dengan metode BLEVE
Pada gambar diatas bahwa radius terjauh yaitu 976,7 meter dari sumber kebocoran berada dalam kawasan industri dan kearah pemukiman penduduk di tanah merah dan rawabadak. Zona berbahaya ini berada pada 436.8 meter dan melewati tangki yang ada disebelahnya yaitu tangki bernomer 14, 15 dan 16. Dalam kasus ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa memastikan apakah tangki-tangki tersebut dapat terbakar kembali dan menimbulkan kebakaran yang lebih luas.
C. Ledakan di Permukaan
Pada gambar diatas bahwa zona rendah level of concern (1 psig) berada pada jarak minimal 321,8 meter dari sumber kebocoran yang berada dalam kawasan industri dan kearah pemukiman penduduk di tanah merah dan rawabadak. Menurut NOAA,2001 ledakan sebsar 1 psig dapat menghancurkan kaca yang ada disekitarnya, dalam hal ini adalah pemukiman sekitar rawa badak.
D. Ledakan di udara bebas.
Pada gambar diatas bahwa zona rendah level of concern (1 psig) berada pada jarak minimal 318,1 meter dari sumber kebocoran yang berada dalam kawasan industri dan kearah pemukiman penduduk di tanah merah dan rawabadak. Menurut NOAA,2001 ledakan sebsar 1 psig dapat menghancurkan kaca yang ada disekitarnya, dalam hal ini adalah pemukiman sekitar rawa badak.
E. Penanganan Kebakaran dan Ledakan di Pertamina Plumpang
Berdasarkan hasil simulasi mengenai dampak kebocoran tangki premium yang brujung pada peristiwa kebakaran dan ledakan, maka dilakukannya penanganan tanggap darurat dan jalur evakuasi di area tersebut. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan adalah :
a) Bila terjadi keadaan darurat ataupun kebakaran, maka wajib membunyikan
sirine atau alarm
b) Bila terjadi keadaan darurat ataupun bahaya kebakaran, kecelakaan, ataupun yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. siapapun yang tahu dan melihat kejadian tersebut sebaiknya segera bertindak sesuai dengan ketentuan berikut :
c) Petugas pemadam kebakaran segera mengevakuasi pekerja dan orang-orang yang berada di area tersebut. Petugas pemadam kebakaran yang lainnya segera memadamkan api yang berasal dari tangki.
d) Di assembly point, petugas penanggulangan tanggap darurat menghitung kelengkangan jumlah pekerja diarea tersebut
e) Apabila jumlah pekerja lengkap dan
clear maka petugas kebakaran ataupun
penanggulangan keadaan darurat segera ke lokasi kejadian kebakaran untuk memadamkan api.
f) Apabila api tidak padam, maka petugas segera meminta bantuan kepada petugas kebakaran di area diJakarta.
F. Jalur Evakuasi Keadaan darurat Evakuasi adalah suatu tindakan penyelamatan dengan cara menjauhi tempat terjadinya keadaan darurat menuju ke tempat yang lebih aman (assembly
point) karena dipertimbangkan bahwa
keadaan darurat dapat merambat lebih luas dan membahayakan pekerja dan penduduk yang ada disekitar kejadian. Berikut adalah rekomendasi jalur evakuasi yang telah dibuat PT x
G. Jumlah Populasi Yang Beresiko Terpapar Kebakaran dan Ledakan Akibat Kebocoran Tangki BBM.
PT. x memiliki jumlah karyawan yang terdiri dari 352 orang dengan komposisi karyawan didepot BBM sejumlah 237 orang dan depot LPG sejumlah 112 orang. Pemukiman rawabadak yang berada disekitar PT.x terdiri dari rawabadak selatan dan utara sebesar 81960 penduduk dengan kerapatan penduduk 36149 orang /km2 Beresiko terpapar kebakaran dan ledakan yang terjadi (sensus penduduk210).
Hasil dari pemodelan kebakaran dengan metode BLEVE dapat diketahui bahwa populasi yang terkena dampak kebakaran di daerah pemukiman rawabadak adalah 5122 orang. Hasil ini didapatkan dari 1/8 wilayah yang terkena radiasi panas dikali dengan 81960 orang.
Hasil dari pemodelan ledakan dengan metode Surface and free-air dapat diketahui bahwa populasi yang terkena dampak ledakan didaerah pemukiman rawabadak adalah 1280 orang. Hasil ini didapatkan dari 1/12 wilayah yang terkena radiasi panas dikali dengan 81960
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan Breeze Incident Analyst, estimasi area kebakaran dengan metode
Pool fire, BLEVE,dan ledakan di
permukaan ataupun di udara bebas berdampak di lingkungan kerja PT x dan sebagian besar pemukiman penduduk disekitar rawa badak.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Orang tua yang telah memberikan doa dan usahanya kepada penulis. Ibu dr. Fatma lestari M.Si.,Ph.D. selaku pembimbing akademik atas bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan.
Daftar Pustaka
A.Crowl, D. (2003). Understanding Explosion. 3 Park Avenue, New York: Center for
Chemical Process Safety of The American Institute of Chemical Engineers.
Argyropoulos.C.D. (2010). Modelling Pollutans Dispersion and Plume Rise From large Hydrocarbon tank fires in neutrally stratified atmosphere. Atmospheric Environment , 803-813.
Arthur E.cote, P. (Nineteenth edition 1 volume 1). Fire and protection handbook.
Assael, M. &. (2010). Fires, Explosions and Toxic Gas Dispersions : Effect Calculation and Risk Analysis. New York: CRC Press.
bjerketvedt, D. &. (1997). Gas Explosion Handbook. Journal of Hazardous Material,52 , 1-150.
C.A, W. (1989). Hazardous waste
management. McGraw-Hill Book. center, f. s. (2010). information about the fire
triangle / tetrahedron or combustion. Dipetik Desember 14, 2012, dari http://www.firesafe.org.uk/information-about- the-fire-triangletetrahedron-and-combustion/
Chang, J. c. (2006). A study of storage tank Accidents. Journal of loss Prevention In The Process Industries , 51-59. Energi, I. (2012). Kebutuhan Energi Mencapai
15 Miliar . Dipetik Desember 14, 2012, dari Isuenergi: isuenergi.com
Engineers, T. A. Handbook center for chemical Process safety of the american Institute of Chemical Engineers. new york, NY 10017: 345 east 47 street. equipment, A. g. (t.thn.).
Design-manufacturing, Assembly, Commisioning, Maintenance. Dipetik Desember 24, 2012, Habawi M.E., e. a. (2008). Rapid Analysis of
Risk Assessment Using Developed Simulation of Chemical Industrial Accidents Software Package.
International Journal Environment Science Tech , 53-64.
Keshavarz, G. (t.thn.). Fire and Explosion Consequence modeling in the Artic region. journal of proquest .
Khan F.I, A. S. (1999b). TORAP - a new tod for Conducting Rapid Risk Assesment in Petroleum Refineres and
Petrochemical Industries. Journal Loss Prevention in the Process Industries.12 , 299-313.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). (2012). oil and chemical overpressure levels concern. Dipetik Desember 27, 2012, dari Response. restoration.noaa.gov Nolan, D. P. (1996). Handbook of Fire And
Explosion Protection Engineering Principles For Oil, Gas,Chemical, And Related Facilities. . New Jersey: Noyes Publications.
Pertamina. (2011). Pedoman Organisasi dan Penanggulangan keadaan darurat. Jakarta: Pertamina.
pool fire. (2012). Dipetik Desember 20, 2012, dari http://www.unizar.es/ guiar/1/ Accident/ An_conse/Charco.htm Pujiarini, I. (2011). Analisis Potensi Risiko
Keselamatan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Depok Tahun 2011. Tesis. Depok.
Pula R. Khan F.I, V. B. (2006). A Grid based Approach for fire and Explosion Consequence Analysis. Process Safety and Environmental Protection 84 (B2) , 79-91.
S.A, K. F. (1999d). Major Accidents in Process Industries and an Analysis of Causes and Consequences. Journal of Loss Prevention in The Process Industries , 361-378.
S.Sklavounos, F. &. (2004). Major hazards Analysis For Population Adjacent to
Chemical Storage Facilities. . Proses Safety and Environmental , 341-351. Triniticonsultants. (2012, - -). BREEZE
software. Dipetik 10 2, 2012, dari breeze- sofware.com :
file:///C:/Users/TOSHIBA/Desktop/Cu stom%20Environmental%20
Software%20-%20Breeze.htm
Yprawira. (2012). Pengaruh Tingkat Konsumsi BBM Masyarakat Terhadap Cadangan Energi Nasional. Dipetik Desember 6, 2012, dari Yprawira.wordpress.com