• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat DM Tipe 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat DM Tipe 2"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT

REFERAT

DIABETES MELITUS TIPE 2

DIABETES MELITUS TIPE 2

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH:

ANDARI PUTRI WARDHANI ANDARI PUTRI WARDHANI

I11110053 I11110053

PEMBIMBING KEPANITERAAN KLINIK: PEMBIMBING KEPANITERAAN KLINIK:

dr. Agug Nugr!"!# M.S$.# S%. PD dr. Agug Nugr!"!# M.S$.# S%. PD

KEPANITERAAN KLINIK KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PEN&AKIT DALAM STASE ILMU PEN&AKIT DALAM

RUMAH SAKIT UNI'ERSITAS TAN(UNGPURA RUMAH SAKIT UNI'ERSITAS TAN(UNGPURA

PERIODE ) APRIL * 11 (UNI 201+ PERIODE ) APRIL * 11 (UNI 201+

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dia

Diabetebetes s MelMelituitus s (DM(DM) ) adaadalah lah suasuatu tu sinsindrodroma ma kliklinis nis kelkelainainan an metametabolbolik,ik, ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek  ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek  kerja insulin atau keduanya. Beberapa jenis yang berbeda dari DM disebabkan oleh kerja insulin atau keduanya. Beberapa jenis yang berbeda dari DM disebabkan oleh int

interaeraksi ksi yanyang g kokomplmpleks eks dardari i fakfaktor tor gengenetietika ka dan dan linlingkugkungangan. n. TTerergangantuntung g padpadaa etiologi DM, faktor yang berperan pada hiperglikemia termasuk kurangnya sekresi etiologi DM, faktor yang berperan pada hiperglikemia termasuk kurangnya sekresi in

insusulilin, n, pepenunururunanan n pepengnggugunanaan an glglukukososa, a, dadan n pepeniningngkatkatan an prprododukuksi si glglukukososa.a. Dis

Disregregulaulasi si metmetaboabolik lik yayang ng berberhubhubungungan an dendengan gan DM DM menmenyebyebabkabkan an perperubaubahanhan  patofisiologis

 patofisiologis sekunder sekunder beberapa beberapa sistem sistem organ organ yang yang memaksakan memaksakan beban beban yang yang luar luar   biasapada individu dengan diabetes dan pada sistem perawatan kesehatan. Di 

 biasapada individu dengan diabetes dan pada sistem perawatan kesehatan. Di merikamerika !e

!erikrikat, at, DM DM adadalalah ah pepenynyebebab ab ututamama a dadari ri pepenynyakakit it giginjnjal al tahtahap ap akakhihir r ("("!#!#D),D), non

nontratraumaumati$ ti$ ampamputasutasi i eksekstremtremitas itas bawbawah, ah, dan dan kebkebutautaan an dewdewasa. asa. %al %al ini ini jugjugaa mer

merupaupakan kan prepredisdisposposisi isi penpenyayakit kit karkardiodiovaskvaskulaular. r. DenDengan gan menmeningingkatkatnya nya insiinsidenden infeksi di seluruh dunia, DM akan kemungkinan penyebab utama morbiditas dan infeksi di seluruh dunia, DM akan kemungkinan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masa depan

mortalitas di masa depan

World Health Organization

World Health Organization (&%') memperkirakan, prevalensi global diabetes (&%') memperkirakan, prevalensi global diabetes melitus tipe  akan meningkat dar

melitus tipe  akan meningkat dari * juta orang menjadi + juta i * juta orang menjadi + juta tahun -+-. &%'tahun -+-. &%' mem

memperperkirakirakan kan ndndoneonesia sia menmendudduduki uki ranrankinking g ke/0 ke/0 di di dundunia ia daldalam am hal hal jumjumlahlah  penderita diabetes setelah

 penderita diabetes setelah 1hina, ndia dan merika !erikat. 2ada tahun ---, jumlah1hina, ndia dan merika !erikat. 2ada tahun ---, jumlah  penderita

 penderita diabetes diabetes men$apai men$apai 3,0 3,0 juta juta dan dan diperkirakan diperkirakan pada pada tahun tahun -+- -+- jumlahjumlah  penderita

 penderita diabetes diabetes di di ndonesia ndonesia akan akan berjumlah berjumlah ,+ ,+ juta. juta. TeTetapi, tapi, hanya hanya 4-5 4-5 daridari  penderita

 penderita diabetes diabetes di di ndonesia ndonesia menyadari menyadari bahwa bahwa mereka mereka menderita menderita diabetes, diabetes, dandan hanya +-5 dari penderita melakukan pemeriksaan se$ara teratur.

hanya +-5 dari penderita melakukan pemeriksaan se$ara teratur.

Diabetes Melitus tipe , disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan Diabetes Melitus tipe , disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan  baik, kadar

 baik, kadar insulin dapat insulin dapat normal, rnormal, rendah atau endah atau bahkan meningkat bahkan meningkat tetapi tetapi fungsi insulinfungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 2eningkatan insidensi diabetes untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 2eningkatan insidensi diabetes melitus di ndonesia tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya melitus di ndonesia tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya kom

kompliplikaskasi i krokronik nik diadiabetbetes es melmelituitus. s. DenDengan gan demdemikiikian, an, penpengetgetahuahuan an menmengengenaiai diabetes dan komplikasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.

diabetes dan komplikasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.

BAB II BAB II

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dia

Diabetebetes s MelMelituitus s (DM(DM) ) adaadalah lah suasuatu tu sinsindrodroma ma kliklinis nis kelkelainainan an metametabolbolik,ik, ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek  ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek  kerja insulin atau keduanya. Beberapa jenis yang berbeda dari DM disebabkan oleh kerja insulin atau keduanya. Beberapa jenis yang berbeda dari DM disebabkan oleh int

interaeraksi ksi yanyang g kokomplmpleks eks dardari i fakfaktor tor gengenetietika ka dan dan linlingkugkungangan. n. TTerergangantuntung g padpadaa etiologi DM, faktor yang berperan pada hiperglikemia termasuk kurangnya sekresi etiologi DM, faktor yang berperan pada hiperglikemia termasuk kurangnya sekresi in

insusulilin, n, pepenunururunanan n pepengnggugunanaan an glglukukososa, a, dadan n pepeniningngkatkatan an prprododukuksi si glglukukososa.a. Dis

Disregregulaulasi si metmetaboabolik lik yayang ng berberhubhubungungan an dendengan gan DM DM menmenyebyebabkabkan an perperubaubahanhan  patofisiologis

 patofisiologis sekunder sekunder beberapa beberapa sistem sistem organ organ yang yang memaksakan memaksakan beban beban yang yang luar luar   biasapada individu dengan diabetes dan pada sistem perawatan kesehatan. Di 

 biasapada individu dengan diabetes dan pada sistem perawatan kesehatan. Di merikamerika !e

!erikrikat, at, DM DM adadalalah ah pepenynyebebab ab ututamama a dadari ri pepenynyakakit it giginjnjal al tahtahap ap akakhihir r ("("!#!#D),D), non

nontratraumaumati$ ti$ ampamputasutasi i eksekstremtremitas itas bawbawah, ah, dan dan kebkebutautaan an dewdewasa. asa. %al %al ini ini jugjugaa mer

merupaupakan kan prepredisdisposposisi isi penpenyayakit kit karkardiodiovaskvaskulaular. r. DenDengan gan menmeningingkatkatnya nya insiinsidenden infeksi di seluruh dunia, DM akan kemungkinan penyebab utama morbiditas dan infeksi di seluruh dunia, DM akan kemungkinan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masa depan

mortalitas di masa depan

World Health Organization

World Health Organization (&%') memperkirakan, prevalensi global diabetes (&%') memperkirakan, prevalensi global diabetes melitus tipe  akan meningkat dar

melitus tipe  akan meningkat dari * juta orang menjadi + juta i * juta orang menjadi + juta tahun -+-. &%'tahun -+-. &%' mem

memperperkirakirakan kan ndndoneonesia sia menmendudduduki uki ranrankinking g ke/0 ke/0 di di dundunia ia daldalam am hal hal jumjumlahlah  penderita diabetes setelah

 penderita diabetes setelah 1hina, ndia dan merika !erikat. 2ada tahun ---, jumlah1hina, ndia dan merika !erikat. 2ada tahun ---, jumlah  penderita

 penderita diabetes diabetes men$apai men$apai 3,0 3,0 juta juta dan dan diperkirakan diperkirakan pada pada tahun tahun -+- -+- jumlahjumlah  penderita

 penderita diabetes diabetes di di ndonesia ndonesia akan akan berjumlah berjumlah ,+ ,+ juta. juta. TeTetapi, tapi, hanya hanya 4-5 4-5 daridari  penderita

 penderita diabetes diabetes di di ndonesia ndonesia menyadari menyadari bahwa bahwa mereka mereka menderita menderita diabetes, diabetes, dandan hanya +-5 dari penderita melakukan pemeriksaan se$ara teratur.

hanya +-5 dari penderita melakukan pemeriksaan se$ara teratur.

Diabetes Melitus tipe , disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan Diabetes Melitus tipe , disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan  baik, kadar

 baik, kadar insulin dapat insulin dapat normal, rnormal, rendah atau endah atau bahkan meningkat bahkan meningkat tetapi tetapi fungsi insulinfungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 2eningkatan insidensi diabetes untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 2eningkatan insidensi diabetes melitus di ndonesia tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya melitus di ndonesia tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya kom

kompliplikaskasi i krokronik nik diadiabetbetes es melmelituitus. s. DenDengan gan demdemikiikian, an, penpengetgetahuahuan an menmengengenaiai diabetes dan komplikasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.

diabetes dan komplikasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.

BAB II BAB II

(4)

TIN(AUAN PUSTAKA TIN(AUAN PUSTAKA

A

A.. D,D,--//

Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikan Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan  protein diakibatkan

 protein diakibatkan oleh kelainan oleh kelainan sekresi sekresi insulin, kerja insulin, kerja insulin maupun insulin maupun keduanya.keduanya. %

%iipperergglilikkememiia a kkrroonniis s ppaadda a diiaabd beettes es mmelelitituus s aakkaan n ddiiseserrttai ai ddenenggaann kerusakan,ganguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, kerusakan,ganguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf,  jantung,

 jantung, dan dan pembuluh pembuluh darah. darah. &a&alaupun laupun pada pada diabetes diabetes melitus melitus ditemukanditemukan gangu

ganguan an metabometabolisme semua lisme semua sumbesumber r makanmakanan an tubutubuh h kita, kelainan metabolismkita, kelainan metabolismee yang paling utama

yang paling utama ialah kelainan metaboliialah kelainan metabolisme sme karbokarbohidarhidarat. at. 'leh karena itu'leh karena itu dia

diagnognosis sis diadiabetbetes es melmelituitus s selaselalu lu berberdasdasarkarkan an tintinginginya ya kadkadar ar gluglukokosa sa daldalamam  plasma darah.

 plasma darah. Dia

Diabetbetes es MelMelituitus s tiptipe e , , disdisebaebabkabkan n insinsuliulin n yanyang g ada ada tidtidak ak dapdapat at bekbekerjaerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 6arena insulin fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 6arena insulin tetap dihasilkan oleh sel/sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe  dianggap tetap dihasilkan oleh sel/sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe  dianggap sebagai

sebagai non insulin dependent diabetes mellitusnon insulin dependent diabetes mellitus. kibatnya glukosa dalam darah. kibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan *45 dari penderita DM type  ini tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan *45 dari penderita DM type  ini den

dengan gan obeobesitasitas s atau kegematau kegemukaukan n dan dan biabiasanysanya a dikdiketahetahui ui DM DM setesetelah lah usiusia a +- +-tahun.

tahun.

B.

B. E%E%dd,,!!!g!g 2re

2revalvalensensi i DM DM sulsulit it ditditententukaukan n karkarena ena stanstandar dar penpenetaetapan pan diadiagnognosisnsisnyaya  berbeda/beda.

 berbeda/beda. Berdasarkan Berdasarkan kriteria kriteria meri$an meri$an Diabetes Diabetes so$iation so$iation tahun tahun -- (D -

(D -), sekitar -, juta ), sekitar -, juta orang di merika !erikat menderita DM. !ementaraorang di merika !erikat menderita DM. !ementara it

itu, u, di di nndodonenesisia a prprevevalalenensi si DM DM sesebebesasar r ,,4/4/,,+5 +5 pependndududuk uk uusisia a 7744 tahun,bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar ,5.

tahun,bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar ,5.

6ejadian DM Tipe  pada wanita lebih tinggi daripada laki/laki. &anita 6ejadian DM Tipe  pada wanita lebih tinggi daripada laki/laki. &anita lebih berisiko mengidap diabetes karena se$ara fisik wanita memiliki peluang lebih berisiko mengidap diabetes karena se$ara fisik wanita memiliki peluang  peningkatan

 peningkatan indeks indeks masa masa tubuh tubuh yang yang lebih lebih besar. besar. %asil %asil #iset #iset 6esehatan 6esehatan Dasar Dasar   pada

 pada tahun tahun --3, --3, menunjukan menunjukan prevalensi prevalensi DM DM di di ndonesia ndonesia membesar membesar sampaisampai 4*5, pada tahun - angka kejadian diabetes melitus di dunia adalah sebanyak  4*5, pada tahun - angka kejadian diabetes melitus di dunia adalah sebanyak  +* juta jiwa,

(5)

 populasi dunia yang menderita diabetes mellitus dan hanya 45 dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe .

2emeriksan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakan diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya komplikasi. Dengan demikian,  perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat men$egah komplikasi.

. K/-4/

6lasifikasi Diabetes Melitus, yaitu9 . Diabetes Melitus Tipe 

DM ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah yang terjadi akibat kerusakan dari sel beta pankreas. :ejala yang menonjol adalah sering ken$ing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.

. Diabetes Melitus Tipe 

DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar  insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. kibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan *45 dari penderita DM type  ini dengan obesitas atau kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia +- tahun.

+. Diabetes Melitus Tipe lain

a. Defek genetik pada fungsi sel beta  b. Defek genetik pada kerja insulin

$. 2enyakit eksokrin pankreas d. "ndokrinopati

e. Diinduksi obat atau ;at kimia f. nfeksi

g. munologi 0. DM :estasional

D. A! P4r,/

2ankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah lambung dalam abdomen. 'rgan ini memiliki  fungsi9 fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas,

(6)

memproduksi $airan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam usus halus. 2ankreas terdiri dari  jaringan utama, !loane (--+), yaitu9

/ sini sekresi getah pen$ernaan ke dalam duodenum.

/ 2ulau langerhans yang mengeluarkan sekretnya keluar. Tetapi, menyekresikan insulin dan glukagon langsung ke darah.

2ulau/pulau <angerhans yang menjadi sistem endokrinologi dari pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya /+ 5 dari berat total pankreas. 2ulau langerhans berbentuk opoid dengan besar masing/masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terke$il adalah 4-=, sedangkan yang terbesar +--=, terbanyak adalah yang besarnya --/4=. >umlah semua pulau langerhans di  pankreas diperkirakan antara / juta.

G6r 1. natomi 6elenjar 2ankreas

!el endokrin dapat ditemukan dalam pulau/pulau langerhans, yaitu kumpulan ke$il sel yang tersebar di seluruh organ. da 0 jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau/pulau tersebut9

/ !el alfa, jumlah sekitar -/0- 5, memproduksi glukagon yang menjadi faktor  hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai antiinsulin like a$tivity.

/ !el beta menyekresi insulin yang menurunkan kadar gula darah.

/ !el delta menyekresi somastatin, hormon penghalang hormon pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon dan insulin.

/ !el ? menyekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pen$ernaan untuk  fungsi yang tidak jelas.

(7)

G6r 2. 2ulau <angerhans

nsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah.

!intesis insulin dimulai dalam bentuk prepoinsulin ( precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan en;im peptidase,  prepoinsulin mengalami peme$ahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung/gelembung ( secretory vesicle) dalam sel tersebut. Di sini, dengan bantuan en;im peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida/1 (1/peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan se$ara bersamaan melalui membran sel.

Mekanisme se$ara fisiologis di atas, diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme glukosa, sehubungan dengan fungsi insulin dalam proses utilasi glukosa dalam tubuh. 6adar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta memproduksi insulin, meskipun beberapa jenis asam amino dan obat/obatan, juga dapat memiliki efek yang sama. Mekanisme sintesis dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan terhadap sel beta $ukup rumit, dan belum sepenuhnya dipahami se$ara  jelas.

da beberapa tahapan dalam sekresi insulin, setelah molekul glukosa memberikan rangsangan pada sel beta. 2ertama, proses untuk dapat melewati membran sel yang membutuhkan senyawa lain. :lu$ose transporter (:<@T) adalah senyawa asam amino yang terdapat dalam berbagai sel yang berperan  proses metabolisme glukosa. ?ungsinya sebagai AkenderaanA pengangkut glukosa masuk dari luar ke dalam jaringan tubuh. :lu$ose transforter (:<@T ) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari

(8)

dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. 2roses ini merupakan langkah  penting, agar selanjutnya ke dalam sel, molekul glukosa tersebut dapat mengalami  proses glikolisis dan fosforilasi yang akan membebaskan molekul T2. Molekul T2 yang terbebas tersebut, dibutuhkan untuk mengaktifkan proses penutupan 6  $hannel yang terdapat pada membran sel. Terhambatnya pengeluaran ion 6 dari dalam sel menyebabkan depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh  proses pembukaan 1a $hannel. 6eadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion 1a⁺ sehingga meningkatkan kadar ion 1aintrasel, suasana yang dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang $ukup rumit dan  belum seutuhnya dapat dijelaskan.

E. F/!!g

P,gur H!,!/// Gu4!/

%omeostasis glukosa men$erminkan keseimbangan antara produksi glukosa hepatik dan pengambilan glukosa perifer dan pemanfaatannya. nsulin adalah regulator terpenting dari keseimbangan metabolisme ini, tapi sinyal saraf, sinyal metabolik, dan hormon lainnya (misalnya, glukagon) menghasilkan pengontrolan terpadu untuk pasokan dan pemanfaatan glukosa.

'rgan yang mengatur glukosa dan lipid berkomunikasi dengan mekanisme saraf dan humoral dengan lemak dan otot memproduksi adipokines, myokines, dan metabolit yang mempengaruhi fungsi hati. Dalam keadaan puasa, kadar  insulin yang rendah meningkatkan produksi glukosa dengan mempromosikan glukoneogenesis hepatik dan glikogenolisis dan mengurangi penyerapan glukosa di jaringan sensitif insulin (otot rangka dan lemak), sehingga meningkatkan mobilisasi prekursor disimpan seperti asam amino dan asam lemak bebas (lipolisis).

(9)

G6r 3. #egulasi %omeostasis :lukosa.

:lukagon, disekresikan oleh sel alfa pankreas ketika glukosa darah atau insulin tingkat rendah, merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis oleh hati dan medula ginjal. 2ada saat postprandial, beban glukosa memun$ulkan kenaikan insulin dan penurunan glukagon, mengarah ke pembalikan proses ini. nsulin, suatu hormon anabolik, mempromosikan penyimpanan karbohidrat dan lemak dan sintesis protein. Bagian utama dari glukosa postprandial digunakan oleh otot rangka, efek dari penyerapan glukosa yang dirangsang oleh insulin. >aringan lain, terutama otak, menggunakan glukosa dalam model insulin insulin. ?aktor/faktor  yang disekresi oleh miosit skeletal (irisin), adiposit (leptin, resistin, adiponektin, dll), dan tulang juga mempengaruhi homeostasis glukosa.

B!/,// I/u

nsulin diproduksi di sel beta dari pulau pankreas. %al ini awalnya disintesis sebagai rantai tunggal asam amino/3 prekursor polipeptida, preproinsulin. 2engolahan proteolitik selanjutnya menghilangkan sinyal peptida terminal amino, sehingga menimbulkan proinsulin. 2roinsulin se$ara struktural terkait dengan faktor pertumbuhan seperti insulin  dan , yang mengikat lemah pada reseptor  insulin. 2embelahan fragmen +, residu internal dari proinsulin menghasilkan  peptida 1 dan  ( asam amino) dan B (+- asam amino) rantai insulin, yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Molekul insulin matang dan 1 peptida disimpan bersama/sama dan untuk disekresikan dari butiran sekresi dalam sel  beta. 6arena 1 peptida dibersihkan lebih lambat dari insulin, itu adalah penanda

yang berguna sekresi insulin dan memungkinkan diskriminasi sumber endogen dan eksogen insulin dalam evaluasi hipoglikemia. !el beta pankreas mensekresikan islet amyloid polypeptide (22) atau amylin, suatu peptida +*/ asam amino, bersama dengan insulin. 2eran 22 dalam fisiologi normal tidak  lengkap ditetapkan, tetapi merupakan komponen utama dari fibril amiloid yang ditemukan di pasien dengan diabetes tipe , dan analog kadang/kadang digunakan dalam mengobati tipe  dan tipe  DM. nsulin manusia diproduksi oleh teknologi DC rekombinan perubahan struktural pada satu atau lebih residu asam amino memodifikasi karakteristik fisik dan farmakologinya.

S,4r,/ I/u

:lukosa adalah tombol pengatur sekresi insulin oleh sel beta pankreas, meskipun asam amino, keton, berbagai nutrisi, peptida gastro/intestinal, dan

(10)

neurotransmitter juga mempengaruhi sekresi insulin. 6adar glukosa 7+,8 mmol < (*- mgEd<) merangsang sintesis insulin, terutama dengan meningkatkan protein translation dan pro$essing. :lukosa menstimulasi sekresi insulin dimulai dengan transportasi ke dalam sel beta oleh transporter glukosa fasilitatif.

G6r ). Mekanisme glukosa merangsang sekresi insulin dan kelainan pada diabetes.

?osforilasi glukosa oleh glukokinase adalah langkah tingkat pembatas yang mengontrol glukosa dalam regulasi sekresi insulin. Metabolisme selanjutnya glukosa//fosfat melalui glikolisis menghasilkan T2, yang menghambat aktivitas dari 6 sensitif T2F $hannel. 6anal ini terdiri dari dua protein yang terpisah9 satu adalah tempat pengikatan hipoglikemik oral tertentu (misalnya, sulfonilurea, meglitinides) yang lain adalah dalam hati meluruskan 6 F $hannel protein (6ir.). 2enghambatan kanal 6F ini menginduksi depolarisasi membran sel beta, yang membuka tegangan saluran kalsium tergantung (yang mengarah ke masuknya kalsium) dan menstimulasi sekresi insulin. nsulin profil sekretori mengungkapkan berdenyut pat/tern dari pelepasan hormon, dengan semburan yang keluar ke$il terjadi sekitar setiap - menit, ditumpangkan pada osilasi amplitudo lebih besar dari sekitar 3-/4- menit. n$retins dilepaskan dari sel/sel neuroendokrin dari saluran pen$ernaan setelah asupan makanan dan memperkuat sekresi insulin glukosa/dirangsang dan menekan sekresi glukagon. :lukagon/like  peptide  (:<2/), in$retin paling ampuh, dilepaskan dari sel/sel < di usus ke$il dan merangsang sekresi insulin hanya ketika glukosa darah di atas tingkat puasa. n$retin analog atau agen farmakologis yang memperpanjang aktivitas endogen :<2/ meningkatkan sekresi insulin.

(11)

!etelah insulin disekresikan ke dalam sistem vena portal, G4-5 dihapus dan terdegradasi oleh hati. nsulin yang tak terekstraksi memasuki sirkulasi sistemik di mana ia mengikat reseptor di situs sasaran. nsulin mengikat reseptor yang akan merangsang aktivitas tyrosine kinase intrinsik, yang mengarah ke autofosforilasi reseptor dan perekrutan molekul sinyal intra$ellular, seperti substrat reseptor  insulin (#!). #! dan protein adaptor lainnya menginisiasi kaskade kompleks reaksi phosphorylation dan defosforilasi, mengakibatkan metabolisme luas dan efek mitogenik insulin. !ebagai $ontoh, aktivasi dari fosfatidilinositol/+H/kinase (2/+/kinase) jalur merangsang translokasi dari transporter glukosa fasilitatif  (misalnya, :<@T0) ke permukaan sel, sebuah a$ara yang sangat penting untuk   penyerapan glukosa oleh otot rangka dan lemak. ktivasi jalur reseptor insulin

signaling lainnya menginduksi sintesis glikogen, sintesis protein, lipogenesis, dan regulisasi berbagai gen dalam sel insulin responsif.

F. P!-/!!g DM T%, II

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan

insulin se$ara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui +  jalan, yaitu9

a. #usaknya sel/sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus, ;at kimia, dll)  b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas

$. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.

Dalam patofisiologi DM tipe  terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu9

/ #esistensi insulin

/ Disfungsi sel B pan$reas

DM tipe  mungkin men$akup berbagai gangguan dengan fenotipe umum dari hiperglikemia.

* P,r6g G,,4 

DM tipe  memiliki komponen genetik yang kuat. 6esesuaian DM tipe   pada kembar identik adalah antara *- dan 8-5. ndividu dengan orangtua dengan DM tipe  memiliki peningkatan risiko diabetes jika kedua orang tua memiliki DM tipe , risiko mendekati 0-5. #esisten insulin, seperti yang ditunjukkan oleh  penggunaan glukosa berkurang di otot rangka, hadir dalam banyak kerabat nondiabetes, pertama/tingkat individu dengan DM tipe . 2enyakit ini poligenik  dan multifaktor, karena selain kerentanan genetik, faktor lingkungan (seperti obesitas, gi;i, dan aktivitas fisik) memodulasi fenotip. <ingkungan di dalam rahim

(12)

 juga berkontribusi, dan baik ditambah atau dikurangi berat badan lahir  meningkatkan risiko DM tipe  di usia dewasa. :en yang mempengaruhi mengetik  DM yang tidak lengkap diidentifikasi, namun studi asosiasi genome  baru/baru ini telah mengidentifikasi sejumlah besar gen yang menyampaikan risiko yang relatif ke$il untuk tipe  DM (7*- gen, masing/masing dengan risiko relatif ,-/,4). 2aling menonjol adalah varian dari faktor transkripsi *, seperti  gen yang telah dikaitkan dengan DM tipe  di beberapa populasi dan dengan :T dalam satu populasi berisiko tinggi untuk diabetes. 2olimorfisme genetik yang terkait dengan DM tipe  juga telah ditemukan dalam gen yang mengkode  peroksisom proliferator/a$tivated re$eptor I, ke dalam meluruskan kanal kalium, transporter Jin$, #!, dan $alpain -. Mekanisme lokus genetik yang meningkatkan kerentanan untuk DM tipe  masih tidak jelas, tetapi kebanyakan diperkirakan mengubah fungsi pulau atau pengembangan atau sekresi insulin. Meskipun kerentanan genetik untuk DM tipe  sedang diselidiki aktif (sejauh ini diperkirakan K-5 dari risiko genetik ditentukan oleh lokus), saat ini tidak  mungkin untuk menggunakan kombinasi dari lokus genetik yang dikenal untuk  memprediksi DM tipe .

DM tipe  ditandai dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin,  produksi glukosa hepatik yang berlebihan, dan metabolisme lemak yang abnormal. 'besitas, terutama vis$eral atau pusat (yang dibuktikan dengan rasio  pinggul/pinggang), adalah sangat umum di DM tipe  (L3-5 dari pasien mengalami obesitas). 2ada tahap awal dari gangguan, toleransi glukosa tetap mendekati normal, meskipun resistensi insulin, karena sel/sel beta pankreas mengimbanginya dengan meningkatkan produksi insulin.

(13)

!ebagai resistensi insulin dan kemajuan kompensasi hiperinsulinemia, pulau  pankreas pada individu tertentu tidak dapat mempertahankan keadaan hiperinsulinemia. :T, ditandai dengan peningkatan glukosa postprandial. 2enurunan lebih lanjut dalam sekresi insulin dan peningkatan hepatik memimpin  produksi glukosa untuk diabetes yang nyata dengan hiperglikemia puasa. 2ada akhirnya, kegagalan sel beta terjadi kemudian. Meskipun kedua resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin berkontribusi pada patogenesis DM tipe , kontribusi relatif dari masing/masing bervariasi dari individu ke individu.

* A6!r/ M,6!4 

bnormalitas Metabolisme >aringan 'tot dan <emak 

#esistensi insulin, penurunan kemampuan insulin untuk bertindak se$ara efektif pada jaringan target (terutama otot, hati, dan lemak), merupakan fitur yang menonjol dari DM tipe  dan hasil dari kombinasi kerentanan genetik dan obesitas. #esistensi insulin relatif, karena beredarnya tingkat insulin yang supranormal akan menormalkan glukosa plasma. 2ada kurva respon dosis insulin menunjukkan pergeseran ke kanan, menunjukkan berkurangnya sensitivitas, dan respon maksimal berkurang, menunjukkan penurunan se$ara keseluruhan dalam  penggunaan glukosa maksimum (+-/-5 lebih rendah dari pada individu normal). #esistensi insulin mengganggu penggunaan glukosa oleh jaringan sensitif insulin dan meningkatkan output glukosa hepatik kedua efek berkontribusi pada terjadinya hiperglikemia.

2eningkatan output glukosa hepatik terutama menyumbang peningkatan tingkat :D2, sedangkan penurunan hasil penggunaan glukosa perifer di hiperglikemia postprandial. 2ada otot rangka, ada penurunan lebih besar dalam  penggunaan glukosa nonoidative (pembentukan glikogen) daripada metabolisme glukosa oksidatif melalui glikolisis. metabolisme glukosa pada jaringan independen insulin tidak diubah dengan DM tipe .

Mekanisme molekuler yang tepat mengarah ke resistensi insulin pada DM tipe  belum dijelaskan. Tingkat reseptor insulin dan aktivitas tyrosine kinase di otot rangka berkurang, tetapi perubahan ini kemungkinan besar akibat hiperinsulinemia sekunder dan bukan defek primer. 'leh karena itu, defek  ApostreseptorA pada insulin diatur oleh fosforilasiEdefosforilasi tampaknya memainkan peran dominan dalam resistensi insulin. 6elainan termasuk akumulasi lipid dalam miosit skeletal, yang dapat mengganggu fosforilasi oksidatif  mitokondria dan mengurangi insulin merangsang produksi T2 mitokondria.

(14)

:angguan oksidasi asam lemak dan akumulasi lipid dalam miosit tulang juga dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif seperti peroksida lipid. Dari $atatan, tidak semua jalur transduksi sinyal insulin resisten terhadap efek insulin (misalnya, mereka mengendalikan pertumbuhan sel dan difer ensiasi menggunakan mitogenik jalur a$tivated protein kinase). kibatnya, hiperinsulinemia dapat meningkatkan aksi insulin melalui jalur ini, berpotensi memper$epat kondisi diabetes terkait seperti aterosklerosis.

'besitas menyertai DM tipe , khususnya di lokasi pusat atau vis$eral, dianggap bagian dari proses patogenik. !elain ini depot lemak putih, manusia sekarang diakui memiliki lemak $oklat, yang memiliki kapasitas termogenik yang  jauh lebih besar. @paya sedang dilakukan untuk meningkatkan kegiatan atau kuantitas lemak $oklat (mis, myokine, irisin, dapat mengkonversi putih untuk  lemak $oklat). Massa adiposit meningkat menyebabkan peningkatan kadar beredar  asam lemak bebas dan produk sel lemak lainnya. Misalnya, adipo$ytes mengeluarkan sejumlah produk biologis (asam lemak bebas nonesterified, retinol/  binding protein 0, leptin, TC?/N, resistin, </, dan adiponektin). !elain mengatur   berat badan, nafsu makan, dan pengeluaran energi, adipokines juga memodulasi

sensitivitas insulin. 2eningkatan produksi asam lemak bebas dan beberapa adipokines dapat menyebabkan resistensi insulin di otot rangka dan hati. Misalnya, asam lemak bebas merusak pemanfaatan glukosa di dalam otot rangka, meningkatkan produksi glukosa oleh hati, dan merusak fungsi sel beta. !ebaliknya, produksi oleh adiposit adiponektin, suatu peptida yang peka terhadap insulin, berkurang pada obesitas, dan ini dapat menyebabkan resistensi insulin hepatik. 2roduk adiposit dan adipokines juga memproduksi keadaan peradangan dan mungkin menjelaskan mengapa tanda peradangan seperti </ dan protein 1/ reaktif sering meningkat pada DM tipe . !elain itu, sel/sel inflamasi ditemukan menginfiltrasi jaringan adiposa. 2enghambatan jalur sinyal inflamasi seperti jalur  nuklir faktor/kB (C?/kB) mun$ul untuk mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan hiperglikemia pada model binatang dan sedang diuji pada manusia. :angguan !ekresi nsulin

!ekresi insulin dan sensitivitas saling terkait. 2ada DM tipe , sekresi insulin awalnya meningkatkan respons terhadap resistensi insulin untuk menjaga toleransi glukosa normal. walnya, defek sekretori insulin ringan dan selektif melibatkan

(15)

 pertama. #espon terhadap se$retagogues nonglu$ose lainnya, seperti arginin, yang diawetkan, tapi fungsi beta keseluruhan berkurang sebanyak 4-5 pada awal DM tipe . 6elainan pada pengolahan proinsulin ter$ermin dengan peningkatan sekres i  proinsulin di DM tipe . khirnya, defek sekretori insulin adalah progresif. lasan  penurunan kapasitas sekresi insulin dalam DM tipe  tidak jelas. sumsinya adalah bahwa defek genetik kedua menyebabkan kegagalan sel beta. Massa sel  beta turun sekitar 4-5 pada individu dengan lama DM tipe . slet amyloid  polipeptida atau amylin, disekresikan oleh sel beta, membentuk deposit amyloid fibril ditemukan di pulau dari individu dengan berdiri lama DM tipe . pakah deposit amyloid pulau seperti peristiwa primer atau sekunder tidak diketahui. <ingkungan metabolik diabetes juga dapat berdampak negatif terhadap fungsi islet. Misalnya, hiperglikemia kronik paradoks merusak fungsi islet (toksisitas glukosa) dan mengarah ke memburuknya hiperglikemia. 2eningkatan kontrol glikemik sering dikaitkan dengan peningkatan fungsi islet. !elain itu, ketinggian kadar asam lemak bebas (lipotoi$ity) dan lemak dari makanan juga dapat memperburuk fungsi pulau. Mengurangi :<2/ tindakan dapat berkontribusi untuk sekresi insulin berkurang.

2eningkatan :lukosa %epatik dan 2roduksi <ipid

2ada DM tipe , resistensi insulin di hati men$erminkan kegagalan hiperinsulinemia untuk menekan glukoneogenesis, yang menghasilkan puasa hiperglikemia dan penurunan penyimpanan glikogen oleh hati di postprandial. 2eningkatan produksi glukosa hepatik terjadi di awal perjalanan diabetes, meskipun mungkin setelah timbulnya kelainan sekresi insulin dan resistensi insulin di otot rangka. !ebagai hasil dari resistensi insulin pada jaringan adiposa, lipolisis dan fluks asam lemak bebas dari adipo$ytes meningkat, yang menyebabkan peningkatan lipid (very low density lipoprotein OP<D<Q dan trigliserida) sintesis dalam hepatosit. penyimpanan lipid ini atau steatosis di hati dapat menyebabkan penyakit hati berlemak nonalkohol dan tes fungsi hati yang abnormal. %al ini juga bertanggung jawab untuk dislipidemia ditemukan pada DM tipe  (peningkatan trigliserida, mengurangi high density lipoprotein O%D<Q, dan  peningkatan padat low density lipoprotein O<D<Q partikel ke$il).

(16)

!e$ara deskriptif, tiga fase dapat dikenali pada urutan klinis yang biasa. 2ertama, glukosa plasma tetap normal walaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. 2ada fase kedua, resistensi insulin $enderung memburuk  sehingga meskipun konsentrasi insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah makan. 2ada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.

G. F4!r R,/4!

?aktor #esiko Diabetes Melitus9 . 'besitas

Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah,  pada derajat kegemukan dengan MT 7 + dapat menyebabkan peningkatan kadar 

glukosa darah menjadi --mg5. . %ipertensi

2eningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak  tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

+. #iwayat 6eluarga Diabetes Mellitus

!eorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. %anya orang yang bersifat homo;igot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus.

0. Dislipedimia

dalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida 7 4- mgEdl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya %D< (K +4 mgEdl) sering didapat pada pasien Diabetes.

4. @mur 

Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah 7 04 tahun.

. #iwayat persalinan

#iwayat abortus berulang, melahirkan bayi $a$at atau berat badan bayi 7 0--- gram.

*. lkohol dan #okok 

2erubahan/perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan frekuensi DM tipe . &alaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidakaktifan fisik, faktor/ faktor lain yang berhubungan dengan perubahan darilingkungan tradisional

(17)

konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe . lkohol akan mengganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah.

H. M-,// K4 

:ejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. :ejala akut diabetes melitus yaitu9 2oliphagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum),  poliuria (banyak ken$ingEsering ken$ing di malam hari), nafsu makan bertambah

namun berat badan turun dengan $epat (4/- kg dalam waktu /0 minggu), mudah lelah.

:ejala kronik diabetes melitus yaitu9 6esemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan  bayi berat lahir lebih dari 0kg.

2atofisiologi gejala DM

2ada keadaan defisiensi insulin relatif, masalah yang akan ditemui terutama adalah hiperglikemia dan hiperosmolaritas yang terjadi akibat efek insulin yang tidak adekuat.

%iperglikemia pada diabetes melitus terjadi akibat penurunan pengambilan glukosa darah ke dalam sel target, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi +-- sampai -- mg per --ml. %al ini juga diperberat oleh adanya peningkatan produksi glukosa dari glikogen hati sebagai respon tubuh terhadap kelaparan intrasel. 6eadaan defisiensi glukosa intrasel ini juga akan menimbulkan rangsangan terhadap rasa lapar sehingga frekuensi rasa lapar  meningkat (polifagi).

2enimbunan glukosa di ekstrasel akan menyebabkan hiperosmolaritas. 2engeluaran $airan tubuh berlebih akibat poliuria disertai dengan adanya hiperosmolaritas ekstrasel yang menyebabkan penarikan air dari intrasel ke ekstrasel akan menyebabkan terjadinya dehidrasi, sehingga timbul rasa haus terus/ menerus dan membuat penderita sering minum (polidipsi). Dehidrasi dapat  berkelanjutan pada hipovolemia dan syok, serta 6 akibat kurangnya tekanan filtrasi glomerulus . >adi, salah satu gambaran diabetes yang penting adalah

(18)

ke$enderungan dehidrasi ekstra sel dan intra sel, dan ini sering juga disertai dengan kolapsnya sirkulasi. Dan perubahan volume sel akibat keadaan hiperosmotik ekstrasel yang menarik air dari intrasel dapat mengganggu fungsi sel/sel dalam tubuh.

6adar glukosa plasma yang tinggi (di atas 3- mg5) yang melewati batas ambang bersihan glukosa pada filtrasi ginjal, yaitu jika jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dalam filtrat meningkat kira/kira diatas 4mgEmenit, maka glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang atau terekskresi ke dalam urin yang disebut glukosuria . 6eberadaan glukosa dalam urin menyebabkan keadaan

diuresis osmotik yang menarik air dan men$egah reabsorbsi $airan oleh tubulus sehingga volume urin meningkat dan terjadilah poliuria. 6arena itu juga terjadi kehilangan Ca dan 6 berlebih pada ginjal.

I. Dg!//

6eluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 7-- mgEdl, glukosa darah puasa 7 mgEdl sudah $ukup untuk  menegakkan diagnosis DM. @ntuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah  jam setelah beban glukosa. !ekurang/kurangnya diperlukan kadar glukosa darah  kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM  pada hari yang lain atau Tes Toleransi :lukosa 'ral (TT:') yang abnormal. 6onfirmasi tidak diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun $epat.

(19)

da perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. @ji diagnostik dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM, sedangkan  pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak   bergejala, tetapi punya resiko DM (usia 7 04 tahun, berat badan lebih, hipertensi,

riwayat keluarga DM, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi 7 0--- gr, kolesterol %D< KR +4 mgEdl, atau trigliserida L 4- mgEdl). @ji diagnostik  dilakukan pada mereka yang positif uji penyaring.

2emeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TT:') standar.

G6r +. <angkah/langkah diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa

(. T4/

Tujuan Tatalaksana

/ >angka pendek9 menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman, dan men$apai target pengendalian glukosa darah.

(20)

/ >angka panjang9 men$egah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.

/ Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Dasar/dasar 2engobatan Terapi DM Tipe 

#esistensi insulin merupakan dasar dari diabetes tipe , dan kegagalan sel S mulai terjadi sebelum berkembangnya diabetes yaitu dengan terjadinya ketidakseimbangan antara resistensi insulin dan sekresi insulin. De ?ron;o menyatakan bahwa fungsi sel S menurun sebesar kira/kira -5 pada saat terjadi intoleransi glukosa. Dengan demikian jelas bahwa pendekatan pengobatan DM tipe  harus memperbaiki resistensi insulin dan memperbaiki fungsi sel S.

%al yang mendasar dalam pengel olaan Diabetes mellitus tipe  adalah  perubahan pola hidup yaitu pola makan yang baik dan olahraga teratur. Dengan

atau tanpa terapi farmakologik, pola makan yang seimbang dan olahraga teratur  (bila tidak ada kontraindikasi) tetap harus dijalankan.

Target :likemik

2enelitian @62D! (@nited 6ingdom 2rospe$tive Diabetes !tudy) dan !tudi 6umamoto pada pasien DM tipe  menunjukkan target glikemik terapi DM tipe  yang menghasilkan perbaikan prognosis jangka panjang. %asil penelitian klinik  dan epidemiologik menunjukkan bahwa dengan menurunkan kadar glukosa maka kejadian komplikasi mikrovaskuler dan neuropati akan menurun. Target kadar  glukosa darah yang terbaik berdasarkan pemeriksaan harian dan $ sebagai inde glikemia kronik belum diteliti se$ara sistematik. Tetapi hasil penelitian D11T (pada pasien diabetes tipe ) dan @62D! (pada pasien diabetes tipe ) mengarahkan gol pen$apaian kadar glikemik pada rentang nondiabetik. kan tetapi pada kedua studi tersebut bahkan pada grup pasien yang mendapat  pengobatan intensif, kadar $ tidak dapat dipertahankan pada rentang nondiabetik . !tu di tersebut men$apai kadar rata/rata $ G*5 yang merupakan 0!D diatas rata/rata non diabetik.

Target glikemik yang paling baru adalah dari D (meri$an Diabetes sso$iation) yang dibuat berdasarkan kepraktisan dan projeksi penurunan kejadian komplikasi, yaitu $ K*5.

2ilar 2enatalaksanaan DM . "dukasi

(21)

. Terapi gi;i medis +. <atihan jasmani

0. ntervensi farmakologis 4. 1angkok pankreas

2engelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (0 minggu). pabila kadar glukosa darah belum men$apai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik  oral ('%') dan atau suntikan insulin. 2ada keadaan tertentu, '%' dapat segera diberikan se$ara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan $epat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan. 1. Edu4/

Diabetes tipe  umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. 2emberdayaan penyandang diabetes memerlukan  partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi  pasien dalam menuju perubahan perilaku sehat. @ntuk men$apai keberhasilan  perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya  peningkatan motivasi. 2engetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta $ara mengatasinya harus diberikan kepada  pasien. 2emantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan se$ara mandiri, setelah

mendapat pelatihan khusus. 2. T,r% Nur/ M,d/

/ Terapi Cutrisi Medis (TCM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes se$ara total. 6un$i keberhasilan TCM adalah keterlibatan se$ara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gi;i, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya).

/ !etiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat TCM sesuai dengan kebutuhannya guna men$apai sasaran terapi.

/ 2rinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan ;at gi;i masingmasing individu. 2ada  penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.

(22)

Kr6!"dr

* 6arbohidrat yang dianjurkan sebesar 0445 total asupan energi. * 2embatasan karbohidrat total K+- gEhari tidak dianjurkan

* Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.

* :ula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain.

* !ukrosa tidak boleh lebih dari 45 total asupan energi.

* 2emanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi  batas aman konsumsi harian ($$epted/Daily ntake)

* Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. 6alau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

L,4 

/ supan lemak dianjurkan sekitar -45 kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi +-5 total asupan energi.

/ <emak jenuh K * 5 kebutuhan kalori

/ <emak tidak jenuh ganda K - 5, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. / Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak 

 jenuh dan lemak trans antara lain9 daging berlemak dan susu penuh (whole milk).

/ njuran konsumsi kolesterol K-- mgEhari. Pr!,

/ Dibutuhkan sebesar -  -5 total asupan energi.

/ !umber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, $umi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, ka$ang/ka$angan, tahu, dan tempe.

/ 2ada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan pro/tein menjadi -,3 gE6gBB perhari atau -5 dari kebutuhan energi dan 45 hendaknya bernilai  biologiktinggi.

Nru

* njuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk  masyarakat umum yaitu tidak lebih dari +--- mg atau sama dengan /* gram ( sendok teh) garam dapur.

* Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 0-- mg.

* !umber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan  pengawet seperti natrium ben;oat dan na/trium nitrit.

(23)

* !eperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes di/anjurkan mengonsumsi $ukup serat dari ka$ang/ka$angan, buah, dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.

* njuran konsumsi serat adalah U 4 gEhari. P,/ ,r9,

* 2emanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak   berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalah gula alkohol danfruktosa.

* :ula alkohol antara lain isomalt, la$titol, maltitol, mannitol, sorbitol danylitol. / Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan

kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

/ ?ruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena efek  samping pada lemak darah.

/ 2emanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antara lain aspartam, sakarin, a$esulfame potassium, sukralose, dan neotame.

/ 2emanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman ($$epted Daily ntake E D).

K,6uu" K!r

da beberapa $ara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan  penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 4+- kaloriEkgBB ideal, ditambah atau dikurangi  bergantung pada beberapa faktor seperti9 jenis kelamin, umur, aktivitas, berat  badan, dll.

2erhitungan berat badan deal (BB) dengan rumus Bro$$a yang dimodifikasi adalah sbb9

 Berat badan ideal R 8-5  (TB dalam $m --)   kg.

 Bagi pria dengan tinggi badan di bawah - $m dan wanita di bawah 4- $m, rumus dimodifikasi menjadi 9

Berat badan ideal (BB) R (TB dalam $m --)   kg. BB Cormal 9 BB ideal U - 5

6urus 9 K BB - 5 :emuk 9 7 BB F - 5

2erhitungan berat badan ideal menurut ndeks Massa Tubuh (MT).ndeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus9

MT R BB(kg)ETB(m) 6lasifikasi MTV

(24)

BB 6urang K 3,4 BB Cormal 3,4,8 BB <ebih L

+,-*WHO WPR/IASO/IO! dalam he Asia"Paci#ic Perspective$Rede#iningObesity and its reatment%

 Dengan risiko +,-0,8

 'bes  4,-8,8

 'bes  7

+-?aktorfaktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain9 / >enis 6elamin

6ebutuhan kalori pada wanita lebih ke$il daripada pria. 6ebutuhan kalori wanita sebesar 4 kalEkg BB dan untuk pria sebesar +- kalEkg BB.

/ @mur  

@ntuk pasien usia di atas 0- tahun, kebutuhan kalori dikurangi 45 untuk dekade antara 0- dan 48 tahun, dikurangi -5 untuk dekade antara - dan 8 tahun dan dikurangi -5, di atas usia *- tahun.

/ ktivitas ?isik atau 2ekerjaan

2enambahan sejumlah -5 dari kebutuhan basal diberikan pada kedaaan istirahat, -5 pada pasien dengan aktivitas ringan, +-5 dengan aktivitas sedang, dan 4-5 dengan aktivitas sangat berat.

/ Berat Badan

Bila kegemukan dikurangi sekitar -+-5 tergantung kepada tingkat kegemukan. Bila kurus ditambah sekitar -+-5 sesuai dengan kebutuhan untuk  meningkatkan BB. @ntuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit ----- kkal perhari untuk wanita dan ---- kkal  perhari untuk pria.

3. L" (/

6egiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani se$ara teratur (+0 kali seminggu selama kurang lebih +- menit). <atihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. <atihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,  bersepeda santai, jogging, dan berenang. <atihan jasmani sebaiknya disesuaikan

dengan umur dan status kesegaran jasmani.

(25)

). T,r% Fr4!!g

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan  bentuk suntikan.

O6 H%!g4,4 Or

Berdasarkan $ara kerjanya, '%' dibagi menjadi 4 golongan9

a. 2emi$u sekresi insulin (insulin se$retagogue)9 sulfonilurea dan glinid. ) !ulfonilurea

'bat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan  berat badan normal dan kurang. Camun masih boleh diberikan kepada  pasien dengan berat badan lebih.

@ntuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta  penyakit kardiovaskular, tidak dianjur kan penggunaan sulfonilurea kerja  panjang.

) :linid

:linid merupakan obat yang $ara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. :olongan ini terdiri dari  ma$am obat yaitu #epaglinid (derivat asam  ben;oat) dan Categlinid (derivat fenilalanin). 'bat ini diabsorpsi dengan

$epat setelah pemberian se$ara oral dan diekskresi se$ara $epat melalui hati. 'bat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial.

 b. 2eningkat sensitivitas terhadap insulin9 metformin dan tia;olidindion. ) Tia;olidindion

Tia;olidindion (pioglita;on) berikatan pada 2eroisome 2roliferator  $tivated #e$eptor :amma (22#g), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. :olongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Tia;olidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kelas P karena dapat memperberat edemaEretensi $airan dan juga pada gangguan faal hati.

(26)

2ada pasien yang menggunakan tia;olidindion perlu dilakukan  pemantauan faal hati se$ara berkala.

$. 2enghambat glukoneogenesis (metformin). ) Metformin

'bat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin 7,4 mgEd<) dan hati, serta pasienpasien dengan ke$enderungan hipoksemia (misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis, renjatan, gagal  jantung). Metformin dapat memberikan efek samping mual. @ntuk 

mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah makan. !elain itu harus diperhatikan bahwa pemberian metformin se$ara titrasi pada awal penggunaan akan memudahkan dokter untuk memantau efek samping obat tersebut.

d. 2enghambat absorpsi glukosa9 penghambat glukosidase alfa ($arbose).

'bat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. $arbose tidak menimbulkan efek samping hipoglikemia. "fek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan flatulens.

e. D22P inhibitor.

:lu$agon/like peptide/(:<2) merupakan suatu hormon peptida yang dihasilkan oleh sel < di mukosa usus. 2eptida ini disekresi oleh sel mukosa usus bila ada makanan yang masuk ke dalam saluran pen$ernaan. :<2 merupakan

 perangsang kuat penglepasan insulin dan sekaligus sebagai penghambat sekresi glukagon. Camun demikian, se$ara $epat :<2 diubah oleh en;im dipeptidyl peptidase0 (D220), menjadi metabolit :<2(8,+)amide yang tidak  aktif.

!ekresi :<2 menurun pada DM tipe , sehingga upaya yang ditujukan untuk  meningkatkan :<2 bentuk aktif merupakan hal rasional dalam pengobatan DM tipe . 2eningkatan konsentrasi :<2 dapat di$apai dengan pemberian obat yang menghambat kinerja en;im D220 (penghambat D220), atau memberikan hormon asli atau analognya (analog in$retinR:<2 agonis). Berbagai obat yang masuk golongan D220 inhibitor, mampu menghambat kerja D220 sehingga :<2 tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk 

(27)

aktif dan mampu merangsang penglepasan insulin serta menghambat  penglepasan glukagon.

1ara 2emberian '%', terdiri dari9

/ '%' dimulai dengan dosis ke$il dan ditingkatkan se$ara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal

/ !ulfonilurea9 4 +- menit sebelum makan / #epaglinid, Categlinid9 sesaat sebelum makan / Metformin 9 sebelum Epada saat E sesudah makan

/ 2enghambat glukosidase ($arbose)9 bersama makan suapan pertama / Tia;olidindion9 tidak bergantung pada jadwal makan.

/ D22P inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau sebelum makan. Su4

) nsulin

nsulin diperlukan pada keadaan9 / 2enurunan berat badan yang $epat

/ %iperglikemia berat yang disertai ketosis / 6etoasidosis diabetik 

/ %iperglikemia hiperosmolar non ketotik  / %iperglikemia dengan asidosis laktat

/ :agal dengan kombinasi '%' dosis optimal

/ !tres berat (infeksi sistemik, operasi besar, M, stroke)

/ 6ehamilan dengan DMEdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan peren$anaan makan

/ :angguan fungsi ginjal atau hati yang berat / 6ontraindikasi dan atau alergi terhadap '%'

Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni9 / nsulin kerja $epat (rapid a$ting insulin)

/ nsulin kerja pendek (short a$ting insulin)

/ nsulin kerja menengah (intermediate a$tinginsulin) / nsulin kerja panjang (long a$ting insulin)

/ nsulin $ampuran tetap, kerja pendek dan menengah (premied insulin). "fek samping terapi insulin

/ "fek samping utama terapi insulin adalah terjadinya hipoglikemia.

/ "fek samping yang lain berupa reaksi imunologi terhadap insulin yang dapat menimbulkan alergi insulin atau resistensi insulin.

Dasar pemikiran terapi insulin9

/ !ekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal dan sekresi prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yang fisiologis.

/ Defisiensi insulin mungkin berupa defisiensi insulin basal, insulin prandial atau keduanya. Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan.

(28)

/ Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap defisiensi yang terjadi.

/ !asaran pertama terapi hiperglikemia adalah mengendalikan glukosa darah  basal (puasa, sebelum makan). %al ini dapat di$apai dengan terapi oral maupun insulin. nsulin yang dipergunakan untuk men$apai sasaran glukosa darah basal adalah insulin basal (insulin kerja sedang atau  panjang).

/ 2enyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan menambah 0 unit setiap +0 hari bila sasaran terapi belum ter$apai. / pabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah ter$apai, sedangkan 1

 belum men$apai target, maka dilakukan pengendalian glukosa darah  prandial (mealrelated). nsulin yang dipergunakan untuk men$apai sasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja $epat (rapid a$ting) atau insulin kerja pendek (short a$ting). 6ombinasi insulin basal dengan insulin  prandial dapat diberikan subkutan dalam bentuk  kali insulin basal F  kali insulin prandial (basal plus), atau  kali basal F  kali prandial (basal   plus), atau  kali basal F + kali prandial (basal bolus).

/ nsulin basal juga dapat dikombinasikan dengan '%' untuk menurunkan glukosa darah prandial seperti golongan obat peningkat sekresi insulin kerja pendek (golongan glinid), atau penghambat penyerapan karbohidrat dari lumen usus (a$arbose).

/ Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan kebutuhan  pasien dan respons individu, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar 

glukosa darah harian. ) gonis :<2/

2engobatan dengan dasar peningkatan :<2 merupakan pendekatan baru untuk pengobatan DM. gonis :<2 dapat bekerja sebagai perangsang  penglepasan insulin yang tidak menimbulkan hipoglikemia ataupun  peningkatan berat badan yang biasanya terjadi pada pengobatan dengan insulin ataupun sulfonilurea. gonis :<2 bahkan mungkin menurunkan berat  badan. "fek agonis :<2 yang lain adalah menghambat penglepasan glukagon yang diketahui berperan pada proses glukoneogenesis. 2ada  per$obaan binatang, obat ini terbukti memperbaiki $adangan sel beta pankreas. "fek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan muntah.

(29)

2emberian '%' maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk  kemudian dinaikkan se$ara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. Bersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian '%' tunggal atau kombinasi '%' sejak dini. Terapi dengan '%' kombinasi (se$ara terpisah ataupun fied/$ombinationdalam bentuk tablet tunggal), harus dipilih dua ma$am obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum ter$apai, dapat  pula diberikan kombinasi tiga '%' dari kelompok yang berbeda atau kombinasi '%' dengan insulin. 2ada pasien yang disertai dengan alasan klinis di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan kombinasi tiga '%' dapat menjadi pilihan.

@ntuk kombinasi '%' dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi '%' dan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja  panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik  dengan dosis insulin yang $ukup ke$il. Dosis awal insulin kerja menengah adalah - unit yang diberikan sekitar jam .--, kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa darah puasa keesokan harinya. Bila dengan $ara seperti di atas kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka '%' dihentikan dan diberikan terapi kombinasi insulin.

2enilaian %asil Terapi

a. 2emeriksaan kadar glukosa darah. Tujuan pemeriksaan glukosa darah9 / @ntuk mengetahui apakah sasaran terapi telah ter$apai

/ @ntuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum ter$apai sasaran terapi. :una men$apai tujuan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, glukosa  jam post prandial, atau glukosa darah pada waktu yang lain se$ara berkala sesuai dengan kebutuhan.

 b. 2emeriksaan 1

Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai 1), merupakan $ara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 3 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek. 2emeriksaan 1 dianjurkan dilakukan setiap + bulan, minimal  kali dalam setahun.

(30)

$. 2emeriksaan :lukosa @rin

2engukuran glukosa urin memberikan penilaian yang tidak langsung. %anya digunakan pada pasien yang tidak dapat atau tidak mau memeriksa kadar glukosa darah. Batas ekskresi glu/kosa renal rata/rata sekitar 3- mgEd<, dapat bervariasi  pada beberapa pasien, bahkan pada pasien yang sama dalam jangka waktu lama. %asil pemeriksaan sangat bergantung pada fungsi ginjal dan tidak dapat

(31)

d. 2emantauan Benda 6eton

2emantauan benda keton dalam darah maupun dalam urin $ukup penting terutama pada penyandang DM tipe  yang terkendali buruk (kadar glukosa darah7+-- mgEd<). 2eme/riksaan benda keton juga diperlukan pada penyandang diabe/tes yang sedang hamil. Tes benda keton urin mengukur kadar asetoasetat, sementara benda keton yang penting adalah asam beta hidroksibutirat. !aat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan kadar asam beta hidroksibutirat dalam darah se$ara langsung dengan menggunakan strip khusus. 6adar asam beta hidroksibutirat darah K-, mmolE< dianggap normal, di atas ,- mmolE< disebut ketosis dan melebihi +,- mmolE< indikasi adanya 6D. 2engukuran kadar glukosa darah dan benda ke/ton se$ara mandiri, dapat men$egah terjadinya penyulit akut diabetes, khususnya 6D.

6riteria 2engendalian DM

@ntuk dapat men$egah terjadinya komplikasi kronik, diper/lukan pengendalian DM yang baik yang merupakan sasaran terapi. Diabetes terkendali baik, apabila kadar  glukosa darah men$apai kadar yang diharapkan serta kadar lipid dan 1 juga men$apai kadar yang diharapkan. Demikian pula status gi;i dan tekanan darah.

@ntuk pasien berumur lebih dari - tahun dengan komplikasi, sasaran kendali kadar glukosa darah dapat lebih tinggi dari biasa (puasa --/4 mgEd<, dan sesudah makan 04/3- mgEd<). Demikian pula kadar lipid, tekanan darah, dan lain/lain, menga$u pada batasan kriteria pengendalian sedang. %al ini dilakukan mengingat sifat/sifat khusus pasien usia lanjut dan juga untuk men$egah kemungkinan timbulnya efek samping hipoglikemia dan interaksi obat.

(32)

K. P,7u D6,,/ M,u/ 2enyulit kut

) 6etoasidosis diabetik (6D)

Merupakan komplikasi akut diabetes yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (+---- mgEd<), disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton(F) kuat. 'smolaritas plasma meningkat (+--+- m'sEm<) dan terjadi peningkatan anion gap.

) !tatus %iperglikemi %iperosmolar (!%%)

2ada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (----mgEd<), tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (++-+3- m'sEm<), plasma keton (FE), anion gap normal atau sedikit meningkat. 1atatan9 kedua keadaan (6D dan !%%) tersebut mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Memerlukan perawatan di rumah sakit guna mendapatkan penatalaksanaan yang memadai.

+) %ipoglikemia

%ipoglikemia dan $ara mengatasinya9

/ %ipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah K - mgEd< / Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes harus selalu

dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia. %ipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin. %ipoglikemia akibat sulfonilurea dapat berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan waktu kerja obat telah habis. Terkadang diperlukan waktu yang $ukup lama untuk pengawasannya (0* jam atau lebih, terutama pada  pasien dengan gagal ginjal kronik atau yang mendapatkan terapi dengan '%'

(33)

kerja panjang). %ipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus dihindari, mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna pada pasien. 2erbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih lama.

/ :ejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik (berdebar/debar, banyak  keringat, gemetar, dan rasa lapar) dan gejala neuroglikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).

/ %ipoglikemia harus segera mendapatkan pengelolaan yang memadai. Bagi  pasien dengan kesadaran yang masih baik, diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau minuman yang mengandung gula berkalori atau glukosa 4/- gram melalui intravena. 2erlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah 4 menit setelah pemberian glukosa. :lukagon diberikan pada  pasien dengan hipoglikemia berat.

/ @ntuk penyandang diabetes yang tidak sadar, sementara dapat diberikan glukosa 0-5 intravena terlebih dahulu sebagai tindakan darurat, sebelum dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.

2enyulit Menahun ) Makroangiopati

/ 2embuluh darah jantung

/ 2embuluh darah tepi9 penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes. Biasanya terjadi dengan gejala tipikal $laudi$atio intermittent, meskipun sering tanpa gejala. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama mun$ul.

/ 2embuluh darah otak ) Mikroangiopati9

/ #etinopati diabeti$

/ 6endali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko dan memberatnya retinopati. Terapi aspirin tidak men$egah timbulnya retinopati / Cefropati diabetik 

/ 6endali glukosa dan tekanan darah yang baik akan me/ngurangi risiko nefropati

/ 2embatasan asupan protein dalam diet (-,3 gEkgBB) juga akan mengurangi risikoterjadinya nefropati

+) Ceuropati

/ 6omplikasi yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untukterjadinya ulkus kaki dan amputasi.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian mengatakan rekurensi dari kejang demam akan meningkat jika terdapat faktor risiko seperti kejang demam pertama pada usia kurang dari 12 bulan, terdapat

Hal yang sangat “luar biasa”, Majelis Hakim hanya menskors sidang selama 5 menit (tetap berada dalam ruang sidang), memutuskan menolak Eksepsi yang diajukan Kuasa

Dengan demikian akan bisa dikembangkan rancangan produk (sistem manusia-mesin) yang memberikan alternatif pilihan apakah akan lebih mengandalkan pada kelebihan-kelebihan

Lean manufacturing atau sama dengan Toyota Production System pada intinya merupakan suatu sistem produksi yang bertujuan untuk mengeliminasi pemborosan ( waste )

Desa Lingsar di Pulau Lombok memiliki keunikan utama yaitu terdapat dua tempat ibadah, pura dan kemaliq serta perang topat yang dihormati bersama antara umat Hindu dari suku bangsa

&amp;. Mengupa1akan pela1anan medik dan asuhan keperawatan 1ang *aik,tepat, 2epat kepada pasien sesuai standar pela1anan medi2 dan asuhankeperawatan serta 3isi misi RSUD Kota

negatif signifikan terhadap harga saham. DER merupakan rasio penggunaan hutang yang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan

Bentuk lintasan pemotongan tanah oleh pisau rotari pada putaran yang per- tama dengan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik berubah (u/v = 4, 7,