• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 4"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

PERKEMBANGAN POLITIK , EKONOMI DAN PERUBAHAN

MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN 1950-1965

Standar Kompetensi

1. Menanalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga

lahirnya orde baru.

Kompetensi Dasar

1.4 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan

masyarakat di Indonesia di tengah-tengah usaha mengisi kemerdekaan

Tujuan Pembelajaran

1. Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa demokrasi

liberal dengan demokrasi terpimpin.

2. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal

3. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi pada masa demokrasi

(2)

Peta Konsep

Demokrasi Liberal

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan Politik

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan Politik

Demokrasi

Terpimpin

(3)

1. Masa Demokrasi Liberal

Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS

( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal

dengan menggunakan sistem pemerintahan secara

parlementer, di mana kepal negara adalah presiden

sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana

Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ).

Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi

nya pergantian kaAbinet dan sering terjadi pertentangan

politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang

pernah memerintah antara lain :

A. Perkembangan politik dan perubahan masyarakat di

(4)

2. Pemilihan Umum Tahun 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah

pemilihan umum

pertama

di

Indonesia

dan diadakan pada tahun

1955

. Pemilu ini sering

dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling

demokratis

.

Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota

DPR

dan

Konstituante

. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260,

sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR)

ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.

1.

KABINET NATSIR ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )

2.

KABINET SUKIMAN (27 April 1951 – 3 April 1952)

3.

KABINET WILOPO (3 April 1952 – 3 Juni 1953)

4.

KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)

5.

KABINET BURHANUDDIN HARAHAP (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)

6.

KABINET ALI SASTROAMIJOYO II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)

(5)

Poster pemilu tahun 1955

Hasil

Lima besar dalam Pemilu ini adalah

Partai Nasional Indonesia

mendapatkan 57

kursi DPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen),

Masyumi

57 kursi DPR dan

112 kursi Konstituante (20,9 persen),

Nahdlatul Ulama

45 kursi DPR dan 91 kursi

Konstituante (18,4 persen),

Partai Komunis Indonesia

39 kursi DPR dan 80 kursi

Konstituante (16,4 persen), dan

Partai Syarikat Islam Indonesia

(2,89 persen).

(6)

3. Konferensi ASIA-AFRIKA

Konferensi Asia-Afrika diprakasai oleh Perdana Menteri RI, Ali Mr. Ali

Sastroamidjojo. Hal itu mendapat dukungan dari negara India,

Pakistan, Srilangka, dan Burma. Konferensi Asia-Afrika

diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka,

Bandung. Dihadiri oleh wakil-wakil 29 negara (23 Asia, 6 Afrika).

Negara yang tidak hadir adalah Federasi Afrika Tengah yang

disebabkan negara tsb masih dikuasai Inggris. Konferensi Asia-Afrika

berhasil mencetuskan 10 prinsip dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara yang dikenal dengan nema Bandung Spirit atau Dasasila

Bandung

.

(7)

4.

Masa Demokrasi Liberal

a.

Keadaan ekonomi pada masa Demokrasi Liberal

Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi Kondisi Ekonomi

Indonesia masih sangat buruk. Upaya untuk mengubah

stuktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional yang sesuai

dengan jiwa bangsa Indonesia berjalan tersendat-sendat.

b.

Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi masalah Ekonomi

pada Masa Demokrasi Liberal

1.

Gunting Syafruddin

2.

Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

3.

Nasionalisasi De Javasche Bank

4.

Sistem Ekonomi Ali-Baba

5.

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

6.

Musyawarah Nasional Pembangunan

(8)

5.

Masa Demokrasi Terpimpin

a.

Dekrit Presidn dan Tindak Lanjutnya

Latar belakang Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Kehidupan kenegaraan pada masa Demokrasi

Liberal tidak pernah stabil, kehidupan ekonomi

sangat menyedihkan, dan kegagalan konstituante

menyusun undang-undang baru. Maka pada

tanggal 22 April 1959 di depan sidang konstituante,

Presiden Soekarno menyarankan untuk kembali

pada UUD 1945.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5

Juli 1959 yang berisi :

1.

Pembubaran Konstituante.

2.

Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak

berlakunya UUDS 1950.

3.

Pembentukkan MPRS dan DPAS.

Tindak Lanjut Dekrit Presiden

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959

oleh Presiden Soekarno, maka berakhirlah masa

demokrasi Liberal di Indonesia dan digantikan

dengan Demokrasi Terpimpin.Sebagai tindak lanjut

Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik

sesuai ketentuan-ketentuan demokrasi terpimpin.

(9)

b. Kehidupan Politik di

Masa Demokrasi

Terpimpin

c. Sistem Ekonomi

Terpimpin

• Berdasarkan Penpres No. 7 Tahun 1959

tanggal 31 Desember 1959, kehidupan

partai politik ditata dengan menetapkan

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

partai politik. Partai politik yang tidak

memenuhi syarat dihapuskan.

• Langkah yang ditempuh pemerintah

untuk memperbaiki kondisi ekonomi

negara serta menunjang

pembangunan ekonomi :

1. Devaluasi

2. Pembentukan Front Nasional

3. Pembentukan Kabinet Kerja

4. Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)

5. Deklarasi Ekonomi (Dekon)

6. Kenaikan laju inflasi

7. Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri

8. Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan

Operasi (KESOP)

(10)

BAB 5

PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN ORDE BARU

Standar Kompetensi

1. Menanalisis perjuangan orde baru sampai dengan Reformasi.

Kompetensi Dasar

1.4 Menganalisis perkembangan pemerintahan Orde Baru.

Tujuan Pembelajaran

1. Mendeskripsikan proses peralihan kekuasaan politik setelah

peristiwa G 30 S/PKI.

2. Mengidentifikasikan ciri-ciri pokok kehidupan sosial, politik,

ekonommi, dan pembangunan pemerintah Orde Baru.

3. Mendeskripsikan proses menguatnya peran negara dan

dampaknya terhadap kehidupan sosial-politik masyarakat pada

masa Orde Baru.

(11)

Peta Konsep

Masa Orde

Baru

Negara di

Masa Orde

Baru

Kebijakan

Pemerintah

Orde Baru

Lahirnya Orde

Baru

(12)

1. Proses Keluarnya Supersemar

Tanggal 11 Maret 1966 di Istana Negara

diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang

dipimpin Presiden Soekarno dengan

tujuan mencari jalan keluar terbaik agar

dapat menyelesaikan krisis yang

memuncak secara bijak.

Presiden mengeluarkan surat perintah

yang ditujukan kepada Letnan Jenderal

Soeharto selaku Menteri Panglima

Angkatan Darat untuk mengambil

tindakan menjamin keamanan,

ketenangan, dan kestabilan jalannya

pemerintahan demi keutuhan bangsa dan

negara Republik Indonesia.

A. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru

Yang merumuskan surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu

Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir

Jenderal Amir Machmud bersama Brigadir Jenderal Subur, Komandan Pasukan

Pengawal Presiden Cakrabirawa. Surat itulah yang kemudian dikenal sebagai

Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

(13)

B.

Peristiwa-Peristiwa Politik pada Masa Orde Baru

1. Tritura (Tri Tuntutan Rakyat)

Isi tritula :

1.

Pembubaran PKI.

2.

Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G 30 S / PKI.

3.

Penurunan harga/perbaikan ekonomi.

2. Sidang Umum MPRS

Sidang Umum IV MPRS yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 1966 telah

menghasilkan beberapa ketetapan yang dapat memperkokoh tegaknya Orde Baru.

3. Nawaksara

MPRS meminta pertanggungjawaban terhadap Presiden Sukarno dalam Sidang Umum

MPRS 1966 atas pemberontakan G30 S/ PKI, kemerosotan ekonomi dan moral. Untuk

memenuhi permintaan MPRS, maka Presiden Sukarno menyampaikan amanatnya pada

tanggal 22 Juni 1966 yang berjudul Nawaksara (sembilan pasal).

4. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri Indonesia pada masa yang condong kepada salah satu blok pada

masa Demokrasi Terpimpin merupakan pengalaman pahit bagi bangsa Indonesia.

Politik luar negeri yang memihak kepada salah satu blok dinyatakan salah oleh MPRS

(kemudian MPR). Indonesia harus kembali ke politik luar negeri yang bebas dan aktif

serta tidak memencilkan diri. Sebagai landasan kebijakan politik luar negeri Orde Baru

telah ditetapkan dalam Tap No. XII/ MPRS / 1966.

(14)

5. Pemilihan Umum

Pemilihan Umum pada masa Orde Baru pertama kali dilaksanakan pada

tanggal 3 Juli 1971. Pemilu pada waktu itu berbeda dengan pemilu tahun

1955 karena telah menggunakan sistem distrik bukan sistem proporsional.

Dalam sistim distrik ini partai-partai harus memperebutkan perwakilan yang

disediakan untuk sesuatu daerah.

Pemilu tahun 1977 diikuti oleh 10 kontestan, yakni PKRI, NU, Parmusi,

Parkindo, Murba, PNI, Perti, IPKI, dan Golkar.

(15)

6. Sidang MPR Tahun 1973

Dengan Pemilu I 1971, maka untuk pertama kali RI mempunyai MPR

tetap, yakni bukan MPRS. Pimpinan MPR dan DPR hasil Pemilu I

adalah Idham Chalid. Selanjutnya MPR ini mengadakan sidang pada

bulan Maret 1973 yang menghasilkan beberapa keputusan di

antaranya sebagai berikut :

Tap IV /MPR /73 tentang Garis- garid Besar Haluan Negara sebagai

pengganti Manipol.

Tap IX /MPR /73 tentang pemilihan Jenderal Soeharto sebagai

Presiden RI.

Tap XI /MPR /73 tentang pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

sebagai Wakil Presiden RI.

Dengan demikian RI telah memiliki Presiden dan Wakil Presiden

sesuai dengan amanat UUD 1945.

(16)

BAB 6

BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU DAN MUNCULNYA REFORMASI

Standar Kompetensi

2. Menanalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai Reformasi.

Kompetensi Dasar

2.2 Menganalisis proses jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan terjadinya

Reformasi.

2.3 menganalisis perkembangan polotik dan ekonomi serta perubahan

masyarakat di Indoesia pada masa Reformasi.

Tujuan Pembelajaran

1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab tuntutan reformasi dan jatuhnya

pemerintahan Orde Baru.

2. Menghubungkan krisis politik, ekonomi, dan sosial dengan jatuhnya

pemerintahan Orde Baru.

3. Merekonstruksi jatuhnya pemerintahan Orde Baru secara kronologis.

4. Mendeskripsikan perkembangan politik setelah 21 Mei 1998.

5. Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat pada masa reformasi.

6. Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat pada masa reformasi.

(17)

Peta Konsep

Krisis

Multidimensional

Munculnya Reformasi

Jatuhnya

Pemerintahan Orde

Baru

Perkembangan Eonomi

dan Sosial

Perkembangan Politik

Setelah 21 Mei 1998

Krisis Ekonomi

Krisis Politik

Krisis Sosial

(18)

1. Awal Pemerintahan Orde Baru

1. Penyebab Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter

tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring

dengan krisis keuangan yang melanda Asia.

2. Kronologi Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

12 Mei 1998

Tragedi Trisakti Mal Ratu Luwes

di Jl. S. Parman termasuk salah

satu yang dibakar di Solo

18 mei 1998

Mahasiswa menduduki gedung

MPR

21 mei 1998

(19)

A

22 Januari 1998 Rupiah melemah terhadap dollar AS, nilai mata uang rupiah menembus angka 17.000 per dollar

B

2 February 1998 Presiden soeharto, mengangkat wiranto menjadi panglima ABRI(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

C

10 Maret 1998 Soeharto kembali terpilih menjadi presiden

D

4 Mei 1998 Harga bahan bakar melonjak 71% .

E

9 Mei 1998 Presiden soehato berangkat ke mesir untuk menghadiri pertemuan Negara-negara berkembang G-15

F

12 Mei 1998 Tragedi trisakti

G

13-14 mei 1998 Kerusuhan masa yang terjadi di Jakarta dan solo

H

18 mei 1998 Mahasiswa menduduki gedung MPR

I

19 mei 1998 Presiden soeharto berbicara di TVRI, ia menyatakan tidak akan

mengundurkan diri, tetapi kan segera mengadakan perubahan kainet, akan membentuk komite reformasi, dan segera mengadakan pemilu. Beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat bertemu dengan

presiden soeharto.

J

20 mei 1998 Amien Rais membatalkan rencana demontrasi besar-besaran di monas karena dijaga ketat. Demonstrasi besar lainya juga terjadi di yogyakarta termasuk sri sultan hamengkubuwono IX, surakarta, dan bandung.

(20)

2.

Pembentukan Pemerintahan Indonesia

1. Gerakan Reformasi

Gerakan reformasi bertujuan memperbaharui tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa, bemegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

2. Latar Belakang Munculnya Reformasi Krisis Ekonomi

Ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah turun dari Rp. 2.575,00 menjadi Rp. 2.603,00 pada 1 Agustus 1997.

Krisis Politik

Ditandai dengan kemenangan mutlak Golkar dalam Pemilihan Umum 1997 yang dinilai penuh kecurangan.

Krisis Kepercayaan

Pemerintahan Orde Baru yang diliputi KKN secara terselubung maupun terang-terangan pada bidang parlemen, kehakiman, dunia usaha, perbankan, peradilan, pemerintahan sudah berlangsung lama sehingga disana-sini muncul ketidakadilan, kesenjangan sosial, rusaknya system politik, hukum, dan ekonomi mengakibatkan timbul ketidak percayaan rakyat terhadap pemerintahan dan pihak luar negeri terhadap Indonesia.

Krisis Hukum

Orde Baru banyak terjadi ketidak adilan dibidang hukum, dalam kekuasaan kehakiman berdasar Pasal 24 UUD 1945 seharusnya memiliki kekuasaan yang merdeka terlepas dari kekuasaan eksekutif, tapi

Kenyataannya mereka dibawah eksekutifpengadilan sulit terwujud bagi rakyat, sebab hakim harus melayani penguasa. Sehingga sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan.

(21)

3.

Perkembangan Politik setelah 21 Mei 1998

• Masa Pemerintahan B.J. Habibie

Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada

tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan

Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis

ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

• Langkah-langkah Pemerintahan Habibie

1

• Pembentukan Kabinet

2

• Upaya Perbaikan Ekonomi

3

• Reformasi di Bidang Politik

4

• Reformasi di Bidang Hukum

5

• Masalah Dwi Fungsi ABRI

6

• Sidang Istimewa MPR

7

• Lepasnya Timor Timur

8

• Pemilihan Umum 1999

(22)

4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Pada Masa Reformasi

Kondisi Sosial Masyarakat

Sejak krisis moneter tahun 1997 perusahaan swasta mengalami kerugian dan kesulitan dalam membayar gaji karyawan. Harga sembako semakin tinggi, banyak karyawan yang menuntut kenaikan gaji yang

akhirnya berimabas pada memPHKkan karyawannya.

Karyawan yang di PHK itu menambah jumlah pengangguran sehingga jumlah pengangguran mencapai 40 juta orang. Dampaknya adalah maraknya tindakan kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat.Oleh

karena itu pemerintah harus membuka lapangan kerja baru dan menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja.

Kondisi Ekonomi Masyarakat

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat 5 sektor kebijakan yang harus digarap yaitu :

• Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam dan luar negeri seefisien mungkin

• Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau

• Penyediaan fasilitas umum seperti : rumah, air minum, listrik, bahan bakar, komunikasi,angkutan, dengan harga yang terjangkau

• Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku-buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau • Penyediaan klinik, dokter dan obat-obatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.

Referensi

Dokumen terkait

Otonomi daerah merupakan isu penting sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1998. Setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru, rakyat di beberapa daerah mulai menyuarakan

Gerakan Mahasiswa Sebagai Kelompok Penekan : Studi Kasus Keluarga Mahasiswa UGM dari Masa Orde Lama, Orde Baru, Hingga Post Reformasi.. Jurusan

Pada masa reformasi setelah jatuhnya orde baru, karena kran demokrasi mulai terbuka sejak pemilu tahun 1999 maka banyak bermunculan partai-partai politik baru, dan

Peserta didik dapat menggunakan nalar dalam mengkaji perkembangan sosial-ekonomi dan politik masa akhir Orde Baru, Reformasi dan

Pada masa krisis ekonomi,ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden

Sejak awal pemerintahan Orde Baru hingga di era Reformasi sekarang ini, perkembangan ekonomi Indonesia tampaknya selalu dipengaruhi oleh gejolak harga bahan bakar minyak

Sejak Orde Reformasi yang resmi ditandai dengan lengsernya Soeharto dari kekuasaan otoriternya selama 32 tahun pada bulan Mei tahun 1998, lahirlah berbagai produk hukum

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Indonesia Reformasi politik telah terjadi kurang lebih 22 tahun, dimana pada saat itu 1998 gerakan reformasi berhasil menjatuhkan rezim Orde Baru