• Tidak ada hasil yang ditemukan

rangkuman Fasiolopsiasi buski

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "rangkuman Fasiolopsiasi buski"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada makalah ini penulis akan membahas tentang trematoda usus (Fasiliopsis buski) dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran adalah dari keluarga fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. Ddaur hidup trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain,diperlukan keong sebagai hospes perantara I,tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista,berlanjut menjadi redia dan serkaria. Serkaria yang dibentuk dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air. Tujuan akhir serkario tersebut adalah hospes perantara II,yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,bebrapa jenis ikan air tawar atau tumbuh-tumbuhan air. Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan hospes perantara II yang tidak di masak sampai matang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah ditemukannya Fasciolopsis buski? 2. Apa saja hospes dan nama penyakit dari Fasciolopsis buski? 3. Bagaimana distribusi geografis Fasciolopsis buski?

4. Bagaimana morfologi dan daur hidup Fasciolopsis buski? 5. Bagaimana patologi dan gejala klinis Fasiolopsis?

6. Bagaimana diagnosis fasiolopsiasi? 7. Bagaimana pengobatan fasiolopsis? 8. Bagaimana prognosis fasiolopsis? 9. Bagaimana epidemiologi fasiolopsis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya Fasciolopsis buski.

2. Untuk mengetahui hospes dan nama penykit dari Fasciolopsis buski. 3. Untuk mengetahui distribusi geografis Fasciolopsis buski.

4. Untuk mengetahui morfologi dan daur hidup Fasciolopsis buski. 5. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis fasiolopsis.

6. Untuk mengetahui diagnosis fasiolopsis. 7. Untuk mengetahui pengobatan fasiolopsis. 8. Untuk mengetahui prognosis fasiolopsis. 9. Untuk mengetahui epidemiologi fasiolopsis.

(2)

BAB II ISI

A. Sejarah

Cacing nematoda Fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang didapatkan pada manusia dan hewan. Trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar di antara trematoda lain yang ditemukan pada manusia.

Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Busk (1843) pada autopsi seorang pelaut yang tinggal di London.

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa cacing ini pertama kali ditemukan di Kalkuta India pada seorang tukang kayu suku cina pada tahun 1875. Infeksi lain ditemukan di Hong-Kong dan Jepang. Dewasa ini diketahui bahwa “chinese liver fluke” tersebar secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Vietnam. Diperkirakan sekitar 19 juta orang terinfeksi cacing di Asia Timur tahun 1947, yang mungkin akan menjadi lebih banyak lagi dewasa ini. Cacing berukuran panjang 8-25 mm dan lebar 1,5-5 mm.

B. Hospes dan Nama Penyakit

Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes definitif cacing tersebut, hewan lain seperti anjing dan kelinci juga dapat dihinggapi. Penyakit yang disebabkan cacing ini disebut fasiolopsiasis.

C. Distribusi Geografik

Fasciolopsis buski adalah cacing nematoda yang sering ditemukan pada manusia dan babi

di RRC. Cacing ini juga ditemukan di berbagai negara seperti Taiwan, Vietnam, Thailand, India dan Indonesia.

D. Morfologi dan Daur Hidup

Cacing dewasa yang ditemukan pada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5 cm dan lebar 0.8-2,0 cm. bentuknya agak lonjong dan tebal biasanya kutikulum dirtutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang. Duri-duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.

Batil isap kepala berukuran kira-kira sperempat ukuran batil isap perut. Saluran pencernaan terdiri dari prevaring yang pendek, faring yang menggelembung, esophagus yang pendek, serta sepasang sekum yang tidak bercabang dengan dua indentasi yang khas. Dua buah testis bercabang-cabang letaknya agak tandem dibagian posterior daric acing. Vitelaria letaknya lebih lateral dari sekum, meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai ke ujung badan. Ovarium bentuknya agak bulat. Uterus berpangkal pada ootip

(3)

berkelok-kelok kearah anterior badan cacing, untuk bermuara pada atrium genital, pada sisi anterior batil isap perut.

Telur berbrntuk agak lonjong, berdindin tipis transparan, dengan sebuah operculum yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya, berukuran panjang 130-140 mikron dan lebar 80-85 mikron. Setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 15.000-48.000 butir telur sehari.

Telur-telur tersebut dalam air bersuhu 20°-32° Celcius, menetas setelah 3-7 minggu. Mirasidium yang bersila keluar dari telur yang menetas, berenang bebas dalam air untuk masuk kedalam tubuh hospes perantara I yang sesuai. Bisanya hospes perantara I tersebut adalah keong air tawar, seperti genus/segmentina, hippeutis dan gyraulus. Dalam keong, mirasidium tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpinda ke daerah jantung dan hati keong. Bila sporokista matang, menjadi koyak dan melepas banyak redia induk. Dalam redia induk dibentuk banyak redia anak, yang pada gilirannya membentuk serkaria.

(4)

Serkaria, seperti mirasidium, dapat berenang bebas dalam air, berbentuk seperti kecebong. Ekornya lurus dan meruncing pada ujungnya, berukuran kira-kira 500 mikron dengan badan yang agak bulat berukuran 195 mikron kali 145 mikron. Badan serkaria ini mirip cacing dewasa yaitu mempunyai batil isap kepala dan batil isap perut. Mirasidium atau serkaria yang dalam batas waktu tertentu belum menemukan hospes, akan punah sendiri. Serkaria dapat berenang dengan ekornya, atau merayap dengan menggunakan batil isap. Serkaria tidak menunjukan memilih tumbuh-tumbuhan tertentu untuk tumbuh mrnkjadi

mataserkaria yang berbentuk kista. Tumbuh-tumbuhan yang banyak dihinggapi metaserkaria adalah trapa, eliocaris, eikornia, dan zizania. Laporan peneliti-peneliti lain mengnyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan seperti nimphoea lotus danipomoea juga dihinggapi metaserkaria. Bila seseorang memakan tumbuh-tumbuhan air yang mengandung metaserkaria tanpa dimasak sampai matang, maka dalam waktu 25-30 hari metaserkaria tumbuh menjadi cacing dewasa dan dalam waktu tiga bulan ditemukan telur-telurnya didalam tinja.

E. Patologi dan Gejala Klinis

Cacing dewasa faciolopsis biski, melekat dengan perantaraan batil isap perutnya pada mukosa usus muda seperti duodenu dan yeyunum. Cacing ini memakan isi usus, maupun permukaan mukosa usus. pada tempat pelekatan cacing tersebut, terdapat peradangan, tukak (ulkus) maupun abses. Apabila terjadi aerosi kapiler pada tempat tersebut, maka timbul perdarahan. Cacing dalam jullah besar dapat menyebabkan sumbatan yang menimbulkan gejala ilus akut. Pada infeksi berat, gejala intoksikasi dan sensititasi oleh

(5)

karena metabolit cacing lebih menonjol, seperti edema pada muka, dinding perut dan tungkai bawah. Kematian dapat terjadi karena keadaan merana (exhaustion) atau intoksitasi.

Gejala klinis yang dini pada akhir masa inkubasi, adalah diare dan nyeri ulu hati (epigastrium).diare yang mulanya diselingi kontipasi, kemudian menjadi persisten. Warna tinja menjadi hijau kuning, berbau busuk, dan berisi makanan yang tidak dicerna. Pada beberapa pasien, napsu makan cukup baik atau berlebihan, walaupun ada yangmengalami gejala mual, muntah, atau tidak mempunyai selera; semua ini tergantung dari berat ringannya penyakit.

F.

Diagnosis

Sering gejala klinis seperti diaatas bila didapatkan disuatu daerah endemic, cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiiolopsisis; namun diagnosis pasti adalah dengan menemukan telur dalam tinja.

Morfologi telur fasiolopsis buski hendaknya dapat dibedakan dari telur cacing faciola

hepatica, gastrodiscoides hominis dan echinochasmus perfoliatus.

G. Pengobatan

Obat yang efektif untuk cacing ini adalah diklorofen, niklosamid dan prazikuantel.

Diklorofen merupakan obat yang berupa bubuk warna krem dengan bau dan rasa menyerupai fenol, hampir tidak larut dalam air. Cara kerjanya belum dikethui dengan jelas. Segera setelah obat diberikan maka skoleks terlepas dari mukosa usus, mati dan dicerna oleh usus, sehingga segmen yang matang susah atau ssedikit ditemukan dalam tinja.

Niklosamid berupa bubuk yang berwarna putih kekuningan, tidak berbau dan tidak larut dalam air. Obat ini pada konsentrasi rendah dapat merangsang pengambilan oksigen olehHymenolepis diminuta, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi mengahambat respirasi dan pengambilan glukosa. Selain itu, obat ini menghambat fosforilasi anaerobik ADP yang merupakan proses pembentukan energi pada cacing. Cacing yang dipengaruhi akan rusak sehingga sebagian skoleks dan segmen dicerna dan tidak dapat ditemukan dalam tinja.

Prazikuantel merupakan obat yang berbentuk kristal, tidak berwarna dan rasanya pahit. Obat ini bekerja dengan cepat melalui 2 cara. Pertama, pada kadar efektif terendah menimbulkan peningkatan aktivitas otot cacing, akibat hilangnya Ca intrasel sehingga timbul paralis spastik yang mungkin mengakibatkan terlepasnya cacing dari tempat normal pada hospes. Kedua, pada dosis tinggi obat ini mengakibatkan vakuolisasi dan

(6)

vestikulasi tegumen cacing, sehingga isi cacing keluar, mekanisme pertahanan tubuh hospes dipacu dan terjadi kehancuran cacing.

H. Prognosis

Penyakit fasiolopsiasis yang berat mungkin menyebabkan kematian, akan tetapi bila dilakukan pengobatan sedini mungkin, masih dapat memberi harapan untuk sembuh. Masalah yang penting adalah reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.

I. Epidemiologi

Infeksi pada manusia tergantung dari kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak dimasak sampai matang. Membudidayakan tumbuh-tumbuhan air di daerah tercemar dengan kotoran manusia maupun babi, dapat menyebarluaskan penykit tersebut. Kebiasaan mengenai difekasi, pembuangan kotoran ternak dan caramembudidayakan tumbuhan-tumbuhan air untuk konsumsi harus diubah atau diperbaiki, untuk mencegah penyakit fasiolopsiasis.

Fasiosilapis adalah endemik di desa Sei Papuyu, Kalimantan Selatan.Prevalensinya adalah 27,0%. Prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok umur 5-14 tahun, yaitu 56,8%, sedangkan pravelensi pada anak sekolah adalah 79,1%. Survei 12 bulan setelah pengobatan menunjukkan prevalensi yang tidak banyak berbeda, karena kemungkinan terjadinya reinfeksi.

(7)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Fasiolopsis buski pertama kali ditemukan oleh Busk (1843) pada autopsi seorang

pelaut yang tinggal di London. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa cacing ini pertama kali ditemukan di Kalkuta India pada seorang tukang kayu suku cina pada tahun 1875.

Fasiolopsis buski terdapat pada manusia, babi, anjing dan kelinci. Penyakit yang

disebabkan cacing ini disebut fasiolopsiasis.

Fasciolopsis buski sering ditemukan di RRC, Taiwan, Vietnam, Thailand, India

dan Indonesia.

 Telur berbrntuk lonjong, mempunya opekulum, dinding transparan, ukuran (130 – 140) x (80 – 85) µm. cacing dewasa berbentuk ovoid berwarna kemerahan dengan ukuran (20 – 75) x ( 8 – 20) x (1 – 3) mm, mempunyai dua batil isap (batil isap mulut dan batil isap perut) dengan testis bercabang-cabang dan ovarium bercabang diatas testis.

Fasiolopsis buaki yang melekat pada dinding usus halusakan menyebabkan ulkus

yang menimbulkan diare eosinofilia, cachexim, dan infeksi berat dapat menimbulkan kematian.

 Diagnosis dapat ditegakkan dengan gejala klinik yang khas dan menemukan telur di dalam tinja yang agak sukar dibedakan dari telur F hepatica.

Obat yang efektif untuk Faciolopsis buski adalah diklorofen, niklosamid dan prazikuantel.

 Penyakit fasiolopsiasis yang berat mungkin menyebabkan kematian, akan tetapi bila dilakukan pengobatan sedini mungkin, masih dapat memberi harapan untuk sembuh.

 Infeksi pada manusia tergantung dari kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak dimasak sampai matang.

(8)

ISTILAH-ISTILAH PARASITOLOGI

Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil makanan baik sebagian maupun seluruhnya serta untuk mendapatkan perlindungan dari organisme yang ditempatinya. (Parasitos: organisme yang mengambil makanan; logos: ilmu)

Yang dimaksud parasit (secara luas) adalah mencakup semua agen infeksius meliputi:

1.

Zooparasit = parasite yang berupa hewan, dibagi dalam :

a.

Protozoa : hewan bersel satu (Amoeba, dll)

b.

Metazoa : hewan bersel banyak yang dibagi lagi dalam Helminthes (cacing) dan Arthropoda (serangga)

2.

Fitoparasit = parasite yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari:

a.

Bakteri

b.

Fungus (jamur)

3.

Spirochaeta dan Virus

PENGGOLONGAN PARASIT

Pada pokok bahasan ini dibahas disertai dengan contoh-contohnya parasit dan jenis-jenis dari parasit.

A. Berdasarkan sifat keparasitannya

1. Parasit Fakultatif.Parasit fakultatif adalah organisme yang sebenarnya organisme hidup bebas, tetapi karena kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut hidup sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya itu tidak mutlak. Sebagai contoh lalat-lalat seperti Sarcophaga, Chrysomyia, Caelophora dan lain-lainnya yang termasuk keluarga Calliphorinae. Stadium larvanya normalnya hidup di dalam kotoran ternak, tetapi karena tidak ada kotoran ternak, terpaksa lalat betina bertelur di tubuh yang luka sehingga waktu menetas larva dan menimbulkan miasis yang biasanya dijumpai di belakang kuku bahkan dibagian lubang telinga luar.

2. Parasit obligat. Parasit obligat adalah semua organisme yang untuk kelangsungan hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes. Semua organisme yang patogen merupakan parasit obligat. Contohnya Plasmodium sp.

3. Parasit insidentil atau parasit sporadis.Parasit insidentil adalah suatu parasit

yang karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh parasit insidentil: Dipylidium caninum. Parasit ini adalah cacing pita pada anjing

(9)

yang dikenal dengan cacing pita biji ketimun, tetapi karena kebetulan atau karena suatu “kecelakaan” terdapat pada manusia. Kemudian Gongylonema scutum, Parasit ini adalah termasuk cacing nematoda yang secara normal parasit pada mulut sapi, tetapi karena kebetulan mungkin dapat ditemukan pada mulut orang. 4. Parasit eratika. Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang

wajar tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh parasit eratika :

Ascaris lurnbricoides. Parasit ini termasuk cacing nematoda yang normalnya

berlokasi di dalam duodenum manusia dan babi. Namun demikian karena pengaruh sesuatu hal seperti misalnya kelaparan atau karena pengaruh gerakan antiperistaltik dinding usus, cacing tersebut terdorong masuk ke lambung atau memasuki kandung empedu lewat saluran empedu.Fasciola hepatica, Parasit ini termasuk cacing trematoda yang secara normal berlokasi di dalam hati sapi, tetapi karena kecelakaan mungkin ditemukan di dalam jaringan bawah kulit kelinci atau mungkin di temukan di dalam paru kuda. Kejadian ini tidak hanya bersifat parasit eratika tetapi juga termasuk parasit indisentil.

5. Parasit spuriosa. Hal ini terjadi pada saat diagnosa pasca mati, misalnya karena sebelum matianjing makan tinja sapi yang mengandung telur cacing Moniezia

expansa, maka pada pemeriksaan pasca mati bisa saja anjing didiagnosa

terinfestasi cacing Moniezia expansa.

B. Berdasarkan lama waktu

1. Parasit temporer atau parasit non periodik. Parasit temporer adalah organisme yang sebagian waktu hidupnya harus hidup sebagai parasit sedang sisa hidupnya sebagai organisme hidup bebas.Contoh-contoh dari parasit temporer yaitu Cimex

lecticularis, Parasit ini dikenal sebagai kutu busuk. Cimex Lecticularis hidup

sebagai parasit hanya 15 menit pada saat menghisap darah hospesnya, tetapi dengan hidup sebagai parasit 15 menit, kutu tersebut dapat hidup bebas selama satu tahun. Omithodorus moubata, organisme ini adalah Caplak parasit pada babi, domba, kambing, anjing, kelinci bahkan pada manusia. Caplak ini hidup sebagai parasit saat larvanya menghisap darah selama 5-7 hari, tetapi dengan hidup sebagai parasit hanya beberapa caplak tersebut dapat hidup bebas selama 14 tahun di dalam debu atau di dalam celah-celah gubuk.

2. Parasit stasioner. Parasit stasioner adalah parasit yang selama satu stadium perkembangannya atau selama hidupnya selalu kontak dengan hospesnya.

(10)

Parasit stasioner dibedakan antara:

1. Parasit Stasioner Periodik

Parasit-parasit protelien (larvanya parasit, dewasa hidup bebas) dan juga sebaliknya untuk parasit - parasit yang larvanya hidup bebas sedang dewasanya hidup sebagai parasit.Sebagai contoh parasit protelien adalah lalat

Gastrophilus sp. Lalat ini stadium larvanya hidup sebagai parasit di

dalamlambung kuda, menempel dan menghisap darah dinding lambung dan setelah beberapa bulan keluar dari hospesnya bersama feses. Di luar tubuh hospes lalu melanjutkan perkembangannya dan akhirnya menjadi lalat dewasa yang hidup bebas. Di luar tubuh hospes lalu melanjutkan perkembangannya dan akhirnya menjadi lalat dewasa yang hidup bebas. Contoh yang hidup sebagai parasit stadium dewasa sedang larvanya hidup bebas adalah cacing golongan strongil. Cacing - cacing tersebut larvanya paling tidak sampai stadium infektif hidup bebas sedang yang dewasa hidup sebagai parasit di dalam saluran pencernaan herbivora.

2. Parasit stasioner permanen.

Parasit stasioner permanen adalah organisme yang selama hidupnya selalu kontak dan hidup sebagai parasit pada atau di dalam hospesnya. Yang termasuk parasit golongan ini adalah baik yang stadium larva dan dewasanya hidup sebagai parasit di dalam satu hospes yang sama maupun yang stadium larva dan stadium dewasanya hidup sebagai parasit pada atau di dalam hospes yang berbeda.

Contoh parasit yang stadium larva dan dewasanya permanen pada atau di dalam satu hospes adalah kutu. Semua stadium hidupnya mulai telur, larva,

(11)

nimfa dan dewasa biasanya berada dalam satu hospes. Contoh parasit yang stadium larva dan stadium dewasanya selalu berada di dalam hospes yang berbeda adalah protozoa darah seperti Plasmodium. Plasmodium stadium dewasanya (dimanifestasikan dengan reproduksi seksual) berparasit dalam tubuh nyamuk Anopheles sedang stadium mudanya di dalam tubuh manusia. Jadi untuk Plasmodium tidak ada stadium hidup bebas.

C. Berdasarkan jumlah hospes

1. Parasit holoksenosa atau parasit monoksenosa. Parasit holoksenosa adalah parasit yang dalam siklus hidupnya hanya membutuhkan satu organisme lain sebagai hospes. Contoh-contoh parasit holoksenosa Eimeria tenella. Cacing golongan Strongil ( Haemonchus sp., Trichostrongylus sp., Oesophagostomwn sp. dll ). Cacing -cacing tersebut dalain siklus hidupnya hanya membutuhkan satu

(12)

hospes yaitu herbivora. Kutu : sernua kutu umumnya hanya hidup dalam satu hospes.

2. Parasit heteroksenosa. Parasit heteroksenosa adalah parasit yang dalam siklus hidupnya membutuhkan lebih dan satu organisme lain sebagai hospesnya. Contoh-contoh parasit heteroksenosa : Babesia motasi. Babesia motasi adalah protozoa yang berparasit dalam sel darah domba. Dalam siklus hidupnya, protozoa tersebut membutuhkan caplak dan domba sebagai hospesnya..

3. Parasit poliksenosa, parasit poliksenosa adalah parasit yang dalam siklus hidupnya membutuhkan lebih dari satu hospes tetapi hospes tersebut spesiesnya sama. Sebagai contohnya adalah caplak keras ketualga Ixodidae yang berhospes dua atau tiga (pada vertebrata) merupakan parasit poliksenosa, kecuali Ixodes

ricinus yang termasuk parasit heteroksenosa karena stadium larva dan nimfanya

membutuhkan burung sebagai hospesnya dan stadium dewasa hidup berparasit pada anjing atau mamalia lainnya.

D. Berdasarkan lokasi atau prelideksinya

1. Ektoparasit atau ektozoa. Ektoparasit adalah parasit-parasit yang hidup berparasitnya pada permukaan tubuh hospes atau di dalarn liang-liang pada kulit yang masih mempunyai hubungan bebas dengan dunia luar. Termasuk golongan ini adalah parasit temporer atau non periodik atau dikenal parasit datang pergi. Disebut parasit datang pergi karena parasit mengunjungi hospesnya hanya pada waktu tertentu saja. Contoh : Nyamuk dan lalat seperti nyamuk Anopheles (manusia) dan lalat Stomoxys (kuda, sapi) termasuk parasit temporer karena keduanyamengunjungi hospesnya untuk hidup berparasit pada waktu tertentu untuk menghisap darah.

2. Endoparasit atau entoparasit atau entozoon. Endoparasit adalah parasit-parasit yang berlokasi didalam jaringan tubuh hospesnya kecuali yang hidup dipermukaan tubuh dan di dalam liang-liang kulit. Contoh-contoh endoparasit: Di dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan tampaknya lokasi yang banyak disenangi sebagai tempat tinggal atau predileksi parasit. Parasit dan berbagai spesies cacing nernatoda, trematoda dan cestoda banyak tinggai di dalam lumen atau di dalam mukosa dinding saluran pencernaan.

E. Berdasarkan pengaruhnya terhadap hospes.

Adanya parasit di dalam suata hospes akan berpengaruh terhadap hospesnya. Pengaruh tersebut bervanasi mulai yang pengaruhnya tidak tampak sampai yang menimbulkan sakit pada hospesnya. Sehingga dalam parasitologi dikenal istilah

(13)

parasitiasis dan parasitosis. Parasitiasis adalah kondisi hospes yang mengandung parasit tapi tidak menimbulkan sakit, sebaliknya parasitosis adalah kondisi hospes yang mengadung parasit dan menimbulkan gejala sakit Karena parasit tersebut. Berdasarkan pengaruh pada hospes dikenal tiga golongan parasit yaitu:

1. Parasit patogen : Parasit-parasit seperti Plasmodium falciparum, Theileria parva, Trypanosoma evans, Babesia bigemina dan Leishmania donovani dapat digolongkan parasit yang berefek patogen terhadap hospesnya.

2. Parasit kurang patogen. Parasit Fasciola hepatica kurang patogen pada domba sedang Fasciola giganlica kurang patogen bagi sapi. Haemonchus contortus dan cacing kait Bunostomum termasuk dapat digolongkan parasit kurang patogen. 3. Parasit yang tidak patogen. Termasuk parasit tidak patogen adalah Ascaris

Jumbricoides pada babi dan manusia.

F. Berdasarkan klasifikasi hewan

1. Uniseluler parasit. Kebanyakan hewan-hewan bersel satu sebagian besar hidupnya sebagai parasit seperti misalnya, hewan-hewan yang termasuk filum Sarcomastigophora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora dan Ciliophora. Contoh parasit yang termasuk dalam filum Sarcomastigophora adalah Trypanosoma, Trichomonas, Tritrichomonas, Histomonas, Giardia. Contoh parasit yang termasuk filum Apicomplexa adalah Hepatozoon, Eimeria, Isospora, Cryptospondia, Toxoplasma, Sarcocystis Besnoitia, Hammondia, Plasmodiuin. Haemoproteus, Leucocytozoon, Baesia dan Theileria. Contoh parasit yang termasuk Microspora adalah Encephalotozoon (parasit pada otak dan ginjal kelinci, tikus, marmut, anjing, hamster). Myxozoa parasit biasanya ditemukan pada ikan, sedang contoh parasit yang termasuk kedalam filum Ciliophora adalah Balantidium.

2. Multiseluler parasit. Hewan-hewan multiseluler yang hidupnya sebagai parasit kebanyakan pada hewan-hewan invertebrata seperti yang termasuk filum Nemathelininthes, Plathyhelminthes, Crustacea Arthropoda. Contoh parasit yang termasuk filum Nemathelininthes adalah Ascaris, Ancylostoma, Haemonchus, Spirocerca. Contoh parasit yang termasuk filum Platyhelminthes adalah Taema, Raillietina, Fasciola, Eurythrema, Paramphistomum. Contoh parasit yang termasuk Crustace adalah kebanyakan anggota ordo Isopoda, dan sebagian dari ordo Amphipoda dan Decapoda yang kesemuanya parasit pada hewan akuatik. Pada filum-filum lainnya dan hewan ertebrata seperti Spongifera, Porifera, Echinodermata, Coelanterata, dan Mollusca walaupun ada tapi jarang sekali yang

(14)

hidup sebagai parasit bahkan filum Echinodermata mungkin satu-satunya yang tidak miliki anggota yang hidupnya sebagai parasit. Sedangkan, hewan-hewan vertebrata yang umumnya ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari hewan-hewan yang disebut sebelumnya hampir tidak ada yang hidup sebagai parasit bahkan kebanyakan dari mereka berperan sebagai hospes dalam kehidupn simbiosis parasitik. Walaupun demikian ada informasi bahwa di Amerika selatan ada hewan vertebrata yang hidup sebagai parasit yaitu sejenis ikan golongan uritormis (Branchioica dan Vandeffia) hidup di dalam rongga insang ikan lain dimana ikan tersebut menghisap darah ikan lain yang berperan sebagai hospesnya.

PENGGOLONGAN HOSPES

1. Hospes Definitif. Hospes yang mengandung parasite stadium seksual (perkembangan

seksusal parasit +). Contoh : Ascaris lumbricoides hospes definitifnya manusia,

Plasmodium (Malaria) hospes definitifnya nyamuk.

2. Hospes Perantara. Hospes yang mengandung parasite stadium A seksual

(perkembangan seksual parasite). Contoh : Plasmodium (Malaria) hospes definitifnya nyamuk dalam bentuk Sporogoni, hospes perantaranya manusia dalam bentuk Schizogoni. Filaria (Penyakit kaki gajah) hospes definitifnya manusia, hospes perantaranya nyamuk.

3. Hospes Reservoir / Cadangan. Hospes yang mengandung parasite, yang dapat

menjadi sumber infeksi bagi manusia. Contoh : Trichinella spiralis hospes reservoirnya babi, tikus, breruang dll. Brugia malayo hospes reservoirnya kera, kucing, anjing.

4. Hospes Aksidental. Hospes yang tidak biasanya mendapat parasite tersebut kemudian

secara kebetulan yang kadang-kadang dapat menjadi dewasa. Contoh : Toxocara cati,

Ancylostoma, Ceylanicum. Parasite anjing atau kucing kadang-kadang dapat

menghinggapi manusia sebagai hospes aksidental.

ISTILAH-ISTILAH LAIN YANG DITEMUKAN DALAM

PARASITOLOGI

1. Vektor. Suatu jasad mikroorganisme (biasanya serangga) yang dapat menularkan

penyakit atau memindahkan parasite pada manusia atau binatang. Contoh : nyamuk menjadi perantara malaria dan filarial, lalat glosina menyebabkan penyakit tidur afrika.

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi tidak semua areal dekat sungai akan dijadikan areal persawahan dan perkampungan, faktor kelokan sungai juga akan menjadi pertimbangan, karena kelokan sungai

dari berbagai pilihan ideologi media Islam di Indonesia dalam agenda setting dakwah Islam transformatif, hari ini dan esok yang tidak lain mengarah pada pilihan idealistic pada

bidang apa sa+a yang termasuk dalam 7KK ber*arna merah(&atriotisme dan seni

Dengan demikian, apapun model pendidikan Islam yang ditawarkan dalam masyarakat Indonesia, pada dasarnya harus berfungsi untuk memberikan kaitan antara peserta didik dengan

Karena sebagian ikhwah Salafiyin tidak tunduk dan hormat dengan nasehat dan bantahan para Ulama Kibar, bahkan ada diantara mereka mencela para Ulama –

Menjadi tugas berat Kepolisian Negara Republik Indonesia terkhusus Kepolisian Daerah Lampung dalam menjaga dan mengawal masyarakat Lampung yang terkenal beranekaragam

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru dalam memilih variasi metode pada pembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak dan bagaimana