• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPLN_K6.005_2015 final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPLN_K6.005_2015 final"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOMISIONING

PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS

(PLTD/MG)

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

SPLN K6.005: 2015

Lampiran Peraturan Direksi

(2)
(3)

KOMISIONING

PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS

(PLTD/MG)

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

SPLN K6.005: 2015

Lampiran Peraturan Direksi

PT PLN (Persero) No.0103.P/DIR/2015

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

(4)
(5)

KOMISIONING

PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS

(PLTD/MG)

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Pembangkitan Standardisasi dengan Keputusan

Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN (Research Institute)

No.0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

Kelompok Kerja Standardisasi

Komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel/Mesin Gas (PLTD/MG) dengan Keputusan

Kepala PT PLN(Persero) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN (Research Institute)

No.0213.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

Diterbitkan oleh: PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160

(6)
(7)
(8)

Susunan Kelompok Bidang Pembangkitan

Standardisasi

Keputusan Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN

(Research Institute)

No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

1. Ir. I Putu Wirasangka, MT : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Harry Indrawan, ST, MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Moch. Prayudianto : Sebagai Anggota

4. Ir. Moch. Choliq, MT : Sebagai Anggota 5. Ir. Imam Sutjahyono : Sebagai Anggota 6. Ir. Ahmad Margo Santoso : Sebagai Anggota 7. Ir. Miftahul Jannah, MM : Sebagai Anggota

8. Ir. Purnomo : Sebagai Anggota

9. Ir. Teguh Widjajanto, MT : Sebagai Anggota 10. Ir. Agus Wibawa : Sebagai Anggota

11. Ir. Mulyono : Sebagai Anggota

12. Ir. Herry Nugraha : Sebagai Anggota 13. Ir. M. Irwansyah Putra : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi

Komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel

Keputusan Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN

(Research Institute)

No.0213.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

1. Ir. Abdul Rohim : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Hendri Bhirowo DH, ST : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota

3. Ir. Budiono : Sebagai Anggota

4. Wajar Purwanto, ST : Sebagai Anggota 5. Agus Permana S, ST : Sebagai Anggota 6. Ir. Achmad Margo Santosa : Sebagai Anggota 7. Oktavianus Enggar B S, ST : Sebagai Anggota

8. Pandi, ST : Sebagai Anggota

9. Ficky Firman Aji, ST : Sebagai Anggota 10. Dheka Bhakti K W, ST : Sebagai Anggota

(9)

i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i Daftar Tabel ... ii Daftar Gambar ... ii Daftar Lampiran ... ii Prakata ... iii 1 Ruang Lingkup ... 1 2 Tujuan ... 1 3 Acuan Normatif ... 1

4 Istilah dan Definisi ... 2

4.1 Studi kelayakan ... 2

4.2 Desain enjiniring ... 2

4.3 Supervisi konstruksi ... 2

4.4 Supervisi komisioning ... 3

4.5 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK) ... 3

4.6 Komisioning ... 3

4.7 Program pelaksanaan komisioning ... 3

4.8 Pelaksanaan komisioning ... 3 4.9 Inspeksi ... 3 4.10 Pengujian ... 4 4.11 Prosedur komisioning ... 4 4.12 Uji individu ... 4 4.13 Uji sistem ... 4 4.14 Uji unit ... 4

4.15 Rekomendasi laik bertegangan... 4

4.16 Rekomendasi laik sinkron ... 4

4.17 Uji pembebanan ... 5

4.18 Uji lepas beban ... 5

4.19 Uji keandalan ... 5

4.20 Uji unjuk kerja ... 5

4.21 Uji dampak lingkungan ... 5

4.22 Maximum Continuous Rating (MCR)... 5

4.23 Rehabilitasi ... 5

4.24 Relokasi ... 5

5 Tahapan Dalam Pembangunan PLTD/MG ... 6

5.1 Studi kelayakan ... 6 5.2 Enjiniring ... 6 5.3 Konstruksi ... 6 5.4 Komisioning ... 6 6 Manajemen Komisioning ... 8 6.1 Umum ... 8

6.2 Hirarki hubungan kerja antar pihak pengelola ... 8

(10)

SPLN K6.005: 2015

ii

6.4 Tugas dan tanggung jawab tim supervisi komisioning ... 9

7 Pelaksanaan Komisioning ... 10

7.1 Program ... 11

7.2 Tahapan dalam kegiatan komisioning ... 12

7.3 Pelaporan ... 18

8 Aturan Keselamatan Tenaga Kerja, Peralatan, dan Lingkungan Hidup ... 18

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Lampiran

Tabel 1. Daftar mata uji individu dan sistem ... 23

Tabel 2. Daftar mata uji unit ... 27

Gambar 1. Tahapan pembangunan PLTD/MG ... 7

Gambar 2. Hubungan kerja antar pihak pengelola ... 8

Gambar 3. Struktur organisasi tim supervisi komisioning ... 9

Lampiran 1. Alur Pelaksanaan Komisioning ... 19

Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi ... 20

Lampiran 3. Form Laporan ... 21

(11)

iii

Prakata

Standar Komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel / Mesin Gas (PLTD/MG) ini merupakan revisi dari SPLN 24 tahun 1980 dan SPLN 25 tahun 1980.

Selain hal tersebut materi revisi juga mencakup:

- Penetapan pelaksanaan komisioning yang meliputi hubungan kerja antar organisasi, struktur komisioning dan alur tahapan komisioning;

- Daftar mata uji dan peralatan serta Ketentuan lainnya yang terdapat dalam pelaksanaan komisioning;

- Redaksional dan format standar.

Dengan diterbitkannya SPLN K6.005: 2015 ini maka SPLN 24 tahun 1980 dan SPLN 25 tahun 1980 dinyatakan tidak berlaku lagi.

(12)
(13)

1

Komisioning

Pusat Listrik Tenaga Diesel/Mesin Gas (PLTD/MG)

1

Ruang Lingkup

Standar ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel/Mesin Gas (PLTD/MG):

a. Berbahan bakar gas, liquid fuel dan dual fuel;

b. Milik PLN yang akan dibangun dan pembangkit lama yang melakukan rehabilitasi dan relokasi;

c. Non PLN yang bertransaksi dengan PLN yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.

2

Tujuan

Sebagai pedoman umum bagi enjinir desain, pengelola proyek, tim supervisi konstruksi, tim supervisi komisioning, pelaksana komisioning, operator pembangkit dalam melakukan komisioning PLTD/MG.

Standar ini juga digunakan sebagai rujukan dalam menyusun dokumen lelang dan atau dokumen kontrak.

3

Acuan Normatif

Dokumen-dokumen berikut digunakan sebagai acuan dalam standar ini, namun untuk hal yang bersifat khusus tercantum pada Lampiran 4 dan memuat referensi terbaru dalam standar ini.

a. Undang-Undang No 30 / 2009, tentang Ketenagalistrikan;

b. Undang-Undang No.1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja dan segala Peraturan

Peraturan Keselamatan Kerja;

c. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, tentang penerapan menejemen SMK3; d. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012, tentang lingkungan hidup terkait AMDAL,

UKL/UPL dan SPPL;

e. Peraturan Pemerintah No.14 tahun 2012, tentang kegiatan usaha penyedian tenaga

listrik;

f. Peraturan Menteri LH No.48 tahun 1996, tentang baku tingkat kebisingan;

g. Peraturan Menteri ESDM No.05 tahun 2014, tentang tata cara akreditasi dan

sertifikasi ketenagalistrikan;

h. Peraturan Menteri LH No.08 tahun 2009, tentang air limbah bagi usaha dan kegiatan

pembangkit tenaga listrik termal;

i. Peraturan Menteri LH No. 21 Tahun 2008, tentang baku mutu emisi sumber tidak

bergerak bagi usaha dan atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal;

j. Peraturan Menteri ESDM No.04 tahun 2009, tentang aturan distribusi tenaga listrik; k. Peraturan Menteri ESDM No.03 tahun 2007, tentang aturan jaringan tenaga listrik

(14)

SPLN K6.005: 2015

2

l. Peraturan Menteri ESDM No.37 tahun 2008, tentang aturan jaringan sistem tenaga

listrik Sumatera;

m. Peraturan Menteri ESDM No.45 tahun 2005, tentang instalasi ketenagalistrikan; n. IEC 60034-2010: 2004-04-21, Rotating Electrical Machines. Part 1: Rating and

Performance;

o. SPLN K7.001: 2007, Indikator Kinerja Pembangkit;

p. SPLN K7.002: 2012, Penamaan Komponen Pembangkit Tenaga Listrik;

q. SPLN S5.001: 2008, Tele Informasi Data Untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik; r. IEEE 115: 2009, IEEE Guide for Test Procedures for Synchronous Machines;

s. NFPA 850: 2010, Recommended practice for fire protection for electric generating

plant and high voltage direct current converter station;

t. NETA ATS 2013, Standard for Acceptance testing specifications for electrical power

equipment and systems;

u. NETA MTS 2011, Standard for maintenance testing specifications for electrical power

equipment and systems.

v. ISO 8528: 2013, Reciprocating Internal Combustion Engine Driven Alternating

Current Generator Sets;

w. ISO 3046: 2009, Reciprocating Internal Combustion Engines-Performance;

x. ASME PTC 17: 1973 (Reaffirmed 2012), Reciprocating Internal-Combustion Engines.

4

Istilah dan Definisi

4.1 Studi kelayakan

Kajian untuk memastikan bahwa PLTD/MG yang akan dibangun memenuhi kelayakan secara geografis, sosial, ekonomi teknik termasuk di dalamnya analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL, UPL/UKL dan SPPL).

4.2 Desain enjiniring

Proses dari studi kelayakan (Feasibility study), menyusun basic design serta menyiapkan dokumen lelang dan setelah kontrak ditandatangani selanjutnya melakukan design review dan approval terhadap detail design, gambar konstruksi, schematic diagram, P&ID, logic

diagram, setting proteksi, dan lain-lain yang diajukan pelaksana komisioning berdasarkan

peraturan, standar, dan kontrak.

4.3 Supervisi konstruksi

Kegiatan inspeksi dan verifikasi berdasarkan peraturan, standar, kontrak, serta dokumen desain enjiniring yang telah mendapatkan approval (No Exception Noted) yang dilakukan oleh Tim Supervisi Konstruksi pada tahap pemasangan terhadap kebenaran pemasangan dan konstruksi serta kelengkapan peralatan yang selanjutnya menerbitkan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK) sebagai dasar dimulainya komisioning yang berlaku.

(15)

3

4.4 Supervisi komisioning

Suatu pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan pengujian di lapangan terhadap peralatan individu, sistem, unit, dan untuk memastikan kesesuaian terhadap desain, peraturan, standar, dan persyaratan kontrak yang berlaku.

4.5 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK)

Berita acara penyelesaian pekerjaan konstruksi dari Tim Supervisi Konstruksi yang menyatakan bahwa lingkup peralatan telah terpasang berdasarkan desain enjiniring yang telah disetujui (misalkan sesuai desain, peraturan, standar) dan siap untuk pelaksanaan komisioning.

4.6 Komisioning

Suatu rangkaian kegiatan yang terus menerus meliputi: pemeriksaan kelengkapan dokumen komisioning, mengevaluasi, dan persetujuan prosedur uji komisioning, pemeriksaan peralatan, pembersihan (flushing), uji individual, uji sistem, dan uji unit untuk pembuktian desain, persyaratan kontrak, keselamatan, keamanan, keandalan operasi, dan ramah lingkungan.

4.7 Program pelaksanaan komisioning

Uraian tentang pelaksanaan komisioning yang meliputi ruang lingkup komisioning, struktur organisasi komisioning, tugas dan tanggung jawab, perencanaan hingga persiapan pelaksanaan komisioning serta tindakan pencegahan dan perbaikan jika terjadi permasalahan teknis dalam pelaksanaan komisioning termasuk manajemen K2/K3.

4.8 Pelaksanaan komisioning

Kegiatan pemeriksaan dan pengujian untuk membuktikan kesesuaian peralatan dan sistem instalasi tenaga listrik terhadap desain, persyaratan kontrak, peraturan, standar yang berlaku, dalam rangka percobaan pembebanan/pengoperasian sebelum dioperasikan secara komersial.

Pelaksana komisioning adalah kontraktor atau PLN.

4.9 Inspeksi

Pemeriksaan produk, proses, jasa, atau instalasi atau masing-masing desainnya serta penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau persyaratan umum berbasis pembuktian secara profesional.

(16)

SPLN K6.005: 2015

4

4.10 Pengujian

Segala kegiatan bertujuan untuk mengukur dan menilai unjuk kerja suatu peralatan individu, sistem, dan unituntuk membuktikan kesesuaian terhadap desain, peraturan, standar, dan persyaratan kontrak yang berlaku.

4.11 Prosedur komisioning

Dokumen tertulis yang berisi serangkaian kegiatan yang meliputi ruang lingkup pengujian, peralatan pengujian, metode pengujian, lembar formulir rekaman hasil uji, standar yang digunakan, dan kriteria hasil uji.

4.12 Uji individu

Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap peralatan individu, terpisah dari sistem, untuk membuktikan dan menjamin bahwa peralatan individu tersebut dapat berfungsi sesuai desain dan standar yang berlaku.

4.13 Uji sistem

Kegiatan pengujian terhadap sistem untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu yang tergabung di dalam sistem secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan standar yang berlaku.

4.14 Uji unit

Kegiatan pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu dan sistem yang tergabung dalam satu unit PLTD/MG secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan standar yang berlaku.

4.15 Rekomendasi laik bertegangan

Surat pernyataan dari pengelola komisioning, berdasarkan hasil supervisi komisioning yang telah dilakukan terhadap instalasi tenaga listrik, bahwa instalasi tenaga listrik tersebut telah memenuhi persyaratan dan siap untuk melakukan percobaan bertegangan dan pembebanan yang terhubung dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik.

4.16 Rekomendasi laik sinkron

Surat pernyataan dari pengelola komisioning, berdasarkan hasil supervisi komisioning yang telah dilakukan terhadap unit PLTD/MG, bahwa unit PLTD/MG tersebut telah memenuhi persyaratan dan siap untuk melakukan sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik, dan selanjutnya melakukan pengujian pembebanan.

(17)

5

4.17 Uji pembebanan

Pengujian terhadap unit PLTD/MG yang dilakukan dalam keadaan berbeban untuk mengetahui dan membuktikan karakteristik operasi pembebanan unit PLTD/MG.

4.18 Uji lepas beban

Pengujian terhadap unit PLTD/MG dengan cara melepaskan beban seketika (Load

Rejection Test antara lain: House Load atau Full Speed No Load) dari jaringan/distribusi

pada beban tertentu untuk menguji dan membuktikan kemampuan dan pengaturan sistem kontrol mekanik dan listrik. Pengujian dapat dilakukan pada beban secara bertahap hingga beban MCR (Maximum Continuous Rating).

4.19 Uji keandalan

Pengujian terhadap unit PLTD/MG dengan cara membebani dalam waktu tertentu secara terus menerus (Reliability Run Test), termasuk beban nominal (MCR) dan beban sesuai kebutuhan jaringan/distribusi.

4.20 Uji unjuk kerja

Uji unjuk kerja (Performance test) untuk mengetahui dan membuktikan dengan cara mengukur dan menghitung kapasitas keluaran daya generator, heat rate, daya pemakaian sendiri, serta membandingkan terhadap persyaratan yang digaransi pada kontrak.

4.21 Uji dampak lingkungan

Pengukuran dan pengujian untuk mengetahui dan membuktikan bahwa kegiatan pengoperasian unit PLTD/MG harus memenuhi peraturan, standar lingkungan hidup yang berlaku dan persyaratan garansi kontrak.

4.22 Maximum Continuous Rating (MCR)

Keluaran daya maksimum dari pembangkit listrik yang mampu dihasilkan secara terus menerus dalam kondisi normal.

4.23 Rehabilitasi

Kegiatan untuk membantu memulihkan atau perbaikan kondisi unit pembangkit listrik mencapai kemampuan maksimum.

4.24 Relokasi

Pemindahan tempat lokasi unit pembangkit listrik dari suatu lokasi ke lokasilain dengan alasan tertentu.

(18)

SPLN K6.005: 2015

6

5

Tahapan Dalam Pembangunan PLTD/MG

Tahapan dalam kegiatan pembangunan PLTD/MG diperlihatkan pada Gambar 3. Yangdilakukan secara bertahap sebagai berikut:

5.1 Studi kelayakan

Studi kelayakan dilaksanakan sebelum dibangunnya suatu instalasi PLTD/MG, meliputi kajian untuk memastikan bahwa PLTD/MG yang akan dibangun memenuhi kelayakan secara geografis, sosial, ekonomi teknik termasuk di dalamnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

5.2 Enjiniring

Enjiniring merupakan perencanaan secara teknis peralatan dan instalasi PLTD/MG meliputi

basic design, gambar konstruksi, skematik diagram, Piping & Instrument Diagram (P&ID), logic diagram, relay proctection.

Seluruh ketentuan dalam perencanaan dicantumkan dalam buku kontrak yang akan digunakan sebagai acuan dalam konstruksi dan komisioning. Detail dari perencanaan dicantumkan sebagai lampiran kontrak.

5.3 Konstruksi

Tahapan pelaksanaan pemasangan peralatan PLTD/MG yang dimulai dari effective date hingga dimulai pelaksanaan komisioning.

5.4 Komisioning

Pelaksanaan komisioning dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan komisioning: pembentukan tim supervisi komisioning, review & approval

testprocedure, pengumpulan dokumen teknik;

b. Pemeriksaan pendahuluan, sesuai butir 7.1.3, meliputi:

i. Pemeriksaan dokumen antara lain: gambar, BAPPK termasuk evaluasi sistem pemipaan (sesuai peraturan yang berlaku);

ii. Pemeriksaan visual peralatan dan kelengkapannya.

c. Supervisi uji Individu termasuk uji sequential interlock, uji proteksi, uji kontrol

electric/pneumatic/hydraulic;

d. Supervisi uji sistem antara lain meliputi: Balance of Plant (BOP), engine, generator,

transformator, uji jalan tanpa beban;

e. Supervisi uji unit antara lain meliputi: uji sinkronisasi, uji pembebanan, uji lepas beban, uji keandalan, uji unjuk kerja, uji dampak lingkungan;

(19)

7

Gambar 1. Tahapan pembangunan PLTD/MG

KETERANGAN:

A : Persiapan Komisioning(lihat butir 7.2.1) B : Pemeriksaan Pendahuluan (lihat butir 7.2.2) C : Uji Individu (lihat butir 7.2.3 dan lampiran 4 tabel 1) D : Uji Sistem (lihat butir 7.2.4 dan lampiran 4 tabel 1) E : Uji Unit (lihat butir 7.2.5 dan lampiran 4 tabel 2) *) Pemberian tegangan (lihat butir 7.2.4.1)

MULAI KONSTRUKSI

A B

UJI

PEMBEBANAN UJI LEPAS BEBAN

UJI UNJUK KERJA MASA GARANSI E UJI UNIT D UJI SISTEM MASA KOMISIONING MASA KONSTRUKSI / PEMASANGAN KONSTRUKSI SELESAI PEMBERIAN TEGANGAN*) (BACK FEEDING) SINKRONISASI C UJI INDIVIDU UJI KEANDALAN UJI DAMPAK LINGKUNGAN ENJINIRING STUDI KELAYAKAN PENYALAAN PERTAMA (FIRST FIRING) ENGINE SERAH TERIMA AKHIR (FAC) LAPORAN TEKNIK KOMISIONING

(20)

SPLN K6.005: 2015

8

6

Manajemen Komisioning

6.1 Umum

Untuk menjamin pelaksanaan komisioning berjalan lancar dan efektif maka diperlukan pengaturan manajemen komisioning, meliputi struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab komisioning serta keterkaitan hubungan kerja antar pihak pengelola dalam pelaksanaan komisioning.

6.2 Hirarki hubungan kerja antar pihak pengelola

Hubungan kerja antar pihak pengelola yang terkait dalam pelaksanaan komisioning mencakup antara lain: PLN Kantor Pusat, Pengelola Komisioning, Pengelola Proyek, Pengelola Enjiniring, Pengelola Konstruksi, Pengelola Operasi dan sistem (Jaringan/distribusi dan Pembangkit) dan Konsultan.

Hubungan kerja antar pihak pengelola dalam pelaksanaan komisioning digambarkan pada organogram di bawah ini.

Gambar 2. Hubungan kerja antar pihak pengelola Garis Komunikasi Garis Komando Garis Kerjasama PENGELOLA SUPERVISI KONSTRUKSI UNIT PELAKSANA KONSTRUKSI UNIT PENGELOLA

OPERASI DAN SISTEM

KETUA TIM SUPERVISI KONSTRUKSI

PELAKSANA KOMISIONING

PLN PUSAT / DIREKSI TERKAIT

PENGELOLA PROYEK PENGELOLA ENJINIRING KETUA TIM SUPERVISI KOMISIONING KONSULTAN (BILA DIPERLUKAN) KETUA TIM ENJINIRING PENGELOLA KOMISIONING PENGELOLA OPERASI DAN SISTEM

(21)

9

6.3 Struktur organisasi tim supervisi komisioning

Struktur organisasi tim supervisi komisioning sesuai organogram di bawah ini.

Gambar 3. Struktur organisasi tim supervisi komisioning

6.4 Tugas dan tanggung jawab tim supervisi komisioning

6.4.1 Ketua dan wakil ketua tim supervisi komisioning

Tugas dan tanggung jawab Ketua dan Wakil Tim Supervisi Komisioning meliputi:

1. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada peraturan, persyaratan kontrak, standar, prosedur komisioning yang telah disetujui;

2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning; 3. Menyetujui (approval) prosedur uji komisioning;

4. Mengkoordinasikan tim pelaksana komisioning dan tim supervisi komisioning sesuai

basic communication;

5. Melaksanakan supervisi komisioning dengan mematuhi kaidah K2 dan K3;

6. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji pembebanan dengan pengelola jaringan/distribusi berdasarkan rencana uji pembebanan;

7. Mengevaluasi hasil komisioning;

8. Menyiapkan kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam penerbitan rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron;

9. Menyiapkan laporan teknik komisioning;

10. Menyiapkan rekomendasi laporan kelaikan operasi dan kelengkapan persyaratan untuk penerbitan Sertifikat Laik Operasi.

6.4.2 Anggota tim supervisi komisioning

Tugas dan tanggung jawab anggota tim supervisi komisioning meliputi: Bidang Mekanik

Ketua dan Wakil Tim Supervisi Komisioning

Bidang Listrik Bidang Instrumen dan Kontrol Bidang Kimia dan Lingkungan Bidang Operasi dan Pemeliharaan Administrasi

Teknik Tim Review

(22)

SPLN K6.005: 2015

10

1. Mengevaluasi peralatan dan instalasi yang telah selesai dipasang dan siap melakukan supervisi komisioning, sesuai dengan dokumen BAPPK;

2. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada prosedur komisioning yang telah disetujui;

3. Dalam melaksanakan supervisi komisioning, seluruh personil tim supervisi komisioning harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) serta menegakkan aturan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); 4. Melakukan evaluasi hasil komisioning;

5. Menyiapkan hasil komisioning sesuai dengan bidangnya;

6. Menyiapkan Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dan Rekomendasi Teknik Laik Sinkron (RLS);

7. Membuat laporan teknik komisioning.

6.4.3 Tim review prosedur komisioning

Tugas dan tanggung jawab tim review prosedur komisioning meliputi: 1. Melaksanakan review terhadap prosedur komisioning;

2. Mengevaluasi kelengkapan prosedur komisioning terhadap seluruh peralatan individu, sistem yang terpasang;

3. Menyampaikan tanggapan prosedur komisioning kepada ketua tim supervisi komisioning;

4. Mengikuti pembahasan hasil review prosedur komisioning.

6.4.4 Petugas administrasi teknik

1. Melakukan kegiatan administrasi teknik dan korespondensi; 2. Mencatat surat masuk dan keluar;

3. Menyusun dan menyimpan dokumen komisioning; 4. Mencatat dan membuat agenda rapat;

5. Membantu ketua/wakil ketua tim supervisi komisioning dalam membuat evaluasi dan laporan komisioning.

6.4.5 Pelaksana komisioning

1. Menyampaikan dokumen kontrak;

2. Menyampaikan dokumen teknikdimana secara rinci dapat dilihat pada butir 7.1.3.1; 3. Mengajukan prosedur komisioning;

4. Menyediakan peralatan uji;

5. Menyampaikan jadwal pelaksanaan.

7

Pelaksanaan Komisioning

Pelaksanaan komisioning sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan berikut:

a. Program komisioning, jadwal komisioning, dan prosedur uji komisioning telah disetujui oleh tim supervisi komisioning;

b. Setting untuk sistem kontrol dan proteksi untuk peralatan internal pembangkit harus telah disetujui oleh tim enjiniring dan setting untuk sistem kontrol dan proteksi untuk

(23)

11

peralatan yang terhubung dengan jaringan/distribusi telah disetujui oleh pengelola jaringan/distribusi sistem tenaga listrik;

c. Dokumen BAPPK sudah diterbitkan oleh tim supervisi konstruksi.

7.1 Program

Program komisioning merupakan rancangan pelaksanaan komisioning yang disiapkan oleh pelaksana komisioning dikaji oleh tim supervisi komisioning dan pengelola proyek.

7.1.1 Jadwal

Jadwal komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang telah dikaji oleh tim supervisi komisioning dan pengelola proyek.

7.1.2 Prosedur komisioning

Prosedur komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang diajukan kepada tim supervisi komisioning minimal 4 (empat) bulan sebelum pelaksanaan komisioning dimulai serta dikaji dan disetujui oleh tim komisioning.

Prosedur komisioning meliputi: a. Tujuan komisioning; b. Ruang lingkup; c. Acuan;

d. Alat yang digunakan; e. Prosedur K2/K3;

f. Persyaratan kondisi teknis yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengujian; g. Metode uji;

h. Kriteria penerimaan;

i. Gambar Skematik diagram, P&ID, dan data pendukung yang terkait; j. Formulir lembar rekaman hasil inspeksi/hasil uji.

7.1.3 Dokumen komisioning

Dokumen komisioning meliputi: dokumen teknik, BAPPK, temuan-temuan dalam komisoning, dan laporan komisioning.

7.1.3.1 Dokumen teknik

Dokumen teknik terdiri dari: a. Dokumen kontrak; b. Basic Design;

c. Spesifikasi teknik termasuk data sheet; d. Gambar konstruksi;

e. Single Line Diagram;

f. Skematik dan wiring diagram;

(24)

SPLN K6.005: 2015

12 h. Logic Diagram;

i. Setting untuk sistem kontrol & proteksi; j. Operation & Maintenance Manual peralatan; k. Prosedur komisioning;

l. Laporan hasil uji pabrik (Type Test, Factory Acceptance Test); m. AMDAL (UKL/UPL) atau Surat Ijin Lingkungan.

7.1.3.2 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK)

BAPPK merupakan pernyataaan bahwa lingkup peralatan telah terpasang sesuai desain enjiniring yang telah disetujui berdasarkan peraturan, standar, kontrak, dan siap untuk pelaksanaan komisioning.

BAPPK diterbitkan oleh Tim Supervisi Konstruksi sebagai persyaratan dalam pelaksanaan komisioning.

CATATAN : Bila terdapat perbedaan antara kontrak dengan desain yang disetujui, maka harus dilengkapi dengan justifikasi dan persetujuan dari pengelola enjiniring.

7.2 Tahapan dalam kegiatan komisioning

7.2.1 Persiapan komisioning

Persiapan komisioning harus dilakukan secara terpadu dimulai sebelum pengujian di lapangan dilaksanakan.

Persiapan komisioning meliputi antara lain: a. Pembentukan tim komisioning; b. Review & approval testprocedure; c. Pengumpulan dokumen teknik.

7.2.2 Pemeriksaan pendahuluan

Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk memastikan bahwa dokumen penunjang serta peralatan yang terpasang sudah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan siap dilakukan uji individu.

Pemeriksaan pendahuluan meliputi antara lain: a. Detail engineering design;

b. Gambar konstruksi, P&ID, logic diagram, schematic diagram; c. Spesifikasi teknik peralatan;

d. Protection setting calculation note yang sudah disetujui; e. Commissioning Schedule;

f. Prosedur komisioning;

g. BAPPK yang telah diterbitkan oleh tim supervisi konstruksi;

h. Ijin kerja dan sistem tagging (Permit To Work, Job Safety Analysis, Log Out Turn Off); i. Pemeriksaan visual peralatan dan kelengkapannya.

(25)

13

7.2.3 Uji individu

Pengujian individu merupakan pengujian karakteristik dan unjuk kerja peralatan secara individu meliputi bidang listrik, bidang mekanik, bidang kontrol dan instrumen, serta bidang kimia dan lingkungan yang belum terhubung secara sistem.

Pengujian individu PLTD/MG tercantum pada Tabel 1.

7.2.4 Uji sistem

Pengujian dilaksanakan untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individual yang tergabung dalam sistem secara terpadu dapat berfungsi dengan baik. Uji Sistem dimulai sejak penyalaan pertama engine sampai dengan uji sinkron.

Pengujian terhadap sistem peralatan PLTD/MG tercantum pada Tabel 1.

Pada pekerjaan proyek pembangunan PLTD/MG digunakan tahapan pencapaian yang meliputi antara lain sebagai berikut :

7.2.4.1 Sistem catu daya untuk keperluan komisioning

Untuk melaksanakan pengujian individu atau pengujian sistem dapat menggunakan sumber catu daya dari Generator Set sendiri atau dengan pemberian tegangan (Back

Feeding/Energize) dari sistem jaringan/distribusi.

Untuk pemberian tegangan dari sistem jaringan/distribusi (Back Feeding) diperlukan Rekomendasi Teknik Laik Bertegangan (RLB) yang diterbitkan oleh badan yang berwenang dan telah terakreditasi, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Hasil uji individu peralatan sesuai lingkup pengujian sesuai standar; b. Hasil uji fungsi proteksi sesuai lingkup pekerjaan sesuai standar; c. Setting relai proteksi telah disetujui pengelola jaringan/distribusi; d. Pemadam kebakaran telah siap digunakan;

e. Ijin pemberian tegangan dari pengelola jaringan/distribusi telah diterbitkan.

7.2.4.2 Sistem proteksi dan interlock engine

–generator

Lingkup kegiatan engine–generator proteksi dan interlock adalah meliputi kegiatan pengujian proteksi dan interlock untuk masing-masing:

a. Pengujian semua sinyal proteksi untuk engine; b. Pengujian semua sinyal proteksi untuk generator; c. Pengujian semua sinyal interlocking engine–generator.

Metode dan kriteria pengujian merujuk kepada desain logic dan skematik diagram yang telah disetujui.

7.2.4.3 Penyalaan pertama engine

Lingkup kegiatan penyalaan pertama engine (engine first firing) adalah dimulainya engine mengalami proses pembakaran dalam ruang bakar. Metode dan kriteria engine first firing merujuk kepada buku Operasi dan Pemeliharaan Engine dari pabrikan yang diuraikan secara lengkap dalam prosedur pelaksanaannya.

(26)

SPLN K6.005: 2015

14

7.2.4.4 Uji jalan tanpa beban (Full speed no load test)

Lingkup kegiatan Uji Jalan Tanpa Beban/Full Speed No Load Test (FSNL) adalah meliputi: a. Uji dinamik proteksi engine–generator;

b. Uji dinamik over speed;

c. Uji karakteristik sistem eksitasi dan Automatic Voltage Regulator (AVR); d. Uji karakteristik Open/Short Circuit Generator Test;

e. Uji fungsi sistem sinkronisasi;

f. Verifikasi besaran operasi engine–generator.

Metode dan kriteria FSNLtest merujuk kepada petunjuk operasi dan pemeliharaan pabrikan serta standar yang berlaku dan diuraikan secara lengkap dalam prosedur pelaksanaannya.

7.2.5 Uji unit

Pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu dan sistem yang tergabung dalam satu unit PLTD/MG secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan standar yang berlaku.

7.2.5.1 Synchronization test

Uji sinkronisasi (synchonization test) meliputi uji fungsi dan operasi sistem kontrol dan pengaturan yang terpadu terhadap governor, eksitasi, Automatic Voltage Regulator (AVR) dan relai sinkronisasi yang menunjang sistem PLTD/MG untuk sinkron.

Untuk sinkron pertama kali dengan jaringan/distribusi harus memenuhi ketentuan yang berlaku sebagai berikut:

a. Setting relai PLTD/MG yang berhubungan dengan sistem jaringan/distribusi telah disetujui oleh pengelola sistem jaringan/distribusi;

b. Surat Rekomendasi Teknik Laik Sinkron (RLS) telah diterbitkan oleh badan yang berwenang dan telah terakreditasi. Surat rekomendasi ini adalah pernyataan bahwa unit PLTD/MG tersebut telah memenuhi persyaratan dan siap untuk melakukan sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik dan selanjutnya melakukan pengujian pembebanan;

c. Surat ijin sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik sudah diterbitkan oleh pengelola jaringan/distribusi.

7.2.5.2 Load test

Rangkaian kegiatan pengujian terhadap unit PLTD/MG yang dilakukan dalam keadaan berbeban untuk mengetahui karakteristik operasi pembebanan sesuai kontrak dan standar yang berlaku.

Rangkaian uji pembebanan sekurang-kurangnya meliputi:

a. Uji karakteristik operasi pada beberapa variasi beban terhadap parameter operasi mesin, listrik, control & instrument;

b. Uji Reverse Power;

c. Uji Power System Stabilizer (if any);

d.

Load Ramping Test;

(27)

15

f.

Maximum Capacity Test;

g.

Normal Shutdown;

h.

Mode Operation Test;

i.

AVR Test;

j.

Reliability Start & Stop dilakukan minimal 6 (enam) kali.

7.2.5.3 Uji lepas beban (Load rejection)

Pengujian unit PLTD/MG dengan cara melepaskan beban seketika dari jaringan/distribusi pada beban tertentu untuk menguji kemampuan pengaturan sistem kontrol mekanik dan listrik.

Pengujian dilakukan pada beban secara bertahap 50 %, 75 % sampai dengan beban MCR (Maximum Continuous Rating).

Setelah beban dilepas, sistem PLTD/MG harus dapat berbeban dengan beban pemakaian sendiri (house load) dan atau beroperasi tanpa beban (full speed no load).

CATATAN 1: Dalam pelaksanaan uji lepas beban, apabila sistem tidak mampu untuk menanggulangi kekurangan pasokan daya akibat uji lepas beban, maka uji lepas beban boleh tidak dilakukan namun harus dilengkapi surat pernyataan dari unit pengelola sistem jaringan/distribusi yang menyatakan sistem tidak mampu untuk uji lepas beban, serta dilengkapi dengan pernyataan dari pabrikan/kontraktor bahwa unit pembangkit aman beroperasi jika terjadi lepas beban.

CATATAN 2: Pada pengujian lepas beban sistem kontrol pada kondisi otomatis, dan sistem PLTD/MG tidak boleh trip.

7.2.5.4 Uji keandalan

Pengujian keandalan unit PLTD/MG dilakukan dengan pembebanan selama 360 jam secara terus menerus, termasuk di dalamnya dengan beban nominal (MCR) selama 96 jam secara terus menerus, selanjutnya pada beban sesuai dengan kebutuhan jaringan/distribusi.

Bila terjadi gangguan eksternal, pengujian tidak mengalami pengulangan, namun jumlah jam gangguan akan ditambahkan di akhir pengujian sehingga total waktu uji tetap 360 jam. Jika setiap gangguan internal kurang dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan internal kurang dari 11 jam, maka tidak dilakukan pengulangan, namun jumlah jam gangguan internal akan ditambahkan pada akhir uji, sehingga total waktu uji tetap 360 jam.

Jika setiap gangguan internal lebih dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan internal lebih dari 11 jam, maka harus dilakukan pengujian ulang dari awal.

CATATAN 1: Sistem jaringan/distribusi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan beban MCR 96 jam secara terus-menerus perlu dilengkapi surat pernyataan dari pengelola jaringan/distribusi; CATATAN 2: Untuk PLTD/MG pemikul beban puncak uji keandalan dilakukan selama 360 Jam Operasi secara akumulatif dengan memperhitungkan Reserved Shutdown Hour (RSH) dan Outside

Management Control (OMC) yang disebabkan oleh ganguan energi primer dan jaringan/distribusi,

termasuk didalamnya 96 jam operasi MCR (kumulatif) dengan beberapa kali start.

7.2.5.5 Uji unjuk kerja

Pengujian untuk mengetahui dan membuktikan bahwa kapasitas, tara kalor (heat rate), dan karakteristik operasi unit atau operasi peralatan sesuai persyaratan spesifikasi teknik. Uji unjuk kerja sekurang-kurangnya meliputi:

(28)

SPLN K6.005: 2015

16

a. Generator Grossand Net Power Output (50 % selama 1 jam, 75 % selama 2 jam, 100 % selama 1 jam, 110 % selama 1 jam, dan 100 % kembali selama 3 jam) dilakukan secara berurutan, masing-masing tanpa berhenti sela;

b. Gross and Net Plant Heat Rate; c. Specific Fuel Consumption (SFC); d. Auxiliary Power Consumption; e. Lube Oil Consumption;

f. BOP Performance (for Capacity and Quality Outlet).

7.2.5.5.1 Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan uji unjuk kerja

Bila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam kontrak atau terdapat klausul dalam kontrak yang saling bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan atau persyaratan standar maka klausul tersebut harus diselesaikan dalam bentuk kesepakatan sebelum Uji Unjuk Kerja dilaksanakan dengan memperhatikan aspek legal dan lainnya.

Hal-hal yang harus disepakati bersama sekurang-kurangnya meliputi: a. Angka garansi;

b. Prosedur uji unjuk kerja; c. Kondisi peralatan yang diuji; d. Kalibrasi peralatan uji;

e. Koordinasi pelaksanaan pengujian; f. Evaluasi hasil uji;

g. Kriteria hasil uji.

7.2.5.5.1.1 Angka garansi

Semua pihak harus sepakat dan mempunyai pengertian yang sama mengenai angka garansi, syarat-syarat, dan kondisi untuk mencapainya, serta hal-hal yang dapat mengakibatkan batalnya angka garansi tersebut.

7.2.5.5.1.2 Prosedur uji unjuk kerja

Semua pihak harus sepakat bahwa prosedur uji unjuk kerja yang diajukan oleh pelaksana komisioning setelah dikaji dan disetujui oleh tim supervisi komisioning yang meliputi:

a. Tujuan serta ruang lingkup dari setiap pengujian, metode uji, metode evaluasi dan metode pengoperasian peralatan, serta sampai berapa kali pengujian boleh dilakukan, terutama yang menyangkut angka garansi sehingga dapat ditentukan: apakah pengujian tersebut berhasil atau harus dikenakan denda (penalty);

b. Metode pengukuran, penempatan, dan ketelitian alat ukurnya.

Dalam hal adanya lebih dari satu cara/alat yang digunakan untuk memperoleh data, maka sebelum pengujian, harus ditentukan dan disetujui kriteria yang akan digunakan untuk memilih atau menggabungkan data yang diperoleh secara tertulis.

c. Saat pengambilan data dimulai, mengenai kriteria penyimpangan, data yang diijinkan (contingency reading) serta mengenai selang waktu dan lamanya pelaksanaan pengujian.

(29)

17

7.2.5.5.1.3 Kondisi peralatan yang diuji

a. Semua pihak harus sepakat bahwa peralatan yang akan diuji telah siap untuk dilakukan pengujian, perlengkapan instrumentasi dan proteksi yang terpasang telah cukup untuk dapat melaksanakan pengoperasian dengan aman dan andal, baik bagi petugas maupun untuk peralatan itu sendiri;

b. Semua pihak harus sepakat, mengenai semua penyetelan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sebelum selama dan sesudah pengujlan.

7.2.5.5.1.4 Kalibrasi peralatan uji

a. Semua pihak harus sepakat bahwa sebelum pelaksanaan uji unjuk kerja semua peralatan uji dan peralatan ukur harus telah dikalibrasi;

b. Semua pihak harus sepakat, rnengenai metoda dan pelaksanaan kalibrasi alat-alat ukur/instrumentasi yang akan digunakan untuk pengujian, serta mengenai pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat kalibrasi.

7.2.5.5.1.5 Koordinasi pelaksana pengujian

a. Semua pihak harus sepakat, mengenai pembagian tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam pengujian, serta mengenai jumlah dan penempatan personel pengujian;

b. Semua pihak harus sepakat, mengenai penunjukan pihak luar (bila ada), yang diminta untuk membantu pelaksanaan uji unjuk kerja;

c. Dalam hal kegiatan pembersihan, maka harus dicapai kesepakatan, mengenai tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

7.2.5.5.1.6 Evaluasi hasil uji

a. Semua pihak harus sepakat, mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamatan, kondisi, dan metode pengoperasian, serta hasil akhir setiap pengujian;

b. Semua pihak harus sepakat, mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung faktor kesalahan (probable error) untuk mengevaluasi data, serta kemungkinan kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi, tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal;

c. Semua pihak harus sepakat, mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian; d. Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai: sejauh mana

hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan pelaksana komisioning untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.

(30)

SPLN K6.005: 2015

18

7.2.5.6 Kriteria hasil uji

Semua pihak harus sepakat, mengenai kriteria uji yang diterapkan sehingga dapat menghindari perbedaan pendapat mengenai hasil uji. Dan hasil kesepakatan ini dicatat dan disetujui oleh semua pihak.

7.2.5.7 Uji dampak lingkungan

Pengukuran untuk membuktikan bahwa kegiatan unit untuk memenuhi kelayakan dampak lingkungan serta memenuhi baku mutu sesuai peraturan yang berlaku.

Pengujian meliputi antara lain: a. Pengukuran emisi gas buang; b. Pengukuran tingkat kebisingan; c. Pengukuran limbah cair.

7.3 Pelaporan

Laporan teknik komisioning meliputi hasil kegiatan komisioning dan evaluasi data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian individual, sistem, unit, dan uji unjuk kerja dengan format laporan pada Lampiran 3.

8

Aturan Keselamatan Tenaga Kerja, Peralatan, dan Lingkungan Hidup

Peraturan keselamatan kerja dan lingkungan hidup yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan konstruksi dan komisioning harus memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku.

(31)

19

(32)

SPLN K6.005: 2015

20

Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK)

PT. PLN (Persero):

TURN OVER PACKAGE

FROM CONSTRUCTION TO COMMISSIONING

No.: Project: Date: Contractor: 1. Name of equipment : . . . System : . . . . . KKS No. : . . . . . . Technical data : . . . 2. Construction Remarks : 3. Statement:

The construction supervision team do hereby certify that construction of the above mentioned equipment or system has been completed and the commissioning supervision team is allowed be conducted the relevant tests.

Construction Supervision Team

Name : . . . .. Signature : . . . .. Date : . . . Contractor Name : . . . .. Signature : . . . .. Date : . . . Acknowledgement

Commissioning Supervision Team

Name : . . . .. Signature : . . . .. Date : . . .

(33)

21

Lampiran 3. Form Laporan

LAPORAN TEKNIK KOMISIONING

PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS

JUDUL

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Umum

Uraian yang berisikan antara lain mengenai dasar pelaksanaan komisioning, pemilik instalasi tenaga listrik, lokasi instalasi, dan informasi lain yang bersifat umum. 1.2 Riwayat Instalasi

Uraian yang berisikan antara lain mengenai tahun pembangunan, konsultan perencana pembangunan, kontraktor pelaksana pembangunan, pelaksana komisioning, konsultan pengawas pembangunan, operator instalasi, dan informasi lain yang terkait.

BAB II LINGKUP PEKERJAAN

Uraian yang berisikan lingkup pekerjaan, peralatan, dan instalasi yang dilakukan komisioning

BAB III REFERENSI ACUAN

Uraian yang berisikan undang-undang, peraturan, standard (Internasional dan Nasional), prosedur komisioning, instruction manual O & M, skematik diagram dan logic diagram yang sudah disetujui, buku kontrak pengadaan PLTD/MG dan informasi lain yang terkait

BAB IV DATA TEKNIS

Uraian yang berisikan data teknis dan spesifikasi teknik peralatan utama PLTD/MG. Bila uraian data teknis panjang dapat dimasukan sebagai lampiran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Uraian yang berisikan tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan, pelaksana yang terdiri dari: pelaksana pengujian/komisioning, pelaksana supervisi komisioning dan pelaksana konsultan/pengawas proyek

(34)

SPLN K6.005: 2015

22

BAB VI HASIL KOMISIONING

Uraian yang berisikan hasil komisioning terhadap uji individu, uji sistem, uji unit, perhitungan uji unjuk kerja, temuan-temuan selama periode komisioning, rekomendasi teknik dan informasi lain yang terkait

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Uraian yang berisikan kesimpulan uji individu, uji sistem, uji unit, perhitungan uji unjuk kerja, jastifikasi hasil komisioning, rekomendasi dan saran

LAMPIRAN 1. Data teknis dan spesifikasi teknik

2. Diagram garis tunggal (Single Line Diagram) 3. Ikhtisar hasil komisioning

(35)

23

Lampiran 4. Daftar Mata Uji Individu dan System

Tabel 1. Daftar mata uji individu dan sistem

No. Uraian Standar Acuan

BALANCE OF PLANT SYSTEM

1 Fire Fighting System:

ASME PTC 8.2; 7.1; 19 FM GLOBAL PERATURAN MENTERI 02/1993 IEC 60034-2010 IEEE 43; C37-2000 NFPA 850; 20; 72; 12A; 12B; 15; 25; 11; 291; 10; 85 Norsok P-100

- Pump Station System

- Hydrant System

- Fire Detection System

- Sprinkle System (if any)

- Deluge System (if any)

- CO2 System (if any) - Foam System (if any)

- Portable Fire Fighting Equipments (APAR)

- Fire Fighting Truck (if any)

2 Water Treatment System: Norsok P-100

ASME PTC 8.2; 10; 31; 24 ASTM D511; 512; 516; 857; 888; 859; 1889; 1688; 1426; 1385 ASTM D1125; D1126; D1293; D1782; D2035; 1067; 1068; 1125; IEC 60034 IEEE 43; C37

- Water Treatment System

- Make Up Water

- Service Water System

3 Waste Water Treatment System: ASTM D1691; 1889; 3921; 1688; 1687; 1293

- Oil Water Separator System ASME PTC 8.2; 10; SPLN 30-1980

- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PERMEN LH 08 TAHUN 2009

4 Fuel System: ASME PTC 3.1; 3.3; 7.1; 8.2; 10

- Fuel Oil Receiving System API 2610

- Fuel Oil Forwarding System ASME B31

- Fuel Oil Unloading System NFPA 31; Norsok P-100

- Fuel Oil Tank IEC 60034; IEEE 43; C37; ASME B31.4

- Fuel Feeding System ASME B312

(36)

SPLN K6.005: 2015

24

- Fuel Gas Metering and Reducing System

- Safety Valve Fuel Gas System

5 Air Compressor System: ISO 8573-1

- Service Air Compressor System ASME PTC 9; 10; B19

- Instrument Air Compressor System

- Air Receiving Tank System ISA 7.0.01

- Starting Air Compressor System ISO 7967-8 2005

6 Ventilation and Air Conditioning System: ARI 710 2004

- Fan & Damper System Norsok H 001

- Air Conditioning System -

INSTRUMENTATION & CONTROL SYSTEM

1 Individual Instruments, I/O, and Control Loops ISA S5.4 1991 2 Distributed Control System IEEE 1046 1991

- Engine Supervisory and Emergency Trip System (ETS) -

- Data Aquisition System (DAS) IEEE C37.1 1994 - Sequence of Events System (SOE) ISA 18.1; ISA RP77.60.02 - Engine Interlock and Protection System -

- Modulating Control System (MCS)

IEEE 1046 1991; ISA RP55.1 - Sequence Control System (SCS)

- Human Machine Interface (HMI) ISO 9241-110 2006 3 Governor Control System ISO 3046-4 2009 4 Telecomunication System SPLN S3.002 2013

ENGINE & AUXILIARIES SYSTEM

1 Fuel System

ISO 3046-1 2009

- Gas Supply System - Degasing System - Fuel Oil Supply System - Pilot Fuel System

2 Lube Oil System

ISO 3046-1 2009

- Main Lube Oil System - Pre Lube Oil System

3 Cooling System ISO 7967-5 2010

- Cooling Water System -

(37)

25

ASME PTC 23 2003

- Jacket Water Cooling System -

- Lube Oil/Air Cooler System - 4 Air Intake and Exhaust Gas System

- Intercooler System

- Air Inlet Filter System ISO 7967

- Turbo Charger - Exhaust Gas System

5 Turning Gear System

IEC 60034; IEEE 43; C37

- Turning Gear Motor

- Engaged & Disengaged Mechanism System

6 Engine

ISO 8528-2 ISO 3046 2009 ISO 7967 2010

- Engine

- Main Stop Valves

- Governor - Oil Mist Detector

ELECTRICAL SYSTEM

1 Emergency Power System :

SPLN 47 1984; IEC 60146-1996; IEC 60095; IEEE 946

- Emergency Diesel/Gas Generator - Uninteruptible Power Supply (if any)

2 DC Supply Power System :

SPLN D3.022-3 2012; IEC-60086-2006; IEC 60335-2-29-2004; IEEE 450; NESC C2-2002

- Battery System

- Battery Charger/Rectifier - Relay Protection

3 Low Voltage System

IEC-60947-2-2003; IEC-60439-5-1998; SPLN D3-016-1-2012; SPLN D3-016-2-2012; IEC 60720-1981; IEC 61439-2011;

IEC 60255-1990

- Circuit Breaker

- Panel Distribution Board

- Station LV Switchgear

- Power Cables

- Disconnection and Earthing Switch

- Distribution Transformer

- Motor Control Center

(38)

SPLN K6.005: 2015

26 4 Medium Voltage System

- Circuit Breaker IEC-62271-200-2003

- Isolated Phase Bus/Non Segregated Phase Bus (if any) IEEE C37.23-1987

- Power Cables IEC-60502-2004

- Disconnection and Earthing Switch IEEE C37.20.2 1999; IEC-60298-1990; IEC 60050-195-2001

- Potential Transformer SPLN D3.014-02 2010; IEC-60044-2003

- Current Transformer SPLN C3.014-1 2009; IEC-60044-2003

- Surge Arrester IEC-60099-1999

- MV Switchgear IEEE C37.20.2 1999; IEC-60298-1990

- Relay Protection IEEE C37.90 1989; IEC-60255-1990

- Metering IEC-60051-1997 5 Generator and Excitation System

IEC-60034-2010; IEEE 112 2004; IEC IEC-60051-1997; IEEE 1129-1992 SPLN 52-2 1985; IEEE C37.102 1995 IEC-60439-2012 IEEE E57.12.91-1995 IEEE 142-1991 - Generator - Metering - Relay Protection

- Permanent Magnet Generator

- Excitation Transformer

- Excitation and Automatic Voltage Regulator

- Grounding - Synchronizing - Fault Recorder 8 Transformators IEC-60076-2000 SPLN 61-1997 SPLN 52-2 1985; IEEE C37.102 1995 IEEE C37.91-2000 - Generator Transformer

- Unit Auxiliary Transformer

- Station Service Transformer

- Transformer Relay Protection

9 Cathodic Protection ISO 12473 2006

Norsok M-503 API RP 651; RP 1632

- Anode & Catode

- Supply and Control Panel

10 Motors

IEC 60034; IEEE 43; C37 SPLN 34-1980

- Motor AC

(39)

27

11 Grounding System IEEE 0665-1995; IEEE 80; IEEE 81; IEEE 142-1991; IEC 60364; IEEE Std C62.92; IEC 60050-195

- Grounding Rod and Mesh

- Grounding Wire and Connection

- Neutral Ground Resistance (if any) SPLN 88- 1991

Tabel 2. Daftar mata uji unit

No. Uraian Standar Acuan

UNIT TEST

1 Engine Devices & Interlock

ISO 3046 2 Engine Safety Devices Trip Test &

Interlock

3 Generator Safety Device & Interlock ASME CSD-1; IEEE C37; IEEE 1129 4 Initial Start

ISO 3046 ISO 8528 5 First Firing

6 Full Speed No Load Test

7 Engine Protective Device Trip Test

8 Engine Over Speed Test (Mechanical & Electrical)

9 Generator Open Circuit/Short Circuit Characteristic SPLN 34D; IEC 61064; 60034; IEEE 115; IEC 60990 10 Dummy Synchron Test SPLN 34D; IEC 61064; 60034; IEEE 115 11 First Synchronization & Initial Load SPLN 34D; IEC 61064; 60034; IEEE 115 12 Reverse Power Test

SPLN 34D ; IEC60034 13 Load Test (50%, 75%, 100%)

14 AVR Test

15 Load Ramping Test

16 Generator Temperature Rise

17 Maximum Capacity Test

18 Load Rejection 100% (House Load atau Full Speed No Load)

IEC 61064

19 Power System Stabilizer (PSS) (if any) ISA S77.43 1994; ASME PTC 20; IEC 61064; ISA 75.25.01 2000 20 Reliability Run SPLN 85; SPLN 86 ; PERMEN ESDM 05 2014

(40)

SPLN K6.005: 2015

28 21 Performance :

ASME PTC 17 (Reaffirmed 2012); SPLN 47-5:1986; ISO 3046 - Generator Grosss and Net Power Output (50%

selama 1 jam, 75% selama 2 jam, 100% selama 1 jam, 110% selama 1 jam, dan 100% kembali selama 3 jam) dilakukan secara berurutan, masing-masing tanpa berhenti sela

- Grosss and Net Plant Heat Rate

- Auxiliary Power Consumption

- Lube Oil Consumption ISO 3046-1 2002 - BOP Performance (for Capacity and Quality Outlet)

22 Environmental Measurement

- Flue Gas Emission Measurement PERMEN LH 21 TAHUN 2008 - Water Disposal Measurement PERMEN LH 08 TAHUN 2009

(41)
(42)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

(43)
(44)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

Gambar

Gambar  1. Tahapan pembangunan PLTD/MG KETERANGAN:
Gambar  2.  Hubungan kerja antar pihak pengelola
Gambar  3.  Struktur organisasi tim supervisi komisioning
Tabel  1. Daftar mata uji individu dan sistem
+2

Referensi

Dokumen terkait