LAPORAN
PENERAPAN TATA KELOLA
Periode 31 Desember 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam
menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk
bersedia menyimpan dana pada Bank tersebut. Pada dewasa ini kompleksitas kegiatan usaha
Bank semakin meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis
produk dan jasa. Peningkatan kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang
sangat besar terhadap eksposur risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu
diperlukan kompetensi semua organ organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya
untuk memitigasi risiko kegiatan usaha Bank. Suatu Bank yang tidak dikelola dengan baik, sudah
pasti akan memicu munculnya satu atau lebih risiko dari antara 8 (delapan) risiko yang dihadapi
Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak-pihak yang
berkepentingan pada Bank (
stakeholders
).
Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-
nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan
usahanya dengan berpedoman pada prinsip
Good Corporate Governance
(GCG) sebagaimana
yang disebut di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 Tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Tata Kelola (
Governance
) Bagi Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana tertuang pada
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 dan di jelaskan kembali dalam Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Keloala Bagi
Bank perkreditan Rakyat, mewajibkan semua Bank Prekreditan Rakyat melaksanakan prinsip-
prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
meliputi seluruh pengurus dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai
dengan pengawai tingkat pelaksana. Adapun yang dimaksud dengan Tata Kelola atau
Good
Corporate Governance
(GCG) adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan
(
transparency
),
akuntabilitas
(
accountability
),
pertanggungjawaban
(
responsibility
), independensi (
independency
), dan kewajaran (
fairness
). Penerapan GCG secara
konsisten pada kondisi persaingan yang ketat diharapkan memperkuat daya saing perusahaan,
memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan
efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan Pemegang Saham dan
Stakeholders
sehingga Bank Tahuan Ganda dapat beroperasi dan tumbuh secara
berkesinambungan dalam jangka panjang. Pelaksanaan GCG pada Bank Tahuan Ganda
senantiasa berlandaskan pada lima prinsip di atas telah disesuaikan dengan peraturan Otoritas
Jasa Keuangan.
Pedoman GCG ini merupakan acuan internal dalam pelaksanaan GCG agar seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi yang ada pada Bank, dalam mengelola Bank dan menjalankan
usahanya senantiasa terarah dan terkontrol, dapat meningkatkan kinerja, mampu melindung
kepentingan stakeholders dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundangundangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri
perbankan,secara terus menerus dan berkesinambungan.
Secara singkat kami uraikan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan GCG Bank PT. BPR Tahuan
Ganda Ganda yakni sebagai berikut :
1. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank
menyampaikan dan melaporkan Laporan Penerapan Tata Kelola kepada Otoritas Jasa
Keuangan, asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan
keuangan, serta Laporan keuangan kepada
stakeholders
secara tepat waktu.
2. Akuntabilitas (Accountibility) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki Job descriptions
untuk semua jajaran berdasarkan ukuran tugas pokok dan fungsinya masing . Dalam
hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ
organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta
memastikan terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.
3. Tanggung Jawab (Responsbility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
Sebagai wujud pertanggung jawaban Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank
harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (
prudential banking practices
) dan
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Independensi (
Independency
) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa
pengaruh/tekanan dari pihak manapun Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak
wajar oleh
stakeholders
manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta
bebas dari benturan kepentingan (
conflict of interest
), dan setiap keputusan berdasarkan
objektifitas serta bebas dari tekanan dari pihak manapun.
5. Kewajaran (
Fairness
) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan
kewajaran (
equal treatment
) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan
Bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 Perihal: Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, Menyebutkan bahwa pelaksanaan GCG merupakan salah
satu faktor dalam melakukan penilaian sendiri (
Self Assessment
). Oleh karena itu dalam rangka
memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, Bank Tahuan Ganda yang memiliki modal
inti < 50 Milyard harus melakukan penilaian sendiri (
Self Assessment
) secara berkala yang paling
kurang meliputi 9 (sembilan) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yaitu:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
4. Penanganan benturan kepentingan;
5. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;
6. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
7. Batas maksimum pemberian kredit;
8. Rencana bisnis BPR;
9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Bank Tahuan Ganda telah melakukan penilaian sendiri terhadap Pelaksanaan GCG posisi
31 Desember 2020 dengan meliputi 9 (sembilan) faktor di atas. Laporan yang kami sajikan ini
adalah Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2020 PT. BPR Tahuan Ganda dan disusun berdasarkan
hasil penilaian sendiri (
self assessment
) terhadap Pelaksanaan GCG posisi 31 Desember 2020.
BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
2.1 Jumlah, Komposisi, Kriteria Dan Independensi Anggota Dewan Komisaris
Susunan Dewan Komisaris PT. BPR Tahuan Ganda sebagaimana dipertegas melalui surat dari
Otoritas Jasa Keuangan No. S- 510/KO.11/2015 tertanggal 9 Nopember 2015 Perihal Laporan
Pengangkatan Direksi, sebagaimana di dalamnya dijelaskan bahwa Susunan Dewan Komisaris
PT. BPR Tahuan Ganda adalah sebagai berikut :
No. Nama
Jabatan
1.
Drs. Wilson Muchtar Sitorus
Komisaris Utama
2.
Damri Siagian, SE
Komisaris
Persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Dewan Komisaris seperti yang ditentukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan sudah terpenuhi, dengan gambaran sebagai berikut :
1.
Jumlah komisaris pada BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah), wajib memiliki anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang.
2.
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi.
3.
Seluruh Komisaris BPR Tahuan Ganda masih berdomisili di luar provinsi Lampung, Pihak
BPR telah melakukan pengajuan kembali pencalonan komisaris yang berdomisili di
provinsi lampung.
4.
Semua anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
5.
Bapak Wilson Muchtar Sitorus Menjabat sebagai Komisaris Utama setelah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia.
6.
Damri Siagian menjabat kembali sebagai anggota Komisaris setelah memperoleh
persetujuan dari Otoritas Jasa keuangan.
7.
Anggota Dewan Komisaris hanya merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris
di maksimal 2 (dua) BPR. Bapak Wilson M. Sitorus selain Bank Tahuan Ganda menjabat
Komisaris di Bank Rap Ganda. Sedangkan, Damri Siagian, SE selain di Bank Tahuan
Ganda juga menjabat Komisaris Utama di PT.BPR Lipat Ganda.
8.
Semua anggota Dewan Komisaris memiliki Integritas paling kurang mencakup:
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi
ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan
Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum
dicalonkan;
b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;
d. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test).
9.
Semua anggota Dewan Komisaris memiliki Kompetensi paling kurang mencakup:
a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;
b. Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.
10.
Semua anggota Dewan Komisaris memiliki Reputasi keuangan paling kurang mencakup:
a. Tidak memiliki kredit macet;
b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan
ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Sepanjang tahun 2020 Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali
dengan data sebagai berikut :
No.
Nama
Rapat Dewan Komisaris
06
Januari
2020
09
April
2020
26 Oktober
2020
04 Desember
2020
1
Drs. Wislosn Sitorus
√
√
√
√
2
Damri Siagian, SE
√
√
√
√
Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib secara independen.
Adapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah:
1.
Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
2.
Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan
Good Corporate
Governance
dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi
3.
Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat serta saran kepada Dewan Direksi.
4.
Dalam melakukan pengawasan, Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
5.
Dalam melakukan pengawasan, dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:
a. penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan dan ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit Bank Perkreditan; dan
b. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundangan
yang berlaku.
6.
Pengambilan keputusan oleh dewan Komisaris sebagaimana dimaksud, tidak
meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
7.
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
8.
Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat
10 (Sepuluh) hari kerja sejak ditemukannya:
a.
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan
perbankan; dan
b.
keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha Bank.
2.2 Rekomendasi Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2020 diselenggarakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 4 (empat ) kali, hasil
rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat dan telah didokumentasikan. Hasil
rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan/atau arahan yang dapat
diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
3.1. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi
Susunan Direksi Bank Tahuan Ganda sebagaimana dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan via
surat: No. S- 510/KO.11/2015 tertanggal 9 Nopember 2015 Perihal Laporan Pengangkatan
Direksi, sebagaimana di dalamnya dijelaskan bahwa Susunan Dewan Komisaris PT. BPR Tahuan
Ganda adalah sebagai berikut :
No.
Nama
Jabatan
1.
Suhartanto,A.Md
Direktur YMFK
Persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi seperti yang
ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan telah terpenuhi, dengan gambaran sebagai berikut :
1.
BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi dan dipimpin oleh satu
Direktur Utama dan kedua Dewan Direksi berkedudukan di Kabupaten yang sama
dengan tempat lokasi kantor pusat, Namun dalam perkembangannya Bank wajib
memiliki Direktur Kepatuhan, pada tahun 2020 Bank Tahuan Ganda telah telah
memiliki Direktur Yang Membawahi Fungsi Kepatuhan.
2.
Direktur Utama serta Anggota Direksi lainnya berasal dari pihak yang independen
terhadap pemegang saham pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan
dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
3.
Semua Anggota Direksi memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
4.
Tidak ada Anggota Direksi merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris,
Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga
keuangan.
5.
Tidak ada Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki
saham sebesar 25% (dua puluh lima persen) pada Bank dan/atau pada suatu
perusahaan lain.
6.
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa
umum kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
7.
Semua Anggota Direksi memiliki Integritas paling kurang mencakup:
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap
mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti
melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
sebelum dicalonkan;
b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;
d. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test).
8.
Semua Anggota Direksi memiliki Kompetensi paling kurang mencakup :
a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;
b. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan.
c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan
Bank yang sehat.
9.
Semua Anggota Direksi memiliki Reputasi Keuangan paling kurang mencakup:
a. Tidak memiliki kredit macet;
b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
3.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan GCG yakni
sebagai berikut :
1.
Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang undangan yang
berlaku.
3.
Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja
audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain.
4.
Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance
dalam
setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi
memberi perhatian serius dalam mewujudkan Pelaksanaan GCG senantiasa berjalan
dengan baik pada seluruh insan organisasi Bank, untuk itu berbagai upaya telah
dilakukan, antara lain :
a. Dalam setiap acara Pelatihan yang diselengarakan oleh internal Bank. Direktur
memberi arahan dan motivasi kepada karyawan baru, agar bekerja dengan baik,
senantiasa berupaya untuk mengembangkan diri dan selalu menjunjung kode
etik dan kejujuran.
b. Etos kerja Profesional” dalam mewujudkan seperangkat perilaku kerja positif
seperti :
Rajin, Antusias, Semangat.
Teliti, Tekun, Sabar.
Jujur, Kerja Keras.
Tanggung Jawab.
5.
Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance
Direksi sudah
membentuk Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) bertugas untuk
menjamin berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari pengendalian
internal Bank. SKAI dibentuk independen terhadap satuan kerja operasional. sehingga
dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan pandangan
dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain
yang terkait dengan Bank. Bank Tahuan Ganda pada tahun 2020 telah memiliki 2
fungsi, yaitu:
i
Fungsi Kepatuhan merupakan satuan kerja/Pejabat yang independen, dibentuk
secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai
akses langsung pada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja
kepatuhan dibentuk di kantor pusat Bank, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan
di seluruh jaringan kantor Bank. Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk
memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga
potensi risiko kegiatan usaha Bank dapat diantisipasi lebih dini. Satuan Kerja
Kepatuhan melaksanakan Fungsi Kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk:
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha Bank;
b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
ii Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang Fungsi
Manajemen Risiko Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap
aktivitas Bank. Proses penilaian risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis
risiko (8 jenis risiko) dan dilaporkan secara rutin kepada Bank Indonesia, Otoritas
Jasa Keuangan.
Selain Satuan Kerja Audit intern seperti disebut di atas, Direksi juga telah membentuk Komite
Kredit. Dimana komite kredit yaitu komite operasional yang membantu dewan direksi dalam
mengevaluasi dan/atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan jenis kredit yang
diajukan oleh bagian marketing untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Direksi.
BAB IV
ASPEK TRANSPARANSI DALAM PELAKSANAAN GCG
Aspek transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan GCG, diuraikan sebagai
berikut :
4.1
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2020, disajikan
dalam tabel berikut :
No
Nama
Jabatan
Kepemilikan Saham
Bank Tahuan Ganda Bank Rona Basa Bank Paro Dana Bank Ganda Lata Bank Pataru Dana Bank Pelangi Lembaga Keuangan Lainnya *) Perusahaan lainnya 1. Wilson Muchtar Sitorus Komisaris Utama
2%
0,67%
1%
0,13%
1%
4%
0%
0%
2. Damri Siagian, SE Komisaris
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
3. Suhartanto, A.Md Direktur YMFK
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
4.2
Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keuangan berupa
menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris
lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank. Seluruh
anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua berupa hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu
dan ipar dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau
Pemegang Saham Pengendali Bank.
4.3
Paket/Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan
Direksi
Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan
Direksi sepanjang tahun 2020, disajikan sebagai berikut :
Nama Renumerasi / Fasilitas lainnya
Jumlah Yang diterima Selama Setahun
Dewan
Komisaris
Dewan Direksi
Orang
Juta
Rupiah
Orang
Juta
Rupiah
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin,
tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk
non natura) *)
2
204
2
88
Fasilitas lainnya
-
-
-
-
Total
2
204
2
88
4.4
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi dan Pegawai disajikan per
posisi 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut :
• Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 4,7 x
• Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : -
• Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1,1 x
• Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 1,1 x
4.5
Jumlah Penyimpangan Internal (
Internal Fraud
) Pada Januari 2020 s.d
Desember 2020 di Unit Kerja General
Bank Tahuan Ganda pada posisi 31 Desember 2020 belum menemukan pelanggaran besar yang
dilakukan dengan sengaja oleh pegawai Bank Tahuan Ganda. Namun Bank juga tetap menerima
laporan pengaduan bagi siapa saja untuk melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh
pegawai/karyawan Bank Tahuan Ganda melalui beberapa media yang dimiliki oleh Bank Tahuan
Ganda.
Jumlah internal
fraud
disajikan dalam tabel berikut :
Internal
Fraud
dalam 1 tahun
Anggota
Dewan
Komisaris dan Anggota
Dewan Direksi
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Total Farud
0
0
0
0
0
0
Fraud yang telah
diselesaikan
0
0
0
0
0
0
Dalam
proses
penyelesaian
Inter bank
0
0
0
0
0
0
Belum
diupayakan
penyelesaiannya
0
0
0
0
0
0
Telah
ditindaklanjuti
dengan
proses
hukum
0
0
0
0
0
0
4.6
Permasalahan Hukum Sepanjang tahun 2020 tidak ada Permasalahan Hukum
yang dihadapi oleh Bank
Permasalahan Hukum
Jumlah
Perdata
Pidana
Telah mendapatkan kekuatan hukum tetap
0
0
Dalam proses hukum
0
0
Total
0
0
4.7
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan Pengurus Bank
a. Dewan Komisaris Bank beranggotakan 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang
Komisaris Utama, 1 (satu ) orang Anggota Komisaris.
b. Direksi Bank beranggotakan 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur
Utama, 1 (satu) orang Direktur Operasional. Dengan adanya keberadaan Komisaris
yang bersifat Independen, Direktur yang Independen serta pihak-pihak independen
pada satuan kerja, keanggotaan komite diharapkan dapat menciptakan check and
balance sehingga dapat menghindari benturan kepentingan (conflict of interest).
Sepanjang tahun 2020, tidak terdapat transaksi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat
Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali yang mengandung potensi benturan kepentingan.
4.8
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana
Besar
(
Large Exposure
) Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu kepada
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun
2020 tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK). Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait per posisi 31 Desember 2020 secara
total disajikan sebagai berikut :
No. Penyediaan dana
Jumlah
Debitur Nominal (jutaan)
1.
Pihak Terkait
6
75
*) Modal KPMM sebesar 12.483.020,- ribu
4.9
Rencana Strategis Bank
Rencana strategis Bank telah disusun dalam bentuk Rencana Bisnis Bank 2020, Rencana Bisnis
Bank Tahuan Ganda sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana strategis Bank disusun atas
dasar kajian yang komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang
dimiliki Bank serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman yang ada. Dalam menetapkan
Rencana Bisnis, Bank senantiasa berpedoman kepada prinsip kehati-hatian, manajemen risiko
dan tata kelola perusahaan yang baik (
Good Corporate Governance
), termasuk rencana bisnis
yang realistis, dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal sehingga rencana bisnis
yang dibuat dapat menjadi sarana untuk mengendalikan risiko strategis.
Rencana Jangka Menengah Dan Pendek (
business plan
)
Bank telah memiliki Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2021 dan telah mendapat persetujuan
Dewan Komisaris.
Target Jangka Pendek Tahun 2021 masih melanjutkan konsolidasi internal guna mampu
meletakkan pondasi yang lebih kuat dalam mewujudkan pertumbuhan jangka panjang yang
sustainable
. Adapun target jangka pendek BPR Tahuan Ganda adalah :
a. Meningkatkan pertumbuhan kredit dengan melayani setulus hati dalam prinsif kehati-
hatian.
b. Peningkatan intermediasi antara lain meningkatkan proses yang cepat, mudah dan
nyaman dengan melakukan promosi kepada element masyarakat.
c. Peningkatan efisiensi biaya dalam menjalankan operasional.
Aspek pertumbuhan yang dilakukan sangat konservatif dengan mengoptimalkan jaringan kantor
yang ada serta pembenahan struktur organisasi dan perbaikan infrastruktur yang didukung oleh
pelaksanaan prinsip kehati-hatian, implementasi manajemen risiko dan pelaksanaan Tata Kelola
yang baik, konsolidasi internal juga memperhatikan dan mempertimbangkan hasil evaluasi
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam mewujudkan pertumbuhan ditahun 2021 Bank
membuat langkah-langkah strategis :
a. Meningkatkan pinjaman kredit serta menurunkan NPL dari tahun sebelumnya.
b. Menjaga tingkat Kesehatan Bank.
c. Meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga.
d. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah lama dan baru.
e. Memberikan laba kepada Pesaham.
Target Finansial
Bank Tahuan Ganda menargetkan kenaikan kredit pada tahun 2021 sebesar Rp. 1.992.072
ribu atau sebesar 10,72% dari realisasi tahun 2020
.
Kenaikan penempatan pada bank lain
yang sebesar (Rp. 242.070) atau sebesar (1,97%) dari realisasi tahun 2020
.
Sedangkan
untuk dana pihak ketiga yaitu tabungan naik sebesar Rp. 489.812 ribu atau 8,89% dan
deposito naik sebesar Rp. 1.095.565.126 ribu atau 8,41% dari realisasi tahun 2020.
Dengan Rencana Bisnis perkembangan kredit untuk tahun 2021 dapat meningkatkan
pendapatan operasional sebesar Rp. 971.507 ribu atau sebesar 7,73%
dari tahun 2020,
sedangkan biaya operasional pada tahun 2021 meningkat sebesar Rp. 459.995 ribu atau
sebesar 6.55%. Sehingga laba sebelum pajak diharapkan meningkat sebesar Rp.511.512
ribu atau sebesar 9.23% dari realisasi tahun 2020
Adapun Tabel Target Rasio-Rasio Rencana Bisnis Tahun 2021 posisi 31 Desember 2021
sebagai berikut:
Rasio
Persen
Keterangan
CAR
42,32%
Sehat
CASH RATIO
51,,87%
Sehat
LDR
68,21%
Sehat
ROA
19,23%
Sehat
BOPO
55,30%
Sehat
Sumber Daya Manusia
Melengkapi job description dan job requirement untuk masing-masing jabatan termasuk
pemenuhan persyaratan sertifikasi manajemen risiko.
Melakukan pembenahan terhadap pengelolaan SDM yaitu segi kebijakan, segi
assessment dan hubungan karyawan, segi pendidikan dan pelatihan, dan segi
administrasi dan system informasi.
Lain-lain
Meningkatkan efektivitas fungsi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
melalui komite-komite penunjang yang telah dibentuk.
4.10 Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank Yang Belum
Diungkap Dalam Laporan Lainnya
Sebagaimana disebut dalam prinsip GCG menyangkut keterbukaan, maka Bank telah melakukan
transparansi Laporan Tahunan (keuangan) serta Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan secara
tepat waktu, serta Mading di setiap kantor Bank Tahuan Ganda sedangkan Laporan Triwulan IV
dipublikasikan melalui Surat Kabar Radar Lampung.
4.11 Pemberian dana untuk kegiatan sosial
Bank Tahuan Ganda Berusaha untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Bank Tahuan
Ganda berada, hal ini dapat dilihat dari bagaimana Bank Tahuan Ganda membantu masyarakat
sekitar dalam pelaksanaan perayaan hari kemerdekaan yang dilaksankan oleh Kecamatan dan
pelebaran jalan.
BAB
YI
KESIMPULAN UMUM
EASIL
SELT'ASSESMENT POSISI
AKHIR
DESEMBER
2O2O
Dari
hasil
penitaian
sendiri
atas
Pelaks
anaao
Tata Kelola Bank, ditaxik
kesimputan
bahwa
Pelaksanaan
GCG
Bank
memperoleh
nilai komposrt},41
(dua
koma
empt
tujuh)
atau
"baik'.
Adapun
dasar
pertimbangannya
adalah karena
Pelaksanaan
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance
secara
umum telah dilaksanakan, sebagaimana dapat
dilihat
di
bawah
ini
:l.
Ketentuan
Otoritas
Jasa
Keuangan
tentang
persyaratan
Jumlah,
Komposisi,
Kriteria
dan
lndependensi serta
Integritas,
Kompetensi
dan
Reputasi Keuangan
Dewan Komisaris
maupun
Direksi
dapat
dipenuhi oleh Bank.
Hal
tersebut dipertegas
juga
oleh Otoritas
Jasa
Keuangan
via
surat:
No.
S-
5I0/KO.lLDA$
tertanggal
9
Nopember
2Al5 Perihal
Laporan
Pengangkatan
Direksi,
sebagaimana
di
dalamnya dijelaskan bahwa Susunan Dewan
Komisaris PT. BPR
Tahuan
Ganda.
2. Pernbentukan keanggotaan
Komite
telah
sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan
oleh
Bank
Indonesia/
OJK.
Komite-komite
yang
dibentuk
telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya
dengan
baik, yakni
membantu Dewan
Komisaris
dalam melakukan pengawasan dan
pngambilan
keputusan perusahaan
yang
bersifat
sfiategic. Namun
Masih
ada
komite
yang
belium
terbentuk
mengingat
jurnlah
modal
ktti
bank Tahuan Ganda yang masih
di
bawah 50
Milyar.
3.
Satmn
Kerja
Audit
Intern
sudah
terbentuk walaupun belum berjalan
dengan
sempurna,
sedangkan
untuk Fungsi
kepatuhan
dan fungsi
Manajemen
Resiko dan
Pengendalian
zudah
terbentuk pada tahun 2017
4.
Kinerja
keuangan
Bank
semakin
membailg
Pencapaian Business
Plan
sampai
akhir
Desember
2020
relatif
cukup
baik.
Hatsr
,
3*
April
2*3
I
fT.
B*fik F*rkr*dit*n
Rnlqrat
Tnhumn
#a*da
Kornisaris
{Jtarna
Ilirektur
lJtaxra
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR
Nama BPR
Alamat BPR
Posisi Laporan
Modal Inti BPR
Total Aset BPR
Bobot Faktor BPR
31 Desember, 2020
Jalan Raya Natar No. 195 A, Natar-Lampung Selatan
B
Rp9.530.392.984
Rp31.236.978.223
PT. BPR Tahuan Ganda
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 1
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Seluruh Direksi sudah bertempat tinggal di Provinsi Lampung
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga
lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). v
Seluruh Direksi tidak merangkap jabatan
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
v
AnggotaDewan direksi tidak memiliki Hubungan Keluarga baik dengan sesama Direksi maupu terhapat anggota dewan komisaris
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
v
Direksi Tahuan Ganda Tidak
menggunakan penasihat dari pihak luar
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.
v
Seluruh direksi sudah Lulus uji kemampuan dan di tetapkan RUPS
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 12 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50% No Kriteria/Indikator 12 2,00 1,00 Skala Penerapan Keterangan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
BPR Tahuan Ganda, dengan Modal inti kurang dari 50.000.000.000 sudah memiliki 2 direksi, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 1
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.
v
Direksi sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan memberikan batasan tugas dan wewenang pada setiap posisi.
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
v
Direksi selalu menindaklanjuti semua hasil temuan baik audit internal maupun audit eksternal
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
v
Direksi menyiapkan data yang dibutuhkan oleh komisaris
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Keputusan diambil secara mufakat dan sangat jarang dilakukan dengan dissenting point
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
Remunerasi dilakukan Oleh Komisaris, sesuai dengan RUPS
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.
v
Direksi berusaha untuk meningkatkan pengetahuan pada setiap karyawan, dengan mengikut sertakan pegawai dalam kegiatan pelatihan yang diadakan pihak ekstern
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
v
Direksi sudah bekerja dengan sesuai dengan Prosedur.
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.
v
Direksi masih sudah memiliki tatatertib kerja dan rapat
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 10 9 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
19 2,375
Keterangan
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 1
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
v
Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS setiap tahun.
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di
bidang kepegawaian. v
Direksi mengkomunikasikan kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian pada saat rapat dengan pegawai atau pimpinan cabang
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.
v
Hasil rapat sudah dituangkan dalam bentuk dokumentasi.
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
v
Setiap Unit kerja maupun direksi yang mengikuti pelatihan mengalami peningkatan kemampuan terlihat kemampuan dalam bekerja.
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
v
dikirim kepada OJK Lampung dan Perbarindo
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 6 6 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1 12 2,40 0,24 2,19 0,49
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 2
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v
Jumlah Anggota DewanKomisaris sama dengan jumlah Anggota Dewan Direksi
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
v
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS.
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. v
Belum ada Komisaris yang bertempat tinggal di Provinsi Lampung atau yang berbatasan, Namun Bank Tahuan Ganda Masih mencoba mengajukan calon Komisaris yang berdomisili di Provinsi Lampung
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
Modal Inti di Bawah 50,000,000,000
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
v
Sudah Memiliki Pedoman dan tatatertib kerja Dewan Komisaris
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
v
Masing Masing Anggota Dewan Komisaris Bank Tahuan Ganda Merangkap Jabatan di 2 BPR Lainnya.
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
v
Anggota Dewan komisaris Bank Tahuan Ganda Tidak Memiliki hubungan keluarga dengan anggota komisaris lainnya maupun anggota direksi
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
v
-Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 14 3 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
21 2,33
1,17 v
Jumlah Komisaris sudah 2 orang, Yaitu: 1. Drs. Wilson M. Sitorus
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 2
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.
v
Komisaris sudah melaksankan Tugas dan Wewenangnya dengan baik
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. v
Komisaris sudah melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan oleh direksi.
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
v
Tidak terlibat dalam opersional terkecuali terkait dengan pihat terkait Bank
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.
v
Komisaris memantau perkembangan hasil temuan Audit Internal maupun Eksternal
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Komisaris Rapat Minimal 3 bulan Sekali
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Keputusan Rapat dilakukan
berlandaskan kata mufakat, dan apa bila ada perbedaaan pendapat akan di tuangkan dalam lembaran notulen rapat
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
anggota Dewan komisaris tidak pernah memanfaatkan BPR untuk kepentingan Pribadi atau keluarga dan mengakibatkan kerugian bagi BPR
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
BPR telah Memiliki Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan
0 12 6 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Sudah diarsipakn dalam bentuk Notulen Rapat
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
18 2,25
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0,90 2 2,00 0,20 2,27 0,38
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 3
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.
Modal Inti Dibawah 80 M
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern.
Modal Inti Dibawah 80 M
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
Modal Inti Dibawah 80 M
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.
Modal Inti Dibawah 80 M
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.
Modal Inti Dibawah 80 M
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan 0 0 0,00
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
0 0 0,00 0 0 0,00 0,00 0,00
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 4
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.
v
Sudah diatur di dalam Tata tertib dan etika kerja direksi dan komisaris. Namun untuk pegawai belum ada
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.
v
Dewan Komsaris, Dewan Direksi, dan PE tidak mengambil tidakan yang merugikan Bank
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
v
Jika terdapat benturan dalam rapat direksi atau komisaris akan dituangkan dalam Risalah rapat
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan 3 3,00 1,20
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) Penanganan Benturan Kepentingan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
3 3,00 1,50 3 3 0,30 3,00 0,33
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 5
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama; b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan perbankan. v
Direktur yang membawahkan kepatuhan cukup memahami peraturan otoritas jasa keuanganjasa keuangan dan peraturan perundang undangan lain yang berkaitan dengan perbankan
3) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
v
Sudah memiliki PE Kepatuhan
4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.
v
PE Kepatuhan sudah mereview beberapa prosedur di tahun 2020
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.
v
Sudah ada Aturan Jobsdesk PE Kepatuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 2 12 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Keterangan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
14 2,8 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan 1,50 v
Direktur yang membawahkan kepatuhan tidak merangkap sebagai direktur utama dan tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 5
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.
v
telah memiliki Direktur yang membawahkan kepatuhan
7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.
v
Direktur yang membawakan kepatuhan telah melakukan sosialisai terkait ketentuan yang berlaku
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Direktur yang membawahkan kepatuhan telah menjalankan fungsi kepatuhan dalam memantau dan menjaga kepatuhan BPR
9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
PE Kepatuhan sudah memeriksa beberapa kebijakan, ketentuan dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
PE Kepatuhan sudah mereview beberapa prosedur yg dimiliki BPR agar sesuai dengan ketentuan OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 15 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan.
v
masih terdapat pelanggaran terhadapa ketentuan yang berlaku, namun jumlahnya menurun dibanding tahun sebelumnya
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.
v
belum adanya laporan direktur yang membawahkan kepatuhan kepada direktur utama dengan tembusan kepada dewan komisaris
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak adanya laporan khusus dikarenakan tidak adanya kebijakan direksi yang menyimpang dari peraturan yang berlaku
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 0 6 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
15 3 1,20 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan Penerapan Fungsi Kepatuhan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10 3,33
0,33 2,93 0,33
SB B CB KB TB 1 2 3 4 5 6
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR Sudah Memiliki PE Audit Internal
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
v
BPR memiliki dan telah mengkinikan SOP Audit Internal yang telah disetuji oleh direktur utama dan komisaris utama
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana).
v
SPI/ Audit Internal Tidak terkait dengan Penghimpunan maupun Penyaluran dana
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
v
SPI/ Audit Internal Bertanggung Jawab langsung kepada direktur utama
5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern.
v
BPR belum memiliki sistem SDM yang melaksanakan fungsi audit intenal
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 2 9 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
v
Sudah Sesuai dengan POJK dan SEOJK
7) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
v
-8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.
v
SPI/Audit Internal bekerja secara independen dan sudah membuat rencana audit
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern.
v
BPR melaksanakan peningkatan mutu ketrampilan SDM terkait Audit Internal
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan 0 6 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
15 v
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
9 2,25
0,90 3,00