• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2019 PT BPR SEJAHTERA ARTHA SEMBADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2019 PT BPR SEJAHTERA ARTHA SEMBADA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2019

PT BPR SEJAHTERA ARTHA SEMBADA

JL A YANI NO 09 PEKUNCEN WIRADESA

P E K A L O N G A N

(3)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

I. PENDAHULUAN

Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SE OJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT, maka PT BPR Sejahtera Artha Sembada telah menyusun pembuatan Laporan untuk tahun buku 2019 dengan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Keterbukaan (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan perundang- undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat.

d. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.

e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

II. POKOK-POKOK ISI LAPORAN

Mengacu pada Pasal 75 POJK No.4/2015 dan SE OJK No. 5/2015 tentang Penerapan Tata kelola, pokok- pokok isi laporan disusun sebagai berikut:

Ruang lingkup Tata Kelola adalah penilaian faktor-faktor yang meliputi : 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Fungsi dan tanggungjawab Direksi sesuai dengan ketentuan intern PT BPR Sejahtera Artha Sembada antara lain :

a) Melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam mengelola Bank sesuai dengan kewenangan , Anggaran Dasar dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

b) Melaksanakan prinsip – prinsip Good Corporate Gavernance ( GCG ) dalam setiap kegiatan pada seluruh jenjang organisasi Bank.

c) Menindaklanjuti Audit Intern dan Ekstern.

(4)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

d) Membentuk paling kurang : Fungsi Audit Intern, Fungsi Manajemen Resiko dan Fungsi Kepatuhan.

e) Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

f) Mengungkapkan kebijakan yang bersifat strategis bidang kepegawaian kepada pegawai.

g) Mengungkapkan fakta yang material tentang kondisi bank agar tidak menyesatkan informasi tentang keadaan atau kondisi bank.

h) Menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainya sesuai UU dan Anggaran dasar i) Mendorong pelaksanaan budaya kepatuhan serta penerapan pedoman perilaku dan

kode etik kepada segenap jajaran organisasi.

j) Tidak menggunakan penasehat dan/atau jasa konsultan, kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Proyek bersifat khusus

2. Didasari oleh kontrak kerja yang jelas

3. Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi mengerjakan proyek yang bersifat khusus ;

k) Bertanggung jawab secara sendiri – sendiri maupun tanggung renteng atas kerugian pihak lain akibat pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku

l) Tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian , apabila terbukti ;

• Bukan karena kesalahan/kelalaiannya,

• Telah melakukan pengurusan dengan baik, penuh tanggungjawab dan kehati – hatian

• Tidak mempunyai benturan kepentingan ;

• Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian

(5)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Fungsi dan tanggungjawab Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan intern PT BPR Sejahtera Artha Sembada antara lain :

a) Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara independen

b) Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola dalam setiap kegiatan usaha BPR pada seluruh jenjang organisasi Bank

c) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

d) Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

e) Dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR kecuali :

• Penyediaan dana kepada pihak terkait yang mengatur mengenai BMPK (batas maksimum pemberian kredit ) BPR

• Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perundang-undangan.

f) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan iktikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

g) membuat risalah rapat Dewan Komisaris sedikitnya 4 ( empat ) kali dalam setahun dan menyimpan salinannya;

h) Dalam hal diperlukan oleh Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris wajib mempresentasikan hasil pengawasan terhadap BPR.

i) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit intern Bank, Audit Ekstern, Hasil pengawasan Dewan Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan

(6)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite Antara lain

Komite Audit :

Komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris terkait dengan audit intern dan ekstern, diperuntukan bagi BPR dengan modal inti paling sedikit Rp. 80.000.000,- ( Delapan puluh milyar rupiah)

Pada periode pelaporan ini, modal inti bank kurang dari ketentuan, sehingga tidak dibentuk komite audit

Adapun fungsi dari Komite Audit menurut ketentuan yang berlaku antara lain sebagai berikut :

- melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit.

- melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap a. pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;

b. kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar audit;

c. kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku bagi BPR;

d. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan satuan kerja audit intern atau pejabat yang menangani audit intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lain.

- memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

Komite Pemantau Risiko

komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris terkait dengan penerapan manajemen risiko. Diperuntukan bagi BPR dengan modal inti paling sedikit Rp. 80.000.000,- ( Delapan puluh milyar rupiah)

Pada periode pelaporan ini, modal inti bank kurang dari ketentuan, sehingga tidak dibentuk komite pemantau risiko

Adapun fungsi dari Komite pemantau risiko menurut ketentuan yang berlaku antara lain sebagai berikut :

(7)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

- evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;

- pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko

Komite Remunerasi dan Nominasi

komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait dengan remunerasi dan nominasi. Sampai dengan periode pelaporan tahun 2019, bank tidak membentuk komite remunerasi dan nominasi

Adapun fungsi dari komite remunerasi dan nominasi sesuai dengan ketentuan antara lain :

- evaluasi dan rekomendasi terkait kebijakan remunerasi;

- penyusunan dan pemberian rekomendasi terkait kebijakan nominasi - pemantauan dan evaluasi terhadap :

1. kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

2. prestasi kerja individual 3. kewajaran dengan peer group

4. pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang BPR

4. Penanganan Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis bank dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan bank.

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

Dalam hal penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern, bank telah menerapkan sesuai asas tata kelola yang baik, antara lain dengan :

(8)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

- Memantau dan memahami setiap perkembangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan kegiatan usaha BPR

- Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan perundang-undangan yang relevan

- Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangan lain yang relevan

- Memberikan konsultasi kepada unit kerja atau pegawai BPR mengenai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lain

- Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas dan transaksi BPR sesuai peraturan perundang-undangan

- Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja

6. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern

BPR menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas usaha serta kemampuan BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR, yang dalam hal ini adalah Peraturan nomor 13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perkreditan Rakyat yang ditetapkan tanggal 3 November 2015 dan diundangkan tanggal 12 November 2015.

7. Batas Maksimum Pemberian Kredit

Sebagai salah satu pelaksanaan prinsip kehati-hatian, bank sesuai dengan ketentuan intern telah merumuskan mengenai batas-batas maksimum pemberikan kredit yang telah disetujui dalam RUPS dan dalam penerapanya sudah di catat dalam ketentuan intern BPR. Sesuai dengan hasil RUPS tahun 2018 batas maksimum pemberian kredit ditetapkan sebesar Rp. 300 juta per debitur.

(9)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

8. Rencana Bisnis Bank

BPR telah menyusun rencana bisnis yang mencakup rencana strategis jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan rencana bisnis tahunan yang mengacu pada ketentuan yang mengatur prihal rencana bisnis. Rencana bisnis bank tahun 2020 telah disampaikan secara daring ke Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 13 Desember 2019

9. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Bank telah memberikan transparansi kondisi keuangan bank melalui Laporan Publikasi dan sudah di kirimkan ke Bank Indonesia secara daring pada Bulan Maret 2020 untuk Laporan Keuangan Publikasi yang sudah diaudit

Selain pokok-pokok tersebut diatas, terlampir adalah hasil penilaian (self assesment) atas penerapan Tata Kelola BPR yang akan disajikan dalam Kertas Kerja tersendiri dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Laporan ini.

III. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

Sampai dengan periode pelaporan Bulan Desember 2019 tidak terdapat kepemilikan saham untuk anggota direksi serta hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga anggota direksi dengan anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi lain dan atau pemegang saham BPR. Tabel terlampir :

Tabel 1

No Nama Direksi Jabatan Kepemilikan Saham Hubungan Keluarga 1. R Yoyok Harmasto Direktur Utama Nihil Nihil

2. Nur Hidayah Direktur Nihil Nihil

IV. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Sampai dengan periode pelaporan Bulan Desember 2019 tidak terdapat kepemilikan saham untuk anggota komisaris serta hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, Anggota Direksi dan atau pemegang saham BPR

Tabel 2

No Nama Dewan Komisaris Jabatan Kepemilikan Saham Hubungan Keluarga 1. Ivan Agustianto P Komisaris Utama Nihil Nihil

2. Rodiyanto Komisaris Nihil Nihil

(10)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

V. PAKET KEBIJAKAN RENUMERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Sampai dengan periode pelaporan Bulan Desember 2019 bank tidak memberikan paket kebijakan renumerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris selain yang sudah di tetapkan dalam RUPS. Fasilitas kepada Direksi dan Dewan Komisaris sudah di tetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan terlampir sebagai berikut :

Tabel 3

Jenis Remunerasi Total Penerimaan dalam 1 ( satu ) Tahun

Dewan Komisaris Direksi

Jumlah Orang

Nominal Jumlah

Orang

Nominal

Remunerasi dalam bentuk non natura ( gaji dan penghasilan tetap lainnya seperti tantiem, bonus dll)

2 Rp. 1.061.125.872 2 Rp. 1.262.810.251

Jenis remunerasi non gaji lainnya yang merupakan fasilitas yang sudah disetujui oleh RUPS adalah :

1. Direksi

a. Dalam rangka menunjang operasional kegiatan kantor dengan cabang yang berjauhan, maka kepada direksi diberikan fasilitas kendaraan dinas, laptop dan android

b. Fasilitas asuransi kesehatan dari BPJS dengan kelas I c. Uang kesehatan sebesar 25% dari gaji selama satu tahun

2. Dewan Komisaris

a. Dalam rangka menunjang operasional kegiatan kantor maka kepada dewan komisaris diberikan fasilitas kendaraan dinas dan laptop

b. Uang kesehatan sebesar 25% dari gaji selama satu tahun c. Fasilitas asuransi kesehatan dari BPJS dengan kelas I

(11)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

VI. RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

1) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 5,2 : 1 2) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; 1,1 : 1 3) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; 1,28 :1 4) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi; 1,2 : 1 5) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; 2,3 : 1

VII. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

• Frekuensi

Sesuai dengan ketentuan, Rapat Dewan Komisaris dilakukan minimal 4 kali dalam setahun, dalam pelaksanaanya pada tahun 2019 Dewan Komisaris telah melakukan rapat 6 kali dalam setahun.

• Bentuk Rapat

Dalam setiap rapat dilakukan secara pertemuan fisik sedangkan penyelenggaraan dengan melalui teknologi ( telekonferensi ) belum pernah dilakukan dikarenakan lokasi yang masih dapat dijangkau.

• Kehadiran

Dalam setiap rapat, Dewan Komisaris selalu hadir lengkap dan hasil rapat didokumentasikan dalam Risalah Rapat Komisaris

Adapun agenda Rapat dewan Komisaris sebagai berikut :

Tabel 4

No Tanggal Materi Rapat

1 18 Maret 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan Bl Maret 2019 2 15 Mei 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan Bl Mei 2019 3 22 Agustus 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan Bl Agustus 2019 4 03 September 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan bl September

2019

5 11 Nopember 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan Bl Nopember 2019

6 17 Desember 2019 • Pengawasan Kinerja bank sampai dengan Bl Desember 2019 dan Penyusunan RBB tahun 2020

(12)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Sejahtera Artha Sembada Tahun 2019

VIII. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN DAN PENYELESAIANNYA

Penyimpangan intern dan penyelesaiannya terlampir dalam tabel berikut :

Tabel 5

IX. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

Transaksi selama setahun dalam 2019 yang mengandung benturan terlampir dalam tabel berikut :

Tabel 6

X. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

Dalam tahun 2019, bank juga mengedepankan sisi humanis dengan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial lingkungan sekitar. Adapun rincian kegiatan tersebut terlampir dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 7

No Jenis Kegiatan Jumlah (Rp) Penerima

Kegiatan Sosial

1 Bantuan Korban Banjir Rp. 7.807.700 Korban banjir di Kota Pekalongan 2 Pembelian Hewan Qurban Rp. 76.550.000,- Masjid sekitar kantor

3 Kegiatan sosial selama bulan Ramadhan Rp. 72.000.000 Seluruh wilayah kantor 4 Santunan Anak Yatim Rp. 10.726.000 Panti asuhan sekitar kantor 5 Sumbangan Untuk kegiatan keagamaan Rp. 1.500.000 Lingkungan sekitar

No Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki Benturan

Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi Nilai Transaksi (jutaan Rupiah)

Keterangan

*)

1 Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

(13)
(14)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot BPR

PT BPR SEJAHTERA ARTHA SEMBADA

Jl A Yani No 09 Pekuncen Kec Wiradesa Kab Pekalongan Desember, 2019

Rp12.860.099 Rp137.142.285 A

(15)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Sesuai dengan pasal 5 bahwa seluruh anggota direksi bertempat tinggal di dalam propinsi yang sama

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

v

Sesuai dengan pasal 8, bahwa anggota direksi BPR tidak ada yang merangkap jabatan pada bank dan atau perusahaan lain

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

v

Sesuai dengan pasal 6 semua anggota direksi tidak mempunyai hubungan keluarga

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Sesuai dengan pasal 17, bahwa direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan, kecuali memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v

Sesuai dengan pasal 7 ( 3) bahwa semua anggota direksi telah luluh uji kemampuan dan kepatutan dan telah di sahkan dalam RUPS

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 6 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

6 1,00

0,50 v

Sesuai dengan Pasal 4 (2), modal inti bank pada posisi Desember 2019 sebesar Rp. 12.860.099 ribu dengan komposisi kepengurusan adalah 2 orang direksi dan 2 orang dewan komisaris

(16)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

v

Sesuai dengan pasal 9, anggota direksi tidak ada yang memberikan kuasa umum yang mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Sesuai dengan isi pasal 12, bahwa direksi menindaklanjuti setiap temuan audit yang dilakukan oleh PE yang ditunjuk maupun dari hasil pengawasan OJK

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v

Sesuai dengan pasal 18, direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap kepada dewan komisaris

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Menunjuk pasal 21, setiap keputusan direksi berdasarkan pada musyawarah mufakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan di dokumentasikan dengan baik

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Menunjuk pada pasal 23

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v

Dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan bank dan perkembangan terkini, bank secara berkelanjutan mengikutsertakan pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan atau pelatihan

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v

Bahwa seluruh direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

v

Sesuai dengan pasal 19, direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 6 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

11 1,375

0,55

(17)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada pemegang saham melalui RUPS. v

Sesuai dengan pasal 15, setiap tahun direksi

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v

Sesuai dengan pasal 16, setiap kebijakan bpr yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada semua pegawai

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

v

Sesuai dengan pasal 21, setiap hasil rapat direksi di tuangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Seiring dengan banyaknya tantangan, maka semakin meningkat juga kemampuan sdm BPR dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh BPR

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Sesuai dengan pasal 76, bahwa Direksi menyampaikan laporan penerapan tata kelola kepada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR dan salah satu media atau majalah ekonomi sesuai dengan ketentuan Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5 1

0,10 1,15 0,23

(18)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

2

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v

Sesuai dengan pasal 23 (3), jumlah direksi pada periode pelaporan sebanyak 3 orang dan jumlah dewan komisaris 2 orang

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

v

Sesuai dengan pasal 26 (2), bahwa anggota dewan komisaris BPR telah lulus uji kemampuan dan kepatutan dan telah di sahkan dalam RUPS

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Sesuai dengan pasal 24(3), bahwa semua anggota dewan komisaris BPR berdomisili di provinsi yang sama

5) BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

v

Pasal 25

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v

Sesuai dengan pasal 33, dewan komisaris memiliki pedoman dan tata tertib yang mencantumkan etika kerja, waktu kerja dan peraturan rapat

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

v

Sesuai pasal 27 (1), bahwa dewan komisaris hanya dapat mempunyai 2 ( dua ) rangkap jabatan sebagai anggota dewan komisaris di BPR/BPRS lainnya

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

v

Sesuai pasal 27 (2) bahwa mayoritas anggota dewan komisaris tidak terdapat hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

v

Sesuai dengan pasal 1 mengenai ketentuan umum, bahwa komisaris independen harus sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sampai dengan akhir periode pelaporan ini, dan mengacu pada ketentuan modal inti, maka bpr belum wajib memiliki komisaris independen

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 8 2 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

10 1,11

0,56 v

Sesuai dengan pasal 24, modal ini bank pada periode pelaporan ini masih di bawah 50M, dan jumlah anggota dewan komisaris telah memenuhi persyaratan yaitu 2 orang

(19)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

2

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

v

Sesuai dengan pasal 29 (2) bahwa dewan komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi sesuai yang tercantum dalam Rencana Bisnis Bank, termasuk didalamnya prinsip kehati- hatian

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan strategis BPR. v

Selain itu dewan komisaris juga memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis yang tercantum dalam Rencana Bisnis Bank sesuai dengan pasal 29(3)

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

v

Sesuai dengan pasal 29 (4) bahwa dewan komisaris tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang bersifat operasional BPR

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

v

Dewan komisaris memantau apakah Direksi dalam menindaklanjuti temuan audit intern sesuai dengan pasal 30

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Sesuai dengan pasal 33 dan 34, Dewan komisaris telah memiliki pedoman dan tata kerja serta menyediakan cukup waktu untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Sesuai pasal 36 (1), bahwa pengambilan keputusan rapat dewan komisaris berdasarkan pada musyawarah mufakat

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Sesuai dengan pasal 38, dewan komisaris BPR tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi atau keluarga dewan komisaris

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

v

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 8 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Hasil rapat dewan komisaris telah didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions dalam hal terjadi perbedaan pendapat

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

8 1,00

0,40 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

1 1,00

0,10 1,06 0,16

(20)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

3

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern.

-

3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

-

4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

0 0,00

0,00

0 0,00

0,00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

0 0,00

0,00 0,00 0,00

(21)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

4

1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

v

Pada periode pelaporan bank telah mempunyai kebijakan mengenai benturan kepentingan sesuai dengan pasal 69

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

v

Mengacu pada pasal 69, dalam hal terjadi benturan kepentingan, baik anggota dewan komisaris, direksi dan pejabat eksekutif tidak mengambil kebijakan yang merugikan dan atau mengurangi keuntungan bank Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.

v

Selama periode pelaporan, belum pernah terjadi benturan kepentigan yang merugikan maupun mengurangi keuntungan bank

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Penanganan Benturan Kepentingan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2 2,00

1,00

2 2,00

0,80 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

2 0,20

2,00 2,00 0,20

(22)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

5

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;

b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan

c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

v

Sesuai dengan pasal 53(2) bahwa direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan otoritas jasa keuangan dan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan perbankan

3) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

v

Selama periode pelaporan, pejabat eksekutif yang ditunjuk belum maksimal dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan pasal 52

5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

v

Sesuai dengan pasal 52, bahwa tugas wewenang dan tanggungjawab pejabat eksektutif kepatuhan telah disusun dalam periode pelaporan ini

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 6 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Penerapan Fungsi Kepatuhan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

8 1,60

0,80 v

Sesuai dengan pasal 53(2) bahwa direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana pada periode pelaporan ini

v

Sesuai dengan pasal 52, dalam periode pelaporan ini bank telah menunjuk pejabat eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan

(23)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

5

6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang- undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

v

Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah melaksanakan fungsinya sesuai dengan pasal 55

7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

v

Direksi telah mewujudkan terciptanya budaya kepatuhan antara lain dengan sosialisasi dan pelatihan pelatihan

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Sesuai dengan isi pasal 56 bahwa direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan menjaga dan memantau kepatuhan bpr terhadap seluruh komitmen yang dibuat bpr kepada OJK termasuk pencegahan apabila terdapat kebijakan yang menyimpang dari ketentuan OJK

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

PE Kepatuhan sebagai kepanjangan tangan Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan belum berfungsi maksimal

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Sudah dilakukan review akan tetapi belum maksimal

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 8 3 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%

11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap

ketentuan. v Pada periode pelaporan ini, bank berhasil mencegah

tingkat pelanggaran terhadap ketentuan 12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.

v

Penyampaian laporan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab belum sepenuhnya dilakukan

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

Selama dalam periode pelaporan belum ada kebijakan direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 6 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Penerapan Fungsi Kepatuhan B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

11 2,20

0,88 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

6 2,00

0,20 1,88 0,19

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10 SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan