• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. (Anonim, 2013)

Jenis-jenis risiko yang umum dikenal dalam usaha asuransi antara lain meliputi :

1. Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugian namun juga tidak menimbulkan keuntungan.risiko ini akibatnya hanya ada 2 macam : rugi atau break even.

2. Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial

(2)

atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event.

3. Risiko individu atau individual risk adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya risiko yang akan timbul bila kita memiliki rumah, mobil, melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu:

1. Risiko pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan. 2. Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan

apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis:

a)Kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya.

b)Kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena bencana alam sehingga

(3)

kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal sementara dan renovasi rumah.

3. Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial.

Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko. Tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah : mengurangi pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya.

Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. ( Anonim, 2013)

Tahap-tahap yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen risiko adalah mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan, setelah mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya. Tahap terakhir adalah

(4)

pengendalian risiko. Dalam tahap pengendalian risiko dibedakan menjadi 2 yakni pengendalian fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer).

Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control). Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.

2.1.2 Asuransi

Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang, agar bisa

(5)

menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. (Abbas Salim, 2007)

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, system, atau bisnis dimana perlindungan financial (atau ganti rugi secara financial) untuk jiwa, property, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan, atau sakit dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. (Anonim, 2014)

Istilah “diasuransikan” biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.

Asuransi dalam undang-undang no 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hokum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

(6)

Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima risiko disebut “penanggung”. Perjanjian antara dua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh “tertanggung” kepada “penanggung” untuk risiko yang yang ditanggung disebut “premi”. Ini biasanya ditentukan oleh “penanggung” untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administrative, dan keuntungan.

Definisi asuransi menurut kitab undang-undang hokum dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246.

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi yaitu :

1. Insurable interest hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

(7)

2. Utmost good faith adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan fakta secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesautu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat / kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

3. Proximate cause suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rangkaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen

4. Indemnity suatu mekanisme diaman penanggung menyediakan kompensasi financial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadi kerugian (KUHD Pasal 252, 253, dan dipertegas dalam Pasal 278)

5. Subrogation pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar

6. Contribution hak penanggung untuk mengajak penangung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

(8)

2.1.3 Reasuransi

Reasuransi adalah merupakan bagian daripada asuransi. Keberadaannya itu timbul karena adanya asuransi, dengan perkataan lain tidak akan ada reasuransi jika asuransi sendiri itu tidak ada.

Walaupun demikian, reasuransi itu merupakan suatu hal yang sangat penting, bahkan sangat vital dalam kehidupan asuransi, sampai-sampai dikatakan bahwa reasuransi itu adalah “jantungnya” perusahaan asuransi.

Demikian pentingnya peranan reasuransi itu sehingga apabila reasuransi itu tidak dijalankan olehnya maka perusahaan asuransi tang bersangkutan tidak akan mampu memperthankan hidupnya dan lambat laun akan bangkrut.

Dalam dunia bisnis perasuransian, khususnya dalam hal penutupan asuransi adalah suatu hal yang prinsip bahwa risiko yang ditutup itu perlu/harus disebarkan agar risiko tersebut tidak akan membebani dirinya sendiri melampaui batas kemampuan daya pikulnya sendiri.

Prinsip tersebut dikenal dengan istilah “prinsip penyebaran risiko” atau spreading of risk principle”. Dengan penyebaran tersebut berarti sebagian daripada risiko yang ditutupnya itu dipikul sendiri sedangkan sebagian lagi akan dibagikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi lain untuk ikut memikulnya. Untuk penyebaran risiko tersebut terdapat 2 cara, yaitu

(9)

koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah asuransi bersama, sedangkan reasuransi adalah asuransi kembali.

Dari uraian dimuka jelaslah bahwa yang melakukan reasuransi itu adalah perusahaan asuransi yang fungsinya adalah sebuah lembaga pemikul risiko (risk bearing institution) yang pertama atau semula menutup asuransi yang direasuransikan itu.

Risiko bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar dalam arti harga pertanggungannya. Bagi risiko yang besar telah jelas memerlukan jasa reasuransi, karena risiko tersebut besarnya melebihi jumlah batas kemampuan (daya pikul) sendiri suatu perusahaan asuransi. Selain risiko besar dan kecil terdapat pula risiko yang tidak berbahaya (non hazardous) dan berbahaya (hazardous).

Dalam pelaksanaannya, dimana reasuransi itu ditransaksikan, maka akan melibatkan 2 pihak, yaitu pihak yang mereasuransikan yang disebut ceding company dan pihak yang menerima reasuransi, yang disebut reinsurer atau dikenal juga dengan istilah reasuradur. (Anonim, 2014)

Berikut ini adalah bagan daripada transaksi yang dimaksud : Tertanggung Risiko 100% Ditahan 20% diReas 80% Diaksep 80% reinsurer Penanggung/ceding company

(10)

2.1.4 Underwriting

Underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan asuransi. Individu yang melakukan proses underwriting adalah seorang underwriter (Bougenville, 2010). Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam proses underwriting dirangkum kemudian dijadikan sebuah acuan disebut dengan underwriting guidelines.

2.2 Kerangka pemikiran

Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

Underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan asuransi. Individu yang melakukan proses underwriting adalah seorang underwriter.

Suatu risiko yang ditawarkan sangatlah penting untuk melalui proses underwriting terlebih dahulu, sehingga risiko yang diterima tidak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan sesuai dengan portofolio perusahaan yang telah direncanakan.

(11)

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah keputusan underwriter terhadap risiko yang diterima dan ditolak sudah sesuai dengan perkembangan bisnis asuransi property saat ini dan menunjang portofolio perusahaan.

Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu untuk mengevaluasi apakah keputusan akseptasi underwriter sudah tepat sesuai dengan underwriting guidelines yang telah dibuat.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Premi (X2) Level of Trust Ceding (X1) Keputusan Akseptasi Underwriter (Y) H1 H2 H3

(12)

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan pemecahan masalah ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Hipotesis 1

Level Of Trust ceding merupakan factor yang menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku.

b. Hipotesis 2

Premi merupakan factor yang menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku. c. Hipotesis 3

Kedua variable bebas yang ada (level of trust dan premi) menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku dan saling berhubungan.

Referensi

Dokumen terkait

Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah data populasi (jumlah jenis yang ditemukan, jumlah individu dan sex ratio), habitat satwa (sumber pakan, tipe

Praktik pengalaman lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Matriks SWOT Asuransi Jiwa Perorangan AJB Bumiputera 1912 KPR Pekanbaru Faktor Internal Faktor Eksternal Strength (S) x Brand name x Kualitas pelayanan x

Perusahaan mempunyai berbagai macam usaha dalam menarik jumlah investor dan meningkatkan harga sahamnya, salah satunya yaitu dengan mengevaluasi faktor-faktor yang

Hasil simulasi A menunjukkan bahwa peningkatan impor produk sensitif Indonesia terutama beras dan gula lebih banyak berasal dari sesama negara ASEAN, antara

Dongeng adalah cerita rakyat yang secara lisan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, pengarangnya anonim, ada dalam dunia khayal atau tidak benar-benar

Pada program yang telah dipaparkan sebelumnya, selin memuat mengenai program berdasarkan keterpaduan berdasarkan entitas jenis program, regional, Kabupaten Kota,

Diperoleh hasil bahwa perubahan nilai K pada K-Fold Cross Validatio n untuk metode BLOB pun memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai akurasi.. Sama seperti metode