• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. menuangkan profil Kementerian Agama Kota Padang ialah untuk mengetahui. Gambaran umum tentang Kementerian Agama Kota Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. menuangkan profil Kementerian Agama Kota Padang ialah untuk mengetahui. Gambaran umum tentang Kementerian Agama Kota Padang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Kementerian Agama Kota PadangPadang

Profil Kementerian Agama Kota Padang merupakan gambaran tentang latar belakang yang penulis teliti. Adapun kegunaan penulis dalm menuangkan profil Kementerian Agama Kota Padang ialah untuk mengetahui bagaimana sejarah, struktur, visi, misi dan program Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam. Sedangkan tujuannya ialah untuk menguatkan hasil penelitian penulis. Dengan demikian hasil penelitian yang penulis temukan akan lebih akurat.

Gambaran umum tentang Kementerian Agama Kota Padang 1. Sejarah Berdirinya Kementerian Agama Kota Padang

Kementerian Agama merupakan suatu lembaga organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama menyatakan bahwa Instansi yang melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kabupaten/Kota berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kemenag berasal dari nama Kandepag agama yang berdiripada 3 Januari 1946 sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan, pada tahun 2010 keluarnya Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Perubahan Penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama dan Menetapkan Peraturan Menteri Agama

(2)

tentang Perubahan Penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama.

Pasal 1

Menetapkan perubahan penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama.

Pasal 2

Semua Peraturan, Keputusan dan / atau Instruksi Menteri Agama atau pejabat lain di lingkungan Kementerian Agama yang sudah ada sebelum Peraturan ini berlaku, yang menggunakan penyebutan Departemen Agama harus dibaca Kementerian Agama.

Pasal 3

Semua penggunaan atribut seperti logo, lencana, badge, kop surat, stempel, papan nama dan lain-lain yang menunjuk kepada Kementerian Agama yang menggunakan penyebutan Departemen Agama harus disesuaikan menjadi Kementerian Agama.

Pasal 4

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengunangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapadatanggal 28 Januari 2010

MotivasiadanyaKementerianAgamaselainmerupakancirimasyarak

atIndonesia yang regilius, jugauntukmengembangkan agama

(3)

GBHN dan UUD 1945, sedangkan tugas pokok Kementerian Agama adalah melaksanakan sebagian tugas pemerintah dan tugas khusus membina umat beragama. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Agama mempunyai jajaran yang berada ditingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kecamatan.

Adapun kode etik Kementerian Agama Kota Padang yaitu: 1) Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa

2) Mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat 3) Bekerja dengan jujur, adil, dan amanah

4) Melaksanakan tugas dengan disiplin, profesional dan inovatif 5) Kesetiakawanan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan korps 2. Visi dan misi Kementerian Agama Kota Padang

Visi

Terwujudnya warga Kota Padang yang taat beragama,rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.

Misi

1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama 2) Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama

3) Meningkatkan kualitas raudatu lathfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama

4) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

5) Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa

(4)

3. Stuktur Instansi Kantor Kementerian Agama Kota Padang

Sumber: Struktur Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 2014

Berdasarkan struktur organisasi Kementerian Agama Kota Padang maka penulis memfokuskan hanya bagian seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang .

Bimas Islam singkatan dari Bimbingan Masyarakat Islam yang merupakan salah satu bidang yang ada di kantor Kementerian Agama Kota Padang yang mengurus hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Bimas Islam di kepalai oleh seorang Kasi yang bernama Mhd Sarkoni, S.Ag, pada awalnya Bimas Islam bernama Urais (Urasan Agama Islam) setelah adanya PMA (Peraturan Menteri Agama) No 13 tahun 2012 dirubah namanya menjadi Bimas Islam. Sebelumnya ada tiga program yang berdiri sendiri yaitu adanya zakat waqaf, Urais, Penais kemudian digabungkan menjadi satu bidang yang diberi nama Bimas Islam. Bimas Islam memiliki beberapa program kerja yang harus dicapai yaitu Peningkatan kualitas nikah dan rujuk pada KUA Kecamatan juga

Pimpinan Drs. H. Japeri, MM

Kasubbag/ Tata Usaha Edy Oktaviandi, S. Ag

Kasi Pendidikan Madrasah Aidil Kurdiansyah, S.Pd

Kasi Penyelenggara Syari’ah Farhan Furqani, MA

Kasi Bimas Mhd Sarkoni, S. Ag, MM

Kasi PD Pontren Hendri Yazid, S. Pd.I, MM

Kasi Peny Haji dan Umrah H. Eri Iswandi, MA

Kasi Pais Drs. Erman Syofa, M.Si

(5)

Pembinaan Ketenagaan Lembaga Keagamaan yang kelola oleh Drs. Mhd Darnalis dan Aldri, S.Hum, Pembinaan Qori-qori’ah melalui MTQ dan LPTQ dikelola oleh Dra. Ermiwati Roza, Pemberdayaan penyuluh agama dalam tugas amal ma’ruf nahi mungkar dikelola Immelda Wahyuni,

S.Ag, Pembinaan zakat dan wakaf yang dikelola oleh Sabrina Abdullah, S.Sos, Pembinaan rumah ibadah yang dikelola oleh H. Jasmi, S.Sos, dan Pembinaan keluarga sakinah dikelola oleh Dra. Djusmaniar.

Visi misi dari Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang Visi

Terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, cerdas, dan toleran dalam agama”

Misi

Membimbing, melayani, memberdayakan dan mengembangkan

masyarakat Islam.1

Adapun tugas dan fungsi Seksi Bimas Islam beserta jajarannya yang ada di lingkungan Kementerian Agama Kota Padang sebagai berikut:

1. Mhd. Sarkoni, S.Ag, MM sebagai Kepala Seksi Bimas Islam

a. Menyiapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan tugas pada seksi Bimas Islam

b. Merumuskan kegiatan pembinaan teknis dibidang Bimas Islam

(6)

c. Mengkoordinir pengolahan data dan informasi pada seksi Bimas Islam

d. Membagi tugas dan menentukan penanggung jawab kegiatan pada Bimas Islam

e. Mengikuti rapat dinas bulanan/semester/tahunan pada kantor Kementerian Agama Kota Padang

f. Memantau pelaksanaan tugas staf pada seksi Bimas Islam g. Memeriksa dan menandatangani hasil capaian kinerja bawahan h. Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait i. Mengevaluasi prestasi kerja staf

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah pimpinan k. Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan langsung

2. Aldri, S.Hum sebagai Penyusun Bahan Pembinaan Ketenagaan Lembaga Keagamaan

a. Penyusunan data NTCR (Nikah Talak Cerai Rujuk) b. Penyusun/pendistribusian formulir NR (NA,NB,N,DN) c. Penyusun laporan bulanan NR (Nikah Rujuk)

d. Penyusun laporan semester NR (Nikah Rujuk) e. Penyusan laporan tahunan NR (Nikah Rujuk)

f. Penyusun/bahan-bahan monitoring (blangko pemeriksaan) g. Monitoring ke KUA Kecamatan

(7)

h. Penyusun mengklasifikasikan bahan lembaga keaagamaan sesuai spesifikasi dan prosedur untuk memudahkan apabila diperlukan

i. Penyusun serta mengaaji hal-hal yang berkaitan dengan lembaga keagamaan

j. Melaksanakan tugas tambahan dari pimpinan

3. Jasmi, S.Sos sebagai Penyusun Bahan Pembinaan Masjid a. Penyusun data umlah rumah ibadah dan mushalla

b. Penyusun dan mengkonsep membuat permitaan data rumah ibadah

c. Menyusun, menerima dan merekap laporan data rumah ibadah se Kota Padang

d. Menyusun dan mengirimkan surat permintaan rumah ibadah ke Kantor KUA Kecamatan se Kota Padang

e. Monitoring/pembinaan dan pemerikksaan ke KUA Kecamatan f. Menyusun bahan perubahan status mushalla menjadi masjid g. Penyusun dan menditribusikan surat keluar yang berhubungan

dengan PHBI serta mengolah surat keluar yang berhubungan dengan ibadah sosial

4. Shabrina Abdullah, S.Sos sebagai Penyusun Bahan Pemberdayaan Amil Zakat

(8)

b. Penyusun data sertifikat serta informasi untuk pengurusan tanah wakaf

c. Penyusun, meneliti mengolah dan menyusun pengukuhan BAZ/LAZ

d. Penyusun sistem informasi manajemen bimbingan lembaga, serta menyusun bahan laporan zakat dan wakaf

e. Menyusun, meneliti, mengolah data, mengendalikan saran serta menyusun pengaturan zakat dan wakaf

f. Penyusun data yang berkaitan dengan produk halal g. Monitoring ke KUA Kecamatan

5. Drs. Mhd Darnalis sebagai Penyusun Bahan Pembinaan SDM Kepenghuluan

a. Penyusun bahan pembinaan serta mengklasifikasikan SDM kepenghuluan

b. Penyusun, mempelajari dan mengkaji karakteristik pembinaan SDM kepenghuluan

c. Penyusun konsep, penyusunan bahan pembinaan kepenghuluan d. Mendiskusikan konsep bahan pembinaan kepenghuluan

e. Mengevaluasi proses penyusunan bahan pembinaan SDM kepenghuluan

f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban

(9)

h. Bimbingan masuk Islam

i. Melayani mediasi keluarga bermasalah j. Mengadministrasikan surat masuk dan keluar

6. Dra. Ermiwati Roza sebagai Penyusun Bahan Pembinaan Musabaqah/Baca Kitab Suci

a. Penyusun personil Qori dan Qori’ah untuk mengahadapi MTQ tingkat Provinsi

b. Penyusun renacana perisapan MTQ Kota Padang

c. Penyusun data dewan hakim untuk MTQ tingkat Sumatera Barat d. Penyusun data pondok Al-qur’an

e. Monitoring/pembinaan dan pemeriksaan ke KUA Kecamatan f. Mengadministrasikan surat masuk dan surat keluar yang

berkaitan dengan MTQ

7. Immelda Wahyuni, S.Ag sebagai Penyusun Bahan Pembinaan Penghulu/Penyuluh

a. Penyusun usulan dan memeriksa laporan penyuluh agama Islam honorer

b. Pembinaan penyuluh agama honorer

c. Penyusun data serta menerim dan memeriksa laporan penyuluh agama Islam fungsional dan penghulu

d. Penyusun surat tugas binaan penyuluh agama Islam fungsional e. Monitoring ke KUA Kecamatan

(10)

g. Penyusun, mengolah dan mendistribusikan surat-surat yang berhubungan dengan penyuluh dan penghulu

8. Dra. Djusmaniar sebagai penyusun pengadministrasi keluarga sakinah

a. Menyusun/menerima bahan yang terkait dengan keluarga sakinah

b. Menyusun/memeriksa bahan yang terkait dengan keluarga c. Menyusun klasifikasi bahan pembinaan keluarga sakinah

d. Menyusun bahan kegiatan dan laporan penilaian keluarga sakinah

e. Monitoring/pembinaan dan pemeriksaan ke KUA Kecamatan f. Menyusun bahan mediasi keluarga sakinah

g. Menyusun bahan mediasi solusi keluarga sakinah2

B. Penggerakan

Penggerakan merupakan fungsi ketiga dari manajemen. Fungsi penggerakan ini erat sekali hubungannya dengan sumber daya manusia. Penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen, betapapun matangnya perencanaan yang telah dibuat oleh seorang manajer, tanpa adanya penggerakan apa yang telah direncanakan oleh manajer tidak akan ada gunanya sama sekali. Dalam melakukan penggerakan langkah pertama yang dilakukan Pimpinan Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang dalam memberikan motivasi.

2Data Dokumentasi Uraian Tugas Jabatan Fungsional Umum Seksi Bimas Islam di

(11)

1. Pemberian Motivasi dan Bimbingan dalam melaksanakan program pembinaan qori-qori’ahKementerian Agama Kota Padang

Pemberian motivasi merupakan salah satu langkah dalam melaksanakan penggerakan sebagai salah satu fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang pimpinan Bimas Islam untuk membangkitkan semangat kerja para anggota/pelatih dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

Dikatakan oleh Pimpinan Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang, untuk mencapai hasil yang maksimal pada pelaksanaan tugas, pelunya pemberian motivasi bertujuan agar pelatih dapat mengerjakan pekerjaan sebaik-baiknya, karena dengan adanya motivasi dari pimpinan dapat membangkitkan semangat pelatih untuk bisa melaksanakan tugasnya.3

Selanjutnya beliau juga mengungkapkan lagi bahwa pemberian motivasi yang diberikan kepada pelatih yaitu dengan memberikan piagam, sertifikat sebagai tanda ucapan terima kasih, adanya uang transportasi dan bonus. Bonus ini dari Pemko Kota Padang yang diberikan kepada pelatih apabila peserta menang dalam perlombaan. Diterbitkan SK oleh KUA untuk pegangan bagi pelatih tersebut, serta meyakinkan kepada mereka bahwa mengajar dan membina generasi

3Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian

(12)

muda adalah tugas kita bersama dan tugas mulia. Sebaik-baiknya orang

adalah mengajarkan al-Qur’an dan mengamalkannya.4

Ditambahkan lagi oleh Bendahara Bimas Islam menjelaskan bahwa bentuk motivasi yang diberikan kepada pelatih berupa penghargaan, uang saku, bonus bagi pelatih yang berhasil melatih dan membina peserta MTQ, jika peserta menang dalam perlombaan, pelatih dapat bonus dari

Pemko Kota Padang.5

Selanjutnya juga diungkapkan oleh Darnalis, bahwa dalam melaksanakan program maka Kasi Bimas Islam selalu melakukan motivasi dan dorongan agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar

seperti memberikan ucapan terima kasih atau kata pujian kepada pelatih.6

Disamping itu Jasmi juga mengatakan bahwa pemberian motivasi akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap kinerja pelatih atau anggota. Adapun contoh motivasi yang diberikan yaitu dengan memberikan penghargaan kepada pelatih yang telah melaksanakan tugasnya sebagai pelatih,baik berupa pujian secara langsung maupun tidak langsung, piagam penghargaan berupa sertifikat, bonus.7

Kemudian dipertegas oleh salah seorang karyawan Bimas Islam bahwa dalam melaksanakan setiap pekerjaan-pekerjaan yang akan

4

Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 16 Juli 2017

5Ermiwati Roza, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama

Kota Padang, 23 Juli 2017

6

Mhd Darnalis, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerianagam Kota Padang, 16 Juli 2017

7Jasmi, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota

(13)

dilaksanakan, Kasi Bimas Islam memberikan reward, sanjungan kepada pelatih atau anggotanya sehingga mereka lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan yang telah diberikan kepadanya, dan seandainya pekerjaan itu masih ada kekurangan, pimpinan tidak langsung memarahi didepan anggota yang lainnya, akan tetapi mengatakan dengan baik seperti memberikan nasehat, memberikan contoh tentang bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.8

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini Kasi Bimas Islam harus bisa memahami pelatih/bawahannya agar dapat memberikan motivasi dalam bekerja dan memberikan kesadaran bahwa pekerjaan itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakannya, karena penggerakan sangat bergantung kepada bagaimana motivasi, arahan serta komunikasi dari pimpinan itu ssendiri.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang sebagai upaya melakukan penggerakan adalah bimbingan atau pengarahan. Pemberian bimbingan atau pengarahan kepada pelatih dan bawahannya sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan kegiatan yang diamanahkan kepada mereka,agar tercapai tujuan organisai secara efektif dan efisien.

Adapun bentuk bimbingan yang dilakukan Pimpinan Bimas Islam kepada pelatih yaitu dengan mengadakan workshop, melakukan pelatihan-pelatihan, melakukan diskusi-diskusi dengan dikumpulkannya

8Immelda Wahyuni, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerianagam

(14)

semua pelatih untuk di Kementerian Agama Kota Padang atau Pemko Kota Padang, sesuai tempat dimana pelatihan tersebut diadakan. Dalam pelatihan itu juga didatangkan narasumber yang telah ditentukan.9

Disamping itu Aldri mengungkapkan bentuk pemberian bimbingan kepada pelatih atau anggota dengan memberikan nasehat-nasehat yang berkaitan dengan tugas yang telah diberikan.10

Senada dengan itu Jasmi juga mengatakn bahwa setiap pelaksanaan kegiatan Kasi Bimas Islam memonitoring pekerjaan yang telah diberikan kepada para pelatih dan anggotanya agar tidak terjadi

kesalahan-kesalahan dalam melakukan tugas yang diberikan kepada mereka.11

Selanjutnya ditambahkan oleh Bendahara Bimas Islam ahwa bentuk motivasi yang diberikan kepada pelatih berupa teori-teori yang berisikan ilmu mengenai tata cara belajar Al-Qur’an yang baik seerta yang berkaitan dengan MTQ yang diberikan oleh narasumber, meningkatkan tata cara membaca Al-Qur’an , tata cara seni Al-Qur’an. Setelah itu ilmu yang didapat dari pelatihan tersebut akan dipraktek kepada peserta MTQ disaat pelatihan untuk peserta tersebut.12

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil studi dokumentasi dapat diketahui bahwa pada saat pemberian bimbingan Pimpinan Bimas Islam

9

Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 20 Juli 2017

10Aldri, staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota

Padang, tanggal 23 2017

11

Jasmi, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 20 Julii 2017

12Ermiwati Roza, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama

(15)

memberikan pelatihan dan juga penjelasan pada saat terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

2. Koordinasi dalam Melaksanakan Program Pembinaan Qori-qori’ah Kementerian Agama Kota Padang

Langkah selanjutnya yang diambil Langkah selanjutnya yang diambil oleh Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang sebagai upaya melakukan penggerakan adalah melakukan penjalinan hubungan atau koordinasi yang mana merupakan salah satu langkah penggerakkan, tanpa adanya penjalinan hubungan atau kerjasama yang baik dalam sebuah organisasi, baik antara Pimpinan Bimas Islam dengan anggota dan anggota sesama anggota maupun dengan lembaga lain atau organisasi lain maka proses pengelolann Bimas Islam tidak akan dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Pimpinan Bimas Islam Kementerian AgamaKota Padang mengungkapkan bahwa dalam mengaktualisasikan program ke dalam berbagai macamkegiatan-kegiatan selalu melakukan penjalinan hubungan atau koordinasi antara Kasi Bimas Islam dengan pelatih dan anggotanya selalu kompak dan menjaga hubungan yang baik serta dengan organisasi dan Instansi lainnya, tanpa koordinasi yang baik dengan pihaklain

mungkin saja program kerja tidak dapat terlaksana dengan baik.13

Sejalan dengan itu Pimpinan Bimas Islam menambahkan lagi bahwa koordinasi yang dilakukan antara pelatih dan pihak lain terjalin

13Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian

(16)

dengan baik. Sehingga tidak ada merasa dirugikan serta tercipta

hubungan silaturahmi yang baik.14

Selanjutnya ditambahkan oleh Darnalis bahwa dalam melakukan koordinasi jika terdapat kesalahan dan kekeliruan atau kesalahpahaman terutama dengan organisasi lain, maka pengurus selalu menanggapi dengan serius untuk mencari penyelesaian dengan segera dengan mencari sumber dari permasalahan yang terjadi.15

Juga diungkapkan oleh Jasmi, bahwa dalam melakukan koordinasi yang baik tentu adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk target dan jadwalnya.16

Kemudian diperjelas oleh Bendahara Bimas Islam cara Kasi Bimas Islam melakukan koordinasi yaitu melibatkan pelatih dan anggotanya dakam penyelenggaraan musyawarah, dengan adanya saling pengertian itu dapat timbulnya semangat kerjasama, dan keserasian. Selain itu juga memberikan pengarahan kepada pelatih dan anggotanya aga terwujudnya saling pengertian dan kerjasama diantaranya.17

14

Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 25 Juli 2017

15Mhd Darnalis, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerianagam Kota

Padang, 20 Juli 2017

16

Jasmi, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama Kota Padang, 26 Julii 2017

17Ermiwati Roza, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama

(17)

3. Komunikasi dalam Melaksanakan Program Pembinaan Qori-qori’ah Kementerian Agama Kota Padang

Langkah selanjutnya yang diambil oleh Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang sebagai upaya melakukan penggerakan adalah membuka jalur komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pelaksanaan kegiatan Bimas Islam. Tanpa adanya komunikasi serangkaian fungsi manajemen tidak akan terlaksana dengan baik, termasuk fungsi penggerakan akan sulit tercapai. Oleh sebab itu Pimpinan Bimas Islam dituntut untuk cakap dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam membuat dan menentukan kebijakan-kebijakan atau membuat perintah diperlukan komunikasi.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melaluikomunikasiharusada sipengirim berita (sender) maupunsi penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dans eleksi, manakahsolusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

Menurut Pimpinan Bimas Islam Kementerian Agama Kota Padang, mengatakan bahwa:

(18)

Komunikasi dalam organisasi berjalan lancar. Ketika informasi yang diperolehdari luar atau dalam Instansi selalu menginformasikan secara langsung atau tidak langsung kepada seluruh anggotaatau pelatih atasinformasi yang ada.Komunikasi yang dilakukan melalui handphone,

grup whatshap, BBM dan sejenisnya.18

Hal senada juga diungkapkan oleh salah staf Bimas Islam bahwa komunikasi di dalam organisasi berjalan dengan baik. Komunikasi yang terjalin tidak hanya pertemuan dengan pelatih, rapat-rapat,akan tetapi juga komunikasi secara informal. Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan emosional yang lebih erat dan menumbuhkan rasa persaudaraan antara pelatih dan anggota.19

Sejalan dengan itu juga dijelaskan oleh Bendahara Bimas Islam bahwa dalamkomunikasi Pimpinan Bimas Islam akan memilih informasi apa yang akan disampaikan kepada pelatih dan anggotanya, yang mana informasi ini bermanfaat dan benar sehingga pelatih dan anggotanya bisa

menerima dan menjalankannya.20

Adapun media komunikasi yang sering dipakai oleh Pimpinan Bimas Islam untuk menyampaikan informasi kepada pelatih atau anggotanya yaitu surat menyurat, undangan, adanya memo dan ada juga menggunakan media sosial seperti ada grup whatshap, BBM dan

18Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian

Agama Kota Padang, 25 Juli 2017

19

Mhd Darnalis, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerianagam Kota Padang, 20 Juli 2017

20Ermiwati Roza, Staf Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian Agama

(19)

sejenisnnya. Jika ada ada informasi yang mendadak secara mendadak, Pimpinan Bimas Islam menggunakan media social tersebut agar informasi cepat dan mudah disampaikan kepada pelatih dan anggotanya.21

Fungsi komunikasi iniyaitu agar terjalinnya hubungan yang baik antara pelatih dan peserta serta terjalin hubungan silaturahmi dan sifat kekelurgaan. Selain itu fungsi komunikasi adalah memungkinkan orang-orang saling tukar informasi, serta dapat membantu menghubungkan sekelompok anggota organisasi yang terpisah dari anggota lainnya.

21Mhd Sarkoni, Kepala Seksi Bimas Islam, Wawancara Langsung, Kantor Kementerian

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan mengunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) etos

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja guru, dan motivasi terhadap kinerja guru SMK Yasiha Gubug Grobogan.. Data

Kemudian saat industri subsektor angkutan laut diperkenalkan ke dalam struktur perekonomian, maka dampak pertamannya terjadi pada sektor industri pengolahan, yang ke

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini, telah diupayakan menampung substansi dari Rencana

Hal inkonsisten dalam menerapkan peraturan dalam pengelolaan TNW oleh pemerintah adalah dengan memasukan satwa eksotik, yaitu rusa timor (Cervus timorensis) sebagai

Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan berupa model sarana pembelajaran atletik alat lempar cakram melalui modifikasi ukuran berat,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari profil pasien rhinitis alergi di RS PHC Surabaya tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan