• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut tugas pokok dan fungsi Bappeda bertambah luas, yaitu tidak saja mencakup perencanaan pada bidang pembangunan, namun mencakup aspek perencanaan daerah secara utuh dan menyeluruh.

Sejalan dengan Peraturan Daerah tersebut maka pada tahun anggaran 2009 merupakan masa transisi perubahan tatanan kelembagaan dan terjadi penyesuaian tugas pokok dan fungsi Bappeda. Disamping itu permasalahan pembangunan saat ini semakin kompleks sejalan dengan pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu maka perlu disusun perencanaan pembangunan yang partisipatif dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.

Sebagai tindak lanjut dengan telah tersusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 maka perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanan Pembangunan Daerah

(2)

Renstra SKPD Bappeda ini mengandung substansi suatu perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan dalam rangka : - Menentukan : Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan) - Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan permasalahan pelaksanaan - Tepat : Dikaitkan dengan tindakan

- Pilihan-pilihan : (1) Pemilihan tujuan dan kriteria, (2) Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi pemilihan alternatif yang memungkinkan, (3) Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan.

B. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 disusun dengan maksud untuk memberikan arahan dan pedoman kepada seluruh pegawai Bappeda Kota dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan di Kota Bogor yang berkelanjutan di Kota Bogor.

Dalam upaya mewujudkan maksud tersebut maka tujuan penyusunan Renstra SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014, yaitu : 1. Menetapkan Visi, Misi, Strategi, Program dan Indikasi Kegiatan

(3)

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD) Bappeda Kota Bogor setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2010-2014)

3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014

C. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008.

3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

(4)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.

9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 20 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah. 10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun 2008-2013.

11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor.

12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

13. Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-2014.

(5)

TUJUAN

D. Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD Bappeda dalam Perencanaan Daerah.

Renstra-SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Tim Anggaran Eksekutif Pemda

Panitia Anggaran Legislatif dan Tim Anggaran Eksekutif

VISI

MISI

STRATEGI

RENSTRA-SKPD BAPPEDA KOTA BOGOR

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

SASARAN

KONDISI UMUM & KENDALA ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS (SWOT) STRATEGI UMUM RPJM KOTA BOGOR 2010-2014

(6)

E. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum, Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD dalam Perencanaan Daerah, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

Berisi Struktur Organisasi, Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan, Tugas Pokok dan Fungsi, Sistem, Prosedur dan Mekanisme.

BAB III PROFIL KINERJA SKPD

Berisi Kinerja Pelayanan Masa Kini, Kelemahan dan Kekuatan, Peluang dan Tantangan, Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi Masa Kini, Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang berpengaruh pada Tupoksi SKPD, Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan untuk lebih efisien dan efektif.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Berisi rumusan Visi SKPD, Misi SKPD, Tujuan, Strategi, dan

(7)

BAB V PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN

Berisi Program SKPD, Program Lintas SKPD, Program Lintas Kewilayahan, Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan.

(8)

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

3. Bidang Fisik dan Prasarana, membawahkan :

a. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana kota

4. Bidang Sosial dan Budaya membawahkan :

a. Sub Bidang Kesejahteraan Sosial

(9)

5. Bidang Anggaran, Statistik dan Pelaporan membawahkan :

a. Sub Bidang Statistik dan Pelaporan

b. Sub Bidang Anggaran

6. Bidang Ekonomi, Pemerintahan, Penelitian dan Pengembangan, membawahkan :

a. Sub Bidang Ekonomi dan Pemerintahan

b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan

(10)

Sumber : Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah SUB BIDANG TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA BIDANG FISIK DAN PRASARAN SEKRETARIAT

KEPALA BADAN

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN BIDANG ANGGARAN STATISTIK DAN PELAPORAN BIDANG EKONOMI, PEMERINTAHAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUB BIDANG SARANA DAN PRASARANA KOTA SUB BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL SUB BIDANG PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA SUB BIDANG ANGGARAN SUB BIDANG STATISTIK DAN PELAPORAN SUB BIDANG EKONOMI DAN PEMERINTAHAN SUB BIDANG PENELITIAN DAN PENGEM-BANGAN

(11)

B. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan

Ditinjau dari kondisi kepegawaian Bappeda Kota Bogor saat ini memiliki pegawai yang secara kuantitas dapat dikatakan cukup memadai yaitu sejumlah 65 orang terdiri dari 62 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang Sukwan. Menurut tingkat pendidikannya terdiri dari 1 orang berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 12 orang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 2 orang berpendidikan Diploma III (D-III), 31 orang berpendidikan Sarjana (S-1), dan 19 orang berpendidikan Magister (Strata-2). Sedangkan menurut jenis kelaminnya, 46 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Dengan kuantitas yang cukup memadai tersebut ternyata belum diimbangi dengan kualitas. Hal ini ditunjukkan dengan belum terciptanya keseimbangan antara pegawai yang berkualifikasi pendidikan yang memadai dengan tuntutan tugas sebagai perencana.

Dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana, Bappeda Kota Bogor memiliki bangunan kantor yang cukup repreresentatif, namun prasarana kerja dirasakan masih kurang memadai untuk menunjang kegiatan bidang maupun sub bidang yang ada, seperti komputer desk top, komputer lap top, in-focus, dan sarana mobilitas. Dengan demikian masih perlu adanya peningkatan prasarana kerja, mengingat beban kerja yang diemban Bappeda Kota Bogor saat ini cukup tinggi.

(12)

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Menurut Pasal 21, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa Badan merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris daerah.

Menurut Pasal 22, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan darah.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, maka Badan Perencanaan Pembangunan daerah menyelenggarakan fungsi: 1. Permusan kebijakan teknis perencanaan.

2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Pengelolaan urusan ketatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

(13)

D. Nilai-Nilai

Nilai merupakan disposisi yang lebih luas dan sifatnya mendasar. Nilai berakar lebih dalam karenanya lebih stabil dibandingkan sikap individu Azwar (2003:h.9). Lebih daripada itu, nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian individu yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian bangsa. Jadi nilai lebih bersifat mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek.

Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Bapeda Kota Bogor, maka diperlukan nilai-nilai yang harus tertanam pada setiap pegawai Bappeda Kota Bogor sebagai landasan dedikasi, prestasi, dan partisipasi. Nilai-nilai tersebut, yaitu :

1. Jujur : menjunjung tinggi obyektifitas dalam membangun persepsi dengan pendekatan yang komprehensif, lintas disiplin, dan lintas sektoral;

2. Efektif : mengutamakan kerja keras dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara terencana untuk mencapai standar produktifitas;

3. Realistis : mempertimbangkan segala tindakan dengan mengukur kemampuan potensi sumber daya yang dimiliki serta

(14)

memperhatikan dan mampu menyiasati perkembangan kondisi lingkungan eksternal;

4. Normatif : merumuskan perencanaan dengan kerangka berfikir dan ide yang bisa diterima berbagai kalangan serta bertumpu pada norma-norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Inovatif : mengembangkan kreatifitas yang tidak pernah surut

sesuai dengan situasi dan kondisi zaman dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

6. Harmonis : mengembangkan hubungan interaktif dengan berbagai

stakeholder tanpa mengesampingkan penghargaan pada perbedaan

pendapat yang berkembang dalam mengembangkan networking serta kerjasama kemitraan.

Nilai–nilai tersebut di atas selanjutnya dijadikan landasan kerja Bappeda Kota Bogor dengan diikuti rasa keikhlasan, kebersamaan, keuletan, dan keberanian dalam mengemukakan kebenaran fakta sehingga tercipta keharmonisan perencanaan yang inovatif secara terbuka dan transparan guna mendorong kinerja Bappeda Kota Bogor.

(15)

BAB III

PROFIL KINERJA SKPD

A. Kinerja Masa Kini

Kinerja SKPD Bappeda Kota Bogor masa kini didasarkan pada pengukuran pencapaian sasaran secara umum telah menunjukkan kinerja yang “cukup baik”. Keadaan ini ditunjukkan dengan hasil pengukuran pencapaian sasaran pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Bappeda Kota Bogor Tahun 2009 sebagai berikut : 1. Meningkatnya persentase sistem prosedur dan standarisasi

perencanaan daerah dengan capaian kinerja sebesar 81,25% atau kategori ‘Cukup’.

2. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang aplikatif dan aspiratif capaian kinerja sebesar 75,00% atau kategori ‘Cukup’.

3. Meningkatnya persentase informasi perencanaan dan pembangunan daerah dengan capaian kinerja sebesar 75,00% atau kategori ‘Cukup’. 4. Meningkatnya persentase keberhasilan kinerja pembangunan daerah

dengan capaian kinerja sebesar 87,50% atau kategori ‘Baik’.

B. Analisis Lingkungan Strategis

(16)

lingkungan yang berpengaruh pada kinerja organisasi, yang pada umumnya dapat dikendalikan secara langsung. Sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi yang berada di luar kendali organisasi tetapi sangat mempengaruhi kegiatan organisasi tersebut.

Untuk merumuskan analisis lingkungan strategis digunakan teknik analisis SWOT dari sudut pandang Bappeda Kota Bogor yaitu analisis lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), dan analisisi lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang), dan Threat (Ancaman).

Tahapan dalam melakukan analisis lingkungan strategis dimulai dengan identifikasi lingkungan strategis dan dilakukan pembobotan, rating dan penilaian (scoring) terhadap masing-masing sehingga dapat diketahui nilai masing-masing unsur yang perlu mendapat prioritas dan posisi Bapeda Kota Bogor dalam kuadran SWOT. Urutan unsur secara prioritas tersebut digunakan untuk menentukan strategi yang tepat. Strategi tersebut meliputi strategi umum berupa strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman, strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi ancaman. Masing-masing strategi yang dirumuskan ini kemudian dikaitkan dengan perumusan visi, misi, dan

(17)

penentu keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor-faktor penentu keberhasilan ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Analisis lingkungan strategis dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats), dimaksudkan untuk menganalisis lingkungan internal (Strength dan Weaknesses) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) pada Bappeda Kota Bogor.

1. Analisis Lingkungan Internal (ALI)

1) Kekuatan (Strength)

Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa “Kekuatan” sebagai berikut:

a. Jumlah sumber daya manusia memadai b. Kewenangan di bidang perencanaan jelas c. Motivasi sumber daya manusia yang tinggi

d. Kerjasama dan koordinasi internal Bapeda cukup baik.

2) Kelemahan (Weaknesses)

Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa “Kelemahan" sebagai berikut :

a. Kemahiran (skills) sumber daya manusia kurang memadai. b. Prasarana dan sarana kerja kurang memadai.

(18)

d. Sistem informasi perencanaan tidak memuaskan. Tabel 1

Skoring Faktor–Faktor Strategis Internal

Faktor – Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I. Kekuatan (S) 1. Jumlah SDM 10 2 20 4 2. Kewenangan 12 4 48 2 3. Motivasi 13 4 52 1 4. Kerjasama & koordinasi 11 2 22 3

Skor sub total 46 3 142

II. Kelemahan (W)

1. Kemahiran SDM 15 4 60 1

2. Prasarana & sarana 12 2 24 4 3. Biaya Ops & penelitian 14 3 42 3

4. Sistem informasi 13 4 52 2

Skor Sub Total 54 3,25 178 -

S K O R T O T A L 100

2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) 1) Peluang (Opportunity)

Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa “Peluang” sebagai berikut :

a. Otonomi Daerah yang lebih jelas berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, UU No 33 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004

b. Dukungan pimpinan daerah yang kuat; c. Adanya dukungan lembaga ilmiah; d. Adanya bantuan luar negeri;

2) Ancaman (Threat)

Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa “Ancaman” sebagai berikut:

(19)

a. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah. b. Ego sektoral masih kuat.

Tabel 2

Skoring Faktor–Faktor Strategis Eksternal

Faktor–Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I. Peluang (O) 1. Otonomi Daerah 15 4 60 2 2. Dukungan pimpinan 16 4 64 1 3. Koordinasi Eksternal 12 3 36 4 4. Dukungan lembaga ilmiah/konsultan 12 2 24 5 5. Dukungan BLN 14 3 42 3

Skor Sub Total 69 3,2 226

II. Ancaman (T)

1. Krisis kepercayaan 18 4 72 1

2. Ego Sektoral. 13 3 39 2

Skor Sub Total 31 3,5 111 -

S K O R T O T A L 100 Keterangan :

 “Bobot” menggambarkan tingkat penting/ tidak pentingnya faktor – faktor strategis terhadap pencapaian visi dan misi (skor 0 – 100, semakin penting mendekati skor 100).

 “Rate” menggambarkan perkiraan besar kecilnya pengaruh terhadap pencapaian visi dan misi (skor 1 – 4, semakin besar pengaruhnya mendekati 4).

Dari tabel 1 dan 2 di atas, diketahui skor 4 (empat) kelompok strategis yaitu :

- Kelompok SO : 142 + 226 = 368 - Kelompok ST : 142 + 111 = 253 - Kelompok WO : 178 + 226 = 404

(20)

- Kelompok WT : 178 + 111 = 289

Berdasarkan ALI dan ALE diatas, diperoleh asumsi sebagai berikut :

1. Kelompok WO memiliki skor tertinggi (404), dengan demikian strategi generik yang paling optimistik dapat digunakan untuk mewujudkan visi adalah menanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

2. Kelemahan yang paling pokok terletak pada kemahiran personil yang kurang, sedangkan kelemahan yang paling kecil pada prasaranadan sarana kerja yang memadai.

3. Kekuatan terbesar terletak pada motivai personil yang tinggi, sedangkan kekuatan terkecil terletak pada jumlah personil. 4. Peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan adalah dukungan

dari pimpinan daerah, sedangkan peluang yang terkecil adalah dukungan dari lembaga ilmiah.

5. Ancaman yang terbesar adalah krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparatur pemerintah, sedangkan yang terkecil adalah adanya ego sektoral yang kuat.

Berdasarkan ALI, ALE dan asumsi di atas dilakukan Analisis Strategi dan Pilihan yang dimuat dalam Tabel 3 berikut ini :

(21)

Tabel 3

Analisis Strategi dan Pilihan Faktor–Faktor Penentu Keberhasilan

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal Kekuatan (S) 1. Jumlah personil. 2. Kewenangan. 3. Motivasi 4. Kerjasama/ Koordinasi Kelemahan (W) 1. Kemahiran Personil. 2. Prasarana & sarana 3. Etos kerja dan disiplin 4. Mekanisme perencanaan 5. Sistem Informasi. PELUANG (O) 1. Otonomi Daerah. 2. Dukungan Pemda. 3. Koordinasi Ekst 4. Dukungan lembaga ilmiah 5. B L N. Strategi S - O (Menggunakan S untuk memanfaatkan O). 1. Gunakan motivasi yang

tinggi untuk memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, otonomi daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah/ konsultan

2. Gunakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi

vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah. Strategi W – O (Tanggulangi W memanfaatkan O) 1. Tingkatkan keahlian personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.

2. Tata sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.

3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan

prasarana dan sarana. 4. Terapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah. Ancaman (T) 1. Krisis kepercayaan Masyarakat. 2. Ego sektoral Strategi S – T (Manfaatkan S untuk T) 1. Tingkatkan motivasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. 2. Optimalisasi koordinasi dengan intansi vertikal/horizontal Strategi W - T (Perkecil W & hindari T) 1. Tingkatkan motivasi

pelayanan data & informasi

perencanaan. 2. Tingkatkan

keterpaduan pendekatan sektoral

(22)

3. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan

Berdasarkan ASAP di atas, berikut ini dilakukan skoring setiap strategi berdasarkan tingkat keterkaitannya dengan visi, misi dan nilai sebagaimana tertuang dalam tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 4

Menetapkan Urutan Faktor Penentu Keberhasilan Strategi Keterkaitan Dengan Jumlah

Ran-king Visi Misi Nilai

Strategi S – O

1. Gunakan motivasi yang tinggi untuk

memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan koordinasi dengan lembaga ilmiah 2. Tingkatkan koordinasi

dan kerjasama dengan instansi

vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah 3 3 2 2 2 1 7 6 8 10 Strategi W – O 1. Tingkatkan keahlian personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 2. Tata sistem informasi

perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.

3. Tingkatkan biaya operasional dan

optimalkan penggunaan prasarana dan sarana. 4. Tetapkan paradigma baru

dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah 3 3 3 4 2 4 2 3 2 2 2 4 7 9 7 11 7 3 9 1

(23)

Strategi S – T

1. Tingkatkan motivasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. 2. Optimalkan koordinasi

dengan instansi vertikal /horizontal 3 4 4 3 3 2 10 9 2 5 Strategi W – T 1. Tingkatkan pelayanan data informasi perencanaan. 2. Tingkatkan keterpaduan pendekatan sektoral dan perwilayahan. 3 4 3 3 2 2 8 9 6 4 Keterangan : 1 = Tidak terkait. 2 = Kurang terkait. 3 = Terkait. 4 = Sangat terkait.

Menurut rankingnya, Faktor Penentu Keberhasilan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik).

2. Peningkatan motivasi kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja guna mengembalikan kepercayaan masyarakat.

3. Penataan sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 4. Peningkatan keterpaduan pendekatan sektoral dan

(24)

5. Optimalisasi koordinasi dengan instansi vertikal dan horizontal. 6. Peningkatan pelayanan permintaan data dan informasi

perencanaan.

7. Peningkatan kemahiran personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, Otonomi Daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah.

8. Penggunaan motivasi kerja yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, Otonomi Daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah.

9. Peningkatan biaya operasionaldan optimalisasi penggunaan prasarana dan sarana kerja.

10. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi vertikal/ horizontal, luar negeri dan lembaga ilmiah di berbagai level.

C. Rumusan Permasalahan Strategis Yang Dihadapi Masa Kini dan Masa Depan

Dengan kondisi Kota Bogor yang letaknya berdekatan dengan Ibu Kota, maka konstelasi tersebut berdampak terhadap situasi dan kondisi di Kota Bogor. Dengan kondisi tersebut maka Bappeda Kota Bogor sebagai institusi perencana dihadapkan pada tantangan yang relevan dengan masa kini dan yang akan datang yaitu :

(25)

2. Perencanaan yang sesuai dengan perubahan paradigma pemerintahan dari mengayuh (rowing) menjadi mengendalikan (steering);

3. Perencanaan yang berorientasi kepada hasil daripada input;

4. Perencanaan yang berorientasi pada pemberdayaan seluruh komponen daerah (stakeholder);

5. Perencanaan yang mendorong terwujudnya good local governance; 6. Perencanaan yang lebih menitikberatkan pada proses bottom up

daripada top down seirama dengan semangat desentralisasi pemerintahan;

7. Perencanaan yang lebih memadukan lintas sektoral, lintas perwilayahan dan keterpaduan sektor dan wilayah;

8. Perencanaan yang mencerminkan keterbukaan dan trasparan;

9. Perencanaan yang dapat mendorong meningkatnya daya saing daerah untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah.

D. Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal Yang Perlu Dilakukan Untuk Lebih Efisien dan Efektif

Perubahan internal dan eksternal yang perlu dilakukan dalam upaya untuk lebih efisien dan efektif, yaitu :

1. Tingkatkan keahlian sumber daya manusia dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 2. Tingkakan sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan

(26)

3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana dan sarana.

4. Terapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik).

(27)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi SKPD

Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana organisasi harus dibawa, agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif atau suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan. Dengan demikian visi merupakan gambaran keadaan masa depan yang ingin dicapai serta merupakan pandangan yang kuat mengarah ke depan yang memberi keyakinan bahwa suatu perkembangan akan terjadi atau suatu kondisi ideal tentang masa depan yang realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, mengandung daya tarik, serta mendorong motivasi.

Visi yang dibuat berkehendak : (a) mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi, (b) memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, (c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah organisasi, (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasi, (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi, dan (f) mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

(28)

Selanjutnya visi tersebut diharapkan mampu : (a) menarik komitmen dan menggerakkan orang, (b) menciptakan makna bagi kehidupan anggota organisasi, (c) menciptakan standar keunggulan, dan (d) menjembatani keadaan sekarang dan keadaan masa depan.

Visi tersebut selanjutnya ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Visi Bapeda Kota Bogor yang mengacu kepada Visi Kota Bogor adalah “Terwujudnya

Perencanaan Daerah Yang Partisipatif Dalam Mendukung Kota Jasa Yang Nyaman Dengan Masyarakat Madani Dan Pemerintahan Amanah“. Pernyataan Visi diatas menggambarkan tekad pimpinan dan staf Bappeda Kota Bogor untuk dapat menghasilkan rencana yang kondusif bagi aktivitas perencanaan umum yang menunjang keberhasilan perwujudan Visi Kota Bogor.

B. Misi SKPD

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Perumusan misi ini diharapkan agar seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat

(29)

mendorong keberhasilannya. Dengan demikian misi merupakan suatu pernyataan mengenai hal yang harus dicapai oleh suatu organisasi pada masa yang akan dating. Perwujudan misi harus diupayakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi yang bersangkutan.

Dalam rangka mewujudkan Visi Bapeda Kota Bogor, maka Misi yang akan diemban adalah :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perencana; 2. Meningkatkan kualitas perencanaan yang partisipatif;

3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas hasil perencanaan. Tujuan Misi kesatu adalah meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan yang dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen daerah. Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil perencanaan dan transparansi hasil perencanaan.

C. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan dapat menunjukkan

(30)

mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Yang dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi organisasi.

Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa organisasi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.

Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014 maka

(31)

Tujuan Misi kesatu adalah meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan yang dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen daerah. Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil perencanaan dan transparansi hasil perencanaan.

D. Sasaran

Tujuan Misi Kesatu dengan Sasaran :

 Meningkatnya profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Tujuan Misi Kedua dengan Sasaran :

 Terwujudnya sistem prosedur dan standarisasi perencanaan daerah.  Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan sebagai

pedoman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tujuan Misi Ketiga dengan Sasaran :

 Meningkatnya kualitas hasil perencanaa dan pembangunan daerah  Terukurnya keberhasilan perencanaan dan pembangunan daerah

E. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran 1. Kebijakan

(32)

yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat agar tercapai keterpaduan dalam mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.

(1) Pemberian kesempatan pendidikan aparatur (2) Peningkatan koordinasi perencanaan daerah (3) Peninkatan perencanaan yang partisipatif

(4) Peingkatan informasi perencanaan dan pembangunan daerah (5) Peningkatan kualitas perencanaan dan pembangunan daerah

(33)

BAB V

PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN

A. Program

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi terkait dalam rangka kerjasama dengan masyarakat yang merupakan partisipasi masyarakat untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Program yang akan dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

(1) Program Pengembangan Data dan Informasi, dengan Sasaran : (a) Meningkatnya ketersediaan data/informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan (data dasar spasial dan tabuler serta data kegiatan pembangunan), (b) Meningkatnya kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan pembangunan

(2) Program Kerjasama Pembangunan, dengan Sasaran : Meningkatnya sinkronisasi pembangunan antar daerah.

(3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Sasaran : (a) Meningkatnya

(34)

kualitas aparat perencana, (b) Tersosialisasinya kebijakan-kebijakan perencanaan.

(4) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Sasaran : Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan daerah (5) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan

Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan ekonomi.

(6) Program Perencanaan Sosial Budaya, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan sosial budaya.

(7) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam.

(8) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah rawan bencana.

Matrik program dan indikasi kegiatan dalam kurun waktu Tahun 2010-2014 selengkapnya adalah sebagai berikut :

(35)

BAB VI

P E N U T U P

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini, telah diupayakan menampung substansi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang memberikaan arahan bagi seluruh pegawai Bappeda Kota Bogor untuk membangun daerah berdasarkan visi, misi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan masyarakat dalam seluruh proses perencanaan pembangunan.

Renstra-SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini merupakan dokumen perencanaan stratejik lima tahunan sebagai acuan dalam memaduserasikan seluruh rencana kerja yang ada. Dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan Rencana Stratejik ini akan sangat ditentukan oleh komitmen dan dukungan semua pihak.

Diharapkan dokumen perencanaan ini dapat menjadi acuan Bappeda Kota Bogor dalam upaya mewujudkan Visi Bappeda Kota Bogor, yaitu : “Terwujudnya Perencanaan Daerah Yang Partisipatif Dalam

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan. 2004. Pokok-Pokok Arahan Menteri keuangan Pada Musrenbangda, 4 April 2005, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2000. Pedoman dan Modul Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2000. Panduan Teknis Agenda Manajemen Strategis Bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta

Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Makalah Ceramah Pemberdayaan Rakyat bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

(37)

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 20 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun 2008-2013.

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor.

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-2014.

Referensi

Dokumen terkait

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;.. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan

Hasil pekerjaan siswa dianilisis menggunakan pedoman penskoran Szetela dan Nicol (1992). Pada konten perubahan dan hubungan sebanyak 48,75% siswa salah dalam

a) Variabel Harga Properti di Indonesia selama kuartalan pertama tahun 2010 sampai kuartalan keempat 2016 terus mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan sektor

Rukun Tetangga dan Rukun Warga atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat RT dan RW adalah Lembaga Kemasyarakatan mitra kerja pemerintah Desa dan

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa parameter diameter, tinggi, dan persen hidup bibit cempaka menggunakan media sapih cocopeat memiliki nilai yang

4.2 Tipe yang paling sering digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris profesi di STIPAR Triatma Jaya adalah

1) Pendekatan individual adalah bagaimana mengembangkan kepribadian multikultural dalam beragama. Bahwa akhir- akhir ini kita masih menjumpai adanya sikap intoleran dalam

1) Penetapan Pagu Raskin Nasional yang merupakan hasil kesepakatan pembahasan antara pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-Undang APBN tahun anggaran 2015.