• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi PSKGJ PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi PSKGJ PGSD"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA” PADA SISWA KELAS I

SDN 03 JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi PSKGJ PGSD

Diajukan Oleh :

SRI WARSINI

NIM. A 54 A 1000 40

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE “MEMBACA TANPA MENGEJA”

PADA KELAS I SDN 03 JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama : Sri Warsini NIM : A 54 A 1000 40 Jurusan : PSKGJ – PGSD Fakultas : FKIP

ABSTRAK

Sri Warsini, Peningkatan Kelancaran Membaca Dengan Menggunakan Metode “Membaca Tanpa Mengeja” Pada Kelas I SDN 03 Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelancaran membaca pada siswa kelas I SD Negeri 03 Jumapolo dengan jumlah sebanyak 28 siswa, dengan menggunakan metode membaca tanpa mengeja. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif sedangkan jenis penelitiannya yaitu tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, kajian dokumen, test dan wawancara. Teknik analisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan metode membaca tanpa mengeja dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kelancaran membaca pra siklus sebesar 29%, siklus I sebesar 68 % dan Siklus II mendapatkan hasil sebesar 87,50 %. Hasil penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran membaca melalui metode membaca tanpa mengeja yang dilakukan sebanyak dua siklus selalu mengalami peningkatan dan telah dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan metode membaca tanpa mengeja dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa pada pembelajaran membaca siswa kelas I SD Negeri 03 Jumapolo Tahun Pelajaran 2012/2013.

(4)

PENDAHULUAN

Salah satu aspek pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peran penting adalah membaca, khususnya membaca permulaan. Pada sisi lain, pentingnya pengajaran membaca permulaan pada anak diberikan sejak usia dini, ini juga bertolak dari kenyataan bahwa masih terdapat sebelas juta anak Indonesia dengan usia 7 – 8 tahun tercatat masih buta huruf (Infokito, 2007). Selain itu, menurut laporan program pembangunan 2005 PBB tentang daftar negara berdasarkan tingkat melek huruf, Indonesia masih berada pada peringkat 95 dari 175 negara. Pada sisi lain, berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN 03 Jumapolo rendah yang disebabkan oleh metode pembelajarannya yang kurang menarik bagi siswa.

Belajar membaca adalah dasar yang sangat penting bagi anak. Semua dimulai dari membaca. Semakin cepat anak bisa membaca, semakin mudah ia bisa menginjak ke tahap belajar selanjutnya. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Dalam hal ini William S. Gray (dalam I Gusti Ngurah Oka 2005: 34) menekankan bahwa membaca tidak lain daripada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan.

Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih sebagai penerimaan pengetahuan dan kebahagiaan. Orang seperti akan tampil tenang dan matang karena memiliki berbagai pengalaman tambahan seperti ia bisa menikmati dari bukan hanya fiksi tetapi juga non fiksi yang dibacanya. Ditinjau dari segi anak kemungkinan mereka menemukan kegembiraan tetapi sangat bergantung pada asuhan dan arahan para orang tua dan guru.

Tujuan tambahan pelajaran membaca adalah menciptakan anak yang gemar membaca. Biasanya hal ini dapat dirangsang dengan mempergunakan cerita. Karena cerita pasti menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dipahami dengan melihat bagaimana bersemangat mengisahkan pengalamannya dengan tuturan orang lain dalam perjalanan waktu berkembang menjadi kemampuan menyerap dan menganalisa pengalaman, dalam bentuk pengalaman contoh panutan.

(5)

Intan Noviana (2009:5) mengatakan salah satu ciri khas metode membaca tanpa mengeja adalah pada tahap awal anak tidak langsung dikenalkan dengan huruf, apalagi sampai menyuruh anak menghafalkannya karena ini dapat membebani mereka. Jika anak merasa terbebani maka akan menjadikan mereka enggan belajar. Keengganan belajar bukan saja menjadi masalah pada anak, melainkan juga menambah tugas guru untuk mencari alternatif lain dalam menerapkan metode pembelajaran agar anak bisa menerima pelajaran membaca lebih cepat.

Metode membaca tanpa mengeja merupakan salah satu alternatif dalam pemecahan kesulitan membaca pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. Siswa kelas I yang baru masuk di Sekolah Dasar memang harus mendapat perhatian secara khusus dalam hal membaca sebab membaca merupakan dasar-dasar dan kunci untuk memahami pengetahuan yang sedang dipelajari.

Pada kasus di SDN 03 Jumapolo dimana penulis sebagai guru di sekolah tersebut, dari 28 siswa kelas I jumlah siswa yang baru dapat membaca “baik” sebanyak 8 (delapan) siswa yang berarti baru 29% sedangkan 71% belum baik atau tidak lancar.

Ketidaklancaran dalam membaca ini karena banyak faktor yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya tingkat kecerdasan atau IQ, kemauan, minat, dan kemampuan sedangkan faktor ektern adalah faktor di luar diri anak misalnya kurangnya perhatian orang tua dalam membimbing belajar membaca, penerapan metode pembelajaran oleh guru, suasana pembelajaran yang kurang kondusif dan lainnya.

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan antara bulan November 2012 sampai bulan Februari 2013 dengan diawali kegiatan observasi di lapangan sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran awal, ketika berlangsungnya

(6)

penelitian dan selama berlangsungnya proses pembelajaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti

.

A. Subyek Penelitian

Subyek pertama pelaku penelitian adalah peneliti dan sekaligus sebagai guru kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Subyek kedua dalam penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Jumapolo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Jenis dan Sumber Data

1.Jenis Penelitia

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) . Menurut Hopkins (dalam Sutama dan Sufanti, 2009: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan proses penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami suatu yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Asrori, 2007: 5) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebauah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Suhardjono (dalam Asrori, 2007: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Rustam dan Mundilarto (dalam Asrori, 2007: 6) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dengan jalan merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2.Sumber Data

Suatu penelitian dapat dilakukan jika terdapat data yang menunjang terhadap penelitian yang dirancang. Data penelitian ini berperan untuk memberikan informasi tentang (1) tingkat pemahaman bacaan siswa; (2) kesulitan siswa membaca (3) ketrampilan siswa dalam membaca (4) kelancaran siswa membaca.

(7)

Data penelitian diambil dari berbagai sumber yakni : (a) Guru dan Siswa; (b) Ruang kelas I; (c) Buku daftar nilai kelas I , latihan soal dan ulangan harian tentang materi kelompok suku kata.

D. Pengumpulan, Validitas dan Analisis Data

1.Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dikumpulkan melalui model proses dengan metode observasi, kajian dokumen, tes dan wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab. Lembar pengamatan dipergunakan untuk mencatat hasil/skor pengerjaan latihan soal dan hasil ulangan pada setiap akhir pembelajaran.

Observasi sebagai alat penilaian banyak dipergunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik situasi sebenarnya maupun buatan. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi karena peneliti dan guru kelas dapat melaksanakan penelitian pada saat siswa melakukan kegiatan belajar mengajar.Sesuai pengertian observasi partisipasi menurut Sudjana (2009: 84) yang berarti bahwa pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.

Catatan observasi juga digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan alat peraga dalam penguasaan materi bahasa Indonesia siswa kelas I. Tes digunakan untuk mengukur hasil kerja siswa secara kuantitatif setelah diterapkan kelompok suku kata dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2.Validasi Data

Dalam memberikan informasi keabsahan suatu data diperlukan adanya informasi untuk dijadikan uji kelayakan atau uji validitasnya, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik sebuah kesimpulan.

Teknik pemeriksaan Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi sumber dan waktu.Trianggulasi sumber maksudnya data tersebut dicek kebenarannya dengan sumber lain yang dianggap berkaitan. Trianggulasi waktu maksudnya data tersebut dicek pada responden dengan waktu yang berbeda.

(8)

Data yang diperoleh dianalisis bersama dengan mitra kolaborasi, sejak penelitian dimulai, kemudian dimaknai berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Menurut Sutama dan Sufanti (2009: 67) teknik analisis data yang sering dipergunakan adalah teknik analisis kritis dan teknik komparatif.

Teknik analisis kritis tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar dalam menyususn perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan / setelah pengumpulan data. Teknis komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus. Dalam penelitian ini menggunakan teknik kritis.

E. Instrumen Penelitian

Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Variabel Indikator

1 Kelancaran membaca

1.Dapat menyebutkan huruf-huruf vokal

2.Dapat memahami bacaan 3.Trampil membaca suku kata

4. Trampil menggabungkan suku kata 5.Dapat membedakan vokal (a.i,.u,e, o)

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil pengamatan dilanjutkan dengan refleksi pengamatan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi pengamatan siklus I pembelajaran menggunakan metode membaca tanpa mengeja belum dilaksanakan dengan baik, karena guru belum berpengalaman dengan model pembelajaran ini sehingga belum sepenuhnya dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kemampuan membaca siswa pada siklus I mencapai presentase 68 %, meskipun masih tergolong rendah, namun hasil ini sudah cukup baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hasil belajar siswa sudah cukup baik, tetapi masih ada 9 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sehingga presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 68 %.

Dalam metode membaca tanpa mengeja siklus I ini siswa masih kesulitan dalam menjalankan metode membaca tanpa mengeja. Kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah karena kurangnya keberanian siswa untuk bertanya. Selain itu guru kurang merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan demikian perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I perlu diulang dan dilanjutkan pada siklus II agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama dapat ditumbuhkembangkan dan hasil belajar siswa meningkat.

Selanjutnya dari hasil refleksi selama pengamatan pada siklus II siswa dalam bekerja kelompok sudah terlihat kompak, ditandai dengan adanya pembagian kelompok dalam penyelesaian masalah dan juga terlihat bersemangat dalam melakukan kelancaran membaca sehingga ada beberapa kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan diskusi kelompok dapat dikatakan bahwa semua kelompok sudah tergolong aktif dengan presentase 75 %. Sedangkan hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan presentase ketuntasan 87,5 %.

Hasil belajar siswa pada siklus II ini telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan, yaitu semua siswa telah mendapatkan nilai sesuai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 63. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu megorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang efektif. Hal ini menyebabkan siswa dapat bekerjasama dengan baik, siswa dapat menggali informasi lebih dalam, serta pemahaman siswa terhadap

(10)

materi meningkat. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Pembelajaran metode membaca tanpa mengeja dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan lainnya, secara berpasangan atau dalam kelas kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berfikir (Ibrahim dan Nur 2005:6).

Menurut Intan Noviana (2009:5) mengatakan salah satu ciri khas metode membaca tanpa mengeja adalah cara penggunaan metode dengan cara melatih siswa menghadapi berbagai macam masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Orietasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan, yang pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah.

Menurut Soedarso (2006: 4) menjelaskan kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca.

Metode ini merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan, menganalisis dan menyimpulkan jawaban sehingga melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui langkah-langkah sistematis.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan II proses pembelajaran telah dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKM yang ditetapkan (63), sehingga tindakan kelas telah berhasil dengan signifikan. Berdasarkan keseluruhan proses dan hasil penelitian di atas maka hipotesis tindakan yang berbunyi : “Penggunaan Metode membaca Tanpa Mengeja dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa kelas 1 SD N 03 Jumapolo Kecamatan jumapolo kabupaten Karanganyar tahun Pelajaran 2012/2013” telah terbukti kebenarannya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Haji Azmi. 2006. Pengajaran Membaca dari Sudut. Neropsikolinguistik. Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei.

Agustina, Yusni. 2007. Pengembangan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan

Menggunakan Teknik Thing-Talk-Write (TTW) pada Siswa Kelas X SMAN 14 Bandung Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Al Falasany, Fausan Naif. 2005.Kunci Sukses Belajar Bagi Pelajar dan Mahasiswa.. Semarang: Aneka Ilmu.

Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima Djamarah Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Sinar Baru Bandung Dimyati dan Mujiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Intan Noviana. 2009. Belajar Membaca Tanpa Mengeja. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Mahmud Hidayat,dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: Citra Aji Parama. Muchlisoh. 1992. Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud

Muharlina Kustiani. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Permulaan melalui Metode Tutor Sebaya Siswa kelas I SDN Pandanwangi Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. PTK

Mulyadi. Peningkatan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada

Siswa Kelas I Sekolah Dasar, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.

Oka, I Gusti Ngurah. 2005. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.

Rofiuddin Ahmad. 2003. Faktor Kreatifitas Dalam Kemampuan Membaca dan Menulis. Malang: Fak. Pend. Bahasa dan Sastra UNM

(12)

Sabarti Akhadiah, dkk. 1993. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Semi, Prof. Dr. M Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Soedarso. 2006. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Steinberg, L, Meyer, R.B& Belsky, J. 1991. Invancy Chillhood & Adolescence Development in

Context, Toronto: McGraw-Hill Inc

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta. Bumi Aksara

Suseno Joko. 2010. Penggunaan Pendekatan Belajar Membaca Tanpa Mengeja (BMTM) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Membaca Dan Menulis Pada Siswa Kelas II SDN 04 Kuto Tahun Pelajaran 2009/2010. PTK.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003, Jakarta: Depdiknas

Referensi

Dokumen terkait

Bersama manager perncanaan dan pertahanan, manager produksi pengelolaan dan peremajaan lingkungan, dan manager pemasaran membantu G.M dan deputy G.M regional dalam melaksanakan

Turbin angin tipe Savonius merupakan rotor angin dengan sumbu tegak (vertical) yang dikembangkan oleh Singuard J. Salah satu kelemahan yang dimiliki turbin Savonius

Fokus dalam penelitian ini adalah aktifitas yang dilakukan masyarakat umum, khususnya untuk ibu rumah tangga yang melakukan aktifitas menjemur pakaian yang sering

Adapun beberapa perbedaan dengan kedua penelitian di atas, yaitu terletak pada variabel bebas, dimana pada penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh

Bahkan negara yang lebih kuat akan memerintah (menguasai) negara yang lebih lemah, baik secara langsung dengan jalan penjajahan, maupun secara tidak langsung

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian diatas dapat dikemukakan beberapa saran bagi peningkatan komitmen organisasi guru SD Negeri Kecamatan Cakung

Pembelajaran Profitabilitas Peningkatan Pendidikan Operasi Peningkatan Profit JV Penurunan Biaya Operasi Perspektif Konsumen Peningkatan Kepuasan Konsumen Konsumen Baru

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden lansia Desa Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan Amurang Minahasa Selatan memiliki dukungan keluarga