• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. semakin ketat yang mengakibatkan perilaku konsumen dalam mengambil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. semakin ketat yang mengakibatkan perilaku konsumen dalam mengambil"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan bisnis yang semakin ketat yang mengakibatkan perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk. Oleh karena itu dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat ini, suatu perusahaan harus berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan itu semua tercapai, maka setiap perusahaan harus dapat menghasilkan barang dan/atau jasa yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pencapaian ini semua diperoleh dari suatu sistem manajemen yang baik. Mulai dari kegiatan produksi, distribusi, dan pengawasan mutu produk dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk secara efektif, serta dapat menjaga kualitas maka produknya akan laris di pasaran, dan pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba akan tercapai dengan mudah (Sumayang, 2003).

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan manufaktur atau jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Pada umumnya pengawasan persediaan bahan baku yang

(2)

dilakukan perusahaan akan digunakan untuk menunjang proses produksi yang ada di dalam perusahaan.

Menurut Rangkuti (2004), dalam bukunya berjudul Manajemen Persedian Aplikasi di Bidang Bisnis, persediaan bahan baku sangat penting dilakukan bagi perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Hal ini berarti dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produk, karena faktor waktu antara operasi itu dapat diminimalisir atau dihilangkan sama sekali. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan pengawasan persediaan bahan baku agar perusahaan bisa mengawasi bahan baku yang akan diproses sehingga proses produksi bisa berjalan dengan lancar, dengan melakukan pengawasan yang ditetapkan diharapkan dapat mengetahui keluar masuknya bahan baku, juga dapat mengefisiensikan biaya produksi yang dikeluarkan. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksi.

Sama halnya dengan pengawasan persedian bahan baku, pengawasan mutu suatu produk tidak kalah penting untuk dilakukan oleh suatu perusahaan. Kualitas produk yang baik dihasilkan dari pengendalian kualitas yang baik pula, maka banyak perusahaan yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang baik. Maka dari itulah pengendalian kualitas dibutuhkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang berlaku. Menurut Nasution (dalam Ilham 2012), standar kualitas yang dimaksud adalah bahan baku, proses produksi, dan produk jadi, sehingga produk yang akan dikirim ke pasar harus memiliki standar mutu yang telah ditetapkan. Produk yang memenuhi standar mutu akan memiliki daya saing yang

(3)

lebih tinggi. Sampai saat ini konsumen tidak hanya menginginkan mutu produk yang baik, tetapi juga ingin mendapat jaminan bahwa mutu produk tersebut akan selalu baik. Setiap barang atau produk yang dimiliki oleh perusahaan akan diatur sedemikian rupa dalam penyimpanannya sebelum didistribusikan. Pengaturan ini dilakukan agar mutu produk tersebut tidak akan berkurang atau rusak sehingga kualitas produk yang sampai ke tangan konsumen akan tetap baik. Kualitas produk yang tetap dalam keadaan baik akan menyebabkan kepuasaan konsumen tetap terjaga terhadap produk yang didistribusikan dan keuntungan yang diinginkan tercapai serta image perusahaan akan baik dimata konsumen yang membeli produk (Ihikawa, 1989).

PT Alove Bali merupakan salah satu produsen pupuk organik cair di Bali yang dibuat dari lidah buaya. Perusahaan ini terletak di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Produksi pupuk organik cair (POC) ini didasarkan pada standar produksi yang spesifik dengan tujuan menciptakan agroekosistem yang optimal, lestari berkelanjutan baik secara sosial ekologi, ekonomi, dan etika. PT Alove Bali terus melakukan inovasi produk dengan proses dan fasilitas produksi yang mengikuti perkembangan teknologi, proses dan distribusi pemasaran yang baik, serta sistem pengendalian mutu produk yang dihasilkan. Berikut akan disajikan tabel mengenai data produksi bahan baku mentah, stok bahan baku setengah jadi siap diproses, produk rusak, penjualan POC pada PT Alove Bali yang akan dijadikan pedoman dalam penelitian ini.

(4)

Tabel 1.1

Data Produksi, Penjualan, Produk Rusak, dan Stok Keseluruhan PT Alove Bali 2012 (Jan-Des) 2013 (Jan-Des) 2014 (Jan-Des) 2015 (Jan-Jun) Produksi bahan baku

mentah (liter) 475.421,00 442.100,00 460.361,00 195.866,00

Stok keseluruhan bahan

baku setengah jadi (liter) 1.037.220,50 1.144.962,39 1.575.224,46 1.102.723,09

Rusak (liter) 25.600,00 153.000,00 0 620.585,00

Penjualan POC (liter) 205.263,23 181.358,11 30.098,93 47.782,38

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan penjualan setiap tahunnya dikarenakan kerusakan produk pupuk organik cair (POC) yang meningkat drastis pada tahun 2013 sebanyak 153.000 liter. Perlu adanya upaya pengendalian mutu yang dilakukan lebih lanjut agar perusahaan mengetahui faktor penyebab terjadi kerusakan, sehingga nantinya perusahaan akan lebih selektif dalam memproduksi POC.

Salah satu cara untuk mengukur mutu produk ialah penerapan quality control dengan peta kontrol (control charts). Fungsi penerapan quality control tersebut adalah untuk melakukan pengawasan terhadap mutu dari input awal berupa penyelesaian bahan baku, proses produksi, sampai kepada proses output barang jadi finished goods). Dengan adanya penerapan quality control maka perusahaan dapat melakukan efisiensi proses produksi, khususnya dalam industri pengolahan pupuk organik.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dan pentingnya pengukuran, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Pengawasan Persediaan Bahan Baku dan Pengawasan Mutu yang Efektif Guna Mendukung Kelancaran Proses Produksi Pupuk Organik pada PT Alove Bali”.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang pengawasann bahan baku dan mutu PT. Alove Bali, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana sistem pengawasan bahan baku lidah buaya yang dilakukan PT Alove Bali ?

2. Bagaimana sistem pengawasan mutu produk yang dihasilkan PT Alove Bali menggunakan metode SPC (Statitical Proccess Control) ?

3. Bagaimana biaya pengawasan mutu optimum produk yang dihasilkan PT Alove Bali ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas mengenai pengawasann bahan baku dan mutu PT. Alove Bali, maka tujuan penelitian untuk mengetahui,

1. Sistem pengawasan bahan baku lidah buaya yang dilakukan PT Alove Bali; 2. Sistem pengawasan mutu produk yang dihasilkan PT Alove Bali

menggunakan metode SPC (Statitical Proccess Control); dan

3. Biaya pengawasan mutu optimum produk yang dihasilkan PT Alove Bali.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat bagi berbagai pihak yang membacanya, antara lain,

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Udayana, sekaligus

(6)

bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai manajemen pengawasan bahan baku dan mutu di PT Alove Bali.

2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penentuan strategi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang sebagai upaya peningkatan kualitas produksi.

3. Bagi mahasiswa lain, penelitian ini dapat memberikan rujukan atau referensi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang sama terjadi.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian adalah melakukan analisis mengenai pengawasan bahan baku dan mutu di PT Alove Bali. Produk yang dihasilkan oleh PT Alove Bali adalah pupuk organik cair berbahan baku lidah buaya jenis Barbandensis Miller. Metode yang digunakan dalam menganalisis mutu yaitu menggunakan metode SPC (Statistical Proccess Control) dengan peta kontrol, diagram sebab-akibat, dan menganalisis total biaya pengawasan mutu optimum, sedangkan untuk menganalisis pengawasan bahan baku yang dilakukan PT Alove Bali dianalisis secara deskriptif.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Cicik Ambarwati pada tahun 2013 yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Demam Dengan Sikap Ibu Dalam Penanganan Demam Pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan media website dan faktor-faktor yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu pemanfaatan media

Berdasarkan hasil pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan Kab Pangkajene dan Kepulauan serta memperhatikan Perpres 54 Tahun 2010

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dilihat melalui bentuk kalimat imperatif biasa, kalimat imperatif permintaan, kalimat

• Aset lainnya adalah aset yang tidak termasuk dalam aset lancar dan aset tetap yang tidak bisa dikelompokan ke dalam kriteria di atas. Semakin besar aset yang dimiliki oleh

Tahun 2007 bisa dikatakan merupakan tahun terbaik bagi Graha Niaga, karena pada tahun tersebut tingkat hunian di ge- dung Graha Niaga mencapai 100 % dan Gedung Graha Niaga

Oleh sebab itu, pada umumnya dipilih basis lubang (karena harga pahat reamer sangat mahal) kecuali pada kondisi tertentu (seperti poros dengan diameter sama yang harus

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Selama ini