• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis yang menyebabkan kondisi perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) membawa pengaruh positif pada perekonomian. Respon tersebut ditunjukan dengan keberhasilannya yang diperoleh serta dapat bertahan. Hal ini dibuktikan, dalam tempo dua tahun (setelah terjadi krisis ekonomi) ekonomi nasional telah tumbuh 4,8%. Pertumbuhan ekonomi diikuti dengan pertumbuhan jumlah UMKM yang muncul sebanyak

4,94% dalam kurun waktu yang sama.1

Di Indonesia, sumber penghidupan bergantung pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor usaha kecil terkonsentrasikan pada bidang perdagangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta

produksi mineral non-logam.2 Usaha mikro dan usaha kecil merupakan usaha

informal yang mulai dimunculkan dengan melihat peluang yang ada disekitar. Tentunya usaha tersebut merupakan usaha produktif yang tentunya menghasilnya pendapatan untuk para usahawan yang mendirikan usaha tersebut.

Perkembangan (UKM) di Indonesia mencapai 99,99% dengan jumlah lebih 50 juta unit usaha. Keadaan ini tidak berubah sejak tahun 2008 hingga

1

Adri Said dan Ika Widjaja, 2007.Akses Keuangan UMKM. Jakarta: GTZ-RED Jakarta, hal 4 2

Wawan Dhewanto, dkk. 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil & Mikro.Bandung: Alfabeta, hal 33

(2)

2012.3 Perkembangan tersebut tentunya membuat kondisi perekonomian menjadi meningkat. Mengingat kontribusinya yang signifikan dalam hal lapangan pekerjaan, sumber Product Domestic Bruto (PDB), penghasil devisa melalui ekspor, dan penanaman modal (investasi). Selain itu, UMKM berperan dalam menggerakan perekonomian daerah, mendorong pemanfaatan sumber daya lokal, pemerataan serta pengentasan kemiskinan, dan dapat sebagai pemasok bahan baku

yang dibutuhkan oleh industri besar.4

Tabel 1.1

Perkembangan UMKM Indonesia tahun 2009-2012

No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah UMKM Unit 52764603 53823732 55206444 56534592

2. Pertumbuhan jumlah UMKM Persen 2.64 2.01 2.57 2.41 3. Jumlah tenaga kerja UMKM Orang 96211332 99401775 101722458 107657509 4. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UMKM Persen 2.33 3.32 2.33 5.83 5. Sumbangan PDB UMKM (harga konstan) Rp. Milyar 1212599.30 1282571.80 1369326.00 1504928.2

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, data perkembangan UMKM tahun 1987-2014

UMKM lebih efisien dibandingkan dengan usaha besar dalam memenuhi

permintaan pasar yang semakin beragam segmentasinya dan semakin spesifik.5

Namun pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia mengalami fluktuatif (lihat tabel 1.1) karena UMKM merupakan usaha sektor informal dan mudah

3

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam Badan Standardisasi Nasional, 2013.

4Badan Standardisasi Nasional, 2013.Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008, Penerapan

pada Usaha Kecil (UMK). Jakarta: BSN

5

Tambunan, 2002.Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat

(3)

dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan ekternal seperti kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Pertumbuhan fluktuatif yang terjadi dari tahun 2009-2012 tidak menyurutkan dalam hal peningkatan dalam menyerap tenaga kerja, pertumbuhan UMKM dari tahun 2011 ke 2012 mengalami penuruan namun kenaikan yang signifikan dalam peningkatan tenaga kerja yaitu sebesar 2,5%. Seiring penyerapan tenaga kerja, UMKM menyumbang 3,14% pada PDB tahun yang sama.

Melihat potensi dan perkembangan dari UMKM, dalam hal ini pemerintah telah menjadikan pertumbuhan dan pengembangan sebagai fokus utama dalam pembangunan di Indonesia. Tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Pajang Nasional (RPJMN) 2000-2015 telah merancang strategi pembangunan UMKM. Secara tegas dinyatakan bahwa pemberdayaan Koperasi dan UMKM merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang

berdaya-saing serta menciptakan pembangunan yang adil dan merata.6

Kemunculan UMKM memberikan porsi tersendiri untuk kegiatan perekonomian di Indonesia.

UMKM merupakan upaya strategis dalam menumbuhkan perekonomian daerah, karena UMKM merupakan usaha mandiri masyarakat dengan melihat

potensi yang ada di daerah.7 Potensi tersebut dimanfaatkan sehingga menjadi

usaha yang mampu menggerkan perekonomian daerah. Salah satu daerah yang

6

Wahyudi Kumorotomo, 2008. Perubahan Paradigma Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan

Koperasi dan UMKM, melalui

http://kumoro.staff.ugm.ac.id/wp- content/uploads/2008/09/perubahan-paradigma-peran-pemerintah-dlm-pemberdayaan-koperasi-umkm.pdf yang diakses pada tanggal 9 Maret 2015 pukul 19:24

7

(4)

mengembangkan usaha mandiri masyarakat adalah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya Pemerintah Daerah dalam menyiapkan dan mengembangkan sektor UMKM menjadi lebih baik dan mampu menjadi sektor utama sehingga mampu meningkatkan perekonomian Kabupaten Kulon Progo.

Sektor ekonomi yang bergerak di UMKM Kulon Progo yaitu pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri olahan, bangunan, perdagangan (pasar dan diluar pasar), hotel dan restoran, pedaki, pengangkut dan komunikasi, dan jasa-jasa. Sektor industri pengolahan mendominasi UMKM di Kulon Progo. Industri pengolahan yang berkembang di Kulon Progo antara lain pengolahan pangan, sandang dan kulit, kimia dan bahan bangunan, logam dan jasa, serta kerajinan. Industri pengolahan pangan paling pesat perkembangnya, banyak kreasi makanan yang dikembangkan masyarakat Kulon Progo sehingga menghasilkan berbagai produk olahan makanan yang dapat menjadi makanan khas dari Kulon Progo. Olahan makanan mudah dikembangkan karena dekat dengan kehidupan serta menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

(5)

Grafik 1.1

Perkembangan UMKM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2015

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kulon Progo, diolah

Jumlah UMKM Kabupaten Kulon Progo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (lihat grafik 1.1). Peningkatan tersebut merupakan respon positif masyarakat terhadap perubahan yang akan dihadapi Kabupaten Kulon Progo. Pasalnya, beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo akan dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu, akan terjadi pembangunan megaproyek seperti bandara, dermaga, pasir besi, jalan tol maupun fasilitas pendukung lainnya yang segera terrealiasasi.

Menghadapi pembangunan dan perubahan yang akan terjadi di Kabupaten Kulon Progo, peluang tersebut mampu dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Peran UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa mengelola potensi lokal sehingga menjadi kekuatan ekonomi riil, dan pada akhirnya dapat meningkatkan

29909 31906 33391 33743 33784 26000 28000 30000 32000 34000 36000 2011 2012 2013 2014 2015

(6)

kesejahteraan masyarakat Kulon Progo.8 Oleh karena itu, pelaku UMKM harus perpartisipasi dalam pembangunan perekonomian daerah.

Perkembangan UMKM memberikan dampak pada peningkatan

perekonomian. Namun, terdapat tantangan dan kendala yang bersifat eksternal dan internal dalam hal produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia,

desain dan teknologi, permodalan, dan iklim yang kurang mendukung.9 Kendala

tersebut tentunya dihadapi oleh UMKM Kulon, menurut hasil Laporan Tahunan Dinas Koperasi dan UMKM Tahun 2014 permasalahan yang dihadapi antara lain kemampuan dan akses UMKM pada sumber-sumber informasi, kurangnya kemampuan UMKM untuk meningkatkan akses dan pasar, kurangnya kemampuan dan akses UMKM dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi, kurangnya kemampuan UMKM dalam mengembangkan manajemen, kurangnya kemampuan UMKM dalam menjalin kemitraan dan mengembangkan jaringan usaha, dan kurangnya entrepreneur mentality pada masyarakat sehingga mudah putus asa.

Kenyataan dilapangan menunjukan keterbatasan modal yang dimiliki para pelaku UMKM Kulon Progo. Keterbasatan modal yang dimiliki menjadi penghambat dalam pengembangan ditambah dengan sedikitnya informasi yang diketahui oleh para pelaku UMKM dalam mengakses modal. Keterbatasan UMKM Kulon Progo dalam mengakses sumber-sumber informasi membuat

8

Ivan Aditya, 2015. Potensi Kulonprogo jadi Sorotan. Diakses melalui

http://krjogja.com/read/257223/potensi-kulonprogo-jadi-sorotan.kr pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 17:18

9

Wawan Dhewanto, dkk. 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil & Mikro.Bandung: Alfabeta, hal 34

(7)

UMKM tidak dapat berkembang. Tidak terlalu banyak informasi yang diketahui para pelaku dalam mengakses kredit sehingga pelaku enggan untuk melakukan pinjaman. Seringkali jumlah kredit yang dibutuhkan cenderung lebih besar

daripada jumlah pinjaman yang terealisasi dan disetujui oleh perbankan.10

Program sertifikasi tanah terhadap akses permodalan bagi usaha mikro dan kecil Kulon Progo belum signifikan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Istikomah (2013) Program Sertifikasi Tanah tahun 2008 yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan akses permodalan bagi usaha mikro dan kecil Kulon Progo. Selain tujuan utama Program Sertifikasi Tanah yaitu memberikan kepastian hukum hak atas tanah bagi pelaku usaha mikro dan kecil namun sertifikat tersebut dapat digunakan untuk dapat mengakses permodalan. Harapannya dari program sertifikasi tersebut dapat meningkatkan jumlah pinjaman yang ditawarkan lembaga keuangan. Namun hal tersebut tidak banyak diketahui pelaku usaha mikro dan kecil sehingga jumlah pinjaman yang diperoleh masih rendah. Informasi merupakan hal penting untuk mengetahui perkembangan sehingga dapat menunjang kegiatan pelaku UMKM dalam mengelola usahanya.

Permasalahan permodalan merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pelaku ketika akan melaksanakan usaha. Secara umum, hambatan utama terkait modal adalah moda lyang dimiliki para pelaku tidak mencukup,

keterbatasan info yang diketahui serta akses terhadap kredit usaha sulit.11 Hal

10

Ridwan, 2010 dalam Istikomah, 2013. 11

(8)

tersebut juga dialami oleh pelaku UMKM Kulon Progo. Keterbatasan modal yang dimiliki para pelaku dikarekan modal pribadi yang dimiliki tidak mencukupi. Oleh karena itu, sulit untuk mengembangkan usaha ketika modal yang dimiliki terbatas.

Grafik 1.2

Tingkat Pengelolaan Administrasi dan Keuangan UMKM Kabupaten KulonProgo

Sumber: Siswanto (2011), diolah

Tingkat Pengelolaan Administrasi UMKM Kulon Progo menunjukan kurang baik sebesar 57% (lihat grafik 1.2). UMKM dikelola sederhana sehingga tidak memuat tentang administrasi umum persuratan (logo, nama, alamat), pengarsipan dokumentasi, serta izin usaha, NPWP dan izin gangguan tidak dimiliki. Hal tersebut penting ditata agar UMKM dapat memperbaiki internalnya tidak sekedar mengejar produksi. Namun admistrasinya juga harus diperhatiakan.

Pengelolaan keuangan UMKM Kulon Progo juga menunjukan kurang baik sebesar 54% (lihat grafik 1.2). Pengelolaan keuangan tersebut berkaitan dengan penyusunan anggaran dan belanja setiap awal periode, pencatatan setiap transaksi, bukti transaksi untuk setiap kegiatan, menyusun catatan keuangan (berupa jurnal,

43% 46% 57% 54% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tingkat Pengelolaan Administrasi Tingkat Pengelolaan Keuangan Baik Kurang Baik

(9)

buku besar, buku pembantu), menyusun laporan keuangan seperti neraca laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan arus kas. Hal tersebut akan membantu para pelaku UMKM dalam mengelola keuangannya sehingga dapat membuat rencana dengan pendapatan yang dimiliki.

Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM Kulon Progo adalah kemampuan pelaku dalam menggunakan teknologi. Pada umumnya, UMKM menggunakan peralatan yang sederhana sehingga untuk untuk menciptakan peralatan yang lebih canggih supaya proses produksi lebih efektif dan efisien belum mampu. Misalnya, selama ini pembuatan tempe di Kulon Progo menggunakan peralatan tradisional dan tentunya tidak menjamin kualitas produk

tempenya12 dan rasa yang diciptakan tidak sama. Untuk itu, para pengrajin tempe

di Kulon Progo harus mencipatkan teknologi yang dapat menjaga kualitas dan kuantitas produk tempe dari Kulon Progo.

Perkembangan zaman juga menuntut para pelaku UMKM untuk bisa mengikutinya seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sekarang baru dimulai. Tidak banyak pelaku UMKM Kulon Progo yang mengetahui MEA hal tersebut karena pemerintah Kulon Progo tidak secara khusus memperkenalkan dan menyiapkan para pelaku untuk siap menghadapi MEA. Dinas Koperasi dan UMKM Kulon Progo hanya melakukan pengenalan MEA disela-sela waktu

12

___, 2016. Bupati Resmikan Rumah Tempe Higienis di Giripeni dan Bendungan yang diakses melalui http://koperasi.kulonprogokab.go.id/article-298-bupati-resmikan-rumah-tempe-higienis-di-giripeni-dan-bendungan.html pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 20:41

(10)

mengadakan acara seperti pelatihan.13 Pelaku UMKM Kulon Progo hanya sekedar tahu saja tidak lebih dan yang tidak mengikuti pelatihan semakin tidak tahu.

Kemajuan teknologi informasi membuat tuntutan semakin tinggi. Salah satunya dengan penggunaan internet yang menjadi kebutuhan manusia. Penggunaan internet sebagai sarana untuk memasarkan produk, jangkauan pasar online yang luas dalam mengembangkan usahanya. Namun, hal tersebut belum banyak pelaku UMKM Kulon Progo dalam memasarkan produknya dengan

menggunakan internet.14 Pemasaran menggunakan internet dapat memperluas

jangkauan produk terhadap konsumen sehingga dapat meningkatkan omzet produk tersebut.

Lakunya sebuah produk juga dilihat dari pengemasan produk tersebut, namun hal tersebut masih menjadi kendala UMKM Kulon Progo dalam hal pengemasan. Ketidaktahuan pelaku UMKM dalam hal mengemas produknya dengan baik hal tersebut dikarenakan kurangnya referensi yang dimiliki serta

pengalamannya.15 Hal tersebut akan berpengaruh pada pemasaran produk

UMKM. Pertama yang dilhat konsumen adalah kemasannya sehingga laku atau tidaknya sebuah produk salah satu aspek yang mempengaruhi adalah kemasananya.

13 Agustinus Subarsono dan Nisa Agistiani R dalam Suharko dan Agustinus Subarsono, 2015.Hal 90

14

___, 2015.BPMPT Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Pemasaran Online Pelaku UMKM yang diakses melalui http://bpmpt.kulonprogokab.go.id/article-142-bpmpt-fasilitasi-peningkatan-kapasitas-pemasaran-online-pelaku-umkm.html pada tanggal 27 September 2015 pukul 20:41 15

Aris Wasita, 2015. Kadin: Kemasan Jadi Kendala Pemasaran Produk UMKM yang diakses melalui http://www.antarajateng.com/detail/kadin-kemasan-jadi-kendala-pemasaran-produk-umkm.html pada tanggal 6 September 2015 pukul 14:10

(11)

Membentuk jiwa kewirausahaan yang sering kali dilupakan.Semangat dalam mengembangkan usahanya merupakan hal penting. Namun tidak sedikit UMKM yang tidak mampu bertahan dikarena pelakunya yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan. Ketidakmampuannya dalam menghadapi pasar dan menangkap peluang yang ada justru membuatnya menjadi sebuah ancaman. Seperti halnya para pelaku UMKM yang berada di wilayah proyek pembangunan bandara baru di Kulon Progo harus diberikan motivasi untuk berwirausaha, tidak menyerah dengan keadaan namun harus bangkit untuk menggerakan ekonomi kerakyatan.

Peran pemerintah dalam mengarahkan, melindungi, membimbing, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang pertumbuhan dunia usaha sertanya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM Kulon Progo. Hal tersebut dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kulon Progo beserta

Satuan Kerja Pegawai Daerah (SKPD) dalam memberdayakan dan

mengembangkan UMKM Kulon Progo.

Peran pemerintah kemudian dituangkan kedalam strategi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalahan UMKM serta menjaga iklim usaha supaya UMKM dapat berkembang. Dari situ kemudian, pemerintah Kabupaten Kulon Progo memiliki sejumlah strategi untuk mengembangan UMKM Kulon Progo. Dengan berkembangnya UMKM Kulon Progo maka akan terjadi peningkatan pada omzet yang diperoleh sehingga kesejahteraan masyarakat Kulon Progo meningkat.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan UMKM Kabupaten Kulon Progo?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Strategi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam Mengembangkan UMKM.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki harapan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi pihak pemerintah atau instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait dengan melihat yang dilakukan instansi atau pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai referensi maupun sebagai evaluasi untuk diperbaiki

2. Bagi pihak peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan. Serta menambah pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh atau dijadikan referensi terutama dalam mengembangkan UMKM daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Poerwanto, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember dan selaku Dosen Pembimbing utama yang telah

Keterampilan Peserta Didik MAN 1 Magelang” adalah suatu penelitian tentang bentuk-bentuk peran guru bimbingan dan konseling sebagai pembimbing yang ikut

Adapun hasil jawaban kuesioner kepuasan masyarakat pengguna layanan pengadilan, ruang lingkup produk spesifikasi jenis pelayanan disajikan pada tabel berikut ini..

Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan suatu landasan konseptual berupa pokok-pokok pikiran sebagai suatu gagasan dalam perencanaan dan perancangan Book

Sedangkan yang menjadi alasan para petani yang tidak mengkuti Pasar Lelang adalah kurangnya pengetahuan petani akan Pasar Lelang itu sendiri, mereka merasa bahwa

Ekstraksi DNA dari saliva dilakukan dengan menggunakan Oragene DNA, kemudian sampel yang telah diekstraksi selanjutnya diamplifikasi pada PCR (Polymerase Chain

Kemampuan berbahasa reseptif (menyimak) pada anak dengan speech delay di biMBA AIUEO Baratajaya Surabaya pada saat materi dan menerima perintah sederhana melalui ujaran

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis eksploratif yaitu suatu teknik analisa data yang menggali informasi secara jelas dan terperinci berdasarkan