• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi

Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi merupakan penundaan konsumsi dimasa sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang dari modal yang sudah ditanamkan pada satu atau lebih aktiva tersebut.

Investasi ke dalam aktiva yang produktif akan meningkatkan utility. Investasi ke dalam aktiva yang produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara investor. Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya dalam bentuk kesejahteraan keuangan (Jogiyanto,2014:5).

Proses investasi menunjukan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas (Husnan,2009:47). Proses investasi dalam sekuritas adalah sebagai berikut :

a) Menentukan kebijakan investasi

Investor perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung.

b) Analisis sekuritas

Tahap ini melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. c) Pembentukan portofolio

(2)

Portofolio merupakan sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.

d) Evaluasi kinerja portofolio

Tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

2.1.2 Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,2003:4). Pasar modal dibagi menjadi pasar primer, pasar sekunder, pasar ketiga dan pasar keempat (Jogiyanto,2014:5).

1) Pasar primer adalah tempat perdagangan surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual. Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public. Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder. 2) Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar.

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. 3) Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup.

4) Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara intituisi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.

(3)

2.1.3 Saham

Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan atas aktiva perusahaan sehingga mempunyai hak untuk hadir Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Saham dibagi menjadi 3 yaitu saham biasa, saham preferen dan saham treasuri (Jogiyanto,2014:169). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut saham biasa. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Perbedaan saham preferen dengan saham biasa yaitu saham preferen mempunyai hak atas dividend tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.

2.1.4 Portofolio

Teori portofolio menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Portofolio menurut Markowitz adalah pendekatan investasi. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspetasi risiko dan return dengan menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan

(4)

risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut. Pembetukan portofolio ketika para investor melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas.

Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-Variance Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return dan meminimumkan risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal.

Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 Sharpe mengembangkan Model Indeks Tunggal yang merupakan penyederhanaan model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Sharpe mengembangkan model indeks tunggal sebagai penyederhanaan dari model Markowitz untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Untuk menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal.

Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika

(5)

dibandingkan dengan metode perhitungan Markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh Markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam Model Indeks Tunggal ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.

2.1.5. Return saham dan portofolio

Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu pertama return yang telah terjadi dihitung menggunakan data historis dan yang kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh di masa mendatang (Halim, 2001:30).

a) Return realisasi atau (Ri)

Return realisasi adalah pengembalian return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return ini sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. (Jogiyanto,2014:265).

b) Return ekspektasi saham (E (Ri))

Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini sangat penting dikarenakan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan (Hartono, 2008:210).

(6)

Return Portofolio saham merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu atau keuntungan yang diperoleh investor dari setiap alternatif investasi. Return portofolio dapat berasal dari:

1) Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari suatu investasi, berupa cash flow yang diterima secara periodik dan biasanya disebut dividend. Besarnya yield bisa positif, nol atau negatif.

2) Capital Gain atau capital loss adalah return yang diperoleh investor yang berasal dari perubahan harga aset-aset yang dipegangnya. Apabila perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss. (Jogiyanto,2014:264).

2.1.6. Risiko saham dan portofolio

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara expected return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2001:38). Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspetasi. Horne dan Wachowics (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk mengihitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspetasinya.

Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rat-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas, risiko portofolio tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio adalah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna (Jogyanto, 2014 : 313).

(7)

1) Interest Rate Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.

2) Market Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan.

3) Inflation Risk, adalah risiko yang mempengaruhi seluruh saham dalam mata uang tertentu.

4) Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan investasi pada industri atau lingkungan tertentu.

5) Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan menggunakan instrumen uang.

6) Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan.

7) Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain apabila investor melakukan investasi ke berbagai negara (diversifikasi internasional).

8) Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi.

Dalam investasi ada dua risiko yaitu: 1) Risiko tidak sistematis

Risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan saja atau industri tertentu .

2) Risiko sistematis

Risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan (Halim, 2001:40).

(8)

2.1.7. Pembentukan Portofolio Optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien (Tandelilin, 2001:74). Portofolio optimal merupakan portofolio terbaik yang ada dalam portofolio efisien. Jadi dapat disimpulkan bahwa portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio efisien dan sebaliknya tidak semua portofolio efisien merupakan portofolio optimal. Namun sudah tentu semua portofolio optimal adalah portofolio efisien.

Model Indeks Tunggal dalam Pembentukan Portofolio Optimal

Salah satu metode pengukuran kinerja portofolio menurut Elton dan Gruber (1995) adalah pegukuran dengan suatu parameter yang dikaitkan dengan tingkat risiko (one parameter performance measure) seperti The Treynor Ratio, The Jensen Ratio dan The Sharpe Ratio. Model Indeks Tunggal memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta.

Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah Metode Indeks Tunggal. Metode Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Bawasir dan Sitanggang (1994) Metode Indeks Tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to

(9)

beta (ERB) dengan cut-off-rate (Ci). Excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko yang diukur dengan beta. Cut-off-rate (Ci) merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham.

Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-point (C*) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Konsep Model Indeks Tunggal merupakan analisis portofolio yang dikembangkan oleh Sharpe pada tahun 1963. Model Indeks Tunggal merupakan penyederhanaan dari teori portofolio yang dikemukakan Markowitz dengan memperkecil input analisis teori portofolio dan mereduksi jumlah variabel yang perlu ditaksir, disamping itu model ini juga dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dan risiko portofolio. Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu:

1) Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan, dilambangkan dengan αi. 2) Komponen return yang terkait dengan pasar, dilambangkan dengan βi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Singh dan Gautam (2014) menggunakan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio optimal di pasar saham India dengan asumsi kasus di mana short selling tidak diperbolehkan. Hasil

(10)

penelitiannya menunjukan bahwa terdapat 2 perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi yaitu federal Bank Ltd, dan Yes Bank Ltd. Masing-masing total investasi dalam proporsi portofolio yaitu 97,51% dan 2,49% .

Francis dan Rathika (2015) meneliti mengenai portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal di pasar saham India. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa dari 10 perusahaan hanya 1 Perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi yaitu Pharmaceutical companies. Naveen (2014) dalam penelitiannya menerapkan Model Indeks

Tunggal yang menunjukan hasil bahwa Sharpe memberi cara untuk membangun portofolio

optimal. Investor harus mengevaluasi portofolio dari waktu ke waktu untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, karena sifat volatile pasar dan ekonomi.

Andrade1 (2012) dalam penelitianya menunjukan bahwa terdapat 5 perusahaan IT yang membentuk portofolio optimal. Mandal (2013) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk membentuk sebuah portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal serta untuk menentukan return dan risiko portofolio optimal. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa pembentukan investasi portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks

Tunggal lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan Model Markowitz. Penelitian ini

dilakukan atas dasar sampel kecil (n <30) yaitu 21 sekuritas sampel. Hal ini dapat diperluas untuk sampel besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Debasish dan Khan (2012) meneliti portofolio optimal menggunakan Model Indeks

Tunggal pada saham manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukan Dari 14 perusahaan yang

diambil untuk penelitian, hanya 3 perusahaan yaitu Motor Hero Corp, Tata Motors dan Asian Paint yang termasuk dalam Portofolio Optimal.

Shah (2014) Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan Model Markowitz. Kamal (2012) hasil penelitiannya menunjukan bahwa membentuk

(11)

portofolio saham dapat menguntungkan investor melalui diversifikasi dan pemanfaatan kombinasi pengembalian risiko yang berbeda.

Banumathy dan Azhagaiah (2014) menganalisis kinerja portofolio dengan

menggunakan Model Indeks Tunggal. Penelitiannya menunjukan bahwa sebuah portofolio

efek dapat meningkatkan pengembalian dengan menyeimbangkan risiko antara sekuritas konstituen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beta portofolio dan pengembalian yang diharapkan.

Sarker (2013) penelitiannya menunjukan bahwa risiko dan return memainkan peran penting dalam membuat keputusan investasi. Dari 164 perusahaan yang diambil untuk penelitian, 7 perusahaan menunjukkan hasil negatif dan 157 perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Studi ini menunjukkan bahwa portofolio beta secara signifikan lebih rendah dari beta pasar dan return portofolio jauh lebih tinggi dari varian portofolio.

Rajkumar dan Vinoth (2014) meneliti sebuah portofolio yang optimal di pasar saham India dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitiannya menunjukan dari 5 perusahaan yang diambil untuk penelitian, kelima perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Nalini (2014), meneliti kegunaan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio. Penelitiannya menunjukan di antara lima belas perusahaan yang menjadi sampel, hanya empat yang dipilih untuk portofolio optimal.

Ravichandra (2014) meneliti sebuah portofolio optimal dengan menggunakan Model

Indeks Tunggal. Hasil penelitiannya menunjukan dari 50 perusahaan yang diambil, 6

perusahaan menunjukkan return negatif dan 44 perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Ramanathan dan Jahnavi (2014) meneliti portofolio yang ideal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitian menunjukan 5 saham yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam portofolio sesuai dengan Model Indeks Tunggal yaitu PVR, media HT, Sun TV, Saregama, pasar Dish pangsa TV.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml. Setelah 20 minggu, produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya, cairan amnion juga banyak berasal

1 Apakah saya telah membuat Pengakuan yang baik akan dosa-dosa besar saya paling tidak sekali dalam setahun. ❑ 2 Apakah saya dengan sengaja tidak mengatakan dosa

Membuat tenggang waktu (Deadline). Taktik ini digunakan bila salah satu pihak yang berunding ingin mempercepat penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan

113 database apotekannur.SQL, Bagian kasir atau pelayanan melakukan cetak kwitansi dan laporan, struk yang telah dicetak diberikan kepada konsumen untu di arsipkan,

Dampak yang terjadi pada remaja ketika mereka melanggar norma atau melakukan kenakalan yang tidak menimbulkan korban sering kehilangan kontrol diri seperti yang terjadi pada tiga

(empati, ramah, bersahabat dengan murid, bersikap positif pada diri sendiri dan orang lain, keyakinan

Zeolit alam aktif yang telah dipakai untuk menyerap logam Cu dan Zn di dalam air limbah industri pertambangan emas dipakai kembali sebagai penyerap setelah dilakukan proses

Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB