• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berita Damar Parahyangan. Penelitian ini sangat berkaitan dengan kejadiankejadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berita Damar Parahyangan. Penelitian ini sangat berkaitan dengan kejadiankejadian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimanakah pemaknaan khalayak remaja terhadap unsur budaya sunda pada program berita Damar Parahyangan. Penelitian ini sangat berkaitan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat serta hal-hal lain yang mempengaruhi pemaknaan penonton.

Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengertian deskriptif dalam buku metodologi penelitian, Drs Cholid Narbuko dan Drs H. Abu Achmadi dijelaskan yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisa dan menginterpretasikan. Ia juga dapat bersifat komperatif dan korelatif.

Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetic dan klinis. Tujuan dari penelitian deskriptif untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.

(2)

Sifat-sifat dari penelitian deskriptif antara lain:

a. Berhubungan dengan keadaan saat itu

b. Menguraikan satu variable saja atau beberapa variable namun diuraikan satu persatu

c. Variable yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan. Oleh karena tipe penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau memuat prediksi.1

Menurut Jalaludin Rahmat, tipe penelitian deskriptif di tujukan untuk:2

1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating.

1

Drs Cholid Narbuko dan Drs H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, 2007, hal. 41

2

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 25

(3)

3.2 Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam proposal penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini dapat diperoleh hasil penggambaran penelitian berupa deskripsi riasalah penelitian dalam bentuk kata-kata. Seperti yang dikemukakan Bogdan dan Taylor (1975:5) yang mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai, “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3

Pada umumnya penelitian kualitatif dipahami sebagai mencakup rancangan menyeluruh untuk sebuah penelitian, yang didalamnya terdapat unsur-unsur pokok, seperti strategi penelitian, kerangka konseptual, jawaban atas pertanyaan siapa dan atau apa yang diteliti, serta alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis data.4

Dalam penulisan ini, peneliti memahami bahwa yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang berfokus pada fenomena

3

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT Karya Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 4

4

(4)

social tertentu dan persepsi dari manusia atau sekelompok manusia yang diteliti, yang memiliki cirri kedalaman data dalam bentuk data-data.

Dan pada penelitian ini penulis menggunakan teori analisis resepsi untuk menganalisa hasil penelitian ini. Berdasarkan teori tersebut diharapkan akan dapat diketahui bagaimana pemaknaan khalayak remaja terhadap unsur budaya sunda pada program berita Damar Parahyangan.

Reception analysis bukan lah hanya sekedar apa yang lakukan kepada

khalayaknya, atau bahkan apa yang khalayak lakukan pada media. Tetapi, pada bagaimana media dan khalayak berinteraksi satu sama lain sebagai agen. Dalam terminologi Semiotika Saussure (1857-1913) merupakan ilmu yang mempelajari the life of signs within society ( Saussure, 1959 : 16). Maknanya adalah dalam pendekatan Semiotik komunikasi dilihat sebagai a mutual

negotiation of meaning lebih daripada hanya sekedar pengiriman pesan linear

dari pengirim ke penerima.

Reception analysis merujuk pada sebuah komparasi antara analisis

tekstualwacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain (Jensen, 2003 : 139). Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive

communitive yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi

makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa (McQuail, 1997:19). Reception

(5)

analysis merupakan studi yang mendalam terhadap proses aktual dimana

wacana dalam media diasimilasikan kedalam wacana dan praktik-praktik budaya khalayak. Menurut McQuail (1997), reception analysis menekankan pada penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai proses dari pemberian makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi. Hasil penelitian ini merupakan representasi suara khalayak yang mencakup identitas sosial dan posisi subyek.

Hal terpenting dalam melakukan penelitian khalayak dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode reception analysis adalah informan mempunyai kesempatan yang terbuka dalam menentukan dan mendefinisikan batasan-batasan konsep yang akan dipakai dalam menginterpretasi teks media, karena tipe penelitian yang sifatnya eksploratif membutuhkan kedalaman pemaknaan yang subyektif dari para informan atas teks media berdasarkan konteks. Disamping itu, makna yang merupakan hasil ‘interaksi’ antara informan sebagai khalayak dengan teks media akan memberikan oportunity to learn peneliti maupun informan dalam menjawab permasalahan.

(6)

Fokus penelitian ini adalah pemaknaan khalayak remaja terhadap unsur budaya sunda pada program Damar Parahyangan dimana yang akan diteliti adalah pemaknaan khalayak remaja setelah menonton program Damar Parahyangan.

Pada penelitian ini fokus penelitian ditujukkan untuk narasumber (audience). Peneliti akan menentukan narasumber untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan penelitian. Metode penelitian narasumber akan diuraikan dalam teknik pengumpulan data.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis akan berusaha mendekatkan diri kepada audience untuk mendapatkan data-data berupa informasi yang relevan. Jenis data yang dkumpulkan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Data Primer

Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti agar memperoleh informasi yang menyeluruh, tepat dan benar dengan cara wawancara mendalam (in depth interview). Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data informan yang nanti

(7)

dapat dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara. Ini lah yang disebut dengan wawancara mendalam (in depth interview).5

Robert K. Yin mengungkapkan, “salah satu sumber informasi yang sangat penting adalah wawancara”6

1. Wawancara

Beberapa Hal Penting Dalam Wawancara:7

Dalam melakukan wawancara sangat penting bagi peneliti untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa alat-alat yang diperlukan (pedoman wawancara) benar-benar telah selesai dibuat. Peralatan pendukung seperti block-note, ball-point, kamera, dan tape recorder selayaknya juga dipastikan siap digunakan sewaktu-waktu.

b. Menghubungi subjek penelitian atau informan. Dalam hal informan adalah tokoh-tokoh penting jadi janji selayaknya dibuat terlebih dahulu.

5

Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2008, hal. 133

6

Robert K. Yin, Studi Kasus dan desain dan Metode Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, ibid, hal. 108

7

Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2008, hal. 136-138

(8)

c. Menepati waktu sesuai dengan janji wawancara merupakan hal terpenting bagi para peneliti. Ketidaktepatan waktu akan mengganggu hubungan peneliti dengan informan sehingga dapat berakibat pada kurang nyamannya situasi wawancara dan kurang lancarnya proses pengumpulan data.

d. Kemukakan pertanyaan-pertanyaan ringan sebagai pembuka dan baru secara berangsur menginjak persoalan-persoalan yang lebih penting. Dala hal ini, penelitian mulai menggunakan alat-alat yang diperlukan,

e. Mengupayakan sikap-sikap adaptif sangat perlu bagi peneliti agar sumber dapat mengungkapkan secara panjang lebar dan dalam suasana santai mengenai persoalan-persoalan yang ditanyakan oleh peneliti.

f. Mengakhiri wawancara dengan apresiasi yang tinggi atas perkenan dan suasana ramah yang telah diberikan oleh sumber merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.

2. Observasi

Dalam konteks ilmu komunikasi, penelitian dengan metode pengamatan atau observasi (observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan social, politis, dan cultural masyarakat. Dala

(9)

pembahasan ini, kata “langsung” memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian dilokasi.8

Dalam praktek penggunaannya, metode observasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam atau terhadap aktivitas serta proses-proses yang ada pada masyarakat yang diteliti. Dengan memperhatikan hal ini, kita pada dasarnya dapat membedakan dua jenis metode pengamatan, yaitu : 9

a. Observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan komunitas yang diteliti (participant observation)

Observasi ini masih dibedakan lagi menjadi dua jenis dengan berdasarkan tingkat keterlibatan (tingkat partisipasi), yakni berpartisipasi secara aktif dan penuh (total participant observation), serta berpartisipasi aktif (active participant observation). Pada jenis pertama, penelitian melibatkan diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti dan bukan hanya sekedar tinggal bersama dan melakukan pengamatan. Peneliti dalam hubungan ini pada dasarnya menjadi bagian dan mengambil peran-peran tertentu dalam aktivitas serta proses-proses yang ada. Dalam hal ini,

8

Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2008, hal. 111

9

(10)

penggunaan metode observasi aktif dan penuh ini berlangsung relative lama.

Kemudian pada jenis yang kedua (active participant observation), peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan atau proses-proses penting didalam masyarakat yang diteliti, disamping tinggal bersama dan melakukan pengamatan. Akan tetapi, peneliti dalam hubungan ini tidak menjadi bagian dari masyarakat yang diteliti. Becker (1970: 398) menulis tentang participant observation sebagai berikut:

the participant observer gathers data by participating in the daily life of the group or organization he studies. He watches the people he is studying to see what situations they ordinarily meet and how they behave in them. He enters into conversation with some or all of the participant in these situations and discovers their interpretation of the events he has observed. (Peneliti yang menggunakan metode

partisipan observasi mengumpulkan data dengan ikut ambil bagian dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Ia mengamati orang-orang yang dipelajari untuk mengetahui situasi-situasi yang sering muncul serta perilaku yang ada. Ia berusaha masuk kedalam percakapan dengan beberapa atau semua orang yang

(11)

terlibat dalam situasi-situasi tertentu dan mengupayakan interpretasi mengenai kejadian atau peristiwa yang diamatinya).

Penelitian komunikasi dengan menggunakan metode observasi dapat dilakukan dengan menempuh prosedur sebagai berikut:10

a. Menentukan topik penelitian

Pada tahap ini, peneliti mungkin belum mempunyai pertanyaan atau masalah yang terumuskan secara ketat, tetapi masih bersifat sementara atau ancar-ancar mengenai apa yang hendak diteliti.

b. Melakukan studi kepustakaan

Peneliti melakukan pelacakan literature yang relevan dengan topik penelitian: membaca, meringkas, membuat catatan-catatan kritis, mengkaitkan suatu hasil studi dengan studi lain.

Karena penelitian ini berfokus kepada pemaknaan khalayak remaja terhadap unsur budaya sunda pada program berita Damar Parahyangan, maka peneliti berkesimpulan untuk menentukan sample mereka para khalayak remaja yang cenderung lebih sering menyaksikan program Damar Parahyangan.

10

(12)

2. Data Sekunder

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah buku, skripsi, dan berbagai artikel yang bersumber dari internet yang berhubungan dengan pemaknaan, analisis resepsi, dan teori studi kasus.

Yang dimaksud dengan data sekunder adalah Patton (2002: 447) melihat bahwa studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan kemudian mengorganisasikan serta menganalisis data tentang kasus-kasus tertentu berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian peneliti untuk kemudian data tersebut dibandingkan atau dihubungkan satu dengan lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus) dengan ettap berpegang pada prinsip holistic dan kontekstual.

Studi kasus berasal dari tradisi antropologi, sejarah, psikologi, dan sosisologi yang kemudian dikembangkan dalam penelitian komunikasi. Studi kasus yang pada intinya meneliti kehidupan satu atau bebrapa komunitas, organisasi atau perorangan yang dijadikan unit analisis, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam ungkapan Miller (1996: 167), studi kasus tidak lain adalah

in-depth analyses of single or few communites, organizations, or persons’lives. They involve detailed and often subtle understanding of the social organization of everyday life and person’s live experience. Karena

(13)

dan terjadi secara alamiah (dalam arti tidak ada campur tangan dari peneliti seperti dalam penggunaan metode eksperimen misalnya) maka studi kasus sering dinilai sebagai suatu studi yang juga bersifat natural.11

Pengamatan studi kasus dalam penelitian komunikasi dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:12

a. Menentukan topik penelitian (relatif spesifik) dan tujuan penelitian. b. Mengidentifikasi unit analisis (individu, kelompok, organisasi, komunitas) c. Melakukan studi literature

d. Merancang pedoman wawancara, terutama pada studi kasus yang melibatkan manusia sebagai sumber data (subjek, informan).

e. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data, termasuk observasi dan

in-depth interview. Catatan lapangan serta penggunaan alat-alat perekam

yang digunakan untuk merekam wawancara sangat penting dalam hal ini. f. Membandingkan (mencari persamaan serta perbedaan) yang ada diantara

unit analisis yang berbeda-beda, menghubungkan satu dengan yang lain. g. Menyusun draft awal (persoalan demi persoalan) dibawah sub-sub judul

tertentu sambil kembali memeriksa literature. h. Penyusunan draft final laporan penelitian.

11

Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2008, hal. 140-142

12

(14)

3.4 Subyek Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian ini yang menitikberatkan kepada pemaknaan khalayak remaja terhadap unsur budaya sunda pada program berita Damar Parahyangan, maka penulis memilih informan dari audience yang pernah dan bahkan lebih dari sekali menyaksikan progam Damar Parahyangan.

Adapun yangmenjadi narasumber ialah khalayak remja (usia 19 – 21 tahun) terdiri dari 5 mahasiswa dan mahasiswi berbagai Universitas di Bandung. Teknik pemilihan informan penelitian ini menggunakan teknik

purposive yaitu memilih informan secara sengaja dan tidak random. Diamana

orang – orang yang diseleksi untuk dijadikan informan dipilih atas dasar kriteria – kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian antara lain :

1. Nama : Mario Simarmata Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 21 tahun

Asal : Medan

Pendidikan : Mahasiswa tingkat IV Universitas Padjajaran Bandung

(15)

2. Nama : Abdul Azis Jenis kelamin : Laki – Laki

Umur : 20 tahun

Asal : Tasikmalaya

Pendidikan : Mahasiswa tingkat III Universitas Padjajaran Bandung

3. Nama : Vivi Novianti Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 21 tahun

Asal : Manado

Pendidikan : Mahasiswa tingkat VI Universitas PASIM Bandung

4. Nama : Kemala Aziza Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 21 Tahun

Asal : Bandung

Pendidikan : Mahasiswa tingkat III Universitas Widyatama Bandung

5. Nama : Arief Rachman Jenis Kelamin : Laki – Laki

(16)

Asal : Campuran Sunda – Jawa Timur

Pendidikan : Mahasiswa tingkat III Universita Acmad Yani Cimahi

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan. Dalam penelitian komunikasi kualitatif, sebagaimana dalam penelitian kualitatif didalam cabang ilmu yang lain, dikenal banyak jenis teknik analisis data yang semuanya sangat tergantung pada tujuan penelitian. Meskipun demikian, analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making

sense of) terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan

(transforming) data kedalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengaruh pada temuan yang bernuansakan proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final.13

Untuk menganalisis penelitian ini, maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (Miles dan Huberman, 1992: 18)

1. Pengumpulan informasi, melalui wawancara, kuisioner maupun observasi langsung.

13

Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2008, hal. 100-101

(17)

2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.

3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk table, ataupun uraian penjelasan.

4. Tahap akhir adalah, menarik kesimpulan

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Triangulasi data merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomologi yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang, melainkan bisa dipertimbangkan berbagai fenomena yang muncul dan selanjutnya dapat ditarik simpulan yang lebih mantap dan lebih bias diterima kebenarannya. Trianggulasi data ( trianggulasi sumber ) yaitu peneliti dalam mengumpulkan data wajib menggunakan berbagai macam sumber data yang tersedia, dengan demikian data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber berbeda dan teknik pengumpulan data berbeda . Denzin

(18)

(1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.14

14

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar tersebut penulis ingin mencoba untuk melakukan sebuah penelitian tentang imobilisasi sel Saccharomyces cerevisiae menggunakan kalsium alginat-kitosan dalam

kanan: “Hal yang paling mempengaruhi pada dinas kelautan dan perikanan adalah ku- rangnya sumber daya. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan langsung dilapangan. Baik itu

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaa anugerah-Nya sehinga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas dapat dilakukan

Menurut Patton seperti yang dikutip oleh Pawito dalam bukunya yang berjudul penelitian komunikasi kualitatif, studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan kemudian

Dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 dapat dibuat sebuah grafik ekstrapolasi perbedaan ketinggian manometer terhadap kecepatan putar hasil uji coba

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam