• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ANALISA METODE SIMPLE QUEUE DAN TREE QUEUE DALAM BANDWITH MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ANALISA METODE SIMPLE QUEUE DAN TREE QUEUE DALAM BANDWITH MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 44 PENGARUH ANALISA METODE SIMPLE QUEUE DAN TREE QUEUE DALAM

BANDWITH MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER

Ign. F. Bayu Andoro S, M. Kom1, Arrrocman M.Kom2, Hari Agung B, M.Kom3

STMIK Widya Pratama Pekalongan ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan dari metode Simple Queue dan Tree Queue yang diimplementasikan pada penerapan jaringan computer SMKS Muhammadiyah Bawang Batang. Di mana Simple Queue merupakan pembatasan sederhana berdasarkan date rate, dan juga merupakan cara termudah untuk melakukan manajemen bandwith yang diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah guna mengatur pemakaian bandwith upload dan download tiap user. Sedangkan Tree Queue digunakan untuk mengatur pembatasan berdasarkan protocol, port, IP Address dan untuk mengatur settingan fitur mangle. Fungsinya adalah untuk membatasi bandwith pada mikrotik yang mempunyai koneksi internet.

Tujuan akhir dari penelitian adalah untuk membantu SMKS Muhammadiyah Bawang dalam memberikan solusi dan memaksimalkan penggunaan bandwith yang dimiliki dalam mengelola jaringan internet supaya masing-masing user, baik guru, siswa maupun karyawan dapat menggunakan internet dengan lancar.

Kata Kunci: Simple Queque, Tree Queque, Bandwith Manajemen, Throughput PENDAHULUAN

Labar Belakang

Internet dapat diartikan sebagai jaringan computer luas dan besar yang mendunia. Internet juga menjadi kebutuhan pokok bagi penggunanya pada tempat kerja atau ruang pendidikan. Pengguna internet di lingkungan SMKS Muhammadiyah Bawang saat ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, baik digunakan untuk browsing informasi, download data, social media dan penggunaa fasilitas internet lainnya.

Dari sekian banyak siswa di SMKS Muhammadiyah Bawang merupakan pengguna internet aktif sebagian ada yang menggunakan aplikasi donwnload manajer dan sebagai lagi menggunakan untuk browsing seperti aplikasi facebook, google, youtube, dan lain sebagainya. Kegiatan yang

dipaparkan di atas merupakan kegiatan internet aktif yang dapat mengakibatkan system pembagian bandwith tidak merata karena belum menggunakan salah satu cara dalam manajemen bandwith.

Bandwith manajemen digunakan karena orang-orang saat ini tergantung kepada internet. Tetapi karena keterbatasan bandwith yang ada, maka diperlukan manajemen bandwith agar bandwith terdistribusi secara merata kepada seluruh pengguna. Dalam pembagian bandwith suatu produk memiliki dua fitur, di mana masing-masing fitur memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pendistribusian bandwith.

Salah satu metode yang digunakan dalam manajemen bandwith adalah metode simple queue dan tree queue dalam jaraingan internet yang dipakai. Hal ini dapat

(2)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 45 disebabkan jika terdapat salah satu user saja

yang melakukan proses download, maka user lainnya akan mengalami jaringan internet yang lambat.

Pada penelitian ini penulis akan membandingkan metode Simple Queue dan Tree Queue untuk optimalisasi bandwith pada jaringan computer di SMKS Muhammadiyah Bawang. Untuk mendapatkan metode yang sesuai, agar masing-masing user bias menggunakan internet dengan lancar, walaupun dengan jatah kapasitas bandwith yang sama dari ISP (Internet Service Provider).

Simple Queue merupakan salah satu cara pembatasan sederhana berdasarkan data rate, simple queue juga merupakan cara termudah untuk melakukan manajemen bandwith yang diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwith upload dan download tiap user. Sedangkan Tree Queue merupakan pembatasan yang sangat rumit karena pembatasan berdasarkan protocol, port, IP Address, bahkan kita harus mengaktifkan fitur mangglepada firewall jika ingin menggunkaan Tree Queue, dimana fungsinya adalah untuk pembatasan bandwith pada mikrotik yang mempunyai koneksi internet.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah agar jaringan di SMKS Muhammadiyah Bawang bisa optimal dalam penggunaan sumber daya bandwith yang dimiliki untuk pengelola jaringan internet, agar masing-masing user (siswa, guru dan karyawan) yang ada dapat menggunakan jaringan internet dengan lancar. METODE PENELITIAN

Metode Simple Queue

Metode Simpel Queue merupakan metode yang sangat sederhana dalam melakukan konfigurasinya. Pada metode simple queue kita tidak bisa mengalokasikan bandwith khusus buat ICMP (Internet Control Message Protocol) sehingga apabisal pemakaian bandwith pada user sudah penuh ping time-nya akan naik dan bahkan RTO (Request Time Out)

Metode Tree Queue

Metode Tree Queue merupakan salah satu metode yang komplek dalam melakukan konfigurasinya. Keunggulan yang terdapat pada moetode Tree Queue adalah kita dapat mengalokasikan bandwith ICMP, jadi pada saat bandwith di klien sudah penuh, ping time-nya masih dapat stabil.

Perancangan dan Implementasi Perangkat Perangkat Keras (Hardware)

Adapun perangkat keras yang digunakan dalam penelitian diperlihatkan pada Tabel 1

Jenis Spesifikasi Sistem Operasi

Laptop Intel Core i5

CPU 2 GHz RAM 4 GB

Windows 10 x64-based procesor

Mikrotik Mikrotik Router

RB450G

(3)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 46 CPU AR7161 680MHz

LAN Port 5 RAM 256 MB Perangkat Lunak (Software)

Adapun pernagkat lunak yang digunakan sebagai pendukung dalam penelitian ini yaitu:

- Mikrotik OS - Winbox

- IPerf

Topologi Jaringan

Perancangan jaringan LAN (Local Area Network) membutuhkan topologi yang sesuai agar proses dapat berjalan dengan baik. Dalam proses pengujian ini menggunakan topologi jarignan sesuai gambar 1

Prosedur Penelitian Ada beberapa jenis parameter yang akan

diukur dalam penelitian ini, antara lain: 1. Mengambil data, dengan cara

melakukan proses download dengan perangakat lunak download manager, sehingga diperoleh download transfer rate proses dengan menggunakan metode simple queue dan tree queue

(4)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 47 2. Untuk mengukur throughput pada

penggunaan manajemen bandwith menggunakan simple queue dan tree queue, mengunduh sebuah berkas dari server dengan ukuran tertentu dengan membatasi bandwith yang digunakan sebesar nilai tertentu dan dihitung waktu yang dibutuhkan sampai pengunduhan selesai denan menggunakan stopwatch.

3. Filter dan packet loss diukur dengan membatasi badnwith penggunggahan menjadi 1Mbits/s, lalu dengan menggunakan fasilitasi UDP test yang ada pada perangkat lunak IPerf mengirimkan data sebanyak 1 MB dari computer klien ke computer server sebanyak 5 kali percobaan di mana filter dan packet loss akan dicetak pada command prompt

4. Pengukuran delay dilakukan dengan membatasi bandwith pengunggahan menjadi 2 Kbits/s, lalu menggunakan perintah ping dari command prompt dengan mengirimkan sebanyak 250 byte data ke computer server sebanyak 10 kali dan delay akan dicetak pada command prompt.

Analisis Perancangan

Pada flowchart system metode Simple Queue di bawah dapat dijelaskan konfigurasinya sebagai berikut: Dimulai dengan membuka menu Queue > pilih Simple Queue klik pada menu tambah (+) > mulai masukkan Nama (nama klien). Target Address > masukkan untuk target Upload dan

Download.

Gambar 2 Flowchart Metode Simple Queue Analisa Perancangan konfigurasi dan

pengujian metode Tree Queue. Berikut adalah flowchart system dari metode Tree Queue seperti ditunjukan pada gambar 3. Pada flowchart system metode Tree Queue di bawah terdapat perbedaan dari pada setting Tree Queue, dapat dijelaskan konfigurasinya sebagai berikut: Dimulai dengan Setting Mangle terlebih dahulu > pilih IP kemudian

pilih Firewall > masukkan IP Address – setting pada menu General dan Action, masukkan target Upload dan Donwload. Kemudian dilanjutkan setting Tree Queue, pilih pada setting Download > masukkan nama (nama klien), Parent (download) dan Packet Marks (pada klien) > kemudian setting pada Limit At dan Max Limit yang akan ditentukan. Setelah melakukan setting pada

(5)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 48 Download, kemudian melakukan setting pada

Upload yang tidak berbeda jauh, masukkan nama (nama klien), Parent (download), dan

Packet Marks (paket klien) > kemudian setting pada Limit At dan Max Limit yang akan ditentukan

Gambar 3 Metode Tree Queue

IMPLEMENTASI SISTEM Pengujian Secara Eksperimental

Data pengujian dilakukan dengan cara melakukan download tanpa menggunakan metode simple queue dan proses menggunakan simple queue seperti

yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Tampilan dari download transfer rate menggunakan Internet Download Manager sebelum menggunkaan Simple Queue. Dengan ukuran file = 904,133 Mb, keceptatan transfer 1,063 Mb/sec

(6)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 49 Gambar 4 Pengujian download transfer rate

Maka pada saat dilakukan proses download dengan melakukan pembatasan download dan upload dari 128 kbps hingga 10 mbps

diperoleh data seperti yang terlihat di gambar 5.

Tabel 2 Kecepatan Transfer Rate

Bandwith Transfer Rate (1 Klien) Transfer Rate (2 Klien)

128 12.948 8.255 256 34.339 25.445 384 64.798 43.297 512 118.074 90 1024 223.305 129.004 2048 350.332 257.625 5120 625.292 315.12 10240 1063 812.21

(7)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 50 Gambar 5. Grafik Kecepatan Transfer Rate

Dari Gambar 5, grafiknya dapat dilihat adanya pengurangan kecepatan transfer rate, disini proses download dan upload dibatasi dengan melakukan pembatasan dengan metode simple queue, untuk proses target 1 klien pada saat bandwith 128 kbps untuk proses upload dan download terlihat kecepatan transfer rate 12,948 kb/s dan pada saat jumlah klien menjadi 2, maka transfer rate berkurnag menjadi 8,25 kb/s.

Perhitungan Througput

Untuk mengukur thoroughput pada penggunaan manajamen bandwith menggunakan Simple Queue dan Tree Queue mengunduh sebuah berkas dari server dengan ukuran tertentu dengan membatasi bandwith yang digunakan sebesar nilai tertentu dihitung waktu yang dibutuhakn sampai pengunduhan selesai dengan menggunakan stopwatch. Setelah scenario percobaan dilakukan, didapatkan data throughput menurut yang dapat dilihat pada table 3. Dan gambar 6

(8)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 51 Tabel 3 Perbandingan Throughput

Gambar 6 Grafik Throughput

Dari table 3 dan gambar 6, grafik perbandingan throughput di atas, dapat dilihat untuk semua bandwith limit dengan berkas ukuran 4.2 MB, manajemen bandwith dengan menggunakan Simple Queue lebih kecil

throughput nya dari pada manajamen bandwith menggunakan Tree Queue.

1. Delay

Untuk data delay penggunaan simple queue dan tree queue dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar 7

(9)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 52 Tabel 4 Perbandingan Delay

Gambar 7 Grafik Perbandingan Delay Dari tabel 4 dan gambar 7, grafik

perbandingan delay di atas, manajemen bandwith Simple Queue, delay yang

dihasilkan lebih lama dari pada manajemen bandwith dengan Tree Queue.

(10)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 53 Untuk perhitungan Jitter dapat dilihat

pada tabel 5 dan gambar 8

Tabel 5 Perbandingan Jitter

Gambar 8 Grafik Perbandingan Jitter Dari tabel 5 dan gambar 8 grafik

perbandingan jitter, manajemen bandwith

simple queue tree queue jitter yang dihasilkan rata-rata tidak jauh berbeda.

(11)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 54 Untuk perbandingan data packet loss dari

hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 9 berikut

Tabel 6 Perbandingan Packet Loss

Gambar 9 Grafik Packet Loss

Ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil percobaan ini, diantaranya algoritma yang digunakan simple queue dan tree queue yang mempengaruhi

throughput kedua, protocol yang digunakan pada scenario percobaan dalam hal ini protocol ICMP mempengaruhi delay yang dihasilkan, protocol UDP yang digunakan

(12)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 55 untuk mendapatkan data jitter dan packet loss

yang bersifat connection less oriented, perangkat lunak yang digunakan dan topologi jaringan computer yang dibuat.

Jika dibandingan dengan simple queue di mana semua paket akan diurutkan terlebih dahulu sehingga harus melewati setiap queue yang ada sebelum paket menuju computer yang dituju, pada tree queue semua paket melewati trafik secara bersamaan tanpa harus diurutkan terlebih dahulu, oleh karena itu simple queue menghasilkan delay, oleh karena itu simple queue menghasilkan delay yang lebih lama. Simple Queue mengatur aliran paket data secara bidirectional (dua arah) baik donwloadn maupun upload, sedangkan tree queue hanya mengatur aliran data secara directional (satu arah) sehingga dapat menambah queue untuk interface (download dan upload) secara terpisah. KESIMPULAN

1. Metode Simple Queue dinilai lebih sederhana dalam proses konfigurasinya, tidak dapat ditembus oleh Donwload Manager, namun banyak bandwith yang terbuang 2. Metode Tree Queue merupakan

metode yang dapat menggunakan semua bandwith yang tersedia, namun pada metode ini dapat ditembus oleh Donwload Manager, dan harus melakukan setting mangle terlebih dahulu.

3. Manajemen Bandwith dengan Simple Queue menghasilkan throughput yang lebih besar dari pada menggunakan Tree Queue.

4. Delay yang dihasilkan Simple Queue lebih besar dari pada menggunakan

Tree Queue, rata-rata filter antara Simple Queue dan Tree Queue tidak berbeda jauh.

5. Fitur Simple Queue menghasilkan packet loss yang lebih besar dari pada Tree Queue.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Syarifudin, At al. (2014) “Perbandingan Metode Simple Queue dan Tree Queue Untuk Optimasi Manajemen Bandwith Jaringan Komputer di STMIK PPKLA Pranya Paramita Malang” Jurnal Teknologi Informasi Vol 4 No 2 Juni 2014

Bagus Akhmad. (2016) “Implementasi Queue Tree untuk Optimalisasi Manajemen Bandwith pada Seven Net Semarang” Diakses pada tanggal 2 April 2020 Erristhya, At Al. (2012) “Bandwith

Manajemen Queue Tree vs Simple Queue”. Konferensi Nasional Sistem Informasi STIKOM Bali No 168. Februari 2012.

Gerard J. Holzmann. (2010). “Design and Validation Computer Network Protocol. Prentice Hall Software Series. USA. Ginting, A. L., Napitupulu, J., & Jamaluddin,

J. (2015). Sistem Monitoring Pendeteksian Penyusup Menggunakan Snort pada Jaringan Komputer Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi (SNASTIKOM) 2015 (pp. 83-87). Medan: STT Harapan Medan.

Harry G. Perros. (2009). “Connection-Oriented Network”. John Wiley & Sons, LTd. USA

(13)

RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Volume 5 No. 1 Page 56 M. Rizal. (2016). “Analisa Komparasi Queue

Simple dan Queue Tree pada Manajamen Bandwith Mikrotik di SMKN 5 Mataram”. Naskah publikasi STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2016.

Purbo, Onno. (2009). “Buku Pegangan Internet dan Hotspot”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Tanenbaum. (2011) “Computer Network 5th Prentice Hall. USA

Gambar

Gambar 2 Flowchart Metode Simple Queue  Analisa  Perancangan  konfigurasi  dan
Gambar 3 Metode Tree Queue
Tabel 2 Kecepatan Transfer Rate
Gambar 6 Grafik Throughput
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kuesioner didapatkan persentase yang cukup besar yaitu sebanyak 57,83% untuk responden yang sangat setuju dengan faktor penggunaan dompet digital karena dompet

Dalam penelitian ini dikembangkan mekanisme baru yaitu mekanisme transmisi maju mundur untuk mendukung pergerakan traktor mengikuti jalur pengolahan lahan kering

Target luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di guru PAUD dan mahasiswa PAUD ini adalah pada akhir kegiatan diharapkan semua Guru PAUD dan mahasiswa PGPAUD

 Memperhatikan materi dan mencatat materi serta merespon pertanyaan yang disampaikan dari Dosen  Mengerjakan tugas kelas. dari dosen 

Perekayasaan sistem digital dan mikrokontroler digunakan untuk memperbaiki cara mengatur parameter pada pesawat sinar-X, sehingga di hasilkan kinerja pesawat sinar-X

Dalam bidang seni rupa, perkembangan foto seni/ ekspresi semakin dapat mensejajarkan diri dengan seni lainnya?. Mereka yang tidak memahami hal ini, menganggap bahwa