• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1.1 Pengertian Supervisi Pendidikan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1.1 Pengertian Supervisi Pendidikan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah Dasar "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Supervisi Pendidikan

2.1.1.1 Pengertian Supervisi Pendidikan

(2)

10

tindakan/perlakuan yang bertujuan membantu guru, mengarahkan dan membimbing untuk meningkatkan kemampuan mengajar/profesionalitas guru dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(3)

11 antara kedua pendapat ahli tersebut adalah bahwa supervisi merupakan usaha yang berkesinambungan yang diupayakan untuk membantu guru dalam menciptakan kinerja yang maksimal atau meningkatkan kinerja guru.

(4)

12

menimbulkan adanya persamaan pendapat yaitu bahwa supervisi dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kreatifitasnya dengan melalui pengamatan yang cermat dan tepat. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat supervisi akademik adalah suatu usaha untuk membantu guru agar guru dalam bekerja lebih profesional. Namun menurut Arikunto dan Muslim definisinya kurang begitu jelas dan masih bersifat umum karena belum menunjukan langkah-langkah dari pelaksanaan supervisi akademik. berbeda dengan Mulyasa uraian lebih jelas, terinci dan lebih spesifik serta menunjukkan langkah-langkah tindakan supervisi akademik. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan tindakan pembimbingan dan pengarahan dari kepala sekolah/pengawas terhadap guru untuk meningkatkan kualias pembelajaran di kelas. Dengan adanya proses supervisi tersebut diharapkan para pendidik dapat melaksanakan dan melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik karena telah mendapat pengarahan dan penjelasan dari supervisor.

2.1.1.2 Supervisi Pendidikan a. Supervisi akademik

(5)
(6)

14

yang sistematis. Kesamaan antara kedua pendapat ahli adalah pelaksanaan supervisi harus menekankan kerjasama antara satu dengan yang lain sehingga tercipta keadaan yang kondusif. Dikemukakan pula oleh Syaiful Sagala (2010) supervisi pembelajaran merupakan usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu supervisi sebagai bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu peserta didik agar lebih baik dalam belajar.

(7)

15 b. Supervisi Administrasi

Supervisi administrasi adalah supervisi yang objeknya menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan memperlancar terlaksananya proses pembelajaran, dapat berupa kurikulum sekolah, penentuan guru mata pelajaran, penyusunan jadwal pelajaran, laporan nilai peserta didik, presensi kehadiran guru dan peserta didik, tingkat pedidikan guru dan tenaga kependidikan, prestasi yang diperoleh mahasiswa. Supervisi administrasi dapat dilakukan oleh internal lembaga. Supervisi administrasi menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

(8)

16

yang ditujukan kepada pembinaan dalam memanfaatkan setiap sarana bagi keperluan pembelajaran. Fasilitas belajar, media belajar, buku teks, perpustakaan, semua itu merupakan sarana belajar yang perlu dikaitkan untuk mempertinggi kualitas proses belajar.

c. Supervisi Lembaga

(9)

17 dengan usaha untuk menjadikan sekolah memiliki kinerja yang baik.

2.1.1.3 Teknik Supervisi Pendidikan

Dalam usaha meningkatkan program sekolah, supervisor dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak sekali teknik supervisi pendidikan dalam menyelenggarakan program supervisi tersebut. Arikunto (2004) mengemukakan bahwa, dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok;

1.Teknik Individual

Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi, baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi mungkin juga perseorangan, tapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan perseorangan atau individu. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a.Kunjungan kelas

(10)

18

mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini supervisi kunjungan kelas dimaksudkan untuk dapat melihat dari dekat situasi dan suasana kelas secara keseluruhan. Apabila dari kunjungan tersebut dijumpai hal-hal yang baik atau kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian tersebut. Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa dengan supervisi kunjungan kelas seperti ini sebaiknya diperoleh hasil dalam bentuk bantuan atau pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain sebaiknya diadakan diskusi yang akrab dan dialog yang hangat antara supervisor dengan guru atau siswa sehingga diperoleh kesepakatan yang selaras. b. Observasi kelas

Observasi kelas adalah kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam suatu kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa apa saja yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan pada kelas dimana guru sedang mengajar. Berikut adalah beberapa tujuan dari observasi kelas, antara lain:

(11)

19 digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki cara belajar mengajar.

2.Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah kearah yang lebih baik.

3.Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar mereka.

Sedangkan dalam observasi juga terdapat aspek-aspek yang diobservasi. Hal-hal yang akan dilakukan ketika ingin melakukan observasi adalah sebagai berikut:

1.Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.

2. Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam hubungan penggunaan bahan dan alat/media pembelajaran.

3. Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam memperoleh pengalaman belajar. Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan faktor-faktor penunjang lainnya. c. Wawancara perseorangan

(12)

20

apabila ada masalah khusus pada individu guru yang penyelesaiannya tidak boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin mengecek kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal ini teknik perseorangan adalah hal yang tepat agar orang yang diwawancarai tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain.

d.Wawancara kelompok

(13)

21 Teknik wawancara ini biasa dikenal dengan round table (meja bundar). Dikatakan demikian karena

round table menghendaki adanya persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam diskusi hendaknya memang dalam posisi lingkaran yang bundar, dimana masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan dan hak yang sama. Demikian juga pewawancara hendaknya duduk juga dalam lingkaran, berada dalam anggota kelompok yang lain.

2. Teknik kelompok

Teknik kelompok merupakan suatu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Sahertian (2000) mengemukakan bahwa, beberapa orang yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan supervisi sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:

a.Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru

(14)

22

Sistem kerja sekolah tersebut. 2) Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah.

b.Rapat guru

Rapat ini diadakan untuk membahas adanya masalah-masalah yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk: 1) Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama. 2) Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan mereka.

c. Lokakarya (Workshop)

Workshop pendidikan merupakan suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang dapat memecahkan problema yang dihadapi melalui berbagai percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. Ciri-ciri workshop pendidikan meliputi:

1) Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri.

(15)

23 Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau pendengar untuk memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan. Tujuan dari diskusi panel tersebut adalah sebagai berikut: 1) Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh lebih banyak pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang. 2)Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian terhadap masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil interaksi dari para panelis.

e. Simposium

Simposium merupakan suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah tertentu untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah. Tujuaanya adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang suatu problema.

f. Penataran (In service training)

(16)

24

Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran ini sudah banyak dilakukan hampir di seluruh sekolah. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan/dilaksanakan oleh guru-guru di sekolah masing-masing.

g. Seminar

(17)

25 2.1.1.4 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas

A. Pengertian Supervisi Kunjungan Kelas

Syaiful Sagala (2012: 187) mengemukakan bahwa kunjungan kelas adalah suatu kunjungan yang dilakukan supervisor dalam suatu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru yang bersangkutan mengatasi masalah/kesulitan selama mengadakan kegiatan pembelajaran. Purwanto (2005) menyatakan bahwa teknik kunjungan kelas (classroom visitation) yaitu seorang supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar dengan cara berkunjung sewaktu-waktu di kelas yang disupervisi. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik.

Menurut Arikunto (2009: 54) kunjungan kelas atau classroom visitation adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.

(18)

26

kunjungan kelas merupakan kunjungan yang dilakukan oleh supervisor untuk memantau seberapa jauh capaian yang didapat oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Dengan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah maupun pengawas sekolah dapat mengetahui dan mengukur seberapa jauh tingkat kompetensi guru dalam aspek pedagogik maupun aspek keseluruhan yang dimiliki oleh guru tersebut. Karena dengan hanya teknik kunjungan kelas kita dapat memperoleh data tentang kemempuan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran di kelas, diantaranya penguasaan materi, kemampuan dan keterampilan menggunakan alat peraga, dan media pembelajaran lainnya, seperti perangkat komputer dan lain-lain, kemampuan memilih metode pembelajaran serta keterampilan dalam memilih alat evaluasi yang tepat.

(19)

27 menjadi hal yang menakutkan dan dihindari oleh para guru.

B. Tujuan Supervisi Kunjungan Kelas

(20)

28

memeriksa data tersebut. Data tersebut dibutuhkan karena beberapa sebab antara lain:

1. Menurut hasil supervisi sebelumnya guru bersangkutan memiliki kelemahan pada kegiatan itu.

2. Menurut kesepakatan para guru dengan supervisor pada pertemuan balikan.

3. Guru sendiri membutuhkan perbaikan pada bidang itu, sehingga supervisi hanya pada hal itu saja.

4. Supervisor mendapat informasi bahwa guru tersebut lemah dalam hal tertentu, misalnya guru tidak berani menatap siswa-siswa yang sudah remaja. Sehingga supervisor pelu melihat hal itu saja.

5. Inovasi atau kreatifitas dalam pembelajaran, misalnya dengan menghitung sempoa. Dalam hal ini supervisor hanya butuh mengamati sampel guru membimbing siswa belajar memanfaatkan sempoa dalam berhitung.

(21)

29 kelas ini pun sebagai rangkain memperbaiki profesi guru.

Syaiful Sagala (2012: 187) mengemukakan bahwa tujuan dari adanya supervisi kunjungan kelas adalah membantu guru yang belum berpengalaman untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar. Kemudian membantu guru yang telah berpengalaman untuk mengetahui kekeliruan yang dibuatnya dalam mengajar. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan tiga cara, (1) kunjungan kelas tanpa diberitahu (unannounced visitation), dimana supervisor tiba-tiba datang ke kelas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sedangkan guru sedang mengajar. (2) kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu (announced

visitation), sebelum mengadakan supervisor

memberitahukan guru bahwa dia akan mengunjungi kelas pada waktu yang telah ditetapkan. (3) mengundang supervisor untuk mengunjungi kelas (visit upon inviation), artinya gurulah yang mengundang supervisor untuk mengunjungi kelas pada saat ia mengajar dengan prinsip ia ingin dibantu untuk meningkatkan kualitas diri dalam situasi belajar.

(22)

30

kualitas pengajaran bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas, dan ada beberapa cara dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas, seperti kunjungan keals tanpa diberi tahu, kunjungan kelas dengan diberi tahu dan yang terakhir guru mengundang supervisor untuk datang ke kelas ketika guru mengajar.

C. Langkah-langkah Supervisi Kunjungan Kelas Langkah-langkah supervisi kunjungan kelas: a.Persiapan Supervisi

Menurut Pidarta (2009: 104) persiapan yang dilakukan ketika akan melakukan supervisi kunjungan kelas adalah: (1) Memeriksa catatan hasil supervisi yang lampau (2) Memeriksa kelemahan-kelemahan bersama guru yang bersangkutan (3) Memeriksa informasi tetang kelemahan pada guru.(4) Mencatat kasus-kasus tersebut bersama guru yang bersangkutan. (5) Memilih kelemahan untuk diperbaiki. (6) Menentukan waktu untuk disupervisi.

b. Proses supervisi

(23)

31 disediakan. Tahap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas adalah sebagai berikut; (1) supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat proses pembelajaran akan berlangsung, (2) guru menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan supervisor di ruang kelas, (3) guru mempersilakan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan, (4) guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, (5) supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi yang telah disepakati, (6) setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegi-atan pembelajaran, bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruang guru atau ruang pembinaan (Wahjanta, 2007).

c. Mengadakan Pertemuan balikan

(24)

32

(25)

33 D. Ciri Khas Supervisi Kunjungan Kelas

Dalam melaksanakan penelitian tindakan sekolah peneliti perlu memahami ciri-ciri teknik supervisi kunjungan kelas. Ada beberapa ciri teknik supervisi kunjungan kelas menurut Pidarta (2009: 100-103), diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan waktu untuk mengadakan supervisi, untuk menentukan kapan akan mengadakan supervisi pada umumnya dengan cara tidak memberitahu kedatangan supervisor, tetapi bila ada guru yang merasa lemah dan memutuskan untuk memperbaiki kelemahan dengan melibatkan serta dibenarkan supervisor maka mengundang supervisor. Dalam hal ini penentuan waktu mengadakan supervisi disepakati bersama, dan ditentukan sebelum supervisi diadakan. b. Bersifat individual artinya tidak dapat

dilakukan untuk mengobservasi guru lebih dari satu orang dalam waktu yang sama. c. Tidak ada pertemuan awal artinya teknik

kunjungan kelas ini tidak didahului oleh pertemuan awal antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi.

(26)

34

menit. Supervisor tidak selalu duduk di belakang kelas, bisa melihat dari kejauhan atau mondar mandir di serambi kelas.

e. Dapat mengobservasi lebih dari satu kelas artinya teknik supervisi ini memakan waktu singkat sehingga memungkinkan supervisor melihat beberapa kelas dalam waktu yang tidak lama.

f. Dapat mengintervensi guru dan siswa dalam kelas artinya supervisor boleh melakukan intervensi baik terhadap guru dalam mengajar maupun siswa yang sedang belajar.

g. Yang disupervisi adalah kasus-kasus, supervisor telah mengantongi sejumlah kasus guru ialah suatu perilaku guru dalam proses pembelajaran yang belum benar.

h. Kunjungan dilakukan bisa sebelum dan sesudah usai pembelajaran, di samping mengunjungi guru yang sedang mengajar, kunjungan dapat juga dilakukan sebelum dan sesudah guru mengajar.

(27)

35 j. Tindak lanjut, kalau pertemuan balikan tidak diadakan berarti tindak lanjut supervisi juga tidak ada.

2.1.2Kinerja Guru

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Guru

Kirom (2010: 51) mengemukakan bahwa kinerja merupakan bentuk penilaian tersendiri untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang atau perusahaan dalam menjalankan program-program kerjanya. Fahmi (2010: 2) mengemukakan, kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non-oriented yang dihasilkan dalam periode tertentu. Dari berbagai pendapat ahli diatas dapat disimpulkan secara kontekstual kinerja adalah penekanan pada hasil atau sebuah prestasi yang diperoleh dari sebuah usaha dalam periode tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya.

(28)

36

merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi pendidikan sangat tergantung bagaimana proses kinerja tersebut dapat dilaksanakan.

(29)

37 2.1.2.2 Faktor Kinerja

(30)

38

(i) sarana dan prasarana, (j) teknologi, dan (k) kesempatan berprestasi. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa suatu kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat berjalannya suatu pencapaian kinerja yang maksimal faktor tersebut meliputi faktor yang berasal dari intern maupun ekstern. Menilai suatu kinerja apakah sudah berjalan dengan yang direncanakan perlu diadakan suatu evaluasi kinerja.

(31)

39 ke dalam lomba kadang masih belum bisa mendapatkan juara, kurangnya pelatihan intensif pada peserta didik untuk memahami soal Ujian Nasional.

2.1.2.3 Pengukuran Kinerja Guru

Dalam melaksanakan tugas profesional yang dilakukannya, setiap guru harus dinilai kinerjanya sehingga dapat diketahui sejauh mana proses dan hasil kerja guru tersebut dapat dicapai. Evaluasi kinerja guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pengawas sekolah, dapat juga dilakukan oleh peserta didik di kelas dimana guru tersebut mengajar. Ada memang dalam program kunjungan kelas oleh Kepala Sekolah atau pengawas, tidak mungkin di tolak oleh guru. Namun tidak jarang terjadi guru tersebut berusaha menampakkan kinerja terbaiknya baik pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran hanya pada saat dikunjungi oleh kepala sekolah atau pengawas saja. Selanjutnya ia akan kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat dan antusiasme yang tinggi.

(32)

40

kompetensi yang memadai, karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Isjoni (2007) mengemukakan bahwa ukuran kinerja guru dapat terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan metode yang akan digunakan, termasuk alat/media pembelajaran yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Selanjutnya dinyatakan bahwa kinerja guru dapat menjadi optimal, apabila digabungkan dengan komponen-komponen sekolah, antara kepala sekolah, guru, karyawan maupun peserta didik.

(33)

41 belajar mengajar yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Untuk mengetahui kinerja guru maka diperlukan standar kinerja untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan.

2.1.2.4 Indikator Kinerja Guru

Penelitian ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran sedangkan sasarannya adalah guru kelas IV, kelas V, dan kelas VI di SD Negeri 2 Greges. Yang akan dikembangkan dalam kinerja guru adalah yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru tersebut, yaitu meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

(34)

42

2.1.2.5 Langkah Peningkatan Kinerja Guru

(35)

43 Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, setiap guru harus dinilai kinerjanya sehingga dapat diketahui sejauh mana proses dan hasil kerja guru tersebut. Evaluasi kinerja guru selain dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pengawas sekolah, dapat juga dilakukan oleh peserta didik di kelas dimana guru yang bersangkutan mengajar. Walaupun masih menjadi kontroversi, penilaian kinerja guru oleh peserta didik merupakan salah satu teknik penilaian yang bisa mengidentifikasi kinerja guru yang sebenarnya.

Salah satu alasan yang melatar belakangi penilaian guru dapat dilakukan oleh peserta didik diantaranya disebabkan karena kultur masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa pekerjaan guru masih cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti Kepala Sekolah dan pengawas sekalipun tidak mudah untuk mendapatkan data dan mengamati realitas keseharian performance guru di hadapan peserta didik.

(36)

44

dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

2.1.3 Hubungan Supervisi Kunjungan Kelas dengan Kinerja Guru

(37)

45 segala kegiatan yang ada dalam proses belajar mengajar. Peneliti merancang kaitan antara supervisi dengan sebuah kinerja guru. Kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran seringkali luput dari pandangan.

Kinerja merupakan sebuah penekanan pada hasil atau sebuah prestasi yang diperoleh dari sebuah usaha dalam periode tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Komponen pendidikan pertama yang sangat penting keberadaannya disekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang baik adalah guru, karena guru merupakan tenaga pendidik yang akan mendidik peserta didik. Berkaitan dengan tugas guru dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator proses pembelajaran yang mengharuskan guru menguasai kemampuan dasar dalam mengajar. Sebagai tenaga professional, guru memegang peranan dan tanggung jawab yang penting dalam pelaksanaan program pembelajaran disekolah. Guru bertanggung jawab atas ketercapian tujuan pengajaran disekolah. Guru merupakan pembimbing dan contoh bagi siswa dalam pembentukan kepribadian siswa dan karena itu guru perlu mempunyai kinerja yang baik.

(38)

46

masing-masing guru. Dengan adanya instrumen tersebut peneliti mengaitkan serta menghubungkan adanya keterkaitan supervisi kunjungan kelas dengan kinerja guru, berdasarkan instrumen yang tertera dalam instrumen penilaian kinerja guru tersebut. Penilaian kinerja guru dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan menggunakan langkah penelitian yang terstruktur dan sistematis yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya beberapa alat instrumen yang telah dilakukan tersebut maka hubungan supervisi kunjungan kelas dengan kinerja guru diharapkan dapat berhasil, sehingga proses belajar mengajar dalam suatu kelas dapat meningkat (kinerja guru) sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian supervisi akademik kunjungan kelas juga didasari pada penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada hasil penelitian yang relevan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

(39)

47 kompetensi gurudan kinerja guru) mempunyai pengaruh secara langsung terhadap prestasi belajar siswa. Kinerja guru secara langsung mempunyai pengaruh paling besar terhadap prestasi belajar, sedangkan kompetensi guru pada urutan kedua sedangkan supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai pengaruh paling kecil terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dua variabel lainnya.

Brotosedjati (2012) Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru. Pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh yang signifikan terhadap adanya supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru; 2) ada pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja guru; dan 3) secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru.

(40)

48

(41)

49

The Effects of Clinical Supervision on the

Teaching Performance of Secondary School Teachers,

oleh Mary Macdalena, A.Komuji (2013). This study was carried out to determine the effects of clinical

supervision on the teaching performance of teachers in

secondary school. This study involves 33 teachers from

a secondary school of which 11 (33%) are male teachers

and 22 (67%) are female teachers. The study employed

a set of instruments for observing teaching and learning

which was adapted from Standard Determinant

Instrument or Instrumen Pemastian Standard (IPS) from

the School Inspectorate, (Ministry of Education

Malaysia, 2003). IPS has been used by all the schools to

evaluate the dimension III, education program

management and element 9 that is teaching and

learning. The teaching performance of teachers is

measured based on the daily lesson plan (DLP),

induction set, lesson delivery, questioning techniques,

student involvement, reinforcement, student exercise

and assignment, checking of student exercise and

assignment, lesson closure and class management

before and after clinical supervision. The findings of this

study help teachers in school to find out the

shortcomings and advantages of their teaching

performances in the classroom. Clinical supervision also

helps teachers to improve teaching and learning to be

(42)

50

Clinical supervision can also be used as guidance for

teaching and learning improvement by school

inspectorates with the use of IPS. Dalam penelitian ini supervisi klinis dilaksanakan pada penilaian kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama, di Malaysia. Dalam penelitian ini, supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru dan pembelajaran dapat lebih efektif. Hal ini disebabkan karena adanya treatment/pelayanan dengan menggunakan Standar Determinant Instrument dengan melibatkan 33 guru Sekolah Menengah Pertama di Malaysia. Penelitian ini diukur dengan menggunakan beberapa rencana pembelajaran guru setiap hari yang di dalamnya menyangkut beberapa materi, pembelajaran siswa, dan juga penilaian dan kemudian dievaluasi. Setelah dievaluasi maka ditemukan beberapa masalah dan kemudian didiskusikan. Setelah itu performa guru dapat meningkat setelah adanya diskusi supervisi klinis.

Principals' Performance in Supervision of

Classroom Instruction in Ebonyi State Secondary

(43)

51 subjek penelitian kesemuanya menunjukkan rata-rata, standar deviasi, menunjukkan hal yang efektif dan signifikan. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan adanya perbedaan dalam pengadaan pembelajaran di sekolah karena adanya prinsip

treatment leadership sehingga para pengajar di sekolah tersebut dapat tersuggesti oleh instrumen yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menjadikan Sekolah Menengah Pertama di Nigeria meningkat dalam hal pembelajaran karena adanya supervisi klinis.

Dari berbagai penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penelitian supervisi kunjungan kelas adalah suatu hal yang penting, karena didalamnya terdapat beberapa teknik dan beberapa hal yang bisa meningkatkan kinerja guru. Supervisi kunjungan kelas diharapkan mampu meningkatkan proses pengajaran pada guru di sekolah SDN 2 Greges untuk menciptakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

2.3 Kerangka Pikir

(44)

52

yang telah disusun, maka strategi yang dianggap paling sesuai adalah supervisi kunjungan kelas. Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah atau pengawas, dalam rangka mengamati proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan kelas adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadipi di dalam kelas.

Dalam penelitian supervisi terdapat kerangka pikir guna melakukan pemecahan masalah. Adapun yang akan peneliti lakukan melalui teknik supervisi kunjungan kelas yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka pikir supervisi kunjungan kelas Kualitas kinerja

guru belum maksimal

Supervisi Kunjungan Kelas

Sukses guru dan peserta didik Hasil kinerja guru

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pikir supervisi kunjungan kelas

Referensi

Dokumen terkait

Acute kidney injury yang terjadi pada kasus SSD adalah tipe pre renal dan AKI fase risk sendiri mempunyai prognosis yang lebih baik karena kelainan fungsi ginjal

Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan Kepegawaian Negara.. Barito

Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian ulang di Kartini Restoran Surabaya Plaza Hotel. Apakah terdapat pengaruh yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan Perusahaan Jasa X Surabaya khususnya mengenai komitmen pada kualitas masih belum tercapai dengan optimal

Dari kedua variable rasio Profitabilitas yang terdiri dari Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROA), variable manakah yang berpengaruh dominan terhadap

Adapun judul penulisan skripsi, yang penulis ambil adalah “Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Proses Produksi Berbasis Web pada PT..

Bayi dibawah usia 6 bulan yang mendapat asupan kalori lebih banyak dari MP-ASI yang diberikan terlalu dini akan terjadi obesitas karena pengeluaran energi tidak sebanding