• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan bagian dari supervisi pendidikan yaitu merupakan segala upaya yang dilakukan secara berkesinambungan untuk

membantu guru dan kepala sekolah untuk

mengembangkan kemampuan serta kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

Seperti apa yang disebutkan Mustofa (2013:27) Supervisi pendidikan adalah:

“Segala bantuan dari supervisor dan atau semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dalam menjalankan tugas,fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal”.

Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) menyebutkan Supervisi pendidikan adalah “kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran termasuk segala unsur penunjangnya”.

Fathurrohman (2011:18) menyebutkan bahwa supervisi adalah ”usaha yang sistematis dan terus menerus dalam rangka memberikan dorongan dan pengarahan bagi perkembangan profesional guru”.

(2)

10 “fungsi kepengawasan yang berkenaan dengan aspek

pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan profesional guru”. Aspek -aspek yang dimaksud tersebut adalah mencakup tugas pokok guru dalam proses pembelajaran diantaranya meliputi: (1)merencanakan pembelajar an, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Kepengawasan akademik dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka. Menurut Prasojo (2011:84) supervisi akademik yaitu

“serangkaian kegiatan membantu guru dalam

mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.”

Selain pengertian tentang supervisi akademik diatas disini juga penulis cantumkan pengertian

tentang supervisi pengajaran menurut Bafadal

(Fathurrochman, 2011:30) Supervisi pengajaran adalah

“serangkaian kegiatan membantu guru untuk

mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.” Menurut Purwanto (2012:89)

Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

Nakpodia, dalam jurnalnya The Dependent outcome of teacher performance in secondary schools in Delta State (2011) menyebutkan,

(3)

11

and sharing rather than directing.Instructional supervision is a service activity that exists to help teachers do their job better.

Pengawasan pembelajaran diarahkan untuk

mempertahankan dan meningkatkan proses belajar mengajar dari sekolah. Dalam hal ini pembelajaran yang saling terkait, dan peran pengawas pengajaran adalah mendukung, membantu dan berbagi melalui pengawasan langsung. Pengawasan adalah kegiatan pelayanan yang ada untuk membantu guru melakukan pekerjaan mereka agar lebih baik.

Dari beberapa pengertian tentang supervisi

akademik maupun supervisi pengajaran dapat

disebutkan bahwa pada dasarnya supervisi akademik ataupun supervisi pengajaran pada hakekatnya adalah suatu tindakan yang berupaya untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensinya dalam mengelola proses pembelajaran dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah maupun pengawas akan mengena pada sasarannya jika dilaksanakan sesuai prosedur, artinya ada perencanaan, pelaksanaannya dengan menimbang kaidah-kaidah yang ada, dievaluasi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut. Tanpa adanya tindak lanjut maka kegiatan supervisi yang sudah dilaksanakan menjadi sia-sia, karena tujuan utama diadakan supervisi tidak akan tercapai dan terwujud.

(4)

12 Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik supervisi akademik. Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh oleh supervisor dalam hal ini kepala sekolah atau pengawas sekolah untuk mencapai tujuan tertentu yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah-masalah akademik dengan sasaran para guru di sekolah. Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dengan mengamati proses pembelajaran di kelas sehingga memperoleh data yang diperlukan masih dalam rangka pembinaan guru.

Seperti yang diutarakan oleh Jon Saphier and Pia Durkin dalam jurnal berjudul Principal’s Classroom

Visitation and Inspection and Teachers Job

Performance in Akwa Ibon State Nigeria (2013) “Classroom visits: Supervision of common Planning Time (CPT) and partnershipwith instrucsional

coaches. We’ll roll out a hypothetical school visit

of a hour to the hours. Schedulee about every six weeks, in which the superintendent and principal Superintendent and principal work side by side by side co observing classes and attending school based meeting, especially CPT meetings coaches metings, and feedback session to teachers.”

Kunjungan kelas menjadi hal yang penting

dimana sekolah merencanakan satu jam guna

merancang jadwal paling tidak untuk setiap enam minggu, dimana pengawas dan kepala sekolah bekerja berdampingan untuk mengamati kelas dan menghadiri pertemuan berbasis sekolah, terutama pertemuan yang didalamnya merencanakan kegiatan, pertemuan guru inti, dan sesi umpan balik kepada guru.

Dengan supervisi kunjungan kelas kepala

(5)

13 seberapa tingkat kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh seorang guru. Karena hanya dengan teknik kunjungan kelas kita dapat memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, diantaranya penguasaan materi, ketrampilan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, kemampuan memilih metode pembelajaran serta ketrampilan dalam memilih alat evaluasi yang tepat.

2.2.1 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas

Supervisi kunjungan kelas bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang guru yang disupervisi dalam hal pengelolaan pembelajaran dan selanjutnya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah dalam kelas.

Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas

dilakukan dengan berbagai tiga cara, yaitu dengan: (1) pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberitahu terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau undangan guru yang bersangkutan”.

Agar tujuan kunjungan kelas dapat tercapai maka supervisor hendaknya mempersiapkan instrumen atau catatan-catatan serta alat yang diperlukan untuk memperoleh data atau informasi yang dikehendaki. 1.Kunjungan Kelas tanpa Pemberitahuan terlebih dahulu

(6)

14 kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga dapat menentukan bantuan apa yang diperlukan oleh guru tersebut. Supervisor dapat melihat suasana pembelajaran yang sebenarnya tanpa ada rekayasa. Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan

dapat sebagai shock terapi agar guru dapat

membiasakan untuk mempersiapkan diri sebelum mengajar. Adapun sisi negatifnya antara lain guru akan menjadi gugup karena tiba-tiba didatangi supervisor, bahkan pada umumnya guru merasa terbebani dalam melaksanakan pembelajaran.

2.Kunjungan kelas dengan Pemberitahuan Terlebih Dahulu

Sebelum pelaksanaan kunjungan kelas,

supervisor memberitahukan jadwal kunjungan kepada guru, sehingga para guru tahu kapan akan dikunjungi. Kelebihan dari cara ini diantaranya supervisi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Kekurangan dari cara ini adalah guru dapat memanipulasi kondisi proses belajar mengajar, maksudnya proses belajar mengajar berlangsung tidak seperti kondisi seperti hari –hari biasanya, karena guru mengetahui kalau akan ada supervisi.

3.Kunjungan Kelas atas Permintaan Guru

(7)

15 atas undangan guru sangat jarang terjadi, hal ini dikarenakan belum umum di kalangan guru untuk mengundang supervisor ke kelas.

Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang

proses belajar mengajar secara langsung, baik

menyangkut kelebihan, kekurangan, dan kelemahan- nya. Melalui kunjungan kelas supervisor dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam mengelola proses pembelajaran, dimana didalamnya

mencakup cara mengajar, penggunaan metode,

penggunaan alat peraga dan media pembelajaran, penguasaan materi dan semua unsur pendukungnya.

Teknik supervisi kujungan kelas sudah diakui sebagai salah satu teknik yang tepat dan akurat untuk mendapatkan data serta informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru,namun demikian yang terjadi di lapangan teknik ini masih menjadi momok bagi sebagian besar guru. Guru akan merasa risih, grogi, dan bahkan minder ketika ditunggui oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

(8)

16 2.2.2 Tahap-tahap Kunjungan Kelas

Proses supervisi kunjungan kelas terdiri dari empat tahap, tahapan tersebut menurut Prasojo (2011:103) meliputi tahap persiapan, pengamatan, akhir kunjungan(refleksi dan tindak lanjut).

2.2.2.1Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini supervisor memper-siapkan berbagai hal yang akan dibutuhkan pada waktu pelaksanaan kunjungan kelas atau saat pengamatan.Persiapan ini mencakup antara lain, (1) menentukan waktu atau jadwal kunjungan, (2) me- nentukan sasaran dalam hal ini guru yang akan dikunjungi, (3) menyusun instrumen pengamatan, dan atau data pendukung. Dalam tahapan ini perlu adanya kesepakatan dan kesamaan persepsi antara supervisor dan guru yang akan disupervisi tentang tujuan dari kunjungan kelas dan segala sesuatu yang akan

dibutuhkan dalam supervisi, termasuk memberi

tahukan indikator-indikator yang menjadi obyek

penilaian.

2.2.2.2 Tahap Pengamatan

Dalam tahapan ini setelah guru dan supervisor memasuki kelas dan masing masing menempatkan diri, maka guru menginformasikan kepada siswa tujuan dan maksud kedatangan atau keberadaan supervisor di dalam kelas,sehingga aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan tidak terganggu.

Pada tahap pengamatan, supervisor mengamati

jalannya proses belajar mengajar yang sedang

berlangsung. Selama proses mengamati ini supervisor

(9)

17

mencatat semua yang dilakukan guru selama

pembelajaran berlangsung menggunakan lembar

pengamatan. Supervisor juga diperbolehkan meng- gunakan multi media untuk merekam kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan penggunaan instrumen dan catatan pengamatan serta bantuan media yang lain supervisor dapat memperoleh data selengkap mungkin dari obyek yang sedang diamatai.

2.2.2.3 Tahap Akhir Kunjungan (refleksi dan tindak lanjut)

Dalam akhir kunjungan, supervisor bersama guru mengadakan kesepakatan untuk membicarakan hasil pengamatan proses pembelajaran yang baru berlangsung. Supervisor dan guru bersama-sama

mengamati rekaman proses pembelajaran baik

berdasarkan catatan pengamatan, foto, maupun

rekaman adegan, dan bersama-sama mencatat

kekurangannya dan kelebihan guru selama proses pembelajaran.

Selain itu dalam tahapan ini supervisor dan guru

menentukan tindak lanjut dari hasil supervisi

(10)

18 dan supervisor mendiskusikan. Pada tahap akhir, supervisor bersama-sama guru membuat simpulan atas hasil dari pengamatan pelaksanaan KBM yang baru dilaksanakan.

Supervisi kunjungan kelas yang akan

dilaksanakan dalam penelitian ini berbeda dengan kunjungan kelas yang biasa dilaksanakan oleh kepala sekolah, perbedaan ini terletak pada kegiatan akhir kunjungan. Dimana pada tahap akhir kunjungan guru bersama supervisor mengamati rekaman pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru, kemudian guru

mengevaluasi sendiri apa yang dilaksanakan

menggunakan instrumen yang ada. Hasil evaluasi diri guru dicocokkan dengan hasil pengamatan supervisor, jika terdapat kesamaan persepsi maka langkah

selanjutnya adalah menentukan tindak lanjut

berdasarka kekurangan yang dilakukan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

2.2.3 Kriteria Kunjungan Kelas

Menurut Sudiyono (2011:103) kunjungan kelas yang baik memiliki enam kriteria, yaitu :

(1)Memiliki tujuan tertentu, (2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru, (3) Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif, (4) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina, (5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses pembelajaran, (6) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

(1) Memiliki tujuan tertentu,

(11)

19 kunjungan tersebut supervisor benar-benar fokus pada tujuan.

(2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memper- baiki kemampuan guru.

Seperti apa yang diuraikan dibagian terdahulu bahwa supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru dalam mengembangkan potensinya, kunjungan kelas merupakan salah satu teknik supervisi untuk memberi bantuan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas, sehingga dalam hal ini supervisi kunjungan kelas harus mampu mengungkap segala sesuatu untuk peningkatan kemampuan guru.

(3) Menggunakan instrumen observasi untuk men- dapatkan data yang obyektif. Supervisor senantiasa menggunakan instrumen supervisi pada setiap kegiatan supervisi kunjungan kelas. Instrumen yang digunakan mengacu pada tujuan yang akan dicapai dari kunjungan tersebut.

(4) Terjadi interaksi antara pembina dengan yang dibina Dengan adanya interaksi antara supervisor dan guru menumbuhkan sikap saling pengertian, artinya supervisi kunjungan kelas harus terlaksana dalam suasana saling keterbukaan antara pihak yang disupervisi dalam hal ini guru dan pihak supervisor sehingga tidak menimbulkan rasa takut dan tertekan dari pihak yang disupervisi yaitu guru.

(5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu

proses pembelajaran. Diharapkan pelaksanaan

(12)

20 kegiatan tersebut tidak mengganggu serta tidak mempengaruhi aktivitas guru dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajar- an.

(6) Pelaksanaan kunjungan kelas diikuti dengan program tindak lanjut. Artinya kegiatan supervisi kunjungan kelas tidak akan berarti jika tidak ditindaklanjuti dengan tindakan riil. Wujud dari tindak lanjut tersebut mengacu pada temuan yang berupa kekurangan-kekurangan guru selama melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, tindak lanjut ini harus merupakan upaya ke arah perbaikan kemampuan atau kompetensi guru.

Selain memiliki kriteria, menurut Pidarta (2009:101-103) kunjungan kelas juga memiliki ciri sebagai berikut :

(1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari satu kelas, (6) Dapat meng-intervensi guru dan siswa dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan balikan, (9) Ada tindak lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, supervisi kunjungan kelas bukan sekedar berkunjung untuk melihat sepintas, namun harus ada tujuan atau fokus permasalahan yang akan dibuktikan.

(13)

-21 kan supervisi kunjungan kelas, karena dengan langkah langkah tersebut menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran.

2.3 Kinerja Guru

2.3.1 Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance, yang berarti prestasi kerja

atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang. Kata kinerja merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris, work performance atau job

performance. Dalam bahasa Indonesia kinerja disebut juga prestasi kerja, sehingga kinerja atau prestasi kerja

dapat diartikan sebagai ungkapan pengakuan

kemampuan seseorang yang didasari oleh

pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan motivasi untuk menghasilkan sesuatu.

Pengertian kinerja menurut Mangkunegara

(2004:67) “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan kepadanya.”

Kinerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal, menurut Davis (Mustafa 2013:155) menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (abality) dan faktor motivasi (motivation). Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Keith Davis (Mangkunegara, 2004:67), yang merumuskan bahwa :

(14)

22

*Motivation = Attitude + Situation

*Ability = Knowledge + Skill

Seorang pegawai harus siap secara mental maupun fisik untuk memahami tujuan bekerja dan target kerja yang akan dicapai, serta mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.

Kenyataan di lapangan atau di lingkungan kerja kita, banyak orang yang memiliki kemampuan kerja namun kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi

untuk melakukan sesuatu maka tidak akan

menghasilkan kinerja, demikian pula sebaliknya banyak orang yang memiliki motivasi namun tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan maka juga tidak akan menghasilkan kinerja. Oleh sebab itu seorang pekerja untuk dapat mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi diri untuk berprestasi tinggi, aktif dan kreatif, dan keinginan untuk maju serta berfikiran luas. Penempatan atau pemberian posisi pegawai yang sesuai dengan minat dan keahliannya akan sangat membantu pencapaian kinerja yang maksimal.

Melihat betapa pentingnya peran kinerja untuk kemajuan sebuah institusi, maka peneliti selaku pengawas sekolah mempunyai tanggungjawab untuk mengupayakan peningkatan kinerja guru – gurunya dalam pengelolaan pembelajaran. Salah satu upaya

tersebut dengan cara mengefektifkan supervisi

(15)

23

Pengukuran tingkat kinerja guru dalam

pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan

instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibakukan oleh pemerintah, baik mengenai indikator-indikatornya maupun skornya, sehingga hasil dari pengamatan tersebut dapat menggambarkan kinerja guru yang disupervisi/diamati.

2.3.2 Guru

Guru memiliki banyak arti dan sebutan, ada yang menyebutkan guru adalah pengajar atau pendidik dan di kalangan pesantren guru sama dengan ustadz. Dalam ajaran Jawa istilah Guru adalah digugu lan ditiru, maksudnya Guru adalah sosok dimana setiap ucapannya dipercaya dan dicontoh dari setiap tindakan dan perilakunya.

(16)

24 mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Dari uraian serta pengertian tentang guru di atas dapat digeneralisasikan bahwa guru adalah pendidik profesional dimana tugas utamanya adalah mengajar,

mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan,

menilai, serta mengevaluasi. Guru dalam profesinya adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk merancang program pembelajaran, mengelola kelas dalam hal ini proses pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta melakukan tindak lanjut dari hasil belajar siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai dan tujuan akhir proses pendidikan yaitu mendewasakan peserta didik juga tercapai.

2.3.3 Kinerja Guru

Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja dan pengertian tentang guru yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya maka dapat dinyatakan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di sekolah atau lembaga pendidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta

(17)

25 pengalaman dan motivasi diri, diukur berdasar standar yang sudah ditentukan.

2.3.3.1 Penilaian Kinerja Guru

Saat ini dalam dunia pendidikan kinerja guru menjadi perhatian, karena guru merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan.

Untuk mengetahui sejauh mana kinerja seorang guru maka perlu adanya standar baku tentang kriteria dan standar kinerja. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja guru adalah dengan melakukan penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran dan penentuan kontribusi seorang pegawai

dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawabnya. Dalam konteks guru, penilaian kinerja ini mengukur hasil unjuk kerja yang telah dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya sebagai pengajar sekaligus pendidik. Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157) adalah “Usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai), dan mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja di lingkungan organisasi atau perusahaan”.

(18)

26 merupakan “penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatan.” Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa guru

melaksanakan pekerjaannya secara profesional.

Penilaian Kinerja Guru menjamin bahwa layanan pendidikan yang diberikan guru adalah berkualitas.

Penilaian kinerja guru selain memiliki tujuan juga memiliki manfaat, diantaranya adalah merupa- kan bahan evaluasi diri bagi guru untuk me- ngembangkan potensi dan karirnya, sebagai acuan bagi sekolah untuk merencanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru, dan merupakan dasar untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam rangka pengembangan karir guru sesuai Permenneg PAN & RB No.16/2009.

Dalam penelitian ini penilaian kinerja yang akan dilakukan adalah fokus pada kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di dalam kelas, sehingga teknik yang dianggap tepat adalah dengan menggunakan supervisi kunjungan kelas. Disini jelas bahwa penilaian kinerja dalam penelitian ini berbeda dengan penilaian kinerja guru yang dilaksanakan setiap akhir semester genap dimana didalamnya mencakup empat belas kompetensi.

2.3.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja

(19)

27 guru di sekolah tersebut. Kinerja guru akan sangat mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Malthis dan Jackson,2006 (Mustofa 2013:159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, yaitu “kemampuan, usaha yang dicurahkan,

dan dukungan organisasi atau institusi.”

Faktor kemampuan berhubungan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh karyawan atau guru, sedangkan faktor usaha yang dilakukan oleh seseorang /guru dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki serta motivasi diri, adapun dukungan organisasi dapat berupa pelatihan, ketersediaan fasilitas, pemberian reward bagi karyawan atau guru yang memiliki kinerja baik.

Dari uraian di atas dapat dikelompokkan bahwa faktor yang mempenngaruhi kinerja seseorang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti bakat, kemampuan, Motivasi, dan pendidikan. Adapun faktor dari luar diantaranya iklim kerja, kesejahteraan, dan sistem penghargaan yang ada di organisasi atau sekolah tersebut.

Kinerja seseorang akan meningkat jika ketiga komponen (kemampuan, motivasi, dan dukungan) tersebut ada pada dirinya, sebaliknya jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka sangat mungkin kinerja seseorang akan berkurang.

(20)

28

Sebelum penulis melakukan penelitian ini sudah ada beberapa penelitian yang sejenis dan atau relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, diantaranya:

Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas supervisi akademik kunjungan kelas, pengaruhnya terhadap kinerja guru dan prestasi siswa di SMA Negeri se Kota Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan kompetensi guru akan berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Tri widodo (2014) tentang Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas terhadap peningkatan kinerja guru IPA, hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas berpengaruh positif dalam meningkatkan kinerja guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan dalam perencanaan pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran, hal itu terlihat dalam proses pembelajaran, guru mau menggunakan alat peraga, media pembelajaran, dan metode yang bervariasi.

(21)

29

Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA, ternyata hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolahdan motivasi kerja terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan

Dua dari tiga penelitian di atas menunjukkan bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan kepala sekolah memiliki dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Dalam penelitian Edi Wahyudi, hasil supervisi kunjungan kelas di- manfaatkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja dan kompetensi guru dalam pem- belajaran, sedangkan Tri Widodo dalam simpulannya menyatakan bahwa supervisi kunjungan kelas berdampak positif dalam peningkatan kinerja guru IPA baik secara administratif maupun pengelolaan pembelajaran dalam kelas.

Terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu, cara yang akan dilakukan oleh peneliti dalam supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini berbeda dengan supervisi yang sering dilakukan, perbedaan tersebut terdapat pada tahap akhir kunjungan, yaitu adanya evaluasi diri dari pihak guru yang disupervisi, sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi kunjungan kelas yang akan dilakukan adalah berbasis evaluasi diri guru.

(22)

30

Peneliti melakukan supervisi kunjungan kelas pada guru – guru di SD Negeri 2 Kalimanggis. Supervisi kunjungan kelas dilaksanakan di SD Negeri 2 Kalimanggis karena berdasarkan data hasil penilaian kinerja guru dan hasil supervisi sebelumnya menunjukkan hasil dalam kriteria cukup, sehingga perlu adanya supervisi kunjungan kelas yang terprogram.

Supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan dengan cara pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan disupervisi. Dalam pelaksanaan pengamatan supervisor menggunakan instrumen lembar pengamatan dan merekam kegiatan pembelajaran, pada tahap akhir kunjungan guru bersama supervisor mengamati rekaman kegiatan pembelajaran dan menentukan tindak lanjut. Selain kegiatan pembelajaran dalam supervisi ini juga menilai rencana pembelajaran yang dibuat guru. Setelah pelaksanaan supervisi diharapkan para guru dapat meningkat kinerjanya dalam pengelolaan KBM. Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan materi, penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat peraga dan penggunaan media lainnya dan implikasinya berdampak pada peningkatan prestasi siswa-siswa di SD Negeri 2 Kalimanggis.

(23)

31

Gambar 1. Skema kerangka fikir Penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori seperti diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis

dalam pengelolaan pembelajaran”.

Supervisi Kunjungan Kelas

*Perencanaan

pembelajaran.

*Pelaksanaan

Pembelajaran.

*Koreksi, moti-

vasi, penguatan

dari supervisor

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka fikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, proses pengeboran pada sumur FZH- 10 trayek 12¼” menggunakan sistem sirkulasi lumpur Kla Shield (HPWBM) yang terdapat Ultrahib

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spektral, analisis SHD dan SVD serta pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan penampang seismik untuk mengetahui

Sedangkan yang dilaporkan oleh Kurniawan (2011) pemberian sumber nitrogen KNO3 dengan rasio C/N=10 pada medium mampu menghasilkan aktifitas protease paling tinggi

Pada proses pembelajaran digunakan aspek mengumpulkan data pengamatan yang terdiri dari empat deskriptor yaitu mengajukan hasil analisis sesuai dengan rumusan masalah, melihat

Meskipun tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan MS, studi klinis menunjukkan bahwa penyakit ini dapat diperlambat secara signifikan

Buchimgae atau Jeon adalah jenis kudapan yang dibuat dari kimchi atau makanan laut yang dicampur dengan adonan tepung dan digoreng menjadi seperti

Minat pembelian ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan yang merespons positif terhadap kulitas pelayanan suatu perusahaan bila memenuhi harapan konsumen atau

perkebunan komersial bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat (Arifin, 1989; Padmo, 1994), kaitan antara perkembangan pertanian dengan munculnya kebutuhan tentang pendefinisian