• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bulan Januari 2014 Banyuwangi mengalami Inflasi sebesar 0,59 persen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bulan Januari 2014 Banyuwangi mengalami Inflasi sebesar 0,59 persen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 01/01/3510/Th.I, 3 Pebruari 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI

B

ANYUWANGI

B

ULAN

J

ANUARI

2014

Bulan Januari 2014 Banyuwangi mengalami Inflasi sebesar 0,59 persen

Pada bulan Januari 2014 Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,59 persen, dibawah inflasi Jawa

Timur dan Nasional masing-masing sebesar 1,06 persen dan 1,07 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kediri sebesar 1,28 persen diikuti oleh Jember sebesar 1,24 persen, Surabaya sebesar 1,18 persen, Probolinggo sebesar 0,95 persen, Madiun sebesar 0,85 persen, Sumenep sebesar 0,78 persen, Malang sebesar 0,76 persen dan Banyuwangi sebesar 0,59 persen.

Inflasi Banyuwangi bulan Januari 2014 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 1,46 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,82 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa keuangan sebesar 0,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,1 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,05 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tidak terjadi perubahan harga.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah cabai rawit, bahan bakar rumah, beras, tongkol, bahan pelumas/oli, semen, daging ayam ras, kacang panjang, terong panjang, telur ayam ras, cabe merah, daging sapi, bayam, cumi-cumi, ban luar motor, ikan asin belah, tongkol pindang. Sementara komoditas yang menghambat laju inflasi adalah bawang merah, mernying, nangka muda, lemuru, banyar, dan kentang.

Laju inflasi tahun kalender (Desember 2013-Januari 2014) Banyuwangi sebesar 0,59 persen, sementara Jawa Timur sebesar 1,06 persen dan Nasional sebesar 1,07 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, laju Inflasi tahun kalender 2014 tertinggi terjadi di Kediri sebesar 1,28 persen diikuti oleh Jember sebesar 1,24 persen, Surabaya sebesar 1,18 persen, Probolinggo sebesar 0,95 persen, Madiun sebesar 0,85 persen, Sumenep sebesar 0,78 persen, Malang sebesar 0,76 persen, Banyuwangi sebesar 0,59 persen. Laju inflasi year on year (y-o-y) (Januari 2014 terhadap Januari 2013) Banyuwangi sebesar 7,50 persen,

dibawah inflasi y-o-y Jawa Timur dan Nasional masing-masing sebesar 7,65 persen dan 8,22 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, laju Inflasi y-o-y Januari 2014 tertinggi terjadi di Kediri sebesar 8,89

persen diikuti oleh Probolinggo sebesar 8,54 persen, Malang sebesar 7,85 persen, Jember sebesar 7,73 persen, Surabaya sebesar 7,52 persen, Banyuwangi sebesar 7,50 persen, Madiun sebesar 6,78 persen

dan Sumenep sebesar 6,12 persen.

Dari 82 kota IHK nasional 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen, Tanjung Pinang sebesar 3,60 persen, Sibolga sebesar 3,24 persen, Metro sebesar 2,79 persen dan Meulaboh sebesar 2,67 persen, sedangkan 4 kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,17 persen, diikuti oleh Watampone sebesar 0,15 persen, Meumere sebesar 0,08 persen dan Manokwari sebesar 0,07 persen.

(2)

Gambar 1.

Inflasi Kelompok Pengeluaran Banyuwangi bulan Januari 2014 0,82 0,00 1,46 0,05 0,07 0,10 0,43

Bahan Makanan Mak, Min Jadi

Prmhn, Air, Lstrik, Gas, Bhn Bkr Sandang

Kesehatan Pendidikan

Trnspor, Olah Raga

1. Indeks Harga Konsumen

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

2. Inflasi Banyuwangi

Penghitungan inflasi Jawa Timur didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern. Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Januari 2014 Banyuwangi mengalami inflasi 0,59 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,39 pada bulan Desember 2013 menjadi 111,04 pada bulan Januari 2014.

IHK Januari 2013 IHK Desember 2013 IHK Januari 2014 Inflasi Januari 20141) Andil Inflasi Januari 2014 Tingkat Inflasi Tahun Kalender 2014 Tingkat Inflasi Year on Year 20142) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) UMUM 103,29 110,39 111,04 0,59 0,59 0,59 7,50 1 Bahan Makanan 108,22 125,48 126,51 0,82 0,25 0,82 16,90

2 Makanan Jadi, Minuman,

Rokok, dan Tembakau 104,60 105,71 105,71 0,00 0,00 0,00 1,06 3 Perumahan, Air, Listrik,

Gas, dan Bahan Bakar 100,87 103,88 105,40 1,46 0,25 1,46 4,49

4 Sandang 101,90 103,02 103,07 0,05 0,00 0,05 1,15

5 Kesehatan 100,85 101,39 101,46 0,07 0,00 0,07 0,60

6 Pendidikan, Rekreasi, dan

Olah raga 100,20 100,20 100,30 0,10 0,01 0,10 0,10

7 Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 99,86 107,62 108,08 0,43 0,08 0,43 8,23 1) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013

2) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2014 terhadap IHK bulan Januari 2013

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Januari 2014, Inflasi Tahun Kalender 2014 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

(3)

Inflasi bulan Januari 2014 sebesar 0,59 persen ini dipicu oleh kenaikan harga sebagian besar kelompok pengeluaran, yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar mengalami inflasi sebesar 1,46 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,25 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,82 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,25 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan mengalami inflasi sebesar 0,43 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,08 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,10 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0024 persen, kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan sumbangan inflasi 0,0034 persen.

Komoditas utama dari kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah cabe rawit, beras, tongkol, daging ayam ras, kacang panjang, terong panjang, telur ayam ras, cabe merah, daging sapi, bayam, cumi-cumi. Untuk komoditas sub kelompok sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan kenaikan harga diduga akibat masih tingginya curah hujan yang dapat merusak tanaman dan menurunkan produksinya. Peringatan hari besar Maulid Nabi ternyata mendongkrak harga daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi yang memberi sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen, 0,04 persen dan 0,02 persen. Laju inflasi tersebut dihambat oleh turunnya harga bawang merah, mernying, nangka muda, lemuru, ikan banyar dan kentang.

Kenaikan harga gas elpiji pada bulan Januari 2014 sebesar Rp. 3.950,- kemudian berubah Rp. 1.000,- per kg memberikan sumbangan inflasi subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 3,97 persen. Demikian halnya kenaikan komoditi semen

sebesar Rp. 1.000,- memberikan sumbangan inflasi pada subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,84 persen. Terkereknya inflasi dua subkelompok tersebut memicu inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,46 persen.

Pasca momen hari raya Natal dan Tahun Baru ternyata masih menyisakan kenaikan harga subkelompok sandang anak-anak pada komoditi celana pendek anak-anak yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,22 persen sehingga mendongkrak inflasi kelompok sandang sebesar 0,05 persen.

Kenaikan harga beberapa macam vitamin ternyata menggerakkan inflasi subkelompok obat-obatan sebesar 0,30 persen dan menggoyahkan inflasi kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen. Kenaikan harga obat ini tidak terlepas dari harga bahan baku obat yang sebagian besar masih impor. Apalagi, harga bahan baku impor obat menyumbang sekitar 80% dari harga pokok produksi (HPP) obat.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen yang dipicu oleh kenaikan harga subkelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar 0,51 persen dan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,37 persen. Kenaikan biaya kursus didiga berkaitan dengan kenaikan biaya operasional yang dibutuhkan.

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memberi kontribusi inflasi sebesar 0,43 persen yang dipicu oleh subkelompok Transpor dan Sarana dan Penunjang Transpor masing-masing sebesar 0,53 persen dan 0,57 persen. Pemicu inflasi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan adalah kenaikan harga bahan pelumas/oli, ban luar motor dan tarif angkutan travel.

(4)

No. Komoditi

Sandang 0,0500 0,0034

1 Sandang laki-laki 0,0000 0,0000

2 Sandang wanita 0,0000 0,0000

3 Sandang anak-anak 0,2200 0,0034

4 Barang pribadi dan

sandang lainny a 0,0000 0,0000

Tabel 4.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang bulan Januari 2014 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Komoditi

BAHAN MAKANAN 0,8200 0,2530

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-ny a 1,8200 0,1318

2 Daging dan hasilny a 2,1400 0,0761

3 Ikan Segar -0,7600 -0,0261

4 Ikan Diawetkan 1,1900 0,0150

5 Telur, Susu dan hasilny a 2,1900 0,0411

6 Say ur-say uran 2,5300 0,0534

7 kacang-kacangan 0,0600 0,0018

8 Buah-buahan 0,0000 0,0000

9 Bumbu-bumbuan -0,9600 -0,0443

10 Lemak dan Miny ak 0,2500 0,0042

11 Bahan makanan lainny a 0,0000 0,0000

Tabel 2.

bulan Januari 2014 (%)

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Minuman, Rokok dan Tembakau

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Bahan Makanan

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 0,82 persen atau memberi kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,2530 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 9 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran hasilnya sebesar 2,53 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,06 persen. Deflasi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,96 persen dan sub ikan segar sebesar 0,76 persen.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 1,46 persen atau memberi sumbangan inflasi sebesar 0,2476 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 3,97 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,84 persen.

Sandang

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 0,05 persen atau memberi kontribusi sebesar 0,0034 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami inflasi, yaitu pada sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,22 persen. Sedangkan pada sub kelompok lainnya relative lebih stabil.

No. Komoditi

Perumahan, Air, Listrik, Gas &

Bahan Bakar 1,4600 0,2476

1 Biay a tempat tinggal 0,8400 0,0583 2 Bahan bakar, penerangan dan air 3,9700 0,1893 3 Perlengkapan rumahtangga 0,0000 0,0000 4 Peny elenggaraan rumahtangga 0,0000 0,0000

Tabel 3.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Inflasi Sumbangan

(5)

Kesehatan

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 0,07 persen atau memberi kontribusi sebesar 0,0024 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami inflasi. yakni pada sub kelompok obat-obatan sebesar 0,3 persen. Sementara pada sub kelompok lainnya relatif stabil.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 0,10 persen atau memberi sumbangan 0,0068 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi yakni pada sub kelompok kursus-2/pelatihan sebesar 0,51 persen dan inflasi

terendah terjadi pada sub kelompok

perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,37 persen. .

Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok ini pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi 0,43 persen atau memberi kontribusi inflasi sebesar 0,0815. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi yakni pada sub kelompok transport sebesar 0,53 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0,57 persen.

3. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur

Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Januari

2014, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di

Kediri sebesar 1,28 persen, diikuti oleh Jember sebesar 1,24 persen, Surabaya sebesar 1,18 persen, Probolinggo sebesar 0,95 persen, Madiun sebesar 0,85 persen, Sumenep sebesar 0,78 persen, Malang sebesar 0,76 persen dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,59 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada inflasi di Jawa Timur adalah bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, daging ayam ras, mobil, tomat sayur, tukang bukan mandor, melon, tarip kereta api, beras dan daun pintu.

No. Komoditi Kesehatan 0,0700 0,0024 1 Jasa Kesehatan 0,0000 0,0000 2 Obat-obatan 0,3000 0,0024 3 Jasa Perawatan jasmani 0,0000 0,0000 4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0,0000 0,0000 Tabel 5.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan bulan Januari 2014 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Komoditi

Pendidikan, Rekreasi &

OR 0,1000 0,0068 1 Jasa Pendidikan 0,0000 0,0000 2 Kursus2 / Pelatihan 0,5100 0,0024 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0,3700 0,0044 4 Rekreasi 0,0000 0,0000 5 Olah raga 0,0000 0,0000 Tabel 6.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga

Inflasi Sumbangan

bulzn Januari 2014 (%)

No. Komoditi

Transpor, Komunikasi & Jasa

Keuangan 0,4300 0,0815

1 Transpor 0,5300 0,0724

2 Komunikasi Dan Pengiriman 0,0000 0,0000

3 Sarana dan Penunjang Transpor 0,5700 0,0091

4 Jasa Keuangan 0,0000 0,0000

Tabel 7.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Inflasi Sumbangan bulan Januari 2014 (%)

Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Bulan Januari 2014 0,59 1,24 0,78 1,28 0,76 0,95 0,85 1,18 1,06 Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Banyuwangi Jember

(6)

Gambar 3.

Inflasi y-o-y 8 Kota dan Jawa Timur (Januari 2013 - Januari 2014) 7,65 7,73 7,50 6,12 8,89 7,85 8,54 6,78 7,52

Jbr. Bwi. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. Jatim

Sedangkan penyebab tingginya inflasi di Kota Kediri antara lain dikarenakan naiknya komoditi utama seperti, bahan bakar rumah tangga, mobil, kelapa, kopi manis, semangka, kacang panjang, pisang, tukang bukan mandor, daging ayam ras dan telur ayam ras.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada inflasi di Jawa Timur adalah bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, daging ayam ras, mobil, tomat sayur, tukang bukan mandor, melon, tarip kereta api, beras dan daun pintu. Sedangkan penyebab tingginya inflasi di Kota Kediri antara lain dikarenakan naiknya komoditi utama seperti, bahan bakar rumah tangga, mobil, kelapa, kopi manis, semangka, kacang panjang, pisang, tukang bukan mandor, daging ayam ras dan telur ayam ras.

Dilihat dari inflasi year-on-year (Januari 2014 terhadap Januari 2013), Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 7,65 persen. Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Kediri sebesar 8,89 persen, diikuti Probolinggo sebesar 8,54 persen, Malang sebesar 7.85 persen, Jember sebesar 7.73 persen, Surabaya sebesar 7,52 persen, Banyuwangi sebesar 7,50 persen, dan inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 6,78 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 3.

4. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,25 persen, diikuti Surabaya sebesar 1,18 persen, Bandung sebesar 1,09 persen, Jakarta sebesar 1,05 persen, Yogyakarta sebesar 1,05 persen dan Semarang sebesar 0,90 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

Inflasi y-o-y bulan Januari 2014 pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 8,99 persen, diikuti oleh Jakarta sebesar 7,85 persen, Bandung sebesar 7,75 persen, Yogyakarta sebesar 7,74 persen, Semarang sebesar 7,63 persen, dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 7,52 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Inflasi ibuko ta pro vinsi di P ulau Jawa dan Jawa Timur B ulan Januari 2014

1. 0 5 1. 2 5 1. 0 9 0 . 9 0 1. 0 5 1. 18 1. 0 6

Jakarta Serang B andung Semarang

Yo gyakarta Surabaya Jawa Timur

G a m ba r 5 . Inf la s i Y o Y Ibuk o t a P ro v ins i D i P ula u J a wa da n J a t im ( J a nua ri 2 0 13 - J a nua ri 2 0 14 ) 7.85 8.99 7.75 7.63 7.74 7.52 7.65

Jakarta Serang B andung Semarang

Gambar

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Januari 2014, Inflasi Tahun Kalender 2014 dan Inflasi Year on Year  menurut  Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Gambar 2.  Inflasi Jawa Timur  Bulan Januari 2014 0,59 1,240,78 1,280,760,950,851,18Jatim1,06SbyMadiunProb.MalangKediriSumenepBanyuwangiJember
Gambar 4.  Inflasi ibuko ta pro vinsi di P ulau  Jawa dan           Jawa Timur B ulan Januari  2014

Referensi

Dokumen terkait

Produksi jagung pada tahun 2016 ini apabila dibandingkan dengan target kinerja yang tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Treggalek Tahun 2016 – 2021

1 főre eső nettó jövedelem 1000 lakosra vetített szellemi álláskeresők száma 1000 lakosra számított éttermek, büfék száma 1000 lakosra vetített

kekurangan dan kelebihan, begitupula teknik ARTS.. 1) Teknik ini memiliki struktur yang memudahkan terjadinya interaksi spontan dan alamiah karena kolaborasi guru

Secara singkat bilangan muncul akibat kebutuhan manusia. Bilangan yang pertama kali dikenal adalah bilangan asli. Bilangan ini muncul akibat kebutuhan manusia

Pembangunan Bangunan Dam Parit 1 Paket Kelompok Tani Vois Desa Tunas Muda.. Pembangunan Bangunan Dam Parit 1 Paket Kelompok Jujuk Permai

ini ke dalam seni kriya dengan media kulit sebagai objek penerapan konsep tersebut. Kulit yang digunakan dalam penciptaan karya berupa kulit yang diolah dengan teknik

Mengeksplorasi simbol-simbol yang ditampilkan oleh televisi Metro TV dalam menampilkan pesan dakwah yang disampaikan oleh dua Ulama Islam Indonesia dalam acara Mata

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC