• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rektor: Amalkan Ilmu Melalui KKN-BBM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rektor: Amalkan Ilmu Melalui KKN-BBM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Rektor: Amalkan Ilmu Melalui

KKN-BBM

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, Universitas Airlangga terus berupaya menghadirkan mahasiswa dan dosen ke tengah-tengah masyarakat. Melalui program Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat, mahasiswa diajak untuk belajar merumuskan dan menyelesaikan masalah di tengah publik.

Rektor UNAIR, Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., melepas 2.327 mahasiswa dan 112 dosen pembimbing lapangan (DPL) untuk terjun dalam program KKN-BBM ke-53 UNAIR. Bertempat di Airlangga Convention Center, Senin (11/1), pelepasan KKN-BBM ke-53 UNAIR dihadiri oleh Wakil Rektor III, Direktur Pendidikan, Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M), Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi, dan tamu lainnya.

Para mahasiswa dan dosen tersebut melaksanakan program KKN-BBM reguler di lima daerah, yaitu Surabaya (314 mahasiswa dan 18 DPL), Sampang (481 mahasiswa dan 24 DPL), Probolinggo (494 mahasiswa dan 23 DPL), Bojonegoro (507 mahasiswa dan 23 DPL), dan Nganjuk (495 mahasiswa dan 24 DPL).

Selain itu, ada juga 104 mahasiswa dan 5 DPL yang mengikuti KKN-BBM Tematik Cipta Karya di sepuluh kelurahan yang berada di lima kecamatan di Surabaya, diantaranya Kecamatan Asemrowo, Bubutan, Krembangan, Semampir, dan Simokerto. Diantara para peserta KKN-BBM UNAIR, ada juga 36 mahasiswa asing yang terdiri dari 16 mahasiswa asal Malaysia dan 20 mahasiswa asal Brunei Darussalam.

Dalam sambutannya, Rektor UNAIR mengatakan pada mahasiswa bahwa kegiatan belajar akan lebih optimal apabila disertai praktik dan contoh yang nyata. “Pengetahuan tidak ada gunanya

(2)

apabila tidak disertai amalan atau implementasi. Tunjukkan keunggulan Anda sebagai mahasiswa UNAIR. Keunggulan ini dibuktikan secara logis, sistematis, dan solutif dalam menghadapi masalah di masyarakat,” tutur Prof. Nasih.

Seluruh kelompok peserta KKN-BBM akan melakukan pengabdian masyarakat pada empat bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi produktif, dan lingkungan. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 11 Januari – 6 Februari 2016. Salah satu mahasiswa UNAIR peserta KKN-BBM reguler di Nganjuk, Ganang, menyampaikan bahwa ia dan rekan satu timnya akan mengadakan berbagai program, salah satunya di bidang kesehatan. “Kami akan mengadakan program cuci tangan dan sikat gigi bagi anak-anak usia dini. Hal ini dilakukan agar mereka memiliki kesadaran terhadap perilaku bersih dan sehat,” tutur Ganang.

Nur Izatin Asyiqin, mahasiswa asal Brunei Darussalam, yang melaksanakan KKN-BBM reguler di Nganjuk, bercerita bahwa ia dan rekan satu timnya akan memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada warga sekitar. “Dengan kehadiran kami di sana, saya berharap bisa membantu mereka untuk berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris,” tutur Izatin.

(3)

Para mahasiswa melakukan persiapan sebelum diterjunkan KKN-BBM di Airlangga Convention Center (Foto: UNAIR News)

Cipta karya

Satu hal yang baru dari pelaksanaan KKN-BBM ke-53 UNAIR adalah penyelenggaraan KKN Tematik Cipta Karya yang dilangsungkan di 10 kelurahan di Surabaya. Program KKN Tematik Cipta Karya ini merupakan bentuk kerjasama dari UNAIR dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

Dalam pelaksanaannya, program KKN Tematik Cipta Karya yang pertama kali dilangsungkan oleh UNAIR ini mengajak mahasiswa untuk belajar bersama masyarakat di bidang sanitasi, penyediaan air minum, dan pemukiman.

“Khusus untuk KKN Tematik Cipta Karya, kami baru terapkan di Surabaya tepatnya di sepuluh kelurahan. Sebab, program ini baru sebatas uji coba. Kalau yang di Surabaya ini hasilnya positif, maka program ini akan menyusul ke semua daerah,” tutur Ketua LP4M UNAIR, Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Comm.

(4)

Dalam program KKN Tematik Cipta Karya ini, mahasiswa UNAIR diminta untuk memfasilitasi masyarakat untuk memelihara proyek pekerjaan umum yang telah dikerjakan oleh Kementerian PU dan Pera.

“UNAIR menyediakan mahasiswa dan perangkatnya. Sementara, sasaran programnya adalah proyek-proyek cipta karya yang dibangun di Surabaya. Mahasiswa diminta untuk memfasilitasi bagaimana cara memberdayakan masyarakat, dan memanfaatkan proyek itu secara optimal, termasuk pemeliharaannya,” jelas Prof. Jusuf.

“Mahasiswa tidak berperan pada aspek fisik, tapi mahasiswa diminta untuk memfasilitasi masyarakat untuk membentuk organisasi dalam memelihara proyek cipta karya itu,” imbuh Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR itu. (*)

Penulis: Defrina Sukma Satiti

Melakukan Penelitian dan

Berwirausaha dengan Tumbuhan

UNAIR NEWS – Botani merupakan salah satu cabang ilmu hayati

yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan. Mulai dari anatomi, morfologi, taksonomi tumbuhan, hingga bioteknologi tumbuhan.

Himpunan mahasiswa biologi (Himbio) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR memiliki suatu kelompok studi (KS) yang bernama Botani. KS Botani dibentuk untuk mewadahi minat para mahasiswa Biologi yang memiliki perhatian khusus terhadap tumbuhan. Sebelum bernama KS Botani, kelompok studi ini

(5)

bernama KS Flora.

KS Flora dibentuk pada tahun 1997 oleh pengurus Himbio angkatan 1995. Namun, karena alasan ruang lingkup kegiatan masih sempit, nama Flora diganti menjadi Botani pada 2 Februari 2011.

Komunitas ini memiliki empat divisi. Yakni, divisi hubungan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, penelitian, dan kewirausahaan. Di bidang penelitian, KS Botani aktif melakukan pendataan tumbuh-tumbuhan di lingkungan FST dan kampus C UNAIR. Sedangkan di bidang kewirausahaan, komunitas ini menjual koleksi terarium (model tanaman hias di wadah yang tembus pandang) dan herbarium (tumbuhan yang diawetkan). Koleksi terarium dan herbarium tak sulit untuk dirawat. Tumbuhan cukup disiram dengan air dalam frekuensi yang tak sebentar.

Salah satu program KS Botani yang sedang berjalan adalah penataan green house di FST UNAIR. Rencananya, green house digunakan sebagai ruangan untuk menyimpan koleksi tanaman milik botani. (*)

Penulis: Warta UNAIR

Mahasiswa S2 Biologi Ingin

Gagas Taman Kreasi Warga

UNAIR NEWS – Pada 2015 lalu, M. Hamzah Solim dan

kawan-kawannya melakukan kerja sosial di bidang lingkungan. Mereka tergabung dalam Tim Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI) / Biology Young Researcher Community (BYRC).

(6)

Bentuk kegiatan itu adalah menggairahkan partisipasi warga untuk memelihara tanaman bunga dan rempah-rempah. Tujuannya, menciptakan kawasan yang cantik sekaligus menggerakkan roda ekonomi berbasis rumah tangga. Sebab, tanaman bunga yang sudah beranjak besar, dapat dijual dengan harga yang layak. Waktu itu, lingkup kerja mereka adalah sejumlah lokasi di Medan, Sumatera Utara.

“Bibit bunga ditanam di botol air mineral bekas. Ditaruh di tembok-tembok luar sisi-sisi gang atau lokasi strategis lain. Lalu, dirawat selama hitungan bulan tertentu. Nah, di masa perawatan dan pemeliharaan, kami selalu melakukan monitoring. Supaya, usaha yang sudah dilakukan bisa lebih maksimal. Kami tidak lepas tangan,” kata M. Hamzah Solim.

Tahun ini, Hamzam berencana melakukan hal serupa di Surabaya. Mahasiswa S2 Biologi Kultur Jaringan Fakutas Sains dan Teknologi itu mengungkapkan, langkah pertama yang akan dilakukannya adalah membentuk tim. Bisa dari kalangan mahasiswa biologi maupun masyarakat umum. Dia sudah melakukan pendekatan pada kawan-kawannya. Baik sesama mahasiswa maupun dari kalangan lainnya.

“Mudah-mudahan, dalam waktu dekat tim bisa terbentuk. Untuk perencanaan, relatif tidak lama. asalkan semua kompak. Setelahnya, akan langsung dieksekusi,” papar penerima beasiswa LPDP tersebut.

Dia menjelaskan, untuk merealisasikan gagasan ini, diperlukan koordinasi dengan warga melalui RT/RW setempat. Juga, dibutuhkan sponsorship sebagai pendukung kegiatan. Maka itu, nantinya semua anggota tim diharapkan pro aktif dalam peran masing-masing.

“Selagi melakukan tahap pembentukan tim, saya juga mulai melakukan pendekatan pada warga. Sebagai langkah awal, kawasan Surabaya Timur yang akan dijadikan sasaran. Namun, tidak menutup kemungkinan meluas ke daerah-daerah lain,” ujarnya.

(7)

(*)

Penulis: Rio F. Rachman

Ajak

Mahasiswa

Asing

Promosikan UNAIR di Negara

Asal

UNAIR NEWS – Program kelas internasional atau yang lebih

dikenal dengan istilah Academic Mobility Exchange for

Undergraduate at Airlangga (AMERTA) angkatan ke-3 telah usai.

Sekitar 30 mahasiswa asing dan 60 mahasiswa UNAIR mengikuti serangkaian acara perpisahan yang digelar di ruang 301 Gedung Kahuripan, Jumat (9/1).

Program kerjasama antara Direktorat Pendidikan dengan International Office and Partnership (IOP) tersebut digelar selama satu semester. Kedua pihak terkait memberikan beasiswa kepada peserta sebanyak Rp. 1,5 juta tiap bulan. Selain itu, para peserta diberikan kesempatan untuk mengambil beragam mata kuliah. Misalnya, cyber culture, cyber law, hukum adat,

tropical medicine dan bahasa Indonesia.

“Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil minimal tiga mata kuliah plus pelajaran bahasa Indonesia,” jelas Dewi Sartika, M.Ed., selaku manajer kelas internasional IOP.

Program yang akan terus berlanjut ini diharapkan mampu membawa nama UNAIR semakin terkenal di kancah internasional. Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM menuturkan harapan besarnya kepada seluruh mahasiswa asing yang mengikuti program AMERTA.

(8)

“Saya berharap kalian bisa mengenalkan UNAIR dan bercerita berbagai pengalaman kalian kepada keluarga, teman dan civitas di kampus kalian masing-masing,” ujaranya.

Salah satu peserta program asal Filipina bernama Djerilee mengaku sangat senang bisa belajar di Indonesia. “Saya bersyukur bisa belajar di Indonesia meski hanya satu semester. Saya bisa dapat banyak teman dan pengalaman,” kata dia.

Senada dengan Djerilee, Siti Wardah asal Brunei Darussalam mengatakan, banyak pengalaman saya meramu berbagai macam jamu yang ada di Indonesia. “Di Indonesia ini saya belajar banyak hal, utamanya mengenai jamu. Saya juga sempat berkunjung ke Sumenep Madura untuk belajar jamu langsung dari keturunan raja di sana,” jelasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan

Lawan

Mahasiswa

Tingkat

Akhir, Maba Sabet Juara Esai

Satria Airlangga tak hentinya menorehkan prestasi yang membanggakan. Meskipun masih terhitung sebagai Mahasiswa Baru (Maba), tim esai dari Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR berhasil memboyong juara dalam ajang “Happysmart Competition with Happyfresh” yang diadakan oleh Happyfresh di wisma Jerman pada 28 November 2015. Kompetisi esai tingkat perguruan tinggi se-regional Surabaya ini mengangkat tema tentang solusi untuk permasalah kota Surabaya.

“Di kompetisi ini, kami satu-satunya tim yang anggotanya maba semua. Peserta lain rata-rata semester tujuh dan semester akhir. Jadi waktu masuk ruangan, sudah kelihatan kalau kami

(9)

masih maba. Tapi kami tetap percaya diri,” ujar Bayu Mahardika yang juga ketua tim esai.

Melalui esainya yang berjudul “IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal”, Bayu bersama empat rekannya, Galih Priambodo, Anas Nur Fadhilah, Nanik Nadyni, dan Sintya Tifani Sari, merancang program sanitasi dengan menanggulangi limbah yang mencemari sungai Surabaya. Terutama, tinja yang langsung dibuang ke sungai. Melalui program ini, kotoran yang menumpuk diolah dengan cara bertahap sehingga berubah menjadi wujud air. Baru kemudian dialirkan ke sungai sehingga mengurangi pencemaran.

Dalam mempersiapkan programnya, Bayu dan tim melakukan survey dan mengumpulkan data tentang pengolahan air di Surabaya. Mereka menyusuri sungai Surabaya dan menghimpun data dari kantor PDAM Surabaya. Setelah menganalisis data bersama tim, mereka menemukan IPAL Komunal sebagai solusi atas sanitasi sungai Surabaya. (has/nui).

“Jejakku”, Aplikasi tentang

Perjalanan Wisata

Geliat dunia pariwisata Indonesia kian tampak. Hal ini bisa kita lihat dari beredarnya film-film dan acara-acara televisi bertema petualangan dan wisata, maupun artikel dan video perjalanan wisata yang kesemuanya merupakan respon terhadap minat masyarakat akan pariwisata. Menyadari potensi di bidang pariwisata Indonesia cukup menjanjikan, bisnis di bidang trip

organizer atau biro wisata pun tumbuh subur. Mengiringi

tumbuhnya bisnis pariwisata, media promosi pariwisata pun turut berkembang, salah satunya melalui pengembangan aplikasi

(10)

pada gadget.

Mendukung geliat pariwisata Indonesia, Ahimsa Afrizal, alumnus program studi Sistem Informasi (SI) UNAIR angkatan tahun 2009, membuat inovasi berupa aplikasi yang diberi nama “Jejakku.” Aplikasi ini menyediakan informasi trip dan servis trip bagi para penggunanya. Jejakku ini dibuat sekaligus sebagai

marketplace bagi trip organizer. Fitur-fitur yang disediakan

antara lain Info Wisata, Info Event, Berbagi Kisah, Sharing, Challenges, Request Trip, dan Store.

Keunikan dari aplikasi ini adalah adanya fitur Challenges atau tantangan. Melalu tantangan ini, pengembang ingin membantu mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan dan sosial di sekitar area wisata. Tantangan yang diberikan misalnya memungut sampah, penghijauan, dan pemberian edukasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan kerjasama dengan Trash Hero Indonesia untuk kegiatan pemungutan sampah, dan Komunitas 1000 Guru untuk kegiatan edukasi. Pelancong yang berhasil memenangkan tantangan akan mendapatkan diskon perjalanan wisata.

“Dengan adanya aplikasi ini, baik trip organizer, masyarakat maupun traveler, semua mendapatkan keuntungan. Trip organizer bisa mempromosikan jasanya, traveler dimudahkan untuk menemukan tempat wisata impian, dan masyarakat yang ada di daerah sekitar wisata juga memperoleh keuntungan setelah diadakannya tantangan sosial pada trip tersebut,” papar Ahimsa.

Lokasi trip yang disediakan pada aplikasi yang dirancang oleh Ahimsa dan lima rekannya ini masih mencakup pariwisata di Jawa dan Flores. Target yang ingin dicapai pada akhir tahun ini minimal 20 provinsi di Indonesia dapat tergabung dalam aplikasinya.

“Saat ini lokasi trip masih mencakup daerah Jawa dan Flores pulau komodo, akhir tahun ini kita akan membuka minimal 20

(11)

trip pada 20 provinsi di Indonesia serta kami bekerjasama dengan 200 trip organizer untuk seluruh wilayah Indonesia,” papar Ahimsa.

Aplikasi yang dikerjakan sejak tahun 2013 dan launching pada 2015 ini, sudah diinstall oleh 5.000 lebih pengguna melalui layanan Google Play Store. Jejakku masuk ke dalam tiga aplikasi terbaik pada ajang kompetisi aplikasi sosiopreneur NEXTDEV 2015. Ke depan, layanan yang menghubungkan pelancong dan trip organizer serta masyarakat sekitar tempat wisata ini juga akan dikembangkan untuk bisa diakses melalui web.

Pengalaman kurang menyenangkan ketika menyalurkan hobi

traveling-nya, seperti lingkungan wisata yang rusak dan kotor,

menginspirasi Ahimsa untuk membuat sebuah inovasi. Berbekal keahlian di bidang teknologi informasi, ia ingin membantu masyarakat di sekitar area wisata dengan cara mempromosikan daerah tersebut sekaligus mendorong kontribusi positif para

traveler melalui tantangan sosial.

Lahirnya aplikasi Jejakku ini juga berawal dari sebuah ambisi untuk menorehkan prestasi bagi jurusan SI UNAIR yang terbilang baru. Prodi SI UNAIR baru didirikan pada tahun 2000 untuk program D3, dan tahun 2008 baru dibuka program S1-nya. Sebagai mahasiswa pada prodi baru, Ahimsa ingin menunjukkan eksistensi prodinya melalui prestasi-prestasi. Dengan programnya yang diberi nama Indonesian Space Explorer, pada tahun 2013 Ahimsa dan tim SI UNAIR melenggang menjadi finalis pada INAICTA dan Cakrawala Award tingkat Surabaya.

“ S a a t i t u a m b i s i k a m i m e n g a l a h k a n I T S . K a m i i n g i n mempersembahkan prestasi untuk SI UNAIR. Belum terbesit kata bisnis saat itu,” ungkap Google Student Ambassador 2012 ini.

(12)

Rumah Topi, Usaha Kreatif

Mahasiswa Unair

Iqbal Rahmanuel, awalnya iseng mencari topi yang modelnya tidak umum, seperti topi pelukis dan topi komando. Ternyata topi tersebut sulit untuk ditemukan, termasuk di internet. Padahal, di beberapa grup atau forum banyak juga orang yang mencari topi pelukis dan komando seperti dirinya. Semenjak itu mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR angkatan 2012 ini merasa bahwa peluang bisnis topi terbuka lebar.

Iqbal memilih Rumah Topi menjadi brand bisnisnya, agar mudah masuk halaman depan Google saat ada yang memasukkan kata kunci “topi” atau “rumah topi”di mesin pencari. Nama ini juga menjadi do’a agar bisnis topi miliknya menjadi pusat topi di Indonesia. Melalui laman rumahtopi.com, calon pembeli bisa dengan mudah memilih model topi yang diinginkan dan melakukan pemesanan.

Rumah Topi diklaim sebagai toko topi online terbesar di Indonesia, yang menawarkan sekitar 25 jenis topi, seperti topi komando, flatcap, topi hip-hop, dan lainnya dengan lebih dari seratus model yang berbeda. Model-model tersebut tersedia untuk pria, wanita, maupun anak – anak. Topi-topi yang ditawarkan di rumah topi tidak semuanya produk Iqbal, ada juga yang impor dari luar negeri. Untuk topi yang diproduksi sendiri, Iqbal bekerjasama dengan pengrajin topi. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 180 ribu. Konsumen rumah topi tersebar di seluruh Indonesia, bahkan banyak juga peminat dari negara tetangga tetapi belum bisa dilayaninya karena belum dibuat sistem pengiriman ke luar negeri.

Pemuda kelahiran 2 September 1993 ini memulai usaha topinya pada Maret 2012 dengan modal awal sebesar Rp 5 juta. Kini

(13)

keuntungan yang didapat mencapai Rp 20 juta perbulan. Selain mempromosikan produknya melalui laman toko online, Iqbal juga mempromosikannya pada forum jual beli online dan media sosial. Tahun ini ia pun telah membuka toko offline di Pasar Kreatif Surabaya, Jl. Kapas Krampung No. 45, Surabaya.

Selain usaha topi, Iqbal juga memiliki dua usaha lain, yaitu kemasan dengan brand Raja Tas Kertas dan es krim Creamel. Kuliah sambil berbisnis dijalani Iqbal dengan penuh semangat. Ia menuturkan bahwa tidak ada kendala yang berarti untuk menjalankan dua aktivitas sekaligus asal punya prioritas.

“Sudah dijadwal dengan baik, waktunya kuliah ya harus kuliah karena itu kewajiban kita sebagai mahasiswa. Toh kuliah enak tidak seperti sekolah, kita bisa milih sendiri jadwal kuliahnya agar tidak berbenturan dengan kegiatan lain seperti bisnis,” ungkapnya.

Kesuksesan Iqbal dalam dunia bisnis menjadikan kedua orang tuanya bangga, dan hal itu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Iqbal. “Bisa membuat orang tua bangga itu sudah lebih dari cukup. Bisnis ini asyik, saya bisa mengaplikasikan ilmu manajemen yang saya dapat di kuliah secara langsung,” pungkasnya. (kyd/ind)

Ayo,

Jangan

Ragu

Berkomunitas!

Dalam salah satu sesi penjurian Stand Up Comedy yang diadakan di TV swasta, Raditya Dika menyarankan pada salah satu peserta, “Tetaplah berkomunitas, di sana ada sangat banyak pelajaran,”

(14)

Ya, berkomunitas, berorganisasi, dan berkumpul dengan kawan-kawan yang punya kesamaan visi atau misi, pasti membuka w a w a s a n b a r u . T e r l e b i h , b i l a j u m l a h k a w a n d i komunitas/organisasi/perkumpulan itu banyak. Tentu, bakal ada banyak pula peluang menambah pengetahuan.

Berikut sejumlah manfaat dari kegemaran positif tersebut.

1. Menjadi ajang silaturahmi. Dengan terus menjaga tali

silaturahmi, kebersamaan makin terjaga. Rasa persaudaraan terasah. Imbasnya, peluang frustrasi bakal menurun. Kebahagiaan lebih mudah didapat karena kita yakin: kita tidak hidup sendiri.

Di sisi lain, kita dapat mulai memikirkan tentang apa saja yang dapat dilakukan secara bersama-sama. Khususnya, menjalankan pekerjaan yang memiliki nilai tambah di kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan, terdapat proyek atau ide produktif yang bisa dilakukan bareng dan bakal memberi keuntungan.

2. Gudang ilmu. Berkumpul dengan kawan-kawan pasti menciptakan

interaksi sosial. Interaksi tersebut tak jarang membahas sesuatu yang bermanfaat. Memang, kadang ada juga yang kumpul-kumpul sekadar untuk ketawa-ketiwi. Hal yang seperti itu hendaknya kita hindari.

Sayang, kalau berkumpul sekadar buat bersenda gurau. Jatuhnya, jadi seperti sekelompok anak kecil. Maka itu, ajang pertemuan di komunitas/organisasi/perkumpulan mesti membawa nilai positif. Upayakan terjadi transfer ilmu di dalamnya. Kalau bukan kita yang berbagi pengetahuan, biarkan kawan-kawan kita yang menebarkan wawasan.

3. Belajar menerima perbedaan. Di dalam sebuah perkumpulan,

perbedaan merupakan keniscayaan. Di sana adalah miniatur dunia secara umum. Ingat, kawan-kawan, dunia terbentuk oleh banyak perbedaan. Nah, yang jadi masalah adalah bagaimana kita menyikapinya.

(15)

Bila di satu lingkup kecil kita sudah dapat menerima pihak-pihak yang berpendapat tak sama, di lingkup yang lebih besar kita pasti lebih sanggup bersikap bijak. Orang yang kaku dan tidak mau menerima perbedaan akan cenderung memaksakan pendapat. Kalau jadi pemimpin, dia akan otoriter atau diktator. Dan itu sudah bukan zamannya lagi.

4 . M e n g a s a h j i w a k e p e m i m p i n a n . U m u m n y a , s e b u a h

komunitas/organisasi/perkumpulan memiliki pemimpin. Baik yang sifatnya pucuk tertinggi, maupun pemimpin seksi-seksi tertentu. Kadang kala, ada pula kegiatan yang butuh kepanitiaan dan koordinasi. Di sini jiwa kepemimpinan terasah. Apalagi, bila roda kepemimpinan memang tersistem untuk dijalankan bergilir. Jadi, semua anggota, mau tidak mau, akan mencicipi kursi kepemimpinan itu.

Komunitas/organisasi/perkumpulan mengajarkan kita untuk cermat dalam mengelola potensi (SDM maupun non-SDM). Lihatlah para pemimpin Indonesia dan dunia selama ini. Mereka pasti berangkat dari komunitas/organisasi/perkumpulan yang telah sukses mengantarkan mereka menjadi pribadi yang hebat.

5. Jaringan Informasi. Di era modern seperti sekarang ini,

informasi menjadi sangat penting. Bahkan, beberapa literatur menyebutkan, informasi sudah menjelma komoditas yang diperebutkan. Tanpa informasi yang memadai, seseorang akan sulit menggapai cita-cita, mencari pekerjaan, dan mendapatkan apapun yang diinginkan.

Dengan berkumpul bersama banyak orang, sumber informasi tak akan terputus. Keberadaan orang-orang di sekeliling juga turut memperkuat jaringan.

Jaringan yang luas bakal memudahkan kita dalam menempuh kehidupan di masa datang. Misalnya, informasi tentang lowongan pekerjaan yang kita sukai, kadang datang dari mereka yang “bisik-bisik” di jaringan kita sendiri. Maka itu, jangan pernah remehkan jaringan informasi.

(16)

6. Jalan pelancar jodoh. Mungkin sebagian orang menganggap ini

klise. Namun, cobalah lihat sekeliling. Pasti, ada banyak kawan, saudara, dosen, dan kerabat yang memiliki pasangan dari komunitas/organisasi/perkumpulan yang sama.

Kesamaan visi atau misi menjadi salah satu sebab kenapa mereka berjodoh. Namun, bisa jadi pula, semua berkutat pada falsafah lawas: tresna jalaran saka kulina. Entahlah…

Yang jelas, bagi mereka yang masih jomblo, berkumpul dengan kawan-kawan yang punya kesamaan pandangan bukanlah ide buruk. Dan bisa jadi, di tempat itu jodoh dapat diraih. Tapi ingat, bagaimanapun juga, meski memiliki persamaan, antar manusia juga memiliki banyak perbedaan. Seperti yang dijelaskan pada poin nomor 3, kita mesti lihai menyikapi perbedaan yang ada. Akhirul kalam, selamat berkomunitas!

Awardee

LPDP

Unair:

Menguatkan Hubungan Melalui

Kopdar

SURABAYA – Di lingkup Universitas Airlangga (Unair), terdapat lebih dari 20 mahasiswa yang menempuh studi dengan status penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Dalam Negeri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Mereka tersebar di seluruh fakultas yang ada di kampus ini. Ada yang menempuh program magister, profesi dokter spesialis, dan doktoral. Ada yang melalui jalur afirmasi, ada pula yang lewat jalur reguler.

(17)

awardee LPDP berupaya memberi sumbangsih nyata di masyarakat. Program kongkret tersebut kerap dirumuskan melalui pertemuan atau Kopi Darat (Kopdar) secara kontinyu.

“Kami sudah beberapa kali melaksanakan Kopdar. Pertama, pada 17 Oktiber. Kedua, pada 6 November. Ketiga dan terakhir, pada Minggu 6 Desember lalu di Gazebo Fakultas Psikologi. Dalam waktu dekat, sesudah UAS, pertemuaan akan kami laksanakan kembali,” tutur Koordinator Awardee LPDP Unair Muhammad Hamzah Solim.

Dia memastikan, Kopdar yang dilakukan bukan sekadar acara kongkow dan cangkrukan. Lebih dari itu, dilaksanakan diskusi untuk menjalankan sejumlah gagasan yang sifatnya sosial dan penyuluhan.

Sebagai misal, dalam Kopdar yang lalu (6/12), para awardee sepakat untuk mendukung pengadaan Scholarship Corner. Mereka siap turut “menghidupkan” tempat jujukan informasi beasiswa tersebut.

“Rencananya, di Unair akan ada Scholarship Corner. Nah, untuk merealisasikannya, kami siap diajak tukar pikiran dengan pihak kampus. Kami juga berkenan menjadi bagian dari pengurus di sana dengan bersinergi bersama mahasiswa yang lain,” tegas Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi tersebut.

Para awardee berencana membuat sebuah buku yang berisi catatan dan kisah inspiratif semua penerima beasiswa LPDP di Unair. Saat ini, buku tersebut sudah masuk dalam proses pengumpulan materi. Mudah-mudahan, awal tahun depan kumpulan cerita itu dapat diterbitkan. Mereka berharap, buku itu bisa menjadi sarana berbagi cerita dan bermanfaat bagi para pembacanya. Kegiatan Kopdar yang rutin digelar ini pasti akan meningkatkan rasa persaudaraan antara para penerima beasiswa. Pertemuan semacam ini juga ajang perkenalan. “Kami berasal dari angkatan PK (Program Kepemimpinan atau Persiapan Keberangkatan) yang berbeda. Jadi, tidak semua pernah bertatap muka. Acara Kopdar

(18)

pasti membuaat kami lebih akrab,” tambahnya.

Selama ini, awardee LPDP Unair selalu berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh awardee LPDP East Java (Jawa Timur). Misalnya, ikut melakukan sosialisasi beasiswa di kampus-kampus maupun pameran pendidikan. Kegiatan itu sudah dilaksanakan selama dua tahun belakangan ini.

Selain sosialisasi di Surabaya, awardee LPDP East Java sudah pernah berkunjung ke Madura, Malang, Kediri, Jombang, Madiun, dan lain sebagainya. Awardee LPDP East Java terdiri dari mahasiswa penerima beasiswa di kampus-kampus negeri Jawa Timur. Antara lain, ITS, Unair, Universitas Negeri Surabaya, UIN Sunan Ampel, dan Universitas Brawijaya.

Referensi

Dokumen terkait

1 Rehab Bendung Kali Wiyoko 2 Rehab Talud Bendung Wareng 3 Rehab Talud Bendung Simo 4 Rehab Saluran Gedaren. 5 Rehab Talud Bendung Ngrapah 6 Rehab

Secara umum, untuk masalah dengan ukuran panjang individu yang kecil (pada penyelesaian kasus Onemax-20 dan Fungsi De Jong F2), GA lebih baik dari BMDA dalam hal jumlah iterasi

Hasil simulasi pola aliran annular terhadap pengaruh kecepatan superfisial udara (JG) dengan JL = 1 m/s, pada saat t = 0,1 detik, serta skala warna dan koordinat ... Hasil

Rumah kayu panggung sangat respon terhadap iklim tropis karena berusaha untuk menyiasati iklim lingkungan dengan pengangkatan lantai untuk mengurangi kelembaban yang

Mahasiswa yang telah berstatus aktif harus menyusun rencana studi menyangkut matakuliah yang akan diprogramkan dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik

(1) Serah terima arsip statis sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c merupakan proses akhir dari kegiatan akuisisi arsip statis terkait dengan peralihan

Menimbang bahwa berdasarkan bukti yang berupa Berita Acara Rekapitulasi Perhitungan Suara Panitia Pemungutan Suara Untuk Pemilihan Umum Anggota DPRD

Selain peluang yang sangat besar untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang kedokteran di Indonesia, namun saat ini masih banyak pula hambatan yang dihadapi