MENGHITUNG
MENGHITUNG
DINDING PENAHAN TANAH
DINDING PENAHAN TANAH
P
P AS
ASANGAN BATU KALI
ANGAN BATU KALI
Tulisan ini diangkat kembali dengan peragaan software Tulisan ini diangkat kembali dengan peragaan software
untuk membantu praktisi dalam memahami untuk membantu praktisi dalam memahami
aspek-aspek yang perlu diperhatikan aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam mendesain. dalam mendesain.
www.arnidaambar.com
www.arnidaambar.com
Menghitung Dinding Penahan Tanah 2 Software peraga DPT Ver 1.2 oleh :
Geoteknik Plus!
Penerbitan Buku dan Software Geoteknik. E-mail : geoteknikplus@plasa.com
Penyusun Tutorial : Hanggoro Tri Cahyo Arnida Ambar Cahyati
Tutorial dan software ini akan terus disempurnakan, kami mohon kesediaan Anda untuk ikut mengoreksi dan menambahkan materi berdasarkan pengalaman Anda
dalam mendesain maupun melaksanakannya. Kirimkan pertanyaan dan tanggapan Anda
ke e-mail : arnidaambar@plasa.com
KONVERSI SATUAN Satuan gaya 1 kg = 9.81 N Satuan berat volume 1 gr/cm3 = 1 t/m3= 9.81 kN/m3
γ air = 9.81 kN/m3
Satuan tekanan atau tegangan 1 kg/cm2= 98.1 kPa = 98.1 kN/m2= 10 t/m2
1 MPa = 1 N/mm2 = 9.81 kg/cm2 1 Pa = 1 N/m2
FUNGSI DIN DING PENAHAN TANAH
Sesuai fungsinya untuk menahan gerakan tanah ke samping dengan memanfaatkan berat struktur pasangan batu kali, dinding penahan tanah pasangan batu kali seringkali digunakan untuk melandaikan tebing agar tidak begitu curam, menahan timbunan tanah pada oprit pada jembatan, ataupun sebagai dinding untuk normalisasi sungai. Gambar berikut akan mengilustrasikan penggunaan dinding penahan tanah pasangan batu kali yang sering digunakan.
Gambar 1. Aplikasi dinding penahan tanah.
galian
timbunan
timbunan
galian
Menghitung Dinding Penahan Tanah 4
TIP S MENDESAIN
Beberapa hal yang perlu dipahami benar sebelum mendesain agar perhitungan menghasilkan desain yang aman, mudah dilaksanakan dan ekonomis adalah :
a. Perhitungan tegangan tanah tidak dapat diharapkan menjadi lebih akurat daripada nilai parameter tanah (γ ,ϕ, dan c) yang telah diasumsikan untuk mendesain, sehingga dalam pengambilan nilai parameter perlu pertimbangan yang baik dari nilai yang tersedia dari laporan penyelidikan tanah.
b. Kondisi tanah saat mendesain dapat berubah secara nyata dan nilai parameter tanah yang telah diasumsikan dalam desain juga dapat berubah seiring dengan waktu.
c. Dalam praktek hampir semua bahan urugan berupa material kasar sehingga diasumsikan parameter kohesi tanah urugan (c) = 0.
d. Untuk menjaga kondisi tanah urugan cukup kering (menjaga nilai γ , ϕ yang digunakan dalam desain) dengan memaksa tekanan hidrosatis tidak melewati garis bidang longsor Rankine, maka diperlukan adanya sistem drainase pada dinding penahan tanah. Sistem drainase yang biasa digunakan adalah pipa drain diameter 1¼ inci dengan jarak pemasangan arah horisontal dan vertikal 90-120 cm.
e. Tanah urugan lebih baik jika berupa tanah pasir/pasir berkrikil yang bersifat mudah menyerap air untuk dibuang melalui pipa drain dengan maksimum butir halus 5%. Jika digunakan tanah urug yang berasal dari tanah asli lempug kepasiran/silt maka perlu pemasangan filter pada sisi dalam dinding penahan tanah.
Gambar 2. Bidang lonsor Rankine
Bidang Longsor
45 +ϕ /2 Pipa drain Filter
Hal yang terutama membuat dinding penahan tanah menjadi tidak ekonomis adalah estimasi beban diatas tanah yang over-estimate, tidak adanya penyelidikan tanah yang memadahi serta asumsi tinggi muka air tanah (m.a.t) yang berlebihan untuk mengantispasi resapan air hujan dalam desain.
Ilustrasi berikut akan menjelaskan sejauh mana m.a.t akan berpengaruh dalam desain.
Gambar 3. Tekanan pada dinding penahan pada kondisi kering/basah dan pada kondisi jenuh air.
Jika nilai γ sat ≈ 2.γ w, maka perbandingan Pa pada saat jenuh dengan Pa pada saat
kering/basah (Pasat /Padry) menjadi γ w /γ ( 1 + 1/ka ).
Diberikan nilai γ w=9.81 KN/m3, γ =18.9 KN/m3 dan ϕ=32°.
Maka ka = tg2 (45°-ϕ /2) = 0.307 dan Pasat /Padry= 2.2
Sehingga gaya yang bekerja di belakang dinding penahan saat jenuh dapat menjadi 2.2 kali dari keadaan keringnya.
Tekanan Tanah
Aktif
Urugan tanah dalam kedaan kering atau basah,γ Tekanan Tanah Aktif Tekanan Hidrostatis
Urugan tanah dalam kedaan jenuh air,γ sat
Padry= ½.ka.H2.
Menghitung Dinding Penahan Tanah 6
LANGKAH PERHITUNGANNYA
Gambar 4. Diagram tekanan yang bekerja di belakang dinding W1 W3 W2 W5 W4 W6 O A r% ϕ1, γ 1, c=0 ϕ2,γ 2 q B2 B1 B1 B 25 cm H H1 H2 Tanah Urug Pasir Urug 5 cm Pas. Batu Kosong
Pas. Batu kali γ =22 kN/m3 Pa5 Pa4 Pa2 Pa1 Pa3 50 cm r% q.ka γ 1.H1.kaγ 1’.H2.ka γ w.H2 Tanah Urug
GAYA AKTIF YANG BEKERJA DI BELAKANG DINDING
1. DATA UNTUK PERHI TUNGAN
Pasangan Batu Kali [ pc : pasir = 1 : 4 ] Kemiringan dinding [r] minimum 5%.
Lebar dinding penahan bagian atas [B2]= _____ m ≥ 0.3 m. Tinggi dinding penahan [H] = _____ m.
Tegangan tekan ijin [σtekan] = 1500 kN/m2, Teg. tarik ijin [σtarik] = 300 kN/m2
Tegangan geser ijin [ τ ] = 150 kN/m2. Tanah :
Elevasi m.a.t [H1] = ____ m.
Sudut geser tanah urug [ϕ1] = _____ ° Berat volume tanah urug [γ 1]= _____ kN/m3. Kohesi tanah asli [c2] = ____ kPa
Sudut geser tanah asli [ϕ2] = _____ °
1. DATA UNTUK PERHI TUNGAN
Pasangan Batu Kali [ pc : pasir = 1 : 4 ] Kemiringan dinding [r] minimum 5%.
Lebar dinding penahan bagian atas [B2]= _____ m ≥ 0.3 m. Tinggi dinding penahan [H] = _____ m.
Tegangan tekan ijin [σtekan] = 1500 kN/m2, Teg. tarik ijin [σtarik] = 300 kN/m2
Tegangan geser ijin [ τ ] = 150 kN/m2. Tanah :
Elevasi m.a.t [H1] = ____ m.
Sudut geser tanah urug [ϕ1] = _____ ° Berat volume tanah urug [γ 1]= _____ kN/m3. Kohesi tanah asli [c2] = ____ kPa
Sudut geser tanah asli [ϕ2] = _____ °
Berat volume tanah asli [γ 2] = _____ kN/m3.
Beban yang Bekerja :
Beban terbagi rata [q] = ______ kN/m2. Asumsi desain:
Pasangan batu kosong hanya digunakan untuk lantai kerja dengan proses pengerjaan sebagai berikut,
1. Isilah galian lantai kerja tersebut dengan pasir urug terlebih dahulu, kemudian pasanglah batu kali diatasnya.
2. Tumbuk batu tersebut dengan pemadat, agar mencapai kepadatan yang baik tambahkan air secukupnya.
3. Bila ada batu-batu yang ambles (masuk kedalam tanah), tambahkan batu kembali hingga permukaannya rata.
4. Masukan pasir lagi kemudian genangi hingga jenuh.
5. Bila air masuk diantara sela-sela batu, tambahkan pasir dan siram lagi hingga layak untuk digunakan sebagai lantai kerja.
2. TIN JAUAN STABILITA S TERHADAP GAYA-GAYA EKSTERNAL
(Tinjauan per 1 meter panjang dinding penahan tanah)Tekanan Tanah Aktif Berdasarkan Teori Rankine
Koefisien tekanan tanah aktif [ka] = tg2 (45° -
ϕ
1 /2) Berat volume air [γ w] = 9.81 kN/m3H2 = H – H1
Menghitung Dinding Penahan Tanah 8
Pa3 = ½.H22.(γ 1-γ w).ka Pa4 = ½.H22.γ w
Pa5 = q.ka.H
Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5
Berat Sendiri Pasangan Batu Kali dan Tanah Urug Teori Rankine B1 = H.r W1 = W3 = ½.B1.H.γ pas W2 = B2.H.γ pas W4 = (H2.r).H1.γ 1 W5 = ½. (H2.r).H2.(γ 1-γ w) W6 = ½ (B1 – H2.r).H1.γ 1 W = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 + W6
Stabilitas Guling Terhadap Titik A
B = 2.B1 + B2
Untuk desain awal, Lancellotta (1995) menyarankan nilai B pada interval 0.3-0.4H sedangkan Suryolelono (1993) menyarankan nilai B pada interval 0.5-0.7H.
Momen Aktif [Ma] = (1/3 .H1+H2) Pa1 + (½.H2) Pa2 + (1/3.H2) Pa3 + (1/3.H2) Pa4
+ (½.H) Pa5
Momen Pasif [Mp] = (2/3.B1) W1 + (B1+½.B2) W2 + (B1+B2+1/3.B1) W3
+ (B-½(H2.r)) W4 + (B-1/3(H2.r)) W5
+ (B1+B2+2/3(B1-H2.r)) W6
Stabilitas Terhadap Geser
Angka Keamanan Geser [SFGeser] = (c2.B + W.tg (2/3.
ϕ
2)) / Pa ≥ 1.5Tekanan tanah pasif tidak diperhitungkan.
Stabilitas Terhadap Kapasitas Dukung Tanah [σσult] dan Penurunan
Jika H1 ≤ H maka m.a.t tepat di atas atau di dasar dinding penahan tanah.
σult = ½.(γ 2-γ w).B.Nγ + c2.Nc
Jika H1 > H dan (H1-H) < B maka m.a.t di bawah dinding penahan tanah. σult = ½.[ 1/B [ γ 2.( H1-H)+(γ 2-γ w).(B-(H1-H)) ]].B.Nγ + c2.Nc
Jika H1 > H dan (H1-H) > B maka m.a.t tidak berpengaruh pada σult. σult = ½.γ 2.B.Nγ + c2.Nc
dengan faktor kapasitas dukung Terzaghi, Nq = eπ.tgϕ2.t g2(45+ϕ
2
/2), π = 22/7 Nγ = (Nq - 1) tg 1.4ϕ2
Nc = (Nq - 1)/tgϕ2
Eksentrisitas terhadap titik O,
(½.B2+B1-(H2.r)/3) W5 + (½.B2+B1-½.(H2.r)) W4
e = + (½.B2+2/3(B1-H2.r)) W6– Ma W
Menghitung Dinding Penahan Tanah 10
Angka Keamanan Kapasitas Dukung [SFKap.] = σult / σterjadi ≥ 2
Jika pada lapisan tanah ditemukan lapisan kompresibel, maka diperlukan perhitungan penurunan konsolidasi yang dasarnya sama dengan perhitungan penurunan konsolidasi untuk pondasi plat menerus (continuous footing).
Stabilitas Keseluruhan ( Overall Stability)
Pengecekan stabilitas keseluruhan dapat menggunakan perhitungan stabilitas lereng.
3. TINJ AUAN STABILI TAS TERHADAP GAYA-GAYA I NTERNAL
Untuk mutu bahan pasangan batu kali [ pc : pasir = 1 : 4 ], Tegangan tekan ijin [σtekan] = 1500 kN/m2
Teg. tarik ijin [σtarik] = 300 kN/m2 Tegangan geser ijin [ τ ] = 150 kN/m2.
Jika tegangan yang terjadi pada dinding penahan tanah melebihi tegangan ijin untuk bahan pasangan batu kali maka akan terjadi retak-retak / deformasi pada dinding penahan tanah.
Pengecekan stabilitas internal untuk z = ¼ .H
Untuk mencari nilai Ma, Pa dan W pada pengecekan z = ¼.H sama seperti langkah diatas. Hanya mengubah nilai H menjadi z sehingga untuk persamaan di bawah ini nilai H = z.
H2 = H – H1.
Chek Terhadap Tegangan Tarik dan Tekan Ijin :
Momen Aktif [Ma] = (1/3 .H1+H2) Pa1 + (½.H2) Pa2 + (1/3.H2) Pa3
+ (1/3.H2) Pa4 + (½.H) Pa5
Berat sendiri dinding penahan tanah [W] B1 = H.r W1 = W3 = ½.B1.H.γ pas W2 = B2.H.γ pas W4 = (H2.r).H1.γ 1 W5 = ½. (H2.r).H2.(γ 1-γ w) W6 = ½ (B1 – H2.r).H1.γ 1 W = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 + W6
Eksentrisitas terhadap titik O,
(½.B2+B1-(H2.r)/3) W5 + (½.B2+B1-½.(H2.r)) W4
e = + (½.B2+2/3(B1-H2.r)) W6– Ma
W B = 2.B1 + B2
σmax = W/B ( 1 + 6.|e|/B ) ≤ σtekan
σmin = W/B ( 1 - 6.|e|/B ) ≤ σtarik
z = ¼.H
z O
Menghitung Dinding Penahan Tanah 12
Chek Terhadap Tegangan Geser Ijin : Tekanan tanah aktif [Pa]
Pa1 = ½.H12.γ 1.ka Pa2 = H1.γ 1.ka.H2 Pa3 = ½.H22.(γ 1-γ w).ka Pa4 = ½.H22.γ w Pa5 = q.ka.H Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5 τ = 2/3 (Pa /B) ≤ τ
Pengecekan stabilitas internal hingga z = H
Langkah perhitungan sama dengan pengecekan untuk stabilitas internal pada z = ¼.H diatas, hanya mengganti nilai z-nya saja.
Daftar P ustaka
Teng, Wayne C., 1979, Foundation Design, Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi.
Suryolelono, K.B, 2000, Geosintetik Geoteknik, Nafiri, Yogyakarta. Suryolelono, K.B, 1993, Teknik Fondasi Bagian 1 , Nafiri, Yogyakarta.
Lancellotta, R., 1995, Geotechnical Engineering , A.A.Balkema, Rotterdam. Karnawati, D., 2001, Tanah Longsor di I ndonesia ; Penyebab dan Upaya
Mitigasinya, Studium Generale Pencegahan dan Penanganan Bahaya Tanah Longsor, KMTS UGM, Yogyakarta.