R
R
a
a
n
n
c
c
a
a
n
n
g
g
a
a
n
n
A
A
k
k
h
h
i
i
r
r
R
R
e
e
n
n
c
c
a
a
n
n
a
a
K
K
e
e
r
r
j
j
a
a
(
(
R
R
e
e
n
n
j
j
a
a
)
)
T
T
A
A
.
.
2
2
0
0
1
1
6
6
D
D
i
i
n
n
a
a
s
s
B
B
i
i
n
n
a
a
M
M
a
a
r
r
g
g
a
a
d
d
a
a
n
n
T
T
a
a
t
t
a
a
R
R
u
u
a
a
n
n
g
g
P
P
r
r
o
o
v
v
i
i
n
n
s
s
i
i
B
B
a
a
n
n
t
t
e
e
n
n
BAPPEDA PROVINSI
BANTEN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat Rahmat‐Nya, Alhamdulillah Rancangan Akhir Rencana Kerja SKPD (RENJA‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 dapat tersusun sesuai jadwal yang ditetapkan dengan mengacu pada visi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten yaitu
“TERWUJUDNYA SISTEM JARINGAN JALAN YANG ANDAL DAN TERPADU BERBASIS PENATAAN RUANG YANG BERKELANJUTAN”.
Rancangan Akhir Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten tahun 2012–2017 dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 yang dilaksanakan dalam periode tahunan. Oleh karena itu, keselarasan dan sinergitas substansi serta target pembangunan antara ketiga dokumen tersebut harus berartikulasi dan saling mendukung. Semoga dokumen Rancangan Akhir Rencana Kerja SKPD (RENJA‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 ini dapat mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten. Serang, Juni 2015 KEPALA DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN Ir. WIDODO HADI, SP NIP. 19570307 198303 1 010
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I‐1 1.2. Landasan Hukum I‐2 1.3. Maksud dan Tujuan I‐3 1.4. Sistematika Penulisan I‐4 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten II‐1 2.2. Analisa Kinerja Pelayanan SKPD II‐13 2.3. Isu‐Isu Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi II‐13 2.4. Review Terhadap Rancangan RKPD II‐28 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan dari Kabupaten/Kota II‐28 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional III‐1 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD III‐3 3.3. Program dan Kegiatan III‐4 BAB IV PENUTUP 4.1. Kaidah Pelaksanaan IV‐1BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengukuran Kinerja TA. 2014... II‐2 Tabel 2.2 Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Tahun
Anggaran 2014 ... II‐12 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Provinsi Banten ... II‐15 Tabel 2.4 Pertumbuhan Kendaraan di Provinsi Banten... II‐16 Tabel 2.5 Kondisi Dimensi Jalan Provinsi Tahun 2014 ... II‐17 Tabel 2.6 Kondisi Perkerasan Jalan Provinsi Tahun 2014 ... II‐18 Tabel 2.7 Daftar Jalan Provinsi yang terjadi pelanggaran batas MST ... II‐20 Tabel 2.8 Review Rancangan RKPD Tahun 2016... II‐29 Tabel 2.9 Usulan Program dan Kegiatan Kabupaten/ Kota ... II‐35 Tabel 3.1 Tujuan dan Sasaran Tahun 2016 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten ... III‐3 Tabel 3.2 Program dan Kegiatan Tahun 2016 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten ... III‐5 Tabel 3.3 Usulan Pagu Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2016 Dinas Bina
Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten ... III‐9 Tabel 3.4 Rencana Program dan Kegiatan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 ... III‐12
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
iv
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penetapan Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta perangkat peraturan perundangan penjabarannya, merupakan pedoman pelaksanaan perencanaan pembangunan yang lebih terintegrasi, sinkron dan sinergis baik antar daerah, antar ruang, antar waktu maupun antar fungsi pemerintahan daerah.
Terkait dengan kewajiban Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten sebagai salah satu perangkat daerah (SKPD) yaitu untuk menyusun rencana kerja sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di daerah, baik untuk jangka menengah (lima tahunan) maupun jangka pendek (tahunan).
Sejalan dengan amanat undang‐undang dimaksud diatas, maka kewajiban Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kedepan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya serta sebagai bentuk implementasi pelaksanaan amanat UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 23 Tahun 2014.
Penyusunan Rancangan Awal Renja Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 ini merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 yang definitif.
Penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 adalah perencanaan jangka pendek Dinas Bina Marga dan Tata Ruang sebagai penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten tahun 2012–2017 dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 yang merupakan penjabaran perencanaan jangka menengah (RPJMD Tahun 2012 – 2017) sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD Tahun 2005 ‐ 2025) dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010‐ 2030. Hal ini dapat digambarkan dalam bagan 1.1. Hubungan Sinkronisasi Perencanaan & Penganggaran Pusat Dan Daerah Dalam Kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Dengan demikian, maka pada dasarnya perencanaan jangka pendek Dinas Bina Marga dan Tata Ruang merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah dalam urusan Pekerjaan Umum (Bidang Bina Marga) dan urusan Penataan Ruang untuk waktu 1 (satu) tahun yang selanjutnya disebut Rencana Kerja SKPD (Renja‐ SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016.
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 2
1.2. LANDASAN HUKUM
Rancangan awal Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 disusun berlandaskan pada peraturan perundang‐ undangan sebagai berikut:
1. Undang‐undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang‐undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang‐undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang‐undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang‐undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
7. Undang‐undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005‐2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang‐undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung;
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015‐2019;
14. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011‐2025;
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 3 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 631/KPTS/M/2009, tentang Penetapan Ruas – Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional; 17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 567/KPTS/M/2010, tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional;
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Nomor 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor 1 (JKP‐1)
19. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 4);
20. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005‐2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);
21. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010‐2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 32);
22. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 41). 23. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten;
24. Peraturan Gubernur Banten No. 12 Tahun 2012 Tanggal 23 Agustus 2012 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Provinsi Banten;
25. Peraturan Gubernur Banten No. 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah;
26. Keputusan Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Nomor. 600/SK.129/DBT/2012, Tanggal 11 September 2012 tentang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2012‐2017. 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1. Maksud Penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 dimaksudkan untuk memberikan pedoman, arahan dan acuan bagi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten beserta jajarannya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 4 urusan Bina Marga dan urusan Penataan Ruang di Provinsi Banten pada tahun 2016 yang dilaksanakan secara terpadu, sinergis dan berkesinambungan.
1.3.2. Tujuan
Dengan demikian penyusunan Penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 ditujukan untuk :
1. Menetapkan prioritas pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan serta prioritas Pembangunan Bidang Penataan Ruang yang mendesak untuk dilaksanakan pada tahun 2016;
2. Menetapkan rencana kerja yang dijabarkan dalam program dan kegiatan prioritas disertai dengan indikasi pagu anggarannya yang akan dilaksanakan pada tahun 2016.
Mengacu pada maksud dan tujuan tersebut, maka Rencana Kerja SKPD (Renja‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 mempunyai fungsi pokok sebagai berikut:
1. Menjadi acuan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten beserta jajarannya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam urusan Pekerjaan Umum (bidang Bina Marga) dan urusan Penataan Ruang di Provinsi Banten pada tahun 2016;
2. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA‐SKPD) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016;
3. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA‐P) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016;
4. Sebagai acuan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016. 1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan. Landasan hukum, serta sistematika penyajian.
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n‐2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n‐1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun‐tahun sebelumnya. Review hasil evaluasi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu, dan realisasi
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 5 Renstra SKPD mengacu pada hasil laporan kinerja tahunan SKPD dan/atau realisasi APBD untuk SKPD yang bersangkutan, Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Isu‐isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD, Review terhadap Rancangan Awal RKPD, Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi‐asosiasi, perguruan tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepada SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Bab ini menguraikan tentang Telaahan terhadap kebijakan
nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu‐isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD, Program dan Kegiatan.
BAB IV PENUTUP
Berisikan uraian penutup, berupa:
a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Kaidah‐kaidah pelaksanaan.
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 I ‐ 6 Bagan 1.1. Hubungan Sinkronisasi Perencanaan & Penganggaran Pusat Dan Daerah Dalam Kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 1
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU
Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Tahun 2016 ini merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten tahun 2012–2017 dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 yang dilaksanakan dalam periode tahunan. Oleh karena itu, keselarasan dan sinergitas substansi serta target pembangunan antara ketiga dokumen tersebut harus berartikulasi dan saling mendukung. Untuk menjaga keselarasan dan sinergitas tersebut, maka target‐ target pencapaian pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 merupakan target yang telah diskenariokan dalam rangka mencapai target‐target pembangunan dalam jangka menengah.
Kegiatan evaluasi kinerja pada dasarnya dapat dipandang dari dua fungsi utamanya yakni: (1) bagi keperluan ”eksternal pemerintah”, menjadikan evaluasi sebagai sarana pertanggungjawaban pemerintah atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama ini. Esensi capaian kinerja tersebut merujuk kepada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis telah dicapai. (2) bagi keperluan ”internal pemerintah”, menjadikan evaluasi sebagai sarana monitoring pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah bagi upaya‐upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja pemerintah dapat ditingkatkan dimasa mendatang secara berkelanjutan.
Dalam penyusunan dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2016, ukuran keberhasilan kinerja program dan kegiatan yang dilaksanakan melalui pendekatan / metodologi pengukuran sesuai Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi.
2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN
2.1.1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan Capaian Kinerja Kegiatan
Pada tahun 2014 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten mempunyai 38 (tiga puluh delapan) kegiatan Belanja Langsung dan 1 (satu) kegiatan Belanja Tidak Langsung dan semuanya sudah direalisasikan.
Berdasarkan pada Matriks Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2014 maka dapat diketahui bahwa Tingkat Pencapaian Target (Rencana Tingkat Capaian) dari Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten pada Tahun 2014 dilihat dari masing‐masing Indikator Kinerja Kegiatan atau realisasi fisik per kegiatan adalah 31.87%.
Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pencapaian target dari masing‐ masing kelompok kinerja kegiatan dapat dilihat dalam format Pengukuran Kinerja sebagaimana terlampir format 2.1.
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 2
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG TAHUN ANGGARAN : 2014
1 2 3 4 5 6
1 Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
- Prosentase jaringan jalan provinsi dalam kondisi 82,00% 1. 30,79
- Pembangunan Jalan Wilayah Utara - Pelebaran Jalan Wilayah Utara - Rehabilitasi Berkala Jalan Provinsi - Normalisasi Bahu Jalan
2. 43,90
- Pembangunan Jalan Wilayah Selatan - Pelebaran Jalan Wilayah Selatan - Rehabilitasi Berkala Jalan - Normalisasi Bahu Jalan
90,00% 3. 29,42
- Pembangunan Jembatan - Pelebaran Jembatan - Peningkatan Jembatan
4. 98,27
- Pemeliharaan Rutin Jalan
- Clearing Area Pelebaran Jalan (Pembersihan dan Pembongkaran) - Pemeliharaan Rutin Jembatan
5. 99,97
- Pemeliharaan Jalan Provinsi - Pemeliharaan Jembatan Provinsi
6. 58,47
- Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
7. 81,32
- Pembangunan T urap/Talud/Bronjong
FORMULIR PENGUKURAN KINERJA
Menyediakan infrastruktur jalan yang handal dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa.
TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Pembangunan TPT,Talud dan Bronjong Prosentase panjang jembatan provinsi dalam kondisi
mantap (%)
Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Selatan Pembangunan Jalan Wilayah Utara
Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-Gorong Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Utara Pembangunan Jalan Wilayah Selatan
Pembangunan jembatan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 3 8. 23,62
- Pembebasan Lahan untuk Jalan
- Penyusunan Data Pendukung Pengadaan Lahan
9. 24,01
- Penyusunan DED Jalan
- Penyusunan DED Persimpangan Sebidang - Penyusunan DED Jembatan
- Penyusunan Simplified Design - Penyusunan DED Pada Daerah Longsoran - Penyusunan Perencanaan Pengadaan lahan - Analisa Harga Satuan Dasar Bidang Jalan dan Jembatan - Penilaian Uji Laik Fungsi Jalan Provinsi Banten di WKP I, WKP II
dan WKP III.
- Updating Kondisi Jalan dan Jembatan Provinsi Banten di WKP I, WKP II dan WKP III.
10. 12,68
- Pengawasan Pembangunan Jalan - Pengawasan Pembangunan Jembatan
- Pengawasan Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong - Pengawasan Pembangunan TPT/Talud/Bronjong
11. 67,84
- Pengujian Bahan Kualitas Bahan - Pemeliharaan Alat-alat Ukur Pengujian - Pengadaan Alat-alat Ukur
12. 84,82
- Pengadaan Peralatan dan Bahan Kebinamargaan Wilayah Utara - Pengadaan Vibrating Roller Kap. Min 3,7 Ton
- Pengadaan Cold Miling Machine Pengadaan Asphalt Finisher Pengadaan Hydraulic Breaker Pengadaan Truck Craen Kap. 6Ton
Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Roda Tiga Pengadaan Rambu Lalu Lintas
Pengadaan Cold Mix Pengadaan Aspal Bakar Pengadaan Aspal Emulsi
Pengadaan Peralatan dan Bahan-Bahan Kebinamargaan Wilayah Utara
Pengadaan alat-alat ukur kebinamargaan dan Pengujian Kualitas Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Pengadaan Lahan Kebinamargaan
Pengawasan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 4 13. 83,34
- Pengadaan Vibrating Roller Kapasitas 8 T on - Pengadaan Vibrating Roller Kapasitas 4 T on - Pengadaan Genset Kapasitas 150 Kva
Pengadaan Kawat Bronjong
Pengadaan Mini Excavator Kapasitas min 4ton+extra Bucket Vibrating Roller Combine min 3.64ton
Hydraulic Power Pack Compressor Jack Hammer Grass Cutter
Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Roda Tiga dan UPR Chainsaw
Box Culvert 2000x2000 Box Culvert 1000x1000
14. Pembangunan Jalan Prioritas Tahun Jamak 15,05 - Pembangunan Jalan Prioritas Tahun Jamak (Perda No.2 Tahun
2012)
15, Pendataan Leger Jalan 76,41
- Pendataan Leger Jalan Provinsi
16. 84,74
- Pengelolaan Perijinan Bidang Bina Marga Pada Tahun 2014 - Pengendalian Pemanfaatan Tanah Bidang Bina Marga
17. 72,97
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Utara
18. 98,14
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Selatan
2 4,67% 19, 98,40
- Meningkatnya Perencanaan Ruang Kawasan
- Pemantapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Bendungan Sindang Heula Kabupaten Serang
- Meningkatnya kesesuaian pemanfaatan ruang dan kualitas
pengendalian pemanfaatan ruan
-Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Banten Waterfront City
- Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi PLTU Suralaya Cilegon
- Rapat Koordinasi RT R Kawasan Strategis Provinsi PLT U Suralaya Kota Cilegon dalam rangka penyusunan Raperda
- Rapat Koordinasi RT R Kawasan Strategis Provinsi Bendungan Sindang Heula Kabupaten Serang dalam rangka penyusunan RKA
Penataan Ruang Wilayah dan Kawasan
Optimalisasi Pengelolaan Perijinan Bidang Bina Marga dan Tata
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Utara Pengadaan Peralatan dan Bahan-Bahan Kebinamargaan Wilayah Selatan
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Selatan
Jumlah Rasio Rencana Kawasan Strategis yang Tersusun (%)
Penataan dan Pemanfaatan Ruang
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 5 20, 98,05
- Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Pertumbuhan Ekonomi ( Banten waterfront City di Kota Serang dan Kawasan Wisata Tanjung Lesung - Panimbang di Kabupaten Pandeglang )
- Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya ( Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang dan Kawasan Masyarakat Adat baduy di kabupaten - Fasilitasi Forum Komunikasi Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah ( BKPRD ) Provinsi Banten
- Rapat Koordinasi Pengendalian Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Banten
- Studi Banding Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Kota Lama Di Kota Semarang Provinsi Jawa T engah
Bimbingan T eknis Implementasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Provinsi Banten
Bimbingan T eknis Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan di Provinsi Banten
Rapat Koordinasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Industri di Provinsi Banten
Rapat Koordinasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Banjir di Provinsi Banten
Konsinyering Pengaturan Perijinan dan Sanksi Administratif Sebagai Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3 100% 21, Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset 59,24
- - Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan, Neraca dan Aset
- Sosialisasi Penyusunan e-SPT PNS DBMTR Bimtek/Workshop Penyusunan Neraca Asset SKPD
22, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 82,69 - Penyusunan Program dan Anggaran Dinas Bina Marga dan T ata
Ruang Provinsi banten
- Penyusunan Laporan Kinerja pada Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
- Evaluasi Capaian Renja Dinas Bina Marga dan T ata Ruang Provinsi Banten Tahun 2013
- Pengendalian Program, kegiatan dan Anggaran Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
- Fasilitasi Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis & Rapat Kerja Bidang Bina Marga dan Penataan Ruang
- Kajian Teknis Bidang Ke-Binamargaan Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan organisasi,
perencanaan serta pengelolaan keuangan yang akuntabel
Rasio dokumen Penatausahaan, Pengendalian dan Evaluasi Laporan Keuangan dan Rasio dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 6
4 100% 23, Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 74,04
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Mewujudkan Sarana, Prasarana Perkantoran yang memadai 100% 24, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 83,81 - Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
100% 25, Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran 80,42 - Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran
Rasio pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha dan administrasi kepegawaian
100% 26, 95,74
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara
27, 53,35
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 28,
96,26 - Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
29,
89,79 - Pemeliharaan sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana
Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara
30, 97,19
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi
31, 93,49
- Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 32,
88,57 - Konsinyering Insentif dan Disinsentif sebagai Instrumen
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
33, 89,43
- Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta
pelayanan T ata Usaha dan Kerumahtanggaan Rasio Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi di Dalam dan keluar daerah
Rasio Pembangunan, Pengadaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Pelaksana T eknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Pelaksana T eknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pembinaan Jasa Konstruksi
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pembinaan Jasa Konstruksi
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara
Peningkatan Sarana, Prasarana Pekantoran dan Kapasitas Aparatur
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 7 34, 93,75
- Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran
35, Pembinaan Jasa Konstruksi 98,99 - Desiminasi dan Sosialisasi SPM Bidang Sipil
- Rapat Tim Pembina Jasa Konstruksi Kab/Kota se-Provinsi Banten - Pembekalan dan sertifikasi PJBU Jasa Konstruksi
- Fasilitasi Forum Jasa Konstruksi Daerah Provinsi Banten - Pengendalian Kinerja Badan Usaha Jasa Konstruksi di Lingkungan
DBMTR
- Pengembangan Media Jasa Konstruksi Daerah
36, Penyelenggaraan Bimbingan Teknis 88,97 - Bimbingan Sistem Manajemen K3 Konstruksi (SMK3K)
- Bimbingan Teknis dan Praktek Lapangan Pekerja Konstruksi - Sertifikasi Bagi Operator Alat Berat
- Bimbingan Teknis Hukum Kontrak - Bimbingan Teknis Pengukuran Tanah
- Penyusunan Petunjuk Teknis Pembinaan Jasa Konstruksi
5 Ketersediaan Data dan Informasi Pembangunan 100% 37. Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan 97,47 - Meningkatnya pelayanan data dan informasi pembangunan
kebinamargaan dalam menunjang pelayanan publik
-Updating Buku Data dan Informasi Bidang Bina Marga dan Tata Ruang
- Fasilitasi dan Modul Materi Pameran Pembangunan Provinsi Banten
- Updating Website
38, Penyusunan Data Teknis Bidang Kebinamargaan 91,78 - Survey Lalu Lintas Harian Rata - Rata (LHR)
- Analisis Harga Satuan Jadi Bidang Kebinamargaan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Pembinaan Jasa Konstruksi
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 8 2.1.2. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan Realisasi Keuangan Pengukuran kinerja keuangan disebut juga realisasi pencapaian keuangan yaitu mengukur tingkat realisasi capaian keuangan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2014 yang didasarkan kepada 3 (tiga) aspek keuangan yaitu : 1. PENDAPATAN; 2. BELANJA LANGSUNG (BL); 3. BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL); 1. PENDAPATAN
Target Pendapatan/Retribusi untuk Tahun 2014 adalah Rp. 671.265.000,00 dicapai sebesar Rp. 403.157.250,00 atau dicapai sebesar 60.06% dari target. Dengan demikian, secara umum dapat disebutkan bahwa pencapaian Pendapatan mendapat skala penilaian “Cukup Baik”;
2. BELANJA LANGSUNG
Realisasi Belanja Langsung mendapat skala penilaian “Kurang” dimana realisasi Belanja Langsung (APBD‐Perubahan) untuk Tahun 2014 adalah Rp. 382.531.502.385,00 atau dicapai sebesar 31.41% dari target/pagu yaitu Rp Rp. 1.217.802.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
1 Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset dianggarkan sebesar Rp.450.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.266.601.500,00 atau 59.24%.
2 Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dianggarkan sebesar Rp.1.259.200.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.041.219.000,00 atau 82.69%.
3 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor sebesar Rp.3.062.500.000,00 terealisasi sebesar Rp.2.267.483.440,00 atau 74.04%.
4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor dianggarkan sebesar Rp.1.400.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 1.173.406.500,00 atau 83.81%.
5 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran dianggarkan sebesar Rp.5.553.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.4.465.568.884,00 atau 80.42%.
6 Pembinaan Jasa Konstruksi dianggarkan sebesar Rp.1.950.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.930.361.870,00 atau 98.99%.
7 Penyelenggaraan Bimbingan Teknis dianggarkan sebesar
Rp.1.500.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.334.511.550,00 atau 88.97%.
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 9 8 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp.1.315.139.500,00 terealisasi sebesar Rp.1.259.140.500,00 atau 95.74%.
9 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.881.772.750,00 terealisasi sebesar Rp.470.455.150,00 atau 53.35%.
10 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pembinaan Jasa Konstruksi dianggarkan sebesar Rp.150.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 144.385.000,00 atau 96.26%.
11 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp.300.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.269.357.200,00 atau 89.79%.
12 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.576.280.000,00 terealisasi sebesar Rp.560.111.050,00 atau 97.19%.
13 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pembinaan Jasa Konstruksi dianggarkan sebesar Rp.80.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.74.794.000,00 atau 93.49%.
14 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp.500.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.442.861.627,00 atau 88.57%.
15 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.471.500.000,00 terealisasi sebesar Rp. 421.640.301,00 atau 89.43%.
16 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Pembinaan Jasa Konstruksi dianggarkan sebesar Rp.240.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.225.004.658,00 atau 93.75%.
17 Pembangunan Jalan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp. 113.879.547.000,00 terealisasi sebesar Rp. 35.061.182.550,00 atau 30.79%.
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 10
18 Pembangunan Jalan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.70.042.033.000,00 terealisasi sebesar Rp. 30.746.439.750,00 atau 43.90%.
19 Pembangunan Jembatan dianggarkan sebesar Rp.22.872.588.000,00 terealisasi sebesar Rp. 6.728.392.219,00 atau 29.42%.
20 Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Utara dianggarkan
sebesar Rp.44.111.500.000,00 terealisasi sebesar
Rp.43.350.478.650,00 atau 98.27%.
21 Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.37.183.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.37.171.553.400,00 atau 99.97%.
22 Pembangunan Saluran Drainase/Gorong‐gorong dianggarkan sebesar Rp. 12.000.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 7.016.614.376,00 atau 58.47%.
23 Pembangunan TPT, Talud dan Bronjong dianggarkan sebesar Rp.7.000.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.5.692.276.779,00 atau 81.32%.
24 Pengadaan Lahan Kebinamargaan Rp.519.087.862.750,00 terealisasi sebesar Rp.122.601.365.881,00 atau 23.62%.
25 Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan dianggarkan sebesar Rp. 6.430.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 1.543.712.000,00 atau 24.01%.
26 Pengawasan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kebinamargaan dianggarkan sebesar Rp.12.227.500.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.550.297.400,00 atau 12.68%.
27 Pengadaan Alat‐alat ukur Kebinamargaan dan Pengujian Kualitas Bahan dianggarkan sebesar Rp.867.900.000,00 terealisasi sebesar Rp.588.805.200,00 atau 67.84%.
28 Pengadaan Peralatan dan Bahan‐bahan Kebinamargaan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp.11.659.515.500,00 terealisasi sebesar Rp.9.889.633.000,00 atau 84.82%.
29 Pengadaan Peralatan dan Bahan‐bahan Kebinamargaan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.9.495.340.000,00 terealisasi sebesar Rp.7.913.660.000,00 atau 83.34%.
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 11
30 Pembangunan Jalan Prioritas Tahun Jamak dianggarkan sebesar Rp.322.435.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.48.532.734.250,00 atau 15.05%.
31 Pendataan Leger Jalan dianggarkan sebesar Rp.1.000.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.764.055.800,00 atau 76.41%. 32 Optimalisasi Pengelolaan Perijinan Bidang Bina Marga dan Tata Ruang dianggarkan sebesar Rp.850.000.000,00 terealisasi Rp.720.285.900,00 atau 84.74%.
33 Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Utara dianggarkan sebesar Rp.2.039.961.500,00 terealisasi Rp.1.488.498.300,00 atau 72.97%.
34 Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Selatan dianggarkan sebesar Rp.1.880.860.000,00 terealisasi Rp.1.845.969.000,00 atau 98.14%.
35 Penataan dan Pemanfaatan Ruang dianggarkan sebesar
Rp.1.190.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.170.963.000,00 atau 98.40%.
36 Pengendalian Pemanfaatan Ruang dianggarkan sebesar
Rp.1.310.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.284.481.700, atau 98.05%.
37 Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan dianggarkan sebesar Rp. 323.717.400,00 terealisasi sebesar Rp. 315.520.400,00 atau 97.47%.
38 Penyusunan Data Teknis Bidang Kebinamargaan dianggarkan sebesar Rp. 226.282.600,00 terealisasi sebesar Rp. 207.680.600,00 atau 91.78%.
3. BELANJA TIDAK LANGSUNG
Selanjutnya, pencapaian Realisasi Belanja Tidak Langsung mendapat skala penilaian “Amat Baik” dimana realisasi Belanja Tidak Langsung (APBD‐ Perubahan) untuk Tahun 2014 adalah Rp. 8.473.268.214,00 atau dicapai sebesar 94.67% dari target/pagu yaitu Rp. 8.950.000.000,00.
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 12 Tabel 2.2. Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014
Kelompok Belanja DPA Perubahan TA. 2014 (Rp)
Realisasi TA 2014 Share
(Rp) (%)
BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.950.000.000,00 8.473.268.214,00 94.67 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi 3.624.701.651,00 3.586.566.900,00 98.95 BELANJA LANGSUNG 1.217.802.000.000,00 382.531.502.385,00 31.41 Belanja Pegawai 4.213.733.000,00 3.636.213.000,00 86.29 Belanja Barang & Jasa 110.252.441.700,00 100.201.089.190,00 90.88 Belanja Modal 1.103.335.825.300,00 278.694.200.195,00 25.26
JUMLAH BELANJA DAERAH 1.226.752.000.000,00 391.004.770.599,00 31.87
(Sumber : Subbag Keuangan, Des 2014)
2.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Terhadap Pencapaian Kinerja Renstra Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Pengukuran kinerja yaitu mengukur tingkat capaian kinerja yang dimulai dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok input, output, dan outcome; menentukan satuan setiap kelompok indikator; menetapkan rencana tingkat capaian (target), mengetahui realisasi indikator kinerja kegiatan; menghitung rencana dan realisasi untuk mendapatkan prosentasenya. Pada tahun 2014 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten mempunyai 38 (tiga puluh delapan) kegiatan Belanja Langsung dan 1 (satu) kegiatan Belanja Tidak Langsung dan semuanya sudah direalisasikan.
Berdasarkan pada Matriks Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2014 maka dapat diketahui bahwa Tingkat Pencapaian Target (Rencana Tingkat Capaian) dari Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten pada Tahun adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐1 yaitu Prosentase jaringan jalan provinsi dalam kondisi mantap tercapai sebesar 74,77%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 82.00% dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 61,31%.
2. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐2 yaitu Prosentase panjang jembatan provinsi dalam kondisi mantap tercapai sebesar 84,21%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 90,00% dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 75,79%.
3. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐3 yaitu Jumlah Rasio Rencana Kawasan Strategis yang Tersusun tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 4.67%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 4,67%.
4. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐4 yaitu Jumlah kesesuaian pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan dan kota Sebanyak 3 Dokumen; 5. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐5 yaitu Rasio dokumen Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 13
tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
6. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐6 yaitu Rasio dokumen Penatausahaan, Pengendalian dan Evaluasi Laporan Keuangan tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
7. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐7 yaitu Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta pelayanan Tata Usaha dan Kerumahtanggaan tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
8. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐8 yaitu Rasio Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi di Dalam dan keluar daerah tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
9. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐9 yaitu Rasio Pembangunan, Pengadaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
10. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐10 yaitu Rasio pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha dan administrasi kepegawaian tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
11. Pencapaian Indikator Kinerja ke‐11 yaitu Ketersediaan Data dan Informasi Pembangunan tercapai sebesar 100%, hal ini dilihat dari rencana tingkat capaian indikator kinerjanya sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.
2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD
Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 41), yaitu melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang Bina Marga dan Tata Ruang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi dapat dijelaskan dalam tabel Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang
2.3. ISU‐ISU PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI
Kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2013‐2014 berdasarkan renstra Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Tahun 2012‐2017 dan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012‐2017 dapat diuraikan sebagai berikut :
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 14 1. Jaringan jalan Provinsi dalam kondisi mantap sampai dengan tahun 2014 sebesar 78,52% atau sepanjang 669,716 Km dari total panjang jalan yang menjadi kewenangan penanganan sepanjang 852.888 Km;
2. Panjang jembatan Provinsi dalam kondisi mantap sampai dengan tahun 2014 sebesar 87,78% atau sepanjang 4.793,14 m dari total panjang jembatan yang menjadi kewenangan penanganan sepanjang 5.460,40 m; 3. Rencana Kawasan Strategis yang Tersusun tercapai sampai dengan tahun
2014 sebesar 87,15% dari total 100%.
Permasalahan dan hambatan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten pada Tahun 2014 antara lain :
1. Terkendalanya proses pengadaan lahan baik terutama dalam tahapan negosiasi harga dengan masyarakat serta lamanya prosedur pelaksanaan pengadaan lahan khususnya yang dilaksanakan oleh pihak BPN;
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi jalan dan jembatan, pihak pelaksana belum sepenuhnya melaksanakan pekerjaan sehingga target/volume yang tertuang dalam kontrak tidak tercapai;
3. Dalam hal penyelenggaraan penataan ruang, masih terkendala dalam koordinasi dan sinkronisasi perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan dalam bentuk dokumen hukum;
4. Permasalahan yang terakhir adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia khususnya tenaga teknis sipil di lapangan sangat kurang.
Selain permasalahan‐permasalahan yang terjadi pada tahun 2014, pelaksanaan pembangunan dibidang apapun termasuk Bidang Bina Marga dan Tata Ruang tentu selalu menghadapi permasalahan – permasalahan yang selalu terjadi di Indonesia. Transportasi menjadi isu yang sangat kritis pada saat ini di Provinsi Banten khususnya dan di Indonesia Umumnya. Penurunan kondisi jalan, kondisi jembatan, anggaran yang ketat, pertumbuhan penduduk, pelanggaran muatan, kerusakan dini, pertumbuhan jumlah kendaraan dan permasalahan lainnya membutuhkan penanganan dengan perencanaan yang efisien dan terukur.
Adapun permasalahan‐permasalahan yang telah menjadi isu regional dan nasional dan kerap menjadi kendala dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi, antara lain :
2.3.1. Perubahan Iklim
Pemanasan global yang terjadi sejak pertengahan abad ke‐20 ini juga dipengaruhi oleh kegiatan manusia dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan secara signifikan pada abad ke‐21 jika tidak ada upaya untuk menanganinya. Dampak yang dirasakan saat ini adalah terjadinya perubahan iklim dan peningkatan frekuensi dan intensitas iklim ekstrim. Kondisi ini menyebabkan rentannya sebagian wilayah di Indonesia termasuk di Provinsi Banten terhadap bencana yang diakibatkan perubahan iklim seperti banjir akibat air laut pasang maupun akibat hujan yang berkepanjangan yang juga dapat menyebabkan longsor di beberapa lokasi sehingga berdampak pada terputusnya jaringan transportasi jalan yang ada.
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 15
Sesuai dengan kondisi topografi Provinsi Banten, maka Wilayah Utara Banten seperti Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sering mengalami kejadian banjir atau genangan yang berpengaruh terhadap kondisi jaringan jalan. Sementara di wilayah selatan, bencana longsor dan menjadi ancaman sepanjang musim hujan dibeberapa ruas jalan provinsi. 2.3.2. Kemacetan Perkotaan akibat Perkembangan Wilayah dan Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di Provinsi Banten terutama disebabkan tingginya angka urbanisasi dan perpindahan penduduk dari provinsi lain dikarenakan Provinsi Banten mempunyai daya tarik bagi para urbanis dan penduduk di provinsi lain yaitu diantaranya karena bertetangga dengan DKI Jakarta. Urbanisasi bukan hanya terjadi di Provinsi Banten, tetapi hampir di semua kota – kota di Indonesia. Dampak laju urbanisasi yang tinggi sudah mulai dirasakan di Provinsi Banten salahsatunya dari segi transportasi.
Kemacetan terutama diwilayah perkotaan menjadi semakin parah seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan pertumbuhan pergerakan barang dan jasa. Pada prinsipnya, kemacetan di jalan raya itu disebabkan terlampauinya kapasitas jaringan jalan yang ada oleh jumlah (arus Lalu Lintas) kendaraan yang lewat pada jaringan tersebut. Jika di urut lebih jauh lagi, maka hal ini disebabkan oleh “semakin bertambahnya waktu (semakin lamanya) seseorang melakukan perjalanan di dalam sistem jaringan jalan. Artinya, semakin lama seseorang melakukan perjalanan, maka semakin besar sumbangsih dia terhadap kemacetan di jalan.
Pertambahan jumlah penduduk menuntut bertambahnya ruang untuk permukiman, niaga dan lain sebagainya. Pertumbuhan kota sudah dengan sendirinya akan menaikkan harga lahan di pusat kota yang berdampak semakin banyaknya masyarakat yang tinggal di area pinggiran kota, namun mereka bekerja di pusat kota. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang melakukan perjalanan dengan waktu tempuh perjalanan yang semakin panjang. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan pertumbuhan penduduk di Provinsi Banten sangat tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Provinsi Banten 1961 1971 1980 1990 2000 2010 2011 2012 2013 Pandeglang 440.213 572.628 694.759 858.435 1.011.788 1.149.610 1.172.179 1.181.430 1.183.006 Lebak 427.802 546.364 682.868 873.646 1.030.040 1.204.095 1.228.884 1.239.660 1.247.906 Tangerang* 643.647 789.870 1.131.199 1.843.755 2.781.428 2.834.376 2.960.474 3.050.929 3.157.780 Serang** 648.115 766.410 968.358 1.244.755 1.652.763 1.402.818 1.434.137 1.448.964 1.450.894 Kota Tangerang 206.743 276.825 397.825 921.848 1.325.854 1.798.601 1.869.791 1.918.556 1.952.396 Kota Cilegon 72.054 93.057 140.828 226.083 294.936 374.559 385.720 392.341 398.304 Kota Serang ... ... ... ... ... 557.785 598.407 611.897 618.802 Kota Tangerang Selatan 1.290.322 1.355.926 1.405.170 1.443.403 Banten 2.258.574 3.045.154 4.015.837 5.967.907 8.096.809 10.632.166 11.005.518 11.248.947 11.452.491 Kabupaten/Kota Sumber : BPS Provinsi Banten, 2014
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 16
Seiring dengan diberlakukanya otonomi daerah, kini daerah berusaha menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari berbagai sector untuk membangun daerahnya. Tidak terkecuali juga dari sektor – sektor yang memberi kontribusi terhadap kemacetan perkotaan. Sayangnya untuk saat ini penerimaan dari sektor pajak kendaraan bermotor menjadi sektor unggulan dalam penerimaan PAD. Oleh karenanya Pemerintah Daerah terus menggenjot penerimaan pajak kendaraan dengan kurang mempertimbangkan kemampuan jaringan jalan yang tersedia dalam menampung jumlah kendaraan. Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan penambahan kapasitas jaringan jalan pada satu titik tertentu akan menyebabkan kemacetan dalam sistem jaringan jalan perkotaan terutama di Tangerang, Serang dan Cilegon. Kemacetan di dalam Kota sebenarnya sudah merupakan indikator peringatan untuk mempertimbangkan mengurangi laju pertumbuhan kendaraan.
Pertumbuhan kendaraan di Provinsi Banten seperti halnya di provinsi – provinsi lain di Pulau Jawa khususnya cukup mencengangkan. Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun semenjak Banten menjadi provinsi, pertumbuhan kendaraan naik sekitar 600%. Tabel 2.4 Pertumbuhan Kendaraan di Banten Jenis Kendaraan Populasi Awal Kendaraan baru Mutasi Masuk Mutasi Keluar Populasi Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sedan dan Sejenisnya 59,016 2,906 4,404 3,559 62,767 Jeep dan Sejenisnya 20,981 3,535 1,270 1,275 24,511 Mini Bis dan Sejenisnya 250,669 40,030 10,255 11,257 289,697 Mikro Bis dan Sejenisnya 5,135 340 124 459 5,140 Bis dan Sejenisnya 1,720 176 39 61 1,874 Pick Up dan Sejenisnya 48,979 7,547 1,053 1,940 55,639 Truk dan Sejenisnya 39,406 4,614 1,122 979 44,163 Kendaraan Alat Berat 303 4 4 1 310 Sepeda Motor 2,738,131 444,092 14,446 28,110 3,168,559 Jumlah/Total 3,164,340 503,244 32,717 47,641 3,652,660 Sumber : BPS Provinsi Banten, 2014
Upaya penambahan kapasitas jaringan jalan baik dari sisi penambahan panjang jaringan jalan ataupun pelebaran jalan justru menunjukkan fenomena sebaliknya dibandingkan pertumbuhan kendaraan bermotor. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir saja penambahan jaringan jalan baru di Provinsi Banten bahkan hanya dibawah 50 Km saja yaitu diantaranya Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon, Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Kab. Tangerang dan Pembangunan Jalan Tanjung Lesung – Sumur.
Masalah kemacetan ini tentu saja menjadi ancaman yang serius jika tidak segera mendapat perhatian. Melambungnya ongkos transportasi dan kehilangan kesempatan akibat kehilangan waktu dapat menyebabkan produk daerah tidak
BAPPEDA
PROVINSI
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 17 dapat bersaing di pasar nasional atau internasional. Lebih buruk lagi, hal ini dapat memicu para investor yang sudah ada pindah ke daerah lain atau bahkan ke negara lain. Dengan demikian, janganlah kita berbicara mengundang investor baru jika investor yang sudah eksis di Provinsi Banten berencana untuk mengalihkan investasinya ke provinsi lain atau ke negara lain.
2.3.3. Kondisi Jalan dan Jembatan
Pada tahun 2011, Gubernur Banten melalui Surat Keputusan Gubernur Banten nomor : 761/Kep.1039‐Huk/2011 Tanggal 8 Desember 2011 tentang Penetapan Status Ruas ruas Jalan sebagai Jalan Provinsi menetapkan status Jalan Provinsi sepanjang 852,888 Km. Surat Keputusan Gubernur ini merupakan pengganti dari SK Gubernur Nomor : 761/Kep.8‐Huk/2006 Tgl 2 Februari 2006 dimana panjang Jalan Provinsi sebelumnya yaitu 889,01 Km. Kemudian dengan adanya Surat Usulan Bupati Lebak Nomor : 900/20‐Bapp/2009 tanggal 11 Mei 2009 mengenai permintaan penurunan status 3 ruas jalan provinsi di Kabupaten Lebak dan SK Menteri PU Nomor 631/KPTS/M/2009 Tgl 31 Desember 2009 tentang Penetapan Status Jalan Nasional dimana Ruas Jalan Serang – Pandeglang ditingkatkan statusnya dari jalan provinsi menjadi jalan nasional, maka panjang jalan provinsi sebelum diterbitkannya SK Gubernur Banten nomor : 761/Kep.1039‐Huk/2011 Tanggal 8 Desember 2011 diatas yaitu sepanjang 770,09 Km.
A. Kondisi Dimensi
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan mensyaratkan lebar dimensi jalan dan bagian – bagian jalan. Dalam Pasal 32 ayat 4 sebagaimana Peraturan Pemerintah dimaksud, disebutkan :
“Spesifikasi jalan sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter”
Pada kenyataannya lebar minimum lajur lalu lintas pada jalan provinsi masih banyak yang belum memenuhi persyratan yang telah ditentukan dalam peraturan pemerintah dimaksud. Data mengenai kondisi dimensi lebar jalan provinsi yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.5
Kondisi Dimensi Jalan Provinsi Tahun 2015
NO. Uraian Kinerja Satuan Kondisi Keterangan
2014 1 Total Panjang Jalan Provinsi Km 852,89 2 Panjang dengan Lebar Jalan < 7,00 m Km 671,85 3 Panjang dengan Lebar Jalan 7,00 m Km 116,74 4 Panjang dengan Lebar Jalan 7,00 m ‐ 10,00 m Km 27,06 5 Panjang dengan Lebar Jalan 2 x 7,0 m Km 37,23
BAPPEDA
PROVINSI
BANTEN
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Rancangan Rencana Kerja Tahun 2016 II ‐ 18
NO. Uraian Kinerja Satuan Kondisi Keterangan
2014
6 Panjang Jembatan m 5.460,40
Sumber : Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014
Dari data pada tabel diatas, terlihat masih terdapat 671,85 Km Jalan provinsi yang lebar perkerasan / lajur lalu lintasnya belum memenuhi syarat minimum yang ditetapkan peraturan pemerintah tentang jalan.
B. Kondisi Struktur Perkerasan Jalan dan Jembatan
Selain dimensi lebarnya harus memenuhi standar minimal yang disyaratkan, kondisi perkerasan jalan juga menjadi persoalan tersendiri dalam pelaksanaan pelayanan bidang bina marga. Pada akhir tahun 2012, kondisi perkerasan jalan provinsi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.6
Kondisi Perkerasan Jalan Provinsi Tahun 2014
NO. Uraian Kinerja Satuan Kondisi 2014
(Desember) Keterangan 1 Panjang dengan Lapis Permukaan Sudah beraspal atau beton Km 786,79 2 Panjang dengan Lapis Permukaan Belum beraspal atau beton Km 66,10 3 Jalan dalam kondisi Baik % 26.19 4 Jalan dalam kondisi Sedang % 45.32 5 Jalan dalam kondisi Rusak % 28.49 6 Jembatan dalam Kondisi Baik % 58.14 7 Jembatan dalam Kondisi Sedang % 35.15 8 Jembatan dalam Kondisi Rusak % 11.55 Sumber : Hasil Survey dan Pengolahan Data, Januari 2014
Persoalan kondisi jembatan pada ruas – ruas jalan provinsi perlu dilihat lebih dalam lagi. Jembatan – jembatan yang dibangun sebelum terbentuknya provinsi Banten sebagian besar tidak diketahui batasan kekuatan strukturnya. Berdasarkan umur jembatan yang dilihat dari tahun pembuatannya, maka jembatan pada ruas jalan provinsi yang umurnya sudah mencapai 30 tahun keatas.
Permasalahan umur dan kekuatan struktur jembatan – jembatan lama ini perlu ditindaklanjuti dengan baik mengingat faktor keselamatan pengguna jalan. Kegagalan struktur jembatan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang fatal dan harus diantisipasi secara baik.