• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kelistrikan Kapal Penangkap Ikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Kelistrikan Kapal Penangkap Ikan."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kapal penangkap ikan adalah kapal atau perahu yang digunakan untuk menangkap ikan di laut, di danau, atau di sungai. Banyak variasi jenis kapal dan perahu yang digunakan di usaha penangkapan ikan komersial, rekreasi, dan tradisional.

Sebagai sumber pembangkit listrik utama, umumnya kapal penangkap ikan menggunakan generator. Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai kebutuhan daya listrik di kapal. Daya listrik digunakan untuk menggerakkan motor-motor dari peralatan bantu pada kamar mesin dan mesin-mesin geladak, lampu penerangan, sistem komunikasi dan navigasi, pengkondisian udara (AC) dan ventilasi, perlengkapan dapur (galley), sistem sanitari, cold storage, alarm dan sistem kebakaran, dan sebagainya.

Dalam pendesainan sistem diatas kapal perlu diperhatikan kapasitas dari generator dan peralatan listrik lainnya, besarnya kebutuhan maksimum dan minimum dari peralatannya. Dimana kebutuhan maksimum merupakan kebutuhan daya rata-rata terbesar yang terjadi pada interval waktu yang singkat selama periode kerja dari peralatan tersebut, demikian juga sebaliknya. Sedangkan kebutuhan rata-rata merupakan daya rata-rata pada periode kerja yang dapat ditentukan dengan membagi energi yang dipakai dengan jumlah jam periode tersebut. Kebutuhan maksimum penting diketahui untuk menentukan kapasitas dari generator yang diperlukan. Sedangkan kebutuhan minimum digunakan untuk menentukan konfigurasi dari

electric plant yang sesuai serta untuk menentukan kapan generator dioperasikan.

Kelistrikan kapal perikanan, secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu :  Kelistrikan arus searah (DC), dan

 Kelistrikan arus bolak balik (AC)

Untuk kelisitrikan kapal perikanan yang tidak memiliki sumber tegangan listrik sendiri atau biasa disebut dengan Generator, akan menggunakan accu sebagai sumber tegangannya dan kita gunakan istilah “Kelistrikan arus searah”.Penulis disini menggunakan sampel kapal ikan 30 GT JF 1846 B.

(2)

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah, yakni bagaimana sistem kelistrikan yang ada pada kapal kapal ikan 30 GT JF 1846 B serta pendistribusian dayanya. 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis menulis makalah ini yakni guna mengetahui sistem kelistrikan yang ada pada kapal kapal ikan 30 GT JF 1846 B serta pendistribusian dayanya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk pembaca ialah sebagai bahan referensi guna mendalami ilmu elektronika kapal. 2. Untuk penulis ialah sebagai bahan evaluasi mata kuliah elektronika kapal.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB.I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan laporan.

BAB.II LANDASAN TEORI

Meliputi referensi-referensi dari teori yang dipakai. BAB.III METODOLOGI PENELITIAN

Menyajikan alur flowchart pembuatan makalah. BAB.IV PEMBAHASAN

Meliputi analisis sistem kelistrikan dan distribusi daya BAB.V PENUTUP

Penutup ini berisikan simpulan dan saran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan kapal perikanan

Kapal perikanan didefinisikan sebagai kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk melakukan survei atau eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan

(3)

adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Berdasarkan defenisi-definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kapal ikan sangat beragam dari kekhususan penggunaannya hingga ukurannya. Kapal-kapal ikan tersebut terdiri dari kapal atau perahu berukuran kecil berupa perahu sampan (perahu tanpa motor) yang digerakkan dengan tenaga dayung atau layar, perahu motor tempel yang terbuat dari kayu hingga pada kapal ikan berukuran besar yang terbuat dari kayu, fibre glass maupun besi baja dengan tenaga penggerak mesin diesel. Jenis dan bentuk kapal ikan ini berbeda sesuai dengan tujuan usaha, keadaan perairan, daerah penangkapan ikan (fishing ground) dan lain-lain, sehingga menyebabkan ukuran kapal yang berbeda pula (Purbayanto et al, 2004).

2.2. Karakteristik kapal perikanan

Menurut Setianto (2007), Kapal perikanan sebagaimana layaknya kapal penumpang dan kapal niaga lainnya maupun kapal barang, harus memenuhi syarat umum sebagai kapal. Berkaiatan dengan fungsinya yang sebagian besar untuk kegiatan penangkapan ikan, maka harus juga memenuhi syarat khusus untuk mendukung keberhasilan kegiatan tersebut yang meliputi: kecepatan, olah gerak/mneuver, ketahanan stabilitas, kemamapuan jelajah, konstruksi, mesin penggerak, fasilitas pengawetan dan prosesing serta peralatan penangkapan.

1. Kecepatan

Kapal penangkap ikan biasanya membutuhkan kecepatan yang tinggi, karena untuk mencari dan mengejar gerombolan ikan. Disamping iitu juga untuk mengangkut hasil tangkapan dalam keadaan segar sehingga dibutuhkan waktu relatif singkat.

2. Olah Gerak

Kapal perikanan memerlukan olah gerak/manuver kapal yang baik terutama pada waktu operasi penangkapan dilakukan. Misalnya pada waktu mencari, mengejar gerombolan ikan, pengoperasian alat tangkap dan sebagainya.

(4)

Kapal perikanan harus mempunyai ketahanan stabilitas yang baik terutama pada waktu operasi penangkapan ikan dilakukan. Ketahanan terhadap hempasan angin, gelombang dan sebagainya. Dalam hal ini kapal perikanan sering mengalami olengan yanng cukup tinggi.

4. Jarak Pelayaran/Kemampuan jelajah

Kapal perikanan harus mempunyai kemampuan jelajah, untuk menempuh jarak yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan perikanan, seperti: pergerakan gerombolan ikan, fihing ground dan musim ikan. Sehingga jarak pelayaran bisa jauh, sebagai contoh Tuna Long Line.

5. Konstruksi

Konstruksi kapal perikanan harus kuat terhadap getaran mesin utama yang biasanya mempunyai ukuran PK lebih besar dibanding kapal niaga lainnya yang seukuran, benturan gelombangg dan angin akan lebih besar karena kapal perikanan sering memotong gelombang pada saat mengejar gerombolan ikan.

6. Mesin Penggerak

Mesin penggerak utama kapal (mesin engine) kapal perikanan, ukurannya harus kecil tetapi mempunyai kekuatan yang besar dan ketahanan harus tetap hidup dalam kondisi olengan maupun trim dalam waktu yang lama, mudah dioperasikan maju dan mundur dimatikan maupun dihidupkan.

2.3. Jenis-jenis kapal perikanan

Kapal perikanan dapat dibedakan berdasarkan alat penggerak, fishing ground, alat tangkap yang digunakan maupun lainnya. Kapal perikanan berdasarkan alat tangkap yang digunakan dan istilah yang sering digunakan adalah dengan memberikan akhiran “er” pada alat tangkapnya, seperti: kapal

purse seine disebut juga purse seiners, sedangkan untuk kapal trawl adalah trwalers dan sebagainya

(Setianto, 2007).

Menurut Setianto (2007), beberapa jenis kapal perikanan antara lain :

1. Kapal Purse seine adalah yang secara khusus dirancang untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut pukat cincin, kapal ini sekaligus digunakan untuk menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil.

(5)

2. Kapal Longline secara khusus dirancang untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jenis long line atau sering juga disebut rawaii dan sekaligus untuk menyimpan, mendinginkan, dan mengangkut hasil tangkapan sampai ke pelabuhan. Kapal longline yang berukuran 30-100 GT pada umumnya dioperasikan untuk menagkap ikan jenis tuna dengan hasil sampingan ikan cucut, sehingga sering pula kapal tersebut disebut kapal tuna long line.

3. Kapal Trawl adalah kapal yang secara khusus dirancamg dan dibangun untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jenis Trawl atau sering disebut juga pukat harimau. Tujuan utama penangkapanadalah udang dengan hasil sampingan ikan demersal, sehingga sering disebut juga pukat udang.

4. Kapal pole and liner adalah kapal yang dibangun secara khusus digunakan untuk menangkap ikan dengan alat penangkapan jenis pole and line atau sering disebut juga huhate. Tujuan utama penangkapan ikan dari kapal pole and line yang berukuran 30-100 GT adalah jenis cakalang (skipjack), dan ikan tuna jenis yellow fin tuna, sehingga sering pula kapal disebut sebagai kapal

skipjack pole and line.

2.4 Generator A.Generator AC

Pengertian Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC adalah jenis mesin listrik yang banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik. Generator AC juga bisa disebut Alternator yang umum digunakan adalah Mesin sinkron yang juga kadang digunakan sebagai motor listrik untuk memperbaiki power factor. Keuntungan pada mesin sinkron adalah karena tidak menggunakan sikat komutasi. Tegangan yang dibangkitkan pada Alternator adalah sebanding dengan fluks dan putarannya, sedangkan frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah kutubnya.

Prinsip kerja Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator AC menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku

(6)

pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.

B.Generator DC

Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut Marwan (2007) Mesin DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator. Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor DC, yaitu motor penguat terpisah, dan motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri meliputi:motor seri, motor shunt dan motor kompon yang merupakan kombinasi antara motor seri dan motor shunt. Sedangkan generator pada dasarnya adalah sama, tetapi yang sering digunakan adalah jenis generator terpisah. Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus eksitasinya tidak tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan turun jika momen torsinya naik.

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.

2.5 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan

(7)

kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

2.6 Kabel

Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk instalasi di kapal terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel untuk peralatan instrumen dimana bahan logam khusus dan campuran seperti Cupro-nikel digunakan pada beberapa kabel. Kabel las yang digunakan pada reparasi kapal dan pekerjaan pada bangunan pengeboran minyak lepas pantai (off-shore drilling rig), dan lain-lain menggunakan aluminium sebagai kawat konduktornya.

Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC atau beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting karena isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan yang disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban mekanis, perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga arus listrik akan tergantung pada kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan mengurangi area luasan dari penampang konduktor sehingga akan meyebabkan tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan menyebabkan suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan. Kerusakan pada isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan mendekati nol yang selanjutnya akan berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi jelaslah, perlu identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel akan ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak.

2.7 Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)

(8)

dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

2.8 Transformator

Transformator adalah merupakan suatu alat listrik yang dapatmemindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkain listrik lainnya melalui gandengan magnet. ( Zuhal, 1988 )Transformator juga dikatakan sebagai suatu alat untuk memindahkandaya listrik arus bolak-balik dari satu rangkaian kerangkaian lainnya secara induksi elektro magnetik. (Sumanto, 1991)Transformator pada umumnya banyak dipergunakan untuk sistem tenagalistrik maupun untuk rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik,transformator dipergunakan untuk memindahkan energi dari satu rangkaian listrik ke rangkaian berikutnya tanpa merubah frekuensi. Melalui trasformator tegangan dapat dinaikan atau diturunkan,untuk saluran terasmisi diterapkan tegangan tinggi( 70 kV-500 kV ) atau tegangn ultra tinggi ( 500 kV ke atas ),Tujuannya adalah untuk mereduksi rugi-rugi daya pada saluran trasmisi tersebut. Sedangkan sisi pembangkit dan pemakai adalah tegangan rendah,terutama pada pemakaiditerapkan tegangan rendah 380/220V supaya aman.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart

Pada bab ini akan diuraikan bagaimana penulis menggunakan alur dalam penulisan makalah ini.

(9)

Menentukan Kapal

Identifikasi masalah

Mencari Data

Menganalis tiap-tiap masalah

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Spesifkasi Umum

Pembahasan

Simpulan dan saran

(10)

 Panjang Utama Kapal (LOA) : 18.50Meter  Lebar Maximum (BMAX) : 4.60Meter  Tinggi Geladak (H) : 1.80Meter  Sarat Benam Air (T) : 1.20Meter

 Gross Tonnage (GT) : 30 GT

 Mesin penggerak marine Diesel : 170 HP  Kecepatan Jelajah (V) : 9 Knot  Volume Ruang Palka : ± 30Ton  Tanki Bahan Bakar (FOT) : 4000 Liter  Tanki Air Tawar (FWT) : 2000 Liter

 Ruang Umpan : 2,50 m3

 Jangkauan Operasi dari Pantai : 100 mil

 Awak kapal (ABK) : 8–10 Org

(11)

A.Alat Navigasi dan Komunikasi

1. Radio VHF + antena eksternal 1 Set

2. GPS MAP + Fish Finder 1 Set 3. Compas 44. Teropong binoculars 1 Buah 5. Clinometer 1 Buah 6. Jam dinding 1 Buah 7. Horn SS doubel 1 Buah 8. Meja peta 1 Buah 9. White board 1 Buah 10. Bendera nasional 1 Buah 11. Bendera isyarat 35 x 45 1 Buah 12. Peta laut 1 Set 13. Mistar jajar 1 Buah 14. Jangka peta 1 Buah

15. Lampu navigasi DC 12 V 1 Set

16. Lampu jangkar 1 Buah 17. Lampu Belakang 1 Buah 18. Bola hitam 1 Buah 19. Lampu peta 1 Buah

B. Perlengkapan Keselamatan

1. Life jacket, standars solas 10 Buah 2. Ring buoy + tali 25 m 2 Buah 3. Red hand flare 2 Buah 4. Smoke signal 2 Buah 5. Alat Penangkal Petir 1 Buah

(12)

6. Kotak P3K + obat 1 Buah 7. Pemadam kebakaran 3,5 kg 4 unit

C. Perlengkapan Tambat

1. Jangkar 50 kg galvanis 1 Buah 2. Rantai jangkar 3 m + chain shackle pin 1 Set 3. Roller jangkar stainless steel 1 Buah 4. Tali jangkar nylon dia. 20 mm 200 Meter 5. Tali tambat nylon 18 mm 100 Meter 6. Tali buang dia. 6 mm c/w bandul 60 Meter 7. Slang air 1,5" 50 Meter 8. Ganco 3 Buah 9. Dampra jenis kapsul + tali 6 Buah

D. Perlengkapan Dapur dan Interior

1. Kompor gas LPG 2 mata + tabung 3 kg 1 Set 2. Wash Basin 1 Buah 3. Toilet Jongkok 1 Buah 4. Perlengkapan Masak & Minum 1 Set 5. Tempat Tidur, nahkoda 1 unit 6. Tempat Tidur, ABK 4 Unit 7. Kasur & Bantal, Sprei & Sarung Bantal 5 Set 8. Interior (lining & plafon) 1 Set 9. Exterior (jendela & pintu) 1 Set 10. Tangga, Pipa Galvanized dia. 1" dan 1¼" buritan 1 Set 11. Tangga Pipa Galvanized dia. 1" dan 1¼"Kamar Mesin 1 Set 12. Kursi kemudi FRP 1 Buah 13. Lemari Dapur 1 Set

(13)

E. Listrik Dan Pompa

1. Submersible bilge pump AC 220 V 1 unit 2. Pompa celup 1500 GPH DC 12 V 2 unit 3. Pompa air tawar AC 220 V 1 unit 4. Pompa Dinas Umum (GS Pump) 1 unit 5. Pompa sirkulasi air umpan 3" 1 unit 6. Pompa sirkulasi air suar 3" 1 unit 7. Hand pump fuel oil 1 unit 8. Blower fan 12", AC 220 V 2 unit

9. Clear view screen 10" 1 unit 10. Lampu Penerangan luar & dalam ruang akomodasi AC 220 V 10 Buah 11. Lampu-Lampu Penerangan Emergency DC 12 V 5 Buah 12. Electric Wiring AC & DC 1 Lot 13. Lampu sorot 400 W AC 1 unit 14. Lampu kerja 250 W AC 2 unit 15. Lampu kerja portable 75 W AC 2 unit 16. Distribution Panel AC 220 Volt dan 12 Volt DC 1 Set 17. Main switch board AC/220/380 V 1 unit 18. Battery 150 AH, 12 V 2 unit 19. Battery 100 AH, 12 V 2 unit 20. Power supply 30 A, 12 - 24 V 1 unit 21. Battery switch 150 AH, 12 V 2 unit 22. Battery Charger 60 AH 1 unit

F. Mesin Dan Instalasi

(14)

2. Shafting & Stern Tube & Propeller 1 set 3. Peralatan Mesin 1 Set 4. Mesin Genzet 20 KVA 1 Unit

5. Hydraulic Steering 1 Unit 6. Rudder Angle Indicator 1 Unit 7. Rudder Contruction (blade & tongkat kemudi) 1 Set 8. Roda Kemudi 1 Unit

G. Geladak

1. Bolder 3 Buah 2. Tiang Mast haluan pipa galvanies + tiang memanjang 1 set 3. Pagar pengaman/railing 1 set

4.3 Sistem Kelistrikan

SISTEM KELISTRIKAN ARUS SEARAH (DC)

Sistem hubungan kelistrikan arus searah dapat kita lihat pada gambar, saat kelistrikan arus searah kita operasikan, maka akan terjadi perubahan data atau tenaga yaitu tenaga listrik menjadi tenaga mekanik ataupun sebaliknya. Dari sumber tegangan accu ke motor starter terjadi perubahan tenaga listrik menjadi tenaga mekanik untuk menggerakan awal mesin. Dari mesin penggerak ke alternator terjadi perubahan tenaga mekanik (untuk memutar alternator) menjadi tenaga listrik untuk mengisi accu. Disamping untuk menggerakan motor starter sebagai penggerak awal mesin, accu juga digunakan untuk instalasi penerangan, atau lampu-lampu navigasi kapal serta dapat juga digunakan untuk catu daya alat-alat navigasi elektronik dan radio komunikasi.

(15)

Sebuah generator tetap membutuhkan mesin penggerak (Prime Mover) sehingga secara utuh kita sebut sebagai Generator Set (GEN-SET). Karena untuk menjalankan awal mesin diperlukan motor starter maka accu dan alternator kita perlukan.

SISTEM KELISTRIKAN ARUS BOLAK - BALIK (AC)

Untuk kelistrikan kapal ikan 30 GT JF 1846 B yang sudah dilengkapi dengan pembangkit listrik atau generator, maka sumber tegangan untuk instalasi penerangan dan alat-alat pemakai tidak lagi mengambil dari accu tetapi mengambil dari generator dan kita gunakan istilah “Kelistrikan Arus Bolak Balik”.

Sistem kelistrikan arus bolak balik terdiri dari :

 Accu : sebagai penyimpan arus dan sumber tegangan  Alternator : sebagai alat pengisi accu hubungan kelistrikan  Motor stater : sebagai alat penggerak awal mesin

 Generator : sebagai pembangkit listrik arus bolak balik  Instalasi listrik penerangan, alat-alat pemakai arus.

(16)

Saat kelistrikan arus bolak balik kita operasikan akan terjadi :

1. Dari accu ke motor starter terjadi perubahan tenaga listrik arus searah menjadi tenaga mekanik untuk menggerakan awal mesin.

2. Dari penggerak ke alternator terjadi perubahan tenaga mekanik untuk memutar alternator menjadi tenaga listrik arus searah untuk mengisi accu.

3. Dari mesin penggerak ke generator terjadi perubahan tenaga mekanik untuk memutar generator menjadi tenaga listrik arus bolak balik untuk instalasi penerangan dan alat-alat pemakai arus.

Untuk kapal-kapal yang besar, kedua sistim kelistrikan kita gunakan, dimana untuk kelistrikan arus searah digunakan sebagai instalasi penerangan darurat, pada saat terjadi gangguan atau kerusakan pada generator.

4.4 Distribusi Daya Kapal

Dua macam frekuensi daya yang biasa digunakan secara umum adalah 50Hz dan 60 Hz.Pemilihan frekwensi yang akan digunakan untuk pemakaian khusus seringkali ditentukan oleh ketersediaannya di pasaran. Untuk kapal yang beroperasi di Indonesia biasanya menggunakan 50 Hz sedangkan di beberapa bagian belahan dunia sebagian besar menggunakan frekwensi 60 Hz. Sehingga dalam pemilihan biasanya dipilih yang frekuensinya lebih tinggi/besar karena lebih menguntungkan.

(17)

Daya keluaran motor sebanding dengan kecepatannya dan untuk itu mesin dengan 60 Hz secara umum lebih baik dan mempunyai daya yang lebih besar dibandingkan dengan 50 Hz. Pada mesin 60 Hz dibutuhkan sedikit lempengan besi sehingga mesin menjadi lebih murah. Dan kecepatan motor yang diperoleh dari suplai mesin 60 Hz biasanya lebih sesuai.

Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board (MSB).

Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution dayanya terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan daya di kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara otomatis berpindah dari pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada banyak disain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal tergantung type kapalnya.Daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-beban yang terdiri dari 3 kelompok besar :

-Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V satu phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan pada gang-gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran untuk peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.

-Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380 V tiga phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini semua kebutuhan penerangan kapal disuplai dengan beberapa feeder dari sistemdistribusi dari switchboard melalui panel distribusi penerangan. Secara umum hal ini bersifat ekonomis dalam operasionalnya sampai batas beban yang disuplai oleh tiap feeder penerangan kurang dari 100 Ampere sehingga feeder mungkin disuplai dari sirkuit breaker 100 ampere. Paling kurang 2 feeder disediakan untuk melayani keperluan penerangan pada setiap ruang mesin. Suatu feeder yang terpisah disediakan untuk penerangan pada ruang muat. Satu feeder biasanya tersedia untuk tiap cargo hold yang dapat dimatikan pada switchboard ketika kapal sedang berlayar. Sehingga mencegah kemungkinan bahaya kebakaran akibat listrik pada ruangan tersebut. Suatu feeder yang terpisah dari yang lain juga diperlukan untuk menyuplai semua kebutuhan daya

(18)

untuk penerangan pada saat operasional dan ruangan yang tak tertutup. Untuk feeder penerangan, ukuran kabel didasarkan pada 100 % dari total daya terhubung ditambah rata-rata beban aktif sirkuit untuk tiap bagian switch atau sirkuit breaker (stop kontak) pada panel pada saat dialiri atau disuplai.

(19)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa penulis, penulis dapat mendapatkan hasil bahwa :

1. Kelistrikan kapal khususnya untuk kapal perikanan, secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu :

 Kelistrikan arus searah (DC), dan  Kelistrikan arus bolak balik (AC)

2.Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu

kapal biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board.

5.2 Saran

1.Koleksi buku pelajaran, artikel atau hal-hal yang berhubungan dengansistem listrik pada kapal di perpustakaan kiranya lebih diperbanyak.

2.Pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan makalah ini pada berbagai macam permasalahan yang lebih kompleks.

(20)

Daftar Pustaka

Ardidja, Supardi. 2007. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. http://www.scribd.com/doc/19583983/Kapal-Penangkap-Ikan.

Ariyanto, Mega. 2009. Pembuatan Kapal Non Baja dan Penggunaannya.

Purbayanto et al. 2004. Kajian Teknis Kemungkinan Pengalihan Pengaturan Perijinan dari GT menjadi Volume Palka pada Kapal Ikan. Makalah tentang “Paradigma baru pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan kelestarian sumberdaya dan manfaat ekonomi maksimal”

Setianto, Indradi. 2007. Kapal Perikanan. UNDIP. Semarang

Syarif, Hidayat. 2008. Analisa Probabilitas Kerusakan pada Konstruksi Lambung Kapal Kayu dengan Sistem Pantek dan Sistem Overlapping Menggunakan Distribusi Weibull. Http://digilib.its.ac.id/detil .php?id=2470.

Referensi

Dokumen terkait

Investor rasional: memilih suatu portofolio dengan return ekspek Investor rasional: memilih suatu portofolio dengan return ekspek tasi tasi tertinggi pd tingkat risiko

Sementara hasil penelitian Sutikno (2003) di SMK Swasta Kota Salatiga; Andreas (2011) di YPE GKI Salatiga dan Musrifah (2011) di SD Kecamatan Sidorejo Kota

Untuk mencari kombinasi level-level variabel proses yang dapat menghasilkan respon yang optimum (target, minimum, dan maksimum) maka digunakan metode permukaan respon

BPRS Amanah Ummah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend, analisis common size statement, serta analisis

Mereka mengatakan, ini terbagi menjadi tiga macam; (1) kemungkinan mensyaratkan manfaat untuk dirinya pada barang yang dijualnya, (2) kemungkinan mensyaratkan kepada si

Formed Police Unit adalah Satuan Polisi yang dilibatkan pada satu operasi pemeliharaan perdamaian PBB, yang dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan

Peningkatan kemampuan mengurus diri dengan menggunakan multimedia pada penelitian ini mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian relevan yang dilakukan oleh

Sasaran yang ingin dicapai STIE Prasetiya Mulya adalah menempatkan diri sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan yang didasarkan pada pemikiran bahwa tahapan