• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA

SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL

PADA REMAJA JABODETABEK

Ardini Galuh Mustika tikatikoo30@gmail.com

Dosen Pembimbing : Raymond Godwin, S. Psi., M.Si

Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644

ABSTRACT

This study aimed to see correlation between extrinsic motivation with self-presentation strategies of social media user in adolescent JABODETABEK’S. The subjects were high school adolescents aged 15-19 years. This study uses a quantitative approach with purposive sampling technique. Results from this study is that there is a correlation between the extrinsic motivation of the ingratiation (r=0,226; p<0,05), the extrinsic motivation with self-promotion (r=0,210; p<0,05).

Keywords: Extrinsic Motivation, Self Presentation Strategies, Social Media

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri di media sosial pada remaja JABODETABEK. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja SMA usia 15-19 tahun. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan ingratiation (r=0,226; p<0,05), motivasi ekstrinsik dengan self promotion (r=0,210; p<0,05).

(2)

PENDAHULUAN

Dengan semakin majunya zaman, teknologi telah berkembang pesat sebagai media komunikasi.Salah satunya adalah media sosial, sebuah media untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, ataupun partner kerja, yang bisa diakses hampir ke seluruh dunia selama terhubung dengan akses internet.Tidak sedikit masyarakat yang mengakses media sosial diantaranya termasuk remaja. Media sosial digunakan remaja sebagai media online untuk berkomunikasi dan berbagi informasi.

Dan berdasarkan data yang didapat dari Kompas Tekno terdapat tiga motivasi pada anak dan remaja menggunakan internet yaitu untuk mengakses internet, untuk terhubung dengan teman lama dan teman yang baru dikenal, dan untuk hiburan. Pencarian informasi yang dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, sedangkan pada penggunaan media sosial dan konten hiburan lainnya didukung oleh kebutuhan pribadi

(tekno.kompas.com). Menurut penjelasan dari Kompas Tekno diatas motivasi remaja dalam menggunakan media sosial adalah supaya tetap dapat terhubung dengan teman dari berbagai penjuru selama masih terhubung dengan jaringan internet, dan sebagai hiburan untuk melepas rasa penat akibat aktifitas yang dilakukan setiap harinya.

Menurut penelitian dari Kim, Shim, & Ahn, 2011 motivasi dalam penggunaan media sosial tidak semata-mata hanya didasari karena keinginan untuk bersosialisasi dan untuk melakukan usaha atau bisnis semata, tetapi motivasi dalam penggunaan media sosial juga didukung untuk mencari hiburan dan kesenangan, mencari informasi, menghilangkan stress, dan juga untuk merekam sejarah pribadi seseorang.

Kim, Shim, dan Ahn mengkategorikan ke dalam dua jenis kategori motivasi, yaitu

ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik mengarah kepada hasil atau manfaat yang diperoleh dari menjalankan suatu kegiatan, hasil atau manfaat yang diperoleh pada saat menggunakan media sosial adalah untuk berkomunikasi dengan teman dan saling berbagi informasi atau hiburan (Kim, Shim, & Ahn, 2011).

Remaja (adolescence) adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang mencakup perubahan biologis,kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja merupakan masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri untuk menghindari terjadinya identity confusion (Erikson, dalam Papalia, 2008). Menurut Erikson tahap perkembangan manusia mencakup delapan tahap perkembangan. Dari masing-masing tahapan terdapat tugas perkembangan yang dihadapkan pada individu yang memiliki krisis yang harus diselesaikan (Santrock, 2007). Identity vs identity confusion merupakan tahap ke-lima dari tahap perkembangan Erikson, dan merupakan tugas perkembangan dari remaja. Pada masa tersebut, menurut Erikson, individu dihadapkan pada pertanyaan “siapakah saya?”. Remaja dihadapkan pada peran-peran baru dan status pendewasaan yaitu pekerjaan dan romantika (Santrock, 2007).

Menurut Brown (2013) hal yang dapat dilakukan oleh individu dalam membentuk identitas dirinya adalah dengan melakukan presentasi diri. Presentasi diri atau sering disebut dengan manajemen impresi (impression management) merupakan suatu tindakan dalam

(3)

menampilkan diri individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan (Luik, 2010). Sedangkan menurut Goffman (dalam Rui & Stefanone, 2013) presentasi diri merupakan cara untuk berekspresi selektif dengan cara memberikan informasi tentang dirinya dan sebaiknya berhati-hati dalam menanggapi informasi yang didapat dari orang lain.

Menurut Delameter dan Myers (2007), strategi presentasi diri merupakan kondisi tertentu yang membuat orang menghadirkan diri mereka sebagai seseorang yang dibuat-buat atau image yang sesungguhnya bukan dirinya, membesar-besarkan, ataupun membuat image yang

menyesatkan tentang dirinya dimata orang lain, agar membuat orang lain menyukai kita lebih daripada diri mereka yang sesungguhnya (ingratiation), untuk membuat orang lain merasa takut kepada dirinya (intimidation), mempresentasikan kemampuan yang dimiliki agar orang lain mengakui bahwa dirinya pintar,cerdas,dan berbakat (self promotion), untuk memberi kesan bahwa dirinya merupakan individu yang mempunyai kemampuan yang lebih dan merasa selalu benar dalam bertindak (exemplification), melebih-lebihkan kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya kepada orang lain supaya seluruh orang memperhatikan dirinya atau memberikan image dimana individu membutuhkan pertolongan orang lain (supplication).

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian dan Teknik Sampling

Karakteristik orang-orang yang akan dijadikan partisipan dalam penelitian ini yaitu: remaja yang berusia 15-19 tahun, memiliki akun media sosial, berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah non-probability sampling, dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dikarenakan peneliti memilih sendiri partisipan yang dianggap sesuai dengan penelitian ini.

Desain Penelitian

Pada penelitian ini tergolong kedalam penelitian kuantitatif, karena pada penelitian ini diberikan hasil akhir berupa angka yang dapat dianalisa menggunakan statistika.Tipe penelitian ini adalah non-eksperimental karena peneliti tidak melakukan manipulasi, karena menggunakan

observational checklist dan kuesioner (skala Likert). Dan penelitian ini masuk kedalam

penelitian korelasional.

Alat Ukur Penelitian

Alat ukur Motivasi Ekstrinsik

Dalam penelitian ini untuk mengukur motivasi ekstrinsik dalam penggunaan media sosial, alat ukur yang digunakan oleh peneliti merupakan adaptasi dari penelitian Kim,Shim,Ahn (2011). Dalam alat ukur ini berjumlah 6 butir soal, terdiri dari item nomor 1-4 mengukur dimensi

(4)

uji coba menjadi item nomor 1-4 mengukur dimensi networking, dan item nomor 9-10 yang mengukur collecting information. Pilihan jawaban yang tersedia pada alat ukur ini menggunakan 4 skala Likert: Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Contoh dari dimensi networking “Saya menggunakan media sosial untuk mendapatkan berita terbaru mengenai kehidupan teman-teman”. Contoh dari dimensi collecting information “Saya menggunakan media sosial untuk mengumpulkan informasi yang menarik”.

Alat ukur Strategi Presentasi Diri

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur adaptasi dari taksonomi Jones dan Pittman tahun 1982 lalu dikembangkan oleh Bolino dan Turnley pada tahun 1999 yaitu Impression

Management Scale. Jumlah item sebenarnya pada alat ukur ini berjumlah 22 butir soal dengan

pembagian item: 4 item ingratiation, 4 item self-promotion, 4 item intimidation, 5 item

exemplification, dan 5 item supplication. Setelah dilakukan uji coba jumlah item menjadi 18

butir soal dengan pembagian item: 5 item ingratiation,5 item self-promotion,3 item

exemplification,dan 5 item supplication. Pada saat dilakukan adaptasi alat ukur tidak

ditemukannya item intimidation karena tidak ditemukan partisipan remaja yang melakukan

intimidation pada kehidupan sehari-harinya. Pilihan jawaban yang tersedia pada alat ukur ini

menggunakan 4 skala Likert: Tidak Pernah, Jarang, Sering, dan Selalu. Contoh dari dimensi

ingratiation “Mengupload video/foto yang berisi ucapan selamat ulang tahun kepada teman”.

Contoh dari self-promotion “Mempost prestasi berupa kelulusan UN, SNMPTN, atau prestasi akademik lainnya”. Contoh dari dimensi exemplification “Update status tentang kata-kata bijak”. Contoh dari dimensi supplication “Memposting di media sosial yang mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit”.

Prosedur Penelitian

Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu mencari teori yang sesuai dan dapat digunakan sebagai acuan pada alat ukur. Pada alat ukur presentasi diri peneliti mengadaptasi alat ukur dari Bolino dan Turnley tahun 1999, sedangkan alat ukur yang digunakan pada motivasi peneliti mengadaptasi dari penelitian Kim, Shim, Ahn (2011). Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu melakukan uji coba pilot test kepada 176 partisipan, langkah selanjutnya peneliti

(5)

Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini yaitu:

1. H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi ingratiation.

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi ingratiation.

2. H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi self-promotion .

Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi self-promotion.

3. H03: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi exemplification.

Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi exemplification.

4. H04: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi supplication.

Ha4: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik penggunaan media sosial dengan strategi supplication.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri ingratiation dapat dilihat bahwa ada hubungan yang terlihat (r=0,226; p<0,05). Dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri ingratiation di media sosial pada Remaja JABODETABEK. Hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan presentasi diri ingratiation termasuk korelasi rendah dengan arah yang positif.

Pada motivasi ekstrinsik dengan self-promotion ada hubungan yang terlihat (r=0,210; p<0,05 ). Dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri self-promotion di media sosial pada Remaja JABODETABEK. Hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri self-promotion termasuk korelasi rendah dengan arah yang positif.

Pada motivasi ekstrinsik dengan exemplification tidak ada hubungan yang terlihat (r=0,007; p>0,05 ). Dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri exemplification di media sosial pada Remaja JABODETABEK.

(6)

Hubungan diantara motivasi ekstrinsik dengan strategi exemplification termasuk korelasi sangat rendah dengan arah yang positif.

Sedangkan pada motivasi ekstrinsik dengan supplication tidak ada hubungan yang terlihat (r= -0,020; p>0,05). Dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri supplication di media sosial pada Remaja JABODETABEK. Hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri

supplication termasuk korelasi rendah dengan arah yang negatif.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri

exemplification di media sosial pada remaja JABODETABEK. Remaja yang memiliki motivasi

ekstrinsik yang sangat rendah dalam penggunaan media sosial juga memiliki kecenderungan untuk menggunakan strategi presentasi diri exemplification dan begitu pula sebaliknya, remaja yang memiliki strategi presentasi diri exemplification yang sangat rendah juga memiliki kecenderungan untuk melakukan motivasi ekstrinsik.

Dapat disimpulkan tidak ada hubungan anatara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri supplication di media sosial pada remaja JABODETABEK. Remaja yang memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah dalam penggunaan media sosial juga memiliki kecenderungan untuk menggunakan strategi presentasi diri supplication dan begitu pula

sebaliknya, remaja yang memiliki strategi presentasi diri supplication yang rendah juga memiliki kecenderungan untuk melakukan motivasi ekstrinsik.

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri ingratiation di media sosial pada Remaja JABODETABEK. Dari hasil pengolahan data dan analisa data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa remaja yang

memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah memiliki kecenderungan untuk menggunakan strategi presentasi diri ingratiation dan begitu pula sebaliknya, remaja yang memiliki strategi presentasi diri ingratiation yang rendah juga memiliki kecenderungan untuk melakukan motivasi ekstrinsik.

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan strategi presentasi diri self promotion di media sosial pada Remaja JABODETABEK. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan disimpulkan bahwa remaja yang memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah juga cenderung untuk menggunakan strategi presentasi diri self promotion dan begitu sebaliknya, remaja yang memiliki strategi presentasi diri self promotion yang rendah juga memiliki kecenderungan untuk melakukan motivasi ekstrinsik.

(7)

Saran

1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya diperhatikan lagi waktu yang tepat untuk melakukan penyebaran kuesioner terutama untuk partisipan remaja SMA.

2. Saran yang penulis dapat berikan kepada remaja adalah berekspresi di media sosial sewajarnya saja dan sesuai dengan tata aturan yang ada.

(8)

REFERENSI

Celikoz, N. (2010). Basic factors that affect general academic motivation levels of

candidate preschool teachers. Selcuk University Turkey. Diambil dari:

http://search.proquest.com/docview/758941158/fulltextPDF/13BE70AFA627F 602968/1?accountid=31532, 25 Februari 2015

Ciri dan Karakteristik Anak Remaja Dewasa. Diambil dari:

https://www.academia.edu/5903485/CIRI_DAN_KARAKTERISTIK_ANAK_REMAJ A_DEWASA?login=tikatikoo30@gmail.com&email_was_taken=true, 30 Maret 2015 Delameter, J. D., & Myer, D. J. (2007).Social psychology. America: Thomson Wadsworth Goffman, E. (1959). The presentation of self in everyday life. New York, NY: Anchor.

Gravetter, F. J., & Forzano, L. B. (2011). Research Methods for the Behavioral Sciences (4 ed.). New York: Cengage Learning.

Indonesia sebagai salah satu pengguna aktif media sosial, Diambil dari:

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/pertarungan-capres-kita-makin-semarak-di-media-sosial, 1 September 2015

Kim, J. Y. J.P.Shim, J. P. & Ahn, K. M. (2011).Social Networking Service: motivation,

Pleasure, and Behavioral Intention to Use. The journal of computer information system , 92-101. Lahey, B. B. (2007). Psychology: An Introduction. Boston, MA: McGraw-Hill Higher

Education.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.

Purwadi (2004).Humanitas: Indonesian Psychological Journal Vol 1 No 1. Januari, 2004:43-52 Ryan, M. R., & Deci, L. E. (2000). Intrinsic and extrinsic motivation: classic definition and new

direction.Educational Psychology, 54-63.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence (9th ed.). Boston: McGraw-Hill Companies, The. Santrock, J. W. (2007). Adolescence. Boston: McGraw Hill Higher Education.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. (6th ed). Jakarta: Erlangga Smock, A. (2010, June).Self-presentation on Facebook: Managing content created by the user

and others. Paper presented at the annual meeting of International Communication

Association, Singapore.

(9)

Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Jonathan. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS.PT Elex Media Komputindo. Jakarta

Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet, diambil dari:

http://tekno.kompas.com/read/2014/02/19/1623250/hasil.survei.pemakaian.internet.rem aja.indonesia, 20 Februari 2015

Trihendradi, Cornelius. (2012). Step By Step IBM SPSS 20: Analisis Data Statistik. Yogyakarta, Andi

Walther, J. B. (1996). Computer-mediated communication: Impersonal,interpersonal, and hyperpersonal interaction. Communication Research, 23(3), 3-43.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang peneliti peroleh bahwa penggunaan media sosial oleh remaja dapat mempengaruhi perilaku remaja dengan rincian waktu penggunaan media sosial berkisar antara

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 190 24 Meningkatnya pencegahan dan pengendali-an serta pe- nanggulangan korban bencana dan bahaya kebakaran Penguatan

Sedangkan penelitian Tampubolon (2011) di lokasi yang sama dengan penelitian ini, yaitu Hutan Pendidikan USU menemukan vegetasi pada tingkat semai 12 jenis, tingkat pancang

Hasil respon siswa terhadap pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan model pembelajaran CPS-Flash dan CPS ini secara ringkas

Nilai koefisien regresi store layout sebesar 0,304 artinya store layout mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada Kopi Progo karena

HCPT dengan brand 3 mengguncang industri telekomunikasi selular di Indonesia dengan melakukan terobosan promo marketing dalam debut nya di industri ini, yaitu

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka secara garis besar telah menjawab masalah dan sub masalah yang terdapat dalam penelitian ini, antara lain: Permasalahan pertama

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan madu pada pengolahan daging broiler asap terhadap pH dan aspek mikrobiologi serta mengetahui