• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN MENU GIZI SEHAT SEIMBANG BAGI ATLET DAN PELATIH KELOMPOK CABANG OLAHRAGA BELADIRI PON BALI 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYUSUNAN MENU GIZI SEHAT SEIMBANG BAGI ATLET DAN PELATIH KELOMPOK CABANG OLAHRAGA BELADIRI PON BALI 2020"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1829

PENYUSUNAN MENU GIZI SEHAT SEIMBANG

BAGI ATLET DAN PELATIH

KELOMPOK CABANG OLAHRAGA BELADIRI PON BALI 2020

Made Budiawan1, Ni Komang Sulyastini2, Putu Enrico Pramana Okaniawan3,

Putu Citra Ayu Pratiwi4

1,2,3,4 Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNDIKSHA

Email : made.budiawan@undiksha.ac.id

ABSTRACT

In the scope of sports coaching, various sciences support achievement, such as psychology, anatomy, physiology, nutrition and others. Specifically regarding nutrition, giving the right food intake both quality and quantity can produce optimal physical conditions. Nevertheless, there are still frequent errors in athlete nutrition management which is one of the weaknesses of sports coaching in the regions. Based on interviews conducted with several coaches of the PON Bali team for martial arts, many athletes and coaches are confused in determining the type of food, when to consume these foods and the amount of food they should consume. These various complaints are related to the monotonous type of menu given, the quantity in quantity and not according to the tastes of athletes. Therefore, the knowledge and skills of athletes and coaches in the preparation of nutrition management based on the need for energy balance are very important.

Keywords: nutrition preparation, athlete, coach, martial arts

ABSTRAK

Dalam lingkup pembinaan olahraga, berbagai ilmu mendukung tercapainya prestasi, seperti psikologi, anatomi, fisiologi, ilmu gizi dan lainnya. Secara spesifik mengenai gizi, pemberian asupan makanan yang tepat baik kualitas dan kuantitas dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal. Meskipun demikian, masih sering terjadi kesalahan dalam manajemen gizi atlet yang menjadi salah satu kelemahan pembinaan olahraga di daerah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa pelatih tim PON Bali cabang olah raga bela diri, banyak atlet dan pelatih yang kebingungan dalam menentukan jenis makanan, waktu mengkonsumsi makanan tersebut serta jumlah makanan yang harus dikonsumsinya. Berbagai keluhan ini terkait dengan jenis menu yang diberikan yang monoton, jumlah secara kuantitas serta tidak sesuai dengan selera atlet. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan atlet dan pelatih dalam penyusunan tata laksana gizi yang didasarkan pada kebutuhan terhadap keseimbangan energi menjadi sangat penting.

Kata Kunci: penyusunan gizi, atlet, pelatih, beladiri

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga semakin diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba otomatis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypokinesis

Desease), (Anwari, 2007: 50-52) Olahraga

yang dilakukan dengan tepat dan benar akan menjadi faktor penting yang sangat mendukung untuk pengembangan potensi dini. Kesehatan, kebugaran jasmani dan sifat-sifat kepribadian yang unggul adalah faktor yang sangat menunjang untuk pengembangan potensi diri manusia, dan melalui olah raga yang tepat faktor-faktor tersebut dapat diperoleh. Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggungjawab, disiplin,

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1830 sportivitas yang tinggi yang mengandung nilai

transfer bagi bidang lainnya.

Berdasarkan sifat-sifat itu, pada akhirnya dapat diperoleh peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga perlu mendapat perhatian yang lebih proporsional melalui perencanaan dan pelaksanaan sistematis dalam pembangunan nasional. Hakekat pembangunan olahraga nasional khususnya cabang olahraga beladiri adalah upaya dan kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk pembentukan watak dan kepribadian termasuk sifat-sifat disiplin, sportivitas dan etos kerja yang tinggi. Berdasarkan kualitas kesehatan akan tercapai peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. Penyelenggaraan pembangunan olahraga nasional utamanya didasarkan pada kesadaran serta tanggungjawah segenap warga negara akan hak dan kewajibannya dalam upaya untuk berpartisipasi guna peningkatan kualitas sumber daya manusia, melalui olahraga sebagai kebiasaan dan pola hidup, serta terbentuknya manusia dengan jasmani yang sehat, bugar, memiliki watak dan kepribadian, disiplin, sportivitas, dan dengan daya tahan yang tinggi akan dapat meningkatkan produklivitas, etos kerja dan prestasi (Danardono, 2004: 56-57) Dalam lingkup pembinaan olahraga, berbagai ilmu mendukung tercapainya prestasi, seperti psikologi, anatomi, fisiologi, pendidikan, kesehatan olahraga, ilmu gizi dan lainnya. Secara spesifik mengenai gizi, pemberian asupan makanan yang tepat baik kualitas dan kuantitas dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal serta memberikan energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan kegiatannya (Rusli,2000: 40-42). Meskipun demikian, masih sering terjadi kesalahan dalam manajemen gizi atlet yang menjadi salah satu kelemahan pembinaan olahraga di daerah.

Sangat sedikit daerah yang memiliki ahli gizi yang bisa memberikan pedoman pola makan untuk menunjang performa atlet baik sebelum pertandingan, saat pertandingan maupun setelah pertandingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Elizabeth, 2011: 20-23), ditemukan bahwa sering kali pelatih kelompok cabang olah raga beladiri tidak memperhatikan tingkat kebutuhan nutrisi yang disarankan bagi para atletnya sehingga performanya menjadi tidak optimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya keterampilan dalam menusun menu gizi sehat seimbang dan adanya pendidikan mengenai gizi bagi pelatih, khususnya pelatih kelompok cabang olah raga beladiri (Aprilianto, 2010: 36) Kelompok cabang olah raga beladiri merupakan salah satu cabang olahraga unggulan di Bali Berbagai prestasi diraih oleh kelompok cabang olahraga ini. Adapun salah satunya adalah sebagai juara umum cabang olahraga Yoong Modo dan cabang olahraga Karate pada PON Jawa Barat 2016. Cabang olahraga Yoong Modo dan Karate merupakan salah satu cabang olahraga unggulan.

Pembinaan atlet selama ini lebih memfokuskan pada pelatihan. Aspek manajemen gizi atlet kurang mendapat perhatian (Djoko, 2006:67). Pengetahuan mengenai penyusunan menu sehat seimbang perlu dimiliki oleh semua praktisi olahraga. Khususnya pelatih, hendaknya memiliki wawasan dan keterampilan mengenai penyusunan menu gizi sehat seimbang (Elie, 2007: 45) Hal tersebut karena pelatihlah orang yang sangat dipercaya oleh atletnya. Dengan karakteristik kedisiplinan yang tinggi, atlet cabang olahraga beladiri sangat percaya dengan apa yang disarankan oleh pelatihnya. Kurangnya pengetahuan mengenai penyusunan gizi sehat seimbang oleh atlet itu sendiri serta para pelatih dikatakan merupakan salah satu penyebab tidak tepatnya asupan gizi bagi atlet yang sedang dibina (Hadisasmita, 1996: 21) Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa pelatih tim PON Bali cabang olah raga bela diri, banyak atlet dan pelatih yang kebingungan dalam menentukan jenis makanan, waktu mengkonsumsi makanan

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1831 tersebut serta jumlah makanan yang harus

dikonsumsinya. Berbagai keluhan ini terkait dengan jenis menu yang diberikan yang monoton, jumlah secara kuantitas serta tidak sesuai dengan selera atlet.

Pemberian makanan yang tepat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta memberikan energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan kegiatannya (Nancy, 1996: 45-46). Pada umumnya, atlet memerlukan makanan lebih banyak daripada yang bukan atlet, karena atlet melakukan kegiatan fisik yang jauh lebih besar. Sehingga kebutuhan energinya juga bertambah. Seorang pelatih sebaiknya mengetahui berapa kebutuhan zat-zat gizi dalam sehari untuk dapat menjamin konsumsi yang mencukupi (adekuat) bagi para atletnya. Selain itu, kebutuhan gizi para atlet dengan cabang olahraga yang berbeda juga harus diperhatikan mengingat tiap cabang olahraga memiliki tuntutan aktivitas fisik yang berbeda-beda (Sajoto, 1995: 23)

Kondisi yang terlihat pada atlet dan pelatih PON Bali , tentunya menjadi salah satu permasalahan yang berdampak terhadap performa atlet. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan atlet dan pelatih dalam penyusunan tata laksana gizi yang didasarkan pada kebutuhan terhadap keseimbangan energi menjadi sangat penting. Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan penyusunan menu gizi sehat seimbang bagi pelatih kelompok cabang olah raga beladiri bagi atlet dan pelatih PON Bali adalah: Meningkatkan pengetahuan atlet dan pelatih tim PON Bali cabang olahraga beladiri mengenai manajemen gizi, serta membentuk keterampilan atlet dan pelatih tim PON Bali cabang olahraga beladiri dalam menyusun gizi sehat seimbang sesuai dengan kebutuhan. METODE

Beberapa metode yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini meliputi ceramah yaitu menyampaikan materi-materi mengenai

gizi olahraga sehat seimbang bagi atlet, dilanjutkan dengan praktek yaitu pelatih mempraktekkan untuk menyusun menu sehat seimbang sesuai dengan kebutuhannya, serta diakhiri dengan diskusi yaitu mendiskusikan kembali materi dan praktek yang telah dilakukan sehingga terjadi interaksi timbal balik antar peserta dan peserta dengan pelatih. Pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan atlet dan pelatih cabang olahraga beladiri Tim PON Bali mengenai penyusunan gizi sehat seimbang dalam menunjang proses latihan mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam mempersiapkan asupan nutrisi untuk menunjang porgram latihan yang telah disusun. Tabel 1. Rancangan Evaluasi Kegiatan

No. Luaran Kegiatan Indikator keberhasi lan 1. Meningkatka n pengetahuan atlet dan pelatih kelompok cabang olahraga beladiri mengenai manajemen gizi. Ceramah dan diskusi mengenai manajeme n gizi atlet bagi pelatih 90% peserta pelatihan mendapat kan nilai ≥85 2. Membentuk keterampilan atlet dan pelatih kelompok cabang olahraga beladiri dalam menyusun gizi sehat seimbang sesuai dengan Pelatihan penyusun an menu gizi sehat seimbang bagi pelatih Diskusi 90% atlet bisa menyusun menu gizi sehat seimbang sesuai dengan kebutuhan nya

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1832 kebutuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada kegiatan yang sudah dilaksanakan terlihat para peserta sangat antsusias dalam mengikuti pelatihan. Kegiatan pengabdian dimulai dengan pembukaan mengenai kondisi pemahaman para atlet, tim pelatih dan official kontingen Provinsi Bali tentang gizi sehat seimbang yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparan pada semua peserta.

Gambar 1: pembukaan kegiatan

Gambar 2: pemberian materi

Sebelum diberikan pelatihan, peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan pertanyaan sebagai bahan evaluasi awal terhadap pengetahuan yang dimiliki tentang gizi sehat seimbang. Adapun pertanyaan terdiri dari 5 pertanyaan terbuka (unsur gizi yang diperlukan tubuh, apa yang harus disiapkan sebelum bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding serta bagaiaman kebutuhan cairan untuk menghindari dehidrasi pada tubuh). Sebagian besar peserta belum dapat menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

Setelah pemberian materi, para peserta menjadi paham mengenai pengenalan gizi sehat seimbang. Selanjutnya peserta pelatihan dapat menerapkan penyusunan pola gizi sehat seimbang yang dapat diterapkan kepada setiap atlet.

Gambar 3: tim pelaksana kegiatan Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan yaitu : 1) Ketekunan dan keterlibatan para peserta pada pelaksanaan kegiatan pelatihan ini; 2) Terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan tentang gizi sehat seimbang melalui diskusi, tanya jawab, yang diberikan kepada peserta saat kegiatan.

Gambar 4: peserta antusias mengikuti kegiatan Indikator keberhasilan yaitu peserta pelatihan menjawab pertanyaan yang diberikan terkait penyusunan gizi sehat seimbang sesuai dengan diagram 1 dan keterampilan peserta mengaplikasikannya pada saat menyusun program latihan sesuai diagram 2.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1833 Diagram 1: persentase skor evaluasi

pelaksanaan

Diagram 2: persentase keterampilan peserta Pada tahap pendampingan selanjutnya dilakukan komunikasi melalui sarana aplikasi grup whatsapp. Pendampingan yang dilakukan adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kemampuan peserta dalam menyusun menu gizi sehat seimbang, serta sebagai sarana berkonsultasi apabila dalam penerapannya terdapat permasalahan. Disamping itu, monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian prestasi atlet akan dapat diraih secara optimal dan sebagai institusi pendidikan tinggi akan mendapat masukan terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal. Pelatihan penyusunan menu gizi sehat seimbang bagi atlet dan pelatih kelompok cabang olahraga beladiri PON Bali tahu 2020 dapat meningkatkan pemahaman tentang penyusunan menu gizi sehat seimbang serta meningkatkan keterampilan dalam menyusun menu gizi sehat

seimbang. Para atlet dan pelatih yang awalnya belum memahami tentang penyusunan menu gizi sehat seimbang menjadi lebih paham.

Mereka juga mampu dan memiliki

keterampilan dalam menyusun menu gizi sehat seimbang dalam menunjang prestasi.

DAFTAR RUJUKAN

Anwari Irawan, 2007. Nutrisi, Energy dan

Performa Olahraga, Polton Sport

Science & Performance Lab. (Online), (http:// www.pssplab.com, diakses 1 September 2012)

Aprilianto, 2010. Karate.

(http//74ckth3npp3r.student.umm.ac.id) .

Danardono, 2004. Sejarah, Etika dan Filosofi

Seni Bela Diri Karate.

(http://staff.uny.ac.id)

Djoko pekik Irianto, 2006. Panduan Gizi

Lengkap Keluarga dan Olahragawan.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

Elizabeth, et al. 2011. Perceived protein needs and measured protein intake in collegiate male athletes: an observational study. Journal of the

International Society of Sports Nutrition; 8:9. (http://www.jissn.com/)

Ellie Whitney, Sharon Rady Rolfes, 2007.

Understanding Nutrition. Thomson

Corporation. United States of America. Hadisasmita, Yusuf dan Aif Syarifuddin. 1996.

Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Depdiknas Dikti LPTK.

Nancy Clark, 1996. Petunjuk Gizi untuk Setiap

Cabang Olahraga. PT Rajagravindo

Persada. Jakarta.

Rusli Lutan, Cecep Habibudin, Adang Suherman. 2000. Gizi Olahraga.

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaaan. Jakarta.

Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan

Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Gambar

Tabel 1. Rancangan Evaluasi Kegiatan  No.  Luaran   Kegiatan   Indikator
Gambar 2: pemberian materi
Diagram 2: persentase keterampilan peserta  Pada  tahap  pendampingan  selanjutnya  dilakukan  komunikasi  melalui  sarana  aplikasi  grup  whatsapp

Referensi

Dokumen terkait

BDI tidak menjelaskan berapakah tingkat anggaran iklan yang harus digunakan : suatu pasar BDI yang tinggi, misalnya, memerlukan kampanye yang lebih sedikit jika sedang

Berdasarkan hasil uji Partial Adjustment Model (PAM) menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga dalam jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan pengaruh negatif dan

Pengaruh Pemberian Kompos Pelepah Kelapa Sawit Dengan Berbagai Dekomposer Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoy ( Brassica Chinensis L).. Teknologi Alat dan Mesin

Jadi mari kita saling membantu, kita saling memberikan kegiatan yang positif kepada orang yang membutuhkan karena kegiatan yang positif itu tidak lain akan kembali ke

Pada penelitian ini diberikan beberapa kondisi batas, yaitu: analisis dilakukan pada daya maksimal 2000 kW sesuai dengan daya rancangan, suhu saturasi pada teras reaktornya

Dengan model pembelajaran metode jigsaw yang diterapakan dalam dua siklus dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa sehingga pembelajaran jadi lebih variatif dan

khususnya Jurusan Pendidikan Seni Rupa, untuk membantu membuka peluang industri kreatif di daerah wisata Kintamani dengan menciptakan produk suvenir batik khas

Manusia sebagai ciptaan Tuhan memiliki kaidah yang sepatutnya dipatuhi oleh dirinya sendiri dalam melakukan tindakan, ataupun perbuatan. Berikut ini adalah data-data