Makalah Seminar Kerja Praktek
APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L
PADA SISTEM OTOMASI PENGEMASAN CAT
PT. PURA BARUTAMA DIVISI ENGINEERING
Satria Yudha Pratama1
1Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : dark.of.wizard@gmail.com
Abstrak - Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, memberi pengaruh yang besar juga dalam kemajuan di dalam dunia industri. Banyak industri-industri yang dulunya masih menggunakan cara-cara konvensional kini telah mulai beralih pada penggunaan mesin – mesin otomatis. Salah satu industri yang bisa dikembangkan adalah industri pengemasan cat. Dimana untuk pengendalian pada prosesnya menggunakan PLC ( Programmable Logic Control ).
PLC merupakan sarana pendukung sistem kontrol yang dapat diprogram dan disesuaikan dengan kebutuhan di dunia industri. Banyak macam jenis, tipe, dan merek PLC di pasaran, namun untuk perancangan otomasi pada alat pengemasan cat ini menggunakan jenis PLC OMRON CP1L.
Untuk pemrograman PLC menggunakan CX-Programmer Ver 9.0 dimana di dalamnya dapat dilihat pemrograman menggunakan ladder diagram, mnemonic diagram, dan dapat dilihat simulasinya baik secara online maupun offline. Sehingga mempermudah dalam perancangan alat sesuai dengan yang diinginkan. Pada pengemasan cat ini terdapat tiga tahap proses yang penting yaitu pengisian cat ke dalam kaleng, penutupan kaleng cat, dan pemberian label. Dengan jumlah masing-masing input dan output yang digunakan tujuh buah.
Kata Kunci : Otomatis, PLC, PLC OMRON SYSMAC CP1L, CX-Programmer Ver 9.0
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat berpengaruh pada kemajuan di bidang industri. Saat ini banyak industri-industri yang beralih pada mesin – mesin otomatis daripada menggunakan cara – cara konvensional. Dengan adanya alat – alat otomatis tersebut pekerjaan industri akan semakin mudah presisi, efektif dan efisien, dan produksi akan semakin berlipat-lipat. PT Pura Barutama Divisi Engineering, merupakan salah satu pioner pengembangan otomasi di dunia perindustrian. Divisi ini bergerak dibidang otomasi mesin-mesin industri dan produksi alat-alat elektronik pendukung kegiatan industri. Dimana pada awalnya merupakan divisi penunjang bagi divisi – divisi lainnya di PT Pura, seperti divisi rotogravure dan yang lain. Selain itu divisi engineering juga melakukan pengerjaan proyek-proyek rekayasa yang memerlukan peralatan elektronik. Saat ini Divisi Engineering memiliki tugas utama bergerak pada bidang otomasi industri, jasa perawatan, dan instalasi peralatan industri baik intern PT Pura ataupun pesanan dari luar perusahaan. Karena itu Divisi Engineering sering mendapatkan tawaran kerjasama dari perusaahaan lain untuk merancang, merekayasa, dan memperbarui alat-alat konvensional menjadi otomatis.
Salah satu kegiatan industri yang bisa dikembangkan dalam bidang otomasi adalah
pengemasan cat. Dimana kalangan usaha kecil dan menengah masih menggunakan alat – alat yang masih konvensional. Prinsip utama dalam usaha pengolahan cat adalah tahap pengolahan cat dan pengemasan cat ke dalam wadah.
Kemudian pada tahap pengemasan terdapat tiga tahap yaitu pengisian cat ke dalam wadah, pemberian tutup ke ke wadah, dan pemberian label produksi. Dalam tahap pengemasan yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini, perancangan alat otomatis menggunakan PLC OMRON SYSMAC CP1L. Dengan menggunakan alat yang otomatis akan meningkatkan produktivitas dari usaha ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah memperkenalkan PLC, mempelajari dasar pemrograman PLC dan aplikasi PLC khususnya seri Omron Sysmac CP1L, mempelajari pembuatan program ladder diagram dengan menggunakan software CX – Programmer.
1.3 Pembatasan Masalah
Materi kerja praktek ini dibatasi pada penggunaan PLC OMRON SYSMAC CP1L dari sisi perangkat kerasnya dan pemrograman dasar diagram ladder untuk mendukung kerja PLC dalam aplikasi otomasi pengemasan cat.
Fungsi-fungsi tambahan di luar fungsi dasar pada pemrograman dan aplikasi-aplikasi PLC
selain aplikasi dasar tidak diulas pada makalah kerja praktek ini.
II. DASAR TEORI
2.1 PLC (Programmable Logic Control)
Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacture Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304, PLC didefinisikan sebagai : “PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat diprogram menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic, sequening, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses melalui analog atau digital input/output modules”. Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika yang dapat difungsikan seperti contact relay (baik NO maupun NC) pada PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua intruksi dasar selain intruksi output.
Gambar 1 Fungsi PLC
2.2 Prinsip Dasar PLC
Perbandingan cara kerja PLC dengan sistem kontrol konvensional dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3 switch S1 dan S2 adalah push-button normally open (NO), S1 akan mengalirkan arus ke L1 sedangkan S2 akan mengalirkan arus ke L2 pada saat kedua switch tersebut ditekan, gambar 2. Pada gambar 3 komponen yang sama disambungkan ke PLC. Dari gambar tersebut terlihat beberapa perbedaan yaitu switch tidak disambungkan secara langsung ke lampu tetapi melalui modul input PLC, sedangkan lampu disambungkan ke modul output PLC. Input tidak berhubungan dengan output secara langsung tetapi keduanya dihubungkan oleh prosesor berdasarkan program logic yang dimasukkan.
Gambar 2 Hardwired Sistem
Gambar 3 Sistem PLC
Dari segi operasional, switch dan lampu yang disambungkan langsung dengan sistem PLC adalah identik, perbedaannya terletak pada cara arus listrik mengalir. Pada hardwired sistem arus listrik mengalir berasal dari suatu sumber tegangan melalui switch menuju lampu yang bersangkutan, arus listrik mengalir melalui kawat penghantar ke lampu, pada saat switch terbuka arus terputus dan lampu akan padam.
Pada sistem PLC arus yang berasal dari sumber tegangan mengalir melalui S1 dan S2 menuju input module. Input module akan mengirim sinyal ke prosesor, tegangan dari switch terisolir dengan sinyal tegangan yang masuk ke prosesor, pengisolasian ini mutlak diperlukan kerena prosesor bekerja dengan tegangan dan arus rendah. Prosesor menerima sinyal dari input module pada saat switch tertutup, dan akan mengirimkan sinyal yang sama ke output module atas pengarahan dari program. Program berfungsi untuk mengarahkan sinyal dari input module yang tersambung dengan S1. Semua kejadian ini berlangsung dalam orde milidetik. Pada saat S2 tertutup, kejadian yang sama berlangsung akan tetapi kali ini sinyal output prosesor dikirimkan ke output module yang tersambung dengan L2.
2.3 PLC OMRON SYSMAC CP1L
PLC OMRON SYSMAC CP1L adalah salah satu produk PLC dari Omron yang terbaru. CP1L merupakan PLC tipe paket yang tersedia dengan 10,14, 20, 30, 40 atau 60 buah I/O (input/output). Sistem input outputnya berupa bit. Atau lebih dikenal dengan PLC tipe relay karena hanya membaca masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dengan logika 1 atau 0.
Gambar 4 PLC Omron Sysmac CP1L 30I/O
Counting
Squencing Logic
Timing
Data Handling Control PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROL
S1 L1
S2
2.3.1 Bagian-bagian umum PLC OMRON CP1L
Gambar 5 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30 I/O
Keterangan Bagian – bagian PLC :
1. Blok power suplai, ground dan input terminal. 2. Blok eksternal power suplai dan output
terminal.
3. Peripheral USB Port untuk menghubungkan
dengan komputer dan komputer dapat digunakan untuk memprogram dan memonitoring.
4. Operation indicator, mengindikasikan status
operasi dari CP1L termasuk power status, mode operasi, errors, dan komunikasi USB.
5. Baterai untuk mempertahankan internal clock
dan isi RAM ketika suplai OFF.
6. Input Indicator, menyala jika kontak terminal
input kondisi menyala.
7. Output Indicator,
menyala jika kontak terminal output kondisi menyala.
8. Expansion I/O unit connector,
digunakan untuk menambah input/output PLC.
9. Option board slot,
digunakan untuk menginstal RS-232C
2.3.2 Spesifikasi PLC Omron Sysmac CP1L
Tabel 1 Spesifikasi PLC Omron
Item CPU Units
with 20 I/O Points CPU Units with 30 I/O Points Supply Voltage AC Power 100 to 240 VAC, 50/60 Hz DC Power 24 VDC Operating
Voltage Range AC Power DC Power 85 t0 264 VAC 20.4 to 26.4 VDC Power
Consumtion AC Power DC Power 60 VV max 20 W max Inrush Current AC Power 60 A max
DC Power 20 A max External Power Suply Supply Voltage 24 VDC (AC Power supplies only) Output Capacity
300 mA: Use for input device only. Cannot be used to drive outputs
(when the external power supply provides an overcurrent or is short circuited. The Insulation resistance 20 M min. (at 500 VDC)
between the external AC and Protective earth terminals Dielectric Strength 2,300 VAC 50/80 Hz for 1 min
between the external AC and protective earth terminals, leakage current: 10 mA max. Noice Immunity Conform to IEC6100-4-4; 2
KV (power lines)
Vibration resistance 10 to 57 Hz, 0.075-mm Amplitude, 57 to 150 Hz, acceleration: 9,8 m/s2 in X, Y,
and Z directions for 80 minutes each
(time coefficient; 8 minutes x coefficient factor 10 = total time 80 minutes)
Shock Resistance 147 m/s2 three times each in X,
Y, and Z directions Ambient Temperature Operating : 0 to 55C
Storage : -20 - 75 C
Humidity 10% to90% (with
condensation)
Atmosphere Must be free from corrosive gas
Terminal screw size M3
Power interrupt time AC Power supply : 10 ms min. DC Power supply : 2 ms min. (A power interrution occurs if power falls below 85% of the rated voltage for longer than the power interrupt time) Cpu unit weight AC
Power 650 g max 700 g max DC
Power
550 g max 600 g max Expansion I/O Unit Weight Units with 20 I/O points: 300 g
max.
Units with 8 output points : 250 g max.
Units with 8 input points : 200 g max.
Expansion Unit Weight Analog I/O units : 150 g max Temperature sensor units : 250 g max.
Compo bus I/O Link units : 200 g max.
2.3.3 Port Terminal Input Output PLC Omron CP1L
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 buah terminal input yaitu dari CIO 0.00 – 0.11 dan CIO 1.00 – 1.05. Untuk port outputnya terdapat 12 buah terminal yaitu dari CIO 100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 – 100.03.
Pada port input terdapat dua buah terminal untuk masukan suplai AC PLC yaitu pada teminal L1 dan L2/N. Port input terhubung pada satu titik COM (common). Masukkan pada terminal COM dapat berupa polaritas + atau negatif -. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 6 Port Input model suplai AC dan DC Pada port output terdapat 4 buah titik COM. Masing masing titik COM terhubung dengan titik output yang dibatasi dengan garis batas seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 7 Port Output model suplai AC dan DC Pada model AC power supply terdapat output 24 VDC pada terminal + dan -. Suplai ini dapat digunakan untuk suplai VDC pada terminal input.
2.4 Dasar Pemrograman
Pokok dari penggunaan PLC yaitu pada pemrogramannya yang disesuaikan dengan kebutuhan pada suatu alat yang akan di kontrol. Bahasa program yang digunakan sudah dikonversi menjadi bahasa yang dimengerti manusia. Salah satunya disajikan ke dalam bentuk diagram tangga atau Ladder Diagram.
2.4.1 Ladder Diagram/Diagram Tangga
Diagram Tangga merupakan bahasa teknik yang menggunakan simbol-simbol dan keterangan-keterangan mengenai input dan output dalam bentuk gambar diagram untuk mewakili fungsi kerja suatu proses dari sistem yang dikontrol. Simbol-simbol yang digunakan
Normal Terbuka dan Normal Terhubung Gambar 6 Simbol Normally Open , Normally Close
Setiap instruksi harus didahului oleh bit operand kondisi normal terbuka atau terhubung. Suatu kondisi disebut normal terbuka bilamana output bekerja atau aktif ketika bit operand di depannya ON, dan disebut normal terhubung bilamana output bekerja atau aktif ketika bit operand di depannya OFF.
Fungsi END
Gambar 7 Simbol END
Instruksi end digunakan untuk menandai bahwa program telah selesai. CPU melakukan scan dari awal hingga akhir program mebentuk loop tetutup. Jadi tanpa end maka program PLC tidak akan bekerja.
Output dan Output Not
Gambar 8 Simbol OUT dan OUT NOT Instruksi output dapat digunakan untuk rancangan dimana output harus aktif bilamana kondisi-kondisi normal di depannya terhubung. Instruksi output not digunakan untuk rancangan dimana output harus tidak aktif bilamana kondisi-kondisi normal di depannya terhubung. Beberapa output atau output not yang terhubung paralel pada satu garis anak tangga dapat diperlakukan dengan instruksi output atau output not yang berurutan.
DIFU ( 13 ) dan DIFD ( 14 )
DIFU adalah instruksi untuk memberi trigger sesaat pada saat awal masukan ON. Perintah DIFU mempunyai sebuah masukan dimana DIFU akan ON hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF tanpa menghiraukan lamanya masukan ON. Saat masukan OFF DIFU tidak bereaksi apapun. DIFU akan ON lagi setelah masukan OFF dan kemudian ON.
DIFD adalah instruksi untuk memberi trigger sesaat pada saat awal masukan OFF. Perintah DIFD mempunyai sebuah masukan dimana DIFD akan ON hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF tanpa
NC NO
END
menghiraukan lamanya masukan OFF. DIFD akan ON lagi setelah masukan ON dan kemudian OFF.
Gambar 9 Simbol DIFU dan DIFD TIMER
Timer adalah instruksi untuk menunda suatu proses. Timer mempunyai sebuah masukan, dimana apabila masukan ON timer menghitung dan bila masukan OFF timer reset. N menunjukkan timer ke berapa ( Tim 1, Tim 2 dst ) dan SV adalah Set Value dengan batasan antara 000.00 sampai dengan 999.9. Apabila masukan ON maka timer aktif dan mulai menghitung sesuai set value, setelah timer selesai menghitung sampai angka set value terpenuhi maka timer akan ON, timer akan OFF dan reset apabila masukan OFF. Untuk mengambil kondisi timer maka dibuat diagram ladder seperti gambar dibawah. Timer akan OFF apabila masukan kondisinya OFF sehingga Timer reset. Timer menggunakan unit 100 ms ( Hundred-ms Timer )
Gambar 10 Simbol Timer
2.5 CX- Programmer Ver 9.0
Program CX Omron merupakan sebuah software pemprograman PLC untuk membuat, memonitor dan merubah dari berbagai program PLC Omron. CX Programmer dapat dijalankan dengan standar minimal komputer prosessor 486 MHz dengan sistem operasi Windows XP.
Berikut adalah tampilan dari CX Programmer Ver 9.0
Gambar 11 Tampilan CX-Programmer
III. PERANCANGAN APLIKASI PLC
OMRON SYSMAC CP1L PADA SISTEM OTOMASI PENGEMASAN CAT
3.1 Sketsa Sistem Pengemasan Cat
3.1.1
Sketsa Conveyor dan Pintu SupplyKaleng Kosong
Gambar 12 Layout conveyor dan pintu supply
kaleng kosong
3.1.2 Sketsa Proses Produksi pada Sistem
Gambar 13 Layout proses produksi dari samping
3.1.3 Sketsa seluruh sistem pengemasan cat
Gambar 14 Layout keseluruhan sistem
3.1.4 Sketsa Panel Pengoperasian Mesin
Gambar 15 Layout Panel Pengoprasian Mesin
DIFU ( 13 ) DIFD ( 14 ) TIM 000 0160 TIM 000 #0150 0000 0
3.2 Diagram Blok Rangkaian Input/Output PLC
Gambar 16 Diagram Blok Rangkaian Input Output
PLC
3.3 Penjelasan Tiap Blok
Push Button Start
Push Button Start berfungsi sebagai tombol utama untuk menghidupkan sistem.
Push Button Stop
Push Button Stop berfungsi untuk menghentikan sistem dan menyelesaikan proses secara bertahap jika mesin ingin dihentikan.
Push Button Emergency
Push Button Emergency berfungsi untuk menghentikan seluruh sistem jika terdapat trouble.
Sensor Proximity Isi
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan kaleng pada conveyor sebagai pemicu untuk menghentikan motor conveyor dan melakukan proses pengisian Sensor Proximity Tutup
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan kaleng pada conveyor sebagai pemicu untuk menghentikan motor conveyor dan melakukan proses penutupan kaleng
Sensor Proximity Label
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan kaleng pada conveyor sebagai pemicu untuk menghentikan motor conveyor dan melakukan proses pemberian label
Limit Switch ini berfungsi untuk menghentikan motor pintu kaleng buka, sehingga kaleng dapat turun melalui roller menuju ke conveyor.
Limit Switch Pintu Tutup
Limit Switch ini berfungsi untuk menghentikan motor pintu kaleng tutup, sehingga kaleng kosong tidak dapat turun ke conveyor
Motor Conveyor ON
Output dari PLC berupa Motor Conveyor ini berfungsi untuk menggerakkan conveyor, dimana pada conveyor terdapat kaleng – kaleng kosong yang siap diisi dari tempat supply penyimpanan.
Motor Flowrate Pengisi ON
Output dari PLC berupa Motor Flowrate berfungsi untuk menuangkan cairan cat ke dalam kaleng dengan jumlah dan takaran yang telah ditentukan
Selenoid Valve ON
Output dari PLC berupa Selenoid Valve berfungsi untuk menekan lempengan penutup pada mulut kaleng
Printed Label ON
Output dari PLC berupa Printed Label berfungsi untuk memberi label kode produksi pada bagian atas kaleng
Motor Pintu Kaleng Buka ON
Output dari PLC yang berfungsi untuk membuka pintu dari tempat penyimpanan kaleng kosong untuk didistribusikan ke conveyor
Motor Pintu Kaleng Tutup ON
Output dari PLC yang berfungsi untuk menutup pintu dari tempat penyimpanan kaleng kosong sehingga menghentikan pendistribusian kaleng kosong ke conveyor Lampu Mesin Bekerja ON
Output dari PLC berupa lampu menyala hijau ini berfungsi sebagai indikator bahwa sistem sedang bekerja.
Lampu Emergency ON
Output dari PLC berupa lampu menyala merah berfungsi sebagai indikator bahwa semua sistem telah dihentikan karena terdapat trouble dan seluruh sistem dan proses harus diperiksa kembali.
3.4 Flow Chart Seluruh Sistem MULAI
PUSH BUTTON START
PINTU SUPLAY KALENG BUKA ON CONVEYOR ON PROSES PENGISIAN CAT PROSES PENUTUPAN KALENG PROSES PEMBERIAN LABEL SENSOR PROXIMITY
ISI ON ? SENSOR PROXIMITY TUTUP ON ? SENSOR PROXIMITY LABEL ON ?
CONVEYOR OFF CONVEYOR OFF CONVEYOR OFF MOTOR FLOWRATE PENGISI ON SELENOID
VALVE ON PRINTED LABEL ON
YA YA YA
TIDAK TIDAK TIDAK
DELAY
CONVEYOR ON CONVEYOR ONDELAY CONVEYOR ONDELAY
SELESAI TIMER MOTOR FLOWRATE PENGISI OFF TIMER SELENOID VALVE OFF TIMER PRINTED LABEL OFF
PINTU SUPLAY KALENG TUTUP ON CONVEYOR OFF
Gambar 17 Flowchart Sistem Pengemasan Cat
3.5 Cara Kerja
Untuk menjalankan sistem, langkah pertama pastikan mesin telah dihubungkan dengan catu daya. Tekan Push Button Start untuk menjalankan mesin. Pada saat ini akan terlihat nyala lampu indikator mesin bekerja.
Ketika Push Button Start dinyalakan, pintu pada penyimpanan kaleng kosong akan terbuka dan otomatis kaleng kosong akan turun ke conveyor yang telah berjalan menuju proses produksi.
Pada saat conveyor berjalan, ketiga sensor proximity juga menginisialisasi apakah ada kaleng yang terdeteksi pada conveyor. Jika ada maka conveyor akan berhenti dan tiap – tiap proses akan berjalan dengan syarat masing – masing proximity mendeteksi adanya barang.
Proses – proses yang berjalan ada 3 macam yaitu Proses Pengisian, Penutupan Kaleng, dan Pemberian Label Produksi.
Proses Pengisian akan berjalan jika Proximity Isi aktif, dimana akan memicu
motor flowrate untuk memompa cairan cat ke dalam kaleng kosong pada conveyor sesuai dengan takaran yang diinginkan. Setelah motor flowrate berhenti maka conveyor akan berjalan kembali setelah delay beberapa detik.
Proses Penutupan akan berjalan jika Proximity Tutup aktif, dimana akan mengaktifkan selenoid valve yang akan menekan lempeng penutup pada mulut kaleng. Setelah selenoid valve mati maka conveyor akan berjalan kembali setelah delay beberapa detik.
Proses Pemberian Label produksi akan berjalan jika Proximity Label Aktif, dimana akan mengaktifkan printed label yang akan memberikan kode produksi berupa tanggal produksi dan kode barang pada bagian atas kaleng. Setelah printed label tidak aktif maka conveyor akan berjalan kembali setelah delay beberapa detik.
Untuk menghentikan system tekan Push Button Stop, namun mesin tidak akan langsung berhenti karena menghabiskan proses yang telah berjalan terlebih dahulu. Pada mulanya pintu untuk menyuplai kaleng kosong akan tertutup sehingga menghentikan distribusi kaleng ke conveyor. Ketika kaleng terakhir telah selesai melalui proses pelabelan maka conveyor akan berhenti.
Jika terdapat masalah yang tidak terduga, tekan Push Button Emergency untuk menghentikan semua sistem secara langsung. Dan periksa seluruh sistem dan proses yang berjalan sehingga mesin siap dinyalakan kembali.
Gambar 18 Ladder Diagram Pengemasan Cat
IV. Penutup 4.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pura Barutama Divisi Engineering, dengan mengambil tema otomasi PLC penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. PLC ( Programmable Logic Controller ) adalah suatu sarana pendukung otomasi terutama pada sistem kontrol. Penggunaan PLC OMRON dalam rangkaian mesin-mesin industri berfungsi sebagai kontrol sehingga mempermudah pengoperasian mesin-mesin industri.
2. Pada perancangan aplikasi PLC OMRON SYSMAC CP1L pada sistem otomasi Pengemasan cat bertujuan agar proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien karena meminimalisir human error dengan harapan akan meningkatkan jumlah produksi.
3. Pada Pengemasan Cat penggunaan PLC pada alat pengontrolan lebih tahan terhadap lingkungan dan mudah dirubah sesuai dengan kebutuhan.
4.2 Saran
1. Perancangan yang dibuat ini dapat dikembangkan maupun direalisasikan dalam bentuk yang nyata dengan penambahan fungsi program yang lebih handal dalam menangani kegagalan atau error saat operasi.
2. Pemrograman disesuaikan dengan kebutuhan langsung dilapangan agar lebih presisi dalam penanganannya
3. Perancangan mekanik perlu dioptimalkan agar sesuai dengan design yang diinginkan sejak awal
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiyanto, M., A. Wijaya, Pengenalan Dasar-dasar PLC(Programmable Logic Controller), Gava Media, Yogyakarta. [2] CX-Programmer User Manual Version 9.0 [3] CX-Programmer Introduction Guide
[4] OMRON. 2009. SYSMAC CP1L Introduction Manual
[5] OMRON. 2009. SYSMAC CP1L Programming Manual
[6] Setiawan, Iwan. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. 2006. Deli Publishing dan Andi : Yogyakarta
BIODATA PENULIS
Satria Yudha Pratama. (L2F008088)
Penulis lahir di Semarang, 3 Maret 1990. Menempuh jalur pendidikan dari TK Mardi Utomo Semarang, SD Negeri Bulusan 02 Semarang, SMP Negeri 27 Semarang, dan SMA Negeri 4 Semarang dan saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik Kontrol Otomatik. Penulis bercita –cita untuk berkeliling dunia.
Semarang, November 2011 Mengetahui Dosen
Pembimbing
Sumardi, ST. MT. NIP 19681111 199412 1 001