• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA JASA TRANSPORTASI LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA JASA TRANSPORTASI LAUT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Sumber gambar : kkp.go.id

Bahan Webinar Strategi Tramsportasi Laut

dalam Meningkatkan Kinerja Logistik Pada

Masa Pandemi”

KEBIJAKAN INSETIF

PERPAJAKAN UNTUK

MENDUKUNG USAHA JASA

TRANSPORTASI LAUT

(2)

2

Jasa

Kelautan

Jasa

Perawatan

Industri

Perkapalan

(3)

INSENTIF PERPAJAKAN

3

Insentif Penanaman Modal

Insentif Khusus Masa

Pandemi

Tax Holiday

Tax

Allowance

PPN

Bea Masuk

DTP PPh

Pasal 21

Pengurangan

PPh Pasal 25

Pembebasan

PPh Pasal 22

Percepatan

Resitusi PPN

(4)

%

2 tahun

pengurangan

25%

Pengurangan

PPh Badan

Investasi 100 M s.d. < 500 M

Investasi minimal 500 M

50%

100%

>>

Jangka

Waktu

5 tahun

Transisi

2 tahun

pengurangan

50%

Bentuk Fasilitas

Ketentuan Penerima Fasilitas

 Wajib Pajak Badan Dalam

Negeri

 Merupakan industri pionir

 Merupakan penanaman

modal baru

 Mempunyai nilai rencana

investasi minimal Rp100

miliar

 Memenuhi ketentuan DER

 Berstatus sebagai Badan

Hukum Indonesia

• 5 th : Rp500 M s.d. < Rp1 T

• 7 th : Rp1 T s.d. < Rp5 T

• 10 th : Rp5 T s.d. < Rp15 T

• 15 th : Rp15 T s.d. < Rp30 T

• 20 th : minimal Rp30 T

FASILITAS TAX HOLIDAY

(5)

5

industri logam dasar

hulu: besi baja/bukan

besi baja, tanpa atau beserta turunannya

yang terintegrasi

industri pemurnian atau

pengilangan minyak dan gas bumi tanpa atau

beserta turunannya yang terintegrasi

industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam atau batubara tanpa atau beserta turunannya

yang terintegrasi

industri kimia dasar organik

yang bersumber dari hasil pertanian, perkebunan, atau

kehutanan tanpa atau beserta turunannya yang

terintegrasi

industri kimia dasar

anorganik tanpa

atau beserta turunannya yang

terintegrasi

industri bahan baku

utama farmasi tanpa

atau beserta turunannya yang terintegrasi

industri pembuatan

peralatan iradiasi,

elektromedikal, atau

elektroterapi

industri pembuatan

komponen utama

kapal

industri pembuatan komponen utama peralatan elektronika atau telematika industri pembuatan mesin dan komponen utama mesin industri pembuatan

komponen robotik yang

mendukung industri pembuatan mesin-mesin manufaktur industri pembuatan komponen utama mesin pembangkit tenaga listrik; industri pembuatan kendaraan bermotor dan komponen utama kendaraan bermotor

industri pembuatan

komponen utama

kereta api

industri pembuatan komponen utama

pesawat terbang dan

aktivitas penunjang industri dirgantara

industri pengolahan berbasis hasil pertanian, perkebunan,

atau kehutanan yang menghasilkan bubur kertas

(pulp) tanpa atau beserta

turunannya

infrastruktur

ekonomi

ekonomi digital yang

mencakup aktivitas pengolahan data, hosting,

dan kegiatan yang berhubungan dengan itu

CAKUPAN INDUSTRI PIONIR

PMK 130/PMK.010/2020

28112B → industri pembuatan motor pembakaran dalam untuk marine used

(6)

INSENTIF TAX ALLOWANCE

PP 78 TAHUN 2019

TAX ALLOWANCE

adalah

insentif

PPh

yang

diberikan

untuk

penanaman modal baru atau perluasan di

sektor tertentu yang termasuk prioritas

nasional

dan

daerah

tertentu

yang

memiliki

potensi

yang

layak

dikembangkan.

sektor prioritas : mendukung diversifikasi ekonomi,

memperkuat struktur industri dalam negeri, berdaya saing

tinggi di pasar dunia, menyerap tenaga kerja yang banyak

dan didukung alih teknologi

BENTUK INSENTIF

Pengurangan Penghasilan neto 30%

Dari jumlah penanaman modal,

dibebankan selama 6 tahun

Penyusutan & amortisasi dipercepat

Atas aktiva yang diperoleh dalam rangka

penanaman modal/perluasan

PPh dividen sebesar 10%

atau tarif yang lebih rendah sesuai

Tambahan kompensasi kerugian yang

lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak

lebih dari 10 tahun

KRITERIA & PERSYARATAN

memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;

memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar; atau

memiliki kandungan lokal yang tinggi.

1.

alih teknologi,

2.

kemitraan dengan UMKM,

3.

prioritas pemenuhan kebutuhan

dalam negeri,

4.

persyaratan terintegrasi dengan

usaha lain.

KRITERIA

(7)

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Lampiran PP 78/2019

Berlaku di seluruh provinsi di Indonesia

No

Bidang Usaha

KBLI

Cakupan Produk

1

Industri kapal dan

perahu

30111

-

Pembuatan atau perakitan macammacam kapal dan perahu komersil

yang terbuat dari baja dan/atau aluminium

-

Pembuatan atau perakitan macam macam kapal dan perahu komersil

yang terbuat dari fibre glass, kayu, dan/atau ferro cement

2

Industri Peralatan,

Perlengkapan dan

Bagian Kapal

30113

Pembuatan

perlengkapan,

peralatan

dan

bagian

kapal,

seperti

perlengkapan lambung, akomodasi kerja mesin geladak, alat kemudi dan

alat bongkar muat

(8)

8

FASILITAS UNTUK IMPOR

Dikecualikan dari

pemungutan PPh 22 atas

impor:

(PMK 34/2007 STDD PMK 110/2018)

kapal laut

kapal angkutan sungai

kapal

angkutan

danau

dan

kapal

angkutan penyeberangan

kapal pandu

kapal tunda

kapal penangkap ikan

kapal tongkang dan suku cadangnya,

serta alat keselamatan pelayaran dan

alat keselamatan manusia yang diimpor

dan

digunakan

oleh

Perusahaan

Pelayaran

Niaga

Nasional

atau

Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional,

Perusahaan

Penyelenggara

Jasa

Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan

Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai,

Danau dan Penyeberangan Nasional,

sesuai dengan kegiatan usahanya;

PPh

22

Bea Masuk dibebaskan atas

impor :

(PMK 176/2009 STDD PMK 188/2015)

MESIN (4 tahun)

BARANG DAN BAHAN ( 2 s.d. 4 tahun)

Syarat

• Belum diproduksi di dalam negeri.

• Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

• Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.

BEA MASUK

PPN Dibebaskan bagi impor

dan penyerahan:

(PP 81 Tahun 2015)

bibit dan/atau benih dari perikanan

;

pakan ikan;

bahan pakan untuk pembuatan pakan ikan

barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha

di bidang kelautan dan perikanan, baik

penangkapan maupun budidaya;

(9)

Daftar Fasilitas PPN terkait dengan

Angkutan Laut

9

PP 15 Tahun 2015

Bahan Bakar Minyak

untuk kapal tujuan luar

negeri

Tidak dipungut PPN

PP 50 Tahun 2019

pembelian dan sewa

kapal, jasa kepelabuhanan

dan perawatan kapal

Tidak dipungut PPN

PP 74 Tahun 2015

Jasa kepelabuhanan untuk

(10)

Peraturan Fasilitas Perpajakan

10

PMK 86/PMK.03/2020 stdd PMK 110/PMK.03/2020

PMK 9/2021

tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

Mengatur pemberian:

• PPh pasal 21 DTP (1189 KLU) • PPh Final UMKM DTP

• PPh Final usaha jasa konstruksi (DTP untuk WP penerima P3-TGAI) • PPh pasal 22 dibebaskan (721 KLU) (14,75T)

• Pengurangan PPh pasal 25 50% (1013 KLU) (14,4T) • Restitusi PPN dipercepat (716 KLU) (5,8T)

PMK 30/PMK.04/2020

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai Untuk Pengusaha Pabrik Atau Importir Barang Kena Cukai Yang Melaksanakan Pelunasan Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai

Masa fasilitas mulai 9 April s.d. 9 Juli 2020

• Mengatur penundaan pelunasan cukai terhadap pembelian pita cukai sejak tanggal 8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020 dengan jangka waktu penundaan 90 hari

PMK 31/PMK.04/2020

tentang Insentif Tambahan Untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikat dan/atau Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Untuk Penanganan Dampak Bencana Penyakit Virus Corona

Berlaku mulai 13 April 2020

• Mengatur Insentif tambahan berupa PPN atau PPN dan PPnBM, Bea Masuk, dan Kuota bagi Pengusaha KB/KITE

Perpres 58/2020

tentang Penataan dan Penyederhanaan Perizinan Impor

Berlaku 14 April 2020

• Mengatur penyederhanaan proses impor untuk barang-barang konsumsi dan bahan baku produksi

• Relaksasi perizinan impo rdapat diberikan Rakor yang dipimpin Menko Perekonomian

Terkait Penanganan Dampak Covid-19 bagi

Kegiatan Usaha

PMK 134/PMK.010/2020

tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Oleh Industri Sektor Tertentu Yang Terdampak Covid-19

Berlaku mulai 21 September 2020

• Mengatur BM DTP atas impor bahan baku produksi bagi industri tertentu

(11)

List Peraturan Fasilitas Perpajakan untuk

Dunia Usaha

Peraturan

Masa fasilitas

Bentuk Fasilitas

PMK 86/2020 stdtd

PMK 110/2020

(Insentif bagi WP Terdampak Pandemi)

s.d. Desember 2020

• PPh pasal 21 DTP

• PPh Final UMKM DTP

• PPh Final jasa konstruksi DTP P3-TGAI

• PPh pasal 22 dibebaskan

• Pengurangan PPh pasal 25 50%

• Restitusi PPN dipercepat

PMK 31/2020

(Insentif tambahan untuk KB dan KITE)

s.d. dicabut

• Penangguhan BM

• Pembebasan BM (KITE IKM)

• PDRI tidak dipungut

• PPN / PPN&PPnBM tidak dipungut

PMK 134/2020

(BMDTP Industri terdampak Covid)

s.d. Desember 2020

• BMDTP

PMK 30/2020

(penundaan pelunasan cukai terhadap

pembelian pita cukai )

8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020

• penundaan pelunasan cukai selama 90 hari

PMK 125/2020

(PPN DTP untuk impor / penyerahan kertas

koran / majalah)

(12)

TERIMA KASIH

Pusat Kebijakan Pendapatan Negara

Badan Kebijakan Fiskal

Kementerian Keuangan

Gedung RM. Notohamiprodjo Lantai 4

Komplek Kementerian Keuangan RI

Jalan Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta Pusat

(13)

13

LAMPIRAN

(14)

No

Bidang

Usaha

KBLI

Cakupan

Produk

Persyaratan

Kriteria

(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

1.

Penangkapan

Pisces/Ikan

Bersirip di

Laut

03111 Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu PMDN yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan

berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara,

Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara.

2.

Penangkapan

Crustacea di

Laut

03112 Semua jenis crustacea. PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal 1 KBLI di antara KBLI berikut: 10221, 10293, 10299.

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan

berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

3.

Penangkapan

Mollusca di

Laut

03113 Semua jenis mollusca PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal I KBLI di antara KBLI berikut: lo22l, LO293,10299.

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan

berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

(15)

15

No

Bidang

Usaha

KBLI

Cakupan

Produk

Persyaratan

Kriteria

(PermenKKP

17/2015)

Daerah/Provinsi

4.

Pembesar

an Ikan

Laut

03211 Kerapu, Kakap putih, Bawal Bintang. • Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah) • Paling sedikit 80% hasil

produk diekspor • Tenaga kerja Paling

sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, la.mpung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.

5.

Pembesar

an Ikan

Air Tawar

di

Karamba

Jaring

Apung

03222 Nila, Patin PMDN yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221

• Investasi ≥ Rp10 M (lima puluh miliar rupiah) • Tenaga Kerja paling

sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. 6

Industri

Pembeku

an Ikan

10213 • Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu. • Loin Tuna. • Fillet ikan dasar • Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah) • Paling sedikit 50% hasil

produk di ekspor • Tenaga kerja Paling

sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.

• Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Maluku, Gorontalo.

• Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

(16)

16

No

Bidang

Usaha

KBLI

Cakupan Produk

Persya

ratan

Kriteria

(PermenKKP

17/2015)

Daerah/Provinsi

7

Industri

Berbasis

Daging

Lumatan

dan Surimi

10216 Surimi dan surimi based product, Bakso, Sosis, otak-otak, kaki naga, Siomay, Ekado, fishfinger, crabmeat imitation, fish ball, nugget ikan, fish stick, crab stick chikua, kamapoko

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • paling sedikit 50% hasil

produk di ekspor • Tenaga kerja Paling

sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, Papua Barat.

8

Industri

Pengolaha

n dan

Pengaweta

n Ikan dan

Biota Air

(Bukan

Udang)

dalam

Kaleng

10221 • Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu. • Semua jenis crustacea. • Semua jenis mollusca.

• Ikan kaleng dan aoleedloin (tuna atau cakalang kaleng).

• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliar rupiah) • paling sedikit 50% hasil

produk di ekspor • Tenaga kerja paling

sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara. • Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

• Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara

• Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku, Bali,

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

(17)

17

No

Bidang

Usaha

KBLI

Cakupan

Produk

Persyaratan

Kriteria

(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

9.

Industri

Pengola

han dan

Pengaw

etan

Udang

dalam

Kaleng

10222 Semua cakupan produk yang termasuk dalam KBLI ini.

• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliar rupiah)

• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo. 10.

Industri

Pembek

uan

Biota Air

Lainnya

10293 Semua jenis crustacea.

• Investasi ≥ Rp20 M (lima puluh miliar rupiah)

• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

Semua jenis maLlusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.

Udang Beku dan/atau udang breaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

(18)

18

No

Bidang

Usaha

KBLI

Cakupan

Produk

Persyaratan

Kriteria

(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

11.

Industri

Pengolah

an dan

Pengawe

tan

Lainnya

untuk

Biota Air

Lainnya

10299 Semua jenis Crustacea

• Investasi ≥ Rp15 M (lima puluh miliar rupiah)

• paling sedikit 30% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja

Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

Semuajenis Mollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara. Udang

Beku dan/atau udang breaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (tidak termasuk Kabupaten di Pulau Madura), Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

(19)

PP 15 Tahun 2015

Marine Fuel Oil (MFO)

380 dan Marine Gas Oil (MGO)

sesuai dengan spesifikasi ISO

8217

dan/atau

spesifikasi

sebagaimana ditetapkan oleh

Menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang

kegiatan minyak dan gas bumi

19

Kapal angkutan luar

negeri

Tidak Dipungut PPN

Angkutan Laut Luar Negeri

adalah kegiatan angkutan laut dari

pelabuhan atau terminal khusus yang

terbuka bagi perdagangan luar negeri ke

pelabuhan

luar

negeri

atau

dari

pelabuhan luar negeri ke pelabuhan

atau terminal khusus Indonesia yang

terbuka bagi perdagangan luar negeri

yang diselenggarakan oleh perusahaan

angkutan laut

(20)

PP 69 Tahun 2015

20

Perusahaan Pelayaran Niaga

Nasional

Perusahaan Penangkapan

Ikan Nasional

Perusahaan Penyelenggara

Jasa Kepelabuhanan

Nasional

Perusahaan Penyelenggara

Jasa Angkutan Sungai,

Danau, dan Penyeberangan

Nasional

Tidak Dipungut PPN

Diimpor oleh

dan diserahkan

kepada

Kapal laut, kapal

angkutan sungai, kapal

tunda, kapal tongkang

suku cadang kapal

laut, suku cadang

kapal angkutan

sungai, suku cadang kapal

angkutan danau dan kapal

angkutan penyeberangan, suku

cadang kapal penangkap ikan,

suku cadang kapal pandu, suku

cadang kapal tunda, dan suku

cadang kapal tongkang serta

alat keselamatan pelayaran dan

alat keselamatan manusia

(21)

PP 69 Tahun 2015

21

Tidak Dipungut PPN

Diterima

oleh

Perusahaan Pelayaran Niaga

Nasional

Perusahaan Penangkapan

Ikan Nasional

Perusahaan Penyelenggara

Jasa Kepelabuhanan

Nasional

Perusahaan Penyelenggara

Jasa Angkutan Sungai,

Danau, dan Penyeberangan

Nasional

Jasa Persewaan Kapal

Jasa kepelabuhan:

Jasa perawatan atau

reparasi (docking) kapal

Jasa labuh, jasa pandu,

jasa tunda dan jasa

tambat

(22)

PP 74 Tahun 2015

22

Badan Usaha

Pelabuhan

Angkutan laut luar negeri

Jasa kepelabuhan:

- Jasa labuh, jasa pandu,

jasa tunda dan jasa

tambat

- Jasa bongkar muat peti

kemas dari kapal sampai

ke lapangan penumpukan

dan/atau dari lapangan

penumpukan sampai ke

kapal

Dibebaskan PPN

Kapal yang dioperasikan

perusahaan angkutan

laut nasional

tidak mengangkut

penumpang dan/atau

barang dari satu

Pelabuhan ke Pelabuhan

lainnya di wilayah

Indonesia

Kapal yang dioperasikan

perusahaan angkutan laut luar

negeri

tidak mengangkut penumpang

dan/atau barang dari satu

Pelabuhan ke Pelabuhan lainnya

di wilayah Indonesia; dan

negara tempat kedudukan

perusahaan angkutan laut asing

tersebut memberikan perlakuan

yang sama terhadap Kapal

angkutan laut Indonesia

berdasarkan asas timbal balik

(23)

PMK 80/PMK.03/2012

23

Jasa Angkutan Umum di Air Yang Tidak Dikenai Pajak

Pertambahan Nilai meliputi:

jasa angkutan umum di laut;

jasa angkutan umum di sungai dan danau; dan

jasa angkutan umum penyeberangan

Jasa angkutan umum

merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau

barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kapal, dalam 1

(satu) perjalanan atau lebih dari 1 (satu) perjalanan, dari suatu pelabuhan ke

pelabuhan lain, dengan dipungut bayaran

(24)

PMK 193/PMK.03/2015

24

RKIP dapat diajukan perubahan (Pasal 8 ayat (1))

dalam hal terdapat:

perubahan jenis barang;

perubahan jumlah barang;

perubahan pelabuhan dalam hal impor; dan/atau

perubahan Pengusaha Kena Pajak yang

menyerahkan alat angkutan tertentu dan/atau Jasa

Kena Pajak terkait alat angkutan tertentu dalam hal

penyerahan.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.. Banyak kendala yang penulis hadapi

Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui Apakah ada peningkatan Motivasi belajar siswa melalui Model Make a Match dengan tidak menggunakan model Make a Match

JAWA TIMUR JAWA TENGAH JAWA BARAT LAMPUNG BALI NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA SULAWESI UTARA BANTEN SUMATERA SELATAN NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SUMATERA UTARA

mendengar ada orang-orang hendak membunuhnya, hal itu memang tidak aneh karena tentu banyak orang memusuhinya, baik sebagai seorang pendekar Butong-pai yang sudah banyak

Pemahaman tentang asas hukum dan norma hukum atau kaidah hukum, dapat dijelaskan bahwa asas hukum bukanlah merupakan aturan yang bersifat konkrit sebagimana

Tugas Akhir dengan judul “Kajian Kelayakan Teknis Pembangunan Jalan Lingkar Ambarawa” ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan lalu lintas yang ada

RIAU JAWA BARAT, LAMPUNG JAWA TENGAH JAMBI JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN UTARA MALUKU UTARA MALUKU NUSA TENGGARA BARAT NUSA

Jawa Timur DKI Jakarta Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jawa Barat Kalimantan Selatan Sumatera Utara Sumatera Selatan Bali Papua Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat Banten Kalimantan