Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Sumber gambar : kkp.go.id
Bahan Webinar Strategi Tramsportasi Laut
dalam Meningkatkan Kinerja Logistik Pada
Masa Pandemi”
KEBIJAKAN INSETIF
PERPAJAKAN UNTUK
MENDUKUNG USAHA JASA
TRANSPORTASI LAUT
2
Jasa
Kelautan
Jasa
Perawatan
Industri
Perkapalan
INSENTIF PERPAJAKAN
3
Insentif Penanaman Modal
Insentif Khusus Masa
Pandemi
Tax Holiday
Tax
Allowance
PPN
Bea Masuk
DTP PPh
Pasal 21
Pengurangan
PPh Pasal 25
Pembebasan
PPh Pasal 22
Percepatan
Resitusi PPN
%
2 tahun
pengurangan
25%
Pengurangan
PPh Badan
Investasi 100 M s.d. < 500 M
Investasi minimal 500 M
50%
100%
>>
Jangka
Waktu
5 tahun
Transisi
2 tahun
pengurangan
50%
Bentuk Fasilitas
Ketentuan Penerima Fasilitas
Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri
Merupakan industri pionir
Merupakan penanaman
modal baru
Mempunyai nilai rencana
investasi minimal Rp100
miliar
Memenuhi ketentuan DER
Berstatus sebagai Badan
Hukum Indonesia
• 5 th : Rp500 M s.d. < Rp1 T
• 7 th : Rp1 T s.d. < Rp5 T
• 10 th : Rp5 T s.d. < Rp15 T
• 15 th : Rp15 T s.d. < Rp30 T
• 20 th : minimal Rp30 T
FASILITAS TAX HOLIDAY
5
industri logam dasar
hulu: besi baja/bukan
besi baja, tanpa atau beserta turunannya
yang terintegrasi
industri pemurnian atau
pengilangan minyak dan gas bumi tanpa atau
beserta turunannya yang terintegrasi
industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam atau batubara tanpa atau beserta turunannya
yang terintegrasi
industri kimia dasar organik
yang bersumber dari hasil pertanian, perkebunan, atau
kehutanan tanpa atau beserta turunannya yang
terintegrasi
industri kimia dasar
anorganik tanpa
atau beserta turunannya yang
terintegrasi
industri bahan baku
utama farmasi tanpa
atau beserta turunannya yang terintegrasi
industri pembuatan
peralatan iradiasi,
elektromedikal, atau
elektroterapi
industri pembuatan
komponen utama
kapal
industri pembuatan komponen utama peralatan elektronika atau telematika industri pembuatan mesin dan komponen utama mesin industri pembuatankomponen robotik yang
mendukung industri pembuatan mesin-mesin manufaktur industri pembuatan komponen utama mesin pembangkit tenaga listrik; industri pembuatan kendaraan bermotor dan komponen utama kendaraan bermotor
industri pembuatan
komponen utama
kereta api
industri pembuatan komponen utamapesawat terbang dan
aktivitas penunjang industri dirgantara
industri pengolahan berbasis hasil pertanian, perkebunan,
atau kehutanan yang menghasilkan bubur kertas
(pulp) tanpa atau beserta
turunannya
infrastruktur
ekonomi
ekonomi digital yang
mencakup aktivitas pengolahan data, hosting,
dan kegiatan yang berhubungan dengan itu
CAKUPAN INDUSTRI PIONIR
PMK 130/PMK.010/2020
28112B → industri pembuatan motor pembakaran dalam untuk marine used
INSENTIF TAX ALLOWANCE
PP 78 TAHUN 2019
TAX ALLOWANCE
adalah
insentif
PPh
yang
diberikan
untuk
penanaman modal baru atau perluasan di
sektor tertentu yang termasuk prioritas
nasional
dan
daerah
tertentu
yang
memiliki
potensi
yang
layak
dikembangkan.
sektor prioritas : mendukung diversifikasi ekonomi,
memperkuat struktur industri dalam negeri, berdaya saing
tinggi di pasar dunia, menyerap tenaga kerja yang banyak
dan didukung alih teknologi
BENTUK INSENTIF
Pengurangan Penghasilan neto 30%
Dari jumlah penanaman modal,
dibebankan selama 6 tahun
Penyusutan & amortisasi dipercepat
Atas aktiva yang diperoleh dalam rangka
penanaman modal/perluasan
PPh dividen sebesar 10%
atau tarif yang lebih rendah sesuai
Tambahan kompensasi kerugian yang
lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak
lebih dari 10 tahun
KRITERIA & PERSYARATAN
memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;
memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar; atau
memiliki kandungan lokal yang tinggi.
1.
alih teknologi,
2.
kemitraan dengan UMKM,
3.
prioritas pemenuhan kebutuhan
dalam negeri,
4.
persyaratan terintegrasi dengan
usaha lain.
KRITERIA
BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE
Lampiran PP 78/2019
Berlaku di seluruh provinsi di Indonesia
No
Bidang Usaha
KBLI
Cakupan Produk
1
Industri kapal dan
perahu
30111
-
Pembuatan atau perakitan macammacam kapal dan perahu komersil
yang terbuat dari baja dan/atau aluminium
-
Pembuatan atau perakitan macam macam kapal dan perahu komersil
yang terbuat dari fibre glass, kayu, dan/atau ferro cement
2
Industri Peralatan,
Perlengkapan dan
Bagian Kapal
30113
Pembuatan
perlengkapan,
peralatan
dan
bagian
kapal,
seperti
perlengkapan lambung, akomodasi kerja mesin geladak, alat kemudi dan
alat bongkar muat
8
FASILITAS UNTUK IMPOR
Dikecualikan dari
pemungutan PPh 22 atas
impor:
(PMK 34/2007 STDD PMK 110/2018)kapal laut
kapal angkutan sungai
kapal
angkutan
danau
dan
kapal
angkutan penyeberangan
kapal pandu
kapal tunda
kapal penangkap ikan
kapal tongkang dan suku cadangnya,
serta alat keselamatan pelayaran dan
alat keselamatan manusia yang diimpor
dan
digunakan
oleh
Perusahaan
Pelayaran
Niaga
Nasional
atau
Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional,
Perusahaan
Penyelenggara
Jasa
Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan Nasional,
sesuai dengan kegiatan usahanya;
PPh
22
Bea Masuk dibebaskan atas
impor :
(PMK 176/2009 STDD PMK 188/2015)
MESIN (4 tahun)
BARANG DAN BAHAN ( 2 s.d. 4 tahun)
Syarat
• Belum diproduksi di dalam negeri.
• Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.
• Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.
BEA MASUK
PPN Dibebaskan bagi impor
dan penyerahan:
(PP 81 Tahun 2015)
bibit dan/atau benih dari perikanan
;
pakan ikan;
bahan pakan untuk pembuatan pakan ikan
barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha
di bidang kelautan dan perikanan, baik
penangkapan maupun budidaya;
Daftar Fasilitas PPN terkait dengan
Angkutan Laut
9
PP 15 Tahun 2015
Bahan Bakar Minyak
untuk kapal tujuan luar
negeri
Tidak dipungut PPN
PP 50 Tahun 2019
pembelian dan sewa
kapal, jasa kepelabuhanan
dan perawatan kapal
Tidak dipungut PPN
PP 74 Tahun 2015
Jasa kepelabuhanan untuk
Peraturan Fasilitas Perpajakan
10
PMK 86/PMK.03/2020 stdd PMK 110/PMK.03/2020
PMK 9/2021
tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
Mengatur pemberian:
• PPh pasal 21 DTP (1189 KLU) • PPh Final UMKM DTP
• PPh Final usaha jasa konstruksi (DTP untuk WP penerima P3-TGAI) • PPh pasal 22 dibebaskan (721 KLU) (14,75T)
• Pengurangan PPh pasal 25 50% (1013 KLU) (14,4T) • Restitusi PPN dipercepat (716 KLU) (5,8T)
PMK 30/PMK.04/2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai Untuk Pengusaha Pabrik Atau Importir Barang Kena Cukai Yang Melaksanakan Pelunasan Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai
Masa fasilitas mulai 9 April s.d. 9 Juli 2020
• Mengatur penundaan pelunasan cukai terhadap pembelian pita cukai sejak tanggal 8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020 dengan jangka waktu penundaan 90 hari
PMK 31/PMK.04/2020
tentang Insentif Tambahan Untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikat dan/atau Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Untuk Penanganan Dampak Bencana Penyakit Virus Corona
Berlaku mulai 13 April 2020
• Mengatur Insentif tambahan berupa PPN atau PPN dan PPnBM, Bea Masuk, dan Kuota bagi Pengusaha KB/KITE
Perpres 58/2020
tentang Penataan dan Penyederhanaan Perizinan Impor
Berlaku 14 April 2020
• Mengatur penyederhanaan proses impor untuk barang-barang konsumsi dan bahan baku produksi
• Relaksasi perizinan impo rdapat diberikan Rakor yang dipimpin Menko Perekonomian
Terkait Penanganan Dampak Covid-19 bagi
Kegiatan Usaha
PMK 134/PMK.010/2020
tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Oleh Industri Sektor Tertentu Yang Terdampak Covid-19
Berlaku mulai 21 September 2020
• Mengatur BM DTP atas impor bahan baku produksi bagi industri tertentu
List Peraturan Fasilitas Perpajakan untuk
Dunia Usaha
Peraturan
Masa fasilitas
Bentuk Fasilitas
PMK 86/2020 stdtd
PMK 110/2020
(Insentif bagi WP Terdampak Pandemi)
s.d. Desember 2020
• PPh pasal 21 DTP
• PPh Final UMKM DTP
• PPh Final jasa konstruksi DTP P3-TGAI
• PPh pasal 22 dibebaskan
• Pengurangan PPh pasal 25 50%
• Restitusi PPN dipercepat
PMK 31/2020
(Insentif tambahan untuk KB dan KITE)
s.d. dicabut
• Penangguhan BM
• Pembebasan BM (KITE IKM)
• PDRI tidak dipungut
• PPN / PPN&PPnBM tidak dipungut
PMK 134/2020
(BMDTP Industri terdampak Covid)
s.d. Desember 2020
• BMDTP
PMK 30/2020
(penundaan pelunasan cukai terhadap
pembelian pita cukai )
8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020
• penundaan pelunasan cukai selama 90 hari
PMK 125/2020
(PPN DTP untuk impor / penyerahan kertas
koran / majalah)
TERIMA KASIH
Pusat Kebijakan Pendapatan Negara
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan
Gedung RM. Notohamiprodjo Lantai 4
Komplek Kementerian Keuangan RI
Jalan Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta Pusat
13
LAMPIRAN
No
Bidang
Usaha
KBLI
Cakupan
Produk
Persyaratan
Kriteria
(PermenKKP 17/2015)
Daerah/Provinsi
1.Penangkapan
Pisces/Ikan
Bersirip di
Laut
03111 Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu PMDN yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan
berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara.
2.
Penangkapan
Crustacea di
Laut
03112 Semua jenis crustacea. PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal 1 KBLI di antara KBLI berikut: 10221, 10293, 10299.• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan
berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat
3.
Penangkapan
Mollusca di
Laut
03113 Semua jenis mollusca PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal I KBLI di antara KBLI berikut: lo22l, LO293,10299.• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • Bagi Kapal Perikanan
berbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak Buah Kapal) yang melakukan penangkapan ikan, wajib 100% tenaga kerja
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.
BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE
Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia
Lampiran II
15
No
Bidang
Usaha
KBLI
Cakupan
Produk
Persyaratan
Kriteria
(PermenKKP
17/2015)
Daerah/Provinsi
4.Pembesar
an Ikan
Laut
03211 Kerapu, Kakap putih, Bawal Bintang. • Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah) • Paling sedikit 80% hasilproduk diekspor • Tenaga kerja Paling
sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, la.mpung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.
5.
Pembesar
an Ikan
Air Tawar
di
Karamba
Jaring
Apung
03222 Nila, Patin PMDN yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221
• Investasi ≥ Rp10 M (lima puluh miliar rupiah) • Tenaga Kerja paling
sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. 6
Industri
Pembeku
an Ikan
10213 • Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu. • Loin Tuna. • Fillet ikan dasar • Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah) • Paling sedikit 50% hasilproduk di ekspor • Tenaga kerja Paling
sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
• Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Maluku, Gorontalo.
• Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku.
BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE
Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia
Lampiran II
16
No
Bidang
Usaha
KBLI
Cakupan Produk
Persya
ratan
Kriteria
(PermenKKP
17/2015)
Daerah/Provinsi
7Industri
Berbasis
Daging
Lumatan
dan Surimi
10216 Surimi dan surimi based product, Bakso, Sosis, otak-otak, kaki naga, Siomay, Ekado, fishfinger, crabmeat imitation, fish ball, nugget ikan, fish stick, crab stick chikua, kamapoko
• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah) • paling sedikit 50% hasil
produk di ekspor • Tenaga kerja Paling
sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, Papua Barat.
8
Industri
Pengolaha
n dan
Pengaweta
n Ikan dan
Biota Air
(Bukan
Udang)
dalam
Kaleng
10221 • Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu. • Semua jenis crustacea. • Semua jenis mollusca.
• Ikan kaleng dan aoleedloin (tuna atau cakalang kaleng).
• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliar rupiah) • paling sedikit 50% hasil
produk di ekspor • Tenaga kerja paling
sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara. • Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.
• Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara
• Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku, Bali,
BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE
Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia
Lampiran II
17
No
Bidang
Usaha
KBLI
Cakupan
Produk
Persyaratan
Kriteria
(PermenKKP 17/2015)
Daerah/Provinsi
9.Industri
Pengola
han dan
Pengaw
etan
Udang
dalam
Kaleng
10222 Semua cakupan produk yang termasuk dalam KBLI ini.• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliar rupiah)
• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor
• Tenaga kerja paling sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo. 10.
Industri
Pembek
uan
Biota Air
Lainnya
10293 Semua jenis crustacea.• Investasi ≥ Rp20 M (lima puluh miliar rupiah)
• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor
• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.
Semua jenis maLlusca
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.
Udang Beku dan/atau udang breaded
Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat.
BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE
Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia
Lampiran II
18
No
Bidang
Usaha
KBLI
Cakupan
Produk
Persyaratan
Kriteria
(PermenKKP 17/2015)
Daerah/Provinsi
11.Industri
Pengolah
an dan
Pengawe
tan
Lainnya
untuk
Biota Air
Lainnya
10299 Semua jenis Crustacea• Investasi ≥ Rp15 M (lima puluh miliar rupiah)
• paling sedikit 30% hasil produk di ekspor
• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja
Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.
Semuajenis Mollusca
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara. Udang
Beku dan/atau udang breaded
Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (tidak termasuk Kabupaten di Pulau Madura), Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat