• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan RDS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan RDS"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

laporan pendahuluan RDS

laporan pendahuluan RDS

16.50 Diposkan

16.50 Diposkan oleh AKHLIS oleh AKHLIS HIDAYHIDAYATATUL AKBARUL AKBAR

BAB I BAB I KONSEP MEDIS KONSEP MEDIS A. A. DefenisiDefenisi

Sindroma gagal nafas (

Sindroma gagal nafas (respiratory distress syndrom, RDS respiratory distress syndrom, RDS ) adalah istilah yang digunakan) adalah istilah yang digunakan

unt

untuk uk disdisfunfungsi gsi perpernafnafasaasan n papada da neoneonatnatus. us. GaGanggngguauan n ini ini memeruprupakakan an penpenyayakit kit yayangng

 berhubungan

 berhubungan dengan dengan keterlambatan keterlambatan perkembangan perkembangan maturitas maturitas paru paru atau atau tidak tidak adekuatnyaadekuatnya

 jumlah

 jumlah surfaktan surfaktan dalam dalam paru paru (Suriadi (Suriadi dan dan YYuliani, uliani, 2001). 2001). Gangguan Gangguan ini ini biasanya biasanya dikenaldikenal

dengan nama

dengan namahyaline membran desease (HMD)hyaline membran desease (HMD) ata ata

u penyakit e!"an hialin ka"ena pa#a penyakit ini selalu #iteukan e!"an hialin yan$ elapisi al%eoli.

u penyakit e!"an hialin ka"ena pa#a penyakit ini selalu #iteukan e!"an hialin yan$ elapisi al%eoli. B.

B. EtiologiEtiologi

da ! faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada

da ! faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS  RDS  yaitu prematur, asfiksia yaitu prematur, asfiksia

 perinatal,

 perinatal, maternal maternal diabetes, diabetes, seksio seksio sesaria.sesaria. Respiratory  Respiratory Distress Distress SyndromeSyndrome ("#S) disebut ("#S) disebut

 juga

 juga Hyaline  Hyaline Membran Membran Disease Disease (HMD)(HMD)  di  didadapapatktkan an papada da 1010$ $ babayi yi prprememataturur, , yayangng

disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Surfaktan

disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Surfaktan

 biasanya

 biasanya didapatkan pada padidapatkan pada paru yang matur.ru yang matur.

C.

C. PatofisiologiPatofisiologi

"#S terjadi

"#S terjadi atelatelektaektasis sis yang yang sangsangat at progprogresiresif, f, yang yang disedisebabkbabkan an kurakurangnyngnya a %at %at yangyang

disebut surfaktan. Surfaktan adalah %at aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut

disebut surfaktan. Surfaktan adalah %at aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut

sel pnemosit tipe &&. 'at ini mulai dibentuk pada kehamilan 222! minggu dan menapai ma*

sel pnemosit tipe &&. 'at ini mulai dibentuk pada kehamilan 222! minggu dan menapai ma*

 pada minggu k

 pada minggu ke +. 'at ini e +. 'at ini terdiri dari terdiri dari fosfolipid (-fosfolipid (-$) dan protein $) dan protein (10$). eranan surf(10$). eranan surfaktanaktan

ialah merendahkan tegangan permukaan al/eolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu

ialah merendahkan tegangan permukaan al/eolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu

menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir e*pirasi. olaps paru ini akan menyebabkan

menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir e*pirasi. olaps paru ini akan menyebabkan

terganggunya /entilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi 2 dan asidosis.

terganggunya /entilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi 2 dan asidosis.

3ipoksia akan menyebabkan terjadinya 4

3ipoksia akan menyebabkan terjadinya 4 1.

1. ksigenaksigenasi si jaringan menurun5metajaringan menurun5metabolisme anerobik dengan bolisme anerobik dengan penimbunpenimbunan an asam laktatasam laktat asam organi5asidosis metaboli.

asam organi5asidosis metaboli. &.

&. eerurusasakakan n enendodotetel l kakapipileler r dadan n epepititel el duduktktus us alal/e/eololararisis5t5traransnsududasasi i kekedadalalamm al/eoli5terbentuk fibrin5fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik5lapisan membrane

al/eoli5terbentuk fibrin5fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik5lapisan membrane

hialin.

hialin.

sidosis dan atelektasis akan

sidosis dan atelektasis akan menyebabkmenyebabkan terganggunya jantun, penurunan aliran an terganggunya jantun, penurunan aliran darahdarah

kep

keparuarum, m, dadan n memengangakibkibatkatkan an hahambmbataatan n pempembebentuntukan kan susurfarfaktaktan, n, yayang ng menmenyeyebabbabkakann

terjadinya atelektasis.

terjadinya atelektasis.

Sel tipe && ini sangat sensiti/e dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode

Sel tipe && ini sangat sensiti/e dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode

 perinatal,

 perinatal, dan dan kematangannya kematangannya dipau dipau dengan dengan adanya adanya stress stress intrauterine intrauterine seperti seperti hipertensi,hipertensi,

&6G" dan kehamilan kembar.

&6G" dan kehamilan kembar.

D.

D. Tanda dan GejalaTanda dan Gejala

Gejala utama Ga7at napas 8 distress respirasi pada neonatus yaitu 4

Gejala utama Ga7at napas 8 distress respirasi pada neonatus yaitu 4

• 9akipnea 4 laju napas 5 :0 kali per menit (normal laju napas !0 kali per menit)9akipnea 4 laju napas 5 :0 kali per menit (normal laju napas !0 kali per menit)

• Sianosis sentral pada suhu kamar Sianosis sentral pada suhu kamar yang menetap atau memburuk pada !;<: jam kehidupanyang menetap atau memburuk pada !;<: jam kehidupan

dengan *ray thorak yang spesifik 

dengan *ray thorak yang spesifik 

• "etraksi 4 ekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasi"etraksi 4 ekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasi

(2)
(3)

• ernapasan uping hidungernapasan uping hidung

9abel 2. =/aluasi Ga7at >apas dengan skor #o7nes

9abel 2. =/aluasi Ga7at >apas dengan skor #o7nes

Pemeriksaan

Pemeriksaan SkorSkor 

 !! ""

?

?rreekkuueennssi i nnaappaass @ @ ::0 0 88mmeenniitt ::00;;0 0 88mmeenniitt 5 5 ;;0088mmeenniitt "

"eettrraakkssii 99iiddaak k aadda a rreettrraakkssii "eettrraak" kssi i rriinnggaann ""eettrraakkssi i bbeerraatt S

Siiaannoossiiss 99iiddaak k aadda a ssiiaannoossiiss SSiiaannoossiis s hhiillaanngg dengan 0

dengan 022

Si

Siananososis is memenenetatapp 7alaupun diberi  7alaupun diberi 22

 Air entry

 Air entry 66ddaarra a mmaassuukk een nuurruunnaan n rriinnggaann udara masuk 

udara masuk 

9

9iiddaak k aadda a uuddaarraa masuk 

masuk  A

Aeerriinnttiihh 99iiddaak k mmeerriinnttiihh ##aappaat t ddiiddeennggaar  r   dengan stetoskop dengan stetoskop

#

#aappaat t ddiiddeennggaar  r   tanpa alat bantu

tanpa alat bantu

'%aluasi(

'%aluasi( ) ) * * + + $a,at $a,at napas napas "in$an"in$an

-5 + $a,at napas se#an$

-5 + $a,at napas se#an$

/ 6 + $a,at napas !e"at

/ 6 + $a,at napas !e"at E.

E. PemeriksaaPemeriksaan n Diagnostik# Pen$njangDiagnostik# Pen$njang

emeriksaan enunjang pada >eonatus yang mengalami #istress ernafasan

emeriksaan enunjang pada >eonatus yang mengalami #istress ernafasan

P

Peemmeerriikkssaaaann KKeegg$$nnaaaann 

uullttuur r ddaarraahh AAeennuunnjjuukkkkaan n kkeeaaddaaaan n bbaakktteerriieemmiiaa 

nnaalliissiis s ggaas s ddaarraahh AAeenniillaai i ddeerraajjaat t hhiippookksseemmiia a ddaan n kkeesseeiimmbbaannggaan n aassaam m bbaassaa G

Glluukkoossa a ddaarraahh AAeenniillaai i kkeeaaddaaaan n hhiippoogglliikkeemmiiaa, k a, k arreenna a hhiippoogglliikkeemmiia a ddaappaatt menyebabkan atau memperberat takipnea

menyebabkan atau memperberat takipnea "

"oonnttggeen n ttoorraakkss AAeennggeettaahhuui i eettiioollooggi i ddiissttrreesss s nnaaffaass #ar

#arah ruah rutin datin dan hitn hitung jeung jenisnis BeuBeukositkositosis osis menmenunjuunjukkan kkan adanyadanya infea infeksiksi  >eutropenia menunju

 >eutropenia menunjukkan infeksi bakterkkan infeksi bakterii 9rombositopenia menunjukkan adanya sepsis 9rombositopenia menunjukkan adanya sepsis  Pulse oximetry

 Pulse oximetry Aenilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigenAenilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen Sumber4 3ermansen

Sumber4 3ermansen

%.

%. Kom&likasiKom&likasi

omplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi 4

omplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi 4

1.

1. "uptur al/eoli "uptur al/eoli 4 4 Cila diurigai Cila diurigai terjadi kebooran terjadi kebooran udara ( udara ( pneumothorak, pneumomediastinum,pneumothorak, pneumomediastinum,

 pneumoperiardiu

 pneumoperiardium, emfisema m, emfisema intersisiel intersisiel ), pada ), pada bayi dengbayi denganan RDS RDS yang tibatiba memburuk yang tibatiba memburuk 

dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.

dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.

2.

2. #apa#apat t timtimbul bul infeinfeksi ksi yang yang terterjadi karena jadi karena keadkeadaan aan pendpenderierita ta yanyang g memmemburuburuk k dan dan adanadanyaya

 perubahan j

 perubahan jumlah leukosit dumlah leukosit dan thrombositopean thrombositopeni. &nfeksi dani. &nfeksi dapat timbul kapat timbul karena tindakan rena tindakan in/asi/in/asi/

seperti pemasangan jarum /ena, kateter, dan alatalat respirasi.

seperti pemasangan jarum /ena, kateter, dan alatalat respirasi.

+. erdarahan intrakranial dan leukomalaia peri/entrikular 4 perdarahan intra/entrikuler terjadi

+. erdarahan intrakranial dan leukomalaia peri/entrikular 4 perdarahan intra/entrikuler terjadi

 pada

 pada 20!0$ 20!0$ bayi bayi prematur prematur dengan dengan frekuensi frekuensi terbanyak terbanyak pada pada bayibayi RDS  RDS   dengan /entilasi  dengan /entilasi

mekanik.

mekanik.

!

! ##  dedengngan an pepeniningngkakatatan n shshununtiting ng dadari ri kikiri ri ke ke kakananan n memerurupapakakan n kokompmplilikakasi si babayiyi

dengan

dengan RDS  RDS  terutama pada terutama pada bayi yang bayi yang dihentikan terapi surfaktannya.dihentikan terapi surfaktannya.

omplika

omplikasi jangka panjang si jangka panjang dapat disebabkan oleh toksisitas oksigen, tekanan yang tinggidapat disebabkan oleh toksisitas oksigen, tekanan yang tinggi

dalam paru, memberatnya penyakit dan kurangnya oksigen yang menuju ke otak dan organ

dalam paru, memberatnya penyakit dan kurangnya oksigen yang menuju ke otak dan organ

lain.

lain.

omplikasi jangka panjang yang sering terjadi 4

omplikasi jangka panjang yang sering terjadi 4

1.

1. CronCronhophopulmulmonary onary #ys#ysplasplasia ia (C(C#)4 #)4 mermerupakupakan an penypenyakit akit paru paru kronkronik ik yang yang disedisebabkbabkanan

 pemakaian

(4)

tingginy

tingginya /olume dan tekanan yang digunakan a /olume dan tekanan yang digunakan pada 7aktu menggunakan /entilpada 7aktu menggunakan /entilasi mekanik,asi mekanik,

ada

adanya nya infinfekseksi, i, ininflflamamasiasi, , dan dan dedefisfisieniensi si /i/itamtamin in . . &n&nsisiden den CC# # memeninningkagkat t dedengangann

menurunnya masa gestasi.

menurunnya masa gestasi.

2.

2. "etinopathy "etinopathy prematur prematur 

ega

egagalagalan fungsi nen fungsi neurolurologi, teogi, terjadrjadi sekiti sekitar 10-0ar 10-0$ bayi yan$ bayi yang berhug berhubungbungan an dengdengan masaan masa

gestasi, adanya hipo*ia, komplikasi intrakranial, dan adanya infeksi.

gestasi, adanya hipo*ia, komplikasi intrakranial, dan adanya infeksi.

G.

G. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Aenurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi,dkk (200+) tindakan untuk mengatasi

Aenurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi,dkk (200+) tindakan untuk mengatasi

masalah kega7atan pernafasan meliputi 4

masalah kega7atan pernafasan meliputi 4

1.

1. Aempertahankan /entilasi dan oksigenasi adekuat.Aempertahankan /entilasi dan oksigenasi adekuat.

2.

2. Aempertahankan keseimbangan asam basa.Aempertahankan keseimbangan asam basa.

+.

+. Aempertahankan suhu lingkungan netral.Aempertahankan suhu lingkungan netral.

!.

!. Aempertahankan perfusi jaringan adekuat.Aempertahankan perfusi jaringan adekuat.

.

. Aenegah hipotermia.Aenegah hipotermia.

:.

:. Aempertahankan airan dan elektrolit adekuat.Aempertahankan airan dan elektrolit adekuat.

enatalaksanaan seara umum 4

enatalaksanaan seara umum 4

a.

a. asang jalur infus intra/ena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila bayiasang jalur infus intra/ena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila bayi

tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus dektrosa  $

tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus dektrosa  $

• antau selalu tanda /italantau selalu tanda /ital

• Daga patensi jalan nafasDaga patensi jalan nafas

• Cerikan ksigen (2+ liter8menit dengan kateter nasal)Cerikan ksigen (2+ liter8menit dengan kateter nasal)

 b. Dika bayi mengalami apneu

 b. Dika bayi mengalami apneu

• Bakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukanBakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan

• Bakukan penilaian lanjutBakukan penilaian lanjut

. Cila terjadi kejang potong kejang segera periksa kadar gula darah

. Cila terjadi kejang potong kejang segera periksa kadar gula darah

e. emberian nutrisi adekuat

e. emberian nutrisi adekuat

Se

Setetelalah h memenanajejememen n umumumum, , sesegegera ra didilalakukukakan n memenanajejememen n lalanjnjut ut sesesusuai ai dedengnganan

kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat gangguan nafas. Aenajemen spesifik atau

kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat gangguan nafas. Aenajemen spesifik atau

menajemen lanjut4

menajemen lanjut4

Gangg$an nafas ringan

Gangg$an nafas ringan

Ceberapa bayi ukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada 7aktu lahir 

Ceberapa bayi ukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada 7aktu lahir 

tanp

tanpa a gejgejalaalagejagejala la lain lain disedisebut but E9E9ranransiensient t 99aaypnypnea ea of of the the >e7>e7bornbornF F (99(99>). >). 99ererutamutamaa

terjadi setelah bedah sesar. Ciasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri

terjadi setelah bedah sesar. Ciasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri

ta

tanpa npa penpengobgobataatan. n. AeAeskiskipun pun demdemikiikian, an, padpada a bebeberberapa apa kaskasus. us. GaGanggngguan uan napnapas as rinringangan

merupakan tanda a7al dari infeksi sistemik.

merupakan tanda a7al dari infeksi sistemik.

Gangg$an nafas sedang

Gangg$an nafas sedang

• BaBakukukan kan pempemberberiaian n 2 2 22+ + liliteter8 r8 memenit nit dedengangan n katkateteter er nasnasal, al, bilbila a mamasih sih sessesak ak dapdapatat

diberikan o2 ! liter8menit dengan sungkup

diberikan o2 ! liter8menit dengan sungkup

• Cayi jangan diberi minukmCayi jangan diberi minukm

• DikDika a ada ada tatanda nda berberikuikut, t, berberikaikan n antantibibiotiotika ika (am(ampispisililin in dadan n gengentamtamisisin) in) untuntuk uk terterapiapi

kemungkinan besar sepsis.

kemungkinan besar sepsis.

 Suhu aksiler @5 +<Suhu aksiler @5 +<

 ir ketuban berampur mekoniumir ketuban berampur mekonium

 "i7ayat infeksi intrauterin, demam uriga infeksi berat atau ketuban peah dini (5 1; jam)"i7ayat infeksi intrauterin, demam uriga infeksi berat atau ketuban peah dini (5 1; jam)

• Cila suhu aksiler +! +:, Cila suhu aksiler +! +:,  atau +-,+< tangani untuk masalah suhu abnormal dan  atau +-,+< tangani untuk masalah suhu abnormal dan nilainilai

ulang setelah 2 jam4

ulang setelah 2 jam4

 Cila suhu masih belum stabil atau Cila suhu masih belum stabil atau gangguan nafas belum ada perbaikan, berikan antibiotikagangguan nafas belum ada perbaikan, berikan antibiotika

untuk terapi kemungkinan besar seposis

(5)

 Dika suhu normal, teruskan amati bayi. pabila suhu kembali abnormal ulangi tahapan tersebut diatas.

• Cila tidak ada tandatanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam

• pabila bayi tidak menunjukan perbaikan atau tandatanda perburukan setelah 2 jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis

• Cila bayi mulai menunjukan tandatanda perbaikan kurangai terapi o2seara bertahap . asang pipa lambung, berikan S& peras setiap 2 jam. Dika tidak dapat menyusu, berikan S&  peras dengan memakai salah satu ara pemberian minum

• mati bayi selama 2! jam setelah pemberian antibiotik dihentikan. Cila bayi kembali tampak kemerahan tanpa pemberian 2 selama + hari, minumbaik dan tak ada alasan bayi tatap tinggal di "umah Sakit bayi dapat dipulangkan

Gangg$an nafas ringan

• mati pernafasan bayi setiap 2 jam selama : jam berikutnya.

• Cila dalam pengamatan ganguan nafas memburuk atau timbul gejala sepsis lainnya. 9erapi untuk kemungkinan kesar sepsis dan tangani gangguan nafas sedang dan dan segera dirujuk  di rumah sakit rujukan.

• Cerikan S& bila bayi mampu mengisap. Cila tidak berikan S& peras dengan menggunakan salah satu ara alternatif pemberian minuman.

• urangi pemberian 2 seara bertahap bila ada perbaikan gangguan napas. 3entikan  pemberian 2 jika frekuensi napas antara +0:0 kali8menit.

Penatalaksanaan medis'

engobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit "#S adalah4 • ntibiotika untuk menegah infeksi sekunder 

• ?urosemid untuk memfasilitasi reduksi airan ginjal dan menurunkan aiaran paru • ?enobarbital

• Hitamin = menurunkan produksi radikalbebas oksigen

• Aetilksantin (teofilin dan kafein ) untuk mengobati apnea dan untuk pemberhentian dari  pemakaian /entilasi mekanik.

Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaan dalam pengobatan "#S adalah pemberian surfaktan eksogen ( derifat dari sumber alami misalnya manusia, didapat dari airan amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk surfaktan buatan )

BAB II

KONSEP KEPE(A)ATAN

A. Pengkajian

Ri,ayat ate"nal

 en#e"ita penyakit sepe"ti #ia!etes ellitus  Kon#isi sepe"ti pe"#a"ahan plaenta

 Tipe #an laanya pe"salinan  St"ess 2etal atau int"apa"tus

Status in2ant saat lahi"   3"eatu"4 uu" kehailan

  Ap$a" so"e4 apakah te"a#i aspiksia

 Bayi p"eatu" yan$ lahi" elalui ope"asi aesa"  a"#io%askula" 

(6)

 u"u" sistolik

 Denyut antun$ #ala !atas no"al Inte$uen

 3allo" yan$ #ise!a!kan oleh %asokont"iksi pe"iphe"al  3ittin$ e#ea pa#a tan$an #an kaki

 ottlin$ :eu"olo$is

 Io!ilitas4 keleahan4 2lai#itas  3enu"unan suhu tu!uh

 3ulona"y

 Takipnea 7pe"na2asan le!ih #a"i 60 8 pe" enit4 un$kin ;0 < 100 8 9  :a2as $"untin$

 :asal 2la"in$

 Ret"aksi inte"ostal4 sup"aste"nal4 atau su!ste"nal

 yanosis 7sent"al keu#ian #iikuti si"kuo"al9 !e"hu!un$an #en$an pe"sentase #esatu"asi heo$lo!in  3enu"unan sua"a na2as4 "akles4 episo#e apnea

Status Behavioral  Letha"$y

Study Diagnostik

 Se"i "ont=en #a#a4 untuk elihat #ensitas atelektasis #an ele%asi #iaph"a$a #en$an o%e"#istensi #uktus al%eola" 

 B"onho$"a u#a"a4 untuk enentukan %entilasi alan na2as. Data la!o"ato"iu

 3"o2il pa"u4 untuk enentukan atu"itas pa"u4 #en$an !ahan ai"an anion 7untuk anin yan$ epunyai p"e#isposisi RDS9

¬ Leitin>Sphin$oielin 7L>S9 "atio & ( 1 atau le!ih en$in#ikasikan atu"itas pa"u ¬ 3hospati#y$lie"ol ( enin$kat saat usia $estasi *5 in$$u

¬ Tin$kat phosphaty#ylinositol

  Analisa ?as Da"ah4 3a@& ku"an$ #a"i 50 H$4 3a@& ku"an$ #a"i 60 H$4 satu"asi oksi$en & < -4 pH C4*1 < C4-5

 Le%el pottasiu4 enin$kat se!a$ai hasil #a"i "elease potassiu #a"i sel al%eola" yan$ "usak

B. Diagnosa Ke&era*atan

1. Gangguan pertukaran gas b.d imaturitas paru dan neuromuskular, defisiensi surfaktan dan ketidakstabilan al/eolar.

&. Cersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,

 peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas

+. 9idak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan /entilator, tidak berfungsinya /entilator dan posisi bantuan /entilator yang kurang tepat.

!. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menghisap, penurunan motilitas usus.

. "esiko tinggi defiit /olume airan berhubungan dengan kehilangan airan sensible dan insensible

:. oping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas, perasaan bersalah, dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

-. Resiko tin$$i $an$$uan te"o"e$ulasi ( hipote"i !.# !elu te"!entuknya lapisan leak pa#a kulit.

C. Im&lementasi Ke&era*atan

1. Ganuan pertu!aran as b.d imaturitas paru dan neuromus!ular, de"isiensi sur"a!tan dan !etida!stabilan al#eolar.

9ujuan4 Setelah dilakukan tindakan kepera7atan selama +*2! jam diharapkan pola nafas efektif.

(7)

 ?rekuensi jantung 1001!0 *8i  ernapasan !0:0 *8i

 9akipneu atau apneu tidak ada  Sianosis tidak ada

&nter/ensi

a. osisikan untuk pertukaran udara yang optimalI tempatkan pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap keatap dalam posisi JmengendusJ

" $ untuk menegah adanya penyempitan jalan nafas.  b. 3indari hiperekstensi leher 

" $ karena akan mengurangi diameter trakea.

. bser/asi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan , kenali tandatanda distres misalnya4 mengorok, pernafasan uping hidung, apnea.

" $ memastikan posisi sesuai dengan yang diinginkan dan menegah terjadinya distres  pernafasan.

d. Bakukan penghisapan

" $ menghilangkan mukus yang terakumulasi dari nasofaring, trakea, dan selang endotrakeal. e. enghisapan selang endotrakeal sebelum pemberian surfaktan

" $ memastikan bah7a jalan napas bersih

f. 3indari penghisapan sedikitnya 1 jam setelah pemberian surfaktan " $ meningkatkan absorpsi ke dalam al/elolar 

g. bser/asi peningkatan pengembangan dada setelah pemberian surfaktan. " $ menilai fungsi pemberian surfaktan.

h. 9urunkan pengaturan, /entilator, khususnya tekanan inspirasi punak dan oksigen " $ menegah hipoksemia dan distensi paru yang berlebihan.

%.  &ersihan 'alan na"as tida! e"e!ti" berhubunan denan hilannya "unsi 'alan na"as,  penin!atan se!ret pulmonal, penin!atan resistensi 'alan na"as ditandai denan $ dispneu,  perubahan pola na"as, penunaan otot perna"asan, batu! denan atau tanpa sputum,

yanosis. 9ujuan 4

 asien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronhi ()  asien bebas dari dispneu

 Aengeluarkan sekret tanpa kesulitan

 Aemperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas 9indakan 4

&ndependen

a. atat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya

"4enggunaan otototot interkostal8abdominal8leher dapat meningkatkan usaha dalam  bernafas

 b. bser/asi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus "4engembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi airan dan adanya airan dapat meningkatkan fremitus

. atat karakteristik dari suara nafas

 "4Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara mele7ati batang traheo branhial dan juga karena adanya airan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas

d. atat karakteristik dari batuk

"4arakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas. danya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent

e. ertahankan posisi tubuh8posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu "4emeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten

(8)

f. aji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan sution bila ada indikasi

"4enimbunan sekret mengganggu /entilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis dan infeksi paru

g. eningkatan oral intake jika memungkinkan

"4eningkatan airan per oral dapat mengenerkan sputum  olaborati" 

h. Cerikan oksigen, airan &H I tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi"4Aengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen

i. Cerikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi

"4#apat berfungsi sebagai bronhodilatasi dan mengeluarkan sekret

 j. Cerikan fisiotherapi dada misalnya 4 postural drainase, perkusi dada8/ibrasi jika ada indikasi "4Aeningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otototot pernafasan k. Cerikan bronhodilator misalnya 4 aminofilin, albuteal dan mukolitik "4#iberikan untuk 

mengurangi bronhospasme, menurunkan /iskositas sekret dan meningkatkan /entilasi

*. +ida! e"e!ti"nya pola na"as yan berhubunan denan !etida!samaan na"as bayi dan #entilator, tida! ber"unsinya #entilator dan posisi bantuan #entilator yan !uran tepat. 9indakan 4

 ndependen

a. aji status pernafasan, atat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas

"49akipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha nafas  b. atat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti rakles, dan

7hee%ing

"4Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. rakles terjadi karena  peningkatan airan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran al/eoli K kapiler. Lhee%ing terjadi karena bronhokontriksi atau adanya mukus  pada jalan nafas

. aji adanya yanosis

"4Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi  gr dari 3b) sebelum yanosis munul. 9anda yanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, yanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah /asokontriksi.

d. bser/asi adanya somnolen, onfusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat "43ipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium

e. Cerikan istirahat yang ukup dan nyaman

"4Aenyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen  olaborati" 

f. Cerikan humidifier oksigen dengan masker  jika ada indikasi

"4Aemaksimalkan pertukaran oksigen seara terus menerus dengan tekanan yang sesuai g. Cerikan penegahan &C

"4eningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi h. "e/ie7 Mray dada

"4Aemperlihatkan kongesti paru yang progresif 

i. Cerikan obatobat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronhodilator dan ekspektorant

"46ntuk menegah "#S

-. Ganuan nutrisi !uran dari !ebutuhan tubuh berhubunan denan !etida!mampuan menhisap, penurunan motilitas usus.

Tuuan ( epe"tahankan #an en#ukun$ intake nut"isi Inte"%ensi Rasional

(9)

a. Be"ikan in2us D 10  sekita" 65 < ;0 l>k$ !!> ha"i

R( Untuk en$$antikan kalo"i yan$ ti#ak #i#apat sea"a o"al

!. 3asan$ selan$ naso$ast"ik atau o"o$ast"ik untuk #apat easukkan akanan ika #iin#ikasikan atau untuk en$e%aluasi isi la!un$

R(3ilihan ini #ilakukan ika asukan su#ah ti#ak un$kin #ilakukan. . ek lokasi selan$ :?T #en$an a"a (

  Aspi"asi isi la!un$

 Ineksikan seulah u#a"a #an auskultasi asuknya u#a"a pa#a la!un$

 Letakkan uun$ selan$ #i ai"4 !ila asuk la!un$4 selan$ ti#ak akan ep"o#uksi $ele!un$ R( Untuk ene$ah asuknya akanan ke salu"an pe"na2asan

#. Be"ikan akanan sesuai #en$an p"ose#u" !e"ikut (  'le%asikan kepala !ayi

 Be"ikan ASI atau susu 2o"ula #en$an p"insip $"a%itasi #en$an ketin$$ian 6< ; inhi #a"i kepala !ayi  Be"ikan akanan #en$an suhu "uan$an

 Ten$ku"apkan !ayi setelah akan sekita" 1 a

R( e!e"ikan akanan tanpa enu"unkan tin$kat ene"$i !ayi e. Be"ikan T3: ika #iin#ikasikan

R( T3: e"upakan eto#e alte"nati2 untuk epe"tahankan nut"isi ika !o,el soun#s ti#ak a#a #an in2ants !e"a#a pa#a sta#iu akut.

.  Resi!o tini de"iit #olume airan berhubunan denan !ehilanan airan sensible dan insensible

Tuuan ( epe"tahankan kesei!an$an ai"an #an elekt"olit Inte"%ensi Rasional

a. 3e"tahankan pe!e"ian in2us De8 10  60 < 100 l>k$ !!>ha"i

R( 3en$$antian ai"an sea"a a#ekuat untuk ene$ah keti#aksei!an$an

!. Tin$katkan ai"an in2us 10 l>k$>ha"i4 te"$antun$ #a"i u"ine output4 pen$$unaan peanas #an ulah 2ee#in$s R( epe"tahankan asupan ai"an sesuai ke!utuhan pasien. Takipnea #an pen$$unaan peanas tu!uh akan enin$katkan ke!utuhan ai"an

. 3e"tahankan tetesan in2us sea"a sta!il4 $unakan in2usion pup Untuk ene$ah kele!ihan atau keku"an$an ai"an.

R(Kele!ihan ai"an #apat ena#i kea#aan 2atal. #. onito" intake ai"an #an output #en$an a"a (  Ti!an$ !e"at !a#an !ayi setiap ; a

 Ti!an$ popok !ayi untuk enentukan u"ine output  Tentukan ulah BAB

 onito" ulah asupan ai"an in2us setiap ha"i

R(atatan intake #an output ai"an pentin$ untuk enentukan keti#ak sei!an$an ai"an se!a$ai #asa" untuk pen$$antian ai"an

e. Lakukan pee"iksaan so#iu #an potassiu setiap 1& atau &- a

R(3enin$katan tin$kat so#iu #an potassiu en$in#ikasikan te"a#inya #ehi#"asi #an potensial keti#aksei!an$an elekt"olit

6. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas, perasaan bersalah, dan perpisahan dengan bayi  sebagai akibat situasi krisis

Tuuan ( einialkan keeasan #an "asa !e"salah4 #an en#ukun$ !oun#in$ anta"a o"an$tua #an in2ant Inte"%ensi Rasional

a. Kai "espon %e"!al #an non %e"!al o"an$tua te"ha#ap keeasan #an pen$$unaan kopin$ ekanise R(Hal ini akan e!antu en$i#enti2ikasi #an e!an$un st"ate$i kopin$ yan$ e2ekti2 

!. Bantu o"an$tua en$un$kapkan pe"asaannya sea"a %e"!al tentan$ kon#isi sakit anaknya4 pe"a,atan yan$ laa pa#a unit intensi%e4 p"ose#u" #an pen$o!atan in2ant.

R( e!uat o"an$tua !e!as en$ekp"esikan pe"asaannya sehin$$a e!antu enalin "asa salin$ pe"aya4 se"ta en$u"an$i tin$kat keeasan

(10)

. Be"ikan in2o"asi yan$ aku"at #an konsisten tentan$ kon#isi pe"ke!an$an in2ant R( In2o"asi #apat en$u"an$i keeasan

#. Bila un$kin4 anu"kan o"an$tua untuk en$unun$i #an ikut te"li!at #ala pe"a,atan anaknya R( e2asilitasi p"oses !oun#in$

e. Ruuk pasien pa#a pe"a,at kelua"$a atau kounitas

R( Ruukan untuk epe"tahankan in2o"asi yan$ a#ekuat4 se"ta e!antu o"an$tua en$ha#api kea#aan sakit k"onis pa#a anaknya.

/. Resiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermi b.d belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit. Tuuan (Setelah #ilakukan tin#akan kepe"a,atan selaa * 8 &- a #iha"apkan suhu tu!uh tetap no"al. K"ite"ia '%aluasi (

 Suhu *C E

 Bayi ti#ak ke#in$inan Inte"%ensi #an Rasional (

a. Tepatkan !ayi pa#a tepat yan$ han$at R ( ene$ah te"a#inya hipote"i

!.  Atu" suhu inu!ato" 

R ( ena$a kesta!ilan suhu tu!uh . 3antau suhu tu!uh setiap & a

R ( eonito" pe"ke!an$an suhu tu!uh !ayi

#?9" 6S9

'%an. &011. Asuhan Kepe"a,atan 3asien Respi"ato"y Dist"ess Syn#"oe 7RDS94 #iakses pa#a tan$$al 10 Septe!e" &011 )http(>>,,,.ilukepe"a,atanku.o>asuhankepe"a,atanpasien"espi"ato"y #ist"esssyn#"oe"#s.htl/

3ermansen , Borah . "espiratory distress in the ne7born. m ?am hysiian. 200-I-:4<;-<!.

&ndrasanto, =riyanti., dkk. 200;. Pa!et Pelatihan Pelayanan 0bsetri Dan eonatal 2merensi  omprehensi" (>=).

osim. A.S., 2010. Dete!si Dini Dan Mana'emen Ganuan apas Pada eonatus Sebaai  Apli!asi P 0  2  (Pelayanan 0bstetri eonatal 2mereny omprehensi"). Cagian &lmu

esehatan nak "S6 #r. ariadi8 ? 6>#& Semarang

Aarkum, .3, Cuku jar &lmu esehatan nak, Dilid &, Cagian &lmu esehatan nak ?6&, Dakarta, 1<<1, hal. +0++0:.

 >ur . ., dkk. 2010. Pemberian Sur"a!tan Pada &ayi Prematur Denan Respiratory Distress Syndrome. Bab8SA? &lmu esehatan nak ?. 6nair8"S6# #r. Soetomo

Staf engajar &lmu esehatan nak ?6&, &lmu esehatan nak, Dilid &, =ditor 4 "usepno 3assan N 3usein latas, Cagian & ?6&, Dakarta 1<;, hal.

(11)

Suriadi dan Yuliani, ". 2001. Asuhan epera3atan Pada Ana! , edisi 1 Dakarta 4 H Sagung Seto

Linarno, dkk, enatalaksanaan ega7atan >eonatus, dalam Simposium Ga7at #arurat >eonatus, 6nit erja oordinasi ediatri #arurat &#&, Cadan enerbit 6>#&, Semarang, 1<<1, hal. 111+.

ASUHAN KEPERAWATAN HYA!NE "E"BRANE D!SEASE # RESP!RAT$RY D!STRESS SYDR$"E %RDS&

I. D'FI:ISI

Dikenal u$a se!a$ai "espi"ato"y #ist"ess sy#"o yan$ i#iopatik4 hyaline e!"ane #isease e"upakan keaa#aan akut yan$ te"utaa #iteukan pa#a !ayi p"eatu" saat lahi" atau se$e"a setelah lahi"4 le!ih se"in$ pa#a !ayi #en$an usia $estasi #i!a,ah *& yan$ epunyai !e"at #i!a,ah 1500 $"a. Ki"aki"a 60 !ayi yan$ lahi" se!elu $estasi & in$$u en$alai RDS.

Ban$unan pa"u anin #an p"o#uksi su"2atan pentin$ untuk 2un$si "espi"asi no"al. Ban$unan pa"u #a"i p"o#uksi su"2aktan !e"%a"iasi pa#a asin$asin$ !ayi. Bayi p"eatu" lahi" se!elu p"o#uksi su"2atan ea#ai. Su"2atan4 suatu senya,a lipop"otein yan$ en$isi al%eoli4 ene$ah al%eola" olaps #an enu"unkan ke"a "espi"asi #en$an enu"unkan te$an$an pe"ukaan. 3a#a #e2isiensi su"2atan4 te$an$an pe"ukaan enin$kat4 enye!a!kan kolapsnya al%eola" #an enu"unnya koplians pa"u4 yan$ ana akan epen$a"uhi %entilasi al%eola" sehin$$a te"a#i hipokseia #an hipe"kapnia #en$an ai#osis "espi"ato"y. Re#uksi pa#a %entilasi akan enye!a!kan %entilasi #an pe"2usi si"kulasi pa"u ena#i !u"uk4 enye!a!kan kea#aan hipokseia. Hipoksia a"in$an #an

ai#osis eta!olik te"a#i !e"hu!un$an #en$an atelektasis #an ke$a$alan pe"na2asan yan$ p"o$"esi2.

RDS e"upakan penye!a! utaa keatian #an kesakitan pa#a !ayi p"eatu"4 !iasanya setelah * < 5 ha"i. 3"o$nosanya !u"uk ika suppo"t %entilasi laa #ipe"lukan4 keatian !isa te"a#i setelah * ha"i penan$anan.

II. 'TI@L@?Y DA: FAKT@R 3R'SI3ITASI

 3"eatu"itas #en$an pa"upa"u yan$ iatu" 7$estasi #i!a,ah *& in$$u9 #an ti#ak a#anya4 $an$$uan atau #e2isiensi su"2atan

 Bayi p"eatu" yan$ lahi" #en$an ope"asi aesa" 

 3enu"unan suplay oksi$en saat anin atau saat kelahi"an pa#a !ayi atu" atau p"eatu".

III. 3':?KAGIA: Ri,ayat ate"nal

 en#e"ita penyakit sepe"ti #ia!etes ellitus  Kon#isi sepe"ti pe"#a"ahan plaenta

 Tipe #an laanya pe"salinan  St"ess 2etal atau int"apa"tus

Status in2ant saat lahi"   3"eatu"4 uu" kehailan

 Ap$a" so"e4 apakah te"a#i aspiksia

 Bayi p"eatu" yan$ lahi" elalui ope"asi aesa" 

a"#io%askula" 

 B"a#ika"#i 7#i!a,ah 100 8 pe" enit9 #en$an hipokseia !e"at  u"u" sistolik

(12)

Inte$uen

 3allo" yan$ #ise!a!kan oleh %asokont"iksi pe"i2e"al  3ittin$ e#ea pa#a tan$an #an kaki

 ottlin$

:eu"olo$is

 Io!ilitas4 keleahan4 2lai#itas  3enu"unan suhu tu!uh

3ulona"y

 Takipnea 7pe"na2asan le!ih #a"i 60 8 pe" enit4 un$kin ;0 < 100 8 9  :a2as $"untin$

 :asal 2la"in$

 Ret"aksi inte"ostal4 sup"aste"nal4 atau su!ste"nal

 yanosis 7sent"al keu#ian #iikuti si"kuo"al9 !e"hu!un$an #en$an pe"sentase #esatu"asi heo$lo!in

 3enu"unan sua"a na2as4 "akles4 episo#e apnea

I. STATUS B'HAI@RAL  Letha"$y

. STUDY DIA?:@STIK

 Se"i "ont=en #a#a4 untuk elihat #ensitas atelektasis #an ele%asi #iaph"a$a #en$an o%e"#istensi #uktus al%eola" 

 B"onho$"a u#a"a4 untuk enentukan %entilasi alan na2as.

Data la!o"ato"iu

 3"o2il pa"u4 untuk enentukan atu"itas pa"u4 #en$an !ahan ai"an anion 7untuk anin yan$ epunyai p"e#isposisi RDS9

 Leitin>Sphin$oielin 7L>S9 "atio

& ( 1 atau le!ih en$in#ikasikan atu"itas pa"u

 3hospati#y$lie"ol ( enin$kat saat usia $estasi *5 in$$u  Tin$kat phosphaty#ylinositol

 Analisa ?as Da"ah4 3a@& ku"an$ #a"i 50 H$4 3a@& ku"an$ #a"i 60 H$4 satu"asi oksi$en &  -4 pH C4*1 < C4-5

 Le%el pottasiu4 enin$kat se!a$ai hasil #a"i "elease potassiu #a"i sel al%eola" yan$ "usak

I. DIA?:@SA K'3'RAATA:

Kola!o"ati2 p"o!le ( Insu2isiensi "espi"ato"y !e"hu!un$an #en$an penu"unan %olue #an koplians pa"u4 pe"2usi pa"u #an %intilasi al%eola" 

Tuuan 1 ( Tan#a #an $eala #isst"es pe"na2asan4 #e%iasi #a"i 2un$si #an "esiko in2ant te"ha#ap RDS #apat te"i#enti2ikasi

Inte"%ensi Rasional

(13)

 Ri,ayat i!u #en$an #ai!etes ellitus atau pe"#a"ahan plaenta  3"eatu"itas !ayi

 Hipoksia anin

 Kelahi"an elalui ope"asi aesa"

3en$kaian #ipe"lukan untuk enentukan inte"%ensi seepatnya !ila !ayi enunukkan a#anya tan#a #isst"es na2as #an te"utaa untuk epe"!aiki p"o$nosa

&. Kai pe"u!ahan status pe"na2asan te"asuk (

 Takipnea 7pe"na2asan #iatas 60 8 pe" enit4 un$kin ;0 < 100 89  :a2as $"untin$

 :asal 2la"in$

 Ret"aksi inte"ostal4 sup"aste"nal atau su!ste"nal #en$an pen$$unaan otot !antu na2as  yanosis

 'piso#e apnea4 penu"unan sua"a na2as #an a#anya "akles

3e"u!ahan te"se!ut en$in#ikasikan RDS telah te"a#i4 pan$$il #okte" untuk tin#akan seepatnya  3e"na2asan !ayi enin$kat ka"ena penin$katan ke!utuhan oksi$en

 Sua"a ini e"upakan sua"a ke"an penutupan $lotis untuk en$hentikan ekhalasi u#a"a #en$an enekan pita sua"a

 e"upakan kea#aan untuk enu"unkan "esistensi #a"i "espi"asi #en$an e!uka le!a" alan na2as  Ret"aksi en$in#ikasikan ekspansi pa"u yan$ ti#ak a#ekuat selaa inspi"asi

 yanosis te"a#i se!a$ai tan#a lanut #en$an 3@& #i!a,ah -0 H$

 'piso#e apneu #an penu"unan sua"a na2as enan#akan #ist"ess na2as seakin !e"at *. Kai tan#a yan$ te"kait #en$an RDS

 3allo" #an pittin$ e#ea pa#a tan$an #an kaki selaa &- a  Keleahan otot

 Denyut antun$ #i!a,ah 100 8 pe" enit pa#a sta#iu lanut

 :ilai A?D #en$an 3@& #i!a,ah -0 H$4 po& #iatas 65 H$4 #an pH #i!a,ah C415

Tan#atan#a te"se!ut te"a#i pa#a RDS

 Tan#a ini te"a#i ka"ena %asokont"iksi pe"i2e" #an penu"unan pe"ea!ilitas %askule" 

 Tan#a ini te"a#i ka"ena ekshaution yan$ #ise!a!kan kehilan$an ene"$i selaa kesulitan na2as  B"a#ika"#ia te"a#i ka"ena hipokseia !e"at

 Tan#a ini en$in#ikasikan ai#osis "espi"ato"y #an ai#osis eta!olik ika !ayi hipoksik -. onito" 3@& t"anutan atau nilai pulse oksiet"i sea"a kontinyu setiap a

:ilai 3@& t"askutan #an pulse oksiet"i non in%asi2 enunukkan p"osentase oksi$en saat inspi"asi u#a"a.

Tuuan &. epe"tahankan #an eaksialkan 2un$si pulonal Inte"%ensi

Rasional

1. Be"ikan kehan$atan #an oksi$en sesuai #en$an s!!  @ksi$en yan$ #ihan$atkan *14C < **4

 Hui#i2ikasi -0  60  Be"i 3A3 positi2 

 Be"i 3''3 positi2

Untuk ene$ah te"a#inya hipote"ia #an eenuhi ke!utuhan oksi$en tu!uh

(14)

@!at ini !e"$una se!a$ai "elaksan otot untuk ene$ah inu"y ka"ena pe"$e"akan !ayi saat %entilasi *. Tepatkan !ayi pa#a lin$kun$an #en$an suhu no"al se"ta onito" tepe"atu" aksila setiap a Lin$kun$an #en$an suhu net"al akan enu"unkan ke!utuhan oksi$en #an enu"unkan p"o#uksi @&.

-. onito" %ital si$ns sea"a kontinyu yaitu #enyut antun$4 pe"na2asan4 tekanan #a"ah4 se"ta auskultasi sua"a na2as

3e"u!ahan %ital si$ns enan#akan tin$kat kepa"ahan atau penye!uhan 5. @!se"%asi pe"u!ahan ,a"na kulit4 pe"$e"akan #an akti%itas

Ka"ena pe"u!ahan ,a"na kulit4 pe"$e"akan #an akti%itas en$in#ikasikan penin$katan eta!olise oksi$en #an $lukosa. In2o"asi yan$ pentin$ lainnya a#alah pe"u!ahan ke!utuhan ai"an4 kalo"i #an ke!utuhan oksi$en.

6. 3e"tahankan ene"$i pasien #en$an elakukan p"ose#u" see2ekti2 un$kin. ene$ah penu"unan tin$kat ene"$i in2ant

C. onito" se"ial A?D sepe"ti 3a@&4 3ao&4 H@* #an pH setiap ha"i atau !ila #i!utuhkan 3e"u!ahan en$in#ikasikan te"a#inya ai#osis "espi"ato"ik atau eta!olik

Dia$nosa kepe"a,atan ( ?an$$uan nut"isi ku"an$ #a"i ke!utuhan tu!uh !e"hu!un$an #en$an keti#akapuan en$hisap4 penu"unan otilitas usus.

Tuuan ( epe"tahankan #an en#ukun$ intake nut"isi

Inte"%ensi Rasional

1. Be"ikan in2us D 10  sekita" 65 < ;0 l>k$ !!> ha"i

Untuk en$$antikan kalo"i yan$ ti#ak #i#apat sea"a o"al

&. 3asan$ selan$ naso$ast"ik atau o"o$ast"ik untuk #apat easukkan akanan ika #iin#ikasikan atau untuk en$e%aluasi isi la!un$

3ilihan ini #ilakukan ika asukan su#ah ti#ak un$kin #ilakukan. *. ek lokasi selan$ :?T #en$an a"a (

 Aspi"asi isi la!un$

 Ineksikan seulah u#a"a #an auskultasi asuknya u#a"a pa#a la!un$

 Letakkan uun$ selan$ #i ai"4 !ila asuk la!un$4 selan$ ti#ak akan ep"o#uksi $ele!un$ Untuk ene$ah asuknya akanan ke salu"an pe"na2asan

-. Be"ikan akanan sesuai #en$an p"ose#u" !e"ikut (  'le%asikan kepala !ayi

 Be"ikan ASI atau susu 2o"ula #en$an p"insip $"a%itasi #en$an ketin$$ian 6 < ; inhi #a"i kepala !ayi

 Be"ikan akanan #en$an suhu "uan$an

 Ten$ku"apkan !ayi setelah akan sekita" 1 a

(15)

5. Be"ikan T3: ika #iin#ikasikan

T3: e"upakan eto#e alte"nati2 untuk epe"tahankan nut"isi ika !o,el soun#s ti#ak a#a #an in2ants !e"a#a pa#a sta#iu akut.

Dia$nosa kepe"a,atan ( Resiko tin$$i #e2iit %olue ai"an !e"hu!un$an #en$an kehilan$an ai"an sensi!le #an insesi!le

Tuuan ( epe"tahankan kesei!an$an ai"an #an elekt"olit

Inte"%ensi Rasional

1. 3e"tahankan pe!e"ian in2us De8 10  60 < 100 l>k$ !!>ha"i 3en$$antian ai"an sea"a a#ekuat untuk ene$ah keti#aksei!an$an

&. Tin$katkan ai"an in2us 10 l>k$>ha"i4 te"$antun$ #a"i u"ine output4 pen$$unaan peanas #an  ulah 2ee#in$s

epe"tahankan asupan ai"an sesuai ke!utuhan pasien. Takipnea #an pen$$unaan peanas tu!uh akan enin$katkan ke!utuhan ai"an

3e"tahankan tetesan in2us sea"a sta!il4 $unakan in2usion pup

Untuk ene$ah kele!ihan atau keku"an$an ai"an. Kele!ihan ai"an #apat ena#i kea#aan 2atal. -. onito" intake ai"an #an output #en$an a"a (

 Ti!an$ !e"at !a#an !ayi setiap ; a

 Ti!an$ popok !ayi untuk enentukan u"ine output  Tentukan ulah BAB

 onito" ulah asupan ai"an in2us setiap ha"i

atatan intake #an output ai"an pentin$ untuk enentukan keti#ak sei!an$an ai"an se!a$ai #asa" untuk pen$$antian ai"an

5. Lakukan pee"iksaan so#iu #an potassiu setiap 1& atau &- a

3enin$katan tin$kat so#iu #an potassiu en$in#ikasikan te"a#inya #ehi#"asi #an potensial keti#aksei!an$an elekt"olit

Dia$nosa kepe"a,atan ( Kopin$ kelua"$a ine2ekti2 !e"hu!un$an #en$an ansietas4 pe"asaan !e"salah4 #an pe"pisahan #en$an !ayi se!a$ai aki!at situasi k"isis

Tuuan ( einialkan keeasan #an "asa !e"salah4 #an en#ukun$ !oun#in$ anta"a o"an$tua #an in2ant

Inte"%ensi Rasional

(16)

1. Kai "espon %e"!al #an non %e"!al o"an$tua te"ha#ap keeasan #an pen$$unaan kopin$ ekanise

Hal ini akan e!antu en$i#enti2ikasi #an e!an$un st"ate$i kopin$ yan$ e2ekti2 

&. Bantu o"an$tua en$un$kapkan pe"asaannya sea"a %e"!al tentan$ kon#isi sakit anaknya4 pe"a,atan yan$ laa pa#a unit intensi%e4 p"ose#u" #an pen$o!atan in2ant

e!uat o"an$tua !e!as en$ekp"esikan pe"asaannya sehin$$a e!antu enalin "asa salin$ pe"aya4 se"ta en$u"an$i tin$kat keeasan

*. Be"ikan in2o"asi yan$ aku"at #an konsisten tentan$ kon#isi pe"ke!an$an in2ant In2o"asi #apat en$u"an$i keeasan

-. Bila un$kin4 anu"kan o"an$tua untuk en$unun$i #an ikut te"li!at #ala pe"a,atan anaknya e2asilitasi p"oses !oun#in$

5. Ruuk pasien pa#a pe"a,at kelua"$a atau kounitas

Ruukan untuk epe"tahankan in2o"asi yan$ a#ekuat4 se"ta e!antu o"an$tua en$ha#api kea#aan sakit k"onis pa#a anaknya.

DAFTAR 3USTAKA

elson4 A. Kath"yn J a"ie S. Ga22e4 ate"nal In2ant Health a"e 3lannin$4 Seon# '#ition4 Sp"in$house o"po"ation4 3ennsyl%ania4

1-Aske' Hialin "e()ran Disease

BAB I

PENDA+,-,AN

1.1 Batar Celakang

Syndrome ga7at nafas (respiratory distress syndrome) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang  berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru (Lhalley dan 7ong,1<<). Gangguan ini biasanya juga di kenal dengan nama hyaline membrane disease (3A#) atau  penyakit membrane hyaline, karena pada penyakit ini selalu ditemukan membran hialin yang

melapisi al/eoli serta ketidakadekuatan produksi surfaktan dalam paru.

Cangunan paru janin dan produksi surfaktan penting untuk fungsi respirasi normal. Cangunan paru dari produksi surfaktan ber/ariasi pada masingmasing bayi. Cayi prematur  lahir sebelum produksi surfaktan memadai. Surfaktan, suatu senya7a lipoprotein yang mengisi al/eoli, menegah al/eolar kolaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. ada defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya al/eolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi /entilasi al/eolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratory.

"#S sering ditemukan pada bayi premature. &nsidens berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat badan. rtinya semakin muda usia kehamilan ibu semakin tinggi

(17)

kejadian "#S pada bayi tersebut. Sebaliknya, semakin tua usia kehamilan semakin rendah kejadian "#S. ersentase kejadian menurut usia kehamilan adalah :0;0$ terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 2; minggu, 1+0$ pada bayi antara +2+: minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi ukup bulan(matur). Selain itu kenaikan frekuensi juga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan misalnya,ibu penderita diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum.

"#S merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi prematur,  biasanya setelah + K  hari. rognosanya buruk jika support /entilasi lama diperlukan,

kematian bisa terjadi setelah + hari penanganan.

1.2 "umusan Aasalah

1. pa definisi hialin membran diseaseO

2. pa etiologi atau faktor penetus hialin membran diseaseO +. pa saja manifestasi klinis 3ialin membran diseaseO

!. Cagaimana patofisiologi hialin membran diseaseO

. pa saja pemeriksaan penunjang untuk klien dengan 3ialin membran diseaseO :. Cagaimana penatalaksanaan klien dengan hialin membran diseaseO

-. pa komplikasi dari hialin membran diseaseO

4. Cagaimana asuhan kepera7atan pasien dengan hialin membran diseaseO 5. Cagaimana prognosis dari hialin membrane diseaseO

1.+ 9ujuan 9ujuan 6mum

 Aahasis7a dapat mengetahui dan menegah terjadinya 3ialin membran disease. 9ujuan husus

1.Aengetahui definisi 3ialin membran disease

2.Aengetahui etiologi8 faktor penetus 3ialin membran disease +.Aenyebutkan manifestasi klinis 3ialin membran disease !.Aenyebutkan patofisiologi 3ialin membran disease

.Aengetahui pemeriksaan penunjang pada 3ialin membran disease :.Aengetahui penatalaksanaan klien dengan 3ialin membran disease -.Aengetahui komplikasi dari 3ialin membran disease

;.Aenjelaskan asuhan kepera7atan pasien dengan 3ialin membran disease <.Aengetahui prognosis dari hialin membrane disease

1.! Aanfaat

1. Aendapatkan pengetahuan tentang 3ialin membran disease

2. Aendapatkan pengetahuan tentang asuhan kepera7atan 3ialin membran disease

BAB II

(18)

2.1 #efinisi

 Respiratory distress syndrom yang idiopatik dikenal juga sebagai Hyalin Membrane  Disease, hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang terutama ditemukan pada  bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi

diba7ah +2 minggu yang mempunyai berat diba7ah 100 gram (Suryadi dan Yuliani, 2001). "#S adalah keadaan hipoksia dan edera paru yang terjadi akibat atelektasis primer yang luas.

Sindrom distress pernapasan dapat dibagi menjadi 4 1. Sindrom #istres ernapasan #e7asa ( "#S )

2. Sindrom #istres pernapasan &diopatik Cayi Caru Bahir ( &"#S )

  "#S adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas al/eolus dan atau membran kapiler paru. "#S selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada sistem  paru, kardio/askuler atau tubuh seara luas.

Cangunan paru janin dan produksi surfaktan penting untuk fungsi respirasi normal. Cangunan paru dari produksi surfaktan ber/ariasi pada masingmasing bayi. Cayi prematur  lahir sebelum produksi surfaktan memadai. Surfaktan, suatu senya7a lipoprotein yang mengisi al/eoli, menegah al/eolar kolaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. ada defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya al/eolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi /entilasi al/eolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratory. "eduksi pada /entilasi akan menyebabkan /entilasi dan perfusi sirkulasi  paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. 3ipoksia jaringan dan asidosis

metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif.

telektasis primer mengau kepada keadaan kolapsnya al/eolus seara substansial yang dijumpai pada bayi baru lahir. #engan kolapsya al/eolus maka /entilasi berkurang. 9imbul hipoksia yang menyebabkan edera paru dan terpaunya reaksi peradangan. eradangan menyebabkan edema dan pembengkakkan ruang interstisium yang semakin menurunkan pertukaran gas antara kapiler dan al/eolus yang masih berfungsi. eradangan  juga menyebabkan terbentuknya membranmembran hialin yang merupakan akumulasi fibrin  putih di al/eolus. engendapan fibrin tersebut semakin menurunkan pertukaran gas

sertaompliane paru maka usaha bernapas meningkat.

enurunan /entilasi al/eolus menyebabkan penurunan /asokonstriksi arteriol paru. Hasokonstriksi paru dapat menyebabkan peningkatan /olume dan tekanan jantung kanan, sehingga terjadi pirau darah dari atrium kanan, melalui foramen o/ale bayi baru lahir yang masih paten, langsung ke atrium kiri. #emikian juga, resistensi paru yang tinggi juga dapat menyebabkan darah deoksigenasi mele7atkan paru dan langsung di salurkan ke sisi kiri tubuh melalui duktus arteriosus dan menyebabkan pirau kanan ke kiri. irau kanan ke kiri memperburuk keadaan hipoksia, sehingga timbul sianosis berat.

6ntuk setiap usaha melakukan /entilasi pada al/eolus yang kolaps, bayi harus mengeluarkan sejumlah besar energi. engeluaran energi tersebut akan diiringi oleh  peningkatan kebutuhan oksigen yang semakin memperparah sianosis. Seiring dengan  peningkatan kebutuhan oksigen bayi terperangkap dalam suatu siklus umpan balik positif.

(19)

ada a7alnya bayi akan memperlihatkan napas yang epat dan dangkal sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang tinggi, sehinga pada analisis gas darah mula mula terjadi alkalosis respiratorik karena karbon dioksida terbuang. >amun, bayi akan segera kelelahan karena kesulitan mengembangkan al/eolus dan parunya dan tidak dapat mempertahankan usaha respirasinya. pabila hal ini terjadi, maka usaha bernapas melambat dan gas darah memperlihatkan asidosis respiratorik dan dimulainya kegagalan pernapasan.

Aaka dijelaskan dengan skema di ba7ah ini

eningkatan usaha bernapas

P P

eningkatan kebutuhan oksigen

Se3a!tu usaha bernapas menin!at ma!a !ebutuhan o!sien 'ua menin!at yan !emudian menin!at!an usaha bernapas.

2.2 =tiologi

2.2.1 &"#S

1. rematuritas dengan paruparu yang imatur (gestasi diba7ah +2 minggu) dan tidak  adanya, gangguan atau defisiensi surfatant

2. Cayi prematur yang lahir dengan operasi aesar 

arena dadanya tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat  pengeluaran airan dari dalam paru.

+. enurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur. 2.2.2 "#S

9erjadi akibat edera langsung pada kapiler paru atau al/eolus.>amun karena kapiler  dan al/eolus berhubungan sangat erat maka destruksi yang luas pada salah satunya biasanya menyebabkan destruksi yang lain.3al ini terjadi akibat pengeluaran en%imen%im litik oleh selsel yang mati,serta reaksi peradangan yang terjadi setelah edera dan kematian sel. ontohontoh kondisi yang mempengaruhi kapiler dan al/eolus disajikan di ba7ah ini 4

1. #estruksi apiler 

kan terjadi pergerakan plasma dan sel darah merah keruangan interstisium. 3al ini meningkatkan jarak yang harus di tempuh oksigen dan karbondioksida untuk berdifusi, sehingga keepata pertukaran gas menurun. airan yang menumpuk di airan interstisium  bergerak ke dalam al/eolus,mengenerkan surfaktan dan meningkatkan tegangan permukaan. 3al ini kemudian menyebabkan penurunan /entilasi dan hipoksia. enyebab kerusakan kapiler paru antara lain adalah septiemia, panreatitis dan uremia. neumonia, inhalasi asap, trauma dan tenggelam juga dapat merusak kapiler.

(20)

enyebab kerusakan al/eolus antara lain adalah pneumonia, aspirasi dan inhalasi asap. 9oksisitas oksigen yang timbul setelah 2!+: jam terapi oksigen tinggi, juga dapat menjadi  penyebab kerusakan membran al/eolus melalui pembentukan radikalradikal bebas oksigen.

9anpa oksigen, jaringan /askular dan paru mengalami hipoksia sehingga semakin memyebabkan edera dan kematian sel. pabila al/eolus dan kapiler telah rusak, maka reaksi peradangan akan terpau yang menyebabkan terjadinya edema dan pembengkakan ruang interstisium serta kerusakan kapiler dan al/eolus di sekitarnya. #alam 2! jam setelah a7itan "#S, terbentuk membran hialin didalam al/eolus. Aembran ini adalah pengendapan fibrin putih yang bertambah seara progresif dan semakin mengurangi pertukaran gas.khirnya terjadi fibrosis menyebabkan al/eolus lenyap. Hentilasi, respirasi dan perfusi semuanya terganggu. ngka kematian akibat "#S adalah sekitar 0$.

?aktor resiko 4

1. rematuritas

2. elompok bayi baru lahir 

Semakin prematur bayi semakin tinggi terjadi &"#S, selsel al/eolus penghasil surfaktan  belum matang sampai usia gestasi antara 2; dan +2 minggu.

da + hal berkaitan dengan &"#S 4

• Cayi yang lahir sebelum surfaktan terbentuk 

#i al/eolus akan menghadapi tegangan permukaan al/eolus yang sangat tinggi setiap kali  bernapas, ini berperan menyebabkan atelektasis primer yang dijumpai pada &"#S

• l/eolus bayi prematur berukuran sangat keil dan tidak berlipatlipat

&ni merupakan faktor yang berperan meningkatkan tekanan yang harus dilakukan untuk  mengatasi tegangan permukaan

• Cayi prematur memiliki otot dada yang lemah dan belum berkembang

Austahil bayi tanpa surfaktan dapat berhasil mengembangkan al/eolusnya dari 7aktu ke 7aktu,napas demi napas.

+. elompok lain bayi baru lahir yang beresiko menderita &"#S adalah bayi yang lahir dari ibu #iabetes Aelitus #ependeninsulin. 9ampaknya isulin yang disuntikkan menghambat  pembentukkan surfaktan.

2.+ atofisiologi

Cayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. 3al ini merupakan faktor kritis dalam terjadinya "#S. etidaksiapan paru menjalankan fungsinya tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan.

Sur"a!tan adalah substansi yang merendahkan tegangan permukaan al/eolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu menahan sisa udara fungsional ( kapasitas residu fungsional ) ( &lmu kesehatan anak, 1<; ). Surfaktan dihasilkan oleh sel al/eolar type && dan terdiri dari dipalmitil fosfatidilkolin (lesitin), fosfatidil gliserol, apoprotein, kolesterol. Senya7a utama %at tersebut adalah lesitin yang mulai dibentuk pada umur kehamilan 22 K 2! minggu dan berjumlah ukup untuk berfungsi normal setelah minggu ke +. Sintesis surfaktan dipengaruhi sebagian oleh 3, suhu, dan perfusi normal. sfiksia, 3ipoksemia, dan iskemia paru terutama dalam hubungannya dengan hipo/olemia,

(21)

hipotensi, dan stress dingin dapat menekan sintesis surfaktan. Bapisan epitel paru dapat juga terkena trauma akibat kadar oksigen yang tinggi dan pengaruh penatalaksanaan pernapasan yang mengakibatkan penurunan surfaktan lebih lanjut. Dumlah surfaktan akan meningkat oleh  pengaruh hormon tiroid, dan "#S lebih sering dijumpai serta lebih parah pada bayi dengan kadar hormon tiroid plasma yang rendah dibandingkan pada bayi dengan kadar hormon  plasma normal. roses pematangan surfaktan dalam paru juga diperepat oleh hormon glukokortikoid. Aenjelang umur kehamilan ukup bulan didapatkan peningkatan kadar  kortisol fetal dan maternal, serta jaringan parunya kaya akan reseptor glukokortikoid.

Surfaktan menyebabkan ekspansi paru pada tekanan intraal/eolar yang rendah. ekurangan atau ketidakmatangan fungsi surfaktan menimbulkan ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps al/eoli saat ekspirasi. olaps paru ini akan menyebabkan terganggunya /entilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi 2 dan asidosis. 3ipoksia akan menimbulkan 4

1. ksigenasi jaringan menurun, sehingga akan terjadi metabolisme anaerobik dengan  penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang menyebabkan terjadinya asidosis

metabolik pada bayi,

2. erusakan endotel kapiler dan epitel duktus al/eoli dan terbentuknya fibrin dan selanjutnya fibrin bersamasama dengan jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin.

 9anpa surfaktan janin tidak dapat menjaga parunya tetap mengembang. leh karena itu perlu usaha yang keras untuk mengembangkan parunya.pada setiap hembusan napas (ekspirasi) sehingga untuk pernapasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar dengan disertai usaha inspirasi yang kuat. kibatnya setiap kali bernapas menjadi sukar seperti saat pertama kali bernapas ( saat kelahiran ). Sebagai akibatnya janin lebih banyak menghabiskan oksigen untuk menghasilkan energi ini daripada yang ia terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan. #engan meningkatnya kelelahan bayi akan ketidakmampuan mempertahankan pengembangan paru ini dapat menyebabkanatele!tasis. tlektasis menyebabkan paru tidak mampu mengeluarkan karbondioksida dari sisa pernapasan sehingga terjadi asidosis respiratorik. enurunan 3 menyebabkan /asokontriksi yang makin berat. #engan penurunan sirkulasi paru dan perfusi al/eolar , a2 akan menurun tajam, 3 juga akan menurun tajam serta materi yang diperlukan untuk produksi surfaktan tidak mengalir ke dalam al/eoli.

Seara singkat dapat diterangkan bah7a dalam tubuh terjadi lingkaran setan yang terdiri dari 4

a. atelektasis  b. hipoksia

. asidosis d. transudasi

e. penurunan aliran darah paru

f. hambatan pembentukan substansi surfaktan

3al ini akan berlangsung terus sampai terjadi penyembuhan atau kematian bayi.

"#S adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dan mengikuti masa deteriosasi ( kurang lebih !; jam ) dan jika tidak ada komplikasi paru akan membaik dalam -2 jam.

(22)

roses perbaikan ini terutama dikaitkan dengan meningkatkan produksi dan ketersediaan materi surfaktan.

2.! Aanifestasi linis

Gejala K gejalanya berupa 4 1. #ispnoe Cerat

2. enurunan 6ompliane aru

+. ernapasan yang dangkal dan epat pada mulanya yang menyebabkan alkalosis respiratorik  karena ( 2 ) karbondioksida banyak terbang.

!. eningkatan keepatan penapasan

5. :a2asnya pen#ek #an ketika en$he!uskan na2as te"#en$a" sua"a n$o"ok

:. ulit kehitaman akibat hipoksia

-. "etraksi antargia atau dada setiap kali bernapas ;.  >apas uping hidung

<. Canyak bayi selamat dari &"#S, dimana gejala mereda dan menghilang biasanya dalam + hari.

10. 9akipnea ( 5 :0*8mnt)

2. emeriksaan #iagnosis

2..1 enentuan faktor komplikasi perlu dilakukan dengan tes spesifik, seperti 4

1. #arah

2. 6rine dan glukosa darah ( untuk mengetahui hipoglikemia ) +. alsium serum ( untuk meningkatkan hipokalsemia )

!. nalisis gas darah ( menentukan 3 serum )

nalisa Gas #arah, a2 ( tes untuk hipoksia ) kurang dari 0 mm3g, a2 kurang dari :0 mm3g, saturasi oksigen <2$  <!$, p3 -,+1 K -,!.

. Be/el otasium

Be/el pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel al/eolar yang rusak. :. Seri "ontgen #ada 4 untuk melihat densitas atelektasis dan ele/asi diaphragma dengan

o/erdistensi duktus al/eolar.

-. Cronhogram udara untuk menentukan /entilasi jalan nafas.

2..2 #iagnostik prenatal

6ntuk menentukan maturitas paru dilakukan pemeriksaan ( tes airan amnion ) yang disebut rasio B8S ( lesitin banding spingomielin ). "asio B8S ini berguna untuk menentukan maturitas paru. ?osfolipid disintesis di sel al/eolar dan konsentrasi dalam airan amnion selalau berubah selama masa kehamilan. ada mulanya spingomielin lebih banyak, tetapi kirakira pada usia kehamilan +2++ minggu konsenrasi menjadi seimbang kemudian spingomielin berkurang dan lesitin meningkat seara berarti sampai usia kehamilan + minggu dengan rasio 241.

2.: enatalaksanaan

#asar tindakan penatalaksanaan pada penderita adalah mempertahankan penderita dalam suasana fisiologik yang sebaikbaiknya, agar bayi mampu melanjutkan perkembangan

(23)

 paru dan organ lain, sehingga ia dapat mengadakan adaptasi sendiri terhadap sekitarnya. Suhu  bayi dijaga agar tetap normal (+:,+ K +-Q) dengan meletakkan bayi dalam inkubator antara -0 K ;0$. Aakanan peroral sebaiknya tidak diberikan dan bayi diberi airan intra/ena yang disesuaikan dengan kebutuhan kalorinya. dapun pemberian airan ini bertujuan untuk  memberikan kalori yang ukup, menjaga agar bayi tidak mengalami dehidrasi, mempertahankan pengeluaran airan melalui ginjal dan mempertahankan keseimbangan asam  basa tubuh. #alam !; jam pertama biasanya airan yang diberikan terdiri dari glukosa8dekstrose 10$ dalam jumlah 100 ml8gCC8hari. #engan pemberian seara ini diharapkan kalori yang dibutuhkan (!0 kkal8gCC8hari) untuk menegah katabolisme tubuh dapat dipenuhi. 9ergantung ada tidaknya asidosis, maka airan yang diberikan dapat pula  berupa ampuran glukosa 10$ dan natrium bikarbonat 1,$ dengan perbandingan ! 4 1. 6ntuk hal ini pemeriksaan keseimbangan asam basa tubuh perlu dilakukan seara sempurna. #isamping itu pemeriksaan elektrolit perlu diperhatiakn pula.

2.:.1 epera7atan

1. engobatan "#S diarahkan untuk penegahan

enegahan enyebab lain dari kematian bayi antara lain adalah perhatian terhadap di mana dan dalam posisi apa bayi ditempatkan dan usahausaha untuk menegah penganiyayaan anak.

2. emberian minum per oral tidak diperbolehkan selama fase akut penyakit, karena dapat menyebabkan aspirasi. emberian minum dapat diberikan melalui parenteral.

+. 9indakan endukung yang rusial

• Aempertahankan /entilasi dan oksigenisasi adekuat • Aempertahankan keseimbangan asambasa

• Aempertahankan suhu lingkungan netral

• Aempertahankan perfusi jaringan yang adekuat • Aenegah hipotermia

• Aempertahankan airan dan elektrolit yang adekuat

!. ertimbangan epera7atan

#alam mera7at bayi "#S pera7at harus melakukan obser/asi ermat dan intensif, masalah kompleks yang berhubungan dengan terapi pernapasan harus diperhatikan terutama  pengobatan yang kontinu terhadap hipoksemia dan asidosis. ?ungsi kepera7atan yang paling  penting adalah mengamati respon bayi terhadap terapi, muus mungkin terkumpul di saluran  pernapasan yang akan menghambat saluran pernapasan dan selang endotrakea (=9).

engisapan hanya dilakukan bila diperlukan dan berdasarkan pertimbangan terhadap  bayi tersebut. ertimbangan terhadap pengisapan termasuk auskultasi dada, pembuktian  bah7a oksigenisasi rendah, kelebihan kelembaban pada selang =9 dan kepekaan bayi.

ada saat melakukan pengisapan mukus, pera7at harus menyadari dan 7aspada tentang hal  berikut 4

1. engisapan bukan prosedur yang aman karena dapat menyebabkan spasme bronkus,  bradikardia karena stimulasi saraf fagal, hipoksia, dan peningkatan tekanan intrakranial sehingga mendorong bayi pada keadaan hemoragi intra/entrikular. 9indakan ini tidak boleh

Referensi

Dokumen terkait

Persyaratan kompetensi yang dimaksud diktum Kesatu, tertuang dalam Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sumedang Selatan Nomor : 445/012/PKM/IX/2016 tentang Kebijakan

Perkawinan sesuku yang terjadi di Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pelaku yang melakukan perkawinan

Hasil penelitian dengan regresi linear berganda yang telah dilakukan menunjukkan bahwa work-life balance berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan

Widya Waskita Wijaya Cabang Cilacap masih menggunakan sistem manual baik dalam pembuatan semua jenis surat, pembuatan kwitansi, pencatatan pemasukan dan pengeluaran kas,

normal adalah 1,72455.10 -8 ms -1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya nilai absorspsi beton normal yaitu sebesar 3,6888%.. c) Reaksi antara air laut dan beton

Avani Lentera Jaya dengan situs web e-commerce bukudiskon memiliki banyak pesaing yang kompetitif dalam industri yang ditekuninya namun bukan berarti bahwa mereka

Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Kholid Mawardi mengatakan, awalnya Minggu (27/11) tersangka meminjam sepeda

Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui formulasi optimal pembuatan produk nugget jamur tiram putih dengan bahan pengisi tepung