• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PROSES

PEMBELAJARAN

Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag

A. Pendahuluan

Istilah Guru dikenal sebagai akronim dari digugu dan ditiru. seorang guru haruslah orang yang patut dipatuhi dan dan ditiru segala apa yang ada padanya. Baik ilmu pengetahuan, akhlak, dan perilakunya.Karena itu, guru dituntut untuk memiliki sikap, sifat, pendapat, dan perilaku yang pantas diteladani oleh muridnya. Konsekuensinya, para guru dituntut mempunyai kemahiran dan kemampuan untuk memberi contoh dan menularkan perilaku yang baik kepada muridnya.

Memberi contoh dan menularkan yang baik dan berguna tiada lain adalah kemahiran guru dalam mempengaruhi muridnya sedemikian rupa sehingga murid menaruh perhatian serta tertarik akan apa yang dilakukan, dianjurkan dan dinasehatkan gurunya untuk akhirnya ditiru, diterapkan, dan dikembangkan dalam perjalanan hidupnya kelak.

Kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, dalam ilmu pengetahuan dikenal sebagai proses komunikasi. Demikian pula proses ajar-mengajar diantara guru dengan muridnya merupakan proses komunikasi yang memiliki tujuan khusus, yaitu pendidikan (Onang, 1934: 125). Dengan demikian segala aspek yang terlibat dan terkait dengan komunikasi merupakan sarana penting yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan, khususnya proses pembelajaran.

Melalui makalah sederhana ini beberapa strategi dan tehnik komunikasi yang sekiranya tepat guna dapat menyukseskan pendidikan, terutama proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan adanya nilai tambah bagi para guru guna melengkapi dirinya dalam hal mengemban tugasnya sebagai pendidik, yang akhirnya diharapkan terjadinya peningkatan mutu pengajaran di sekolah sekaligus melahirkan murid-murid yang benar-benar menjadi kebanggaan kita semua.

B. Proses Komunikasi dalam Kelas

Sosok guru dimata muridnya merupakan seorang yang serba tahu dan bijaksana, sehingga anak didik merasakan ada orang lain tempat mengadu, selain orang tuanya di rumah. Murid merasa mempunyai orang tempat berlindung, bertanya, berdiskusi, dan

(2)

dihadapinya, karena itu, di Indonesia guru lazim dipanggil Bapak Guru/Ibu Guru oleh murid.

Di kelas guru memikul tugas yang berbeda dengan seorang bapak di dalam keluarga.Seorang guru tidak hanya bertugas memacu murid supaya belajar di dalam kelas saja, lebih dari itu guru harus mampu menciptakan situasi dimana murid bisa mengetahui berbagai problem, dan mengenal pula cara-cara atau metode pemecahannya, sehingga akhirnya mereka dapat menyatakan kesimpulan yang dipikirkannya.(Thurber, 1959: 11).Pendek kata, guru bukan hanya bertugas memacu muridnya untuk menghafal ilmu pengetahuan yang diberinya, melainkan harus membimbing dan mengarahkan agar muridnya mau dan mampu mengkaji segala ilmu pengetahuan itu.Dalam hal ini tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan murid tentang sesuatu hal, sehingga mereka memahami dan menguasainya.

Berhadapan dengan murid di kelas, guru yang merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan, dituntut untuk lebih banyak merangsang muridnya dengan mengkomunikasikan beberapa fakta yang terkait dengan matapelajarannya dan bisa mempengaruhi muridnya kearah suatu aktivitas tertentu. Dengan kata lain, dalam suasananya pembelajaran itu terjadi proses komunikasi antara guru dengan muridnya. Proses komunikasi yang diawali dengan penyampaian pesan dalam bentuk mata pelajaran, melalui media dalam bentuk alat peraga dan tehnik penyampaian dengan berbagai pernyataan, sampai pada usaha pembimbingan kearah situasi dimana murid berupaya memahami apa yang disampaikan gurunya sehingga mereka sadar ataupun tidak akan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh gurunya. Dalam hal demikian guru berusaha mempengaruhi muridnya sehingga murid, sadar ataupun tidak, mau ataupun tidak berubah sikap, sifat, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan yang dikehendaki gurunya.

Pada umumnya proses pembelajaran berlangsung secara berencana di dalam kelas dan bersifat tatap muka dalam kelompok yang relatif kecil. Meskipun demikian guru sewaktu-waktu dapat berubah bentuk komunikasi kelompok itu menjadi komunikasi antar personal,bahkan tidak mustahil akan terjadi komunikasi intra personal pada diri muridnya masing-masing. Dalam keadaan demikian akan terjadi pula suatu dialog yang menimbulkan komunikasi dua arah, dimana guru dan murid bisa berubah-ubah kedudukan sebagai unsur komunikasinya. Suatu waktu guru berlaku sebagai komunikator, dan murid merupakan komunikannya. Di saat lain, kondisi menghendaki si murid menjadi komunikator, dan guru menjadi komunikannya.

(3)

Komunikasi dua arah akan terwujud apabila murid bersikap responsif. Sebaliknya apabila murid bersikap pasif, hanya mendengar atau mencatat saja, tanpa ada gairah untuk mengajukan pertanyaan atau komentar, meskipun komunikasinya bersifat tatap muka, maka prosesnya tetap berlangsung satu arah dan komunikasipun tidak efektif lagi.

Demi tepat gunanya komunikasi bagi suksesnya proses pembelajaran jelas bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang terlibat tadi harus dipacu dengan suatu strategi dan tehnik komunikasi yang mampu mewujudkan suasana belajar yang diwarnai dengan komunikasi dua arah. Secara strategis tentunya guru harus membaca situasi dan kondisi muridnya, sedangkan secara teknis itu. Dalam hal ini guru bisa menggunakan tehnik persuasif berupa dialog atau diskusi, demonstrasi, penggunaan audio visual aids, retorika, dan sebagainya.

1. Diskusi

Dalam usaha komunikasi untuk membangkitkan daya penalaran murid, murid sendiri ikut menentukan keberhasilannya, betapa tidak, para pelajar pada hakekatnya bukan hanya insan yang hanya siap untuk digiring atau didorong-dorong ke suatu sikap tertentu.Apabila mereka berada di alam demokrasi dan secara psikologis memiliki temperamen tinggi.(Zakiah Daradjat, 1983: 1 – 20). Serta dalam keadaan proses pembebasan diri (Gunarsa, 1978: 1 – 20).

Demi efektifnya komunikasi yang berlangsung suasana pembelajaran hendaknya diciptakan menjadi suasana dimana murid aktif menggunakan kesempatannya untuk bertanya, berkomentar dan mengeluarkan pendapatnya, dengan demikian murid merasa terbiasa atas kebenaran yang dikemukakannya. Dengan kata lain proses komunikasi dalam bentuk diskusi ini dapat berfungsi untuk:

1. Meningkatkan intelektualitas murid atas materi pelajaran yang didiskusikannya.

2. Mewujudkan komunikasi intra dan antar persona di kalangan murid itu sendiri.

Pada saat murid melakukan komunikasi intra persona, terjadilah suatu proses bertahap dari persepsi ideasi, dan berakhir pada transmisi. Pada tahap persepsi, murid melakukan penginderaan terhadap mata pelajaran yang disajikan gurunya, sehingga timbul kesan pada pusat sarafnya.Pusat sarafnya mengolah kesan tadi menjadi sandi yang berwujud ide-ide (tahap ideasi). Atas dasar pemikiran lebih lanjut yang mengacu pada pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama jalan hidupnya, ide-ide tadi disusun secara sistematis dan logis menjadi

(4)

suatu kesatuan konsep yang siap ditransmisikan kepada rekan-rekannyaatau kepada gurunya dalam bentuk umpan balik dari cara gurunya mengajar mereka. Dengan demikian terwujudlah produk penalaran murid terhadap materi pelajaran yang disodorkan gurunya, sekaligus menjadi umpan yang berguna untuk menilai dan atau memperbaiki cara guru berkomunikasi, sehingga dapat memperjelas materi atau masalah yang diajarkannya itu bagi muridnya.

2. Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang ampuh dalam upaya mempengaruhi orang lain. Sifat utama dari demonstrasi adalah merangsang murid untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh gurunya. Dalam hal ini si murid dipacu untuk bisa mengenal serta mengalami apa yang menjadi persoalan dalam materi pelajaran itu, sekaligus mereka pun turut serta dalam memecahkan persoalan itu. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menyatakan tujuan demonstrasi secara verbal sedemikian rupa sehingga murid merasa tertarik dan berminat untuk menyaksikan demonstrasi tersebut.(Therber, 1959: 135).

Murid umumnya cepat menerima dan tertarik pada maksud demonstrasi yang ada hubungannya dengan bakat mereka, hal-hal yang aneh, dan atau luar biasa. Guru yang cerdik akan meminta muridnya untuk melakukan sendiri apa yang ia kehendaki dalam demonstrasi itu, serta memikirkan hasilnya. Masalah-masalah yang menarik akan timbul pada saat murid akan menemukan tujuan dan kegunaan apa yang didemonstrasikannya. Dengan demikian mereka memperoleh nilai tambah dalam hal pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

Ada beberapa cara yang harus diperhatikan dalam mencapai keberhasilan demonstrasi harus dilakukan secara menarik dan diterangkan sejelas mungkin. Dalam hal ini guru harus memperkenalkan alat-alat yang akan dipergunakan dan ada hubungannya dengan mata pelajaran yang diberikan pada muridnya. Untuk itu, guru harus mempersiapkan diri dengan baik dan mengatur menyampaikan keterangan secara sistematis sesuai dengan tingkat kecerdasan muridnya.Ada baiknya disediakan waktu yang tepat, sebagai selingan dalam berlangsungnya demonstrasi itu, untuk membuat rangkuman atau ikhtisar dari bagian yang telah didemonstrasikan.Apa yang didemonstrasikan hendaknya dapat dilihat dengan terang, dan apa yang diucapkan dapat didengar dengan jelas.

Agar demonstrasi menarik perhatikan murid dan dapat memenuhi harapannya, selain guru harus mahir dan terampil melakukannya, juga demonstrasi harus dipersiapkan dengan baik.

(5)

Untuk itu hendaknya dibuat perencanaan yang meliputi, (Suleiman, 1981: 216):

1. Mengetahui situasi dan kondisi murid saat akan dilakukan demonstrasi, serta hal-hal yang paling menarik bagi mereka. 2. Menuliskan pokok-pokok persoalan yang akan diperbincangkan,

pada papan tulis atau melalui selebaran yang dibagi-bagikan. 3. Menetapkan jadwal waktu pentahapan pelaksanaan demonstrasi

yang diselingi dengan penjelasan dan diskusi

4. Menyediakan pertanyaan-pertanyaan untuk bahan cheking terhadap pemahaman dan pengertian murid akan tujuan dan isi demonstrasi yang telah dilakukan.

5. Membuat kesimpulan dan mengulang pelaksanaan demonstrasi sedapat mungkin sehingga murid merasa puas dan memahami benar apa yang dimaksud dengan demonstrasi. Bila perlu, murid diberi kesempatan untuk mencobanya sendiri.

C. Kesimpulan

Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi (pengaruh-mempengaruhi) dalam bentuk kelompok ataupun persona, untuk mentransmisikan pengetahuan dan pengalaman. Tentu saja, pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan mata pelajaran yang diberikan guru kepada muridnya.Dalam hal ini guru, sebagai komunikator, dituntut untuk memprakarsai komunikasinya dengan tujuan merubah pendapat, sikap, sifat, dan perilaku muridnya, kearah penguasaan mata pelajaran yang diterimanya. Sebab, suatu pengajaran disebut berhasil baik, bila pengajaran itu membangkitkan proses pembelajaran yang efektif. Sedangkan hasil yang baik terwujud dengan penguasaan yang ditimbulkan oleh pemahaman, pengertian, atau respon yang dapat masuk akal.(Mursel, 1975: 82).

Adapun sarana komunikasi yang ampuh untuk itu adalah diskusi dan demonstrasi. Namun demikian, keampuhan sarana itupun tetap masih tegantung pada kebolehan guru memanfaatkannya serta situasi dan kondisi murid yang terbit dalam proses pembelajaran itu.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa D., Singgih; Psikologi Untuk Muda-mudi, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 1978.

(6)

Onong Uchayana Effendi; Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, CV. Remadja Karya: 1984.

Suleiman Amir Hamzah; Media Audio Visual, PT. Gramedia, Jakarta: 1981

Thurber, Walter A; Teaching Scence, Allyn and Bacon Inc. Boston: 1959.

Zakiah Daradjat; Memahami persoalan Remaja, Bulan Bintang, Jakarta: 1983.

(7)

KONSEP EMANSIPASI WANITA MENURUT QASIM

AMIN

Dra. Hj. Sartiyati, M.Pd.I Abstrak

Emansipasi wanita merupakan suatu gerakan social dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri perempuan menuju kehidupan yang lebih layak dan menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat. Qasim Amin merupakan salah seorang tokoh muslim yang memiliki perhatian besar terhadap masalah perempuan, dalam hal ini emansipasi. Qasim Amin berupaya menyelaraskan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat, bahwa Islam selama ini sering dipahami secara keliru oleh pemeluknya terutama masalah perempuan.

Kata Kunci : emansipasi wanita, Qasim Amin Pendahuluan

Istilah emansipasi wanita berasal dari bahasa latin (emancipation) yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan, selain itu dapat juga diartikan sebagai proses suatu kelompok social dalam masyarakat untuk meningkatkan diri menuju kedudukan yang lebih layak dan menjadi bagian integral dalam tata kehidupan masyarakat. Proses ini dapat menuju suatu asimilasi total 1. Persepsi tersebut selaras dengan firman Allah Swt dalam Al-quran yang artinya :

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar , laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuann yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Qasim Amin seorang ilmuan Mesir yang berinisiatif memperjuangkan emansipasi wanita di Mesir yang mendorong oleh cita-citanya untuk kesejahteraan masyarakat, ia berpandangan kesejahteraan itu tidak akan dapat dicapai tanpa memperhatikan hak-hak anggota masyarakat. Perbandingan jumlah penduduk Mesir, kalangan wanita tidak kalah jumlahnya dengan kaum laki-laki, kedua

(8)

mulia disisi-nya hanyalah ketaqwaannya. Selain itu Amin Qasim berpandangan bahwa kebodohan masyarakatnya sangat jauh tertinggal dibidang ilmu pengetahuan, dan bahkan keliru memahami ajaran Islam sehingga berakibat sulit mencapai kesejahteraan.

Keterbelakangan dan kemiskinan ilmu pengetahuan berdampak kepada kemiskinan ekonomi, jumud dan terbenam dalam khurafat dan kesesatan, hal ini menjadi misi yang diperjuangkan oleh Qasim Amin, ia menuding ulama fiqh hanya berjuang untuk memuliakan kalangan pria saja, sementara wanita hanya sebagai objek seks semata, padahal kedudukan wanita sangat menentukan dalam mendidik anaknya atau generasi muda, selain itu wanita harus difungsikan sebagai mitra laki-laki dunia.

Riwayat Hidup Qasim Amin

Qasim Amin adalah putra Muhammad Baic Amin, berasal dari keturunan Turki dan Ibu berdarah al-Sha’id ( Mesir). Ia dibesarkan Provinsi Kurdi (Utara Turki), ia sempat bermukim di Sulaimaniyah selama 8 tahun dan kemudian kembali ke kota tempat kelahirannya yaitu iskandariyah. Karena ayahnya seorang yang berada, maka lebih muda bagi Qasim Amin untuk melanjutkan pendidikan sampai ketingkat yang tinggi. Pendidikan yang dikecapnya sampai di Licence pada usia 18 tahun3.

Dorongan ayahnya yang juga seorang ilmuan membuat Qasim semakin bersemangat menimba ilmu, baik dinegerinya maupun ke Paris untuk mendalami ilmu hokum dan ilmu lain. Disamping itu, pergaulannya dengan Jalaludin al-Afgani, Said Zaghlul, Muhammad Abduh, Abdulullah an-Nadim dan Adib bin Ishaq banyak mewarnai pemikirannya yang berkaitan dengan prospek masa depan umat islam secara umum khususnya dalam konteks umat islam Mesir4.

Selain latar belakang pendidikannya berbeda dengan teman-temannya yang berdampak pada perbedaan refleksi dalam mewujudkan cita-cita yang sama yaitu mewujudkan umat islam, tetapi hal itu mempercepat kristalisasi mengenai pembaharuan dan langkah menuju kemajuan umat islam.

Konsep Emansipasi Wanita Qasim Amin

Qasim memiliki pandangan yang sama dengan gurunya Muhammad Abduh dan temannya Sa’ad Zaghlul dan kelompok pimpinan politik pada zaman itu. Ia berpendapat bahwa manusia adalah bagian dari alam, dan alam harullah adalah hokum Sunnatullah. Diantara Sunnatullah adalah causality alam sehingga ia dikenal denga istilah hukum alam. Qasim mengungkapkan contoh bahwa kemajuan itu berasal dari perubahan, tanpa perubahan maka kemajuan mustahil akan dapat dicapai. Watak Qasim tergolong berjiwa halus, tenang dan tidak

Referensi

Dokumen terkait

Dari hal-hal di atas, peneliti melihat proses komunikasi publik antara guru dan murid dalam kelas TK B Sekolah Pelita Permai Surabaya ini menarik untuk

Dari hal-hal di atas, peneliti melihat proses komunikasi publik antara guru dan murid dalam kelas TK B Sekolah Pelita Permai Surabaya ini menarik untuk

proses pembelajaran, menghemat waktu, karena jika diterapkan dalam proses belajar, maka peserta didik tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas,

Peneliti melakukan penelitian terhadap komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dengan murid tunagrahita yaitu murid berkebutuhan khusus yang memiliki

 Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada cetak biru/pedoman yang sederhana bagi manajemen kelas yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan murid- murid

Proses belajar dan pendidikan keluarga yang baik dimulai sedini mungkin dan harus berkelanjutan, lewat dukungan sosial dan kolaborasi dengan keluarga lain dan pihak luar?.

Pada kegiatan belajar di dalam kelas, sebelum memulai proses belajar guru akan memerintahkan peserta didik untuk mencari tayangan video film pendek untuk memotivasi belajar anak, memacu

Mengenai masalah yang paling menonjol yang mempengaruhi kelompok: Selama belajar kelompok, kelompok dengan mudah mengalihkan perhatiannya dari tugas guru 79 persen, kelas bereaksi