• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)



Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan bulan November 2009 Provinsi Kalimantan Barat sebesar 101,98 naik 0,14 poin atau berubah 0,13 persen dibanding NTP bulan Oktober 2009 yaitu 101,84 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani naik sebesar 0,18 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,05 persen.



NTP Tanaman Padi dan Pelawija (NTPP) November 2009 sebesar 95,70 poin mengalami penurunan 0,16 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 95,85 poin.

NTP Hortikultura (NTPH) November 2009 sebesar 103,13 poin mengalami penurunan 2,34 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 105,61 poin.

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) November 2009 sebesar 115,91 poin mengalami kenaikan 1,65 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 114,03 poin.

NTP Peternakan (NTPT) November 2009 sebesar 90,56 poin mengalami kenaikan 0,07 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 90,49 poin.

NTP Perikanan (NTPN) November 2009 sebesar 107,63 poin mengalami penurunan 0,27 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 107,92 poin.



Dari empat Provinsi di Pulau Kalimantan yang dilaporkan pada bulan November 2009, Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 0,13 persen, Provinsi Kalimantan Selatan naik sebesar 0,10 persen, Provinsi Kalimantan Timur naik sebesar 0,05 persen, sedangkan Provinsi Kalimantan Tengah turun sebesar 0,25 persen.



Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional bulan November 2009 tercatat sebesar 101,13 naik 0,34 poin atau berubah 0,34 persen dibanding NTP Nasional bulan Oktober 2009 yaitu sebesar 100,79 poin.

No. 03/01/61/Th. XIII, 4 Januari 2010

PERKEMBANGAN

NILAI

TUKAR

PETANI

KALIMANTAN

BARAT

1. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dalam persentase. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertanian, merupakan salah satu Indikator Proxy untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

BPS PROVINSI KALIMANTAN B

BPS PROVINSI KALIMANTAN B

BPS PROVINSI KALIMANTAN B

(2)

NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode Januari 2008 - November 2009. Penurunan NTP umumnya terjadi pada saat panen tanaman pangan, tanaman hortikultura (tanaman bahan makanan) maupun tanaman perkebunan rakyat, tetapi naik kembali pada waktu sesudahnya. Pada periode Januari 2008 - November 2009 penurunan NTP terbesar di Kalimantan Barat terjadi pada bulan Februari 2009 (98,20 poin) karena penurunan harga jual bahan makanan ataupun hasil tanaman bahan makanan ataupun hasil tanaman perkebunan rakyat. Meskipun demikian, fluktuasi harga komoditas konsumsi rumah tangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal juga mempengaruhi tinggi rendahnya NTP.

1.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2009, It Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 120,57 pada bulan Oktober 2009 menjadi 120,79 pada bulan November 2009. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh penurunan Indeks Tanaman Pangan sebesar 0,08 persen, Indeks Tanaman Hortikultura turun sebesar 2,35 persen, Indeks Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) naik sebesar 1,67 persen, Indeks Peternakan naik sebesar 0,11 persen, dan Indeks Perikanan turun sebesar 0,24 persen.

1.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan November 2009 Ib Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 118,40 pada bulan Oktober 2009 menjadi 118,45 pada bulan November 2009. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga tidak mengalami perubahan, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen.

Tidak berubahnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga pada bulan November 2009 dibandingkan Oktober 2009, menunjukkan tidak terjadinya inflasi perdesaan, pada bulan November 2009, indeks ini tidak mengalami perubahan dibanding Oktober 2009 yang disebabkan oleh ketujuh pendukung subkelompok Konsumsi Rumah Tangga, yaitu subkelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga naik sebesar 0,60 persen, subkelompok Sandang naik sebesar 0,32 persen, subkelompok Kesehatan naik sebesar 0,16 persen,

(3)

subkelompok Bahan Makanan tutun sebesar 0,17 persen. Sedangkan untuk Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian pada bulan November 2009 dibandingkan Oktober 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen. Dari keenam komponen pendukung pada subkelompok indeks ini, subkelompok Bibit naik sebesar 0,15 persen, subkelompok Sewa Lahan, Pajak & lainnya naik sebesar 0,21 persen, subkelompok Transportasi naik sebesar 0,43 persen, subkelompok Upah Buruh Tani naik sebesar 0,48 persen, subkelompok Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,02 persen, subkelompok Obat-obatan & Pupuk turun sebesar 0,07 persen.

2. NTP Subsektor Tanaman Padi dan Pelawija (NTPP)

Pada bulan November 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Padi dan Palawija Provinsi Kalimantan Barat tercatat 95,70 poin turun 0,15 poin atau berubah 0,16 persen dibanding NTP Oktober 2009 yaitu 95,85 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Tanaman Padi dan Palawija turun sebesar 0,08 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,08 persen.

2.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Tanaman Padi dan Palawija menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2009, It Sub sektor Tanaman Padi dan Palawija Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 114,19 pada bulan Oktober 2009 menjadi 114,10 pada bulan November 2009. Penurunan It tersebut dipengaruhi oleh Indeks Tanaman Padi turun sebesar 0,14 persen, dan Indeks Tanaman Palawija naik. sebesar 0,04 persen.

2.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan November 2009 Ib Subsektor Tanaman Padi dan Palawija Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 119,14 pada bulan Oktober 2009 menjadi 119,23 pada bulan November 2009. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen.

(4)

3. NTP Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan November 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tercatat 103,13 turun 2,48 poin atau berubah 2,34 persen dibanding NTP Oktober 2009 yaitu 105,61 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Hortikultura turun sebesar 2,35 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani turun sebesar 0,01 persen.

3.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Hortikultura menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2009, It Subsektor Hortikultura Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 2,35 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 126,61 pada bulan Oktober 2009 menjadi 123,63 pada bulan November 2009. Penurunan It tersebut dipengaruhi oleh penurunan Indeks Sayur sayuran sebesar 2,88 persen dan Indeks Buah buahan turun sebesar 2,07 persen.

3.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani Hortikultura yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan November 2009 Ib Subsektor Tanaman Hortikultura Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 119,89 pada bulan Oktober 2009 menjadi 119,88 pada bulan November 2009. Penurunan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indek Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen.

4. NTP Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan November 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perkebunan Rakyat Provinsi Kalimantan Barat tercatat 115,91 poin naik 1,88 poin atau berubah 1,65 persen dibanding NTP Oktober 2009 yaitu 114,03 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,67 persen, sedangkan Indeks Harga yang

(5)

4.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Perkebunan Rakyat menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2009, It Sub sektor Perkebunan Rakyat Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 1,67 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 134,70 pada bulan Oktober 2009 menjadi 136,95 pada bulan Novemober 2009. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) sebesar 1,67 persen.

4.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan

jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani Perkebunan Rakyat yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan November 2009 Ib Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 118,13 poin pada bulan Oktober 2009 menjadi 118,15 poin pada bulan November 2009. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian naik sebesar 0,04 persen.

5. NTP Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Nopember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 90,56 poin naik 0,07 poin atau berubah 0,07 persen dibanding NTP Oktober 2009 yaitu 90,49 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Peternakan naik sebesar 0,11 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,03 persen

5.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Peternakan menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Nopember 2009, It Subsektor Peternakan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 104,91 pada bulan Oktober 2009 menjadi 105,02 pada bulan Nopember 2009. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh Indeks Ternak kecil naik sebasar 0,19 persen, Indeks Hasil Ternak naik sebasar 0,67 persen, sementara Indeks Ternak besar, dan Indeks Unggas tidak mengalami perubahan.

(6)

5.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani Peternakan yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil peternakan.

Pada bulan Nopember 2009 Ib Subsektor Peternakan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya yaitu dari 115,93 pada bulan Oktober 2009 menjadi 115,97 pada bulan Nopember 2009. kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,01 persen.

6. NTP Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada bulan Nopember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 107,63 poin turun 0,29 poin atau berubah 0,27 persen dibanding NTP Oktober 2009 yaitu 107,92 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Perikanan turun sebesar 0,24 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,03 persen.

6.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Perikanan menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Nopember 2009, It Subsektor Perikanan Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 0,24 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 124,46 pada bulan Oktober 2009 menjadi 124,15 pada bulan Nopember 2009. Penurunan It tersebut dipengaruhi oleh turunnya Indeks Penangkapan sebesar 0,27 persen, sementara Indeks Budidaya tidak mengalami perubahan.

6.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Nopember 2009 Ib Subsektor Perikanan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 115,32 pada bulan Oktober 2009 menjadi 115,35 pada bulan Nopember 2009. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen.

(7)

Tabel 1.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat Bulan Oktober 2009 dan Nopember 2009

(2007=100)

Indeks SEKTOR,KELOMPOK DAN SUBSEKTOR

GABUNGAN (NTPP, NTPH, NTPR, NTPT &NTPN) Oktober 2009 Nopember 2009 Perubahan (%) (1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 120,57 120,79 0,18

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 118,40 118,45 0,05

2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 120,15 120,14 0,00

2.1.1. Bahan Makanan 123,50 123,29 -0,17

2.1.2. Makanan Jadi 116,44 116,56 0,10

2.1.3. Perumahan 125,50 125,61 0,08

2.1.4. Sandang 115,77 116,14 0,32

2.1.5. Kesehatan 109,78 109,96 0,16

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 111,43 112,11 0,60 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 103,75 103,83 0,08

2.2. INDEKS BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL

(BPPBM) 113,21 113,84 0,24

2.2.1. Bibit 117,27 117,44 0,15

2.2.2. Obat-obatan dan Pupuk 116,31 116,23 -0,07 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan lainnya 102,99 103,21 0,21

2.2.4. Transportasi 108,48 108,94 0,43

2.2.5. Penambahan Barang Modal 115,20 115,22 0,02

2.2.6. Upah Buruh Tani 114,48 115,03 0,48

3. NILAI TUKAR PETANI 101,84 101,98 0,13

(8)

Tabel 2.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat Dirinci Menurut Sub Sektor

Bulan Oktober 2009 dan Nopember 2009 ( 2007=100 )

Indeks

Perubahan

URAIAN SUB SEKTOR

Oktober 2009

Nopember

2009 (%)

(1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 120,57 120,79 0,18

1.1. Petani Padi Palawija 114,19 114,10 -0,08

1.2. Petani Hortikultura 126,61 123,63 -2,35

1.3. Petani Perkebunan Rakyat 134,70 136,95 1,67

1.4. Petani Peternakan 104,91 105,02 0,11

1.5. Petani Perikanan 124,46 124,15 -0,24

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 118,40 118,45 0.05

1.1. Petani Padi Palawija 119,14 119,23 0,08

1.2. Petani Hortikultura 119,89 119,88 -0,01 1.3. Petani Perkebunan Rakyat 118,13 118,15 0,02

1.4. Petani Peternakan 115,93 115,97 0,03

1.5. Petani Perikanan 115,32 115,35 0,03

3. NILAI TUKAR PETANI 101,84 101,98 0,13

1.1. Petani Padi Palawija 95,85 95,70 -0,16

1.2. Petani Hortikultura 105,61 103,13 -2,34

1.3. Petani Perkebunan Rakyat 114,03 115,91 1,65

1.4. Petani Peternakan 90,49 90,56 0,07

(9)

7. Perbandingan Antar Provinsi

Bila dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) antar Propinsi di pulau Kalimantan dari empat provinsi yang dilaporkan pada bulan Nopember 2009, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu 0,13 persen, sedangkan kenaikan NTP terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu -0,25 persen. Perbandingan perubahan NTP untuk Pulau Kalimantan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP)

September 2009 - Oktober 2009 dan Oktober 2009 – Nopember 2009 (2007=100) Di Pulau Kalimantan Perubahan ( % ) No. Provinsi NTP September 2009 NTP Oktober 2009 NTP Nopember 2009 Sept-Okt 2009 Okt-Nop 2009 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Kalimantan Barat 101,53 101,84 101,98 0,36 0,13 2 Kalimantan Tengah 100,09 100,42 100,17 0,37 -0,25 3 Kalimantan Selatan 102,98 104,34 104,45 0,63 0,10 4 Kalimantan Timur 100,77 100,82 100,87 0,12 0,05 Grafik 1 :

Persentase Perubahan NTP September-Oktober 2009 dan Oktober - November 2009 di Empat Provinsi

di Pulau Kalimantan 0,37 0,13 0,12 0,63 0,36 0,05 -0,25 0,10 -0,40 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 KALBAR

KALTENG KALSEL KALTIM

(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Edi Rahman Asmara, SSi, MM Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi6100@bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini yang peneliti maksud adalah dampak dari erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010 terhadap upacara becekan yang diselenggarakan oleh masyarakat

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat-Nya yang berlimpah dan kasih karunia yang selalu tercurah di setiap waktu sehingga penulis

1) Hasil validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran dan ahli desain grafis menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa

(f. Jika nilai tes statistik menjadi terlalu besar, maka terlalu banyak perbedaan antara hasil pengamatan dan hasil yang diramal, sehingga kita dapat menolak hipotesa bahwa'

Penurunan ekuitas disebabkan adanya pencatatan kerugian yang belum terealisasi atas efek yang tersedia untuk dijual dan saldo laba (defisit) yang belum ditentukan

Pada penderita hipertensi yang juga menderita hipertrofi prostate, maka obat anti hipertansi terbaik yang dapat diberikan adalah :.. Anti hipertensif yang

Ruko Permata Juanda Surabaya %ient+ Mr Bunawan.. Proram itun

Promosi penjualan menurut morissan (2010:331), Perusahaan seringkali mengguna- kan metode promosi (sales promotion) untuk menarik pengguna internet untuk kembali