DISEMINASI MEKANISME PENGELOLAAN
HIBAH
BATAM
26 Mei 2016
Dit.EAS
EAS
DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN
RISIKO
OUTLINE
1. Latar Belakang; 2. Tujuan Hibah;
3. Prinsip Prinsip Penerimaan Hibah. 4. Dasar Hukum;
BAGIAN I
1. Definisi dan Kriteria Hibah; 2. Bentuk Hibah;
3. Jenis Hibah; 4. Sumber Hibah;
5. Hibah Terencana Versus Hibah
Langsung;
6. Berbagai Variasi Mekanisme
Pelaksanaan Hibah;
1. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah
BAGIAN II
1. Akuntansi Hibah; 2. Pelaporan Hibah; 3. Konfirmasi Hibah;
4. Potensi Temuan BPK RI.
BAGIAN III
BAGIAN IV
1. Peraturan Hibah Pilkada;
2. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah
Pilkada;
3. NPHD;.
BAGIAN I
LATAR BELAKANG TUJUAN HIBAH PRINSIP PENERIMAAN DASAR HUKUMLATAR BELAKANG
Implementasi Paris Declaration on Aid Effectiveness 2005
,
Accra Agenda for Action
(AAA) 2008, dan Jakarta Commitment Aid
for Development Effectiveness Indonesia’s Road Map 2014
transparansi dan akuntabilitas setiap rupiah yang mengalir ke
Pemerintah;
Wujud Tata Kelola Keuangan yang baik (
Good Governance
);
Hibah merupakan bagian dari penerimaan negara dalam postur
APBN;
Kecenderungan penerimaan hibah di setiap tahun mengalami
kenaikan dibanding tahun sebelumnya bahkan melampaui estimasi
yang tercantum dalam APBN .
TUJUAN HIBAH
Mendukung program pembangunan nasional
, termasuk Hibah yang
diteruskan kepada Pemerintah Daerah, antara lain:
meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;
menunjang peningkatan fungsi pemerintahan;
menunjang penyediaan pelayanan dasar umum;
meningkatkan transfer pengetahuan dan teknologi;
mendukung sumber daya alam, lingkungan hidup, dan budaya; dan
mendukung kegiatan antisipasi dampak climate change
Mendukung
penanggulangan
bencana
alam
dan
bantuan
kemanusiaan
, termasuk penanggulangan pada saat bencana dan
setelah kejadian bencana (pascabencana) untuk pemulihan (recovery).
PRINSIP PENERIMAAN HIBAH
Pasal 2 Peraturan Pemerintah No.10 tahun 2011 tentang Tatacara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, menetapkan prinsip pengadaan pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah yaitu :
Transparansi, yaitu proses penerimaan hibah dilakukan secara terbuka kepada pihak yang berkepentingan;
Akuntabilitas, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan;
Efisien dan efektif, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan tujuannya dan biaya yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin;
Kehati-hatian, yaitu proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mengutamakan kehati-hatian, dengan menghindari keputusan yang bersifat spekulatif ;
Tidak disertai ikatan politik, yaitu Penerimaan hibah tidak mempengaruhi kebijakan politik Negara;
Tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Negara.
DASAR HUKUM (1)
UU No.1/ 2004 tentang Perbendaharaan Negara PMK No. 271/2014 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan HibahUU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
PMK No. 191/2011
Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah
PP.10/2011 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan
Penerimaan Hibah
PMK No. 180/2012
Tentang Perubahan Atas PMK 224/2011 Tata Cara
Pemantauan & Evaluasi atas PH Kepada
Pemerintah
UU No.33 /2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
PP 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
PP. 27/2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah
PMK No. 96/2007
Tentang Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, penghapusan, dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara
PMK No. 84/2015
Tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman Dan/
Atau Hibah Luar Negeri
PMK No. 123/2013
Tentang Pengelolaan BMN yg Berasal dari Aset Lainnya
PMK No. 213/2013
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
DASAR HUKUM (2)
Pemerintah Pusat dapat
memberikan/menerima hibah kepada Lembaga Asing/Pemda.
Menunjuk DJPU sebagai Pejabat Yang Diberi Kuasa PMK. 100/PMK.01/2008 Memberikan PHLN Kepada Pemda./BUMN/BUMD/ Lembaga Asing UU No.33/2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
Hibah kepada Daerah yang bersumber dari
luar negeri dilakukan melalui Pemerintah UU 17/2003 tentang Keuangan Negara Psl 22, 23, dan 24 Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara UU No.1/2004 Perbendaharaan Negara Persetujuan DPR pada APBN Persetujuan hibah langsung ditetapkan dalam UU
Pertanggungjawaban APBN Pasal 5 dan 9 Belanja Pasal 38 Pasal 33 Pendapatan
UU NO. 17 TAHUN 2003
Pasal 22Ayat (2) : Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya.
Ayat (3) : Pemberian pinjaman dan/atau hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 23
Ayat (1) : Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah/pinjaman kepada atau menerima hibah/pinjaman dari pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR
Pasal 24
Ayat (2) : Pemberian pinjaman/hibah/penyertaan modal dan penerimaan pinjaman/hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlebih dahulu
UU NO. 1 TAHUN 2001
Pasal 33Ayat (1) : Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang tercantum/ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN.
Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada lembaga asing sesuai dengan yang tercantum/ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN.
Pasal 38
(1) : Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari dalam negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang APBN
(2) : Utang/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD.
(3) : Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada Anggaran Belanja Negara.
(4) : Tata cara pengadaan utang dan/atau penerimaan hibah baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah luar negeri kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.
UU NO. 33 TAHUN 2004
Pasal 43Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan Dana Darurat.
Pasal 44
(1) : Pendapatan hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 merupakan bantuan yang tidak mengikat.
(2) : Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui Pemerintah.
(3) : Hibah dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah Daerah dan pemberi hibah.
(4) : Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
BAGIAN II
SUMBER HIBAH BENTUK HIBAH VARIASI MEKANISME TERENCANA VS LANGSUNG LARANGAN HIBAH LANGSUNG JENIS HIBAH DEFINISI & KRITERIADEFINISI DAN KRITERIA
DEFINISI
Setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yangdirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeriKRITERIA
Tidak perlu dibayar kembali (cuma-cuma);
Output dari pelaksanaan kegiatan hibah --baik berupa manfaat, kepemilikan atas barang, jasa yang diberikan, hasil penelitan, hak cipta, dan manfaat lainnya-- hanya diterima oleh dan semata-mata untuk kepentingan penerima hibah; Untuk mendukung tugas dan fungsi kementerian/lembaga
BENTUK HIBAH
1. Uang Tunai;
Hibah dalam bentuk uang yang diterima Pmerintah dan penggunaannya sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah melalui mekanisme APBN
2. Uang untuk Membiayai Kegiatan;
Hibah yang diterima Pemerintah yang peruntukannya ditentukan dalam Perjanjian Hibah dan dilaksanakan oleh Kementerian Negara / Lembaga / Pemerintah Daerah penerima hibah.
3. Barang/Jasa;
Barang: Hibah yang diterima Pemerintah yang pengadaannya dilaksanakan oleh Pemberi Hibah untuk mendukung kegiatan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN
Jasa: Hibah yang diterima Pemerintah berupa jasa tertentu yang kegiatannya dilaksanakan oleh Pemberi Hibah untuk mendukung kegiatan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN
4. Surat Berharga:
JENIS HIBAH
Pasal 48 ayat (2) : Hibah yang direncanakan adalah hibah yang dilaksanakan melalui
Mekanisme perencanaan;
Pasal 48 ayat (3) : Hibah langsung adalah hibah yang dilaksanakan tidak melalui
mekanisme perencanaan.
Penjelasan Pasa 48 ayat (3), Hibah yang dimaksud pada ayat ini mencakup :
a) Hibah untuk penanggulangan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus; banjir; kekeringan; angin topan;
b) Hibah dalam rangka kerjasama tehnik antara K/L dengan Donor seperti workshop, pelatihan,seminar), Hibah Bersaing ( seperti riset dosen, riset peneliti);
c) Hibah yang atas permintaan donor diserahkan langsung ke Kementerian/Lembaga.
UU No.1 Tahun 2004 UU No.17 Tahun 2003
PP 10/2011
Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
SUMBER HIBAH
DALAM
NEGERI
Lembaga Keuangan Dalam Negeri
Lembaga Non Keuangan Dalam Negeri Pemerintah Daerah
Perusahaan Asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan
di wilayah NKRI Lembaga Lainnya Perorangan
LUAR
NEGERI
Negara Asing Lembaga di bawah PBB Lembaga Multilateral Lembaga Keuangan Asing
Lembaga Non Keuangan Asing
Lembaga Keuangan Nasional yang berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah NKRI
HIBAH TERENCANA VS HIBAH LANGSUNG
Jenis Hibah Perencanaan Grant
Agreement Penganggaran Pelaksanaan dan Pencairan Hibah Terencana • Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH) • Menteri Keuangan Cq DJPPR
• Uang Untuk Membiayai Kegiatan :
Penuangan dalam DIPA;
• Barang dan Jasa :
• Tanpa DIPA dan tidak perlu direvisi • Tender dan KPBJ • Pencairan melalui : On Treasury • Pertanggungjawaban : NOD- SP3 BAST-SP3HLBJS Hibah Langsung •Tanpa DRKH Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Pejabat yang diberi Kuasa
• Uang Untuk Membiayai Kegiatan :
Tanpa DIPA (dapat direvisi sewaktu- waktu sepanjang tahun; bersifat on top menambah pagu,dan Belanja dapat mendahului DIPA);
• Barang dan Jasa :
• Tanpa DIPA dan tidak perlu direvisi; • Tender dan KPBJ • Pencairan melalui : Off Treasury • Pertangungjawaban : Uang – SPHL BAST-SP3HLBJS
VARIASI MEKANISME PELAKSANAAN (I)
SP2HL, SPTMHL,SPTJM REKENING KORAN SP2HL, SPTMHL,SPTJM REKENING KORAN •BAST, SP3HLBJS •MPHLBJS, SPTMHL •BAST, SP3HLBJS •MPHLBJS, SPTMHL Dokumen Pertanggung-jawaban LANGSUNG KL LANGSUNG KL Cara Penarikan HIBAH TERENCANA/DRKH TERENCANA/DRKH Menteri Keuangan Menteri Keuangan LANGSUNG/NON DRKH LANGSUNG/NON DRKH Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri/Pimpinan Lembaga NON KPPN/BUN NON KPPN/BUN UANGUANG BARANG/ JASABARANG/ JASA
Jenis Hibah Penandatangan Hibah
Penarikan Hibah
Bentuk Hibah UANGUANG
KPPN/BUN KPPN/BUN NPH,WA,NOD NPH,WA,NOD LC, DP, REKSUS, RKUN REIMBURSEMENT LC, DP, REKSUS, RKUN REIMBURSEMENT
VARIASI MEKANISME PELAKSANAAN (II)
Type
Jenis Hibah Pencairan
Alternatif Pelaksana an Bentuk Ket Terencana (DRKH) Langsung (Non DRKH) Melalui KPPN (On Treasury) Tidak Melalui KPPN (Off Tresury) 1 x x DRKH -On Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 2 x x DRKH – Off Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 3 x x Barang dan Jasa 4 x x Non DRKH – Off Treasury Uang utk Membiayai Kegiatan 5 x x Barang dan Jasa Uang utk Membiayai Kegiatan Diteruskan kepada Pemda (SKPD) 6 x x 7 x x Barang dan Jasa
LARANGAN HIBAH LANGSUNG KEPADA SKPD
UU No.33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pasal 5 : Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar negeri
dilakukan melalui Pemerintah.
Pasal 9 : Hibah dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dan sebaliknya dilakukan melalui
mekanisme APBN dan APBD.
PP No.57 tahun 2005 jo PP 2/2012 Tentang Hibah Daerah.
• Donor menyalurkan hibah langsung kepada SKPD tanpa melalui mekanisme on granting atau Naskah Perjanjian Hibah;
• Donor tidak menyampaikan data pencairan sebagai dokumen akuntansi untuk dicatat dalam APBN/APBD;
• Alternatif pertanggungjawabannya :
Menetapkan K/L untuk menandatangani BAST dengan Donor;
Mengesahkan kepada DJPPR dan KPPN sebagai dasar pencatatan dalam LKPP;
Menetapkan BAST antara KL dengan SKPD sebagai dasar pencatatan dalam LKPD;
BAGIAN III
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABANHIBAH
BARANG
& JASA
a. NASKAH PERJANJIAN HIBAH
b. REGISTRASI
c. BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
d. FUNGSI BAST
e. PENGATURAN PENYUSUNAN BAST
f. PENGESAHAN HIBAH
HIBAH
UANG
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN
HIBAH BARANG & JASA
• SP3HLBJS • SPTMHL • BAST • SP3HLBJS • SPTMHL • BAST • MPHLBJS • SP3HLBJS • SPTMHL • SPTJM • MPHLBJS • SP3HLBJS • SPTMHL • SPTJM • Naskah Perjanjian Hibah • Grant Summary/ Ringkasan Hibah
PENDEKATAN TAHAPAN PENGESAHAN
HIBAH LANGSUNG BARANG/JASA
PENDEKATAN
I
1) Naskah Perjanjian Hibah (NPH);
2) Register;
3) BAST;
4) SP3HLBJS
5) MPHLBJS
PENDEKATAN
II
1) BAST
2) Register;
3) SP3HLBJS
4) MPHLBJS
NASKAH PERJANJIAN
HIBAH (I)
• Naskah Perjanjian ditandatangani Menteri/Pimpinan
Lembaga atau Pejabat yang dikuasakan
, dengan demikian
dalam hal Perjanjian hibah ditandatangani Satker perlu surat
delegasi dari Menteri / Pimpinan Lembaga.(PP 10 Tahun 2011
pasal 63)
• Perjanjian Hibah paling sedikit memuat
Jumlah
Peruntukan
Ketentuan dan Persyaratan
• Bentuk-bentuk Naskah perjanjian
atau yang dipersamakan
Naskah Perjanjian Hibah (NPH)
Memorandum of Understanding
Record of Discussions (RoD)
Letter of Intent
Grant Agreement
NASKAH PERJANJIAN
HIBAH (II)
• Bila naskah perjanjian atau yang dipersamakan masih bersifat
umum atau berfungsi sebagai perjanjian payung
(Umbrella
Agreement)
maka yang akan diregistrasi agar dokumen yang
lebih bersifat operasional seperti :
Annual Work Plan atau Prodoc;
REGISTRASI (I)
Pengajuan Permohonan Registrasi Hibah Langsung dalam
bentuk barang/jasa/surat berharga dilampiri dengan
Naskah Perjanjian Hibah
Asli/copy legalisir; dan
Ringkasan Hibah
; dan atau
Dalam hal
tidak terdapat dokumen NPH
, maka harus
melampirkan dokumen sebagai berikut :
Berita Acara Serah Terima (BAST)
yang ditandatangani
Pimpinan K/L Satker penerima Hibah Asli/copy legalisir; dan
Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung
(SPTMHL)
yang ditandatangani PA/KPA;
Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM)
yang
REGISTRASI (II)
K/L
c.q. Dit.
DJPPR
EAS
Berkas dokumen pengajuan register disampaikan Kepala Satker selaku
PA/KPA ke:
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan
Gedung Frans Seda Lantai 7 Jl. DR. Wahidin No 1 Jakarta 10710 Telp. 021-3864778, Fax 021-3843712
NPH SEBAGAI LAMPIRAN REGISTRASI
DONOR UMBRELLA AGREEMENT IMPLEMENTATION AGREEMENT KETERANGAN USAID ASSISTANCE AGREEMENT IMPLEMENTATION ARRANGEMENTPROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN DOKUMEN IMPLEMENTATION ARRANGEMENT DFAT SUBSIDIARY ARRANGEMENT DIRECT FUNDING AGREEMENT
PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN DOKUMEN DIRECT FUNDING
AGREEMENT
GIZ TECHNICAL
COOPERATION
IMPLEMENTATION AGREEMENT
PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN DOKUMEN IMPLEMENTATION
AGREEMENT
UNFPA CPAP PRODOC PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN DOKUMEN PRODOC
UNICEF CPAP PRODOC PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN DOKUMEN PRODOC
JEPANG EXCHANGE OF NOTE
GRANT AGREEMENT PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN
BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
DASAR
HUKUM
PMK 271/PMK.05/2014 : “Aset tetap, aset lainnya dan/atau persediaan dari hibah bentuk barang dicatat pada saat aset tetap, aset lainnya dan/atau persediaan diterima oleh satuan kerja sebesar nilai aset tetap, aset lainnya dan/atau persediaan yang diterima oleh satuan kerja berdasarkan BAST”
DEFINISI
Dokumen serah terima barang/jasa sebagai bukti penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atas
barang/jasa/surat berharga dari pemberi kepada penerima hibah
FUNGSI BAST
• Dokumen sumber
pencatatan
• Dokumen penerimaan
hibah
• Dokumen Perencanaan
• Dokumen sumber
pencatatan.
• Bukti penyerahan hibah
PENGATURAN PENYUSUNAN BAST
Nilai yang digunakan dalam BAST adalah nilai historis dari barang/jasa
tersebut;
BAST dapat disusun dalam periode waktu tertentu misal satu tahun atau dapat setiap tahap penyelesaian pekerjaan;
Nilai barang/jasa/surat berharga yang tertera pada BAST dalam bentuk
mata uang asing, dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah BI pada tanggal BAST;
Apabila BAST tidak ada terdapat nilai maka menteri/pimpinan lembaga/Kepala Kantor/Satker selaku PA/KPA mencatat berdasarkan penilaian menurut biaya, harga pasar, atau perkiraan/taksiran harga wajar;
BAST Barang agar disusun terpisah dengan BAST Jasa; dan porsi yang
dipergunakan sendiri oleh Konsultan Donor;
BAST barang agar dirinci antara Aset Begerak/Tidak Bergerak dengan
Persediaan;
Hibah barang dan jasa yang sudah diterima pada tahun sebelumnya namun belum dicatat, dituangkan dalam BAST tahun berjalan;
KOMPONEN UTAMA BAST
Pihak Pemberi
dan Penerima
(1)
Nilai nominal
(valas dan IDR)
(2)
Tanggal serah
terima (3)
Tujuan
Penyerahan
Barang (5)
Bentuk hibah
(6)
Rincian harga
per barang (4)
BAST
SKPD
PIHAK PEMBERI & PENERIMA DALAM BAST
Para Pihak terdiri dari Donor sebagai Pemberi dan KL
sebagai Penerima;
Penerima dapat terdiri dari KL dan atau SKPD.
Donor
GA
KL
BAST
BAST
TANGGAL PENANDATANGANAN BAST SEBAGAI
DASAR PENETAPAN KURS
Donor Donor UU Pertanggugnjawaban APBN UU Pertanggugnjawaban APBN NPH NPH LK KL dalam Rupiah LK KL dalam Rupiah LKPP Dalam Rupiah LKPP Dalam Rupiah KL KL BAST : Dalam Nilai Nominal Sesuai
Basis Cost dan Mata Uang Asing
TA TA
Pendapatan Hibah Pendapatan Hibah
Pengesahan oleh KPPN/BUN
BAST :
Dalam angka nominal Dengan Cost Basis Dalam Mata Uang
Rupiah 1$ = Rp Pada
Saat Tandatangan
BAST
Note : In the absence of data and information the development partner may estimate the historical nominal value of the aid as well as the respective exchange rate.
RINCIAN ASET DALAM BAST DAN LK
35 Donor
Barang dan Jasa yang Dikirim Simak BMN KL $700 LK Aplikasi Persediaan $100 Data Base KL $700 BPK Proses Verifikasi BAST Barang/Jasa yang dirinci dalam : Aset Tidak Bergerak $.600 Aset Bergerak $.100 Persediaan $100 Jasa $.100 Jasa Untuk Konsultan Donor $200
Pengesahan Hibah langsung Melalui KPPN
LKPP
NPH $ 1.000
36 Operasional Expenes $150 Capital Expenses $ 550 SA/DFA $ 1.000 Inventory HOC $100 Physical Asset HOC $.700
The Total Cost of Ownership
$ 700
The Total Cost of Owenrship $100 Capital Expenses $50 Operasional Expenes $50
The Total Cost of Owenrship $200 Capital Expenses $0 Services HOC $200 Operasional Expenes $ 200
37 Operasional Expenes $ 100 Capital Expenses $ 500 SA/DFA $ 1.000 Inventory BAST $.100 Physical Assets BAST $.600 The Total Cost of Owenrship $ 600 The Total Cost of Owenrship $100 Capital Expenses $.50 Operasional Expenes $ 50 Manegement Consultan of Development Partner $100 HOC $.100 Services BAST $200 Capital Expenses $.0 Operasional Expenses $ 200 The Total Cost of Owenrship $200
PENGATURAN PEMISAHAN BAST BARANG, JASA DAN
KONSULTAN DONOR
Jenis Biaya
Penerima Manfaat
BAST
Keterangan
K/L
(Counterpart)
K/L
(Outside)
Event
100
100
200
Tertuang
dalam Work
Plan
Consultant
200
100
300
Operasional
500
500
Total
1.000
1.000
KEGIATAN HIBAH JASA DENGAN MULTI BENEFICIARY
Transaksi $100 e.q Rp.12.000.000 BAST $100 e.q. Rp.14.500.000 Transaksi $100 e.q Rp.13.000.000 Penyerahan hibah yang belum terlaporkan
2014
2015
2016
BAST Transaksi Atas Tahun Berjalan
BAST Transaksi atas Tahun Lalu
BAST $100 e.q. Rp.12.000.000 BAST $100 e.q Rp.13.000.000 BAST $200 eq.Rp.25.000.000
Note : Donor mungkin belum
menandatangani BAST untuk barang
yang diserahkan tahun lalu karena
laporan keuangan 2014 telah ditutup. Sehingga, EA akan mengalami
kesulitan untuk memasukkan aset ke dalam SIMAK BMN dan laporan
keuangan.
Laporan Keuangan
PENGATURAN BAST YANG BELUM TERLAPORKAN
(NILAI RUPIAH DIKETAHUI)
1. Identify the SA/DFA and the MoF/EA as Recipient establishedLegal rights of the Development Partner
2. Identify the Performance Obligations
Performance obligation take place at
Single Multiple
3. Government Revenue from
Aid begins to record At a point in time Over a period of time
TIGA LANGKAH UNTUK PERSIAPAN PENCATATAN BAST
HIBAH
41
At one point in time
SA/DA
Signing of
$.1000
Project/Activity
Implementation
Project/Activity
Completion of $1.000
SA/DA
Signing of
$.1000
Delivery of 1’st
package of $400
Delivery of 2nd
package of $
300
2015Delivery of
3rd package
of 300
2016 2017Over Period of Ttime
RENCANA PECATATAN HIBAH DALAM BAST
Project/Activity
Implementation
MEKANISME PENGESAHAN PENDAPATAN OLEH BUN ATAS
HIBAH BARANG DAN JASA MELALUI BAST
Sesuai PMK 191/PMK.05/11 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah
KL Penerima Hibah, mengajukan dokumen SP3HLBJS dengan dikampiri
dengan dokumen :
- BAST yang ditandatangani antara Kepala Satker dengan Donor; - SPTMHL yang ditadnatangani oleh KPA.
Dokumen SP3HL BJS tersebut harus ditandatangani oleh KPA.
Dokumen SP3HLBJS yang telah disahkan oleh DJPPR selaku UAKPA
BUN, lembar I disampaikan kepada KL untuk dasar pengajuan MPHLBJS;
Atas dasar dokumen SP3HLBJS dimaksud, DJPPR selaku UAKPABUN
GIZ
GIZ
APBN
APBN
Register Register Grant Agreement Grant Agreement SP3HL BJS SP3HL BJS KPPN KPPN MPHL BJS MPHL BJS Persetujuan MPHL BJS Persetujuan MPHL BJS Laporan Keuangan Laporan Keuangan
LKPP
LKPP
Executing Agency Executing Agency BAST Technical Cooperation TechnicalCooperation Pendapatan HibahPendapatan Hibah
MEKANISME PENGESAHAN PENDAPATAN OLEH BUN ATAS
HIBAH BARANG DAN JASA (PMK 191/PMK.05/2011)
JIKA AKAN DICATAT MENJADI ASET K/L
B A S T
B A S T
Berita Acara Serah Terima Operasional
(BASTO), Sambil Menunggu Izin DJKN
Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO), Sambil Menunggu Izin DJKN izin pemindahtanganan BMN untuk dihibahkan Penetapan status penggunaan BMN
JIKA AKAN DISERAHKAN KEPADA PEMDA
G
I
Z
Berita Acara Serah Terima (BAST), Setelah Izin DJKN Berita Acara Serah Terima (BAST), Setelah Izin DJKN
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH LANGSUNG
BARANG KEPADA DAERAH
• Naskah Perjanjian Hibah • Grant Summary/ Ringkasan Hibah • Izin Pembukaan Rekening • Nomor Register • Izin Pembukaan Rekening • Nomor Register • SP2HL • SPTMHL • SPTJM • Copy Rekening Hibah • SP2HL • SPTMHL • SPTJM • Copy Rekening Hibah • Pernyataan Penggunaan Rekening • Surat Kuasa
• Surat Ket. sumber dana, mekanisme penyaluran • Kesanggupan mencantumkan
dana hibah dalam DIPA • Nomor Register
• Pernyataan Penggunaan Rekening
• Surat Kuasa
• Surat Ket. sumber dana, mekanisme penyaluran • Kesanggupan mencantumkan
dana hibah dalam DIPA • Nomor Register
Tahapan Pengesahan Hibah Lansung Uang
Menggunakan Rek. Bendahara Penerimaan/ Pengeluaran Sudah Habis Surat Pernyataan Penggunaan Rekening Bendahara untuk Hibah
Masih ada Sisa
Mengajukan Permohonan Membuka Rekening
Memindahkan Sisa Dana
PENGELOLAAN REKENING HIBAH SESUAI PMK
:252/2015
Dilampiri paling sedikit :
Surat Ijin Pembukaan Rekening
Surat Pernyataan Penggunaan Rekening
Surat Kuasa kepada Kuasa BUN terkait informasi rekening Surat register hibah
K/L KPPN – DJPB
Ijin Pembukaan Rekening (PMK 252/PMK.05/2014
tentang Rekening milik KL/Satker)
Persetujuan Pembukaan Rekening
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING HIBAH
1 (satu) NPH - 1 (satu) nomor register - 1 (satu) nomor rekening
Pengelolaan rekening hibah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
Satker yang dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(
PMK 162/PMK.05/2013
tentang Kedudukan & tanggungjawab
Bendahara pada Satker pengelola APBN)
K/L dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah
langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan
rekening
Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan
saldonya disetor ke rekening KUN (
SSBP
) / kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian hibah (dikembalikan ke donor)
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas
negara sebagai
PNBP
kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING HIBAH
KPA/pemimpin BLU mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening
Lainnya berupa Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung pada Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa BUN di Daerah., dengan menyertakan :
Surat pernyataan mengenai penggunaan rekening
Surat kuasa KPA/pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di
Daerah untuk memperoleh informasi dan kewenangan terkait Rekening yang dibuka pada Bank Umum/Kantor Pos
Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme penyaluran dana dan
perlakuan mengenai penyetoran bunga/jasa giro
Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukkan dana hibah dalam DIPA Salinan surat penerbitan nomor register hibah
KPA/pemimpin BLU harus menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada
Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah paling lambat 20 (dua puluh) hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening
KPA/pemimpin BLU harus melaporkan saldo seluruh Rekening yang dikelolanya
setiap bulan kepada Kepala KPPN paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
PENGELOLAAN REKENING HIBAH SESUAI PMK
:252/2015 (2)
Yang di Revisi adalah Pagu Belanja di K/L Revisi tersebut bersifat on-top
Menggunakan kode Fungsi, Sub Fungsi, Kegiatan & Output yang sesuai Menggunakan akun belanja dalam 6 digit (52xxxx, 53xxxx & 57xxxx)
Berpotensi menambah honorarium penanggungjawab pengelola kegiatan Satker Syarat Revisi DIPA:
1. Ringkasan naskah perjanjian 2. Nomor Register dari DJPPR
3. Persetujuan pembukaan rekening hibah dari Dit. PKN/KPPN
4. Surat pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana sesuai standar biaya dan peruntukan
Revisi DIPA:
1. Diajukan ke DJA/Kanwil DJPBN
2. Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun, setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah
3. Dalam hal terdapat sisa pagu TA berjalan yang akan digunakan pada TA berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA tahun anggaran berikutnya
(setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang bersumber dari hibah pada akhir tahun berjalan)
PMK 15/PMK.02/2016 tentang Tata cara revisi anggaran TA 2016 & PMK 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan TA 2016
PENGAJUAN PERMOHONAN REVISI DIPA
BELANJA
Lingkup pengesahan :
Pendapatan hibah & Belanja yang bersumber dari hibah Dokumen Pengesahan
SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) K/L SPHL(Surat Pengesahan Hibah Langsung) KPPN
Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor ke rekening KUN (SSBP) / kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah (disetor kembali ke donor)
K/L : SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung)
KPPN : SP3HL (Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung)
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas negara sebagai PNBP kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah
K/L KPPN – DJPB SP2HL / SP4HL SPHL / SP3HL SPTMHL SPTJM Rek Koran SPTJM Rek Koran Bukti transfer
Sistem Aplikasi Satker(SAS)
LK K/L
PENGESAHAN PENDAPATAN DAN BELANJA HIBAH
UANG
Mengajukan SP2HL ke KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah (HLN) / KPPN Setempat (HDN) melampirkan SPTJM , SPTMHL beserta ADK. SP2HL dicetak melalui aplikasi SPM di K/L
Agar diperhatikan ketika pengisian kolom saldo, pendapatan, dan belanja.
uang yang diterima dalam bentuk valas agar langsung dikonversikan ke dalam mata uang rupiah untuk menghindari selisih kurs ketika pertanggungjawaban hibah
Selanjutnya KPPN akan menerbitkan 3 rangkap SPHL
1 untuk K/L sebagai dokumen realisasi belanja
1 untuk DJPPR sebagai dokumen pencatatan pendapatan hibah 1 untuk pertinggal KPPN
Bendahara Pengeluaran KL Grant Agreement BPP Pemda LPJ-BP KPPN KPH SP2HL Membuka Rekening Hibah langsung ke KPPN KPH Membuka Rekening Penampungan Penerusan Hibah Langsung Ke DJPBN Membuka Rekening Penampungan Penerusan Hibah Langsung Ke DJPBN 1 2 3 4 5 Aliran uang Aliran pertanggungjawaban PPK KPA KL LKPP 6
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH
LANGSUNG UANG KEPADA DAERAH
1. NILAI GRANT AGREEMENT (COMMITMENT) IDR 1.000.000
2. NILAI HIBAH YANG HARUS DI REGISTRASI IDR 1.000.000
3. DANA DITERIMA DI REKENING (PENDAPATAN)
REALISASI PENGELUARAN (BELANJA)
SISA DANA (SALDO)
IDR 900.000 IDR 700.000
IDR 200.000
4. NILAI REVISI DIPA IDR 700.000
5. NILAI PENGESAHAN HIBAH :
PENGESAHAN PENDAPATAN
PENGESAHAN BELANJA
SALDO (SISA DANA)
IDR 900.000 IDR 700.000
IDR 200.000
Perlakuan atas
JASA GIRO
1. Sebagai Penambah Nilai hibah; atau
2. Disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP
(Disesuaikan dengan pengaturan dalam Naskah Perjanjian Hibah)
Perlakuan atas
SISA DANA HIBAH
1. Dikembalikan kepada pihak donor; atau 2. Di setor ke kas negara
(Disesuaikan dengan pengaturan dalam Naskah Perjanjian Hibah)
BAGIAN IV
AKUNTANSI HIBAH PELAPORAN HIBAH KONFIRMASI HIBAH POTENSI TEMUAN1. AKUNTANSI HIBAH
(Akuntansi Pendapatan Hibah dan Belanja yang sumber
dananya berasal dari hibah (Belanja Barang /Belanja Modal),
Beban Jasa dan Aset/ Persediaan dari hibah)
1. AKUNTANSI HIBAH
(Akuntansi Pendapatan Hibah dan Belanja yang sumber
dananya berasal dari hibah (Belanja Barang /Belanja Modal),
57
TRANSAKSI PENGAKUAN
Kas di K/L dari hibah Belanja (akrual) yang bersumber dari hibah dalam bentuk uang yang pencairannya tidak melalui
kuasa BUN
Belanja (realisasi) yang bersumber dari hibah dalam bentuk uang yang pencairannya tidak melalui
kuasa BUN
Aset tetap aset lainnya dan/atau persediaan dari
hibah dalam bentuk barang
Beban jasa dari hibah dalam bentuk jasa
Saat kas diterima di rekening hibah
Saat Resume tagihan (SP2HL)
Saat Pengesahan oleh KPPN (SPHL)
Saat aset tetap aset lainnya dan/ atau persediaan diterima
Saat resume tagihan (MPHLBJS)
PENGUKURAN & DOK SUMBER
Nilai nominal pada rekening Koran
Nilai nominal pada Resume Tagihan
(SP2HL)
Nilai nominal pada Dok. Pengesahan oleh KPPN
(SPHL)
Nilai nominal pada BAST
Nilai nominal pada Resume Tagihan (MPHLBJS) berdasar
nilai nominal BAST
PENYAJIAN Dalam Neraca
& CaLK
Dalam Neraca & CaLK
Dalam LRA & CaLK
Dalam Neraca & CaLK
Dalam LO & CaLK
PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN
PENYAJIAN
58
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata
uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing
tersebut menurut kurs transaksi.
Terhadap pendapatan hibah dalam bentuk uang yang
diterima dalam valas, satker disarankan untuk
mengkonversi seluruh valas dalam mata uang rupiah.
Pendapatan yang disahkan sebesar realisasi jumlah rupiah
berdasarkan hasil konversi.
Dengan demikian maka tidak akan terjadi selisih kurs
AKUNTANSI HIBAH DALAM BENTUK
VALAS
Satker Mengesahkan Tanpa Realisasi Belanja
• Mencatat Pendapatan Hibah• Dokumen SPHL dari KPPN
• Dilaporkan dalam LRA BA 999.02
DJPPR
• Rekam SPHL
• Dilaporkan dalam Neraca sebesar saldo kas
• Tidak dilaporkan dalam LRA
Satker
PENGESAHAN PENDAPATAN HIBAH TANPA
BELANJA PADA TAHUN ANGGARAN BERJALAN
PENDAPATAN HIBAH (43XXX) UU 1/2004 Psl 38 (1) dan 38 (3) BELANJA HIBAH (56XXXX) A. DALAM NEGERI UU 17/2003 Psl 24 (1) - PERORANGAN - LEMBAGA/BADAN USAHA, B. LUAR NEGERI UU 17/2003 Psl 23 (1) - PERORANGAN - BILATERAL, MULTILATERAL 1. PEMERINTAH LN UU 17/2003 Psl 23 (1) dan UU 1/2004 Psl 33 (2) 2. ORGANISASI INTERNASIONAL UU 17/2003 Psl 23 (1) dan UU 1/2004 Psl 33 (2) 3. PEMDA UU 17/2003 Psl 22 (2) dan UU 1/2004 Psl 33 (1)
BENDAHARA UMUM NEGARA ( MENTERI KEUANGAN )
BELANJA YANG DIDANAI DARI HIBAH, BERUPA :
BELANJA PEGAWAI (51) BELANJA BARANG (52) BELANJA MODAL (53) BELANJA BANSOS (57)
SUMBER DANA (DIPA)
1. RUPIAH MURNI 2. PINJAMAN LN 3. HIBAH 4. PNBP KEMENTERIAN NEGARA /LEMBAGA
PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH OLEH MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BUN
Donor
KL
NPH
BAST/ SPHLBUN
Sebagai Belanja KL Dlm LK,Beban Jasa & Aset/
Persediaan
Sebagai Pendapatan Dalam LKPP
SIKLUS PELAPORAN HIBAH (LANGSUNG) DALAM
LAPORAN KEUANGAN
LRA LAK LAPORAN PERUBAHAN SAL LO LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS NERACA
LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN
LAPORAN FINANSIAL
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Menteri Keuangan (BUN) Kementerian /Lembaga
Pendapatan Hibah Belanja Hibah Belanja yang sumber dananya berasal dari hibah (Belanja Barang /Belanja Modal), Beban Jasa dan Aset/Persediaan dr hibah Laporan Keuangan BUN BA 999.02
(LRA Pendapatan Hibah, LO, LPE, Neraca, CaLK)
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LRA Belanja yg Bersumber dr Hibah, LO,
LPE, Neraca, CaLK) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
AUDIT BPK
DPR
UU Pertanggungjawaban APBN
PELAPORAN HIBAH DALAM
66
Pasal 19
(1) K/L melakukan konfirmasi kepada DJPPR atas data realisasi hibah yang diterima secara langsung dari pemberi hibah secara triwulan.
(2) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dari tingkat K/L sampai dengan satuan kerja.
(3) Dalam hal terjadi ketidakcocokan data, kedua belah pihak melakukan penelusuran
(4) Hasil konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi
(5) Berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4), DJPPR dapat melalukan koreksi pendapatan hibah.
Pasal 20
(1) K/L melakukan konfirmasi dengan pemberi hibah atas realisasi hibah yang diterima secara langsung dari pemberi hibah
(2) Dalam hal terjadi ketidakcocokan data, kedua belah pihak melakukan penelusuran
(3) Hasil konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara
(4) Salinan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada DJPPR c.q. Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
(5) Berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), DJPPR dapat melalukan koreksi pendapatan hibah.
KONFIRMASI PENERIMAAN DATA HIBAH (PMK
271/2014)
Donor
Pihak ke‐3
K/L
1000700
DJPPR
Konfimasi 1000 Konfirmasi 700Setiap perbedaan data antara DJPPR, donor, K/L dijelaskan dalam Berita
Acara Konfirmasi
Hal hal yang menjadi potensi temuan BPK R.I. :
Perjanjian Hibah yang telah ditandatangani K/L namun tidak
diregistrasi;
Dana hibah ditampung pada rekening yang belum mendapat izin
Menkeu (BUN);
Dana hibah yang telah diterima dan dibelanjakan namun
tidak/terlambat disahkan;
Saldo dana hibah pada rekening berbeda dengan saldo dana hibah
secara fisik;
Hibah barang/jasa yang telah serah terima (BAST) namun
tidak/terlambat disahkan
No Kondisi Perlakuan
a. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, BAST tahun 20X0, namun belum diregister.
Dicatat di SMAK BMN KL tanpa pengajuan register dan tanpa pengesahan.
b. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, BAST tahun 20X1, namun belum diregister.
Diajukan register berdasarkan BAST dan diajukan pengesahan.
c. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, BAST tahun 20X1, dan sudah diregister.
Diajukan pengesahan.
d. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) setelah tahun 20X0
(multiyears), BAST tahun 20X1, namun belum diregister.
Diajukan register dengan dasar NPH dan diajukan pengesahan.
Sesuai S-4714/PB/2014 tanggal 24 Juli 2014 perihal Petunjuk Lebih Lanjut
Penerbitan Register Hibah dan Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung dinyatakan sebagai berikut :
Perlakuan Hibah dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang Belum Diregister
dan/atau Belum Disahkan s.d. Berakhirnya Tahun Anggaran 20X0
Perlakuan Hibah dalam Bentuk Uang yang Belum Diregister dan/atau
Belum Disahkan s.d. Berakhirnya Tahun Anggaran 20X0
No. Kondisi Perlakuan
a. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, belum diregister, dan tidak terdapat saldo kas.
Tidak diperlukan registrasi dan pengesahan Jika menghasilkan aset, maka dicatat dalam SIMAK BMN KL.
b. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, belum diregister, dan terdapat saldo kas.
Dalam hal sisa dana akan dibelanjakan, dapat mengajukan nomor register dengan melampirkan NPH, SPTJM dan bukti rekening koran atas sisa dana.
c. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) tahun 20X0, sudah diregister, dan terdapat saldo kas.
Dalam hal sisa dana akan dibelanjakan, maka diajukan revisi DIPA dan pengesahan.
d. Hibah ditandatangani sebelum dan pada tahun 20X0, berakhir (closing date) setelah tahun 20X0 (multiyears), namun belum diregister.
Diajukan registrasi dan pengesahan.
PERLAKUAN HIBAH YANG BELUM DISAHKAN
(II)
BAGIAN V
PERATURAN HIBAH PILKADA NPHD PENGELOLAAN & PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH PILKADA PMK 252/PMK.05/2014 tentang Rekening milik KL/Satker
1 (satu) Register - 1 (satu) Naskah Perjanjian Hibah (NPH) – 1 (satu) Rekenening
PMK 162/2013 tentang Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara pada
Satker Pengelolaan APBN
Pertanggungjawaban BP & BPP tetap mempedomani
PMK 190/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan
APBN
PMK 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan TA 2016
PMK 15/PMK.02/2016 tentang Tata cara revisi anggaran TA 2016
Ps 8 - Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari PHLN /PHDN yang bersifat menambah pagu anggaran dapat berupa lanjutan kegiatan tahun lalu sepanjang pinjaman/hibah belum Closing Date
PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN
APBN
PERATURAN TERKAIT PILKADA (I)
Undang-Undang No 8/2015 tentang Perubahan atas UU 1/2015 tentang
Penetapan PERPU 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi UU
Pasal 166 ayat (1) diatur bahwa Pendanaan kegiatan Pemilihan dibebankan pada APBD dan dapat didukung melalui APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERATURAN TERKAIT PILKADA (II)
Permendagri 44 tahun 2015 jo 51/2015 tentang Pengelolaan dana
kegiatan pemilihan Gub/Bupati/Walikota dan Wakilnya
Ps 2: Pendanaan kegiatan pemilihan Gubernur/Bupati/walikota dibebankan pada APBD Provinsi/Kabupaten/Kota
Ps 7: Standar satuan harga kebutuhan pendanaan kegiatan pemilihan berpedoman pada pengelolaan APBN
Ps 19: Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, serta pelaporan dan pertanggungjawaban dana hibah kegiatan pemilihan yang diterima oleh KPU Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi/Panwas Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan APBN
Ps 20: Standar satuan harga kebutuhan pendanaan kegiatan pemilihan tahun 2015 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah
Keputusan Bawaslu nomor 611-KEP Tahun 2015 tentang Pedoman
pengelolaan dana hibah penyelenggaraan pengawasan pemilihan
PENGELOLAAN HIBAH PILKADA T.A
2017 (I)
Pertanggungjawaban dana hibah APBN dilaksanakan dalam TA berjalan dan berpedoman pada pengelolaan APBN
Register diajukan segera setelah penandatanganan NPHD (Register
mendahului pembukaan Rekening kembali ke pengelolaan umum dana hibah sebagaimana PMK 191/2011)
1 (satu) Register - 1 (satu) NPHD – 1 (satu) Rekenening Klausul NPHD untuk dana hibah pilkada:
NPHD yang ditandatangani Gubernur & Ketua Bawaslu/Panwas merupakan komitmen pemberian & penggunaan dana hibah
Dapat didukung dengan pakta integritas
Nomor rekening seharusnya tidak menjadi prasyarat dalam penandatanganan NPHD
NPHD sebaiknya mencantumkan klausul masa penggunaan/ pelaksanaan dana hibah s.d lewat tahun anggaran (multiyears 2016-2017)
Pada akhir tahun anggaran, sisa dana hibah diharapkan tidak perlu dikembalikan ke kas Pemda s.d tahapan berakhir
Dapat disusun NPHD turunan untuk setiap tahapan pencairan dana hibah (tidak perlu di register)
PENGELOLAAN HIBAH PILKADA T.A
2017 (II)
Untuk NPHD yang berlaku hanya 1 (satu) TA berjalan dan sisa dana akan dilanjutkan di TA berikutnya, diperlukan NPHD Addendum/ Surat keterangan perpanjangan pelaksanaan/ penggunaan dana hibah s.d TA berikutnya dan disetujui oleh pemberi dan penerima hibah
NPH Addendum/Surat Keterangan Addendum harus merujuk/ mencantumkan nomor dan tanggal NPHD awal yang telah di registrasi Dilampiri dokumen Ringkasan Hibah
Dokumen persyaratan registrasi dan addendum merupakan dokumen asli/ fotocopy yang telah di legalisir (cap dinas dan tandatangan basah) Dana Pilkada yang telah ditransfer dari Pemda dapat langsung
digunakan/dibelanjakan untuk kebutuhan penyelenggaraan Pilkada tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan rekening hibah
Revisi DIPA dan Pengesahan dapat dilakukan kemudian namun tetap dalam tahun anggaran berjalan
Belanja Hibah Rekening Bawaslu/Panwaslu Swakelola Tidak Dicatat pada APBN Dimasukkan pada CALK dlmLKPP Belanja Langsung (Belanja Barang untuk Pilkada) APBD APBN Pendapatan Hibah PEMDA
PEMDA Naskah Perjanjian BawasluBawaslu
Hibah Naskah Perjanjian Hibah Rekomendasi BPK Harmonisasi Peraturan Laporan Pertanggungjaw aban kepada Pemda Transfer dana ke KPUD tanpa register
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PILKADA
S.D. TAHUN 2014
APBD APBD APBN APBN Register (DJPPR) Register (DJPPR) KPU/ Bawaslu (SATKER) KPU/ Bawaslu (SATKER) Ijin Pembukaan Rekening (KPPN) Ijin Pembukaan Rekening (KPPN) Laporan Keuangan Laporan Keuangan LKPP LKPP Laporan Kepada Daerah Transfer Dana Belanja Operasional Belanja Operasional Belanja Hibah Belanja Hibah Pendapatan Hibah Pendapatan Hibah Revisi DIPA (Kanwil DJPB/ DJA) Revisi DIPA (Kanwil DJPB/ DJA) SP2HL (KPPN) SP2HL (KPPN) NPHD NPHD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) APBD APBD APBN APBN
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PILKADA
2015 OLEH BAWASLU
Pasal 11 Ayat (5) Permendagri No. :44/2015 Tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota diatur :
Pemberi dan
Penerima Hibah
(1)
Tujuan
Pemberian
Hibah(2)
Besaran dan Rincian Penggunaan Dana Kegiatan Pemilihan (3)NPHnD
Pemberi dan penerima Hibah (1) Tujuan pemberian Hibah (2) TAMBAHAN??? Hak dan kewajiban (4)NPHD
Tata cara penyaluran (5)NPHD (I)
Hal lain yang perlu diatur dalam NPHD selain 5 ketentuan yaitu : 5 Ketentuan Dalam Permendagri 44/2015 Peraturan Terkait Hibah/ PILKADA Ketentuan Khusus/ Perkecualian Tatacara Pertangung-jawaban dan Pelaporan NPHD Lain Lain Sanksi
NPHD (II)
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko
Gedung Frans Seda Lt. 7, Jalan Wahidin Raya No.1. Jakarta
021-3843712 Email: hibah.djppr@kemenkeu.go.id