• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dari nilai perusahaan, jika harga saham meningkat, maka nilai perusahaan pun ikut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dari nilai perusahaan, jika harga saham meningkat, maka nilai perusahaan pun ikut"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut kesejahteraan pemegang saham yang digambarkan dengan nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu penilaian dari nilai perusahaan, jika harga saham meningkat, maka nilai perusahaan pun ikut bertambah, sehingga berdampak pada peningkatan nilai pemegang saham. Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan maka manajer diharapkan dapat mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.

Nilai perusahaan sangat berperan penting karena dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan, tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsic pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaan dimasa depan dan menunjukan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan - keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki

Indeks LQ 45 merupakan kumpulan dari emiten saham yang diseleksi berdasarkan tingkat transaksi setiap enam bulan sekali yaitu awal februari hingga awal

(2)

agustus, oleh karena itu emiten yang termasuk dalam LQ 45 biasanya menjadi saham favorit bagi investor karena diyakini saham yang terpilih dalam LQ 45 merupakan saham yang memiliki kinerja perusahaan yang baik, Perusahaan yang demikian walau tergolong dalam indeks LQ 45 investor harus tetap menganalisis nilai saham perusahaan yang akan dibeli.Hal ini dilakukan karena kondisi pasar terus berubah kedepannya tergantung pada kondisi ekonomi global, selain itu resiko pasar juga berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham akan dekeluarkan dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria, oleh karena itu saham yang termasuk dalam indeks ini akan selalu berubah (Tatang 2011 : 73) pemilihan saham saham LQ 45 harus wajar, independen, dan terbuka, oleh karena itu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, akademisi dan profesional dibidang pasar modal. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang objektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer, investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham - saham yang aktif diperdagangkan

Fenomena yang terjadi pada pasar modal Indonesia yang cukup mengejutkan, harga saham perusahaan LQ45 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan. Dengan keadaan tersebut nilai perusahaan juga mengalami kenaikandanpenurunan. Beberapa perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan adalah PT. Astra agro Lestari Tbk (AALI) yang harga sahamnya turun

(3)

sebesar Rp 4500 dari harga awal sebesar Rp 26.000 menjadi Rp 21.700 pada akhir tahun 2011, PT. Tambang Bukit Batu Bara TBK. (PTBA) yang harga sahamnya turun sebesar Rp 5600 dari harga awal sebesar Rp. 22.900 menjadi Rp. 17.350 diakhir tahun 2011 (www.finance . Yahoo.com)

Penurunan harga saham tersebut membuat kedua nilai perusahaan juga mengalami penurunan. Sedangkan pada perusahaan United Tractor (UNTR), harga sahamnya mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.250 menjadi Rp 26.350 akhir pada tahun 2011 yang akhir tahun 2010 hanya sebesar Rp. 23.800 (www.finance.yahoo.com) Kenaikan harga saham pada perusahaan United Tractor tidak membuat nilai perusahaan tersebut menjadi naik bahkan membuat nilai perusahaannya menjadi turun. Hal ini sangat mengejutkan calon Investor, sehingga mereka lebih waspada, teliti dan hati - hati ketika ingin berinvestasi.

Index harga saham gabungan yang terkoreksi dari perdagangan lantai bursa diawal tahun 2011 perdagangan preopening, IHSG naik 17,956 poin (0,48% ) ke level 3,721,468. Sementara indeks LQ 45 menguat 4, 750 poin (0,72 %) ke level 666, 128. Sedangkan pada akhir tahun 2011 perdagangan IHSG menipis 5,596 poin ( 0,15%) ke level 3,789, 847. Sementara indeks LQ 45 berkurang 0, 553 poin ( 0,09 % ) ke level 670, 422. (detic.com). Diawal tahun 2012 juga menunjukan pergerakan negative. Pasalnya Index harga saham gabungan ( IHSG) berada pada level 3. 820,11 atau minus 0,05 %. Sedangkan Indeks LQ 45 turun 0,11% beradadilevel 672 ,75(pedoman news.com) hal ini juga tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan laba sampai dengan mengalami kerugian.

(4)

Selain fenomena diatas terdapat lima saham yang masuk ke indeks LQ 45 karena mempunyai fundamental yang baik seperti yang dikutip dari www finance today.com tanggal09/ 07/ 2012 adalah sebagi berikut “ lima saham baru yang masuk dalam daftar LQ45 memiliki fundamental baik. Menurut Departemen riset IFT,empat emiten diantaranya memiliki emitenkuat karena rasio timbal balik terhadap ekuitas atau Return On equity (ROE) lebih tinggi dibanding industri sehingga, saham - saham tersebut layak dipertahankan.

Lima saham yang ditetapkan bursa efek Indonesia masuk dalam daftar LQ 45 adalah saham Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank Jabar Banten Tbk ( BJBR), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Charoen, Phokphand Tbk (CPIN), dan PT Gajah Tunggal Tbk, (GJTL). Kelima saham ini akan menjadi bagian penggerak utama indeks LQ 45 dalam enam bulan kedepan.Dengan mengutip keterangan resmi BEI, Rabu (25/ 07/2012). Kelima saham yang keluar dari saham indeks LQ 45 adalah saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN), saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), saham PT Gajah Tunggal Tbk, (GJTL), saham PT Krakatau Stell Tbk (KRAS), dan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). PT Gajah Tunggal Tbk, pada awal masuk kedalam indeks LQ 45 tetapi sekarang keluar dari indeks ini karena kinerja PT gajah Tunggal ini melemah dikuartal pertama tahun ini. Dalam tiga bulan pertama di tahun 2012, produsen ban ini hanya mencetak laba bersih konsolidasi sejumlah Rp 254, 27miliar. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding pencapaian laba diperiode yang sama tahun lalu yaitu Rp 331,71 miliar. Keuntungan perusahaan menyusut meskipun penjualan bersih meningkat sekitar 8,6% menjadi Rp 3,146 triliun di akhir Maret tahun

(5)

ini. Manajemen GJTL dalam laporankeuangan yang dirilis senin (30/4) menyebut, laporan kotor pun tercatat masih naik sebesar 30%, meski beban poko pemjualan ikut bertambah sebesar %. GJTL juga menderita kerugian dari operasional lainnya sebesar Rp 7,56 miliar triwulan pertama ditahun 2012. (www.Investasi.kontan.co.id)

PT krakatau Stelsel Tbk (KRAS) tahun 2012 ini mengalami penurunan laba bersih sehingga 92,2% menjadi hanya sebesar Rp 106,84 miliar dibanding pencapaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,36 triliun. Hal ini membuat laba bersih per saham turun drastis 91,95% dari 87 menjadi 7 per saham. Padahal perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapat 31,03% menjadi Rp 11,02 triliun dari sebelumnya Rp 8,41 triliun. Akan tetapi beban pokok pendapatan juga naik 35,47 % dari Rp 7,5 triliun menjadi Rp 10,16 triliun. Beban usaha juga ikut naik dari Rp 577,28 miliar menjadi Rp 646, 32 miliar. Aset KRAS tercatat naik dari 21,51 triliun menjadi RP 23,18 triliun. Kas dan setara kas turun menjadi Rp 3,43 triliun dari sebelumnya Rp 3,47 triliun.

Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan makmur jika kekayaannya meningkat. Nilai perusahaan dikatakan sebagai penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Harga saham yang meningkat menunjukan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan

(6)

Perusahaan dengan pertumbuhan tingkat yang tinggiakan cenderung untuk menambah hutang, sebaliknya tingkat perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah cenderung untuk meningkatkan hutangnya. Kemudian perusahaan dengan total asset yang besar memiliki operasional yang stabil, sehingga jauh dari resiko kebangkrutan dan kesulitan keuangan dan dapat memberikan laba lebih tinggi yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan kecil yang memiliki total asset kecil. Berikut ini disajikan data perkembangan total asset terbesar pada perusahaan di Indeks LQ- 4

Tabel 1. 1

Total Hutang Perusahaan Terbesar di Indeks LQ 45 periode 2010 - 2012

Nama Perusahaan Total Hutang dalam jutaan ( Rupiah)

No 2010 2011 2012 1 PT. Bumi Resourcers Tbk. 58.902. 617 56. 146.499 67. 324. 256. 2 PT.TelekomunikasiIndonesiaTbK 43. 343. 684 42. 073. 000 44. 391. 000 3 PT. Astra International TbK 54.168. 000 77. 683. 000 92. 460.000 4 PT. Adora Energy TbK 21. 970. 369 29. 169. 380 35.791.943 5 PT. Indofood sukses Tbk 22. 423. 117 21. 975. 708 25.181. 533

(7)

Pada tabel tersebut diketahui bahwa kelima perusahaan yang memiliki total hutang terbesar di Indeks LQ 45 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang non keuangan. Pencapaian total hutang tertinggi dimiliki oleh PT. Astra International Tbk. pada tahun 2012 sebesar Rp 92. 460.000 juta. Kecenderungan perusahaan memilki total hutang yang begitu besar dikarenakan hutang dijadikan sumber dana untuk pembiayaan yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh besarnya hutang perusahaan sebagai fungsi leverage. Dalam studi empiris, leverage didefinisikan sebagai sebuah ukuran yang menunjukan seberapa besar tingkat penggunaan hutang dalam membiayai aktifitas perusahaan. Meningkatnya hutang akan berdampak pada meningkatnya biaya tetap dan bahkan meningkatkan kemungkinan pada resiko kebangkrutan sebagai akibat naiknya biaya tersebut. Semakin tinggi suatu hutang proporsi suatu perusahaan maka semakin tinggi harga saham yang berarti meningkatkan nilai perusahaan tersebut, namun pada titik tertentu lainnya peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan (Chen dan Steiner dalam Ikbal dkk, 2011)

Ukuran perusahaan (size) merupakan factor yang penting dalam menentukan nilai perusahaan. Size perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan asset yang ada dalam perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan, jika dilihat dari sisi pemilik perusahaan. Tetapi, jika dilihat dari sisi manajemen kemudahan

(8)

yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Size yang besar memudahkan perusahaan dalam masalah pendanaan. Perusahaan umunya memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal.

Menurut Aries (2011) nilai perusahaan merupakan hasil kerja manjemen dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus kas bersih dari keputusan investasi, pertumbuhan dan biaya modal perusahaan. Bagi investor nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan indicator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggiPerusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar - besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan makmur jika kekayaannya meningkat, ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham dengan demikian Semakin tingginya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor, demikian pula sebaliknya nilai perusahaan yang tinggi menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukan kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif berinvestasi maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu

(9)

menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan akan berada dibawa nilai perusahaan yang sebenarnya.

Peningkatan pada nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh sistem kinerja keuangan perusahaan. Baik atau buruknya nilai perusahaan tergantung pada kinerja keuangan itu sendiri. Bila kinerja keuangan perusahaan semakin membaik maka akan diikutsertakan oleh nilai perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari sudut bagaimana perusahaan menghadapi pangsapasar diluar dandapatjuga dilihat daribagaimana perusahaan dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan baik pada perusahaan lain atau kepada para konsumen. Hal ini dapat dilihat ketika para konsumen dan kebutuhan perusahaan lain dapat terpenuhi. Jika sudah ada kerjasama yang baik maka perusahaan dan konsumen tersebut akan semakin tertarik untuk menciptakan hubungan yang baik, selanjutnya akan menarik pada perusahaan yang lain untuk bekerjasama namun,apabilasuatu perusahaan kinerja keuangan perusahaannya memburuk, itu dapat dilihat dari semakin sedikitnya konsumen dan para investor bekerja sama dengan perusahaan Kebijakan manajemen berkaitan dengan kemakmuran dirinya dan kemakmuran kepemilikan perusahaan

Profitabilitas perusahaan juga diindikasikan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan tingginya profitabilitas berarti prospek perusahaan tersebut bagus dan investor akan memberikan respon yang positif terhadap tingginya tingkat profitabilitas perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat karena semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan dimasa depan

(10)

dinilai semakin baik dimata investor.Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh profitabilitas (Hermuningsih,2013).

Meningkatkan laba perusahaan dan memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar (Lifessy 2011). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan dimasa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik dimata investor. Ayuningtias (2013), dan Kusuma dkk. (2012) membuktikan nilai perusahaan dipengaruhi secara positif signifikan oleh profitabilitas. Pengaruh tersebut disebabkan terjadinya sentiment positif para investor, sehingga mengakibatkan harga saham bertambah dan membuat nilai perusahaan meningkat. Berbanding terbalik dengan Herawati (2012) yang membuktikan profitabilitas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaannya, maka akan mempunyai peluang untuk melakukan ekspansi. Ekspansi merupakan suatu tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar mempunyai pengaruh terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan dan nilai perusahaan (Hansen dan Juniarti, 2014). Sependapat dengan

(11)

pernyataan tersebut, Niresh dan Velnampy (2014) mampu membuktikan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya usaha dari suatu perusahaan atau organisasi. Jadi ukuran perusahaan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dapat mengukur atau menentukan nilai besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang berukuran lebih besar akan relatif stabil dan mampu menghasilkan profit. Sunarto dan Budi (2014) menunjukan secara signifikan terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan Wiyono (2012) yang membuktikan nilai perusahaan dipengaruhi secara negatif oleh Ukuran Perusahaan

Semakin besar perusahaan maka nilai perusahaan semakin tinggi. Perusahaan dengan ukuran (size) yang lebih besar diperkirakan mempunyai kesempatan untuk menarik hutang dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan perusahaan yang kecil karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan Bank juga lebih tinggi, hal tersebut dibuktikan melalui penelitian Surya dan Rahayuningsih (2012) yang membuktikan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang.

Selain profitabilitas, nilai suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh tingkat leverage. Analisa (2011) menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan.

(12)

Artinya, yang semakin besar menunjukan resiko investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki resiko leverage yang lebih kecil. Leverage dalam perusahaan dapat dukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER).

Struktur utang atau leverage merupakan gambaran dari jumlah besar atau kecilnya pemakaian utang oleh suatu perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktivitas operasionalnya. Penggunaan hutang yang besar akan meningkatkan beban bunga yang ditanggung perusahaan, sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan, hal tersebut ditunjukan oleh penelitian Nurhasanah (2012) dalam penelitiannya mengenai hubungan leverage dengan profitabilitas menghasilkan pengaruh yang negatif signifikan. Pengelolaan leverage sangatlah penting karena tingginya penggunaan leverage dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dikarenakan adanya perlindungan pajak. Kouki dan Said (2012) mampu membuktikan hutangberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Prastika (2012) membuktikan leverage tidak signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.

(13)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka kesimpulan permasalahannya yaitu :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan 4. Apakah size perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

C. Tujuan dan Kontribusi penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah diatas yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan 2. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan Publik terhadap nilai

perusahaan

4. Untuk mengetahui pengaruh size perusahaan terhadap nilai perusahaan

2. Kontribusi penelitian

Melalui penelitian ini semoga dapat memberi manfaat bagi : 1. Peneliti

(14)

Dapat digunakan untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai factor - factor yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.

2. Perusahaan

Memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta berusaha untuk melengkapi laporan tahunan untuk membantu investor.

3. Bagi Akademisi

Dapat digunakan untuk bahan literature dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya berkenan dengan faktor - faktor yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan tersebut, sehingga

Tujuan utama dari keputusan-keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan.Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa, harga saham bisa

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan itu dapat dilakukan melalui peningkatan kesejahteraan pemegang saham dan pemilik. Dan

Sedikitnya perhatian yang diberikan oleh perusahaan properti dan real estate atas kegiatan operasi bisnisnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar membuat peneliti

Tujuan lainnya yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan

Dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau memaksimalkan nilai perusahaan, yang tercermin pada harga pasar saham bagi

membagikan dividen, jadi Dividend Payout Ratio mencerminkan kemakmuran dari pemegang saham. Laba bersih perusahaan semakin meningkat, maka kemampuan perusahaan dalam

Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham perusahaan akan