45
1. Azizahwati, Maryati Kurniadi, Heidi Hidayati, analisis zat warna sintetik terlarang unuk makanan yang beredar di pasaran. Available from: URL: http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/article/download/1185/1091
(accessed 7 februari 2013)
2. Ditjend POM Depkes RI,1990 Nomor : 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ; 239/ Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.
3. Depkes RI, 1988. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta. 4. Soleh, sardjono,K. dan wisnu, C. Identifikasi zat warna yang dilarang
(Rhodamin dan Methanyl Yellow) pada produk makanan dan minuman. Bandung. Jurusan Teknologi Pangan, FT-universitas pasudan; 2003. 5. Penyusun. Patologi Ginjal dan Saluran Kemih. 2008. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
6. Risma Dumiri Manurung. Manfaat Pemberian Madu Terhadap Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin serta Makroskopik Ginjal dan Histopatologi Tubulus Proksimal Ginjal Menci (Mus musculus L.) Jantan yang diberi Rhodamin B. Magister Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan. 2011.
7. Umi Fatimah. Struktur Histologis Hepar dan Ren Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Feminina Gravid Setelah Pemberian Rhodamin B secara oral. Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.
8. Ariani. Studi Toksisitas dan Bioakumulasi Senyawa Rhodamine B. Skripsi. Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Kimia Universitas Indonesia; 2004.
9. Sciencelab . Material Safety Data Sheet Rhodamine B, O MSDS . Available from: URL:
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924812
10. Astuti R, Meikawati W, Siti S. Penggunaan Zat Warna “Rhodamin B” pada Terasi Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap Produsen Terasi di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. 2010. Available from : URL : http://jurnal.unimus.ac.id
11. S. Hamdani. Rhodamine B. Available from: URL:
http://catatankimia.com/catatan/rhodaminb.html (accessed 23 november 2013)
12. Chemical Product of Rhodamine B. Available from: URL:
http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN_CB748556 9.htm (accessed 18 agustus 2013).
13. N. Bhadusha, T. Ananthabaskaran. Kinetic, Thermodynamic and Equilibrium Studies on Uptake of Rhodamine B onto ZnCl2 Activated Low Cost Carbon.2011;9(1) Available from : URL:
downloads.hindawi.com/journals/chem/2012/873026.pdf
14. Pamela Iryanti Widjanarko. Kinetika Absorpsi Zat Warna Congo Red dan Rhodamine B dengan Menggunakan Serabut Kelapa dan Ampas Tebu. Jurnal Teknik Kimia Indonesia.2006;5(3):416
15. Aroni, Rijali. Kajian Penghambatan Efek Toksik Karmoisin dan Rhodamin Terhadap Proliferasi Sel Limfosit Tikus Oleh Ekstrak Daun Jelatang (Urtica dioica L.). 2011. p. 4-6. Available from:
http://repository.ipb.ac.id.
16. Santa Cruz. Material Safety Data Sheet of Rhodamine B. Available from; URL : http://datasheets.scbt.com/sc-203756.pdf.
17. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. 1st ed. Jakarta. Ikrar Mandiriabadi; 2009
18. Sylvia AP, Lorraine MW. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta : EGC :2005 : p.868-994
19. Rhodamine B. http://id.scribd.com/doc/92982912/Rhodamin-B
20. Drake et Al. Gray’s Anatomy for Students 2nd Edition. 2010. Philadephia: Elsenvier. p. 355-59
21. Gartner, L. Hiatt. Color Textbook of Histology 3rd Edition. 2007. Available from : www.studentconsult.com
22. Macfarlane, Reid, Callander. Pathology Illustrated 5th Edition. Philadephia: Elsenvier. p. 429-32
23. Victor P. Eroschenko, Atlas Histologi Di Fiore. Edisi 9. Jakarta : EGC :2003 :p.247-255
24. Penyusun, Lecture Notes Histologi 2. 2010. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
25. Stuktur Histologi Ginjal. Available from: URL: http://www.proteinatlas.org/dictionary/normal/kidney/detail+1/magnificati on+1
26. Robbins SL, Kumar V, Oswari J, editor. Buku ajar patologi I (Basic Pathology). Jakarta: EGC; 1995
27. Sarjadi, Wijaya I, Endro PB, Sandhana U. Panduan praktikum patologi anatomi. Ed 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2003 28. Underwood JCE. Ginjal dan traktus urinarius. In: Sarjadi, editor. Patologi
umum dan sistemik. 2nd ED. Jakarta: EGC; 1999. P.665-668.
29. Macfarlane, Reid, Callander. Pathology Illustrated 5th Edition. Available from: URL: http://www.freebook4u.net/2011/04/pathology-illustrated.html 30. Sudigdo S, Sofyan I. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 2.
Jakarta: Sagung Seto; 2002
31. MacSween RNM, Whaley Keith, editor. Muir’s textbook of pathology. 13th ed. Great Britain; 1992
32. Hudgson E, Levi PE, A textbook of modern toxicology. 2nd ed. New York: The McGraw-Hill; 2001: 492-500
33. Robbins SL, Kumar V, Oswari J, editor. Buku ajar patologi II (Basic Pathology). Jakarta: EGC; 1995
34. Wijaya I, Miranti IP. Patologi ginjal & saluran kemih. Ed 3. Semarang: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2005
Lampiran 3. Cara perhitungan dosis
1) Berat molekul sebesar 479 g/mol
2) Dosis lethal Rhodamine B tikus wistar = 887 mg/kgBB/hari
a) Perlakuan pertama (kelompok kontrol) = 0 Dosis lethal = 0 x 887 = 0 mg/kgBB/hari
b) Perlakuan kedua = 1/16 Dosis lethal = 1/16 x 887 = 55,44 mg/kgBB/hari
c) Perlakuan ketiga = 1/8 Dosis lethal = 1/8 x 887 = 110,88 mg/kgBB/hari.
d) Perlakuan keempat = 1/4 Dosis lethal = 1/4 x 887 = 221,75 mg/kgBB/hari
e) Perlakuan kelima = 1/2 Dosis lethal = 1/2 x 887 = 443,5 mg/kgBB/hari.
Lampiran 4. Metode baku histologis pemeriksaan jaringan
A. Cara pengambilan jaringan dan fiksasi
1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah tikus wistar diterminasi dengan cara dislokasi leher (maksimal 2 jam)
2) Kemudian memasukkan ke dalam larutan fiksasi dengan urutan sebagai berikut:
a) Fiksasi dalam larutan formalin 10%
b) Dehidrasi dengan alcohol 30% selama 20 menit I, 20 menit II, dan 20 menit III
Lalu lanjutkan dengan Alkohol 40% 1 jam Alkohol 50% 1 jam Alkohol 70% 1 jam Alkohol 80% 1 jam Alkohol 90% 1 jam Alkohol 96% 1 jam
(alkohol 70-80% dapat ditunda sampai keesokan harinya
c) Larutan xylol alcohol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam d) clearing dengan larutan xylol 1,2,3 dengan waktu masing-masing 20 menit, sehingga jaringan terlihat tembus pandang
e) xylol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan dalam oven 60o celcius
f) Embeding dan bloking : parafin 1,2,3 selama 20 menit, lalu jaringan dicetak blok parafin kemudian didinginkan, sehingga cetakan dapat dibuka
g) Trimming: memotong balok-balok parafin sehingga jaringan mudah dipotong
B. Cara pemotong blok (sectioning)
1) Menyiapkan kaca objek bersih
2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya
3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu dimasukkan dalam air panas kurang lebih 60o celcius. Setelah jaringan mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi albumin
4) keringkan
5) parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan dipanaskan dalam oven 60o celcius atau drngan tungku
C. Pewarnaan HE
Slide jaringan dimasukkan dalam :
1) Xylol 1, xylol 2, xylol 3 masing-masing 10 menit 2) Rebidrasi dengan alcohol xylol selama 5 menit
3) Bilas alcohol 30-96% masing-masing kurang lebih 30 menit 4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit
5) Rendam dalam hematoksilin kurang lebih 10 menit 6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih
7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alcohol+Nacl 0,9%) 8) Bilas alkohol 50-96%
9) Eosin kurang lebih 2-5% 10) Bilas alkohol 96% 2x 11) Bilas alkohol xylol
12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran yang ada disekitar jaringan
13) Xylol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit), tetesi asam Canada, langsung ditutup kaca penutup
14) Preparat sudah siap untuk diamati
D. Pewarnaan PAS JONES
1) Lakukan deparafinisasi dan hidrasi dengan aquadest selama 10 menit
2) Rendam dalam periodic acid 0,5% selama 30 menit 3) Bilas dengan aquadest
4) Rendam dalam larutan GMS yang berisi aquadest, methenamine silver 6% AgNO3 2,5% dan borak 5%, panaskan dalam oven dengan suhu 600 C, selama 30 menit, cek tiap 10 menit sampai warna berubah menjadi coklat kayu
6) Tetesi Gold chloride 0,2 %, 5 tetes selama 1 menit atau sampai berwarna abu-abu
7) Bilas dengan aquadest
8) Tetesi Na thio sulfa 1% selama 1 menit 9) Cuci dalam air
10) Rendam dalam hematoksilin selama 10 menit 11) Cuci dalam air
12) Rendam dalam eosin selama 5 menit
Lampiran 5. Jumlah tubulus normal dalam 5 lapangan pandang
KELOMPOK lapangan pandang
1 2 3 4 5 total K1 54 54 49 59 50 266 K2 55 52 54 49 56 266 K3 48 47 51 46 45 237 K4 49 49 46 50 45 239 K5 53 52 51 55 56 267 P1-A 35 34 38 36 35 178 P1-B 33 33 35 32 34 167 P1-C 36 35 34 36 33 174 P1-D 35 36 34 34 35 174 P1-E 36 36 36 34 33 175 P2-A 23 22 26 21 22 114 P2-B 24 22 23 23 26 118 P2-C 23 23 29 25 24 124 P2-D 22 26 23 24 23 118 P2-E 23 24 21 23 23 114 P3-A 11 12 13 10 16 62 P3-B 12 14 17 15 14 72 P3-C 16 16 16 10 13 71 P3-D 14 16 11 11 13 65 P3-E 10 12 10 14 14 60 P4-A 13 14 10 12 11 60 P4-B 12 10 13 12 13 60 P4-C 10 10 13 10 11 54 P4-D 11 14 11 12 11 59 P4-E 10 10 13 15 11 59
Lampiran 6. Hasil Analisis Pengamatan Histologis Tubulus Normal
Explore
Case Processing Summary
kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tubulus normal kontrol 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
perlakuan 1 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
perlakuan 2 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
perlakuan 3 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
perlakuan 4 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
Descriptives
kelompok Statistic Std. Error
tubulus normal kontrol Mean 255.00 6.950
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 235.70 Upper Bound 274.30 5% Trimmed Mean 255.33 Median 266.00 Variance 241.500 Std. Deviation 15.540 Minimum 237 Maximum 267 Range 30 Interquartile Range 29 Skewness -.615 .913 Kurtosis -3.273 2.000
perlakuan 1 Mean 173.60 1.806 95% Confidence Interval for
Mean Lower Bound 168.59 Upper Bound 178.61 5% Trimmed Mean 173.72 Median 174.00 Variance 16.300 Std. Deviation 4.037 Minimum 167 Maximum 178 Range 11 Interquartile Range 6 Skewness -1.263 .913 Kurtosis 2.709 2.000 perlakuan 2 Mean 117.60 1.833
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 112.51 Upper Bound 122.69 5% Trimmed Mean 117.44 Median 118.00 Variance 16.800 Std. Deviation 4.099 Minimum 114 Maximum 124 Range 10 Interquartile Range 7 Skewness 1.022 .913 Kurtosis .918 2.000 perlakuan 3 Mean 66.00 2.387
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 59.37
Upper Bound 72.63
Median 65.00 Variance 28.500 Std. Deviation 5.339 Minimum 60 Maximum 72 Range 12 Interquartile Range 11 Skewness .164 .913 Kurtosis -2.654 2.000 perlakuan 4 Mean 58.40 1.122
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 55.28 Upper Bound 61.52 5% Trimmed Mean 58.56 Median 59.00 Variance 6.300 Std. Deviation 2.510 Minimum 54 Maximum 60 Range 6 Interquartile Range 4 Skewness -2.017 .913 Kurtosis 4.225 2.000 Tests of Normality kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tubulus normal kontrol .360 5 .032 .725 5 .017
perlakuan 1 .339 5 .061 .875 5 .287
perlakuan 3 .226 5 .200* .903 5 .429
perlakuan 4 .394 5 .011 .710 5 .012
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Karena data signifikansinya tidak normal (p < 0.05) , maka data ditransformasikan
Explore
Case Processing Summary
kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tubulus_trans kontrol 5 100.0% 0 .0% 5 100.0% perlakuan 1 5 100.0% 0 .0% 5 100.0% perlakuan 2 5 100.0% 0 .0% 5 100.0% perlakuan 3 5 100.0% 0 .0% 5 100.0% perlakuan 4 5 100.0% 0 .0% 5 100.0% Descriptives
kelompok Statistic Std. Error
tubulus_trans kontrol Mean 2.4059 .01198
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.3726 Upper Bound 2.4392 5% Trimmed Mean 2.4065 Median 2.4249 Variance .001 Std. Deviation .02680 Minimum 2.37
Maximum 2.43 Range .05 Interquartile Range .05 Skewness -.616 .913 Kurtosis -3.267 2.000 perlakuan 1 Mean 2.2395 .00456
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.2268 Upper Bound 2.2521 5% Trimmed Mean 2.2398 Median 2.2405 Variance .000 Std. Deviation .01019 Minimum 2.22 Maximum 2.25 Range .03 Interquartile Range .02 Skewness -1.307 .913 Kurtosis 2.780 2.000 perlakuan 2 Mean 2.0702 .00670
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.0516 Upper Bound 2.0888 5% Trimmed Mean 2.0696 Median 2.0719 Variance .000 Std. Deviation .01499 Minimum 2.06 Maximum 2.09 Range .04 Interquartile Range .03 Skewness .970 .913
Kurtosis .755 2.000
perlakuan 3 Mean 1.8184 .01569
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.7749 Upper Bound 1.8620 5% Trimmed Mean 1.8185 Median 1.8129 Variance .001 Std. Deviation .03508 Minimum 1.78 Maximum 1.86 Range .08 Interquartile Range .07 Skewness .110 .913 Kurtosis -2.596 2.000 perlakuan 4 Mean 1.7661 .00858
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.7423 Upper Bound 1.7899 5% Trimmed Mean 1.7673 Median 1.7709 Variance .000 Std. Deviation .01918 Minimum 1.73 Maximum 1.78 Range .05 Interquartile Range .03 Skewness -2.036 .913 Kurtosis 4.292 2.000
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tubulus_trans kontrol .361 5 .032 .725 5 .017
perlakuan 1 .343 5 .055 .870 5 .266
perlakuan 2 .255 5 .200* .866 5 .249
perlakuan 3 .225 5 .200* .908 5 .453
perlakuan 4 .398 5 .009 .703 5 .010
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Karena setelah data diransformasikan lalu dilakukan uji normalitas tetap tidak normal ( p < 0.05), maka selanjutnya dilakukan uji non parametrik yaitu uji kruskal wallis.
Kruskal-Wallis Test
Ranks
kelompok N Mean Rank
tubulus normal kontrol 5 23.00
perlakuan 1 5 18.00
perlakuan 2 5 13.00
perlakuan 3 5 7.80
perlakuan 4 5 3.20
Test Statisticsa,b tubulus normal
Chi-Square 22.979
df 4
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: kelompok
Di dapatkan hasil p = 0.000 (p > 0.05) yang berarti ada beda bermakna dan signifikan
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal kontrol 5 8.00 40.00
perlakuan 1 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal kontrol 5 8.00 40.00
perlakuan 2 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal kontrol 5 8.00 40.00
perlakuan 3 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal kontrol 5 8.00 40.00
perlakuan 4 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal perlakuan 1 5 8.00 40.00
perlakuan 2 5 3.00 15.00
Test Statisticsb
tubulus normal
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal perlakuan 1 5 8.00 40.00
perlakuan 3 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
perlakuan 4 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.635
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal perlakuan 2 5 8.00 40.00
perlakuan 3 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal perlakuan 2 5 8.00 40.00
perlakuan 4 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000 Z -2.643
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
tubulus normal perlakuan 3 5 7.80 39.00
perlakuan 4 5 3.20 16.00 Total 10 Test Statisticsb tubulus normal Mann-Whitney U 1.000 Wilcoxon W 16.000 Z -2.440
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Lampiran 7. Dokumentasi penelitian
Gambar 14. Proses penelitian
a. Pemilihan tikus sesuai kriteria inklusi dan ekskusi; b.tikus diberi kandang secara terpisah; c.tikus diberi Rhodamine B selama 12 minggu; d. Preparat; e. Fiksasi preparat; f. pengecatan
Gambar 15. Pengamatan jaringan dengan setelah organ dijadikan preparat di
lab.PA, pengamatan menggunakna mikroskop perbesaran 100x dan kemudian difoto dengan menggunakan alat eyepiece camera.
Lampiran 8. Biodata penulis Identitas
Nama :Seia Mahanani
NIM :G2A009059
Tempat/tanggal lahir :Semarang, 5 september 1991 Jenis kelamin :Perempuan
Alamat :Jl. Hanoman Raya no.419 krapyak semarang
No.hp :085659070700
Email :seia_mahanani@yahoo.com
Riwayat Pendidikan Formal
1.SD :MI Pembangunan UIN JKT Lulus tahun : 2003 2.SMP :MTS Pembangunan UIN JKT Lulus tahun : 2006 3.SMA : SMA Negeri 3 JKT Lulus tahun : 2009