• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif yaitu peneliti bekerjasama dengan guru kelas. Kemmis dalam Subyantoro menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai bentuk inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik-praktik-praktik tersebut, (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.

Selanjutnya Suyanto dalam Subyantoro (2014), mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas yang diselenggarakan oleh guru (peneliti) sendiri atau meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat reflektif artinya dalam proses penelitian itu sebagai guru sekaligus peneliti selalu memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan terjadi di kelas. Dengan itu dapat mencari pemecahannya melalui tindakan-tindakan pembelajaran tertentu.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau peneliti sendiri supaya tidak ada lagi permasalah dalam kelas.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang mengacu pada model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2015:144). Langkah-langkah

(2)

penelitian tindakan yang ditempuh dalam setiap siklus mencakup 3 tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) evaluasi-refleksi. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, 2015: 42)

Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyususn rencana dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pembelajaran, diantaranya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengobservasi atau memonitoring perubahan-perubahan yang terjadi.

Perencanaan Refleksi Observasi Tindakan Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

(3)

2. Pelaksanaan

Apa yang sudah direncanakan pada tahan tahap awal (perencanaan) kemudian dilaksanakan untuk memperbaiki masalah yang telah diidentifikasi peneliti. Langkah-langkah praktis tindakan diuraikan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan yang telah disusun.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dimaksut adalah proses pengambilan data dari pelaksanaan tindakan atau kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sajauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Tindakan dalam pelaksanaan pengamatan berupa proses belajar mengajar yang melibatkan seluruh komponen pembelajaran dengan aktor utama siswa dan guru. Oleh karena itu, setiap perilaku siswa dan guru yang terjadi dalam proses belajar mengajar menjadi fokus pengamatan.Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan atau proses belajar mengajar berlangsung, karena keduanya saling berkaitan dan berlangsung pada waktu yang sama.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, guru, dan suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti menjawab pertanyaan sejauh mana tindakan yang telah diberikan bisa menghasilkan perubahan secara signifikan. Untuk itu peneliti hendaknya selalu menulis learning logs (catatan reflektif-kritis tentang fenomena kelas setiap saat). Dari catatan-catatan itulah, peneliti akan responsive terhadap perubahan yang berkembang di kelas. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa dipotret (disajikan sebagai bukti) dan pada akhir setiap siklus peneliti perlu merefleksi secara kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan.

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

(4)

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016 yang dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Siklus I Hari / Tanggal

Pertemuan pertama 27 Juli 2016

Pertemuan kedua 28 Juli 2016

Siklus II Hari / Tanggal

Pertemuan pertama 1 Agustus 2016

Pertemuan kedua 2 Agustus 2016

3.2.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas 4 adalah 39 siswa, terdiri dari 22 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2013). Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

3.3.1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, Sugiyono (2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model group investigation.

3.3.2. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2013). Variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPA dengan pokok bahasan perubahan wujud benda (cair, padat dan gas) pada siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

(5)

3.3.3. Hubungan antar Variabel

Variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Dalam penelitian tindakan kelas ini model pembelajaran group investigation mempengaruhi hasil belajar IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas 4 SDN Tlogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

3.4 Rencana Tindakan

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama terdiri atas dua kali pertemuan dan siklus kedua terdiri atas dua kali pertemuan.

Pra Siklus:

- Permintaan Ijin

Meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

- Identifikasi Masalah

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar IPA. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang hanya terpaku dengan satu metode pembelajaran dan guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran menyebabkan tingkat pemahaman yang kurang dan hasil belajar siswa rendah. Tingkat pemahaman yang kurang dan hasil belajar siswa rendah bisa dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Untuk KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA adalah 65. Dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 39 siswa, hanya 17 siswa yang mendapat nilai tuntas dan 22 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM.

Berdasarkan permasalahan hasil belajar siswa yang rendah, maka dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

(6)

3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni dua kali pertemuan tatap muka (4 X 35 menit). Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran group investigation. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam tindakan pembelajaran yaitu sebagai berikut: Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan observasi di kelas 4 SD Negeri Tlogo. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dan observasi di kelas 4, mengidentifikasi kebutuhan siswa, mencari kendala apa saja yang dialami guru dalam mengajar IPA, mengidentifikasi kondisi keaktifan belajar siswa di kelas, dan meminta data nilai hasil belajar IPA pada siswa kelas 4.

Persiapan yang dilakukan peneliti pada Siklus I adalah:

a. Mempersiapkan silabus mata pelajaran IPA kelas 4 SD semester 1. b. Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan.

c. Menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran group investigation

d. Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat media / alat peraga guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

e. Menyiapkan lembar observasi.

f. Membuat kisi-kisi soal evaluasi hasil belajar IPA. g. Melakukan uji coba instrumen.

h. Menyusun soal tes hasil belajar siswa.

i. Mengkomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru kelas 4. 1) Tindakan

a) Memberikan motivasi kepada siswa. b) Guru mengkondisikan siswa.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik. e) Memilih materi pelajaran.

f) Menentukan topik-topik yang harus diipelajari peserta didik secara induktif.

(7)

g) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

h) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. i) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

j) Guru memberi tugas rumah kepada siswa.

k) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran model group investigation.

l) Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran model group investigation yang telah dilaksanakan.

m) Kesimpulan atau penutup. 2) Observasi

Tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan, dimana setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer serta jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan model pembelajaran group investigation guna mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dilakukan atau tidak.

3) Refleksi

Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data-data hasil pengamatan guru bersama peneliti melakukan refleksi untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk menentukan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II 1) Perencanaan

Pada Siklus II pelaksanaan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada Siklus I dengan cara memperbaikinya, agar tidak terjadi lagi kendala-kendala yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

(8)

2) Tindakan

a) Memberikan motivasi kepada siswa.

b) Guru mengkondisikan siswa untuk menyiapkan pembelajaran. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik. e) Memilih materi pelajaran.

f) Menentukan topik-topik yang harus diipelajari peserta didik secara induktif.

g) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

h) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

i) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. j) Guru memberi tugas rumah kepada siswa.

k) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran model group investigation.

l) Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran model group investigation yang telah dilaksanakan.

m) Kesimpulan atau penutup. 3) Observasi

Tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan, dimana setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer serta jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan model pembelajaran group investigation guna mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dilakukan atau tidak.

4) Refleksi

Tujuan refleksi pada Siklus II ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal IPA, serta mengetahui peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Apabila pada Siklus II sudah terjadi

(9)

peningkatan atau memenuhi indikator keberhasilan, maka Siklus II dapat dihentikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 3.5.1 Teknik Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus. Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai peserta didik untuk bidang tertentu (Djemari Mardapi 2010:108).

a. Soal Tes Tertulis

Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah akhir pembelajaran.

Sebelum tes digunakan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah soal tes tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang bukan merupakan subjek peneliti.

Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda 20 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(10)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I

Standar Kompetensi

Kompotensi Dasar

Uraian Materi Indikator Item Tes 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. 6.1 Mengidentifika si wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.

Wujud benda (cair, padat dan gas)

 Siswa dapat memahami wujud benda (padat, cair, dan gas).

Sifat – sifat benda padat, cair dan gas

 Dapat menyebutkan sifat – sifat dari benda padat, cair dan gas

Contoh benda padat, cair dan gas

Siswa dapat

menyebutkan contoh benda padat cair dan gas Menentukan benda sesuai dengan sifatnya. siswa dapat menentukan benda berdasarkan sifatnya. Tabel 3.3

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II Standar

Kompetensi

Kompotensi

Dasar Uraian Materi Indikator Item Tes 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. 6.2 Mendeskripsik an terjadinya perubahan wujud cair ke padat ke cair; cair ke gas ke cair; padat ke gas. Perubahan wujud benda yang dapat kembali ke wujud semula.  Dapat memahami perubahan wujud benda (padat ke cair ke padat, cair ke gas dan padat ke gas). 2, 8, 10, 11, 14, 17 Faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda  Siswa dapat menentukan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda. 9, 12, 13, 18 15, Proses perubahan wujud benda  Siswa dapat melakukan proses terjadinya perubahan wujud benda. 6,7,8,16, 18,

(11)

3.5.2 Validitas dan Reabilitas

Validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas instrumen dan hasil validitas instrumen Siklus I dan Siklus II. Selain uji validitas akan disajikan pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen Siklus I dan instrumen Siklus II.

a. Validitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas 5 SDN Tlogo. Instrumen Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016 dan instrumen Siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016. Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah mengetahui kelayakan butir soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Priyatno (2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pengambilan keputusan pada uji validitas biasanya dilakukan dengan membandingkan correted item to total correlation dengan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.

Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 32 siswa dan jumlah soal 30 butir soal. Untuk batasan r tabel maka dengan N= 32 maka didapat r tabel sebesar 0,349. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Uji validitas menggunakan alat analisis SPSS 17 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total.

Tabel 3.4

Koefisien Validitas Instrumen

Koefisien Kualifikasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(12)

Hasil pengujian validitas dari soal siklus 1 dan 2, maka dapat dilihat hasil uji validitas butir soal tersaji pada Tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I

Valid Tidak valid

1,2,3,4,5,6,10,11,13,14,15,16,18,20, 21,22, 23,24,25,26,27,28,29,30.

7,8,9,12,17,19.

24 6

Tabel 3:5 dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 24 soal yang valid dan ada 6 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan sebagai instrument evaluasi Siklus I dalam penelitian yang akan dilakukan tetapi harus dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan digunakan. Instrumen Siklus I hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.6

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus 2

Tabel 3:6 dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 23 soal yang valid dan ada 7 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan sebagai instrument evaluasi Siklus II dalam penelitian yang akan dilakukan tetapi harus dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan digunakan. Instrumen Siklus II hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3:10.

Langkah-langkah uji validitas

a. Klik Analzye Scale Reliability Statistik

Valid Tidak valid

1,2,4,5,7,8,10,11,13,14,15,16, 18,20,21,22,24,25,27,28,29,30

6,9,12,17,19,23,26

(13)

b. Kemudian copy jumlah soal pindahkan ke ruas kanan pilih Statistik Item-item for deleted Continoues Ok

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010:68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 17.0 for windows. Menurut Azwar (2007:44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Reliabilitas Data

Nilai Reliabilitas 0,90 ≤……. Sangat Reliabel 0,71 – 0,89 Reliabel 0,41 – 0,70 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Kurang Reliabel …..≤ 0,20 Tidak Reliabel

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha siklus I adalah 0,701 sedangkan untuk siklus 2 nilai alpha 0,824. Berdasarkan patokan pada tabel kategori reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen

(14)

penelitian siklus I dan II berada pada kategori sangat reliabel. Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

Kriteria reliabilitas diatas, maka instrument soal pada siklus I masuk dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,701.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.824 30

Kriteria reliabilitas diatas, maka instrument soal pada Pra siklus II, masuk dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,824.

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut Nana Sudjana (2013: 135-137), menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :

I Keterangan:

I= indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal:

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

(15)

P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

Tabel 3.10

Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I dan Siklus II

3.5.4 Teknik Non Tes a. Observasi

Observasi atau pengamatan meliputi pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung guru dalam proses penggunaa model pembelajaran group investigation kemudian mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan tentang pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah mulai dari kegiatan awal, inti dan akhir kegiatan pembelajaran berupa foto.

3.5.5 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriftif komparatif yaitu membandingkan hasil setiap perolehan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitain ini adalah kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka. Adapun rumus yang digunakan adalah:

1. Menghitung ketuntasan belajar

Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:

Siklus I Siklus II

Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah

15,23,26 2,3,4,5,6,11, 12,14,16,20,2 1,22,25,27,28, 30 1,10,13 ,24,29 15,26 2,3,4,5,7,8,10, 11,13,14,16,18, 20,21,22, 24,25,27,28,30 1,9,29

(16)

Ketuntasan = x 100 2. Menghitung ketuntasan indikator kinerja

Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase dengan

perhitungan:

Ketuntasan =

x 100

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 57 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

3. Menghitung hasil observasi guruss

Untuk menghitung kinerja guru dalam melaksanakan model pembelajaran maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Hasil observasi guru = 3.6 Indikator Keberhasilan

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), yaitu siswa dikatakan tuntas belajar bila memenuhi KKM yang telah ditentukan, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai KKM.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila siswa memperoleh skor atau nilai lebih besar atau sama dengan 65 sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Penelitian ini dikatakan berhasil bila terjadi peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa mencapai 85%, artinya sebanyak 85% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65.

Gambar

Tabel 3.1  Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui output dari proses perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Achmad Mochtar Kota Bukittinggi yaitu terjaminnya persediaan obat yang memenuhi

Berdasarkan hasil refleksi yang mengacu pada pengamatan dalam pelaksanaan tindakan kelas melalui proses pembelajaran pertemuan 1 dan 2 maka hal-hal yang perlu

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif Alat pengumpulan datanya adalah panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi Dari hasil penelitian diperoleh

Ketiga, problematika pendistribusian zakat di desa Bunut Baok antara lain: (1) zakat disalurkan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari atau konsumtif; (2)

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada Koperasi Iskandar Muda di Neusu Jaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Koperasi

Tingkat kesehatan perbankan dapat di nilai menggunakan pendekatan kualitatif dengan berbagai aspek yang dapat berpengaruh dengan kondisi dan keadaan serta kinerja

Jika gelombang melalui suatu medium tanpa mengalami pengurangan hal ini disebut sebagai benda (permukaan) transparan dan jika hanya sebagian dari gelombang yang mengalami

PUSAT RADIOISOTOP &amp; RADIOFARMAKA PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI PUSAT DISEMINASI IPTEK NUKLIR PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAAN