• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN PETANI MENDUKUNG PROGRAM SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN PETANI MENDUKUNG PROGRAM SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN PETANI

MENDUKUNG PROGRAM “SERASI”

(Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani)

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Bogor, 15 Januari 2020

TIM PENELITI:

-Syahyuti - Mat Syukur –

- Nyak Ilham – Sumedi –

- Kurnia Suci – Ashari –

- Cut Rabiatul A. –

- Makky ArRozy –

Trip Alihamsyah Yanti Rina

-Yanter H – Retna Q – Juedi

(2)

Deskripsi

Program SERASI Kementan 2019:

(3)

Luas Total Lahan Rawa = 33,40 juta ha

Pasang Surut: 23,05 juta ha

Lebak: 10,35 juta ha

Potensi Untuk Pertanian : 10,90 juta h a

10,9

10,6

1,4

10,5

3

(4)

SUMSEL R a w a P s Surut 200 rb h a KALSEL R a w a P s S u r u t 300 r b h a LAMPUNG • Rw Lebak 5 rb ha SULSELRw Le ba k 5 r b h a Kalt engRw L e b a k 5 r b h a JAMBIRw L e b a k 5 r b h a

PILOT PROJECT PENGEMBANGAN RAWA PASANG SURUT TAHUN 2018:

(5)

MANAJEMEN KORPORASI PETANI PROGRAM SERASI

GENERAL MANAGER

(Mengelola 5.000 Ha)

Manajer O p er asi o n al Alsintan

Manajer K e u a n g a n / P e m a s a r a n

Manajer

P ro d u ks

i-1 (i-1.000

Ha)

Manajer

P ro d u ks

i-2 (1.000

Ha)

Manajer

P ro d u ks

i-5 (1.000

Ha)

Manajer

P ro d u ks

i-4 (1.000

Ha)

Manajer

P ro d u ks

i-3 (1.000

Ha)

Manajer-6

P a s c a

P a n e n ,

P e n g o l a h a n

Hasil

Catatan: di setiap 1.000 Ha terdapat usaha selain komoditas padi (Usaha

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

SPv

6

(6)
(7)

TUJUAN STUDI:

1.

Mengidentifikasi

kondisi dan karateristik

sosial ekonomi petani

di calon lokasi

Program Serasi Kementan.

2.

Mempelajari

kesiapan dan kapabilitas

kelembagaan petani

dalam mendukung

program Serasi Kementan.

3.

Menyusun

rancang bangun

kelembagaan

untuk mendukung Program Serasi

Kementan mencakup kelembagaan petani,

kelembagaan agribisnis, dan kelembagaan

penyuluhan.

OUTPUT STUDI:

1.

Rancangan kelembagaan untuk 4

lokasi Serasi

o

Kec. Muara Telang, Kab

Banyuasin, Sumsel

o

Kec Air Salek, Kab Banyuasin,

Sumsel

o

Kecamatan Sungai Tabuk, Kab

Banjar, Kalsel

o

Kec. Bumi Makmur, Kab

Tanah Laut, Kalsel

2. Manual book pedoman assessment

dan penyusunan rancang bangun

kelembagaan program Serasi

(8)

Justifikasi studi:

1. Permentan No. 18/Permentan/RC.040/4/2018

tentang Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian Berbasis

Korporasi Petani

2. Permentan No 40.1 /Permentan /RC.010/10/

2018 tentang Pedoman Program

Selamatkan

Rawa Sejahterakan Petani

Berbasis Pertanian

Tahun 2019

(9)

Metode Studi:

1.

FGD I = persiapan studi, tool untuk penyusunan kelembagaan, dll.

2.

Pegumpulan data dan informasi lapangan (4 lokasi pada 2 propinsi):

Data/informasi dasar (agraria, kelembagaan petani, agribisnis komoditas

utama, penyuluhan, dll)

Penilaian kebutuhan, kesiapan dan pola pengembangan kelembagaan

(institutional assessment tool)

3.

Penyusunan rancang bangun kelembagaan untuk Program SERASI (per

satuan unit korporasi = 5.000 ha).

4.

Metode riset =

Rapid Rural Appraisal (RRA)

5.

Seminar hasil = penyempurnaan rancangan bangun kelembagaan

6.

Penyusunan MANUAL BOOK “Pedoman pengalian data/informasi,

(10)

Referensi metode:

1.

Chapter 8: Rapid Rural Appraisal

(http://www.fao.org/...)

2.

Gaining Ground Agribusiness Assessment

(

https://www.gov.mb.ca/agriculture/...)

3.

What Is Rapid Rural Appraisal?

(

http://www.fao.org/...

)

4.

Rapid rural appraisal and rapid assessment procedures: A comparison

(http://archive.unu.edu/...)

(11)

Konsep dan Teori:

Apa kelembagaan (institution) ?

“are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements

that, together with associated activities and resources, provide stability and

meaning of social live” (Scott, 2008: 48).

Apa Organisasi (organization) =

adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok

orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan

tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya

tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat

sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan

kelompok tani, dan kelompok wanita tani”

(12)

Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”

In English

Biasa diterjemahkan

menjadi

Terminologi semestinya

Batasan dan materinya

1. institution

Kelembagaan, institusi

Lembaga

norma, regulasi, pengetahuan-kultural.

Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor

2. institutional

Kelembagaan, institusi

Kelembagaan

Hal-hal berkenaan dengan lembaga.

3. organization

Organisasi, lembaga,

kelembagaan

Organisasi

social group, yg sengaja dibentuk, punya

anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan

dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi,

Gapoktan)

4. organizational

Keorganisasian,

kelembagaan

Keorganisasian

Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur

org, anggota, kepemimpinan, manajemen,

finansial, dll).

(13)

• Apa yang disebut dengan

“kelembagaan yang bagus”?

=

RELASI antar aktor yang EFEKTIF

Yaitu:

- Terpola, predictable

- Tepat (cara, waktu, bentuk dll)

- Berbiaya murah (cost transaction)

- Dapat dipercaya, tidak menzalimi

- Bukan kelompok tani yang maju,

Gapoktan bagus, korporasi hebat.

- Dan lain-lain

• Bagaimana agar relasi

efektif?

1.

Norma yang baik

2.

Regulasi yang kuat

dan lengkap

3.

Kultural kognitif yang

cukup, dan/atau

4.

Organisasi yang kuat

(Teori New Institutionalism –

Richard Scott 2008)

(14)

Langkah-langkah rancang bangun

kelembagaan:

(3) How

Bagaimana melakukan nya ?

(2) Who

Siapa yang akan melakukan ?

(1) What

(15)

1. Apa yang mau dilakukan?

- Penyediaan lahan usaha

- Penyediaan benih

-Penyediaan pupuk dan obat-obatan

-Penyediaan modal

-Penyediaan/pengurangan airi irigasi

- Penyediasn TK

-Pelayanan Alsintan

-Pengolahan hasil produksi

-Penjualan/pemasaran

-

Penyediaan teknologi

(16)

2. Siapa yang akan melakukan?

Opsi 2 = Individual organization:

1.

Kelompok tani

2.

KWT

3.

Kelompok penangkar benih

4.

P3A

5.

Kelompok buruh tanam (non

formal)

6.

Kel buruh panen (non formal)

7.

Primer Koperasi

8.

Perusahaan

Opsi 3 = Secondary level organization:

1.

GAPOKTAN

2.

Asosiasi KWT

3.

Induk Koperasi

Opsi 1 = Individu:

1.

Petani

2.

Buruh tani

3.

Pedagang gabah

4.

Pedagang kios saprodi

5.

Pengusaha traktor

6.

Pengusaha huller

(17)

3. Bagaimana akan dilakukan?

1.

Dipenuhi sendiri

= mandiri

2.

Relasi individual

= memutuskan dan

melakukan sendiri

3.

Relasi kolektif

= mewakilkan kepada

kelompok (organisasi petani)

1. Secara teknis mampu (possible)

Pilihan RELASI:

Pertimbangan yang digunakan:

2. Secara ekonomi menguntungkan

(provitable)

3. Secara manajemen sanggup

(capable)

(18)

Dasar pertimbangan assessment :

1.

TEKNIS (possible):

sanggup, mampu, terampil, punya sarana dan prasarana, menguasai tekniknya, terbukti

dari produknya, dll

2.

EKONOMIS (profitable):

tidak merugikan, lebih menguntungkan, lebih terjamin kontinyuitasnya, ada nilai

tambah bagi pelakunya, membuka lapangan usaha, menjanjikan pendapatan, memiliki

mitra usaha, dll.

3.

MANAJEMEN (capable):

eksistensi, manajemen siap, adminstrasi rapi, kepemimpinan kuat, komitmen

(19)

Meneliti dan merekomendasikan kelembagaan agribisnis:

Fungsi agribisnis

Kondisi eksistiing *)

Kebutuhan ke depan (need

assessment) *)

1. Penyediaan benih

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

3. Penyediaan modal

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

4.Penyediaan alsintan

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

5.Penyediaan/pengurangan air

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

6.Penyediaan tenaga kerja

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

7.Pengolahan hasil panen

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

8.Pemasaran hasil panen

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

9.Penyediaan informasi pasar

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

10.Penyediaan informasi teknologi

1 – 2 - 3

?

1 – 2 - 3

?

(20)

Kerangka kerja studi:

I. PENGUMPULAN

DATA DAN INFORMASI

Identifikasi aktivitas agribisnis yang akan dilakukan

II. ANALISIS

Pertimbangan teknis (possible), ekonomi (profitable), manajemen (capable)

III. PILIHAN

KELEMBAGAAN

1. Dipenuhi secara

sendiri (mandiri)

2. Melalui relasi

individual (dengan kios

saprodi, pedagang

gabah, dll)

3. Melalui relasi kolektif (kelompok tani, Gapoktan,

koperasi, perusahaan petani, dll)

Menggunakan

organisasi petani yg ada

Membentuk organisasi

baru

IV. KEBUTUHAN

PEMBERDAYAAN

-Pelatihan keterampilan

-Pelatihan bisnis

-Pendampingan PPL

-Penguatan manajemen

--Penguatan modal

--Pelatihan

-Revitalisasi organisasi

-Penyegaran pengurus

-pelatihan manajemen,

kepemimpinan,

keuangan, dll

-Pemilihan pengurus

-Badan hukum

-Pelatihan manajemen,

kepemimpinan,

keuangan dll

(21)

Pertimbangan teknis, ekonomi, dan kelembagaan yang digunakan:

Pertimbangan VS opsi

kelembagaan

DIPENUHI SENDIRI

(petani dan anggota keluarganya)

RELASI INDIVIDUAL

(kios saprodi, pedagang gabah,

penggilingan, dll)

RELASI KOLEKTIF

(KT, Gapoktan, koperasi petani,

perusahaan petani)

Nilai : 1- 2- 3- 4- 5

Nilai : 1- 2- 3- 4- 5

Nilai : 1- 2- 3- 4- 5

TEKNIS (possible)

tidak sanggup (1) s/d sangat

sanggup (5) secara teknis

tidak sanggup (1) s/d sangat

sanggup (5) secara teknis

tidak sanggup (1) s/d sangat

sanggup (5) secara teknis

EKONOMI (profitable)

tidak merugikan (=1) s/d sangat

menguntungkan (=5) secara

ekonomi

tidak merugikan (=1) s/d sangat

menguntungkan (=5) secara

ekonomi

tidak merugikan (=1) s/d sangat

menguntungkan (=5) secara

ekonomi

MANAJEMEN (capable)

tidak sanggup (=1) s/d sangat

sanggup (=5) secara organisasi dan

manajemen

tidak sanggup (=1) s/d sangat

sanggup (=5) secara organisasi

dan manajemen

tidak sanggup (=1) s/d sangat

sanggup (=5) secara organisasi

(22)

Deskripsi indikator

TEKNIS

(contoh: kegiatan pemenuhan benih):

Pilihan

1= tidak sanggup

2=agak sanggup

3=cukup sanggup

4=sanggup

5= sangat sanggup

1. Dipenuhi

secara mandiri

Petani/RT tani belum pernah memproduksi benih, belum terbukti, tidak terampil

Petani pernah mencoba, belum memberi hasil bagus

Pernah dapat pelatihan, pernah mencoba, hasil benih belum baik

Sudah dapat pelatihan, sudah berproduksi, hasil cukup bagus, belum bersertifikat BPSB, belum memasarkan

Petani/RT tani sudah biasa, terampil, dan berhasil memproduksi benih bermutu, sudah biasa memasarkan

2. Melalui relasi

individual

Tidak ada penjual/kios benih di desa

Ada kios, tidak paham aspek benih, kualitas benih yang dijual tidak terjamin

Ada kios, faham teknologi benih, kualitas benih yang dijual cukup baik

Ada kios saprodi, faham teknologi benih, kualitas benih baik dan terjamin

Ada banyak kios saprodi tersedia, kualitas benih yang dijual baik, mampu memberi saran ke petani

3. Melalui relasi

kolektif

Kelompok penangkar belum ada di desa, organisasi petani (KT, Gapoktan) tidak memproduksi dan melayani penyediaan benih

Ada petani penangkar, berpotensi membentuk kelompok penangkar, belum produksi Ada kelompok penangkar, pernah produksi, hasil belum bagus, organisasi petani (KT, Gapoktan) belum melayani pengadaan benih Ada kelompok penangkar, pernah produksi, hasil cukup

bagus, belum

bersertifikat, organisasi petani (KT, Gapoktan) melayani benih, cukup faham kualitas benih

Ada kelompok penangkar, sudah terlatih, berproduksi, bersertifikat, dan memasarkan benih; organisasi petani (KT, Gapoktan) melayani benih, faham aspek

(23)

Deskripsi Indikator

EKONOMI

:

(contoh: kegiatan pemenuhan benih):

1 = merugikan

2 = agak

menguntungkan

3 = cukup

menguntungkan

4 =

menguntungkan

5 = sangat

menguntungkan

1. Dipenuhi secara

mandiri

Rugi jika

memproduksi

benih sendiri,

karena mutu

benih buruk

Rugi jika

memproduksi

sendiri, mutu

cukup bagus

Cukup untung,

mutu benih

belum bagus

Untung jika

memproduksi

sendiri, kualitas

benih bersaing

Sangat

menguntungkan

jika

menggunakan

benih sendiri

2. Melalui relasi

individual

Tidak ada

penyedia di desa

(petani atau

kios), sehingga

harga benih

mahal

Ada penjual

benih, agak

mahal

Ada penyedia

benih, cukup

mahal, tidak

sesuai dengan

kualitas benih

Ada penyedia

benih, cukup

mahal sesuai

dengan mutu

Ada beberapa

penyedia benih,

harga bersaing,

kualitas terjamin

(bersertifikat)

3. Melalui relasi

kolektif

KT penangkar

tidak tersedia di

desa, belum

pernah produksi

Ada KT

panangkar,

pernah produksi,

harga tinggi,

mutu buruk

Ada KT

panangkar,

pernah produksi,

harga masih

mahal, mutu

Ada KT

panangkar,

sudah produksi,

harga bersaing,

mutu lumayan

Ada beberapa KT

panangkar,

pernah produksi,

harga renah,

mutu terjamin,

(24)

Deskripsi Indikator

MANAJERIAL

:

(contoh: kegiatan pemenuhan benih):

1= tidak sanggup

2=agak sanggup

3=cukup sanggup

4=sanggup

5= sangat sanggup

1. Dipenuhi secara

mandiri

Petani/RT tani belum pernah memroduksi benih sendiri, tidak memiliki manajemen menjadi penangkar benih peani pernah mencoba, manajemen belum bagus Pernah dapat pelatihan, pernah mencoba, manajemen cukup baik Sudah memproduksi benih, manajemen (administrasi, keuanganm dll) baik Petani/RT tani terampil memproduksi benih, sudah roduksi, bermutu, manajemen efisien dan rapih

2. Melalui relasi

individual

Tidak ada

penjual/kios benih di desa

Ada kios, manajemen pembelian,

penyimpanan dan penjualan belum baik

Ada kios, faham aspek benih, manajemen pembelian,

penyimpanan dan penjualan cukup baik

Ada kios saprodi, faham teknologi benih, manajemen pembelian,

penyimpanan dan penjualan baik

Ada banyak kios saprodi, kualitas baik, mampu memberi saran, manajemen pembelian,

penyimpanan dan penjualan sangat baik

3. Melalui relasi

kolektif

Kelompok penangkar belum ada di desa, organisasi petani (KT, Gapoktan) tidak memproduksi dan

Ada potensi petani penangkar untuk berkelompok, belum produksi, organisasi petani berminat Ada kelompok penangkar , pernah produksi, hasil belum bagus, manajemen cukup, organisasi

Ada kelompok penangkar, pernah produksi, bagus, organisasi petani bisa melayani benih, Ada beberapa kelompok penangkar, sudah terlatih, berproduksi, organisasi petani (KT,

(25)

Form “

90 cell” hasil assessement kelembagaan eksisting :

Fungsi agribisnis

Nilai Aspek TEKNIS

(1/2/3/4/5)

Nilai Aspek EKONOMI

(1/2/3/4/5)

Nilai Aspek MANAJERIAL

(1/2/3/4/5)

M

RI

RK

M

RI

RK

M

RI

RK

1. Penyediaan benih

?

?

?

?

?

?

?

?

?

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

3. Penyediaan modal

?

?

?

?

?

?

?

?

?

4.Penyediaan alsintan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

5.Penyediaan/pengurangan air

?

?

?

?

?

?

?

?

?

6.Penyediaan tenaga kerja

?

?

?

?

?

?

?

?

?

7.Pengolahan hasil panen

?

?

?

?

?

?

?

?

?

8.Pemasaran hasil panen

?

?

?

?

?

?

?

?

?

9.Penyediaan informasi pasar

?

?

?

?

?

?

?

?

?

10.Penyediaan informasi teknologi

?

?

?

?

?

?

?

?

?

(26)

Hasil Studi

RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN (Agribisnis Padi)

Program Serasi:

(27)

Karakteristik 4 lokasi Serasi:

Kec Muara Telang I -Sumsel

Kec Air Salek I -Sumsel

Kec Sungai Tabuk I - Kalsel Kec Bumi Makmur - Kalsel

Luas SERASI (ha) 6.300 5.743 5.792 5.085

Luas sawah per kecamatan (ha) 20.650 26.540 10.405 5.085

Jumlah desa SERASI (unit) 3 6 9 11

Jumlah total desa per kec (unit) 16 14 21 11

Nama desa Prog SERASI 1. Telang karya

2. Telang Makmur 3. Telang Rejo 1. Damarwulan 2. Saleh Agung 3. Enggal Rejo 4. Saleh Mukti 5. Saleh Makmur 6. Bintaran 1. Gudang Tengah 2. Pejambuan 3. Tajau Landung

4. Keliling Benteng Ilir

5. Sei Dangkal

6. Lok Buntar

7. Pembantanan

8. Sei Pinang Baru

9. Ambumbun Jaya

1. Pantai Harapan

2. Sungai Rasau

3. Handil Maluka

4. Handil Labuhan Emas

5. Handil Suruk

6. Handil Gayam

7. Kurau Utara

8. Bumi Harapan

9. Handil Babirik

10. Handil Birayang Bawah

11. Handil Birayang Atas Aksesibilitas wilayah( waktu

tempuh dan sarana trasnportasi)

2 jam dari Kota Palembang, darat dan sungai

3-4 jam darat dan sungai dari Kota Palembang

(28)

Karakteristik lokasi Serasi (lanjutan):

Kec Muara Telang I -Sumsel

Kec Air Salek I -Sumsel

Kec Sungai Tabuk I -Kalsel

Kec Bumi Makmur -Kalsel

Produktivitas padi rata-rata

(ton/ha)

MT 1 = 7,0

MT 2 - 3,0

MT 1 = 7,0

MT 2 - 3,0

2,8 - 3,4 (var lokal)

3,0 (var lokal)

5,6 (var Inpari)

Penguasaan lahan (ha/KK)

3,0

2,98

1 – 1,5

2,0

Tipe lahan (dominan)

Pasang surut A,B, C

Pasang surut C,D

Pasang surut A,B,C

Pasang surut B,C, D

Pola tanam PADI (dominan):

-MT 1

-MT 2

100 %

50 %

100 %

45 %

100 %

10 %

100 %

32 %

Komoditas

Padi, jagung, sayuran

Padi, kelapa, karet,

sawit

Padi, sayuran

Padi, itik

Periode tanam:

-MT 1

-MT 2

Okt – Mar

Mar/Apr – Juli

Okt – Mar

Mar/Apr – Juli

April-Sept

Okt - Feb

April-Sept

Okt-Feb

(29)

Contoh:

(30)

Hasil assessment kondisi kelembagaan agribisnis padi di “Unit Serasi Kec Muara

Telang I”, tahun 2019

Aktifitas agribisnis Nilai Aspek TEKNIS

(nilai)

Nilai Aspek EKONOMI (nilai)

Nilai Aspek MANAJERIAL (nilai)

M RI RK M RI RK M RI RK 1. Penyediaan benih 2 2 3 2 3 4 1 2 3 2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3. Penyediaan modal 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4.Penyediaan alsintan 1 3 4 1 4 3 1 4 4

5.Penyediaan air irigasi 1 2 4 1 3 3 1 3 4

6.Penyediaan tenaga kerja 1 2 4 1 3 5 1 2 4 7.Pengolahan hasil panen 2 3 4 2 3 5 2 4 5 8.Pemasaran hasil panen 2 4 4 2 4 4 2 3 4 9.Penyediaan informasi 3 3 4 3 3 5 2 3 5

(31)

Kondisi kelembagaan agribisnis padi eksisting dan rancangan ke depan untuk

Program Serasi di “Unit Serasi Kec Muara Telang I”

Aktifitas agribisnis Kelembagaan eksisting Rancangan kelembagaan SERASI

M RI RK M RI RK

1. Penyediaan benih >50% var lokal beli di kios (var unggul)

var lokal Kelompok penangkar benih (var unggul)

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

obat2 an di kios pupuk RDKK RDKK, korporasi kerjasama dengan kios saprodi

3. Penyediaan modal 50% modal sendiri 50% yarnen kios saprodi

modal sendiri Perbankan (BRI, BNI, KUR)

Korporasi sebagai penangung (avalis) 4.Penyediaan alsintan Punya sendiri Alsintan swasta UPJA Sebagian Punya

sendiri

sebagian Alsintan swasta

Korporasi mengelola Alsintan bersama UPJA

5.Penyediaan air irigasi P3A P3A

6.Penyediaan tenaga kerja

keluarga sendiri buruh tani upahan keluarga sendiri buruh tani upahan

7.Pengolahan hasil panen giling gabah untuk konsumsi sendiri

huller milik, korporasi

8.Pemasaran hasil panen jual gabah GKP ke pedagang

Korporasi menjual beras ke off taker

9.Penyediaan informasi pasar

searching sendiri bertanya ke petani maju, tetangga

diskusi di KT dan Gapoktan

10.Penyediaan informasi teknologi

bertanya ke petani maju, tetangga

PPL di KT BPTP, PPL pem, PPL swasta,

perguruan tinggi melalui KT dan Gapoktan

(32)

Rancangan kelembagaan agribisnis padi ke depan untuk Program Serasi di “Unit Serasi Kec Muara Telang I”

berdasarkan LEVEL manajemen kewilayahan

Level individual (RT petani) Level kelompok/dusun (KT, KWT, P3A) Level desa (Gapoktan)

Level SERASI (Korporasi)

1. Penyediaan benih Kel penangkar memproduski benih var unggul (Inpari, Ciherang, dll)

Korporasi membeli calon benih, lalu mengolah menjadi benih

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

RDKK melalui kelompok tani Gapoktan merekap RDKK Korporasi sebagai penyalur sapordi RDKK, kerjasama dengan kios saprodi

3. Penyediaan modal Sebagian petani

menggunakan modal sendiri

Petani didorong ke perbankan komersial (KUR)

4.Penyediaan alsintan UPJA Korporasi kerjasama dengan UPJA

5.Penyediaan air irigasi P3A (areal saluran tersier) P3A (areal saluran sekunder) 6.Penyediaan tenaga

kerja

Dari TK dalam keluarga, dan upahan

7.Pengolahan hasil panen

Pengolahan huller Menggunakan jasa pengolahan huller

milik korporasi 8.Pemasaran hasil

panen

KT mengkoordinasikan pembelian gabah petani GKP

Korporasi membeli gabah, mengeringkan, mengolah, dan menjual beras

9.Penyediaan informasi (pasar dll)

Petani mencari sendiri Diskusi di kelompok tani Diskusi di Gapoktan tentang jadwal tanam dll

(33)

Potensi bisnis usaha Korporasi di Unit Serasi “Kec Muara Telang I” per

tahun

Basis dan asumsi perhitungan:

• Potensi bisnis = nilai tambah bruto, belum menghitung biaya TK,

penyusutan, biaya modal, dll

• Luas sawah 6.300 ha, IP 200%

• Masa kerja alat per musim 30 hari

• Kapasitas kerja TR4 = 2 ha/hari, CH = 3 ha/hari

• Produksi gabah MT1 = 7 ton GKP/ha, MT 2 = 3,0 ton GKP/ha

• Konversi GKP ke GKG = 86,2%, GKG ke beras 64,002%, GKP ke beras = 55,2%

• Jumlah gabah dijual (marketable) = 80% dari produksi

• Harga gabah Rp 4000/kg GKP, harga beras medium Rp 9.300/kg, konversi

55,2%, potensi bisnis = Rp 1134 kg/GKP

(34)

Potensi bisnis usaha Korporasi di Unit Serasi “Kec Muara Telang I” per tahun:

Bentuk usaha Kalkulasi Nilai bisnis (Rp) Manajemen

1. Produksi dan penjualan benih var unggul

80 kg/ha x 6.300 ha x 50% x Rp 2000/kg x 2 MT

908 juta Produksi oleh kelompok petani penangkar, benih diolah dan diproduksi oleh korporasi

2. Distributor pupuk inorganik Sp36 dan ZA (RDKK)

Pupuk Urea, TSP, ZA dan organik x fee (Rp 50/kg).

535,5 juta Korporasi sebagai distributor, mendapat fee

3. Penjualan pupuk organik/hayati 2 l/ha x 6.300 ha x Rp. 10.000/l x 2 MT 252 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke petani

4. Penjualan dolomit 200 kg/ha x 6.300 ha x Rp. 100/kg x 2 MT

252 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke petani

5. Penjualan herbisida dan pestisida 5 botol/ha x 50% dari potensi pasar x 6.300 ha x Rp 50 rb/botol x 2MT

630 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke petani

6.Jasa avalis KUR 50% dari modal usaha tani x 2 MT x 2 % fee x 6300 ha x biaya usahatani Rp. 8 juta/ha/musim

1,0 M Korporasi sebagai avalis KUR

7. Jasa Alsin TR-4 30 hari kerja x 105 unit x Rp 500.000/ha x 2 MT

6,3 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama dengan UPJA

8. Jasa Alsin Combine harvester 30 hari kerja x 70 unit x Rp 1,2 juta/ha x 2MT

15,1 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama dengan UPJA

9. Jasa penggilingan 6300 ha x 20% x (7,0 +5,0 ton/ha) x Rp 400 /beras

3,3 M Korporasi menerima jasa penggilingan beras konsumsi RT petani

10. Perdagangan gabah - beras 6300 ha x 80% x (7,0 + 5,0 ton/ha) x Rp.1134/kg GKP

37,8 M Korporasi membeli gabah, lalu mengolah menjadi beras medium

(35)

Pendekatan pemberdayaan:

(36)

Langkah-langkah membangun organisasi baru:

Step 1. Understanding the village community

Step 2. Identifying potential leaders in the

community (using sociometry)

Step 3. Talking to the identified leaders and

seeking cooperation from other agencies .

Developing an organizational structure (a.

Stage 1. Leaders should secure the relevant

guidelines of other fos and study them

carefully; b. Leaders should then draw up a

tentative organizational structure and

working rules for their farmer organization

Step 4. Helping local leaders to call

community meetings.

Step 6. Developing an organizational structure for the

FO

Step 7. Developing the FO's management through

education and action learning

( educating – leading - mentoring and supporting –

providing - structuring – actualizing).

Step 8. Gearing up for action

Step 9. Implementing selected projects (start

implementing the selected project, secure resources

and allocate tasks, develop a calendar of activities to

achieve the goal, develop monitoring processes for

reflecting on events and activities regularly, either

formally or informally, ask committee members to

meet to discuss actions )

(37)

Langkah-langkah memperkuat organisasi yang sudah ada:

• Step 1. Understanding the village community and gaining their

trust

• Step 2. Talking to leaders about why fos are less active

• Step 3. Seeking ideas on strengthening and revitalizing community

fos

• Step 4. Encouraging local leaders to call community meetings

• Step 5. Establishing a core group of leaders to draft a proposal

• Step 6. Getting comments on and community endorsement of the

strategy

(38)

Rekomendasi untuk penumbuhan/penguatan organisasi

petani berbasis Korporasi:

1. Harus bertolak dari potensi bisnis masing-masing

lokasi

2. Tidak meniadakan (exclude) pelaku bisnis yang

sudah ada, tapi bermitra

3. Rekayasa kelembagaan setiap lokasi bervariasi

bergantung kepada kondisi dan kemampuan

setempat (kemampuan teknis, ekonomi, dan

manajemen)

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Struktur organisasi di UPT Balai Benih Pertanian Barongan merupakan suatu bagan yang menerangkan siapa penanggungjawab pada bidang tertentu. Hal ini tentunya sangat

Selain pada KUHP, aturan mengenai penanggulangan dan penyelesaian konflik berbasis agama dapat ditemukan pada ketentuan Pasal 2 ayat (1) Penetapan Presiden Republik

Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka dan figur lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan

•  Perbedaannya yaitu active attack mencoba mengubah sumberdaya sistem atau berakibat pada operasi yang diserang, sedangkan passive attack mempelajari atau memakai informasi dari

Dengan adanya program dan kegiatan yang dilaksanakan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 , Pemerintah telah mengupayakan pengoptimalan pelaksanaan program dan kegiatan,

Popularitas sosiometrik dapat diartikan bagaimana seseorang disukai oleh seorang individu. Keinginan ini berkolerasi oleh perilaku prososial. Mereka yang bertindak

Pengamatan terhadap hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran, merupakan langkah untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar peserta didik dalam mengikuti

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan konsentrasi bahan pengisi (filler) dari tepung sereal yang terbaik pada pembuatan sosis ikan tengiri ditinjau dari kualitas dan