• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KONTEN MIDDLEWARE INTERAKTIF PADA SISTEM SIARAN TV DIGITAL DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KONTEN MIDDLEWARE INTERAKTIF PADA SISTEM SIARAN TV DIGITAL DI INDONESIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KONTEN MIDDLEWARE INTERAKTIF PADA

SISTEM SIARAN TV DIGITAL DI INDONESIA

Hary Budiarto1,∗dan Sofyan Mufti Prasetiyo2 1Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Jl. MH Thamrin no 8 Jakarta

2Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Komputer Universitas Budi Luhur Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Jl. MH Thamrin no 8 Jakarta ∗

E-mail: hary.budiarto@bppt.go.id, sofyan.mufti@bppt.go.id Disajikan 29-30 Nop 2012

ABSTRAK

Pelaksanaan migrasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital telah dimulai di Indonesia sejak tahun 2007, namun sampai tahun 2011 belum menunjukan hasil yang signifikan. Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan peningkatan ka-pasitas sistem produksi pada industri nasional ini, akan dilakukan pengembangan layanan siaran TV digital yang mendorong layanan konten middleware interaktif dengan memanfaatkan konvergensi teknologi telekomunikasi, internet dan broadcast-ing. Pemancar yang akan digunakan berbasis perangkat lunak dengan sistem terbuka (FOSS) dengan sistem operaasi LINUX dengan kemampuan daya pancar 300 watt, sedangkan perangkat penerimanya atau set-top box akan dilengkapi dengan chips middleware dan fasilitas return channel. Fasilitas return channel berfungsi sebagai sarana di mana pengguna mengirim respons atau perintah kembali ke penyedia layanan. Terdapat 3 industri yang akan mendapatkan keuntungan dari hasil penelitian ini yaitu industri broadcasting atau content provider akan mendapatkan nilai tambah dalam penggunaan konten middleware in-teraktif sehingga dapat memberikan layanan konten inin-teraktif yang profit oriented. Industri telekomunikasi (network provider) akan mendapatkan keuntungan bahwa pengguna network akan bertambah jumlahnya dari pemirsa TV yang melakukan ak-ses return channel. Sedangan industri elektronik perangkat penerima (set-top box) akan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi dan infrastruktur penggunaan standard middleware tertentu sehingga Set-top box yang diproduksinya mempunyai kompetisi yang tinggi dibandingkan produk lain. Masyarakat pemirsa TV, akan memperoleh manfaat adanya pelak-sanaan kegiatan migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital dengan berbagai fitur interaktif yang menarik dan berdaya guna sesuai dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia. Sedangkan masyarakat litbang khususnya di wilayah puspiptek dapat memanfaatkan sarana dan prasarana sistem pemancar dan perangkat penerima siaran TV digital yang telah terpasang, untuk pengembangan teknologi middleware konten interaktif layanan iptek.

Kata Kunci: Fitur interaktif, return channel, data casting, migrasi siaran TV digital, DVB-T

I.

PENDAHULUAN

Keberadaan sistem siaran TV digital memberikan banyak keuntungan dari segi kinerja dan kualitas penyiaran dibandingkan dengan sistem TV analog. Digitalisasi sinyal memungkinkan kompresi data dan transmisi yang jauh lebih efisien, sehingga lebih banyak kanal frekuensi yang tersedia dibandingkan dengan kondisi pada sistem analog eksisting. Selain itu, sis-tem TV digital juga lebih tahan terhadap pengaruh in-terferensi yang memungkinkan utilisasi pita frekuensi menjadi lebih optimal. Sistem TV digital juga memung-kinkan sinyal TV diterima dengan baik pada penerima yang bergerak. Konsekuensinya, pada sistem TV digital dapat dilakukan pengiriman informasi yang jauh lebih

besar sehingga memungkinkan terwujudnya berbagai layanan inovatif yang sebelumnya hanya tersedia pada media layanan lainnya.[1]

Awalnya media penyiaran hanya ditujukan untuk penyiaran gambar (video) dan suara (audio), namun digitalisasi memungkinkan berbagai layanan interaktif sebagaimana yang tersedia pada media teknologi infor-masi dan komunikasi. Penyertaan berbagai data dig-ital pada media penyiaran biasa disebut dengan data-casting. Kondisi di atas mendorong arah perkemban-gan berbagai layanan menuju kepada apa yang lazim disebut layanan multimedia atau konvergensi layanan. Konvergensi ketiga layanan tradisional telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran. Fenomena

(2)

konver-gensi ini, dengan berbagai kesempatan dan tantangan-nya, dapat memberikan ekstra stimulasi bagi kelayakan bisnis dari implementasi TV digital.[2]

Sifat generik dari jaringan penyiaran adalah one-to-many di mana pengguna terhubung ke titik distribusi jaringan, dan menggunakan sumber daya jaringan (network resources) bersama-sama. Secara teoritis, capacity-per-user pada jaringan penyiaran adalah ren-dah, sehingga memang lebih cocok digunakan un-tuk layanan-layanan yang umum diminati khalayak ramai. Konvergensi layanan dapat mendorong ber-bagai layanan yang tidak dari awal dirancang pada jaringan penyiaran, misalnya fasilitas interaktif dengan menggunakan return channel. Personalisasi layanan seperti ini memerlukan pengembangan aplikasi yang spesifik pada kerangka kerja penyiaran TV digital, ter-lepas dari standar TV digital yang diadopsi. Kelebi-han jaringan penyiaran adalah dalam penetrasi peng-gunaannya, karena sifat isi layanannya yang umum diminati. Bahkan suatu hasil penelitian di Inggris me-nunjukkan bahwa pertumbuhan penggunaan TV digi-tal melebih penggunaan komputer.[3]

Sejak pertengahan tahun 2008 di Jakarta telah dila-kukan ujicoba siaran TV digital ada 2 konsorsium yaitu TVRI dan KTDI selama 1 tahun ini dalam rangka mi-grasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital, se-lanjutnya akan dievaluasi kinerjanya. Fitur siaran uji-coba TV digital tersebut tidak mempunyai perbedaan dengan siaran TV analog sehingga masyarakat tidak merasakan manfaatnya, maka perlu untuk mengopti-malkan fitur siaran TV digital tersebut dengan fasilitas interaktifnya sehingga pelaksanaan migrasi akan terak-selerasi.

Penelitian dan pengembangan konten middleware interaktif pada sistem siaran TV Digital ini akan men-gaplikasikan berbagai layanan komersial sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Program interak-tif yang akan dikembangkan terdapat 2 jenis yaitu in-teraktif antara pemirsa dengan perangkat televisi dan proses interaktif antara pemirsa dengan penyedia kon-ten siaran dengan memanfaatkan fasilitas return chan-nel. Selain itu juga akan dilakukan ujicoba stan-dard middleware MHP dan MHEG5 untuk memband-ingkan keunggulan masing-masing standard. Maka un-tuk keperluan ujicoba terutama penggunaan frekuensi broadcasting UHF akan digunakan fasilitas laborato-rium Elkon Fosskom.yang ada di Puspiptek Serpong, hal itu dikarenakan pemerintah melalui Dirjen Postel-Kemenkominfo telah memberikan ijin untuk penggu-naan segala frekuensi dalam rangka riset di puspiptek-Serpong.

Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian untuk penerapan Pengem-bangan Konten Middleware Interaktif pada Sistem

Siaran TV Digital Di Indonesia, bertujuan sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas sistem produksi pada in-dustri broadcasting untuk memanfaatkan data casting DVB-T dalam mentransmisikan program aplikasi interaktif

2. Peningkatan kapasitas sistem produksi pada penyedia jasa sistem network untuk penyediaan sarana return channel siaran TV digital

3. Peningkatan kapasitas sistem produksi middle-ware pada industri set-top box sehingga perang-kat dapat bekerja secara optimal untuk berbagai aplikasi komersial dan non-komersial (pemerinta-han).

Manfaat Penelitian

Sedangkan untuk manfaat dari kegiatan penerapan Pengembangan Konten Middleware Interaktif pada Sis-tem Siaran TV Digital Di Indonesia adalah:

1. Diperolehnya teknik untuk memancarkan aplikasi interaktif bersama konten video-audio pada siaran TV digital.

2. Diperolehnya fitur interaktif sistem TV Digital de-ngan mengoptimalkan penggunaan return chan-nel untuk kebutuhan layanan komersial dan non komersial.

3. Rekomendasi perancangan set-top box dengan ap-likasi yang menggunakan middleware sehingga dapat meningkatkan fitur-fitur yang menarik dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

II.

METODOLOGI

Berdasarkan uraian diatas maka lingkup dan tahap kegiatan beserta alur yang akan dilaksanakan de-ngan sistem tata kelola seperti pada gambar 1 sebagai berikut:

Proses Inisiasi

• Studi referensi untuk menentukan ruang lingkup aplikasi interaktif untuk komersial dan non komer-sial.

• Analisis masalah dan kendala yang akan terjadi serta penyusunan analisis resiko.

• Analisis keputusan untuk memilih jenis aplikasi yang akan dikembangkan.

Proses Perencanaan

• Penyusunan jadwal pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan.

(3)

GAMBAR1: Sistem tata kelola kegiatan litbang

• Penyusunan organisasi kerekayasaan dan pemba-gian tugas masing-masing perekayasa.

• Penentuan sistem instruksi dan pelaporan kegiatan serta jumla dokumen yang akan dihasilkan. Proses Eksekusi

• Pengembangan program aplikasi data casting un-tuk dikirimkan melalui MPEG 2 transport stream pada sistem pemancar siaran TV digital DVB-T, untuk aplikasi komersial dan non komersial de-ngan berbagai standard middleware (MHP dan MHEG5).

• Instalasi server program aplikasi interaktif untuk media return channel yang akan digunakan untuk menerima data dari set-top box

• Uji coba perangkat return channel pada set-top box melalui sistem jaringan untuk mengirimkan data pada server program aplikasi interaktif

• Uji coba bersama dengan industri broadacasting dan network serta industri set-top box

• Analisis perbandingan keunggulan infrastruktur dan teknologi untuk ( standard middleware dalam rangka penyusunan rekomendasi.

Proses Kontrol

Melakukan pemantauan dan evaluasi untuk masing-masing target yang telah ditetapkan, baik untuk SDM dan biaya.

Proses Penutupan

• Penyerahan hasil produk litbang pada industri pemancar untuk program aplikasi layanan pen-didikan dan publik.

• Penyerahan hasil produk litbang pada industri set-top box untuk sistem middleware.

• Penulisan karya ilmiah untuk dikirimkan pada ber-bagai publikasi ilmiah.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian teknologi MHP

Salah satu jenis open middleware adalah MHP. MHP, atau Multimedia Home Platform, adalah nama kolektif untuk satu set kompatibel spesifikasi middleware yang dikembangkan oleh Digital Video Broadcasting (DVB) Project. MHP dirancang untuk bekerja di semua tek-nologi transmisi DVB. MHP terlihat lebih diterima dan mendekat ke pasar karena menyediakan platform yang sifatnya umum untuk pengembangan aplikasi pada TV digital. Tiga versi MHP kini telah diterbitkan; setiap fitur penambahan baru berguna dalam dunia broad-band.[?]

GAMBAR2: Perkembangan Teknologi MHP

Secara sederhana, MHP dapat digambarkan seba-gai satu set instruksi yang menginformasikan sistem operasi pada receiver TV digital bahwa aplikasi TV interaktif telah diterima. MHP juga mendefinisikan bentuk aplikasi yang diterima pada receiver, terma-suk sinyal informasi layanan bahwa aplikasi interak-tif hadir dalam aliran transportasi. MHP memiliki inti berbasis Java Virtual Machine. MHP tidak bersaing de-ngan HTML atau MHEG, karena dalam MHP, masing-masing mesin konten deklaratif adalah hanya aplikasi lain dari MHP. Jika persyaratan baru muncul, memper-barui dan menyebarkan aplikasi MHP jauh lebih seder-hana dan lebih murah daripada mendefinisikan kem-bali dan memperbarui HTML asli atau MHEG terutama jika ada banyak mesin asli yang berbeda di pasar. MHP menyediakan aplikasi canggih penyebaran mesin untuk operator, memberikan kekuatan dan ketahanan

(4)

aplikasi yang dapat didownload, sambil memperta-hankan aplikasi televisi tanpa administrasi bagi peng-guna akhir. Hasil akhirnya adalah cara mudah un-tuk menyebarkan televisi canggih layanan yang dapat dinikmati oleh semua pemirsa.

Unsur -Unsur Pendukung MHP

MHP memiliki inti berbasis Java Virtual Machine. MHP tidak bersaing dengan HTML atau MHEG, karena dalam MHP, masing-masing mesin konten deklaratif adalah hanya aplikasi lain dari MHP. Jika persyaratan baru muncul, memperbarui dan menyebarkan aplikasi MHP jauh lebih sederhana dan lebih murah daripada mendefinisikan kembali dan memperbarui HTML asli atau MHEG terutama jika ada banyak mesin asli yang berbeda di pasar. MHP menyediakan aplikasi canggih penyebaran mesin untuk operator, memberikan keku-atan dan ketahanan aplikasi yang dapat didownload, sambil mempertahankan aplikasi televisi tanpa admin-istrasi bagi pengguna akhir. Hasil akhirnya adalah cara mudah untuk menyebarkan televisi canggih layanan yang dapat dinikmati oleh semua pemirsa.[?]

GAMBAR3: Prinsip kerja teknologi MHP secara umum

Pada prinnsipnya, rantai MHP dibagi menjadi unsur-unsur berikut:

Content Producer

Aplikasi MHP adalah apa yang menarik pemirsa (pengguna), dan mereka adalah jantung dari setiap sistem televisi interaktif yang sukses. Aplikasi MHP diproduksi oleh gContent Producerh, dan dapat berupa game, navigator, EPGs, layanan informasi, aplikasi pen-didikan, dll.

MHP Broadcaster

Aplikasi MHP dapat, dan sering, dihubungkan un-tuk menyiarkan layanan, seperti permainan, peristiwa, dll, dan aplikasi harus dikumpulkan menjadi sebuah layanan yang ditawarkan kepada konsumen - maka ”MHP” penyiar. Biasanya, ini adalah wajah publik

dari menawarkan MHP - di mana aplikasi yang dikem-bangkan oleh produsen konten dibawa bersama-sama.

Operator Jaringan MHP

Dalam banyak kasus, penyiar MHP adalah operator jaringan MHP, namun dalam beberapa kasus, pengiri-man satelit misalnya, operator jaringan mungkin tidak penyiar tersebut. Aplikasi MHP dapat dikumpulkan oleh operator jaringan sebelum uplink ke satelit misal-nya.

Vendor Peralatan Terminal MHP

Unsur paling penting dari rantai MHP adalah termi-nal, atau set-top-box, di mana aplikasi MHP akan ber-jalan. Terminal ini adalah wajah publik MHP-pengguna akan menggunakan remote control dan set-top-box un-tuk menavigasi melalui aplikasi MHP.

Keunggulan Teknologi MHP

Teknologi MHP ini memiliki berbagai macam keung-gulan dalam pengimplementasiannya di dalam tekno-logi televisi digital.[?]Keunggulan MHP di antaranya:

• Berasal dari DVB project, sebuah sumber yang ter-percaya pada standar TV digital,

• Standar yang fleksibel yang terbukti berkembang dengan teknologi internet,

• Memungkinkan interaktivitas yang sebenarnya de-ngan konten televisi interaktif, tidak hanya teks dan grafis, sehingga memungkinkan diterapkan konsep return channel,

• Standar dewasa dengan banyak penyebaran komersial maupun trial,

• Ditentukan untuk digunakan bersama semua spe-sifikasi sistem transmisi DVB.

MHP ini memungkinkan penerimaan dan pelak-sanaan interaktif. Aplikasi TV interaktif dapat disam-paikan melalui saluran siaran, bersama dengan audio dan video stream. Aplikasi ini bisa untuk layanan in-formasi misalnya, game, pemungutan suara interaktif, e-mail, SMS atau belanja. MHP dapat menggunakan re-turn channel tambahan yang telah mendukung IP.

Hasil

Proses pembuatan konten interaktif TV Digital mengalami beberapa proses yang bertahap, mulai dari proses pembuatan konten interaktif hingga proses pen-transmisiannya. Secara umum, proses penerapan TV digital mulai dari pembuatan kontennya hingga memu-nculkan tampilan televisi digital adalah sebagai berikut:

-1. Proses Pembuatan Konten Interaktif

Proses pembuatan konten interaktif dapat dilakukan dengan menggunakan authoring tools, untuk standard MHP, authoring tool yang digunakan adalah Icareous iTV Suite.

(5)

-2. Proses Multiplexing atau Proses Pembentukan Transport Stream

Proses pembentukan Transport Stream dilakukan de-ngan menggunakan Open Caster, yakni dede-ngan meng-gunakan bahasa programming Phyton atau C.

GAMBAR 4: Diagram pembuatan konten interaktif hingga penyiaran TV digital

-3. Proses Pentransmisian Transport Stream

Proses pentransmisian Transport Stream dilakukan setelah proses Multiplexing. Proses pentransmisian se-cara terrestrial membutuhkan Power Amplifier (PA) un-tuk memperkuat proses pentransmisian.

-4. Proses Demultiplexing dengan menggunakan Set-Top Box berbasis Middleware

Set-top box merupakan device yang bertugas untuk demultiplexing TV Digital. untuk mengaplikasikan re-turn channel, maka set-top box yang digunakan harus berbasis middleware, sehingga set-top box tersebut ter-hubung ke dalam server, di samping juga terter-hubung ke dalam TV dengan menggunakan soket/konektor AV.

-5. Televisi Digital Interaktif dengan Set-Top Box berbasis Middleware

Setelah terdemultiplexing oleh Set-top Box, maka konten yang telah dibuat sebelumnya telah dapat

di-lihat pada layar televisi. User kini dapat mempergu-nakan konten interaktif TV digital dengan mengguna-kan remote control.

IV.

KESIMPULAN

Hal-hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pembuatan konten interaktif TV Digital mengalami beberapa proses yang bertahap, mu-lai dari proses pembuatan konten interaktif hingga proses pentransmisiannya

2. Pemanfaatan authoring tool untuk interaktif TV digital menggunakan middleware berbasis MHP merupakan salah satu pilihan yang tepat dalam pe-ngembangan layanan fitur interaktif.

3. Dengan authoring tool yang mudah digunakan, memungkinkan terciptanya kreativitas konten siaran TV Digital.

SARAN

Sebaiknya, pemanfaatan authoring tool untuk in-teraktif TV digital menggunakan middleware berba-sis MHP dapat digunakan sebagai referensi penentuan standar middleware yang akan diterapkan di Indone-sia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bhattacharya, J., Middleware and Technology Standards for E-Governance, India Research Lab, IBM, New Delhi

[2] Budiarto, Hary, dkk., 2007, Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia, Jakarta: Multikom Indo Persada

[3] Mikael R., 2004, A Guide for Digital TV for Service Producers, Helsinki: Arvid Publications

[4] Natief, Akbar, 2008, Studi Penerapan Sistem Televisi Siaran Digital Terestrial di Indonesia, (http://digilib.its.ac.id diakses tanggal 4 Agustus 2012)

[5] Raharjo, Suharta, 2008, Standardisasi Parame-ter dan Pengukuran Kinerja Set-Top Box DVB-T untuk Implementasi DVB-TV Digital di Indonesia, (http://digilib.its.ac.id diakses tanggal 4 Agustus 2011)

[6] Worthington, T., 2001, Internet-TV Convergence with the Multimedia Home Platform, Communi-cation Research Forum

[7] User Manual Icareus Itv suite

(http://extranet.icareus.com//name=DLFE-244.pdf diakses tanggal 10 Oktober 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Bila kemudian terbukti bahwa ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar ijazah yang telah

Klon TS-2, FBA-4, dan MF-II merupakan klon yang diminati industri dengan nilai kerusakan hasil goreng hanya 1% untuk klon TS-2 dan 9% untuk MF-II sementara varietas

Dalam sistem penyiaran televisi digital terestrial memungkinkan penggunaan Single Frequency Network (SFN), yang memungkinkan sebuah stasiun televisi memperluas area

Abstrak  ­  Penerapan  teknologi  digital  pada  sistem  TV memberikan banyak keuntungan. Itulah alasan  perlunya melakukan transisi teknologi pada sistem  TV 

Dalam bab ini akan dilakukan analisa penyelesaian masalah optimasi lebar pita (bandwidth) spektrum frekuensi radio untuk keperluan siaran TV digital terrestrial di pita

Perhitungan Skor Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Kosayu pada Aspek Manajemen tahun 2016-2019 .... Perhitungan Skor Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit

Dengan demikian dengan adanya proses migrasi dari analog ke digital diperlukan adanya model baru perhitungan Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi pada TV siaran digital.. Di

• Kegiatan DIPA PDII-LIPI 2012, Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten Perpustakaan Digital, pada sub kegiatan digitalisasi dokumen karya ilmiah dan pengembangan sistem buku