• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN KOMPUTER PT KERETA API REGIONAL III PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN KOMPUTER PT KERETA API REGIONAL III PALEMBANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN

KOMPUTER PT KERETA API REGIONAL III

PALEMBANG

R.M. Indra Rizki Setiawan1, Deni Erlansyah2, Nia Oktaviani3

Mahasiswa Universitas Binadarma1, Dosen Universitas Binadarma2, Dosen Universitas Binadarma3 Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma

Jl.Ahmad Yani no.12 Plaju Palembang

Telp. (0711) 515679 ext.177, Faks. (0711) 515679 ext 124

Pos-el: indra.riski@ymail.com1, deni@binadarma.ac.id2, niaoktaviani@binadarma.ac.id3

Abstract : All activities in PT Kereta Api Regional III Palembang already have WLAN network facilities

ranging from internal circles. All the activities supported by the need of a good and robust network system. Application of Quality of Service (QoS) is the solution of the above problems. To find out how much QoS PT Kereta Api Regional III Palembang, then it is necessary for the analysis of measurable QoS parameters to be used by delay, packet loss and throughput. This study has used Axence NetTools 5 and descriptive methods. and perform simulations with software cisco packet tracer student.

Keywords: Internet, Quality of Service ( QoS ), Descriptive Methods, Cisco Packet Tracer Student.

Abstrak : Semua kegiatan di PT Kereta Api Regional III Palembang telah mimiliki fasilitas internet WLAN, mulai dari kalangan internal. Untuk mendukung semua kegiatan tersebut perlu adanya sebuah sistem jaringan internet yang baik dan handal. Penerapan kualitas layanan Quality of Service (QoS) merupakan solusi dari masalah diatas. Untuk mengetahui seberapa besar QoS pada PT Kereta Api Regional III Palembang, maka perlu dilakukan analisis pengukuran QoS dengan parameter yang digunakan delay, packet loss dan throughput. Tools yang digunakan dalam penelitian ini Axence Nettools 5 dan metode yang digunakan adalah deskriptif. dan melakukan simulasi dengan software cisco packet tracer student.

Kata Kunci : Internet, Quality of Service (QoS), Metode Deskriptif, Software Cisco Packet Tracer Student.

1.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini sangat pesat seiring dengan peningkatan kebutuhan layanan yang cepat dan efisien. Komputer-komputer yang terhubung dengan jaringan Internet yang bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar direktorat dan hanya bisa di akses oleh kalangan internal saja, setiap kantor direktorat mempunyai workstation masing-masing. Jaringan komputer yang digunakan

PT Kereta Api Regional III Palembang adalah jaringan WLAN (Wireless Local Area Network). merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung yang bertujuan untuk memakai bersama dan saling bertukar informasi.

Masalah yang sering dihadapi adalah masih sering terjadi kepadatan (overload) yang dapat menyebabkan kelemahan saat mengirim dan mengakses data juga sering mengalami loss pada saat mengirim data.

(2)

Dari permasalahan diatas, dianggap perlu dilakukan strategi optimalisasi terhadap kinerja jaringan komputer. PT KERETA API Regional III Palembang.

Tujuan dari penelitian ini mengukur kinerja jaringan komputer, dengan QoS (Quality of Service) menggunakan software Axence NetTools 5 untuk mengetahui Delay, Throughput dan PacketLoss. Kemudian memberikan strategi terhadap jaringan komputer PT Kereta Api Regional III Palembang agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kelemahan saat mengirim dan mengakses data.Kemudian melakukan simulasi menggunakkan software cisco packet tracer student.

2.

Kualitas Layanan (QoS)

Menurut Ningsih dkk (2004) Quality of Service adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS merupaka sebuah sistem arsitektur end to end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki oleh jaringan. Quality of Service suatu network merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan internet. Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service.

1. Best-Effort Service

Best-effort service digunakan untuk melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan. Penggunakan best-effort service tidak akan memberikan jaminan agar paket dapat sampai ke tujuan yang dikehendaki. Sebuah aplikasi dapat mengirimkan data dengan besar yang bebas kapan saja tanpa harus meminta ijin atau mengirimkan pemberitahuan ke jaringan. 2. Integrated Service

Model integrated service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter-parameter jaringan secara end-to-end. Aplikasi-aplikasi akan meminta tingkat layanan yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi dari aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik, sebelum menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan dikirimkan aplikasi dan juga mampu menyediakan QoS yang diminta secara end-to-end. Untuk itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission control. Admission control adalah suatu mekanisme yang mencegah jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai untuk

(3)

mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai.

3. Differentiated Service

Model terakhir dari QoS adalah model differentiated service. Differentiated service menyediakan suatu set perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol-protokol atau aplikasi-aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated service bergantung pada kemampuan edge router untuk memberikan klasifikasi dari paket-paket yang berbeda tipenya yang melewati jaringan. Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, ingress interface/klasifikasi lainnya.

3.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Selama kurang lebih dua bulan yang berlangsung antara tanggal 12 April 2016 sampai 12 Juni 2016 pada jam kerja. Lokasi penelitian PT KERETA API Regional III Palembang di Jl. Jend A.Yani 13 Ulu No.541, Palembang, Sumatera Selatan. Waktu dan pelaksanaan penelitian di PT KERETA API Regional III Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan terdiri dari:

1. Hardware (Perangkat Keras)

a. Sony Vaio Intel(R) Core i5-3337U CPU @I.80GHZ. 4GB RAM.

b. HDD 750 GB.

2. Software (Perangkat Lunak)

a. Axence Nettools 5.0 sebagai alat pengukur parameter.

b. Cisco Packet Tracer Student sebagai alat untuk melakukan simulasi. c. Microsoft Office, sebagai media

penulisan penelitian.

d. Microsoft Mozila Firefox, sebagai browser.

e. Microsoft Windows 8, sebagai sistem operasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam melakukan Strategi Optimaslisasi Kinerja Jaringan Komputer lokal pada PT KERETA API Regional III Palembang yaitu (Reky Febriyudhi, 2009):

1. Pengamatan ( Observation )

Observasi merupakan pengamatan secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan mengamati infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WLAN (Wirelles Local Area Network) yang ada pada PT Kereta Api Regional III Palembang.

2. Wawancara ( Interview )

Melakukan wawancara langsung dengan administrator jaringan dan pegawai PT

(4)

Kereta Api Regional III Palembang, mengenai hal – hal yang berhubungan dengan objek yang ditinjau.

3. Studi Pustaka (Literature)

Untuk mendapatkan data-data yang bersifat teoritis yaitu dengan cara membaca literature yang relevan dengan pengamatan yang penulis lakukan. Penulis mencari referensi melalui buku-buku, jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat.

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif (descriptive research), metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Dengan kata lain pada penelitian deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala, atau sifat tertentu, tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar variabel.

Penelitian deskriptif hanya melukiskan atau menggambarkan apa adanya. Metode penelitian ini tidak diarahkan untuk menjelaskan hubungan seperti dalam suatu rumusan hipotesis, dan juga tidak memprediksi atau meramal implikasi apa yang akan terjadi manakala suatu variabel dimanipulasikan. Penelitian deskriptif hanya mengumpulkan data untuk menggambarkan

fenomena yang sedang terjadi (Sanjaya 2013).

3.5 Metode Analisis Data

Sebelum melakukan Strategi Optimalisasi kinerja Jaringan Komputer Pada PT KERETA API REGIONAL III Palembang, peneliti harus mengukur kinerja jaringan yang ada terlebih dahulu menggunakan Quality Of Service (QoS) yang terdiri dari beberapa parameter, yaitu throughput, delay dan packet loss.

1. Delay

Delay adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai mengirim data sampai dengan data diterima, kualitas suatu jaringan sangat terpengaruh oleh besarnya suatu delay. Menurut versi TIPHON (Joesman 2008). besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 1. Performansi jaringan berdasarkan

delay standarisasi Tiphon.

Kategori Latency Besar Delay

Sangat bagus <150 ms Bagus 150 s/d 300 ms Sedang 300 s/d 450 ms Jelek >450 ms (Sumber : TIPHON ) 2. Throughput

Throughput adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah jaringan,

(5)

dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik jaringan yang lain. Sistem throughput atau jumlah throughput adalah jumlah rata-rata data yang dikirimkan untuk semua terminal pada sebuah jaringan.

3. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisiakan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan. Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks) (Joesman 2008) sebagai berikut :

Tabel 2. Performansi jaringan berdasarka

packet loss standarisasi Tiphon.

Kategori Degradasi Packet Loss

Sangat bagus 0 %

Bagus 3 %

Sedang 15 %

Jelek 25 %

(Sumber : TIPHON )

3.6 Software Yang Digunakkan

Aplikasi yang digunakan untuk mengukur parameter QOS yang terdiri dari delay, throughput dan packet loss adalah : 1. Software Axence NetTools 5

Agus Setiawansyah (2012) Aplikasi untuk menguji konektivitas sebuah jaringan dengan cara mengirimkan paket data ke server yang dituju dari data yang dikirimkan tersebut dilihat didapat nilai throughput, delay dan packetloss.

Gambar 1. Software Axence NetTools 5.

2. Cisco Packet Tracer Student.

Phillips dkk (1976), simulasi merupakan cara yang paling sesuai untuk memperoleh jawaban yang relevan.

1. Simulasi memungkinkan untuk belajar serta bereksperimen terhadap interaksi yang kompleks dari sistem.

2. Melalui simulasi dapat dipelajari efek perubahan lingkungan, organisasi maupun informasi terhadap operasi sistem.

3. Simulasi dapat berfungsi sebagai sarana uji coba untuk menilai kebijakan baru ataupun pengambilan keputusan dalam

(6)

operasi sistem, sebelum memutuskan untuk menerapkannya pada sistem nyata.

Gambar 2. Cisco Packet Tracer Student. 3.7 Kerangka Berpikir

Untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini, diperlukan suatu kerangka berpikir yang bertujuan agar penelitian ini lebih ter-arah dalam menulis laporan. Berikut adalah kerangka berpikir penulis:

Dalam kerangka konsep penelitian ini, untuk kualitas layanan internet parameter yang akan diukur dan analisis terdiri dari packet loss, delay dan throughput, sehingga didapat besar kualitas layanan yang harus dipenuhi atau yang memenuhi standar kualitas layanan dari versi TIPHON serta menganalisis kepuasan pengguna menggunakan metode Deskriptif (Descriptive Methods). Kerangka berpikiranya adalah sebagai berikut:

Gambar 3. kerangka berpikir.

4.

Hasil QoS

4.1 Analisis Jaringan WLAN

1. Packet Loss

Packet Loss Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan pada jaringan PT Kereta Api Regional III Palembang, didapat dalam bentuk persentase (%). Berdasarkan standarisasi TIPHON untuk kategori degradasi packet loss sangat bagus jika 0 %, bagus jika 3 %, kategori sedang jika 15 % dan kategori jelek jika 25 %. Hasil pengukuran untuk setiap perangkat sebagai berikut.

(7)

Tabel 4. Hasil packet loss SM Pengamanan.

Tabel 5. Hasil packet loss

SM Pelayanan.

Tabel 6. Hasil packet loss

SM Keuangan.

Tabel 7. Hasil packet loss

SM Jalan & Rel.

Berdasarkan tabel diatas untuk perangkat Server 1, Server 2 dan Server 3 didapati persentase packet loss pada pada PT Kereta Api Regional III Palembang terbesar 7% sedangkan untuk Server terkecil sebesar1% dari total packet yang diterima, menurut kategori packet loss versi TIPHON termasuk kategori degradasi bagus untuk 7% dan sangat bagus untuk 1%. Biasanya faktor yang mempengaruhi packet loss dalam sebuah jaringan terjadi karena collision dan congestion pada jaringan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retranmisi akan

mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan.

2. Delay

Delay adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai mengirim data sampai dengan data diterima. Menurut versi TIPHON, sebagai standarisasi pengukuran nilai delay dapat dikategorikan sebagai kategori latency sangat bagus jika <150 ms, bagus jika 150 ms s.d 300 ms, sedang jika 300 ms sampai dengan 450 ms, dan jelek jika >450 ms.

Tabel 8. Hasil delay R. Dokumentasi.

Tabel 9. Hasil delay SM Pengamanan.

Tabel 10. Hasil delay

SM Pelayanan.

(8)

Tabel 12. Hasil delay

SM Jalan & Rel.

Berdasarkan hasil pengukuran seperti pada tabel diatas yang telah dilakukan selama empat hari antara tanggal 5 Agustus s/d 10 Agustus 2016, untuk perangkat Server 1, Server 2 dan Server 3 didapati rata-rata delay terkecil yaitu 26 ms dan terbesar 112ms, delay ini menurut versi TIPHON termasuk kategori delay sangat bagus karena delay berkisar dibawah dari < 150 ms. Faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai delay untuk setiap perangkat dan ruangan pengukuran yaitu dimana jaringan wlan menggunakan gelombang radio, maka gelombang tersebut dapat terpengaruh pula dengan gelombang-gelombang lainnya seperti gelombang telephone, microwave dan gangguan cuaca. seperti halnya dalam mengakses jaringan wlan PT Kereta Api Regional III Palembang, adanya perbedaan jarak titik akses yang menyebabkan semakin panjangnya perjalanan paket data. Selain itu waktu pengukuran dilakukan pada saat intensitas trafik sedang padat yang menyebabkan semakin banyak packet data yang di transmisikan, maka semakin banyak pula packet data yang mengalami antrian di buffer, sehingga waktu yang dialami packet data semakin besar

menyebabkan delay end to end semakin besar.

3. Throughput

Throughput adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik jaringan yang lain.

Tabel 13. Hasil throughput R. Dokumentasi.

Tabel 14. Hasil throughput SM Pengamanan.

Tabel 15. Hasil throughput SM Pelayanan.

Tabel 16. Hasil throughput

SM Keuangan.

(9)

Berdasarkan hasil pengukuran seperti pada tabel diatas yang dilakukan pengukuran terhadap throughput dari tanggal 5 Agustus 2016 s/d 10 Agustus 2016, terhadap perangkat Server 1, Server 2 dan Server 3 diperoleh dengan nilai rata-rata throughput terkecil pada perangkat Server 1 sebesar 113 kbps dengan kecepatan download data sebesar 14 kByte/sec, sedangkan nilai rata-rata throughput terbesar diperoleh pada perangkat Server 3 sebesar 308 kbps dengan kecepatan download data sebesar 38 kByte/sec.

Hasil throughput yang diperoleh pada setiap perangkat berbeda disebabkan waktu pengujian dilakukan pada saat trafik padat antara jam 08:00 WIB sampai pukul 16:00 WIB, dalam kasus ini faktor yang dapat mempengaruhi adalah perbedaan jarak media trasmisi antara client ke accesspoint dan kondisi fisik dari lingkungan seperti masalah cuaca, kelembaban udara dan perangkat elektronik karena dapat berpengaruh pada propogasi gelombang elektromagnetik.

4.2. Strategi Optimalisasi

Setelah selesai pada tahap pengukuran jaringan WLAN pada PT Kereta Api Regional III Palembang, selanjutnya peneliti akan membahas strategi optimalisasi kinerja jaringan komputer PT Kereta Api Regional III Palembang. Jaringan komputer PT Kereta Api Regional III Palembang yang

sebelumnya belum memiliki VLAN akan dikembangkan dengan penambahan VLAN yang digunakan sebagai pengamanan jaringan pada bebererapa unit, Penambahan rancangan simulasi teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) yang memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih fleksibel untuk mendukung tujuan perusahaan. Agar beberapa unit kerja tidak dapat mengakses ke komputer tertentu, yang ada pada jaringan yang sama dengan melakukan simulasi menggunkan software cisco packet tracer student.

Penulis merancang VLAN pada jaringan PT Kereta Api Regional III Palembang agar jaringan PT Kereta Api Regional III Palembang termanajemen dengan baik dan memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih fleksibel untuk mendukung tujuan perusahaan.

Berikut hasil pengetesan ping dengan adanya VLAN :

Gambar 4. PC23 ke server Dokumentasi.

PING dari PC 23 yang berada di ruang Dokumentasi dan server Dokumentasi yang berada di ruang IT (Sistem Informasi)

(10)

menghasilkan jawaban reply yang menandakan jaringan terhubung dengan baik.

Gambar 5. PC27 ke server Dokumentasi.

PING dari PC 27 yang berada di ruang Dokumentasi dan server Dokumentasi yang berada di ruang IT (Sistem Informasi) pada command prompt menghasilkan jawaban failed yang berarti data tidak berhasil dirkirim ke tujuan dikarenakan berbeda VLAN.

Gambar 6. PC16 ke server SM Pelayanan.

PING dari PC 16 yang berada di ruang SM Pelayanan dan server SM Pelayanan yang berada di ruang IT (Sistem Informasi) menghasilkan jawaban reply yang menandakan jaringan terhubung dengan baik.

Gambar 7. PC12 ke server SM Pelayanan.

PING dari PC 12 yang berada di

ruang SM Pelayanan dan server yang

berada di ruang IT (Sistem Informasi)

Pada command prompt menghasilkan

jawaban failed yang berarti data tidak

berhasil dirkirim ke tujuan dikarenakan

berbeda VLAN.

Gambar 8. PC14 server IT Sistem Informasi.

PING dari PC 14 yang berada di ruang Dokumentasi dan server IT (Sistem Informasi) yang berada di ruang IT (SistemInformasi) menghasilkan jawaban reply yang menandakan jaringan terhubung dengan baik.

(11)

5. SIMPULAN

Sesuai dari hasil penelitian dan pembahasan strategi optimalisasi kinerja jaringan komputer PT Kereta Api regional III Palembang dapat disimpulkan :

1. Pada pengukuran kualitas layanan (QoS) dapat diketahui bahwa kinerja jaringan komputer WLAN pada PT Kereta Api regional III Palembang menurut versi THIPON termasuk dalam kategori (Sangat Baik), itu dibuktikan pada pengukuran parameter delay, packet loss, dan throughput, yang telah dilakukan selama 4 hari pada waktu pagi, siang dan sore.

2. Setelah mengetahui hasil dari pengukuran kinerja jaringan komputer peneliti melakukan strategi optimalisasi dengan penambahan VLAN pada jaringan komputer PT Kereta Api Regional III Palembang. Yang berfungsi sebagai pengamanan.

3. Diharapkan agar pihak PT Kereta Api Regional III Palembang untuk mempertahankan kualitas kinerja jaringan yang ada (Sangat Baik), dengan mmelakukan pengecekan terhadap insfrastruktur jaringan secara berkala. 4. Penerapan VLAN dalam sebuah

perusahaan sangat diperlukan karena sebagai pengaman jaringan pada bebererapa unit, tujuannya agar beberapa

unit kerja tidak dapat mengakses ke komputer tertentu yang ada pada jaringan yang sama.

5. Dalam penelitian ini, strategi optimalisasi pada perangkat dilakukan pada software simulator. Sebagai sarana uji coba untuk menilai kebijakan baru ataupun pengambilan keputusan dalam operasi sistem, sebelum memutuskan untuk menerapkannya pada sistem nyata. Penelitian selanjutnya dapat lebih mengembangkannya dengan melakukan simulasi berdasarkan perangkat nyata sehingga didapat hasil yang lebih akurat.

DAFTAR RUJUKAN

Fatoni. 2011. “Analisis Kualitas Layanan Jaringan Intranet” (Studi Kasus: Universitas Bina Darma). April, 2011. http://blog.binadarma.ac.id/fatoni/wp- content/uploads/2011/04/Jurnal-QoS.pdf.

Febriyudhi, Reky.2013. “Analisis Pengembangan Jaringan Komputer Lokal Pada Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang”, http://www.slideshare.net/Rizkiilhaam/a nalisis-pengembangan-jaringan- komputer-lokal-pada-rumah-sakit-muhammadiyah-palembang. KeretaApi. 2016. “index”, 2014, https://www.kereta-api.co.id/, (diakses 27 april 2016).

Ningsih, Yuli Kurnia dkk . 2004. “Analisis Quality Of Service (Qos) pada Simulasi Jaringan Multiprotocol Label Switching Virtual Private Network (Mpls Vpn)”, JETri, vol. 3, no. 2, pp. 33-48,

(12)

http://blog.trisakti.ac.id (diakses 9 April 2016).

Phillips,D.T., Ravindran.A., and Solberg.J., 1976, Operations Research Principles and Practice, John Wiley & Sons,Inc, Toronto, pp 1-11, 359-367

Sanjaya, Wina. 2013. “Penelitian

Pendidikan”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiawansyah, Agus. 2012. “Analisis Kinerja Jaringan Pusat Internet Pedesaan berbasis VSAT di Kabupaten Muara Enim”, http://eprints.binadarma.ac.id/ 70/1/JURNAL_agus.pdf, (diakses 1 Mei 2016).

TIPHON (Joesman 2008), kualitas jaringan terpengaruh oleh besarnya delay. elib.unikom.ac.id/download.php

Gambar

Tabel 1. Performansi jaringan berdasarkan  delay standarisasi Tiphon.
Gambar 1. Software Axence NetTools 5.
Gambar 3. kerangka berpikir.
Tabel 13. Hasil throughput R. Dokumentasi.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai analisis kelayakan finansial yang dilakukan Gambe (2007) terhadap usaha tambak tumpang sari di Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa

Qualification Date of promotion as ZEO's / Sr.HMs / DPOs. Eligibility Date of placement as I/C

DEWAN PENGURUS DAERAH SERIKAT PEKERJA KERETA API DIVISI REGIONAL III PALEMBANG KHAIRUL EFFENDI. KETUA

Perencanaan sistem pengelolaan sampah kota. Teknis operasional penyelenggaraan pelayanan, meliputi : penyapuan, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan

 Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan pengamatan, wawancara tentang perilaku Tri Mala di masyarakat, kemudian membuat 24 JP  Buku teks pelajaran

KOTA BANDA ACEH Selaku PENGGUNA ANGGARAN SUMBER DANA (APBN/APBD/ PHLN AWAL (TANGGAL) SELESAI (TANGGAL). PELAKSANAAN SELEKSI

Cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut: selama setengah siklus positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita dapat membayangkan dalam kondisi ini dioda

Sedangkan proses pencocokan menggunakan metode backpropagation, koefisien yang didapatkan dari hasil ekstraksi ciri pada data uji, akan diproses dengan menggunakan