• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disebut juga Anredera cordifolia (Ten) Steenis. Binahong merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disebut juga Anredera cordifolia (Ten) Steenis. Binahong merupakan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Binahong

1. Definisi

Tanaman binahong adalah tanaman asli yang berasal dari Amerika Selatan yang disebut juga Anredera cordifolia (Ten) Steenis. Binahong merupakan tumbuhan menjalar yang berumur panjang (perenial) dan panjangnya bisa mencapai ± 5m. Tanaman ini tumbuh baik di cuaca tropis dan sub-tropis

(Pink, 2004). 2. Kasifikasi

Klasifikasi dari tanaman binahong adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermetophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Subkelas : Hammelidae

Ordo : Caryophyllales

Familia : Basellaceae

Genus : Anredera

Spesies : Anredera cordifolia (Ten) Steenis

Sinonim : Boussingaultia gracilis Miers,Boussingaultia

(2)

3. Morfologi a. Daun

Bentuk daun binahong adalah tunggal, bertangkai pendek (subsessile), susunannya berseling, berwarna hijau, berbentuk jantung (cordata), panjangnya 5-10 cm, lebar 3-7 cm helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin dan bisa dimakan (Gambar 1.1).

b. Batang

Batang dari tanaman binahong lunak, berbentuk silindris, saling membelit, permukaan halus dan berwarna merah (Gambar 1.2).

c. Bunga

Bentuk bunganya majemuk rimpang, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan dan panjang helai mahkota 0,5-1 cm serta berbau harum (Gambar 1.3). d. Akar

Bentuk dari akarnya rimpang dan berdaging lunak (Gambar 1.4) (http://listianash.wordpress.com/2008/02/23/tanaman-obat/).

(3)

Gambar 1.1 Daun Binahong Gambar 1.2 Batang Binahong

Gambar 1.3 Bunga Binahong Gambar 1.4 Akar Binahong (http://images.google.co.id/images?hl=id&client=firefox&rls=com.yahoo%3Aen-US%3Aofficial&um=1&sa=1&q=DAUN+BINAHONG&btnG=Telusuri&aq=f& oq=&start=0)

4. Perkembangbiakan

Cara perkembangbiakan tanaman binahong ini secara generatif (biji) atau dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar rimpangnya.

5. Manfaat

Manfaat tanaman binahong adalah mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan, segala luka-luka dalam, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran darah dan tekanan darah, mencegah stroke, asam urat, maag, menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh, wazir (ambeien), melancarkan buang air kecil dan buang air besar, diabetes, dll (http://prayudi.wordpress.com/2007//12/03/binahong/).

(4)

6. Kandungan Kimia a. Flavonoid

Aktivitas farmakologi dari flavonoid adalah sebagai anti-inflamasi, analgesi, anti-oksidan (De Padua et al., 1999). Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidona, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin pada radang (Loggia dkk, 1986).

b. Asam Oleanolik

Asam oleanolik merupakan golongan triterpenoid yang merupakan antioksidan pada tanaman (Liu J, 1995 ; Yin et al., 2007). Mekanisme perlindungan oleh asam oleanolik adalah dengan mencegah masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam oleanolik juga memiliki zat anti inflamasi. Kandungan nitrit oksida pada asam oleanolik juga menjadi anti oksidan, yang dapat berfungsi sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri (Guyton et al., 1997). Jadi dengan adanya asam oleanolik ini akan memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi dan memperbaiki sel sehingga sel dapat beregenerasi dengan baik. Senyawa saponin triterpenoid pada daun binahong dapat menurunkan gula darah (Soprema, 2006). Dengan adanya penurunan kadar gula darah pada luka, maka dapat pula menurunkan terjadinya infeksi.

c. Protein

Protein dengan berat molekul yang besar akan menjadi antigen yang memacu pembentukan antibodi. Kemudian antibodi akan mengaktifkan komplemen (Nurwati, 2005). Protein tersebut juga mampu menstimulasi produksi nitrit oksida (Chuang et al., 2007). Nitrit Oksida mampu meningkatkan aliran

(5)

darah yang membawa nutrisi ke tiap jaringan sel. Selain itu, nitrit oksida merangsang tubuh untuk memproduksi hormon pertumbuhan yang berguna untuk menstimulasi pertumbuhan dan reproduksi sel yang rusak (Wijaya, 2008).

d. Asam Askorbat (Vitamin C)

Asam askorbat dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, berfungsi dalam pemeliharaan membran mukosa, mempercepat penyembuhan (Almatsier, 2004) dan sebagai antioksidan, asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan kolagen. Dengan adanya asam askorbat ini, maka serat kolagen yang terbentuk akan lebih kokoh dan mempercepat penyembuhan luka (Guyton et al., 1997).

B. Vitamin C 1. Definisi

Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning, tidak berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair suhu 190ºC -192ºC, merupakan suatu asam organik, dan mudah rusak oleh oksidasi yang dipercepat pada suhu tinggi, pemanasan yang terlalu lama, pengeringan dan lama penyimpanan tetapi dalam bentuk larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara. Rumus molekul vitamin C adalah C6H8O6 dan berat molekulnya adalah 176,13. Vitamin C mempunyai dua bentuk molekul aktif yaitu bentuk tereduksi (asam askorbat) dan bentuk teroksidasi (asam dehidro askorbat). Bila asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan berubah menjadi asam diketoglukonat yang tidak aktif secara biologis.

(6)

Manusia lebih banyak menggunakan asam askorbat dalam bentuk L ; bentuk D asam askorbat hanya dimetabolisme dalam jumlah sedikit. D asam askorbat banyak digunakan sebagai bahan pengawet (daging). Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karena tidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai dari makanan (Andarwulan, Nuri., Sutrisno Kaswari, 1992).

2. Tatanama dan Struktur Vitamin C a. Tatanama

1) Nama umum : Vitamin C, Asam askorbat, Asam ceritamad (ceritamid acid).

2) Nama trivial : Asam heksuronat (Hexuronic Acid), Anti-scorbutin, Vitamin anti-scorbut (Anti-scorbutat vitamin),

Scorbutamin.

3) Nama kimia : L-asam askorbat, L-xylo-asam askorbat (Andarwulan, Nuri., Sutrisno Kaswari, 1992). b. Struktur

(http://images.google.co.id/images?hl=id&client=firefox&rls=com.yahoo:en-US:official&um=1&q=STRUKTUR+VITAMIN+C+%28ASAM+ASKORBAT& sa=N&start=0&ndsp=18)

(7)

3. Fungsi Vitamin C

Fungsi vitamin C adalah pembentukan kolagen dalam jaringan ikat, pembentukan gigi, metabolisme tirosin, sintesis neurotransmitters dan penggunaan Fe, Ca, dan Folasin (Muchtadi, Deddy, 2009).

4. Peranan Vitamin C

Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin dan vascular endothelium. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilin dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen yang penting. Penjagaan agar fungsi itu tetap banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya kandungan vitamin C dalam tubuh. Peranannya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi, penyakit dan stress.

Vitamin C juga berkaitan dengan berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti. Diantara peranan-peranan itu adalah oksidasi fenilalanin menjadi tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dari kolesterol (Winarno, F.G, 1995).

(8)

5. Sumber Vitamin C

Sumber vitamin C terdapat di dalam buah-buahan segar seperti jeruk, strowbery, nanas, dan mangga. Sedangkan di dalam sayuran seperti brokoli, seledri, dan tomat (http:/www.hd.co.id/tips-sehat/manfaat-vitamin-C). Sumber vitamin C atau asam askorbat juga terdapat di dalam tanaman yaitu pada daun binahong (Uchida et al., 2003).

C. Analisis Vitamin C

Analisis vitamin C dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Kualitatif : Reaksi penggolongan

a) Zat + Cuprifil hijau kuning kecoklatan.

b) Zat + Barfoed dingin Cu2O merah bata.

c) Zat + NaOH (alkalis) Luff dingin Cu2O merah bata.

d) Zat + Fehling Cu2O merah bata.

e) Zat + FeCl3 ungu hijau terus hilang tak berwarna.

f) Zat + alcohol + Co (acetat)2 + NH4OH violet. g) Zat + larutan iod warna iod hilang.

h) Zat + NaOH + FeSO 4 encer violet hijau.

i) Zat + KMnO4 warna KMnO4 hilang/luntur putih.

j) Zat + Na2CO3 CO2 FeSO4 ungu.

k) Zat + Na-Nitro prusid + NaOH + 1 tetes HCl biru-hijau + HCl kuning + HCl hijau.

(9)

2. Kuantitatif : a. Metode fisik

1) Metode Spektroskopis

Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang gelombang maksimum 265 nm.

2) Metode Polarografik

Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam larutan asam atau pangan yang bersifat asam.

b. Metode Kimia

1) Titrasi dengan Iodin

Kandungan vitamin C dalam larutan dapat ditentukan secara titrasi dengan menggunakan larutan 0.01 N Iodin.

2) Titrasi dengan Metylen Blue

Vitamin C dapat direduksi oleh metylen blue dengan bantuan cahaya menjadi bentuk senyawa leuco (leuco-metylene blue). Reaksi ini sering digunakan untuk menentukan Vitamin C secara kuantitatif.

3) Titrasi dengan 2,6-dikhlorofenol indofenol

Metode ini adalah cara yang paling banyak digunakan untuk menentukan vitamin C dalam bahan pangan . Di samping mengoksidasi vitamin C, pereaksi indofenol juga mengoksidasi senyawa lain, misalnya senyawa-senyawa sulfidhril, thiosianat, senyawa-senyawa piridimium, bentuk tereduksi dari turunan asam nikosianat dan riboflavin.

(10)

Dalam larutan vitamin C, terdapat juga bentuk dehidro asam askorbat yang harus diubah menjadi asam askorbat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam larutan.

Karena jumlah dehidro asam askorbat yang aktif sangat kecil dan tidak berarti sebagai sumber vitamin C (tetapi dalam bahan-bahan yang disimpan jumlahnya cukup besar) maka kadar vitamin C dapat ditentukan secara langsung dengan titrasi dikhlorofenol Indofenol. Tetapi untuk itu diperlukan syarat, bahan pangan yang akan diukur kandungan vitamin C nya diekstrak dengan asam kuat dalam waktu yang cukup tepat. Asam kuat yang dapat digunakan asam metafosat dan asam oksalat. Penggunaan asam dimaksudkan untuk mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan pengaruh glutation yang terdapat dalam jaringan tanaman. 4) Metode Giri (Test Ferrisianida dan Amonium Molybdat)

Asam askorbat dalam asam trikhloro asetat akan mereduksi kalium

ferrisianida, yang jika kemudian ditambah amonium molybdat

menghasilkan endapan merah kecoklatan. 5) Test Vanadium

Vitamin C akan menghasilkan warna biru yang kemudian berubah menjadi hijau jika direaksikan dengan pereaksi yang dibuat dengan mencampurkan vanadium pentoksida dengan asam sulfat.

(11)

6) Test Emas Triklorida

Kemampuan asam askorbat untuk mereduksi emas triklorida digunakan untuk mengukur kandungan vitamin C.

7) Test Furfural

Jika vitamin C dididihkan dalam asam khlorida akan membentuk furfural yang jumlahnya dapat ditentukan dengan anilin photorogencinal atau resorsinol (Andarwulan, Nuri., Sutrisno Kaswari, 1992).

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya pemanfaatan produksi perikanan di Indonesia, dan dalam upaya tersebut perlu mempertimbangkan faktor-faktor biologis (jenis dan

Akan tetapi, nilai tambah yang diberikan dari proses pengolahan satu kilogram ubi kayu pada agroindustri beras siger SU lebih besar jika dibandingkan dengan nilai

Sedangkan competitor based criteria terdiri atas 5 atribut yaitu product quality premium,fast new product development, competitive price, variety design dan fast

Berdasarkan penelitian yang bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran kandungan zat gizi pada beras hitam kultivar Toraja Sulawesi Selatan, didapatkan hasil

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peroses penyelesaian pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anggota TNI dan bagaimana peran dan tugas

Pada gambar 5.3 menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif paling banyak adalah bayi dengan ibu berpendidikan tinggi sebesar 48, sedangkan sisanya sebesar 41 yaitu ibu

Dari analisa kritik terhadap pembiayaan defisit APBN Indonesia tahun 2010-2015 masalah utama adalah pembiayaan defisit APBN menggunakan instrumen utang luar negeri