Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten
Gorontalo Utara
Pendahulua
n
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari
segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap pertumbuhan Negara Indonesia. Provinsi Gorontalo merupakan salah satu
wilayah yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Untuk mengoptimalkan upaya pengembangan atau
eksplorasi sumberdaya tersebuat, perlu dilakukan inventarisasi, yang berguna untuk
mengetahui jenis, letak dan nilai ekonomis sumberdaya serta untuk mengetahui
kesesuaian ekologis setempat terhadap upaya eksploitasi. Inventarisasi sumberdaya
pesisir dan pantai diharapkan dapat memberikan sejumlah informasi dasar yang
berguna untuk proses penataan dan pengelolaan kawasan pantai dan pesisir
sebagai bagian dari pengelolaan kawasan pantai secara terpadu (
Integrated Coastal
Management
/ICZM.
Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil yang tepat memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang kompleks, tentang interaksi bio-fisik antara perairan, daratan dan bahkan atmosfir sebagai suatu komponen lingkungan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Multidisiplin ilmu pengetahuan yang digabungkan dengan pengetahuan praktis di lapangan, melalui proses partisipasi aktif pengguna sumberdaya alam dan jasa pesisir dan pulau-pulau kecil, sangat diperlukan untuk perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kondisi obyektif wilayah serta sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses alami ekosistem, dan pencemaran. Disisi lain, juga terjadi berbagai permasalahan seperti konflik kepentingan pembangunan, kelembagaan, dan tingkatan pemerintahan. Pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik, tanpa pedoman dan mitigasi lingkungan yang tepat, akan menghasilkan permasalahan dan konflik. Oleh karena itu keterpaduan perlu dilakukan untuk mengompromikan
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten
Gorontalo Utara
Pendahulua
n
kepentingan antar sektor, tingkatan pemerintahan, ruang darat dan laut, ilmu dan pengelolaan, serta internasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu, yang diawali dengan melakukan penyusunan dokumen identifikasi desa pesisir sebagai basis data dan informasi dalam merumuskan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara holistic.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan identifikasi potensi desa pesisir adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa pesisir yang meliputi data dasar desa, potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, prasarana dan sarana, kelembagaan, kebencanaan, serta issu dan permasalahannya. Profil desa pesisir ini akan mendorong perkembangan desa pesisir secara lebih cepat, komprehensif dan terpadu.
Namun demikian, mengingat jumlah desa di Indonesia yang banyak yakni sekitar 8.090 desa, maka dipandang perlu dilakukan pengelompokan desa agar perkembangan kegiatan desa dapat lebih efektif dan efisien. Untuk itu, maka dilakukan pengelompokan desa pesisir dengan konsep desa pesisir. Dalam hal ini yang dimaksud dengan desa pesisir adalah desa-desa pesisir yang berdekatan secara geografis memiliki karakter fisik ekologi, sosial dan ekonomi yang relatif sama saling berinteraksi dan tumbuh bersama sebagai sebuah pesisir. Desa pesisir ini berkisar antara 3 desa atau lebih, dan ditetapkan secara nasional oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara merupakan bagian integral dari koridor Pantai Utara Pulau Sulawesi, dan perairan lautnya tidak dapat dipisahkan dengan wilayah perairan laut Provinsi Sulawesi Utara. Luas perairan lautnya mencapai 43.100 km2 di Laut Sulawesi yang merupakan wilayah koridor Pantai Utara Pulau Sulawesi. Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara ini, memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten
Gorontalo Utara
Pendahulua
n
3
lainnya selain mempunyai potensi ekonomi Gorontalo Utara juga memiliki ekositem mangrove, lamun dan terumbu karang yang menyebar diwilayah pesisir maupun pulau-pulau kecil yang termasuk dalam wiayahnya. Pada tahun 2013 Kabupaten Gorontalo Utara mendapatkan bantuan program Coastal Community Development Project International Fund For Agricultural Devlopment, (CCDP-IFAD), Pinjaman dari Bank Dunia di perbantukan untuk pengembangan pertanian. Untuk Gorontalo Utara desa-desa yang menjadi prioritas adalah Desa Langge, Desa Popalo Kecamatan Anggrek, Desa Katialada Kecamatan Kwandang, Desa Tihengo Kecamatan Ponelo Kepulauan, Desa Imana Kecamatan Atinggola, Desa Dunu Kecamatan Monano, Desa Buluwatu Kecamatan Sumalata Timur, Desa Hutokalo, dan Desa Kikia Kecamatan Sumalata.
Berdasarkan uraian di atas, maka disusun suatu laporan tentang identivikasi potensi desa-desa pesisir, dalam sebuah kesatuan, sehingga dapat dilakukan untuk pengembangan-pengembangan program yang akan dilaksanakan.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan identivikasi potensi desa-desa pesisir ini adalah:
1. Memberikan panduan dalam pelaksanaan kegiatan identifikasi dan potensi
sumberdaya desa-desa pesisir.
2. Membangun kesamaan persepsi dan tindakan bagi para pelaksana teknis,
perencanaan dalam mengidentifikasi potensi serta menyusun rekomendasi
pemanfaatan desa-desa pesisir.
3. Menyediakan acuan pengelolaan sumberdaya desa pesisir secara kualitatif
sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan bagi stakeholder
untuk pengelolaan yang berkelanjutan.
C. Sasaran
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten
Gorontalo Utara
Pendahulua
n
1. Terdokumentasinya data potensi sumberdaya desa-desa pesisir khususnys
desa yang menjadi sasaran proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Gorontalo
Utara, Provinsi Gorontalo.
2. Tersusunnya rekomendasi pengelolaan sumberdaya desa-desa pesisir untuk
pengambil keputusan untuk mencapai pengelolaan yang optimal dan
berkelanjutan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan dokumen potensi desa pesisir ini menggunakan data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui survei dan observasi lapangan, survei instasional, Focus Group Discussion (FGD), penelusuran data dan dokumen tentang gambaran umum wilayah administratif, kondisi sumberdaya alam (hayati, non-hayati, jasa lingkungan dan energi), kebencanaan, serta isu dan permasalahan yang disajikan dalam bentuk narasi.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
37
BAB I. MUATAN DESA PESISIR 1.1. Kondisi Geografis Dan Administrasi
Desa Langge merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat 000 48’ 517‘’ N / 1220 50’ 406’’ E. Desa Langge secara adminstratif terbagi atas 3 Dusun yaitu Dusun Pantai, Dusun Tengah, dan Dusun Polowa yang secara keseluruhan memiliki luas 573,45 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Desa tolongio
Sebelah Barat : Desa Tutuwotu
Sebelah Timur : Desa Ilodulunga
. Gambar 19. Peta wilayah Desa Langge Kabupaten Gorontalo Utara
Sumber : citra ©2013 Terametric, Data Peta © 2013 Google MapIT
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara
37
BAB I. MUATAN DESA PESISIR 1.1. Kondisi Geografis Dan Administrasi
Desa Langge merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat 000 48’ 517‘’ N / 1220 50’ 406’’ E. Desa Langge secara adminstratif terbagi atas 3 Dusun yaitu Dusun Pantai, Dusun Tengah, dan Dusun Polowa yang secara keseluruhan memiliki luas 573,45 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Desa tolongio
Sebelah Barat : Desa Tutuwotu
Sebelah Timur : Desa Ilodulunga
. Gambar 19. Peta wilayah Desa Langge Kabupaten Gorontalo Utara
Sumber : citra ©2013 Terametric, Data Peta © 2013 Google MapIT
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara
37
BAB I. MUATAN DESA PESISIR 1.1. Kondisi Geografis Dan Administrasi
Desa Langge merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat 000 48’ 517‘’ N / 1220 50’ 406’’ E. Desa Langge secara adminstratif terbagi atas 3 Dusun yaitu Dusun Pantai, Dusun Tengah, dan Dusun Polowa yang secara keseluruhan memiliki luas 573,45 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Desa tolongio
Sebelah Barat : Desa Tutuwotu
Sebelah Timur : Desa Ilodulunga
. Gambar 19. Peta wilayah Desa Langge Kabupaten Gorontalo Utara
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Secara keseluruhan, wilayah Desa Langge baru termanfaatkan untuk pemukiman dan perkantoran, perkebunan dan pemakaman umum dengan luas yang relatif berfariasi. lebih jelasnya penggunaan lahan di Desa Langge dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Penggunaan Lahan Desa Lagge
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Pemukiman dan Perkantoran 28,75
Perkebunan 15
Pemakaman Umum 0,75
Sumber : Kantor Desa Langge, 2013
Penggunaan nama “Langge” sebagai nama desa didasari oleh pada saat itu daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon “Nangka” yang dalam bahasa daerah Gorontalo biasa disebut dengan “ Langge” sehingga pada saat itu daerah tersebut menjadi wilayah untuk mengambil buah nangka. Oleh sebab itu masyarakat pada saat itu jika ingin ke daerah langge sering menyebut kalimat “ mo nao de langge” yang artinya “pergi ke daerah
nangka”, sehingga nama tersebut terus melekat pada kehidupan keseharian masyarakat. 1.2. Kependudukan
Sampai tahun 2013, Desa Langge dihuni oleh 438 Jiwa yang terbagi dalam 117 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat dilihat secara jelas pada gambar berikut :
Gambar 20. Jumlah Penduduk Desa Langge Sampai Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Kantor Desa Langge, 2013
228 210 200 205 210 215 220 225 230 Laki-Laki Perempuan jiw a Jenis Kelamin
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
39
Jika ditinjau Berdasarkan tingkat pendidikan, Masyarakat Desa Langge sebagian besar masih berpendidikan Sekolah Dasar, yaitu sebesar 106 Orang. Jumlah tersebut melebihi separuh dari jumlah masyarakat yang sempat mengenyam dunia pendidikan, seperti yang tergambar pada gambar berikut :
Gambar 21. Jumlah Penduduk Desa Langge Sampai Tahun 2013 Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Kantor Desa Langge, 2013 1.3. Perekonomian
Beragam profesi bisa ditemukan di Desa Langge. Dari Petani, Peternak sampai nelayan bisa dijumpai pada daerah ini. Petani lebih dominan dibandingkan dengan profesi lainnya seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 9. Jenis Pekerjaan dan jumlah pekerja Desa Langge tahun 2013
Jenis Pekerjaan LJumlah (Orang) P
Petani 50 30
Buruh Tani 15 12
Peternak 14 0
Nelayan 14 56
Sumber : Kantor Desa Langge, 2013
0 20 40 60 80 100 120
Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat perguruan
Tinggi
O
ran
g
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Hal menarik yang dijumpai adalah, profesi nelayan atau yang bekerja dibidang perikanan dan kelautan lebih didominasi oleh kaum perempuan dengan jumlah 56 orang dibanding dengan kaum laki-laki yang hanya berjumlah 14 orang. Dari jumlah pekerja tersebut, sampai tahun 2013 masyarakat Desa Langge mampu memproduksi hasil laut seperti pada tabel berikut ;
Tabel 10. Produksi Hasil Laut Desa Langge Sampai Tahun 2013
Jenis Produksi (Ton/Tahun)
Cakalang 0,3
Sarden 0,2
Kuwe (Bobara) 10
Rumput Laut 850
Sumber : Kantor Desa Langge, 2013
Dalam proses penangkapan ikan, masyarakat Desa Langge mayoritas menggunakan Jaring insang yang berjumlah 25 Unit, Bagan Apung dan Hand Line yang masing-masing berjumlah 17 unit dantroling linesejumlah 7 unit.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
41
BAB II. SUMBERDAYA ALAM 2.1. Terumbu Karang
Komunitas mangrove yang padat dengan kondisi pantai yang berlumpur
menjadi
icon
Desa Langge. Jernihnya air laut mengantarkan kita pada saat
pengamatan pada titik penyelaman di desa ini diakui oleh pemandangan unik
karena hampir 80%, kondisi karangnya di dominasi oleh karang masif. Karang dari
famili
Agariciidae
, famili
Faviidae
dengan jenis
Gardineroseris
sp dan
Leptoria
sp
,
menghiasi dominasi karang di perairan Desa Langge. Dominasi Karang dapat dilihat
ada Gambar berikut.
Gambar 22. Kondisi Karang di Desa Langge.
2.2. Mangrove
Mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penghubung antara daratan dan lautan. Tumbuhan, hewan benda-benda lainnya, dan nutrisi tumbuhan ditransfer ke arah daratan atau ke arah laut melalui mangrove. Mangrove berperan sebagai filter untuk mengurangi efek yang merugikan dari perubahan lingkungan utama, dan sebagai sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota darat. Jika mangrove tidak ada maka produksi laut dan pantai akan berkurang secara nyata. Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga sumber utama yaitu hasil hutan, perikanan estuari dan pantai (perairan dangkal), serta wisata alam. Selain itu mangrove memiliki peranan penting dalam melindungi daerah pantai dan memelihara habitat untuk sejumlah besar jenis satwa, jenis yang terancam punah dan jenis langka yang kesemuanya sangat berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati di wilayah tertentu.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Luasan hutan mangrove di Desa Langge, Kecamatan Anggrek 40 Ha, dengan jenis mangrove adalah Rhyzophora mucronata, Brugeira gymnorrhiza, Soneratia alba, Avicena alba, Avicena lanata, Nipa, Waru Brugeira parvivlora, Rhizophora apiculata, Cariops Tagal. Lumnitera litore.Jenis mangrove dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Jenis Mangrove Desa Langge Kecamatan Anggrek.
No Nama Gambar 1 Rhizophora mucronata 2 Brugeira gymnorrhiza 3 Soneratiasp 4 Brugeira parvivlora
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara 43 5 Rhizophora apiculata 6 Avicenia alba 7 Cariops Tagal 8 Xylocarpussp 9 Lumnitera litore
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
10 Avicena lanata
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan hasil analisis persentase mangrove yang berada di daerah tersebut adalahRhyzophora mucronata 40%,Brugeira gymnorrhiza 10%, Soneratia alba 5%, Avicena alba 5%, Avicena lanata 5%, Brugeira parvivlora 5%, Rhizophora apiculata,15% Cariops Tagal 10%, Lumnitera litore 5%.
2.3. Lamun
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan jenis lamun di daerah ini tidak ditemukan hal ini disebabkan desa ini mempunyai dasar perairan yang dominan berlumpur di sepanjang pesisir.
2.4. Kualitas Perairan
Kualitas lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran atau potensi desa dalam hal ini lingkungan yang akan di bicarakan adalah lingkungan kualitas perairan (fisika dan kimia). Data kualitas air dapat dilihat pada table berikut. Data kualitas perairan Desa Langge dapat di lihat pada Tabel berikut.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
45
Tabel 12. Parameter Kualitas Perairan Desa Langge
No Parameter Satuan Nilai
Fisika 1 Kecerahan % 90-99 2 Suhu 0C 30-31 3 Kecepatan Arus m/s 0.34-0.45 4 TSS mg/l 77 Kimia 1 pH 7.5-8 2 Oksigen Terlarut mg/l 6-7 3 Salinitas 0/oo 30-32 Data Primer 2013 2.4.1. Kecerahan
Berdasarkan Tabel 12, di atas kecerahan perairan di Desa Langge yaitu 90-99%. Tingginya nilai kecerahan yang di perairan disebabkan oleh dasar perairan terdapat picahan coral atau terumbu karang dan pasir.
2.4.2. Suhu
Berdasarkan hasil pengukuran suhu di Desa Langge 30-31oC. suhu di perairan ini relatif sedang hal ini disebabkan daerah ini bentuk pesisir yang masuk ketanjung, dan mengarah kedarat.
2.4.3. Kecepatan Arus
Kecepatan arus perairan di Desa Langge, 0.34-0.45 m/s, perairan ini merupakan perairan yang dalam kategori arus sedang. Cepat dan lambatnya kecepatan arus akan mempengaruhi perubahan kualitas air, dan pengembangan budidaya laut. Dimana tipe perairan yang berarus cepat akan menimbulkan gelombang dan mempengaruhi wadah budidaya.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
2.4.4. Total Suspended Solid (TSS)
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan nilai TSS di Desa Langge yaitu 77 mg/l. Perbedaan nilai TSS pada saat pasang surut menggambarkan bahwa terjadi pergeseran kekeruhan diakibatkan pasang dan surut. Hal ini dapat dijelaskan pada saat pasang, gelombang pasang akan menjalar ke dalam estuari sampai pada jarak yang cukup jauh dari muara, yang disertai dengan transport massa air laut dalam jumlah yang sangat besar.
2.4.5. pH
Berdasarkan hasil pengamatan di daerah penelitian pH di Desa Langge 7.5-8 kondisi perairan di desa ini relative belum ada pemasukan limbah-limbah, karena jarak dari pemukiman sangat jauh. Perbedaan nilai pH perairan tergantung pada kondisi perairan apakah sudah terjadi pencemaran yang ada disekitarnya sehingga mempengaruhi kondisi perairan.
2.4.6. Oksigen Terlarut.
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi kehidupan organisme. Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian organisme perairan. Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada akhirnya dapat membahayakan organisme itu sendiri. Hal ini disebabkan oksigen terlarut digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh dan berkembang biak. Asmawi (1983) menyatakan O2 terlarut yang baik adalah 5–10 mg/l.
Oksigen terlarut atau dikenal juga dengan istilah DO (Dissolved Oksigen) adalah faktor penting bila berkaitan dengan mahluk hidup termasuk biota perairan. Kadar oksigen terlarut di dalam air dihasilkan oleh adanya proses fotosintesis dari fitoplankton. Semakin subur perairan akan semakin banyak fitoplankton yang hidup di dalamnya. Semakin banyak fitoplankton akan semakin banyak oksigen yang dihasilkan dan terlarut dalam air. Kandungan oksigen terlarut di perairan di Desa Langge adalah 6-7 mg/l.
Desa Langge
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
47
2.4.7. Salinitas
Kisaran salinitas di Desa Langge adalah 30-32 ppm. Salinitas permukaan air laut sangat erat kaitannya dengan proses penguapan dimana garam-garam akan mengendap atau terkonsentrasi. Daerah-daerah yang mengalami penguapan yang cukup tinggi akan mengakibatkan salinitas tinggi. Berbeda dengan keadaan suhu yang relatif kecil variasinya, salinitas air laut dapat berbeda secara geografis akibat pengaruh hujan lokal, banyaknya air sungai yang masuk ke laut, penguapan dan edaran massa air (Presetiahadi, 1994).
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
ISU-ISU UTAMA
1. Masalah Ekologi
Isu utama yang berhubungan dengan ekologi diwilayah pesisir adalah: a. Terumbu Karang
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan setiap desa-desa bahwa terjadinya pemboman, pembiuasan-pembiusan sehinggga ekosistem terumbu karang mengalami kematian.
Gambar 51. Terumbu Karang Akibat Pemboman/Pembiusan b. Mangrove
Kerusakan ekologi mangrove diwilayah pesiisr diakibatkan oleh pengambilan mangrove sebagai kayu bakar, pembuatan patok jarring tancap, bahan bangunan, dan pembungan sampah secara langsung diwilayah-wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan hilangnya ekosisitem-ekosistem ini.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
ISU-ISU UTAMA
1. Masalah Ekologi
Isu utama yang berhubungan dengan ekologi diwilayah pesisir adalah: a. Terumbu Karang
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan setiap desa-desa bahwa terjadinya pemboman, pembiuasan-pembiusan sehinggga ekosistem terumbu karang mengalami kematian.
Gambar 51. Terumbu Karang Akibat Pemboman/Pembiusan b. Mangrove
Kerusakan ekologi mangrove diwilayah pesiisr diakibatkan oleh pengambilan mangrove sebagai kayu bakar, pembuatan patok jarring tancap, bahan bangunan, dan pembungan sampah secara langsung diwilayah-wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan hilangnya ekosisitem-ekosistem ini.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
ISU-ISU UTAMA
1. Masalah Ekologi
Isu utama yang berhubungan dengan ekologi diwilayah pesisir adalah: a. Terumbu Karang
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan setiap desa-desa bahwa terjadinya pemboman, pembiuasan-pembiusan sehinggga ekosistem terumbu karang mengalami kematian.
Gambar 51. Terumbu Karang Akibat Pemboman/Pembiusan b. Mangrove
Kerusakan ekologi mangrove diwilayah pesiisr diakibatkan oleh pengambilan mangrove sebagai kayu bakar, pembuatan patok jarring tancap, bahan bangunan, dan pembungan sampah secara langsung diwilayah-wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan hilangnya ekosisitem-ekosistem ini.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
98
Gambar 52. Kerusakan Mangrove 2. Masalah Topografi
Hampir semua wilayah pesisir di gorontalo utara memiliki topografi yang tidak rata atau bergelombang, dan akibatnya pengelolaan yang didarat yang menghilangkan daerah penyangga menjadi lahan pertanian sehingga tingkat abrasi yang menuju kewilayah tersebut berupa sedimentasi yang bersumber dari atas akan turun di wilayah pesisir akibatnya mengganggu aktivitas yang ada di pesisir.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
98
Gambar 52. Kerusakan Mangrove 2. Masalah Topografi
Hampir semua wilayah pesisir di gorontalo utara memiliki topografi yang tidak rata atau bergelombang, dan akibatnya pengelolaan yang didarat yang menghilangkan daerah penyangga menjadi lahan pertanian sehingga tingkat abrasi yang menuju kewilayah tersebut berupa sedimentasi yang bersumber dari atas akan turun di wilayah pesisir akibatnya mengganggu aktivitas yang ada di pesisir.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
98
Gambar 52. Kerusakan Mangrove 2. Masalah Topografi
Hampir semua wilayah pesisir di gorontalo utara memiliki topografi yang tidak rata atau bergelombang, dan akibatnya pengelolaan yang didarat yang menghilangkan daerah penyangga menjadi lahan pertanian sehingga tingkat abrasi yang menuju kewilayah tersebut berupa sedimentasi yang bersumber dari atas akan turun di wilayah pesisir akibatnya mengganggu aktivitas yang ada di pesisir.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Gambar 53. Sedimentasi Wilayah Pesisir
3. Penurunan Kualitas Air
Ada beberapa desa yang menjadi jalur perdagangan, transportasi, pengolahan dan pelabuhan dimana akan menurunan kualitas air hal ini mengakibatkan limbah-limbah dari kegiatan tersebut akan langsung dibuang kelaut, sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada di bawahnya yaitu lamun dan terumbu karang.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Gambar 53. Sedimentasi Wilayah Pesisir
3. Penurunan Kualitas Air
Ada beberapa desa yang menjadi jalur perdagangan, transportasi, pengolahan dan pelabuhan dimana akan menurunan kualitas air hal ini mengakibatkan limbah-limbah dari kegiatan tersebut akan langsung dibuang kelaut, sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada di bawahnya yaitu lamun dan terumbu karang.
Isu Utama
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
Gambar 53. Sedimentasi Wilayah Pesisir
3. Penurunan Kualitas Air
Ada beberapa desa yang menjadi jalur perdagangan, transportasi, pengolahan dan pelabuhan dimana akan menurunan kualitas air hal ini mengakibatkan limbah-limbah dari kegiatan tersebut akan langsung dibuang kelaut, sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada di bawahnya yaitu lamun dan terumbu karang.
Rekomendasi
Identifikasi Potensi Desa-Desa Pesisir di KabupatenGorontalo Utara
100
REKOMENDASI
Berdasarkna hasil penelitian dan analisis yang dilakukan tentang potensi-potensi daerah wilayah pesiiar maka disusun rekomendasi yang dapat disampaikan adalah
1. Desa Katialada direkomendasikan sebagai kawasan industry pengolahan ikan dan budidaya
2. Popalo sebagai kawasan budidaya
3. Langge sebagai konservasi mangrove dan kawasan budidaya 4. Dunu sebagai kawasan penangkapan, wisata dan budidaya 5. Buluwatu sebagai kawasan penangkapan
6. Kikia sebagai kawasan konservasi terumbu karang, penangkapan dan budidaya 7. Hutokalo sebagai kawasan budidaya dan penangkapan ikan
8. Imana sebagai kawasan penangkapan dan budidaya