• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUAL PENGGUNAAN Si-INTAN Ver. 2.0 Revisi Maret 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUAL PENGGUNAAN Si-INTAN Ver. 2.0 Revisi Maret 2018"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MANUAL

PENGGUNAAN

Si-INTAN Ver. 2.0

Revisi Maret 2018

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan

Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR)

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)

Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta 10120

Telp/Fax. 021 โ€“ 630 2131

(2)

1

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul Daftar Isiโ€ฆโ€ฆโ€ฆ.. 1 I Dasar hukumโ€ฆโ€ฆโ€ฆ.โ€ฆ 2 II Pendahuluan โ€ฆโ€ฆโ€ฆ.โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ 2

III Petunjuk Sebelum Pendaftaran / Registrasiโ€ฆโ€ฆโ€ฆ 4

IV Panduan Input Data Dosis โ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 7

V Registrasi/Daftarโ€ฆโ€ฆโ€ฆ.. 8

VI Input data atau Mulai Surveiโ€ฆโ€ฆโ€ฆ.โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 13

VI.A. SURVEY INPUT DATA DOSIS CT SCANโ€ฆโ€ฆโ€ฆ 14

VI.B. SURVEY INPUT DATA DOSIS FLUOROSKOPIโ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 27

VI.C. SURVEY INPUT DATA DOSIS PADA RADIOGRAFI UMUM. 36 VI.D. SURVEY INPUT DATA AKTIVITAS RADIOFARMAKA PADA KEDOKTERAN NUKLIR DIAGNOSTIKโ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 47

VII Hasil Surveiโ€ฆโ€ฆโ€ฆ... 54

VIII Manajemen Dosis Pasienโ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 58

IX Hubungi Kami (Contact Us)โ€ฆโ€ฆโ€ฆ.. โ€ฆโ€ฆโ€ฆ 61

Lampiran DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABANNYA TERKAIT APLIKASI Si-INTANโ€ฆโ€ฆโ€ฆ..โ€ฆโ€ฆโ€ฆ. 63

(3)

2

I.

Dasar Hukum

1. PP No. 33 Tahun 2007 Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif.

2. Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.

3. Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 17 Tahun 2012 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Kedokteran Nuklir.

4. Rekomendasi IAEA dan WHO TAhun 2012 hasil โ€œInternational Conference on Radiation Protection in Medicine: Setting the Scene for the Next Decadeโ€ yang diberi nama "Bonn Call-for-Action".

5. Rekomendasi IAEA dalam Basic Safety Standard (BSS), General Safety Requirements (GSR) Part 3 Tahun 2014; dan

6. Hasil โ€œTechnical Meeting on Patient Dose Monitoring and the Use of Diagnostic Reference Levels for the Optimization of Protection in Medical Imagingโ€, IAEA, Juni 2016.

II.

Pendahuluan

Pemanfaatan radiasi untuk kesehatan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, hal tersebut dapat diketahui dari semakin banyaknya modalitas sumber radiasi pengion yang digunakan dan jenis tindakan medis yang dilakukan dengan bantuan radiasi. Penggunaan radiasi tersebut harus dilakukan pengawasan untuk menjamin proteksi dan keselamatan pekerja, pasien, dan masyarakat.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 (PP 33/2007) yang mengatur keselamatan radiasi terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup, dapat diketahui bahwa salah satu syarat proteksi yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan radiasi adalah optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi. Maksud dari optimisasi ini adalah suatu upaya untuk membuat dosis yang diterima serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan

(4)

3 faktor sosial dan ekonomi. Pada radiologi diagnostik dan intervensional, optimisasi dapat dimaknai sebagai suatu usaha untuk membuat dosis yang diterima oleh pasien serendah mungkin dengan tetap menjaga kualitas citra seoptimal mungkin.

Bagaimana menjaga dosis radiasi yang diterima pasien seminimal mungkin? Salah satu jawabnya adalah diperlukan pemantauan dosis pasien.

Apa pentingnya pemantauan dosis pasien? Sebagai upaya optimisasi, untuk kajian potensi risiko radiologik, penyusunan reference level, sebagai indikator jaminan mutu radiologi, audit klinik dan medico legal.

Sesuai dengan Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2011, pemegang izin harus membuat dan menyampaikan laporan program proteksi dan keselamatan radiasi yang salah satunya adalah hasil pemantauan dosis pasien.

Pada Tahun 2014, P2STPFRZR - BAPETEN menyediakan sebuah aplikasi database berbasis web untuk inputan data dosis tiap pemeriksaan CT Scan via online yang disebut dengan Si-INTAN (Sistem Informasi Data Dosis Pasien).

Portal Si-INTAN digunakan sebagai sarana untuk melakukan pemantauan dosis pasien dan untuk penyusunan Diagnostic Reference Level (DRL) lokal maupun nasional. Portal Si-INTAN dibuat dan dikembangkan dari adaptasi portal sejenis yang dimiliki oleh ARPANSA Australia maupun IAEA dalam Radiation Protection Of Patients (RPOP).

Pada tahap awal, pemantauan dosis pasien dilakukan pada pemeriksaan CT Scan. Pada tahap selanjutnya akan dikembangkan pemantauan untuk dosis pasien radiologi intervensional (fluoroskopi intervensional dan kardiologi intervensional), kedokteran nuklir, radiografi umum, mamografi dan radiologi gigi.

Kami mohon kerja sama dan peran aktif dari pihak rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas CT Scan, radiologi intervensional, kedokteran nuklir, radiografi umum, mamografi dan radiologi gigi untuk berkontribusi terhadap upaya pemantauan dosis pasien ini.

(5)

4 Pengembangan selanjutnya, kami membuka kerja sama dengan berbagai pihak / institusi yang berkepentingan dengan sistem manajemen dosis pasien (pemantauan dosis pasien) dan Diagnostic Reference Level (DRL).

Rintisan kerjasama telah dilakukan bersama KEMENKES dan Aliansi Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI) untuk upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi dengan sistem manajemen dosis.

Outcome dari sistem aplikasi Si-INTAN adalah:

1. Indonesia memiliki sebuah profil dosis pasien untuk tiap jenis pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional sebagai bahan kebutuhan untuk pengawasan yang lebih baik.

2. Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan memiliki tool untuk upaya optimisasi proteksi dan keselamataan radiasi bagi pasien dan sebagai upaya pelaporan pemantauan dosis pasien (manajemen dosis pasien). 3. Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan memiliki DRL lokal. 4. Indonesia memiliki DRL Nasional sesuai dengan sumber dayanya.

III. Petunjuk Sebelum Pendaftaran / Registrasi

Registrasi diperlukan untuk dapat berpartisipasi dalam program database nasional untuk pemantauan dosis pasien. Silakan isi data-data yang diminta, jika ada pertanyaan terkait pengisian data dapat kirim pertanyaan ke Hubungi Kami. Berikut ini adalah beberapa informasi yang kami perlukan dalam proses registrasi:

1. Data Institusi / Rumah Sakit

Nama institusi Diisi dengan nama rumah sakit atau klinik Nama Sub

Institusi

Diisi dengan nama sub institusi, misalnya departemen radiologi atau paviliun atau departemen di rumah sakit yang memiliki fasilitas modalitas sumber radiasi pengion secara mandiri.

(6)

5 /Kode rumah

sakit

nomor izin pelayanan klinik sesuai SIRS. Nomor kode rumah sakit dapat diperoleh di:

http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline/report/src.php atau jika kode RS atau klinik belum ada atau tidak ditemukan, maka dapat mencari di URL link berikut: http://sirs.yankes.kemkes.go.id/registrasi/data_list.php

Jenis Institusi Silakan pilih jenis rumah sakit atau klinik: 1. Public /Government Hospital

(Rumah Sakit Pemerintah)

2. Private Clinic in a Public Hospital (Rumah Sakit Swasta Pemerintah) 3. Private Clinic / Hospital

(Rumah Sakit / Klinik Swasta)

Alamat Institusi Di isi dengan alamat rumah sakit atau klinik.

2. Data Radiolog

Bagian ini di isi dengan data dokter spesialis radiologi (radiolog) yang bertugas di pelayanan pada modalitas sumber radiasi pengion (CT Scan, fluoroskopi intervensional, dll) atau yang bertindak sebagai kepala departemen radiologi. Identitas radiolog berupa nama, nomor telepon kantor/radiologi, dan email radiolog atau email radiologi.

3. Data Akun User atau Kontak Person (Fisikawan Medik/PPR)

Bagian ini di isi tentang data personil untuk kontak person yang mewakili instansinya dan yang bertugas untuk melakukan updating data yang diinput ke aplikasi Si-INTAN sebagai sistem manajemen dosis pasien (manajemen dosis) secara berkala. Personil tersebut dapat berupa fisikawan medik atau PPR. Diharapkan personil-personil tersebut dapat bekerja sama dan berkolaborasi untuk sistem manajemen data dosis pasien.

(7)

6

4. Data Modalitas Sumber Radiasi Pengion

Pada aplikasi Si-INTAN 2.0 ini sudah menyediakan sistem pemantauan dosis untuk 4 (empat) modalitas sumber radiasi pengion, yaitu: CT Scan, fluoroskopi

intervensional, diagnostic kedokteran nuklir, dan radiografi umum. Data

modalitas yang perlu disiapkan adalah: a. Merk,

b. Model,

c. Lokasi ruang penempatan modalitas, seperti: radiologi 1, cathlab 1, dan lainnya, dan

d. Data hasil uji kesesuaian khususnya uji dosimetri (CTDI, KAP, kerma udara, akurasi kVp, dan radiation output).

Data-data tersebut digunakan untuk registrasi. Setelah proses registrasi selesai, maka seorang yang menjadi kontak person dari institusi akan menerima akun username dan password sementara yang akan dikirim ke email yang tercantum di data kontak person.

๏ƒ˜ Seorang yang bertindak sebagai kontak person, dapat melakukan perubahan password dan edit data yang telah di masukkan jika terjadi perubahan.

๏ƒ˜ Seorang yang bertindak sebagai kontak person bertugas memasukkan data-data survei dosis sebagaimana yang ada di bagian pengisian data-data survei. ๏ƒ˜ Jika terdapat perubahan akun maka harus diberitahukan ke admin.

(8)

7

IV. Panduan Input Data Dosis

Penting untuk diperhatikan hal-hal berikut ini sebelum memasukkan data survei. Pasien dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok umur, yaitu:

1. Bayi (Baby/Infant, 0โ€“4 tahun) 2. Anak-anak (Child, 5โ€“14 tahun) 3. Dewasa (Adult, >= 15 tahun)

Pada aplikasi Si-INTAN 2.0 disediakan beberapa jenis protokol modalitas yang digunakan, misalnya untuk CT Scan, yaitu:

1. Head 2. Neck 3. Chest 4. Pelvis/Hip 5. AbdoPelvis 6. ChestAbdoPelvis 7. Ekstremeties 8. Cardiac Studies 9. Lumbar Spine

Sedangkan untuk fluoroskopi intervensional, disediakan 5 jenis protokol, yaitu: 1. Coronary Angiogram โ€œnormalโ€ (penyempitan < 50%)

2. Cerebral Angiogram (1-3 vessels) 3. Cerebral Angiogram (>= 4 vessels) 4. Abdominal Angiogram

5. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)

Apabila dibutuhkan penambahan protocol penyinaran maka dapat menghubungi Admin dengan mengklik โ€œRequestโ€.

Selain itu, inputan data dosis pasien juga membutuhkan identifikasi pasien berupa berat badan (kg), dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

(9)

8

V.

Registrasi / Daftar

1. Buka web idrl di alamat http://idrl.bapeten.go.id

2. Atau buka web BAPETEN www.bapeten.go.id pada panel bagian kiri ada logo . Silakan di klik logo tersebut.

3. Akan keluar jendela Si-INTAN versi 2.0. untuk registrasi maka klik tab โ€œLOGIN / DAFTARโ€

(10)

9 4. Setelah diklik tab LOGIN / DAFTAR maka muncul jendela baru mengenai LOGIN jika sudah memiliki akun atau klik tombol DAFTAR jika belum punya akun dan ikuti langkah-langkah pendaftaran.

5. Ada 1 (satu) tahapan dalam registrasi yaitu: mengisi data Informasi Institusi, Radiolog, dan Kontak akun user.

6. Pada saat daftar, beberapa informasi yang diperlukan adalah: a. Data Institusi atau Rumah Sakit / Institution details b. Data Radiolog / Radiologist details

(11)

10 Isikan data institusi, alamat, radiolog dengan lengkap, kemudian lanjutkan dengan mengisi data profil akun user. Pastikan data yang dimasukkan sudah benar.

7. Setelah itu klik โ€˜Submitโ€™. Rregistrasi telah selesai dan dapat klik tombol โ€œSelesaiโ€.

8. Setelah di klik tombol โ€œSelesaiโ€ maka pengguna akan dibawa kembali ke halaman LOGIN.

9. Selanjutnya, buka email PIC atau kontak person. Akan ada pemberitahuan terkait hasil registrasi.

(12)

11 10. Setelah registrasi disetujui oleh Admin, maka akan menerima email kembali

dengan judul โ€œ Informasi Akun Aplikasi SiINTANโ€.

11. Selanjutnya klik โ€œActivation Linkโ€ untuk melakukan proses aktivasi akun. Setelah teraktivasi maka dapat login dengan menggunakan username dan

(13)

12 12. Setelah login berhasil, maka akan masuk ke kotak dialog โ€œForm Edit Kata Sandiโ€, silakan ganti password yang awal dengan password baru yang mudah diingat dan digunakan. Klik tombol โ€œUpdateโ€.

13. Setelah itu, silakan logout dan login lagi dengan password baru.

๏‚ท Setelah login berhasil, maka silakan mengecek kembali data yang telah dinputkan saat registrasi, kalau belum lengkap maka dapat dilengkapi.

๏‚ท Cek kembali Profil Institusi, Profil Radiolog, Info Akun (untuk Kontak Person).

๏‚ท Klik data Modalitas, untuk memasukkan data modalitas radiasi pengion yang dimiliki dan yang akan digunakan untuk pemantauan dosis pasien.

14. Seorang yang bertindak sebagai contact person, dapat melakukan perubahan password dan edit data yang telah di masukkan jika terjadi perubahan.

15. Seorang yang bertindak sebagai contact person bertugas memasukkan data-data survei dosis sebagaimana yang ada di bagian pengisian data survei. Jika ada perubahan akun maka harus diberitahukan ke admin yang ada pada โ€œHubungi Kamiโ€.

(14)

13

VI. Input Data atau Mulai Survei

1. Buka halaman web http://idrl.bapeten.go.id

2. Masukkan username dan password, kemudian klik โ€œLoginโ€. 3. Masuk halaman utama PANEL PESERTA.

4. Jika menginginkan melakukan update data maka dapat melakukannya pada panel profil peserta yang berisi profil institusi, radiolog, info akun untuk PIC. 5. Setelah itu, klik panel โ€œModalitasโ€untuk memasukkan modalitas sinar-X yang

dimiliki. Yang diinputkan ke dalam aplikasi Si-INTAN untuk modalitas adalah pesawat sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan pasien dan data pemeriksaan pasien tersebut diinput di aplikasi ini.

6. Setelah isi data modalitas,maka dapat memulai input data dosis pasien dalam panel survey dengan meng-klik modalitasnya.

7. Pilih Modalitas yang akan digunakan untuk survey yaitu: a. CT Scan,

b. IR Fluoroskopi, c. Radiografi Umum

d. Kedokteran Nuklir Diagnostik. 8. Setelah itu klik โ€˜Survey Baruโ€™.

(15)

14

VI.A. SURVEY INPUT DATA DOSIS CT SCAN

1. Klik pada panel SURVEY, tab CT SCAN.

2. Setelah itu muncul jendela โ€œDATA SURVEY CT SCANโ€

3. Klik tab โ€œSURVEY BARUโ€ sehingga muncul FORM SURVEY CT SCAN.

4. Pada HEAD INFO, silakan pilih scanner yang dimiliki.

5. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan โ€œKelompok Umurโ€. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

(16)

15 6. Pilih Jenis Pemeriksaan dari data yang tersedia. Jika belum ada jenis pemeriksaan sesuai data dosis yang dimiliki, maka klik โ€œBelum ada? Klik Requestโ€. Admin akan menambahkan request yang masuk.

7. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

8. Klik โ€˜Simpanโ€.

9. Setelah itu, kita akan diarahkan menuju jendela โ€œSETTINGโ€. Jendela ini berfungsi untuk input data parameter penyinaran sesuai pemilihan Jenis Penyinaran.

10. Pada jendela SETTING, terdapat pilihan โ€˜Import Data Surveyโ€. Ini berfungsi untuk input data setting dan data dosis melalui mekanisme import dari file yang berekstensi excel.

11. Pada kolom kVp diisi nilai kV setting yang digunakan. Jika nilai kVnya bervariasi, ada yang 100 dan ada 120 maka ditulis 100 โ€“ 120. Nilai kV yang

(17)

16 dimasukkan tidak termasuk kV yang digunakan untuk scan proyeksi radiografi (Scout, Scano, Surview, atau Topogram).

12. Isi kolom mAs dengan mAs setting. Jika nilai mAs bervariasi maka ditulis nilai rentangnya sebagaimana nilai kV di atas.

13. Isi kolom pitch yang dipilih saat setting akuisisi.

14. Pilih data pasien yang akan diinput adalah pasien yang menggunakan kontras atau tidak selama prosedur CT.

15. Pilih Dose Modulation di gunakan atau tidak selama proses scanning. Apakah dose modulation diaktifkan? Yes/no. Dose Modulation juga dikenal dengan nama Automatic Dose Modulation atau Automatic Exposure Control atau Tube Modulation. Istilah tersebut merujuk ke istilah yang digunakan pabrikan CT seperti: Smart-mA, AutomA, DoseRight, D/Z-DOM, Care Dose, dan lainnya. Artinya, apakah fitur itu diaktifkan atau di non aktifkan saat setting parameter akuisisi sebelum Scanning.

16. Pilih jenis CTDI yang disediakan di fitur CT Scan, apakah CTDIvol (Volume CTDI) atau Weighted CTDI (CTDIw).

17. Isi kolom rotation time dalam orde detik. Misal waktu rotasi tabung (tube rotation time) adalah 2 detik, maka diinput 2. Tulisan detik tidak usah ditulis. 18. Pilih mode scanning yang digunakan, apakah helical/spiral/volume atau

axial/sequence/scan & view/scan & scan/normal atau gabungan keduanya. 19. Isi konfigurasi detektor (detector configuration) yang dipilih untuk akuisisi.

Konfigurasi jumlah dan lebar detector atau sering disebut dengan lebar kolimasi N x T.

(18)

17 20. Pilih Iterative Reconstruction aktif atau tidak. Apakah CT Scan yang digunakan memiliki fitur iterative reconstruction? dan diaktifkan? Yes/no. fitur ini memberikan informasi yang digunakan selama scanning dan rekonstruksi citra sehingga diperoleh citra dengan noise yang rendah atau mutu citra lebih baik dibandingkan dengan rekonstruksi standar. Pada pabrikan istilah fiturnya bermacam-macam. Siemens : IRIS (Iterative Reconstruction in Image Space), dan SAFIRE (Sinogram-Affirmed Iterative Reconstruction). Thosiba: AIDR 3D (Adaptive Iterative Dose Reduction 3D). GE: ASIR (Adaptive Statistical Iterative Reconstruction), dan MBIR (Model-Based Iterative Reconstruction). Philips: iDose4.

21. Isi Slice Widht Reconstruction. Lebar slice untuk rekonstruksi dalam satuan mm. Lebar nominal citra yang direkonstruksi sepanjang sumbu z. Jika bervariasi, ada yang 2, ada 5 dan ada juga yang 10 maka dapat diisi dengan 2, 5, 10 atau jika hanya 1 nilai misal 2 mm maka cukup diisi dengan 2. Istilah Slice Width reconstruction ini juga tergantung pabrikan. GE : Thickness (mm), Philips: Thickness (mm), Siemens: Slice (mm), Toshiba: Image Thickness (mm). 22. Isi kolom Reconstruction Alghoritm Kernel. Fitur rekonstruksi yang

menentukan ketajaman (sharpness) dan kehalusan (smoothness) citra dalam bidang x,y. Istilah tiap pabrikan dapat berbeda. GE: Algorithm, Philips: Recon Filter, Siemens: Kernel, Toshiba: Filter Convolution (FC).

(19)

18 23. Isi kolom Scan Field of View (FOV). Diameter bidang pandang yang dapat discan. Umumnya bernilai angka yang bersatuan cm. Namun ada juga yang menggunakan istilah, seperti Small, Medium, Large. Tiap pabrikan dapat berbeda. GE: Scan Field of View (SFOV, cm), Philips & Siemens: Not determined by tech; built into protocol, Toshiba: CFOV (Calibrated Field of View). SFOV biasanya berupa:

๏‚ท Small โ€“ Ped Head, Ped Body, Small Head, Small Body, Cardiac Small ๏‚ท Medium โ€“ Head, Medium Body, Cardiac Medium

๏‚ท Larbge โ€“ Large Body, Cardiac Large

Beberapa sistem menggunakan 2 istilah bowtie:

๏‚ท Small itu untuk Ped Head, Ped Body, Head, Small Body, Cardiac Small ๏‚ท Large itu untuk Large Body, Cardiac Large.

24. Isi kolom Beam Shaping Filter. Filter yang digunakan untuk membentuk sinar-X sesuai dengan bentuk target tubuh. Nilai 0 (nol) jika tidak menggunakan beam shaping filter, dan nilai 1 (satu) jika menggunakan beam shaping filter. Bentuk filter yang digunakan juga dapat digunakan untuk isian, misal: bowtie, large bow, dan lainnya.

25. Isi kolom Noise Index. Merupaan parameter untuk dose modulation, yaitu image quality reference. Sering dikenal dengan Reference Image (Philips), Quality Reference mAs (Siemens), Standard deviation (%), dan low-dose or high quality (Toshiba). Diisi dengan angka 0 โ€“ 999. Jika tidak diketahui datanya maka dapat di kosongkan.

26. Kolom Keterangan, dapat disisi dengan hal-hal yang perlu diidentifikasi namun belum tercakup dalam list parameter penyinaran.

(20)

19 27. Jika mengalami kesulitan mengisi, diutamakan yang kolom bertanda * yang

wajib diisi.

28. Jika sudah diisi semua, maka klik โ€œSimpanโ€ untuk melanjutkan isian data dosis. Jika belum sempat isi data dosis, maka dapat di klik โ€œLanjutkan nantiโ€. File akan tersimpan, dan dapat dilanjutkan lagi jika sudah siap data dosisnya atau ada kesempatan untuk mengisi.

29. Misal punya Patient Dose Protocol sebagai berikut:

Maka, kV 130, mAs 110, Contrast No, Dose Modulation Yes, Rotation Time 1, No of Phases 1, Helical, Comment diisi dengan CTDIvol. Upayakan yang diberi tanda * untuk diisi.

(21)

20 Maka, kV 130, mAs 80, Contrast yes, Dose Modulation Yes, Rotation Time 1, No of Phases 5, Helical, Comment diisi dengan CTDIvol. Upayakan yang diberi tanda * untuk diisi.

31. Setelah di klik โ€œSimpanโ€, maka kita akan dibawa ke jendela โ€œDATA SURVEYโ€.

32. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

33. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA. Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

34. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak maka dapat dikosongkan.

(22)

21 36. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

37. Masukkan berat badan pasien dalam kg. misal berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

38. Pilih jumlah fase scanning. Misal: gambar pada langkah 29. Itu jumlah fasenya 1. Untuk gambar pada langkah 30, jumlah fasenya 5 (๏‚ณ4).

39. Jadi perhitungan number of Phase dilakukan tanpa menyertakan fase

Scanogram atau Topogram atau Scout View.

40. Pada kolom Average CTDI diisi dengan nilai rata-rata CTDI, jika ada beberapa fase pemeriksaan. Untuk nilai DLP dan CTDI pada saat Scanogram atau

Topogram atau Scout View tidak perlu dimasukkan.

41. Pada kolom Total DLP, diisi nilai DLP totalnya dari seluruh fase pemeriksaan.

42. Setelah itu klik โ€œSimpanโ€. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

(23)

22 43. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas โ€œImport Data Surveyโ€. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR. Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

(24)

23 45. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

46. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal file tersebut berisi jenis pemeriksaan head CT

untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_CT_head_dewasa.xls.

47. Kemudian file tersebut diupload ke aplikasi dengan meng-klik โ€œBrowseโ€.

48. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik Open.

(25)

24 49. Selanjutnya klik โ€œIMPORTโ€. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY,

(26)

25 50. Kemudian klik โ€œSubmit Surveyโ€. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik โ€œLanjutkan Nantiโ€.

51. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

52. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda, yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

(27)

26 c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan

ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

(28)

27

VI.B. SURVEY INPUT DATA DOSIS FLUOROSKOPI

1. Klik pada panel SURVEY, pilih tab IR Fluoroskopi.

2. Setelah itu muncul jendela โ€œDATA SURVEY IR FLUOROSKOPIโ€

3. Klik tab โ€œSURVEY BARUโ€ sehingga muncul FORM SURVEY IR FLUOROSKOPI.

(29)

28 5. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan โ€œKelompok Umurโ€. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

6. Pilih Jenis Pemeriksaan dari data yang tersedia. Jika belum ada jenis pemeriksaan sesuai data dosis yang dimiliki, maka klik โ€œBelum ada? Klik Requestโ€. Admin akan menambahkan request yang masuk.

7. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

8. Klik โ€˜Simpanโ€.

9. Setelah itu, kita akan diarahkan menuju jendela โ€œSETTINGโ€. Jendela ini berfungsi untuk input data parameter penyinaran sesuai pemilihan Jenis Penyinaran.

10. Pada Mode Fluoroskopi, kolom kV diisi nilai kV setting yang digunakan. Jika nilai kV-nya bervariasi, ada 70 sampai 90 kV maka ditulis rentang 70 โ€“ 90. 11. Isi kolom mA dengan mA setting. Jika nilai mA bervariasi maka ditulis nilai

rentangnya sebagaimana nilai kV di atas.

(30)

29 13. Pada Mode Sine/Radiografi, kolom kV diisi nilai kV setting yang digunakan untuk sine. Jika nilai kV-nya bervariasi, ada yang 80 sampai 100 kV maka ditulis rentang 80 โ€“ 100.

14. Isi kolom mA atau mAs setting atau yang muncul di monitor konsol. Jika nilai mA bervariasi maka ditulis nilai rentangnya sebagaimana nilai kV di atas 15. Isi waktu sine yang digunakan, dalam orde ms (miliseken).

16. Kolom Keterangan, dapat disisi dengan hal-hal yang perlu diidentifikasi namun belum tercakup dalam list parameter penyinaran.

17. Jika sudah diisi semua, maka klik โ€œSimpanโ€ untuk melanjutkan isian data dosis. Jika belum sempat isi data dosis, maka dapat di klik โ€œLanjutkan nantiโ€. File akan tersimpan, dan dapat dilanjutkan lagi jika sudah siap data dosisnya atau ada kesempatan untuk mengisi.

18. Setelah di klik โ€œSimpanโ€, maka kita akan dibawa ke jendela โ€œDATA SURVEYโ€.

19. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

20. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA. Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

(31)

30 21. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk

rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak, maka dapat dikosongkan. 22. Pilih gender dari data pasien, male (laki-laki) atau female (perempuan).

23. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. Misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

24. Masukkan berat badan pasien dalam kg. misal berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

25. Pada kolom Fluoro Total (detik), isikan waktu fluoroskopi total.

26. Pada kolom laju frame (fr/s), diisi laju frame saat sine/perekaman radiografi. Jika tidak ada datanya dapat diisi dengan 0 (nol).

27. Pada kolom Jumlah Frame atau Citra, diisikan jumlah frame atau jumlah citra yang diambil selama tindakan fluoroskopi. Jika tidak ada data maka dapat diisi dengan 0 (nol).

28. Pada kolom DAP (Gy.cmยฒ), diisi dengan nilai DAP total selama tindakan fluoroskopi yang dibutuhkan untuk fluoros maupun untuk sine dalam satuan Gy.cmยฒ. Nilai konversi 1 Gy.cmยฒ = 100 ยตGy.mยฒ.

29. Pada kolom Laju Kerma Udara (air kerma rate), diisikan nilai laju kerma udara dalam satuan mGy/hour atau mGy/jam.

30. Pada kolom Kerma Total, diisikan nilai kerma total yang diperoleh selama tindakan, dalam satuan mGy.

(32)

31 31. Jika tindakan fluoroskopi menggunakan kateter, maka kolom kateter masuk

via, diisi dengan informasi sesuai pilihan: a. Radial (R)

b. Femoral (F) c. Other (O)

32. Untuk tindakan fluoroskopi yang tidak menggunakan kateter maka dapat diisi dengan pilihan Other (O).

33. Setelah itu klik โ€œSimpanโ€. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

34. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas โ€œImport Data Surveyโ€. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR. Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

(33)

32 35. Setelah didownload, buka file FORM_DATA_SURVEY_IR.xls

36. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

(34)

33 37. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal, file tersebut berisi jenis pemeriksaan angiogram

normal untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_IR_angiogram_normal_dewasa.xls.

38. Kemudian file tersebut diupload ke aplikasi dengan meng-klik โ€œBrowseโ€.

39. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik Open.

(35)

34 40. Selanjutnya klik โ€œIMPORTโ€. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY,

sebagai berikut:

41. Kemudian klik โ€œSubmit Surveyโ€. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik โ€œLanjutkan Nantiโ€.

42. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

(36)

35 43. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda,

yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

(37)

36

VI.C. SURVEY INPUT DATA DOSIS PADA RADIOGRAFI UMUM

1. Sebelum input data dosis pada radiografi umum, maka perlu dipastikan

apakah modalitas sudah diinput. Klik , kemudian akan keluar kotak dialog disampingnya, sebagaimana gambar berikut.

2. Pilih merk sinar-X, kemudian pilih model sinar-X. Jika tidak ada model yang dicari, maka klik Request, pada link โ€œMerk Sinar-X tidak ada? Klik Requestโ€.

3. Setelah Klik Request, Isikan merk sinar-X dan modelnya, kemudian klik Submit. Admin akan menindaklanjuti dengan mengecek dan menyetujui request tersebut. Setelah disetujui oleh admin, maka ulang kembali langkah nomor 1.

4. Masukkan merk dan model sinar-X pada kolom yang tersedia.

5. Isi tanggal uji kesesuaian dan hasil uji akurasi kV pada kolom yang tersedia, kemudian klik โ€œTabahkanโ€.

(38)

37 6. Setelah di klik โ€œTambahkanโ€ maka akan masuk ke daftar sinar-X pada table di

bawahnya.

7. Klik Detail Info pada kolom Radiation Output.

8. Isikan kolom Filtrasi Total dalam satuan mmAl. Data ini diperoleh dari data teknis hasil uji kesesuaian. Setelah diisi kemudian klik Save.

9. Klik +Add Radiation Output, untuk isi data keluaran radiasi. Data ini diperoleh saat uji akurasi kV pada uji kesesuaian.

(39)

38 10. Setelah di klik +Add Radiation Output, akan keluar kotak dialog:

11. Setelah diisi dengan nilai kV dan kerma (๏ญGy/mAs), maka klik โ€œSaveโ€. Kemudian klik lagi โ€œ+Add Radiation Outputโ€untuk input data selanjutnya. Ulangi langkah ini sampai data selesai.

12. Setelah selesai input data keluaran radiasi, maka klik โ€œCalculate INAKโ€. INAK kepanjangannya adalah Incident Air Kerma, kerma yang diukur di udara tanpa hamburan balik. Muncul grafik dengan dilengkapi persamaan keluaran

(40)

39 radiasi. Inilah identitas sebuah pesawat sinar-X yang unik dan berbeda untuk tiap pesawat.

13. Kemudian klik link โ€œBackโ€ dan klik link โ€œBackโ€ lagi, untuk menuju ke panel dashboard.

14. Setelah ini menuju jendela SURVEY.

15. Klik pada panel SURVEY, pilih tab Radiografi Umum.

16. Setelah itu muncul jendela โ€œDATA SURVEY RADIOGRAFI UMUMโ€

17. Klik tab โ€œSURVEY BARUโ€ sehingga muncul FORM SURVEY RADIOGRAFI UMUM.

(41)

40 18. Pada HEAD INFO, silakan pilih Merk Sinar-X radiografi umum yang dimiliki. 19. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan

dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan โ€œKelompok Umurโ€. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

20. Pilih Jenis Pemeriksaan dari data yang tersedia. Jika belum ada jenis pemeriksaan sesuai data dosis yang dimiliki, maka klik โ€œBelum ada? Klik Requestโ€. Admin akan menambahkan request yang masuk.

21. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

22. Klik โ€˜Simpanโ€.

23. Setelah di klik โ€œSimpanโ€, maka kita akan dibawa ke jendela โ€œDATA SURVEYโ€.

24. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

(42)

41 25. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA.

Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

26. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak, maka dapat dikosongkan.

27. Pilih gender dari data pasien, male (laki-laki) atau female (perempuan).

28. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. Misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

29. Masukkan berat badan pasien dalam kg. Misal, berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

30. Pada kolom Pilih Posisi, klik kemudian pilih posisi pasien saat menjalani pemeriksaan dengan sinar-X, pilihannya: Standing dan Supine.

31. Pada kolom proyeksi, pilih proyeksi saat pasien diekspos dengan sinar-X, seperti PA, AP, LAT, dll.

32. Pada kolom FDD (Focus Detector Distance), isikan jarak pasien dengan titik focus pesawat sinar-X dalam satua cm (centimeter). Istilah detector yang dimaksud disini adalah kulit pasien. Jadi jarak antara focus dengan kulit terluar pasien.

(43)

42 34. Pada kolom mA dan s, dimasukkan nilai mA dan s. Pada kolom mAs

dikosongkan.

35. Apabila pesawat sinar-X tidak memisahkan setting mA dan s, artinya hanya ada setting mAs, maka masukkan nilai mAs setting. Kolom mA dan kolom s dikosongkan.

36. Pada kolom DAP (mGy.cmยฒ), diisi dengan nilai DAP total selama penyinaran berlangsung. Nilai konversi 1 mGy.cmยฒ = 0,001 Gy.cmยฒ = 0,1 ยตGy.mยฒ. Jika pesawat sinar-X tidak dilengkapi dengan indikator dosis DAP maka kolom DAP dikosongkan.

37. Setelah itu klik โ€œSimpanโ€. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

38. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas โ€œImport Data Surveyโ€. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR.

(44)

43 Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

39. Setelah didownload, buka file FORM_DATA_SURVEY_GR.xls

40. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

(45)

44 41. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal, file tersebut berisi jenis pemeriksaan angiogram

normal untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_GR_chest_PA_dewasa.xls.

42. Kemudian file tersebut diupload ke aplikasi dengan meng-klik โ€œBrowseโ€.

43. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik Open.

44. Selanjutnya klik โ€œIMPORTโ€. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY, sebagai berikut:

(46)

45 45. Kemudian klik โ€œSubmit Surveyโ€. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik โ€œLanjutkan Nantiโ€.

46. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

47. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda, yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

(47)

46 c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan

ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

(48)

47

VI.D. SURVEY INPUT DATA AKTIVITAS RADIOFARMAKA PADA KEDOKTERAN NUKLIR DIAGNOSTIK

1. Sebelum input data aktivitas radiofarmaka pada kedokteran nuklir diagnostik, maka perlu dipastikan apakah modalitas sudah diinput. Klik

, kemudian akan keluar kotak dialog disampingnya, sebagaimana gambar berikut.

2. Masukkan modalitas yang digunakan untuk pencitraan di kedokteran nuklir diagnostik. Kemudian klik Tambahkan.

(49)

48 4. Klik pada panel SURVEY, pilih tab Kedokteran Nuklir Diagnostik.

5. Setelah itu muncul jendela โ€œDATA SURVEY RADIOGRAFI UMUMโ€

6. Klik tab โ€œSURVEY BARUโ€ sehingga muncul FORM SURVEY KEDOKTERAN NUKLIR.

7. Pada HEAD INFO, silakan pilih MODALITAS yang dimiliki.

8. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan โ€œKelompok Umurโ€. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

9. Pilih Jenis Prosedur dari data yang tersedia.

10. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

11. Klik โ€˜Simpanโ€.

(50)

49 13. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

14. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA. Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

15. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak, maka dapat dikosongkan.

16. Pilih gender dari data pasien, male (laki-laki) atau female (perempuan).

17. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. Misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

18. Masukkan berat badan pasien dalam kg. Misal, berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

19. Pada kolom Nama Prosedur, diisi prosedur yang dijalani oleh pasien, seperti Bone Scan, renogram, sidik onk paru, dll.

(51)

50 20. Setelah itu klik โ€œSimpanโ€. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

21. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas โ€œImport Data Surveyโ€. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR. Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

(52)

51 22. Setelah didownload, buka file FORM_DATA_SURVEY_NM.xls

23. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

24. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal, file tersebut berisi jenis pemeriksaan angiogram

normal untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_NM_MARET_2018_dewasa.xls.

(53)

52 26. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik

Open.

27. Selanjutnya klik โ€œIMPORTโ€. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY, sebagai berikut:

(54)

53 28. Kemudian klik โ€œSubmit Surveyโ€. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik โ€œLanjutkan Nantiโ€.

29. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

30. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda, yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

(55)

54 d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

VII. Hasil Survei

1. Hasil survei inputan data dosis dan data aktivitas radiofarmaka dapat dilihat dengan mengklik Klik tab modalitas yang ingin dilihat hasilnya pada panel

Survey sebelah kiri layar tampilan. .

2. Pada awal Tahun 2018, baru ada 4 (empat) modalitas yang difasilitasi untuk rekam data dosis maupun aktivitas radiofarmaka, yaitu:

a. CT Scan

b. IR Fluoroskopi c. Radiografi Umum

d. Kedokteran Nuklir Diagnostik

3. Klik modalits yang ingin dilihat hasilnya, setelah itu akan tempil jendela DATA SURVEY sebagaimana gambar berikut:

(56)

55 4. Untuk inputan data yang sudah โ€œFinishedโ€ maka kita dapat melihat hasilnya dengan meng-klik maka akan terlihat tampilan sebagaimana gambar berikut:

5. Untuk melihat diagram Scattergram dapat melakukan klik tombol Lihat Grafik. Pada halaman Scattergram diperoleh informasi mengenai sebaran nilai dosis atau aktivitas radiofarmaka yaitu nilai minimum, kuartil 1, kuartil 2 (median), kuartil 3, dan nilai maksimum.

6. Selanjutnya klik untuk kembali ke menu utama Survey Report. 7. Hasil survei juga dapat di ekspor ke dalam bentuk file excel. File yang di

(57)

56 8. Pilih Save File dan klik OK.

(58)

57 File hasil eksport dapat digunakan sebagai bahan analisis lanjutan dan dapat pula sebagai laporan ke manajemen, sebagai bukti atau rekaman untuk evaluasi dan penilaian implementasi optimisasi proteksi pada pasien.

(59)

58

VIII. Manajemen Dosis Pasien

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki modalitas CT Scan, fluoroskopi, radiografi umum, kedokteran nuklir diagnostik, mamografi dan radiografi gigi dapat membuat suatu program atau prosedur dalam rangka sistem manajemen dosis pasien.

Dengan menggunakan aplikasi Si-INTAN, pengguna dapat membuat program untuk mengetahui sebaran dosis pasien tiap periode. Periode yang dimaksud dapat dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun.

Misal, dibuat program sebaran data dosis pasien CT Scan tiap tahun. Program yang dibuat adalah:

1. Dibuat prosedur sistem manajemen dosis pasien dalam sebuah SOP yang disahkan oleh manajemen rumah sakit. Paling tidak di SOP tersebut memuat program dan tugas tanggung jawab personil.

2. Program dimulai Bulan Januari dan ditutup Bulan Desember 2016. 3. Tiap bulan harus input data ke aplikasi Si-INTAN.

4. Data yang dimasukkan di aplikasi Si-INTAN tergantung banyaknya jenis pemeriksaan. Contoh: untuk CT Scan Head tiap bulan ada lebih dari 250 pasien, CT Scan abdomen 50 pasien. Maka, data yang dimasukkan di aplikasi Si-INTAN tiap bulan untuk CT Head adalah 60 data dan untuk CT abdomen cukup 20 data.

5. Kalau tidak dapat diprediksi dari jumlah pasien, maka dibuat agenda tiap bulan memasukkan data 20 pasien pada jenis pemeriksaan yang sering terjadi.

6. Apabila ada pemeriksaan yang jarang terjadi, dapat dibuat sesuai keberadaannya. Contoh: CT Scan Head untuk anak tiap bulan ada 2 pasien. Maka tiap bulan pula dapat dimasukkan data tersebut ke aplikasi Si-INTAN. Sehingga nanti dalam 1 tahun ada 24 data pasien CT Head untuk anak.

7. Membuat formulir logbook data dosis pasien dengan mempertimbangkan parameter jenis pemeriksaan, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

(60)

59 8. Pada Aplikasi SI-INTAN sudah difasilitasi input data satuan. Jika punya

data 1 dapat diinput, jika punya banyak juga dapat diinput.

9. Strateginya, jika kita input data dalam aplikasi Si-INTAN maka jangan lupa tekan tombol . Jika kita tekan tombol itu artinya data yang telah kita masukkan akan tersimpan dan dapat dilanjutkan menambah data lagi nanti.

10. Namun apabila kita sudah merasa cukup, misal tiap bulan hanya input untuk tiap jenis pemeriksaan sebanyak 20 data, maka jika sudah tercapai 20 data kemudian kita klik , artinya kita sudah selesai input data untuk jenis pemeriksaan tertentu dengan usia pasien tertentu dan jumlah data tertentu pada bulan tertentu.

11. Selanjutnya, jika dalam periode 1 tahun sudah tercapai, maka dapat dilihat hasilnya di menu Survey Report di aplikasi SI-INTAN. Jika tiap bulan kita input data maka tiap bulan kita dapat mengetahui sebaran datanya, dan apabila ingin dikompilasi dalam jangka waktu setahun maka data dapat diekspor kemudian digabung untuk jenis pemeriksaan dan kelompok umur yang sama, dicari sebaran distribusinya dan dapat ditentukan nilai DRL-nya.

12. Nilai DRL yang diperoleh dari hasil pemantauan dosis selama 1 tahun itu kemudian ditetapkan sebagai nilai DRL lokal untuk pemeriksaan dan kelompok usia tertentu.

13. Setelah ditentukan nilai DRL Lokal untuk tiap jenis pemeriksaan maka dibuatkan suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa โ€œRS X pada periode 2016 memiliki DRL Lokal sebagai berikutโ€ฆโ€ kemudian โ€œDRL Lokal ini berlaku selama 1 tahun kedepan mulai Januari โ€“ Desember 2017โ€. Begitu seterusnya sehingga setiap tahun memiliki DRL lokal baru.

14. Selanjutnya, penerapan DRL setelah DRL itu ditetapkan:

a. nilai DRL di tempel di dekat monitor konsol CT Scan. Setiap pemeriksaan pasien menggunakan protokol jenis pemeriksaan yang ada

(61)

60 nilai DRL-nya maka diperhatikan patient dose report-nya. Apabila melebihi nilai DRL, maka lakukanlah pencatatan, identitas pasien, jenis pemeriksaan, dan lainnya. Kemudian jika sudah diketahui alasannya melebihi DRL, dapat dituliskan juga alasannya, misal:

1. ukuran pasien besar

2. membutuhkan kualitas citra yang bagus 3. jumlah fase atau seri penyinaran yang banyak 4. pengulangan karena citra kurang bagus 5. dan lainnya.

b. Pada beberapa CT Scan sudah difasilitasi menu Dose Notification. Nilai DRL yang berupa CTDI atau DLP dimasukkan ke dalam kolom Dose Notification. Setiap akan melakukan penyinaran ataupun setelah melakukan penyinaran nilai CTDI/DLP prediksi atau CTDI/DLP hasil penyinaran akan dibandingkan dengan nilai DRL yang dimasukkan ke Dose Notification. Jika melebihi Dose Notification akan muncul dialog untuk menuliskan alasannya (Diagnostic reason) dalam rangka meminta konfirmasi.

(62)

61 15. Tiap bulan data yang melebihi DRL tersebut dievaluasi, dan dicarikan solusi untuk tidak terulang lagi. Jika tidak dapat direduksi maka harus dipastikan pasien memperoleh manfaat dari banyaknya penyinaran yang dterima.

16. Pastikan, semua yang dilakukan ada catatan dan laporannya ke manajemen.

IX. Hubungi Kami (Contact Us)

Apabila, ada hal yang belum dipahami ataupun ada yang ditanyakan terkait dengan aplikasi I-DRL ini maka dapat menghubungi kami di โ€œContact Usโ€.

(63)

62

Bidang Pengkajian Kesehatan

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR)

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)

Telp 021 6385 8269-70 ext. 5117 Fax 021 6385 8275

HP 0812 9588 2597 (Jam Kantor 08.00 โ€“ 16.00 WIB) Alamat Kantor Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat 10120

Telp. (021) 6385 8269 - 70, Fax. (021) 6385 8275 Email idrl@bapeten.go.id

Tim I-DRL BAPETEN

1. Rini Suryanti, ST, M.Si. 2. Dra. Leily Savitri 3. Wawan Susanto, SST 4. Intanung Syafitri, S.Si

5. Iswandarini, S.Kom.

6. Endang Kunarsih, S.Si., M.Si. 7. Rusmanto, ST

(64)

63

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABANNYA TERKAIT APLIKASI Si-INTAN

1. Apakah pengumpulan data dosis pasien itu merupakan kewajiban rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan?

Ya, sesuai dengan PP No. 33 Tahun 2007 bahwa pemegang izin wajib memenuhi optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi.

2. Apa itu optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi?

Pada PP No. 33 Tahun 2007 dijelaskan bahwa optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah suatu upaya yang harus dilakukan agar besarnya

dosis yang diterima serendah mungkin yang dapat dicapai dengan

mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.

3. Kenapa harus melakukan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi?

Pada PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif menyatakan bahwa setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tenaga nuklir wajib memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir dan memenuhi persyaratan keselamatan radiasi.

Pada UU No. 10 Tahun 1997, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Artinya pesawat sinar-X masuk dalam kategori sumber radiasi pengion. Sehingga dapat dipahami bahwa seluruh rumah sakit atau pun fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki pesawat sinar-X wajib memiliki izin pemanfaatan dari BAPETEN dan memenuhi persyaratan keselamatan radiasi.

Salah satu persyaratan keselamatan radiasi yang harus dipenuhi oleh pihak rumah sakit apabila menggunakan sumber radiasi pengion adalah persyaratan proteksi radiasi.

Berdasarkan PP No. 33 Tahun 2007, pemegang izin dalam memanfaatkan tenaga nuklir wajib memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi :

a. justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir; b. limitasi dosis; dan

(65)

64 Ilustrasi sederhana, jika rumah sakit memiliki izin pemanfaatan sumber radiasi pengion dari BAPETEN maka rumah sakit wajib memenuhi optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi yaitu menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai.

4. apa yang dilakukan oleh rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk memenuhi optimisasi proteksi itu?

Pemilik fasilitas harus menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai dengan tetap memperhatikan faktor sosial ekonomi dan kualitas citra.

5. bagaimana pihak fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai?

Tentu tidak dengan surat keterangan bermaterai.

Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pemilik fasilitas untuk melakukan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah melaksanakan:

a. pertimbangan disain modalitas yang akan digunakan; b. pertimbangan operasi;

c. kalibrasi;

d. dosimetri pasien (perhitungan atau pengukuran dosis pasien); e. tingkat panduan atau diagnostic reference level (DRL);

f. program jaminan mutu untuk paparan medik; dan g. pembatas dosis (dose constraint).

6. Untuk siapa optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi diterapkan?

Optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi diterapkan untuk pekerja dan pasien.

Pada PP No. 33 Tahun 2007, diperoleh informasi bahwa penerapan optimisasi proteksi dilaksanakan melalui:

a. pembatas dosis; dan

b. tingkat panduan untuk paparan medik.

Pembatas dosis digunakan untuk optimisasi dosis yang diterima oleh pekerja dan anggota masyarakat. Sedangkan tingkat panduan paparan medik digunakan untuk optimisasi dosis yang diterima oleh pasien dalam pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional dan kedokteran nuklir.

Pada PP No. 33 Tahun 2007, menyatakan bahwa praktisi medik wajib menggunakan tingkat panduan untuk paparan medik pada saat melaksanakan prosedur radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir untuk mengoptimumkan proteksi terhadap pasien.

(66)

65 Pada jawaban no. 5 huruf a sampai dengan f merupakan langkah optimisasi proteksi untuk pasien.

8. Apa hubungan antara pengumpulan data dosis pasien dengan langkah optimisasi proteksi untuk pasien di atas?

Pengumpulan data dosis pasien dapat digunakan untuk membuat / menyusun atau menetapkan tingkat panduan atau diagnostic reference level (DRL). Tingkat panduan dapat dibuat ditingkat lokal oleh rumah sakit sendiri atau juga dapat ditentukan secara nasional oleh BAPETEN. Tingkat panduan secara periodik harus dievaluasi dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan proteksi dan keselamatan radiasi.

9. Bagaimana cara fasilitas memperoleh nilai dosis radiasi pasien yang menjalani pemeriksaan dengan modalitas radiasi pengion?

Nilai dosis radiasi tiap pasien yang menjalani pemeriksaan dengan modalitas radiasi pengion diperoleh dari pengukuran dosis secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran langsung menggunakan alat ukur dosis yang dapat dibaca secara langsung hasilnya seperti menggunakan sistem TLD yang ditempelkan pada pasien atau fantom, dan detektor solid state atau pun kamar ionisasi dengan fantom. Sedangkan pengukuran tidak langsung menggunakan sistem perhitungan dengan data keluaran radiasi (radiation output) dan parameter yang digunakan untuk penyinaran (kondisi penyinaran atau faktor eksposi).

Selain itu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pada modalitas tertentu yang diperkirakan dapat memberikan dosis radiasi yang tinggi bagi pasien sudah dilengkapi dengan indikator dosis. Indikator dosis pada modalitas CT Scan adalah nilai CTDI dan DLP. Pada sistem radiografi dan fluoroskopi menggunakan nilai Kerma Area Product (KAP) atau Dose Area Product (DAP).

Sehingga dapat dipahami bahwa untuk memperoleh data dosis radiasi harus dilakukan survei dosis radiasi. Survei dosis radiasi pasien dilakukan secara kontinyu dan periodik. Kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun tingkat panduan baru atau dibandingkan ke tingkat panduan yang sudah ada.

10. Selain sebagai upaya optimisasi proteksi bagi pasien, apa outcome yang diperoleh jika rumah sakit melakukan pengumpulan data dosis pasien?

Bagi rumah sakit, pengumpulan data dosis pasien dapat digunakan untuk : a. bahan kajian risiko radiologik;

b. penyusunan tingkat panduan atau DRL secara lokal; c. salah satu indikator jaminan mutu radiologi;

d. audit klinik; dan e. medico legal.

(67)

66

11. Apa maksud dari dibuatnya Sistem Informasi Dosis Pasien Nasional (Si-Intan) oleh BAPETEN?

Berdasarkan amanat UU No. 10 Tahun 1997, badan pengawas (BAPETEN) melakukan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan mengenai pelaksana upaya yang menyakut keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.

Sehingga dapat dipahami bahwa BAPETEN sebagai badan pengawas memiliki tugas melakukan pembinaan dengan untuk mendorong, mempromosikan, memberi asistensi terhadap para pemegang izin dan jajarannya dalam mewujudkan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi. Oleh karena itu, BAPETEN membuat sebuah portal aplikasi pengumpulan data dosis pasien berbasis web yang diberi nama Sistem Informasi Data Dosis Pasien Nasional (Si-Intan). Portal web ini dapat di akses melalui situs http://idrl.bapeten.go.id. Atau ke web www.bapeten.go.id pada menu Bapeten Link, pilih Sistem Informasi Data Dosis Pasien (Si-Intan) pada panel sebelah kiri web.

Portal web tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemegang izin sebagai sarana untuk melakukan pengumpulan data dosis pasien.

12. Karena aplikasi Si-Intan yang membuat adalah BAPETEN, tentu ada yang diharapkan selain memfasilitasi para pemegang izin untuk melakukan upaya optimisasi. Artinya, informasi data dosis yang dikumpulkan oleh rumah sakit masuk ke BAPETEN. Apa tujuannya?

Bagi BAPETEN:

a. Data dosis yang terkumpul digunakan untuk membuat profil atau gambaran dosis radiasi yang diterima oleh pasien untuk tiap modalitas dan jenis penyinaran dalam skala nasional.

Aplikasi Si-Intan Klik disiniโ€ฆ.

(68)

67 b. Apabila diperlukan, untuk berkontribusi data dosis pasien ke UNSCEAR (sebagai negara anggota) sebagai bahan untuk melakukan kajian radiologik.

c. Untuk membuat profil paparan medik (data dosis pasien) di Indonesia dikaitkan dengan prosedur penyinaran, umur, jenis kelamin, perawatan kesehatan. Sebagai informasi mengenai sampai tahap mana capaian outcome BAPETEN sebagai badan pengawas yang harus menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.

d. Mengetahui kecenderungan penggunaan modalitas radiasi pengion; dan e. Mengetahui tren kecenderungan arah perkembangan pengawasan yang

dilakukan oleh BAPETEN dari waktu ke waktu. Sebagai bahan evaluasi dan pengembangan pengawasan.

13. Apakah rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan wajib mengisi dan menggunakan aplikasi Si-Intan?

Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa aplikasi Si-Intan dibuat untuk memfasilitasi upaya pengumpulan data dosis pasien sebagai salah satu langkah optimisasi dosis pasien.

Apabila pihak fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit sudah memiliki tool lain sebagai upaya optimisasi proteksi maka penggunaan aplikasi Si-Intan sudah tidak mandatori lagi.

Ilustrasi sederhananya, kita wajib berada di Jakarta dari semarang. Untuk mencapai Jakarta dibutuhkan sarana untuk berpindah dari semarang ke Jakarta. Sarana itu dapat berupa pesawat terbang, kereta, kapal laut, dan kendaraan darat. Memilih dan menggunakan salah satu sarana menjadi wajib sehingga kita dapat memenuhi kewajiban untuk berada pada suatu tempat.

14. Siapakah yang menggunakan tingkat panduan?

Pada Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2011, yang menggunakan tingkat panduan adalah praktisi medik khususnya dokter. Salah satu tugas dan tanggung jawab

dokter spesialis radiologi atau dokter yang berkompeten adalah menjamin paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra radiografi yang

seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik.

15. Apa itu yang dimaksud dengan tingkat panduan atau diagnostic reference level (DRL)?

Menurut PP No. 33 Tahun 2007, Tingkat Panduan (Guidance Level) adalah nilai panduan yang hendaknya dicapai melalui pelaksanaan kegiatan medik dengan metode yang teruji. Nilai panduan untuk kegiatan radiologi diagnostik dinyatakan dalam nilai dosis atau laju dosis, sedangkan untuk kegiatan kedokteran nuklir dinyatakan dalam aktivitas sumber radioaktif.

(69)

68

16. Bagaimana menggunakan tingkat panduan?

Tingkat panduan diidentifikasi dengan suatu nilai dosis radiasi, sehingga bandingannya juga harus dengan data yang dikuantifikasi sebagai nilai dosis radiasi.

Apabila suatu pemeriksaan CT Scan kepala diperoleh nilai CTDI 54 mGy dan nilai tingkat panduan CT Scan kepala adalah 50 mGy, maka dosis untuk pemeriksaan CT kepala melebihi tingkat panduan atau DRL.

17. Bagaimana jika nilai pemeriksaan CT Scan yang diperoleh melebihi nilai tingkat panduan atau DRL?

Praktisi medik harus melakukan reviu dan melihat rekaman atau catatan yang ada. Hal tersebut untuk mencari alasan kenapa dosisnya melebihi DRL, apakah: a. Karena ukuran pasien yang besar;

b. Dibutuhkan kualitas citra yang bagus;

c. Fase yang dibutuhkan ada banyak (lebih dari 3 fase); d. Pemilihan protokol yang tidak tepat;

e. Peralatan belum terkalibrasi; f. Prosedur penyinaran tidak tepat;

g. Sumber daya manusia kurang kompeten; h. Terjadi pengulangan penyinaran;

i. Dan lainnya.

18. Setelah reviu dan diidentifikasi penyebabnya, apa yang harus dilakukan oleh praktisi medik?

Setelah direviu dan dapat diidentifikasi penyebabnya, tentunya harus dilakukan langkah koreksi untuk mencegah hal itu terualng kembali pada pemeriksaan selanjutnya. Misal diperoleh informasi bahwa terjadi pengulangan penyinaran karena efek pergerakan pasien. Maka harus dilakukan pemilihan teknik penyinaran lain sebagai alternatif untuk meminimalkan pergerakan.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, setiap produk yang dihasilkan baik dalam bentuk usaha rumahan (home industry) jika ingin dipasarkan secara luas maka produk

Pilihan, anda perlu membeli Bulk SMS untuk mendapatkan perkhidmatan ini Klik sini Pelanggan akan terima SMS pesanan dan penghantaran Akaun Bulk SMS Klik &#34;Submit&#34; to

Perkembangan sistem pembayaran secara umum masih tetap dapat memenuhi kebutuhan kegiatan ekonomi di Jawa Tengah meskipun mengalami penurunan bila dibandingkan

Berdasarkan uraian sebelumnya pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah membuat model simulasi dinamik yang memberikan gambaran mengenai proses distribusi

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen Perseroan yang akan mengaudit

Kawasan Industri Gresik Ngoro Industrial Park Surabaya Industrial Estate Rungkut Java Integrated Industrial and Port Estate. Maspion Industrial Estate Pergudangan dan Industri Safe

$urban * ekor kerbau diberikan kepada pe/urban A orang masing-masing mendapatkan ( kg daging murni&#34; dosen dan sta๎€๎€ kampus ber#umlah *๎€ƒ) orang masing-masing mendapatkan

memperoleh gambaran berada dalam kriteria mana hasil validasi yang dilakukan oleh ahli bidang studi, maka data angka berupa skor yang diberikan ahli selanjutnya