• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. SURVEY INPUT DATA DOSIS PADA RADIOGRAFI UMUM. 36

1. Sebelum input data dosis pada radiografi umum, maka perlu dipastikan

apakah modalitas sudah diinput. Klik , kemudian akan keluar kotak dialog disampingnya, sebagaimana gambar berikut.

2. Pilih merk sinar-X, kemudian pilih model sinar-X. Jika tidak ada model yang dicari, maka klik Request, pada link “Merk Sinar-X tidak ada? Klik Request”.

3. Setelah Klik Request, Isikan merk sinar-X dan modelnya, kemudian klik Submit. Admin akan menindaklanjuti dengan mengecek dan menyetujui request tersebut. Setelah disetujui oleh admin, maka ulang kembali langkah nomor 1.

4. Masukkan merk dan model sinar-X pada kolom yang tersedia.

5. Isi tanggal uji kesesuaian dan hasil uji akurasi kV pada kolom yang tersedia, kemudian klik “Tabahkan”.

37 6. Setelah di klik “Tambahkan” maka akan masuk ke daftar sinar-X pada table di

bawahnya.

7. Klik Detail Info pada kolom Radiation Output.

8. Isikan kolom Filtrasi Total dalam satuan mmAl. Data ini diperoleh dari data teknis hasil uji kesesuaian. Setelah diisi kemudian klik Save.

9. Klik +Add Radiation Output, untuk isi data keluaran radiasi. Data ini diperoleh saat uji akurasi kV pada uji kesesuaian.

38 10. Setelah di klik +Add Radiation Output, akan keluar kotak dialog:

11. Setelah diisi dengan nilai kV dan kerma (Gy/mAs), maka klik “Save”. Kemudian klik lagi “+Add Radiation Output”untuk input data selanjutnya. Ulangi langkah ini sampai data selesai.

12. Setelah selesai input data keluaran radiasi, maka klik “Calculate INAK”. INAK kepanjangannya adalah Incident Air Kerma, kerma yang diukur di udara tanpa hamburan balik. Muncul grafik dengan dilengkapi persamaan keluaran

39 radiasi. Inilah identitas sebuah pesawat sinar-X yang unik dan berbeda untuk tiap pesawat.

13. Kemudian klik link “Back” dan klik link “Back” lagi, untuk menuju ke panel dashboard.

14. Setelah ini menuju jendela SURVEY.

15. Klik pada panel SURVEY, pilih tab Radiografi Umum.

16. Setelah itu muncul jendela “DATA SURVEY RADIOGRAFI UMUM”

17. Klik tab “SURVEY BARU” sehingga muncul FORM SURVEY RADIOGRAFI UMUM.

40 18. Pada HEAD INFO, silakan pilih Merk Sinar-X radiografi umum yang dimiliki. 19. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan

dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan “Kelompok Umur”. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

20. Pilih Jenis Pemeriksaan dari data yang tersedia. Jika belum ada jenis pemeriksaan sesuai data dosis yang dimiliki, maka klik “Belum ada? Klik Request”. Admin akan menambahkan request yang masuk.

21. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

22. Klik ‘Simpan”.

23. Setelah di klik “Simpan”, maka kita akan dibawa ke jendela “DATA SURVEY”.

24. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

41 25. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA.

Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

26. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak, maka dapat dikosongkan.

27. Pilih gender dari data pasien, male (laki-laki) atau female (perempuan).

28. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. Misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

29. Masukkan berat badan pasien dalam kg. Misal, berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

30. Pada kolom Pilih Posisi, klik kemudian pilih posisi pasien saat menjalani pemeriksaan dengan sinar-X, pilihannya: Standing dan Supine.

31. Pada kolom proyeksi, pilih proyeksi saat pasien diekspos dengan sinar-X, seperti PA, AP, LAT, dll.

32. Pada kolom FDD (Focus Detector Distance), isikan jarak pasien dengan titik focus pesawat sinar-X dalam satua cm (centimeter). Istilah detector yang dimaksud disini adalah kulit pasien. Jadi jarak antara focus dengan kulit terluar pasien.

42 34. Pada kolom mA dan s, dimasukkan nilai mA dan s. Pada kolom mAs

dikosongkan.

35. Apabila pesawat sinar-X tidak memisahkan setting mA dan s, artinya hanya ada setting mAs, maka masukkan nilai mAs setting. Kolom mA dan kolom s dikosongkan.

36. Pada kolom DAP (mGy.cm²), diisi dengan nilai DAP total selama penyinaran berlangsung. Nilai konversi 1 mGy.cm² = 0,001 Gy.cm² = 0,1 µGy.m². Jika pesawat sinar-X tidak dilengkapi dengan indikator dosis DAP maka kolom DAP dikosongkan.

37. Setelah itu klik “Simpan”. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

38. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas “Import Data Survey”. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR.

43 Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

39. Setelah didownload, buka file FORM_DATA_SURVEY_GR.xls

40. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

44 41. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal, file tersebut berisi jenis pemeriksaan angiogram

normal untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_GR_chest_PA_dewasa.xls.

42. Kemudian file tersebut diupload ke aplikasi dengan meng-klik “Browse”.

43. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik Open.

44. Selanjutnya klik “IMPORT”. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY, sebagai berikut:

45 45. Kemudian klik “Submit Survey”. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik “Lanjutkan Nanti”.

46. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

47. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda, yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

46 c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan

ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

47

VI.D. SURVEY INPUT DATA AKTIVITAS RADIOFARMAKA PADA KEDOKTERAN NUKLIR DIAGNOSTIK

1. Sebelum input data aktivitas radiofarmaka pada kedokteran nuklir diagnostik, maka perlu dipastikan apakah modalitas sudah diinput. Klik

, kemudian akan keluar kotak dialog disampingnya, sebagaimana gambar berikut.

2. Masukkan modalitas yang digunakan untuk pencitraan di kedokteran nuklir diagnostik. Kemudian klik Tambahkan.

48 4. Klik pada panel SURVEY, pilih tab Kedokteran Nuklir Diagnostik.

5. Setelah itu muncul jendela “DATA SURVEY RADIOGRAFI UMUM”

6. Klik tab “SURVEY BARU” sehingga muncul FORM SURVEY KEDOKTERAN NUKLIR.

7. Pada HEAD INFO, silakan pilih MODALITAS yang dimiliki.

8. Kemudian, Pilih kelompok umur (Age Group) dari data yang akan dimasukkan dengan mengklik kotak pilihan “Kelompok Umur”. Misal, akan memasukkan data untuk anak-anak maka pilih Children (5-14 years).

9. Pilih Jenis Prosedur dari data yang tersedia.

10. Pilih Periode Data. Misal data bulan Februari 2018. Jika memiliki data bulan Januari 2018 maka periode dipilih Januari 2018, meskipun diinput pada bulan Maret 2018.

11. Klik ‘Simpan”.

49 13. Cara input data dosis ada 2 (dua) yaitu lewat import data atau input data satu per satu. Import data dapat dilakukan jika sudah memiliki data yang banyak dan akan diinput bersamaan.

14. Pertama, dimulai dari input data yang satu per satu, klik +TAMBAH DATA. Akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

15. Kolom kode pasien dan nama pasien dapat diisi jika ingin digunakan untuk rekam data dosis untuk tiap pasien. Jika tidak, maka dapat dikosongkan.

16. Pilih gender dari data pasien, male (laki-laki) atau female (perempuan).

17. Masukkan umur pasien, jika di setting awal untuk pasien dewasa (adult) maka data pasien yang dimasukkan diatas 15 tahun. Misal, umur pasien 21 tahun maka cukup diisi dengan 21.

18. Masukkan berat badan pasien dalam kg. Misal, berat badan 65 kg maka dimasukkan nilai 65. Jika belum ada informasi berat badan maka diisi dengan 0 (nol).

19. Pada kolom Nama Prosedur, diisi prosedur yang dijalani oleh pasien, seperti Bone Scan, renogram, sidik onk paru, dll.

50 20. Setelah itu klik “Simpan”. Tampilan data dosis yang kita input seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya kita dapat input data lagi dengan klik +TAMBAH DATA.

21. Kedua, input data dosis secara bersamaan dengan menggunakan fasilitas “Import Data Survey”. Klik kotak di samping import data survey, kemudian akan muncul informasi untuk DOWNLOAD FORMULIR. Silakan di download formulir isian data untuk pemeriksaan CT Scan dalam bentuk file excel.

51 22. Setelah didownload, buka file FORM_DATA_SURVEY_NM.xls

23. Formulir tersebut diisi sesuai yang di contohkan sebelumnya. Data dosis dapat diisi sesuai dengan banyaknya data. Minimal data adalah 20 buah. Jika memiliki data lebih dari 20 buah sesuai dengan banyaknya beban kerja per bulan maka boleh diinputkan.

24. Setelah diisi kemudian disimpan file tersebut dalam nama file yang dapat diidentifikasi isi filenya. Misal, file tersebut berisi jenis pemeriksaan angiogram

normal untuk dewasa. File dapat ditulis

FORM_DATA_SURVEY_NM_MARET_2018_dewasa.xls.

52 26. Cari file yang akan di upload, setelah ketemu dan ditandai, kemudian klik

Open.

27. Selanjutnya klik “IMPORT”. Sehingga akan muncul di kotak DATA SURVEY, sebagai berikut:

53 28. Kemudian klik “Submit Survey”. Namun, apabila data dipandang belum cukup dan akan dilanjut untuk diinput data pada kesempatan lain maka dapat mengklik “Lanjutkan Nanti”.

29. Setelah submit survey maupun lanjutkan nanti maka kita akan di bawa ke kotak dialog:

30. Dari gambar di atas dapat diketahui ada beberapa STATUS data yang berbeda, yaitu:

a. New: data inputan baru yang hanya mengisi head info dan setting, belum input data dosis.

b. In Progress: sudah input data dosis tetapi masih kurang dari persyaratan minimal.

c. Completed: sudah input data dan memenuhi syarat minimal tetapi akan ditambah lagi datanya sesuai beban kerja di fasilitasnya.

54 d. Finished: sudah input data dan memadai serta sudah di klik submit survey. Pada tahap status ini akan muncul Report. Report tersebut dapat di export atau di download untuk disimpan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

VII. Hasil Survei

1. Hasil survei inputan data dosis dan data aktivitas radiofarmaka dapat dilihat dengan mengklik Klik tab modalitas yang ingin dilihat hasilnya pada panel

Survey sebelah kiri layar tampilan. .

2. Pada awal Tahun 2018, baru ada 4 (empat) modalitas yang difasilitasi untuk rekam data dosis maupun aktivitas radiofarmaka, yaitu:

a. CT Scan

b. IR Fluoroskopi c. Radiografi Umum

d. Kedokteran Nuklir Diagnostik

3. Klik modalits yang ingin dilihat hasilnya, setelah itu akan tempil jendela DATA SURVEY sebagaimana gambar berikut:

55 4. Untuk inputan data yang sudah “Finished” maka kita dapat melihat hasilnya dengan meng-klik maka akan terlihat tampilan sebagaimana gambar berikut:

5. Untuk melihat diagram Scattergram dapat melakukan klik tombol Lihat Grafik. Pada halaman Scattergram diperoleh informasi mengenai sebaran nilai dosis atau aktivitas radiofarmaka yaitu nilai minimum, kuartil 1, kuartil 2 (median), kuartil 3, dan nilai maksimum.

6. Selanjutnya klik untuk kembali ke menu utama Survey Report. 7. Hasil survei juga dapat di ekspor ke dalam bentuk file excel. File yang di

56 8. Pilih Save File dan klik OK.

57 File hasil eksport dapat digunakan sebagai bahan analisis lanjutan dan dapat pula sebagai laporan ke manajemen, sebagai bukti atau rekaman untuk evaluasi dan penilaian implementasi optimisasi proteksi pada pasien.

58

VIII. Manajemen Dosis Pasien

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki modalitas CT Scan, fluoroskopi, radiografi umum, kedokteran nuklir diagnostik, mamografi dan radiografi gigi dapat membuat suatu program atau prosedur dalam rangka sistem manajemen dosis pasien.

Dengan menggunakan aplikasi Si-INTAN, pengguna dapat membuat program untuk mengetahui sebaran dosis pasien tiap periode. Periode yang dimaksud dapat dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun.

Misal, dibuat program sebaran data dosis pasien CT Scan tiap tahun. Program yang dibuat adalah:

1. Dibuat prosedur sistem manajemen dosis pasien dalam sebuah SOP yang disahkan oleh manajemen rumah sakit. Paling tidak di SOP tersebut memuat program dan tugas tanggung jawab personil.

2. Program dimulai Bulan Januari dan ditutup Bulan Desember 2016. 3. Tiap bulan harus input data ke aplikasi Si-INTAN.

4. Data yang dimasukkan di aplikasi Si-INTAN tergantung banyaknya jenis pemeriksaan. Contoh: untuk CT Scan Head tiap bulan ada lebih dari 250 pasien, CT Scan abdomen 50 pasien. Maka, data yang dimasukkan di aplikasi Si-INTAN tiap bulan untuk CT Head adalah 60 data dan untuk CT abdomen cukup 20 data.

5. Kalau tidak dapat diprediksi dari jumlah pasien, maka dibuat agenda tiap bulan memasukkan data 20 pasien pada jenis pemeriksaan yang sering terjadi.

6. Apabila ada pemeriksaan yang jarang terjadi, dapat dibuat sesuai keberadaannya. Contoh: CT Scan Head untuk anak tiap bulan ada 2 pasien. Maka tiap bulan pula dapat dimasukkan data tersebut ke aplikasi Si-INTAN. Sehingga nanti dalam 1 tahun ada 24 data pasien CT Head untuk anak.

7. Membuat formulir logbook data dosis pasien dengan mempertimbangkan parameter jenis pemeriksaan, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

59 8. Pada Aplikasi SI-INTAN sudah difasilitasi input data satuan. Jika punya

data 1 dapat diinput, jika punya banyak juga dapat diinput.

9. Strateginya, jika kita input data dalam aplikasi Si-INTAN maka jangan lupa tekan tombol . Jika kita tekan tombol itu artinya data yang telah kita masukkan akan tersimpan dan dapat dilanjutkan menambah data lagi nanti.

10. Namun apabila kita sudah merasa cukup, misal tiap bulan hanya input untuk tiap jenis pemeriksaan sebanyak 20 data, maka jika sudah tercapai 20 data kemudian kita klik , artinya kita sudah selesai input data untuk jenis pemeriksaan tertentu dengan usia pasien tertentu dan jumlah data tertentu pada bulan tertentu.

11. Selanjutnya, jika dalam periode 1 tahun sudah tercapai, maka dapat dilihat hasilnya di menu Survey Report di aplikasi SI-INTAN. Jika tiap bulan kita input data maka tiap bulan kita dapat mengetahui sebaran datanya, dan apabila ingin dikompilasi dalam jangka waktu setahun maka data dapat diekspor kemudian digabung untuk jenis pemeriksaan dan kelompok umur yang sama, dicari sebaran distribusinya dan dapat ditentukan nilai DRL-nya.

12. Nilai DRL yang diperoleh dari hasil pemantauan dosis selama 1 tahun itu kemudian ditetapkan sebagai nilai DRL lokal untuk pemeriksaan dan kelompok usia tertentu.

13. Setelah ditentukan nilai DRL Lokal untuk tiap jenis pemeriksaan maka dibuatkan suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa “RS X pada periode 2016 memiliki DRL Lokal sebagai berikut…” kemudian “DRL Lokal ini berlaku selama 1 tahun kedepan mulai Januari – Desember 2017”. Begitu seterusnya sehingga setiap tahun memiliki DRL lokal baru.

14. Selanjutnya, penerapan DRL setelah DRL itu ditetapkan:

a. nilai DRL di tempel di dekat monitor konsol CT Scan. Setiap pemeriksaan pasien menggunakan protokol jenis pemeriksaan yang ada

60 nilai DRL-nya maka diperhatikan patient dose report-nya. Apabila melebihi nilai DRL, maka lakukanlah pencatatan, identitas pasien, jenis pemeriksaan, dan lainnya. Kemudian jika sudah diketahui alasannya melebihi DRL, dapat dituliskan juga alasannya, misal:

1. ukuran pasien besar

2. membutuhkan kualitas citra yang bagus 3. jumlah fase atau seri penyinaran yang banyak 4. pengulangan karena citra kurang bagus 5. dan lainnya.

b. Pada beberapa CT Scan sudah difasilitasi menu Dose Notification. Nilai DRL yang berupa CTDI atau DLP dimasukkan ke dalam kolom Dose Notification. Setiap akan melakukan penyinaran ataupun setelah melakukan penyinaran nilai CTDI/DLP prediksi atau CTDI/DLP hasil penyinaran akan dibandingkan dengan nilai DRL yang dimasukkan ke Dose Notification. Jika melebihi Dose Notification akan muncul dialog untuk menuliskan alasannya (Diagnostic reason) dalam rangka meminta konfirmasi.

61 15. Tiap bulan data yang melebihi DRL tersebut dievaluasi, dan dicarikan solusi untuk tidak terulang lagi. Jika tidak dapat direduksi maka harus dipastikan pasien memperoleh manfaat dari banyaknya penyinaran yang dterima.

16. Pastikan, semua yang dilakukan ada catatan dan laporannya ke manajemen.

IX. Hubungi Kami (Contact Us)

Apabila, ada hal yang belum dipahami ataupun ada yang ditanyakan terkait dengan aplikasi I-DRL ini maka dapat menghubungi kami di “Contact Us”.

62

Bidang Pengkajian Kesehatan

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR)

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)

Telp 021 6385 8269-70 ext. 5117 Fax 021 6385 8275

HP 0812 9588 2597 (Jam Kantor 08.00 – 16.00 WIB) Alamat Kantor Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat 10120

Telp. (021) 6385 8269 - 70, Fax. (021) 6385 8275 Email idrl@bapeten.go.id

Tim I-DRL BAPETEN

1. Rini Suryanti, ST, M.Si. 2. Dra. Leily Savitri 3. Wawan Susanto, SST 4. Intanung Syafitri, S.Si

5. Iswandarini, S.Kom.

6. Endang Kunarsih, S.Si., M.Si. 7. Rusmanto, ST

63

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABANNYA TERKAIT APLIKASI Si-INTAN

1. Apakah pengumpulan data dosis pasien itu merupakan kewajiban rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan?

Ya, sesuai dengan PP No. 33 Tahun 2007 bahwa pemegang izin wajib memenuhi optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi.

2. Apa itu optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi?

Pada PP No. 33 Tahun 2007 dijelaskan bahwa optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah suatu upaya yang harus dilakukan agar besarnya

dosis yang diterima serendah mungkin yang dapat dicapai dengan

mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.

3. Kenapa harus melakukan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi?

Pada PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif menyatakan bahwa setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tenaga nuklir wajib memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir dan memenuhi persyaratan keselamatan radiasi.

Pada UU No. 10 Tahun 1997, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Artinya pesawat sinar-X masuk dalam kategori sumber radiasi pengion. Sehingga dapat dipahami bahwa seluruh rumah sakit atau pun fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki pesawat sinar-X wajib memiliki izin pemanfaatan dari BAPETEN dan memenuhi persyaratan keselamatan radiasi.

Salah satu persyaratan keselamatan radiasi yang harus dipenuhi oleh pihak rumah sakit apabila menggunakan sumber radiasi pengion adalah persyaratan proteksi radiasi.

Berdasarkan PP No. 33 Tahun 2007, pemegang izin dalam memanfaatkan tenaga nuklir wajib memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi :

a. justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir; b. limitasi dosis; dan

64 Ilustrasi sederhana, jika rumah sakit memiliki izin pemanfaatan sumber radiasi pengion dari BAPETEN maka rumah sakit wajib memenuhi optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi yaitu menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai.

4. apa yang dilakukan oleh rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk memenuhi optimisasi proteksi itu?

Pemilik fasilitas harus menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai dengan tetap memperhatikan faktor sosial ekonomi dan kualitas citra.

5. bagaimana pihak fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit menjamin dosis yang diterima oleh pekerja dan pasien serendah mungkin yang dapat dicapai?

Tentu tidak dengan surat keterangan bermaterai.

Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pemilik fasilitas untuk melakukan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah melaksanakan:

a. pertimbangan disain modalitas yang akan digunakan; b. pertimbangan operasi;

c. kalibrasi;

d. dosimetri pasien (perhitungan atau pengukuran dosis pasien); e. tingkat panduan atau diagnostic reference level (DRL);

f. program jaminan mutu untuk paparan medik; dan g. pembatas dosis (dose constraint).

6. Untuk siapa optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi diterapkan?

Optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi diterapkan untuk pekerja dan pasien.

Pada PP No. 33 Tahun 2007, diperoleh informasi bahwa penerapan optimisasi proteksi dilaksanakan melalui:

a. pembatas dosis; dan

b. tingkat panduan untuk paparan medik.

Pembatas dosis digunakan untuk optimisasi dosis yang diterima oleh pekerja dan anggota masyarakat. Sedangkan tingkat panduan paparan medik digunakan untuk optimisasi dosis yang diterima oleh pasien dalam pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional dan kedokteran nuklir.

Pada PP No. 33 Tahun 2007, menyatakan bahwa praktisi medik wajib menggunakan tingkat panduan untuk paparan medik pada saat melaksanakan prosedur radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir untuk mengoptimumkan proteksi terhadap pasien.

Dokumen terkait