MANDIRI TAMAN GALAXY
4.1 KONFIGURASI JARINGAN BANK MANDIRI TAMAN GALAXY – PT.INDOSAT PUSAT
Adapun konfigurasi jaringan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
IDU Radio Radio PTP COMBA Router Cust. TRIB 1-23 PORT 46 KPPTI Lt 1 Eth 1 x E1 1 x E1 PCM 1 OMS1260.2 BTS Taman Galaxy PCM 3 1 x E1 IDU Radio PCM 1 IDU Radio Cloud MPLS Bank Mandiri PCM 9 1 x E1 PCM 3 IDU Radio BTS Galaxy Indah FO PCM 31 1 x E1 PCM 9 IDU Radio BTS Jatibening Estate IDU Radio TRIB 1-22 PORT 28 1 x E1 PCM 31 IDU Radio OMS1260 IDU Radio BTS Jatibening 114.2.4.218/30 kpi-lt1-acs6_omni-6224-metro Port e22 114.2.4.217/30 KPICORE VPRN 248 Conv E1-Eth G-First (Mark IV)
Conv Eth-E1 G-First (Mark IV) RADIO PTP MARK IV + RADIO SELULER +
INDOSAT FO
4.2 KONFIGURASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY
Konfigurasi radio comba pada Bank Mandiri KCP Taman Galaxy adalah sebagai berikut : KCP Taman Galaxy IDU Radio Router Cust. Eth 1 x E1 PCM 1 114.2.4.218/30 Conv E1-Eth G-First (Mark IV) HUB
Server
PC CLIENT
Gambar : 4.2 Konfigurasi jaringan di Bank Mandiri Taman Galaxy
4.3 MEKANISME PENGECEKAN
Mekanisme pengecekan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melalui telepon dan melakukan pengecekan ke lapangan. Pengecekan awal dilakukan dengan cara menghubungi pelanggan untuk mengetahui status atau indikasi perangkat radio yang terdapat di pelanggan, dengan petunjuk indikasi alarm yang terdapat pada perangkat radio kita dapat menganalisa kemungkinan problemnya. Jika pada IDU tidak terdapat alarm dan hanya ada indikator RUN maka sudah dapat dipastikan perangkat radio dalam kondisi normal.
Berikut ini diagram mekanisme pengecekannya :
Gambar 4.3 : Flowchart pengecekan problem Adapun mekanisme pengecekan dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui indikasi status perangkat radio maupun konverter
2. Jika ada alarm ( IDU, ODU, RDI ) langkah selanjutnya melakukan restart perangkat dan cek koneksi kabel
3. Jika sudah dilakukan restart dan alarm hilang, maka dianggap link radio sudah normal namun jika masih terdapat alarm maka perlu pengecekan lebih lanjut.
4. Pengecekan harus dilakukan dilapangan baik pada sisi pelanggan maupun di BTS Lastmile
5. Pengecekan di pelanggan (pengecekan kembali koneksi kabel, pengecekan parameter dan sistem) jika belum terdeteksi problem perlu pengecekan di BTS
6. Pengecekan di BTS (pengecekan koneksi kabel IF maupun E1 traffic, pengecekan parameter dan sistem) jika belum terdeteksi problem maka perlu sinkronisasi data parameter & sistem dari BTS maupun dari pelanggan
7. Indikasi problem terdeteksi, jika problem pada sistem maka perlu di re-configure jika problem pada koneksi kabel maupun perangkat problem maka perlu dilakukan pecekan lebih lanjut, perbaikan atau penggantian
8. Perbaikan sudah selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan melakukan pengetesan koneksi jaringan dengan Ping test maupun dengan alat ukur 9. Melakukan simulasi jaringan, jika simulasi sudah dapat dilakukan dan hasil
pengetesan sudah baik maka dinyatakan link radio sudah normal
10. Jika link radio sudah normal namun layanan masih belum bisa dipakai maka langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan dengan pihak provider karena pada batasan ini dianggap sudah selesai sesuai prosedur mapun responsible. Untuk segment lainya merupakan wilayah milik provider dimana hanya provider yang memiliki akses untuk melakukan pengecekan maupun pengetesan jaringan mereka. Maka dalam proses ini dianggap problem radio sudah selesai dan problem selanjutnya bukan pada radio.
4.4 PERSIAPAN PENGECEKAN KELOKASI BANK MANDIRI DAN BTS TAMAN GALAXY
Adapaun persiapan yang diperlukan dalam pengecekan ini adalah peralatan kerja dan spare backup perangkat.
4.4.1 Peralatan - Toolkit - Safety Belt - Tambang - Katrol - Laptop - BER test - kabel console/CIT - kabel LAN - LED 4.4.2 Perangkat Backup
- IDU type FOU AC - IDU type FOU DC - ODU 15GHz Prime - ODU 15GHz Non-Primer - Kabel power
4.4.3 Perijinan ke lokasi Site
- Surat Perintah Kerja untuk ke BTS dan Pelanggan - Kunci Cyber BTS
4.5 PENGECEKAN DILOKASI BTS & PELANGGAN
Pengecekan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah disebutkan diatas, dalam kasus ini telah didapati kondisi radio normal status tidak ada alarm (indikasi RUN saja). Namun link belum dapat terhubung ke pusat dan indikasi dikonverter alarm AIS disisi pelanggan maupun dipusat server Indosat. Hal ini ada kemungkinan adanya masalah pada koneksi E1nya.
Gambar 4.4 : kondisi IDU Radio normal clear alarm
Pada gambar diatas terlihat bahwa kondisi IDU pada BTS terindikasi normal ditunjukkan dengan indikator RUN berwarna hijau tanpa ada indikator lainnya hal ini menunjukkan indikasi bahwa link radio normal.
Namun dari hasil pengecekan disisi Indosat letak konverter far end terdapat alarm AIS.
Gambar 4.5 : Pada koverter far end di Indosat terdapat alarm AIS Pada alarm AIS ini menunjukan adanya indikasi koneksi E1 yang terputus, untuk mengetahuinya harus dilakukan pengecekan tiap segmentnya.
4.5.1 Ping Test
Ping (Packet Internet Gopher) adalah sebuah program utilitas yang dapat
digunakan untuk memeriksa Induktivitas jaringan berbasis teknologi
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan
menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Dalam hal ini kita coba melakukan test ping untuk mengetahui koneksi data terhubung atau tidak, caranya adalah menge-ping ip address pusat yaitu 114.2.4.217 sedang ip di Mandiri 114.2.4.218.
Gambar 4.6 : Hasil ping test ke ip pusat
Dari hasil ping test diatas secara sistem jaringan bahwa link ini tidak terhubung dengan jaringan dipusat. Setelah dicek secara fisik koneksi kabel dirasa sudah benar dan terhubung, restart perangkat namun masih belum up linknya maka kita perlu mengecek ke dalam sistem konfigurasi radionya.
4.5.2 Konfigurasi Radio BTS Taman Galaxy
Sebelum masuk ke dalam sistem maka kita perlu mempersiapkan tools (laptop & kabel console/CIT) dan mengkoneksikan radio menggunakan kabel CIT yaitu serial-to-USB dengan menginstal driver kabel CIT terlebih dahulu.
Login ke sistem radio maka perlu mensetting koneksi laptop ke IDU, langkahnya adalah :
1. Mengkoneksikan Laptop ke IDU dengan kabel CIT
2. Membuka program ‘Hyper Terminal’ pada menu komputer, caranya mengklik all program > accessories > communications > hyper terminal
Gambar 4.7 : Program Hyper Terminal Wind’ XP
note : untuk Windows XP program hyper terminal sudah ada didalam sistem windowsnya, untuk Windows Seven memerlukan aplikasi atau program external yang harus diinstal sendiri.
3. Mensetting koneksi CITnya terlebih dahulu
Gambar diatas menunjukan tampilan window untuk membuat settingan koneksi CIT perangkat radio ke laptop.
4. Membuat koneksinya, mengetikan nama profil koneksi yang ingin dibuat
.
Gambar 4.9 : Membuat profil koneksi & Memilih koneksi port Memilih port koneksi COM3 dimana kabel CIT terdeteksi port USBnya.
Setelah mengklik OK maka akan muncul window seperti dibawah ini, Mensetting bits per second di 19200 dan Flow control pilih none kemudian mengklik OK.
Gambar diatas adalah tampilan settingan bit dan flow control untuk koneksi Hyper Terminalnya.
5. Langkah terakhir pada hyper terminal adalah mensetting properties pada ‘emulation kita memilih VT100 kemudian mengklik OK maka akan muncul tampilan Login
Gambar 4.11 : Koneksi propertise
Gambar diatas menunjukan koneksi properties yang berisikan untuk memilih emulasi kecepatan koneksinya, maka memilih VT100 yang sesuai dengan koneksi CIT radio comba ini.
Gambar 4.12 : Tampilan program CIT hyperterminal 6. Memasukkan password standart ‘admin’ lalu tekan enter
Gambar 4.13 : Login ke sistem CIT maka akan muncul menu window sistem berikut
Gambar 4.14 : Tampilan sistem CIT
Menu lokal disini berarti akses radio yang sedang diakses, lokal disini adalah radio disisi BTS Taman Galaxy sedang Remote adalah radio disisi lawan atau Bank Mandiri Taman Galaxy.
7. Kita memulai untuk pengecekan parameter radio lokal yaitu radio BTS Taman Galaxy. Ada point parameter utama syarat mutlak terkoneksinya antar radio dapat berkomunikasi satu sama lain yaitu :
a. Settingan Network, ip harus pada kelas yang sama misalkan lokal 192.168.186.1 maka remote 192.168.168.2
b. Settingan Frekuensi, harus sesuai dengan frekuensi yang telah ditentukan lokal maupun remote
c. Settingan Capacity, kapasitas link yang dipakai haruslah sama misal 2 E1 maka channel settingnya 4Mbps (1 E1 = 1Mbps)
d. Settingan Link ID, harus sama jika berbeda tidak bisa sinkron
8. Kita mengecek lokal alarmnya untuk melihat indikasi alarm apa yang terdapat diradio lokal
Gambar 4.15 : Melihat tampilan alarm lokal
Jika ada alarm maka akan muncul pada sistem yang mengalami problem, pada kasus ini tidak alarm maka akan muncul tampilan
Gambar 4.16 : Tampilan tidak ada alarm muncul
9. Untuk memastikannya kita perlu masuk kedalam submenu lebih detail lagi dari menu alarm untuk mencari problemnya
Gambar 4.17 : menu alarm detail
Untuk status alarm Link, E1 Trib, IF, ODU seharusnya dalam kondisi normal jika memang pada tampilan Current Alarm tidak muncul alarm. Hasil pengecekannya dari menu alarm tersebut kondisinya normal semua, maka langkah selanjutnya adalah kita mengambil data konfigurasi saat ini sebelum dilakukan troubleshooting yang mungkin perlu adanya perubahan settingan atau parameter sebagai acuan dasar jika nanti operasi settingan setelah dirubah gagal atau belum sukses.
10. Mengambil data konfigurasi sebelum adanya perubahan settingan, data yang perlu diambil adalah
a. IP lokal radio
Gambar 4.18 : IP radio lokal
Gambar diatas adalah tampilan menu pada hyper terminal untuk melihat IP radio lokal di BTS Taman Galaxy.
b. ODU information, untuk mengetahui spesifikasi ODU yang digunakan
Gambar 4.19 : Spesifikasi ODU dipakai
Tampilan menu hyper terminal untuk melihat spesifikasi ODU yang digunakan, pada radio ini menggunakan frekuensi 15GHz.
c. Mengecek Power ODU & RSL ODU
Gambar 4.20 : TX power dikirim & RSL diterima radio lokal
Gambar diatas tampilan untuk mengetahui Tx power yang dikirimkan dan sinyal yang diterima oleh radio di BTS Taman Galaxy.
d. Parameter Frekuensi, haruslah sama nilainya antara TX lokal dengan RX remote atau sebaliknya RX lokal dengan TX remote
Gambar 4.21 : Tx/Rx Frekuensi radio
Gambar diatas adalah tampilan untuk menunjukkan frekuensi yang digunakan, antara Tx Frekuensi remote harus sama dengan Rx Frekuensi lokal begitu pula sebaliknya.
e. IDU Information, untuk mengetahui IDU spesifikasi jika peru diganti maka harus dengan type dan versi software yang sama
Gambar 4.22 : Spesifikasi IDU
Tampilan windows yang menunjukkan spesifikasi IDU yang digunakan pada jaringan radio ini.
f. IDU Capacity, kapasitas bandwidth yang disediakan IDU radio
Gambar 4.23 : Kapasitas yang disediakan
g. LAN Setting, jenis koneksi yang dipakai adalah menggunakan E1 maka untuk tributary disetting E1 bukan LAN
Gambar 4.24 : LAN setting menggunakan E1
h. Link ID, merupakan sebuah identitas sebuah radio dalam satu link ID in harus sama satu sama lain agar dapat saling mengenali dan berkomunikasi
4.5.3 Konfigurasi Radio Bank Mandiri Taman Galaxy
Konfigurasi radio Bank Mandiri dapat dicek dari sisi lawan dengan cara masuk ke sistem remotenya melalui radio lokal
a. Remote Alarm, untuk melihat alarm yang ada di radio remote
Gambar 4.26 : Remote Alarm
Gambar menu tampilan window hyper terminal pada radio sisi remote atau Bank Mandiri Taman Galaxy, pada gambar diatas tidak terdapat alarm yang terdeteksi artinya kondisi radio normal.
b. Remote IP, Berisikan IP radio pada sisi remote atau Bank Mandiri
Gambar 4.27 : IP network radio remote
Gambar diatas menunjukkan tampilan menu untuk IP radio pada sisi remote, IP harus pada kelas yang sama agar mudah untuk dikenali.
c. ODU information, untuk mengetahui spesifikasi ODU yang digunakan
Gambar 4.28 : Informasi ODU remote
Gambar diatas menampilkan specifikasi ODU remote, frekuensi haruslah sama yaitu 15GHz agar radio dapat sinkron dan salah satu sisi menjadi Prime atau High dan satu sisi Non-Prime atau Low. Jika kedua sisi sama-sama high atau low maka radio tidak akan saling mendeteksi dan sulit untuk sinkronisasi.
d. Mengecek Power ODU & RSL ODU
Gambar 4.29 : TX power & RX level radio remote
Tampilan diatas untuk melihat Tx yang dikirimkan dan Rx yang diterima pada radio sisi remote.
e. Parameter Frekuensi, haruslah sama nilainya antara TX lokal dengan RX remote atau sebaliknya RX lokal dengan TX remote
Gambar 4.30 : Frekuensi remote dan lokal radio
Menu tampilan frekuensi pada sisi remote, dalam hal ini sudah sesuai dengan yang tertera pada radio sisi lokal.
f. IDU Information, untuk mengetahui IDU spesifikasi jika peru diganti maka harus dengan type dan versi software yang sama
Gambar 4.31 : Informasi IDU remote
Gambar menu tampilan IDU remote yang berisikan informasi spesifikasi IDU yang digunakan pada radio sisi remote.
g. IDU Capacity, kapasitas bandwidth yang disediakan IDU radio LAN Setting, jenis koneksi yang dipakai adalah menggunakan E1 maka untuk tributary disetting E1 bukan LAN
Gambar 4.32 : Informasi Kapasitas radio remote
Gambar diatas menampilkan informasi kapasitas IDU yang digunakan, dalam hal ini sudah sama sehingga kedua radio dapat saling berkomunikasi.
h. Link ID, merupakan sebuah identitas sebuah radio dalam satu link ID ini harus sama satu sama lain agar dapat saling mengenali dan berkomunikasi
Gambar 4.33 : Link ID radio remote
Gambar diatas meampilkan Link ID pada radio sisi remote, hal ini sudah sama dengan link ID pada sisi lokal sehingga radio dapat saling remote apa bila kita login dari arah lawan.
4.6 ANALISA DAN PENGECEKAN JARINGAN RADIO COMBA 4.6.1 Analisa Performansi Radio Comba
Setelah dilakukan pengambilan data konfigurasi dari masing-masing performa radio, dilihat dari hasil pengecekan parameternya semua radio dalam kondisi normal tidak terdapat kendala seharusnya karena pada CIT tidak ditemukannya alarm satupun. Namun dalam kasus ini informasinya link keseluruhan masih belum Up sehingga perlu dilakukan segmentasi.
Segmentasi adalah suatu langkah yang dilakukan untuk mengetahui kondisi atau mencari problem dari setiap sambungan koneksi jaringan, baik antar BTS antar radio maupun melalui kabel via optik maupun E1 koneksi.
4.6.2 Pengecekan Segment Radio Comba
Pengecekan segment radio comba dilakukan dengan dua macam cara untuk membuktikan bahwa jaringan radio tersebut tidak ada kendala, yaitu dengan cara :
1. Melakukan pengetesan link E1
2. Melakukan simulasi laptop melalui Link E1 konvert ke Ethernet
4.6.2.1 Pengetesan Link E1 Radio
Pengetesan ini dilakukan untuk mengetahui nilai atau kualitas jaringan melalui alat ukur BER E1, apakah ada kerusakan port atau bit-bit erros yang terdapat pada E1nya. Caranya adalah dengan melakukan looping Tx-Rx kearah BER test yang berada disisi lokal. Ada 3 Macam pengetesannya, yaitu :
a. E1 Tributary lokal Loop
Gambar 4.34 : E1 lokal loop test
b. IF Loop
Pengukuran E1 hingga ke kabel IF , sampai dengan ODU lokal
Gambar 4.35 : IF Loop test
c. E1 Tributary Sistem Loop
Pengukuran E1 tributary hingga ke E1 seberang atau sisi remote
Gambar 4.36 : E1 Tributary Sistem Loop Test
Pengetesan pada E1 Trib Sistem Loop ini adalah cara yang dipakai karena untuk dapat memastikan link E1 keseluruhan antar radio comba. Adapun skema
pengetesannya sebagai berikut : Menggunakan BER Test disisi lokal dan menggunakan E1 Trib Sistem Loop, sehingga loop disisi E1 port remote.
Gambar 4.37 : Skema pengetesan E1 Loopback Testing Adapun alat yang dipergunakan adalah Laptop, Kabel CIT, BER Test, LSA Crone, LSA termination, E1 kabel.
Gambar 4.38 : Peralatan pengetesan E1 sistem loop
Langkahnya adalah :
1. Login ke sistem radio menggunakan laptop, masuk ke sistem remote kemudian masuk ke menu E1 tributary
Gambar 4.39 : Sistem test loop
2. Memilih E1 tributary yang akan diukur, disini berhubung trib 1 sedang terkoneksi dengan jaringan maka menggunakan E1 lainnya sebagai sample atau perbandingan, digunakan E1 Trib 3
Gambar 4.40 : Loop E1 trib 3 untuk pengetesan
3. Memasang alat ukur pada IDU E1 tributary ke-3, memastikan antara TX & RX tidak terbalik untuk memastikan antara RX alat ukur menerima sinyal TX dari IDU dan sebaliknya, pastikan tidak ada alarm pada alat ukur sebelum
ditekan tombol Start pengetesan jika memang tidak ada alarm maka koneksi sudah benar.
Gambar 4.41 : status pengetesan OK dan running
4. Waktu pengetesan, dalam kasus ini waktu standart yang diijinkan adalah 1jam pengetesan mengingat akan hal ini link customer harus segera Up, maka tidak dapat dilakukan pengetesan dalam waktu yang lebih lama lagi.
d. Hasil pengetesan Link E1 Trib Sistem Loop
Setelah dilakukan pengetesan BER E1 maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 4.42 : Hasil BER Testlik E1 Sistem Loop
Dari hasil pengetesan dapat disimpulkan bahwa untuk error tidak ditemukan, dapat dilihat pada Erros Code, Frame CRC-4 nilainya 0 tidak ada jumlah errors
yang dihitung oleh alat ukur begitu pula pada Alarm juga tidak ada nilai yang muncul dari hasil pengukuran tersebut.
4.6.2.2 Simulasi Dengan Laptop melalui Link E1 konvert Ethernet
Setelah melalui pengetesan dengan alat ukur, untuk memastikan link tersebut dapat dilalui data maka dapat dilakukan simulasi menggunakan laptop. Dalam hal ini melakukan test ping End To End laptop A ke laptop B baik menggunakan beban maupun tidak menggunakan beban.
Berikut ini adalah skema simulasi test ping end to end :
Converter E1-Ethernet Converter E1-Ethernet
IP A : 114.2.4.218/30 IP B : 114.2.4.217/30
LAN E1
Gambar 4.43 : Skema simulasi test ping end to end
Seperti yang terdapat pada gambar diatas, untuk memulainya kita perlu memasangkan konverter disetiap sisinya dimana konverter berfungsi untuk mengubah koneksi dari E1 ke Ethernet agar dapat dilakukan ping test. Setelah kedua laptop di setup dengan masing-masing ip maka test ping dilakukan untuk mengetahui apakah kedua laptop tersebut dapat berkomunikasi layaknya transaksi
data pada jaringan sesungguhnya. Dan berikut ini adalah hasil dari simulasi test ping tersebut :
Gambar 4.44 : Hasil tes ping simulasi laptop
Dibawah ini percobaan test ping dengan beban byte standar 32 byte dengan jumlah ping tidak terbatas untuk mengetahui kualitas koneksi apakah terputus atau tidak.
Gambar 4.45 : Hasil ping test beban 32 byte normal tidak terputus
Dari gambar diatas telah dibuktikan bahwa dengan pengujian test ping menggunakan beban standartnya yaitu 32byte link dalam kondisi normal terkoneksi dengan baik tanpa terputus-putus koneksinya.
Kemudian mencoba test ping menggunakan beban 1000 byte dan berikut ini adalah sebagai hasilnya.
Gambar 4.46 : Test ping link RTO
Dari hasil test ping diatas menggunakan beban ternyata link tersebut mengalami RTO artinya jika link dilalui beban trafik yang lebih besar maka link tersebut akanputus atau down.
Dilihat dari sinyal RSL yang diterima dari kedua sisi nilainya sangat lah rendah yaitu disisi lokal -59 dBm dan remote -58 dBm. Dibuktikan dengan rumus untuk mengetahui berapa RSL seharusnya yang diterima. Untuk data pelanggan
dan spesifikasi perangkat terinstal dapat dilihat pada lampiran L.3. Antena yang digunakan pada transmisi microwave antara BTS Taman Galaxy dan Bank Mandiri Taman Galaxy menggunakan antenna microwave yang berdiameter 0,6 m dan frekuensi antenna 15 GHz serta efisiensi antena yang biasa dipakai adalah 55% atau sebesar 0,55. Untuk Tx Power 10dBm, gain antenna 37,20 dBi, loss antenna 3 dB dan jarak udara ±1,3Km. Maka dapat dihitung untuk RSL yang diterima dengan menghitung langkah sebagai berikut :
Menghitung nilai Free Space Loss (FSL) adalah sebagai berikut :
FSL = 92,45 + 20 log (fGHz) + 20 log (dKm) ……… (2.3)
= 92,45 + 20 log15 GHz + 20 log 1,3Km = 92,45 + 23,52 + 2,3
= 118,27 dB
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) adalah daya pancar dari antenna pemancar Masing-masing nilai tersebut untuk nilai daya pancar (Tx Power) sebesar 10dBm dan besarnya gain antenna adalah 37,20dBi, serta besarnya loss pada antenna pemancar adalah 3dB, sehingga nilai EIRP nya :
EIRP = PTx + Gant - LTx ………...………. (2.4)
= 10dBm + 37,20dBi - 3dB = 44,20dBm
Isotropic Received Level (IRL)
Nilai IRL ini merupakan nilai level daya antena stasiun penerima yang akan menentukan nilai daya terima yang akan diterima oleh sistem selanjutnya.
IRL = EIRP – FSL ………....….……. (2.5) = 44,20dBm – 118,87dB
= -74,67dBm
Received Signal Level merupakan level daya yang diterima oleh sistem. Besarnya RSL dihitung dengan persamaan :
RSL = IRL + GRx - LRx ………...………. (2.6)
= (-74,67dBm) + 37,20 dBi – 3dB = - 40,47dBm
Dalam penelitian ini RSL yang diterima oleh radio mengalami penurunan yang cukup jauh dari nilai perhitungan yaitu seperti pada gambar berikut :
Gambar 4.48 : RSL disisi radio remote
Dari hasil test ping diatas dengan RSL yang rendah dan dilalui beban yang cukup besar mengakibatkan link tersebut down atau terputus. Melihat acuan dari ATPC dan Alarm Tresshold seperti dibawah ini :
Gambar 4.49 : ATPC trigger level
Pada gambar diatas ATPC atau Auto Transmite Power Control bekerja pada range -20 dBm hingga -60 dBm dan settingan pada radio yaitu berada pada level -50 dBm artinya saat power level radio diterima pada nilai -50 dBm, ATPC
ini akan bekerja untuk menyesuaikan nilai power level yang aman seiring dengan keadaan berubah-ubahnya cuaca sepanjang jalur lintasan radio yang tentu akan mempengaruhi nilai power level yang diterima.
Gambar 4.50 : RSL alarm Threshold
Gambar diatas merupakan RSL alarm threshold yang artinya jika RSL mencapai nilai –60 dBm maka akan muncul alarm ODU dan hal ini mengindikasi bahwa link terputus atau down. Dari kasus yang terjadi dengan RSL yang terlalu rendah dan beban yang dilewatkan cukup besar sehingga mengakibatkan link terputus, maka solusi untuk kasus ini adalah dengan menaikknya power transmit masing-masing radio serta melakukan pointing dengan mensetting arah pancar dan arah terima antenna dengan mensetel pada mounting untuk mendapatkan RSL semaksimal mungkin.
Setelah power transmite dinaikkan menjadi 20dBm dan dilakukan pointing, maka seharusnya RSL yang diterima jika dihitung dengan rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
EIRP = PTx + Gant – LTx ……….. (2.4) = 20dBm + 37,20dBi – 3dB = 54,20dBm IRL = EIRP – FSL ……..……….. (2.5) = 54,20dBm –118,27dB = -64,07dBm RSL = IRL + GRx - LRx ……….... (2.6) = (-64,07dBm) + 37,20dBi – 3dB = - 29,87dBm
Setelah dilakukan perubahan Tx Power menjadi 20 dBm dimasing-masing sisi dan dilakukan pointing untuk mendapatkan RSL maksimal maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 4.51 : Tx dan RSL lokal radio setelah perbaikan
Setelah dilakukan perbaikan dengan menaikkan Tx Power menjadi 20 dBm dan pointing RSL disisi radio lokal adalah sebesar –29 dBm.
Gambar 4.52 : Tx dan RSL remote setelah perbaikan
Setelah dilakukan perbaikan Tx power disisi remote menjadi 20 dBm dan pointing maka RSL disisi radio remote kini menjadi –28 dBm. Dalam hal ini nilai yang sangat ideal untuk sebuah transmisi, jika terlalu besar maka maka perangkat akan mudah panas bahkan bisa mengakibatkan perangkat hang dan jika nilai terlalu rendah maka link bisa terputus ketika dilalui beban yang cukup besar.
Setelah melakukan perbaikan kualitas RSL maka akan dilakukan test ping untuk membandingkan hasilnya :
Gambar 4.53 : Simulasi test ping tidak terputus
Dan berikut ini percobaan test ping dengan menggunakan beban 1000 byte untuk menguji kestabilan link tersebut.
Gambar 4.54 : Test ping dengan beban 1000 byte
Dari hasil simulasi diatas telah dapat disimpulkan bahwa link radio mengalami penurunan RSL yang cukup banyak, karena faktor pemakaian radio dan pemasangan bracket antena yang kurang kencang sehingga arah antena dapat bergeser arah saat terkena angin yang cukup besar, namun dengan menaikkan Tx power radio dan melakukan pointing ulang serta mengencangkan mounting antena maka radio normal kembali tidak terdapat kendala putus koneksi setelah melalui pengetesan E1 maupun uji simulasi dengan laptop.
Namun dalam kasus ini ada segmen lain diluar radio comba yang terputus sehingga antara sisi customer belum bisa terkoneksi ke pusat dan untuk penanganan kasus selanjutnya dilimpahkan ke pihak Indosat selaku provider
Dari hasil segmentasi selanjutnya yang dilakukan oleh pihak provider jaringan, hasilnya ditemukan adanya koneksi E1 pasa sisi jaringan yang terputus disistem crossconnect management-nya yaitu E1 koneksi antara BTS Taman Galaxy – BTS Jatibening.
Hal ini dinyatakan oleh pihak provider setelah mendapatkan informasi dari tim teknisnya dan dibuktikan pada kronologi troubleticket online mereka seperti pada capture dibawah ini.
Gambar 4.55 : Kronologi pengecekan segmentasi
Dari kutipan kronologi tersebut diatas telah terlihat adanya problem pada koneksi BTS Taman Galaxy – BTS Jatibening, mereka melakukan reroute
crossconnect E1 yaitu dengan membuat crossconnect port baru pada sistem
management jaringan mereka karena port lama rusak atau problem.
Dari capture diatas dapat disimpulkan bahwa problemnya terdapat pada koneksi E1 mereka dan sudah dibuat koneksi E1 yang baru sehingga link dapat terkoneksi kembali. Dalam hal ini semua jaringan sudah dalam kondisi OK setelah dilakukan perbaikan dimasing-masing segmen, maka perlu dilakukan pengetesan jaringan end to end dari customer sampai ke pusat providernya melalui radio.
Berikut ini hasil simulasi sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan koneksinya.
1. Cek koneksi sebelum perbaikan link provider
Link Mandiri Taman Galaxy RTO:
A:JKT-KPI-CN4-SR12# ping router 248 114.2.4.218 PING 114.2.4.218 56 data bytes
Request timed out. icmp_seq=1. Request timed out. icmp_seq=2. Request timed out. icmp_seq=3. Request timed out. icmp_seq=4. Request timed out. icmp_seq=5.
---- 114.2.4.218 PING Statistics ----
5 packets transmitted, 0 packets received, 100% packet loss
Dari 5 paket yang dikirim, 0 paket yang diterima artinya link ini tidak terkoneksi karena 100% paket loss atau tidak diterima.
2. Cek koneksi setelah perbaikan dari provider Ping Test tanpa beban :
JKT-KPI-CN4-SR12# ping router 248 114.2.4.218 count 100 rapid PING 114.2.4.218 56 data bytes
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!
---- 114.2.4.218 PING Statistics ----
100 packets transmitted, 100 packets received, 0.00% packet loss
round-trip min = 10.8ms, avg = 11.1ms, max = 12.1ms, stddev = 0.158ms Dari 100 paket yang dikirim, 100 paket diterima dan 0.00% paket loss hal ini menunjukkan indikasi link terkoneksi dengan baik tanpa ada paket yang hilang tanpa terputus-putus.
Ping Test dengan beban :
JKT-ANC-CN4-SR12# ping router 248 114.2.4.217 count 100 rapid size 1472 PING 114.2.6.162 1472 data bytes
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!
---- 114.2.4.217 PING Statistics ----
100 packets transmitted, 100 packets received, 0.00% packet loss
Dari hasil diatas dari 100 paket yang dikirim baik dengan beban 1472 byte atau tanpa beban, 100 paket diterima artinya dari jaringan sudah dalam kondisi OK karena sudah 0.00% paket loss.