• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah dan memyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah dan memyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan

Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Bahasa

Kalimantan Tengah Tahun 2018. LAKIN tahun 2018 merupakan laporan kinerja yang keempat untuk periode Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah 2015-2019 yang merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitas kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai lembaga sektor publik yang berdasarkan mandat UU No 24 Tahun 2009 mengemban tugas untuk melaksanakan Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah.

Penetapan ukuran kinerja yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja di setiap awal tahun berjalan, merupakan acuan dan komitmen pimpinan Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai kinerja secara maksimal. Penyusunan Laporan Kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah mengacu pada Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah, dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Permendikbud No 09 Tahun 2016.

LAKIP tahun 2018 menyajikan informasi terkait capaian kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan targetnya yang ditetapkan untuk Periode Tahun 2018, serta berbagai upaya

(2)

ii

dan 16 (enam belas) indikator kinerja yang telah mencapai bahkan beberapa Indikator Kinerja Kegiatan melampaui target yang ditetapkan. Atas capaian kinerja ini kami mengapresiasi segenap pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal yang telah mendukung tugas fungsi Balai Bahasa Kalimantan Tengah. Kami berharap dengan Laporan Kinerja ini dapat dipahami dengan baik dan memenuhi harapan segenap pemangku kepentingan serta dapat dimanfaatkan sebagai media evaluasi dalam pengelolaan kinerja untuk mendorong peningkatan akuntabilitas kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah di masa akan datang.

Palangka Raya, 15 Januari 2019 Kepala Balai Bahasa Kalimantan Tengah,

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum ... 1

B. Dasar Hukum ... 3

C. Tugas Pokok dan Fungsi Serta Struktur Organisasi ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 9

A. Visi, Misi, dan Tujuan Strategis Balai Bahasa Kalimantan Tengah ... 9

B. Ringkasan Perjanjian Kerja ... 11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 14

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 14

B. Realisasi Anggaran ... 31

BAB IV PENUTUP... 36 LAMPIRAN

(4)

iv

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan kepada instansi pemerintah untuk menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban tugas dan fungsinya.

Laporan Kinerja tahun 2018 merupakan laporan kinerja yang keempat untuk periode perencanaan jangka menengah Balai Bahasa Kalimantan Tengah 2015-2019. Laporan kinerja ini menyajikan informasi tingkat pencapaian sasaran strategis Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun 2018. Laporan kinerja ini dilengkapi pula dengan analisis pencapaian indikator kinerja dari sasaran strategis yang ditetapkan.

Sesuai dengan pengukuran kinerja dari sebanyak 16 (enam belas) indikator kinerja kegiatan yang digunakan untuk mengukur pencapaian 9 (sembilan) sasaran strategis, sebanyak 16 IKK (100%) capaian kinerjanya sangat memuaskan bahkan ada beberapa IKK yang melebihi target. Sedangkan dalam penyerapan anggaran Balai Bahasa Kalimantan Tengah

pada tahun 2018 mencapai 95,34% dari alokasi DIPA Rp

7.004.805.000,00. Dalam upaya pencapaian indikator kinerja dijumpai beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi, antara lain: (1) Realokasi Perjalanan Dinas pada bulan Februari, (2) Regulasi yang kurang mendukung, (3) Keterlibatan para pemangku kepentingan yang kurang maksimal, (4) Beberapa kali pergantian pejabat struktural dan (5) Kompetensi SDM yang tidak merata. Hal-hal tersebut dapat teratasi memperbanyak komunikasi dengan melibatkan banyak pihak sebagai bagian dari ekosistem pendidikan dan kebudayaan. Pemerintah provinsi, kabupaten se-Kalimantan Tengah, dan lembaga swadaya masyarakat.

(5)

v

Dengan dukungan semua pihak, semoga Balai Bahasa Kalimantan Tengah dapat menjadi ‘pioner’ dalam penyelesaian masalah kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah, serta dapat melaksanakan program yang telah ditetapkan dengan efektif dan akuntabel sehingga visi dan misi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

(6)

1

A. GAMBARAN UMUM

Pada awalnya pembinaan dan pengembangan bahasa dasastra Indonesia dan daerah di Kalimantan Tengah, dalam kurun waktu sebelum tahun 1995, masih dibina oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya.

Keberadaan Kantor Bahasa Palangka Raya diawali adanya Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 1991 yang memuat

instruksi kepada seluruh gubernur/kepala daerah dan

jajarannya sampai tingkat kecamatan untuk melaksanakan pembinaan bahasa Indonesia di wilayah masing-masing. Berdasarkan instruksi tersebut, Pusat Bahasa kemudian melakukan kerja sama kebahasaan dengan 26 gubernur/kepala daerah se-Indonesia, salah satunya Provinsi Kalimantan Tengah.

Penandatanganan piagam kerja sama dengan Provinsi

Kalimantan Tengah dilaksanakan oleh Kepala Pusat Bahasa, ketika itu Dr. Hasan Alwi, dengan Gubernur Kalimantan Tengah, Warsito Rasman, pada tanggal 11 Januari 1995. Kerja sama ini dilaksanakan dalam hal (1) penertiban papan nama, papan reklame, dan petunjuk lalu lintas, (2) peningkatan kemampuan

(7)

2

berbahasa pejabat dan karyawan, dan (3) pemberian bantuan kepada Pusat Bahasa dalam hal pendirian balai/kantor bahasa. Sebagai bagian dari kerja sama tersebut kemudian ditunjuk koordinator pembinaan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia, yaitu Prof. K.M.A. M. Usop, mantan Rektor Universitas Palangka Raya. Piagam kerja sama ini kemudian diperbarui, diperluas, dan disempurnakan pada tanggal 9 Juni 2006 oleh Kepala Pusat Bahasa, Dr. Dendy Sugono, dan Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, S.H., bersamaan dengan peresmian Gedung Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah yang baru di Jalan Tingang Km 3,5 Palangka Raya.

Kantor Bahasa Palangka Raya secara resmi dibentuk pada bulan

September 1999 berdasarkan Surat Keputusan Menko

Wasbangpang nomor 393/MK. WASPAN/9/1999, tanggal 2 September 1999. Atas dasar itu, pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah kemudian berpindah tangan ke Kantor Bahasa Palangka Raya yang mulai operasional kegiatannya pada tahun 2000. Untuk melaksanakan kegiatan

pengembangan, pembinaan, dan pemasyarakatan bahasa

Indonesia dan daerah di wilayah Kalimantan Tengah, Kantor Bahasa Palangka Raya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah.

Tahun 2003, Menteri Pendidikan Nasional melalui Surat Keputusan nomor 156/0/2003, tanggal 17 Oktober 2003, melakukan perubahan status beberapa Kantor Bahasa di seluruh Indonesia menjadi Balai Bahasa, dari eselon IV menjadi eselon III B, salah satunya adalah Kantor Bahasa Palangka Raya berubah menjadi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah yang berkedudukan di Kota Palangka Raya.

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (dulu Kantor Bahasa Palangka Raya) mulai awal berdirinya hingga April 2004 dipimpin oleh Drs. Yohanes Kalamper. Beliau adalah dosen di FKIP Universitas Palangka Raya yang memiliki keahlian bidang bahasa Indonesia dan Daerah. Setelah itu, sejak April 2004 sampai 4 November 2006 Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah

(8)

3

peneliti dan penulis dari Pusat Bahasa, Jakarta. Pada periode 2008-2016 dipimpin oleh tenaga peneliti dari Balai Bahasa Yogyakarta, Drs.Sumadi, M.Hum. Periode 2016—2018 dipimpin oleh Drs.Haruddin, M.Hum. yang sebelumnya merupakan Kepala Kantor Bahasa Gorontalo. Saat ini Balai Bahasa Kalimantan Tengah dipimpin oleh Drs. I Wayan Tama, M.Hum. yang sebelumnya merupakan Kepala Balai Bahasa Bali.

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah sejak berdirinya telah beberapa kali berpindah gedung karena belum memiliki gedung yang tetap. Pada awal berdirinya, Kantor Bahasa Palangka Raya berkantor di Jalan Rajawali selama satu tahun, dua tahun berikutnya (2002—2003) kantor berpindah ke Jalan G. Obos 36. Setelah berubah status menjadi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, kantor berpindah ke Jalan Guntur 10 (2004—2005). Akhirnya, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai gedung sendiri di Jalan Tingang Km 3,5 Palangka Raya.

B. DASAR HUKUM

1) Dasar Hukum Organisasi

1. Instruksi Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 1991, tanggal

28 Oktober 1991, tentang Pemasyarakatan Bahasa

Indonesia dalam rangka Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa,

2. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

No.1/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan Bahasa Indonesia dalam rangka Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa

(9)

4

3. Surat Keputusan Menko Wasbangpang nomor 393/MK. WASPAN/9/1999, tanggal 2 September 1999 tentang Pembentukan Kantor Bahasa Palangka Raya.

4. SK Mendikbud Nomor 227/O/1999, tanggal 23 September 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bahasa. 5. SK Mendiknas Nomor 156/O/2003, tanggal 17 Oktober

2003, tentang perubahan nama kantor bahasa Palangka Raya menjadi Balai Bahasa Kalimantan Tengah.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

8. Permendikbud Nomor 78 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.

2) Dasar Hukum Penyusunan Laporan Kinerja

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(10)

5

Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang secara fungsional pembinaannya berada di

bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015, tugas pokok Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah melaksanakan pengembangan, pembinaan dan

pelindungan di bidang bahasa dan sastra. Dalam

menyelenggarakan tugas tersebut, Balai Bahasa Kalimantan Tengah menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan anggaran pengkajian, pengembangan, pembinaan, dan pemasyarakatan serta pelindungan bahasa dan sastra di daerah.

2. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pembinaan, dan pemasyarakatan serta pelindungan bahasa dan sastra di daerah.

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

pengkajian, pengembangan, pembinaan, pemasyarakatan, dan pelindungan bahasa dan sastra di daerah.

4. Pelaksanaan adminitrasi perkantoran.

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan menteri.

Untuk mencapai tujuan dan fungsinya, Balai Bahasa Kalimantan Tengah menyusun rencana dan program kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Rencana Strategis tahun 2015—2019.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (sekarang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) Nomor 227/O/1999 tanggal 23 September 1999 dengan perubahan

(11)

6

Nomor 036/O/2002 tanggal 21 Maret 2002 dan Nomor 156/O/2003 tanggal 17 Oktober 2003 tentang Perubahan Kantor Bahasa Palangkaraya menjadi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016, organisasi unit kerja Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas Kepala Balai, Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan Struktur Organisasi Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai berikut:

A. Kepala Balai Bahasa;

B. Kepala Subbagian Tata Usaha; C. Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Kepala Balai Bahasa Kalimantan Tengah membuat kebijakan bahwa tugas keteknisan dibagi menjadi tiga subbidang, yaitu ; (1) Subbidang Pengkajian, (2) Subbidang Pengembangan, dan (3) Subbidang Pembinaan. Sedangkan untuk tugas keadministrasian ditetapkan satu subbagian, yakni Subbagian Tata Usaha. Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Kalimantan Tengah dibagi menjadi empat urusan, yaitu; (1) Urusan Perencanaan, (2) Urusan Tatalaksana dan Kepegawaian, (3) Urusan Keuangan, dan (4) Urusan Kerumahtanggaan. Sumber Daya Manusia (SDM) Balai Bahasa Kalimantan Tengah berjumlah 39 orang dengan komposisi 29 orang merupakan ASN dan 11 orang tenaga kontrak.

SUBBAGIAN TATA USAHA KEPALA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(12)

7

1. Kepala 13 1

2. Kasubag Tata Usaha 9 1

3. Peneliti Muda 9 6

4. Peneliti Pertama 8 1

5. Analis Kata dan Istilah 7 7

6. Pengkaji Bahasa dan Sastra 7 3

7. Penyuluh Bahasa dan Sastra 7 1

8. Bendahara Pengeluaran 7 1

9. Penata Dokumen Keuangan 5 1

10. Pengolah Data Barang Milik Negara 6 1

11. Pemroses Mutasi Pegawai 5 1

12. Petugas Perpustakaan 5 1

13. Pengadministrasi Persuratan 5 1

14. Penyusun Program, Anggaran dan Pelaporan 7 1

15. Pengadminitrasi Kerumahtanggaan 5 1

16. Petugas Keamanan 3 1

17. Tenaga Kontrak - 11

JUMLAH 40

D. Isu–Isu Strategis/Permasalahan

Sementara itu, beberapa permasalahan lain di bidang kebahasaan dan kesastraan yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut, termasuk oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah, adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia masyarakat Kalimantan Tengah akibat beragamnya bahasa daerah dan penestrasi bahasa asing.

2. Belum maksimalnya upaya revitalisasi dan konservasi bahasa dan sastra daerah.

(13)

8

3. Regulasi yang lemah dalam pengelolaan dan pembinaan bahasa dan sastra di Kalimantan Tengah

4. Belum terstandarnya kemahiran berbahasa Indonesia pendidik dan tenaga kependidikan

5. Sikap apatis dari para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pembinaan bahasa dan sastra di daerah.

Program prioritas Balai Bahasa Kalimantan Tengah tentu saja diarahkan untuk menjawab beberapa tantangan tersebut. Program-program yang berkaitan dengan konservasi dan revitalisasi bahasa meliputi, penelitian bahasa dan sastra yang perlu dikonservasi dan direvitalisasi, penyusunan kamus, tata bahasa, dan materi-materi muatan lokal. Program yang berkaitan dengan peningkatan sikap positif dan kemampuan masyarakat dalam berbahasa Indonesia diwujudkan dalam bentuk gerakan literasi. Gerakan ini meliputi, penyuluhan penggunaan bahasa Indonesia yang CAS (cermat, apik, dan santun), penggalakan literasi (membaca dan menulis), serta pembangunan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang peduli terhadap bahasa, sastra, dan budaya. Hal-hal tersebut dapat dicapai dengan melibatkan banyak pihak sebagai bagian dari ekosistem pendidikan dan kebudayaan. Pemerintah provinsi, kabupaten se-Kalimantan Tengah, lembaga swadaya masyarakat merupakan mitra strategis dalam menjawab permasalahan tersebut.

(14)

9

A. Visi, Misi, dan Tujuan Strategis Balai Bahasa Kalimantan Tengah Rencana Strategis B a l a i B a h a s a K a l i m a n t a n T e n g a h Tahun 2015—2019 disusun mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 maka disusun visi yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sebagai berikut.. Visi tersebut kemudian diturunkan dalam bentuk visi Balai Bahasa Kalimantan Tengah, yakni

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai berikut.

M1 Meningkatkan mutu bahasa dan sastra serta

pemakaiannya di Kalimantan Tengah;

M2 Meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra meningkatkan peran bahasa dan sastra dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan di Kalimantan Tengah;

M3 Meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Terwujudnya Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai pusat informasi serta layanan di bidang kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah dalam upaya menjadikan bahasa dan sastra sebagai sarana mewujudkan insan berkarakter dan berbudi pekerti luhur.

(15)

10

dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra di Kalimantan Tengah;

M4 Mengembangkan bahan informasi kebahasaan dan

kesastraan di Kalimantan Tengah.

M5 Meningkatkan sarana dan wahana informasi kebahasaan dan kesastraan yang bermutu, aplikatif, dan berdaya guna serta dapat dengan mudah diakses oleh para pemangku kepentingan dan msyarakat umum.

M6 Menyelenggarakan kegiatan administratif dan

ketatausahaan yang mendukung dan menopang kinerja semua unsur yang ada di Balai Bahasa Kalimantan Tengah.

Misi ini yang akan dicapai dengan menggunakan strategi pencapaian sebagai berikut.

1. Penguatan regulasi dalam pengelolaan dan pembinaan bahasa dan sastra di Kalimantan Tengah.

2. Pengkajian, pengembangan, pembinaan, pemasyarakatan, dan pelindungan bahasa dan sastra Indonesia secara terarah, sistematis, dan berkelanjutan dengan fokus pada pelibatan publik dan pemanfaatan media baru di Kalimantan Tengah. 3. Peningkatan mutu berbahasa melalui inovasi pembelajaran

bahasa pada jalur pendidikan formal, non formal, dan informal di Kalimantan Tengah.

4. Penguatan jejaring dan kerja sama kebahasaan di tingkat wilayah, nasional, dan internasional.

5. Peningkatan promosi kebahasaan untuk peluasan wilayah pakai bahasa Indonesia di Kalimantan Tengah.

6. Peningkatan ketertiban pengelolaan kearsipan dan

(16)

11

B. Ringkasan Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja (PK) adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi atau unit organisasi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang berisikan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja ini terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dalam hal ini, target kinerja yang diperjanjikan dalam PK juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Perjanjian kinerja ini selanjutnya digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.

Pada bulan April Tahun 2018 keluar Permendikbud No 12 Tahun 2018 tentang Perubahan Renstra Kemdikbud 2015 – 2019 dengan pertimbangan terdapat indikator kinerja yang belum optimal mendukung sasaran pembangunan yang ingin dicapai. Implikasi dari keluarnya Permendikbud tersebut terjadi perubahan atau revisi terhadap Perjanjian Kinerja.

Dokumen awal PK dan PK Perubahan tahun 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:

PK Awal Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Anggaran

1 Meningkatnya jumlah dan mutu pengembangan bahasa dan sastra di daerah

1 Jumlah dokumen kajian bahasa dan sastra

1 dokumen 158.392.000

(17)

12

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Anggaran

2 Meningkatnya akses dan mutu pelindungan bahasa dan sastra di daerah

1 Jumlah bahan ajar mulok

bahasa dan sastra daerah 10 Bahan 326.053.000

3 Meningkatnya akses dan mutu pemasyarakatan bahasa dan sastra di daerah

1 Jumlah tenaga kebahasaan dan kesastraan terbina dalam penggunaan bahasa dan sastra

250 Orang 448.990.000 2 Jumlah tenaga kebahasaan dan

kesastraan teruji melalui UKBI 250 Orang 211.264.000 3 Jumlah masyarakat terbina

dalam penggunaan bahasa dan

sastra 1600 Orang 1.294.186.000 4 Jumlah pengapresiasi sastra

5 Jumlah pemelajar BIPA 6 Jumlah penerjemah tulis dan

lisan (Interpreter) 7 Jumlah lembaga yang

penggunaan bahasanya terkendali

36

Badan Publik 380.288.000

4 Menguatnya tata kelola

kelembagaan dalam penanganan kebahasaan di daerah

1 Persentase tindak lanjut hasil

temuan 80% 2 Nilai Lakip Balai/KantorBahasa

75% 241.058.000

PK Perubahan Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Anggaran

1 Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia

1 Jumlah Kosa Kata Indonesia 3500 Kosa Kata

58.716.000 2 Jumlah Kamus 2

Kamus

145.062.000

2 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi

1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terevitalisasi 5 Bahasa 1 Sastra 25.170.000

3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan

1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra 9 Naskah

146.162.000 2 Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan

Sastra

2 Terbitan

153.355.000

4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan, Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra

10 Bahan

357.296.000

5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

1 Bahan

18.374.000 6 Meningkatnya Jumlah Tenaga

Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam

1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

1024 Orang

(18)

13

Penggunaan Bahasa dan Sastra 2 Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra.

594 Orang

719.635.000 7 Meningkatnya Jumlah Ruang

Publik yang Terkendali

1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya.

41 Lembaga

572.003.000 2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali

Penggunaan Bahasanya.

22 Lembaga

120.274.000 3 Jumlah Jejaring BIPA 1

Lembaga

58.597.000 8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah

Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

1 Jumlah Bahan Ajar BIPA 1 Bahan

24.390.000 9 Terselenggaranya Layanan

Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa

1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

1 Layanan

263.590.000 2 Layanan Internal (Overhead) 1

Layanan

248.752.000 3 Layanan Perkantoran 1

Layanan

(19)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

14 A. Capaian Kinerja Organisasi

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.

Sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja dan penetapan kinerja selama tahun 2018, Balai Bahasa Kalimantan Tengah mempunyai kewajiban untuk merealisasikan target yang telah ditetapkan tersebut sebagai pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan ataupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategis dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Berikut ini disajikan hasil capaian kinerja perencanaan dan penetapan kinerja yang telah ditetapkan.

Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai unit pelaksana teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa hanya memiliki Program Pengembangan

dan Pembinaan Bahasa dan Sastra dan Pelaksanaan Tugas Teknis Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah yang

telah ditetapkan di dalam perencanaan kinerja. Program tersebut disusun berdasarkan jenjang dan dukungan manajemen yang diperlukan untuk

Audiensi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Ditpolairud Polda Kalimantan Tengah, dan BP Paud dan Dikmas Kalimantan Tengah untuk sinergi pelaksanaan program kegiatan Balai Bahasa Kalimantan Tengah

(20)

15

X

100

%

X

100

%

kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan. Perhitungan persentase pencapaian rencana tingkat capaian sasaran perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, sebagai berikut:

a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan bahwa pencapaian kinerja adalah semakin baik, maka rumus yang digunakan adalah:

%PRTC = Realisasi Kinerja Rencana

b. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan bahwa pencapaian kinerja adalah semakin rendah, maka rumus yang digunakan adalah

% PRTC =Rencana – (Realisasi – Rencana)

Rencana

Keterangan : PRTC adalah Pencapaian Rencana Tingkat Capaian

Skala Penilaian :

Tabel 3.1 Skala Penilaian

No Nilai Angka Interpretasi Warna

1. ≥80 Baik

2. 60 – 79,9 Sedang

3. 0 – 59,9 Buruk

Uraian yang disampaikan dalam pengukuran kinerja merupakan penjabaran yang telah disampaikan dalam formulir RKT (Rencana Kinerja Tahunan) dengan memberikan penilaian terhadap rencana tingkat capaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2018

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran strategis diperoleh capaian kinerja dengan rincian sebagai berikut:

(21)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

16

TABEL 3.2

TARGET DAN REALISASI KINERJA

Unit Kerja Mandiri K/L : Satker Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Tahun Anggaran : 2018 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi

Fisik Anggaran Fisik % Anggaran %

1 Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia

1 Jumlah Kosa Kata Indonesia 3500 Kosa Kata 58.716.000 3500 Kosa Kata 100 57.620.000 98,13 2 Jumlah Kamus 2 Kamus 145.062.000 2 Kamus 100 130.592.000 90,02 2 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi 1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terevitalisasi. 5 Bahasa 1 Sastra 25.170.000 5 Bahasa 1 Sastra 100 22.980.000 91,30 3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan. 1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra

9 Naskah 146.162.000 9

Naskah

100 138.695.000 94,89

2 Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra 2 Terbitan 153.355.000 2 Terbitan 100 150.114.000 97,89 4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra

10 Bahan 357.296.000 10 Bahan 100 309.098.118 86,51 5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia 1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia 1 Bahan 18.374.000 1 Bahan 100 14.536.927 79,12 6 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra 1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

1024 Orang 1.026.695.000 1092 Orang 106,6 4 886.813.557 98,61 2 Jumlah Generasi Muda yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

594 Orang 719.635.000 689 Orang 115, 99 715.697.760 99,45 7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali 1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya 41 Lembaga 572.003.000 41 Lembaga 100 520.568.000 91,01

(22)

17 (100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 106,64 +115,99 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00 + 100,00/16 = 101.41 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi

Fisik Anggaran Fisik % Anggaran %

2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya 22 Lembaga 120.274.000 22 Lembaga 100 115.273.000 95,84 3 Jumlah Jejaring BIPA 1 Lembaga 58.597.000 1 Lembaga 100 57.733.829 98,53 8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan 1 Jumlah Bahan Ajar BIPA 1 Bahan 24.390.000 1 Bahan 100 7.726.000 31,68 9 Terselenggara nya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1 Layanan 263.590.000 1 Layanan 100 207.888.218 89,82

2 Layanan Internal 1 Layanan 248.752.000 1 Layanan 100 248.724.320 99,99 3 Layanan

Perkantoran

1 Layanan 3.066.734.000 1 Layanan 100 2.709.714.176 95,86 Berdasarkan Renstra (Rencana Strategis) Balai Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2018 terdapat 9 (sembilan) sasaran strategis yang diukur melalui 16 (enam belas) indikator.

Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara

membandingkan antara target sasaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2018 sebesar 101,41% (baik) , yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran.

2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 dengan Capaian Kinerja Tahun-Tahun Sebelumnya

Sasaran Strategis I :

Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia 2015-2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia

1 Jumlah Kosa Kata

Indonesia Kosa Kata 1500 Kosa Kata 3000 Kosa Kata 4000 Kosa Kata 3500 2 Jumlah Kamus

(23)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

18

1.1 Jumlah kosa kata Bahasa Indonesia

Capaian output kegiatan tercapai 3500 kosa kata dari target 3500 kosa kata yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2018 dengan prosentase 100%. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multietnik dengan kebinekaan adat istiadat, budaya, dan tradisi, termasuk bahasanya. Kesemuanya itu terangkum di dalam bahasa-bahasa daerah setempat. Masing-masing etnik memiliki kekhasan dan keunikan yang tidak dijumpai pada masyarakat etnik lainnya. Masyarakat etnik, sebagai pemilik budaya, misalnya, memiliki kosakata khusus yang menyangkut bidang-bidang budayanya. Sebagai contoh, kosakata dalam bidang pertanian tradisional yang ramah lingkungan, teknologi tradisional, dan kearifan ekologis masyarakatnya. Untuk itu, diperlukan upaya inventarisasi kosakata bahasa daerah guna memperkaya khasanah kosakata bahasa Indonesia.

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 15.000 kosa kata, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 12.000 kosa kata. Kekurangan 3000 kosa kata ini akan didipenuhi pada tahun 2019.

1.2 Jumlah Kamus

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 22 bahasa daerah dan 13 dialek yag tersebar pada 11 daerah aliran sungai besar (Pemetaan Bahasa-bahasa Daerah di Kalimantan Tengah, Pusat Bahasa, 2008). Setiap daerah aliran sungai memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda sebagai ciri pembeda dari masyarakat satu dengan masyarakat lain. Berdasarkan statistik, jumlah suku Dayak yang mendiami Provinsi Kalimantan Tengah meliputi 1.029.182 jiwa atau sebanyak 46,62% dari total jumlah penduduk (wikipedia, diakses 15 Januari 2018).

Suku Dayak di Kalimantan Tengah memiliki sejumlah beberapa subsuku besar, di antaranya adalah Dayak Ngaju, Katingan, Dusun-Maanyan, dan Ot Danum yang memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Meski demikian, sebagai lingua franca, bahasa Dayak Ngaju hampir tersebar di seluruh Kalimantan Tengah.

Kamus dwibahasa yang sudah kita terbitkan adalah Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju—Indonesia pada tahun 2013 dengan jumlah lema lebih dari 3.000. Kemudian dua tahun setelah penerbitan terus kita lakukan penambahan jumlah lema dan direncanakan pada tahun 2019 akan diterbitkan edisi kedua dengan penambahan jumlah lema yang signifikan. Demikian pula halnya dengan rencana penerbitan Kamus Ekabahasa Dayak Ngaju yang telah disusun pada kurun waktu 2014—2015 juga akan direalisasikan penerbitannya di tahun yang sama selain Kamus Dwibahasa Dayak Maanyan—Indonesia yang juga telah disusun sejak 2015 hingga 2017.

Kamus dwibahasa yang diprogramkan tahun 2018 ini menyasar bahasa Katingan sebagai bahasa yang dituturkan di sepanjang daerah aliran sungai

(24)

19

Katingan bagian tengah hingga hilir. Bahasa inilah yang digunakan hampir separuh masyarakat yang mendiami daerah aliran sungai ini. Bahasa Katingan memiliki dua dialek, yakni dialek Katingan Hulu yang tersebar dari hulu setelah Ot Danum hingga ke tengah, serta dialek Katingan Hilir yang tersebar dari tengah hingga hilir, terkecuali enklav dan bahasa-bahasa baru sebagai akibat dari migrasi penduduk (lihat Suryanyahu, 2006). Selain kamus dwibahasa Dayak Katingan—Indonesia, tahun ini juga dilaksanakan penyusunan kamus dwibahasa Melayu Waringin—Indonesia. Keduanya merupakan lanjutan atau tahap II yang dilakukan pengambilan datanya sejak 2018 sebanyak total 2000 lema dan dilanjutkan lagi dengan target sebanyak total 2000 (dua ribu) lema, baik merupakan lema dasar maupun turunannya.

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 5 kamus Bahasa Daerah, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 3 kamus Bahasa Daerah. Kekurangan 3 kamus ini akan dipenuhi pada tahun 2019.

Sasaran Strategis II :

Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra Yang Terlindungi

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi

1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terevitalisasi. 2 Bahasa dan Sastra 2 Bahasa dan Sastra - 5 Bahasa dan 1 Sastra

Pencapaian sasaran strategis ini didukung oleh 1 output yaitu

Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan. Ada dua

subkomponen kegiatan yang mendukung ketercapaian output tersebut, antara lain: 1) Kajian Vitalitas Bahasa, 2) Pemetaan Sastra. Kegiatan ini berujung pada Konservasi dan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah di Kalimantan Tengah serta terwujudnya peta bahasa dan sastra provinsi Kalimantan Tengah yang nantinya akan dikompilasikan sebagai bagian dari peta bahasa dan sastra Indonesia. Hasil penelitian terkait pemetaan bahasa dan sastra di Kalimantan Tengah menjadi bahan penting dalam pengambilan kebijakan pelindungan terhadap bahasa daerah. Pelindungan terhadap bahasa daerah perlu dilakukan untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa daerah sebagai pembentuk nilai-nilai karakter dan kepribadian suku bangsa, peneguh jati diri kedaerahan, serta sarana pengungkapan dan pengembangan sastra dan budaya daerah di Kalimantan Tengah.

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 14 Bahasa dan Sastra, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 10 Bahasa dan Sastra. Kekurangan 4 Bahasa dan Sastra ini akan dipenuhi pada tahun 2019.

(25)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

20

Sasaran Strategis III :

Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan. 1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra

5 Naskah 8 Naskah 4 Naskah 9 Naskah

2 Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra

2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan

Pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja ini didukung oleh 2 output yaitu 5289. 011 Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan dan 5289.001 Mitra Komunitas Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah . Ada 10 subkomponen kegiatan yang mendukung ketercapaian output tersebut, antara lain:

IKK I Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra

051 A. Kajian Fonologi Bahasa Katingan

Penelitian struktur bahasa Katingan ini adalah penelitian awal yang pada tahun berikutnya akan diikuti penelitian sintaksis bahasa Katingan guna penerbitan Tata Bahasa Katingan dalam rangka konservasi bahasa-bahasa daerah Kalimantan Tengah.

051 C. Kajian Nomina, Pronomina dan Numeralia Bahasa Katingan

Penyusunan sistem kebahasaan merupakan kegiatan

pendokumentasian sistem bahasa daerah yang meliputi sistem fonetik dan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan sistem aksara. Kajian ini dimaksudkan untuk melindungi dan melestarikan bahasa daerah yang hamper punah. Bahasa Katingan, berdasarkan penelitian bahasa di Balai Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2002 s.d. 2017 masuk dalam kategori bahasa yang perlu dikonservasi. 051 D. Kajian Verba, Adverbia dan Adjektiva Bahasa Katingan.

Penyusunan sistem kebahasaan merupakan kegiatan

pendokumentasian sistem bahasa daerah yang meliputi sistem fonetik dan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan sistem aksara. Kajian ini dimaksudkan untuk melindungi dan melestarikan bahasa daerah yang hamper punah. Bahasa Katingan, berdasarkan penelitian bahasa di Balai Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2002 s.d. 2017 masuk dalam kategori bahasa yang perlu dikonservasi. 052 A. Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Badan Publik di

Daerah.

Kajian Penggunaan Bahasa Badan Publik di Kalimantan Tengah. Kajian ini bertujuan untuk mendokumentasikan penggunaan bahasa badan publik di Kalimantan Tengah. Selain itu, kajian ini juga

(26)

21

mengurai pengunaan bahasa terkait dengan sikap badan publik sebagai pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Bentuk-bentuk yang terdokumentasi kemudian dikaji dan dikupas menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia. Kajian dan kupasan akan menjelma menjadi rumusan usul perbaikan penggunaan bahasa oleh badan publik di Kalimantan Tengah.

052 B. Kajian Penggunaan Bahasa Media Massa di Daerah

Kajian ini bertujuan untuk mendokumentasikan penggunaan bahasa media massa di Kalimantan Tengah. Selain itu, kajian ini juga mengurai pengunaan bahasa terkait dengan sikap media massa sebagai pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Bentuk-bentuk yang terdokumentasi kemudian dikaji dan dikupas menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia. Kajian dan kupasan akan menjelma menjadi rumusan usul perbaikan penggunaan bahasa oleh media massa di Kalimantan Tengah.

052 C. Kajian Penggunaan Bahasa Pada Media Luar Ruang di Daerah Kajian Penggunaan Bahasa Media Luar Ruang di Kabupaten/Kota. Kajian ini bertujuan untuk mendokumentasikan penggunaan bahasa media luar ruang di Kalimantan Tengah. Selain itu, kajian ini juga mengurai pengunaan bahasa terkait dengan sikap badan publik sebagai pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Bentuk-bentuk yang terdokumentasi kemudian dikaji dan dikupas menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia. Kajian dan kupasan akan menjelma menjadi rumusan usul perbaikan penggunaan bahasa oleh badan publik di Kalimantan Tengah.

052 D. Kajian Kemahiran Berbahasa Indonesia Pendidik

Kajian ini bertujuan untuk melihat, mengetahui, dan mengukur kemahiran pendidik dalam berbahasa Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan sebagai pondasi penyusunan program Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam kerangka pengembangan ekosistem sekolah yang bersikap positif terhadap bahasa Indonesia.

052 E. Kajian Pemakaian Bahasa Indonesia dan Apresiasi Sastra Peserta Didik

Kajian ini bertujuan untuk memetakan kemampuan pemakaian bahasa Indonesia dan apresiasi sastra peserta didik tingkat menengah di Kalimantan Tengah. Tindak lanjut dari penelitian ini adalah penyusunan “kurikulum” pengajaran bahasa dan sastra di sekolah menengah.

052 F. Kajian Kebijakan Teknis Pendukung Literasi Nasional.

Kajian ini bertujuan untuk menyusun peta literasi nasional sehingga arah pengembangan dan pembinaannya lebih jelas, nyata dan komprehensif.

(27)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

22 051 A. Penyusunan Jurnal Suar Betang

Penyusunan Jurnal/Majalah dilaksanakan dalam bentuk penerbitan. Balai Bahasa Kalimantan Tengah menerbitkan jurnal ilmiah kebahasaan “Suar Betang” dua edisi setiap tahun sebanyak 300 eksemplar per tahun.

Capaian kinerja untuk sasaran strategis dan indikator kinerja ini adalah 100%, walaupun terdapat beberapa hambatan ataupun kendala baik secara internal maupun eksternal.

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 30 Naskah, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 26 Naskah. Kekurangan 4 Naskah ini akan dipenuhi pada tahun 2019.

Sasaran Strategis IV :

Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan, Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra

- - 6 Bahan 10 Bahan

Pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja ini didukung oleh 1 output dengan 2 komponen yaitu 5289.007 Bahan Ajar Bahasa dan Sastra.

Untuk mendukung gerakan literasi, diperlukan bahan-bahan bacaan yang layak. Banyak ragam bacaan yang tersedia. Namun, tidak semua bahan yang ada itu sejalan dengan tujuan gerakan literasi yang mengacu pada semangat penumbuhan budi pekerti.

Penciptaan bahan literasi yang digunakan untuk menciptakan budaya literasi di sekolah dan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.

1. Bimbingan teknis penulisan/penyaduran cerita rakyat yang melibatkan tenaga pendidik di Kalimantan Tengah.

2. Sayembara penulisan/penyaduran cerita rakyat yang dibuka untuk seluruh masyarakat.

Capaian kinerja untuk sasaran strategis dan indikator kinerja ini adalah 100%, walaupun terdapat beberapa hambatan ataupun kendala baik secara internal maupun eksternal.

(28)

23

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 19 Bahan, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 16 Bahan. Kekurangan 3 Bahan ini akan dipenuhi pada tahun 2019.

Sasaran Strategis V :

Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

0 Bahan 1 Bahan 1 Bahan 1 Bahan

UKBI dikembangkan untuk menjadi alat tes standar yang dirancang untuk mengevaluasi kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia, baik tulis maupun lisan. Dengan UKBI seseorang dapat mengetahui tingkat kemahirannya dalam berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan di mana dan berapa lama ia telah belajar bahasa Indonesia. Sebagai alat tes bahasa untuk umum, UKBI terbuka bagi setiap penutur bahasa Indonesia, terutama yang berpendidikan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.

UKBI memiliki fungsi yang amat strategis, tak hanya untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia dalam penggunaan dan pengajarannya, tetapi juga untuk memupuk sikap positif dan rasa bangga masyarakat terhadap bahasa Indonesia.

UKBI dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh

kemahiran seseorang dalam berkomunikasi menggunakan bahasa

Indonesia, baik itu komunikasi lisan maupun tulisan.

Untuk menjadi alat uji yang baik, bahan-bahan (soal uji) harus dipersiapkan dengan baik. Untuk itu Balai Bahasa Kalimantan Tengah perlu menyusun baterai UKBI.

Capaian kinerja untuk sasaran strategis dan indikator kinerja ini adalah 100%, walaupun terdapat beberapa hambatan ataupun kendala baik secara internal maupun eksternal.

Target Renstra 2015 – 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah adalah 3 Bahan, sampai dengan TA 2018 dapat direalisasikan 3 Bahan, sehingga pada tahun 2019 Balai Bahasa Kalimantan Tengah tidak mengajukan alokasi untuk kegiatan ini.

(29)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

24

Sasaran Strategis VI :

Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra 1344 Orang 1498 Orang 728 Orang 1024 Orang

2 Jumlah Generasi Muda yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

738 Orang 1498 Orang

575 Orang 594 Orang

Pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja ini didukung oleh 2 output yaitu 5289.001 Mitra Komunitas Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah dan 5289.006 Tenaga Kebahasaan dan Kesastraan Terbina Kemahiran Berbahasa Indonesia.

IKK 1 : Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

5289. 001

053 A. Bimtek Fasilitator Komunitas Baca

Pengelola dan penggerak rumah baca dan perpustakaan desa di Kalimantan Tengah perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai pengelolaan, pembacaan, dan kemampuan dasar dalam membagi kemampuan membaca pada para pembaca di lingkungannya. Atas dasar hal itulah, pelatihan fasilitator komunitas baca ini penting untuk dilakukan.

053 B. Pembinaan dan Pendampingan Komunitas Baca

Pembinaan dan pendampingan komunitas baca ini melibatkan seluruh pegawai Balai Bahasa dan Duta Bahasa Kalimantan Tengah. Pegawai Balai Bahasa Kalimantan Tengah dan Duta Bahasa dibagi menjadi beberapa tim yang ditugaskan untuk memantau, membina dan mendampingi komunitas-komunitas baca yang menjadi peserta pelatihan fasilitator literasi. Tugas utama para pembina dan pendamping ini adalah memastikan terlaksanakannnya program serta terimplementasikannya pengetahuan yang didapatkan pada saat pelatihan fasilitator komunitas baca.

053 C. Olimpiade Bahasa Komunitas Baca

Olimpiade Bahasa Komunitas Baca ini diikuti oleh komunitas baca se-Kalimantan Tengah, dilakukan dalam bentuk olimpiade bahasa. Olimpiade ini memperlombakan

1. Lomba menulis surat untuk Gubernur 2. Lomba menyadur teks

(30)

25 3. Lomba menulis esai (artikel)

Olimpiade Komunitas Baca dikemas dalam bentuk olimpiade bahasa dengan mengundang seluruh perwakilan komunitas baca (5 orang per komunitas). Olimpiade bahasa dilaksanakan di Kota Palangka Raya.

054 B. Anjangsana Sastra

Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap masukan-masukan dan menerima kritik membangun dari stakeholder di Palangka Raya yang diwujudkan dengan diskusi terpumpun, kunjungan-kunjungan ke komunitas baca, bahasa ataupun sastra baik yang formal ataupun informal.

5289.006

054 A. Koordinasi Literasi di Daerah

Kegiatan koordinasi literasi ini diwujudkan dalam pemetaan komunitas-komunitas literasi di Kalimantan Tengah.

054 B. Pembinaan Komunitas Literasi

Kegiatan pembinaan literasi ini diwujudkan dalam bentuk pembinaan dan pendampingan komunitas literasi di Kalimantan Tengah. Komunitas literasi yang dimaksud adalah rumah-rumah baca, perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, komunitas pegiat budaya, dan sebagainya. Kegiatan ini berbentuk FGD dengan mengundang stakeholder terkait dan para penggiat Komunitas Literasi.

054 C. Seminar Literasi

Seminar ini diharapkan dapat menjadi ajang diskusi para peneliti bahasa dan sastra, penggerak literasi untuk membahas potensi kebahasaan dan kesastraan Indonesia dalam rangka menumbuhkan budaya literasi di Kalimantan Tengah serta memperkukuh integrasi bangsa Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

054 D. Pelatihan Instruktur Literasi

Rumah-rumah baca, perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, dan komunitas lainnya dituntut untuk memiliki instruktur yang mampu menggerakkan budaya membaca di lingkungannya. Untuk itu, diperlukan pelatihan untuk membekali mereka dengan kemampuan mentransfer pengetahuan yang mereka miliki.

IKK II : Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra 5289.001

052 B. Pembinaan dan Pemilihan Duta Bahasa

Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Kalimantan Tengah diadakan untuk menggugah kecintaan masyarakat terhadap kebahasaan dan kesastraan, terutama dalam hal berbahasa Indonesia. Untuk

(31)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

26

menggugah kecintaan masyarakat tersebut diperlukan seseorang yang mewakili sebagai Duta Bahasa. Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah adalah kegiatan untuk memilih sepasang, putra dan putri, berusia 18—25 tahun, belum menikah, dan mampu berbahasa Indonesia, bahasa Daerah, dan bahasa Asing.

054 A. Lingkar Sastra Siswa

Pengelola dan penggerak komunitas sastra di Kalimantan Tengah perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai pengelolaan dan kemampuan dasar dalam membagi kemampuan membaca pada para pembaca di lingkungannya. Atas dasar hal itulah, pelatihan fasilitator komunitas sastra ini penting untuk dilakukan. Balai Bahasa Kalimantan Tengah sebagai UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kalimantan Tengah memiliki sumber daya yang mumpuni untuk membekali para fasilitator komunitas sastra.

054 C. Olimpiade Bahasa Komunitas Sastra

Olimpiade Bahasa Komunitas Sastra ini diikuti oleh komunitas sastra se-Kalimantan Tengah, dilakukan dalam bentuk olimpiade bahasa. Olimpiade ini memperlombakan

1. Lomba berkarungut 2. Lomba berbalas pantun 3. Lomba drama satu babak

Olimpiade Komunitas Sastra dikemas dalam bentuk olimpiade budaya dengan mengundang seluruh perwakilan komunitas sastra (5 orang per komunitas).

055 A. Musikalisasi Puisi

Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Kalimantan Tengah diadakan untuk menggugah kecintaan masyarakat terhadap kesastraan, terutama dalam hal mengapresiasi sastra. Festival Musikalisasi Puisi

diupayakan untuk bisa menjadi tempat untuk

menumbuhkembangkan sikap positif terhadap sastra Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu, diadakan sebuah kegiatan berupa festival musikalisasi puisi bagi generasi muda terutama pada jalur pendidikan menengah yang berada daerah Kalimantan Tengah. Melalui kegiatan ini diharapkan akan tercipta generasi muda yang peduli terhadap sastra Indonesia, mampu mengapresiasikan karya sastra, dan menjadikan mereka manusia yang bermutu secara budaya.

(32)

27

Sasaran Strategis VII :

Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali-

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali

1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya

3 Lembaga 5 Lembaga 28 Lembaga 43 Lembaga

2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya

- - 22 Lembaga 22 Lembaga

3 Jumlah Jejaring BIPA - - - 1 Lembaga

Pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja ini didukung oleh 3 output yaitu: 5289.002 Badan Publik Daerah yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa, 5289.003 Media Massa di Daerah yang Terbina Penggunaan Bahasa, dan 5289.009 Jejaring BIPA.

IKK I ; Jumlah Badan Pulik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya. Ada 3 (tiga) tahapan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran strategis yaitu 1) Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa baik di Badan Publik maupun Media Luar Ruangnya, 2) Penyuluhan Penggunaan Bahasa bagi SDMnya, 3) Kajian Penggunaan Bahasa sebagai alat ukur hasilnya.

IKK II : Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya Sasaran kegiatan ini diutamakan kepada media massa yang ada di Kalimantan Tengah. Ada 3 (tiga) tahapan yang dilakukan untuk pencapaian sasaran strategis yaitu:

Pertama, Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa Media Massa di Kalimantan Tengah. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan kajian. Rumusan yang dihasilkan dalam kajian akan

diusulkan pada badan-badan publik untuk digunakan. Kegiatan

pengawasan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengimplementasikan rumusan usulan yang diberikan oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah. Media massa diharapkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam menginformasikan. Kedua, Kajian Penggunaan Bahasa Media Massa di Kalimantan Tengah. Kajian ini bertujuan untuk mendokumentasikan penggunaan bahasa media massa di Kalimantan Tengah. Selain itu, kajian ini juga mengurai pengunaan bahasa terkait dengan sikap media massa sebagai pengguna bahasa terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Bentuk-bentuk yang terdokumentasi kemudian dikaji dan dikupas menggunakan kaidah penggunaan bahasa Indonesia. Kajian dan kupasan akan menjelma menjadi rumusan usul perbaikan penggunaan bahasa oleh media massa di Kalimantan Tengah. Ketiga, Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Media Massa di Kalimantan Tengah. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kegiatan kajian. Media massa perlu mendapatkan

(33)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

28

informasi yang tepat tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penyuluhan bahasa Indonesia ini menjadi penting dalam konteks pembinaan bahasa Indonesia.

IKK III : Jumlah Jejaring BIPA

Melalui BIPA, Balai Bahasa Kalimantan Tengah berupaya untuk

memartabatkan bahasa Indonesia di negeri sendiri dan

menginternasionalkan bahasa Indonesia melalui pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jejaring Kemitraan Program BIPA merangkul beberapa mitra BIPA yaitu lembaga yang menjalankan program sejenis dalam upaya mencetak pengajar BIPA daerah yang potensial untuk mengajarkan BIPA di Luar Negeri. Kemitraan BIPA tidak hanya merangkul lembaga yang menjalankan kegiatan serupa tetapi lembaga pendidikan nasional dan internasional yang menginginkan siswa/ anak didik, pegawai ataupun orang tua anak didik untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Sasaran Strategis VIII :

Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

1 Jumlah Bahan Ajar BIPA 0 Bahan 0 Bahan 0 Bahan 1 Bahan

IKK I : Jumlah Bahan Ajar BIPA

Kegiatan penyusunan bahan pendukung pengajaran BIPA adalah kegiatan untuk menghasilkan buku-buku yang menunjang pengajaran bahasa Indonesia kepada penutur asing (BIPA). Buku-buku pendukung dapat berupa buku cerita atau lembar kerja siswa. Setelah memiliki buku penunjang berupa buku cerita mula sampai lanjut, tahun 2014 akan dibuat buku penunjang yaitu lembar kerja siswa (LKS). LKS akan terdiri atas wacana dan daftar soal/pertanyaan yang disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa Indonesia siswa. Buku penunjang dibuat untuk menunjang kegiatan pengajaran sehingga proses pengajaran menjadi terarah dan terstruktur.

(34)

29

Sasaran Strategis IX :

Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019

1 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

2 Layanan Internal 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 3 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan IKK I : Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

Indikator ini didukung oleh 4 (empat) komponen kegiatan antara lain: 051. Penyusunan Rencana Program dan Anggaran

053. Pengelolaan Data dan Informasi 054. Pengelolaan Keuangan

055. Pengelolaan Kepegawaian

056. Pengelolaan Rumah Tangga dan BMN

IKK II : Layanan Internal

Pada tahun 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengan mengalokasikan belanja modal pengadaan fasilitas perkantoran berupa perlengkapan kantor seperti PC, Laptop, Kamera, TV, Scanner, AC, dan Dispenser.

IKK III : Layanan Perkantoran

Indikator ini didukung oleh 2 (dua) komponen antara lain: 001. Gaji dan Tunjangan

002. Operasional dan Pemeliharaan Kantor

3. Analisis Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan

Ada beberapa hal yang menjadi catatan dalam pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja tahun 2018, baik itu permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan anggaran ataupun pelaksanaan kegiatan. Permasalahan ataupun solusi tersebut kami rangkum sebagai berikut:

1. Bahwa pada bulan Januari 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah telah selesai melaksanakan rapat pleno terkait pelaksanaan anggaran 2018 yang membahas dan menyusun pengampu-pengampu kegiatan tahun 2018. Pelaksanaan kegiatan akan dimulai selambat-lambatnya pada akhir bulan Januari 2018. Pada tanggal 4 Februari 2018 menerima surat Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa nomor 0464/G1.1/PR/2018 tanggal 4 Februari 2018 tentang Efisiensi Anggaran Perjalanan Dinas dalam APBN 2018, Balai Bahasa Kalimantan Tengah

diminta melakukan realokasi perjalanan dinas sebesar Rp

(35)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

30

Kalimantan Tengah melakukan konsolidasi ulang terhadap pelaksanaan kegiatan yang sudah terjadwal sebagai bahan untuk melakukan revisi anggaran. Revisi tersebut berimbas pada perubahan kuantitas kegiatan, perubahan daerah sasaran, perubahan lokasi maupun perubahan jumlah pengampu, sehingga berimbas pada terjadinya perubahan jadwal dan pelaksanaan kegiatan.

2. Pelaksanaan kegiatan di Balai Bahasa Kalimantan Tengah untuk tahun 2018 yang bersifat pelatihan, bimtek, penyuluhan ataupun sosialisasi serta uji difokuskan ke daerah pedalaman setingkat kecamatan dan desa yang bertujuan agar terjadi pemerataan dalam peningkatan mutu sasaran karena berdasarkan evaluasi, pada tahun-tahun sebelumnya selalu terpusat di kota kabupaten. Perubahan wilayah sasaran tersebut membutuhkan koordinasi yang lebih intensif dan lama dalam persiapan pelaksanaan kegiatan mengingat wilayah-wilayah tersebut sangat minim infrastruktur baik akses transportasi, komunikasi, akomodasi dll.

3. Ada 3 output yang mengalami hambatan karena kompetensi SDM yang tidak merata, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terlambat.

4. Penjadwalan kegiatan Balai Bahasa Kalimantan Tengah pada beberapa kegiatan skala besar /scope provinsi terpusat pada bulan-bulan tertentu seperti Bulan Mei ( Bulan Pendidikan), Bulan Agustus (Bulan Kemerdekaan), dan Bulan Oktober ( Bulan Bahasa dan Sastra).

5. Pelaksanaan Belanja Modal yang direncanakan pada bulan Maret terpaksa harus ditunda karena munculnya aplikasi SIMPEL yang

membutuhkan pemahaman lebih lanjut dan pengajuan berkas

administrasi agar dapat melakukan aktivasi.

6. Perubahan-perubahan secara mendadak pada kalender akademik yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi serta padatnya agenda daerah (kabupaten/kota) berimbas juga pada mundurnya jadwal kegiatan yang disusun.

7. Pengambilan data untuk kegiatan kamus dan kosa kata pada beberapa DP (Daerah Pengamatan) mundur dari perencanaan akibat akses transportasi terputus akibat banjir dan tanah longsor.

8. Pada tahun 2018, Balai Bahasa Kalimantan Tengah mengalami beberapa kali pergantian kepala. Bulan Juli, Drs. Haruddin, M.Hum memasuku masa pensiun kemudian diangkat Plt. Kepala Balai Dra. Suparmi, kemudian pada bulan September dilantik Kepala definitif Drs. I Wayan Tama, M.Hum. Pergantian pimpinan ini secara langsung dan tak langsung berimbas pada kebijakan dan strategi pencapaian sasaran yang berubah. Ini merupakan salah satu faktor yang cukup krusial dalam pemenuhan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.

(36)

31

Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, ada beberapa langkah yang kami lakukan, di antaranya:

1. Percepatan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di daerah sasaran (luar kota).

2. Percepatan pada kegiatan-kegiatan dengan skala besar (scope provinsi) seperti festival yang akan dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus.

3. Percepatan pada pelaksanaan belanja modal dengan langsung menghubungi Kemdikbud untuk mempercepat aktivasi pada aplikasi SIMPEL.

4. Pemetaan pada output yang mengalami keterlambatan pelaksanaan untuk dilakukan evaluasi.

5. Peningkatan kompetensi SDM dengan mengundang fasilitator dari Eselon I untuk para pengampu kegiatan pada 3 output yang mengalami masalah, yaitu: Bahan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia, Bahan Pendukung BIPA, dan Jejaring BIPA.

B. Realisasi Anggaran

1. Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja

Pada alokasi anggaran 2018 terdapat 3 (tiga) jenis belanja pada Balai Bahasa Kalimantan Tengah yaitu Belanja Pegawai (51), Belanja Barang (52) dan Belanja Modal (53). Besaran dan realisasi anggaran masing-masing belanja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7

Pagu dan Realisasi Per Jenis Belanja

JENIS BELANJA PAGU REALISASI

ANGGARAN SISA REALISASI % BELANJA PEGAWAI 1.998.294.000 1.899.578.016 98.715.984 95,06 BELANJA BARANG 4.757.759.000 4.530.141.896 54.653.075 95,22 BELANJA MODAL 505.296.000 504.497.855 798.145 99,99

(37)

Laporan Kinerja 2018 Balai Bahasa Kalimantan Tengah

32

Alokasi Realisasi Prosentase Belanja Pegawai 1.998.294.000 1.899.57 8.016 95,06 Belanja Barang 4.757.759.000 4.530.14 1.896 95,22 Belanja Modal 248.752.000 248.724.320 99,99 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000

Grafik Alokasi dan Realisasi Jenis Belanja 2018

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Dari tabel dan grafik di atas ada beberapa hal dapat dijelaskan di sini, antara lain:

1. Penyerapan anggaran di atas 95 % untuk per jenis belanja.

2. Sisa alokasi pada belanja barang merupakan sisa dari pelaksanaan kegiatan yang tersebar pada 10 (sepuluh) output yang sebagian besar dari akun perjalanan dinas, belanja langganan daya dan jasa (listrik) yang tidak terserap. Secara lebih mendetail hal tersebut akan dijelaskan pada alokasi dan realisasi per output di bawah ini.

2. Realisasi Anggaran Per Output

Pelaksanaan program dan anggaran Balai Bahasa Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tersebar pada 14 (empat belas) output. Alokasi anggaran pada setiap output tentu berbeda-beda tergantung pada beberapa hal antara lain:

1. Prioritas Pemerintah dan Kementerian

2. Pencapaian Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 3. Pencapaian Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah

4. Pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

Di bawah ini akan disajikan tabel dan grafik pagu dan realisasi per output Balai Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2018

(38)

33 Tabel 3.8

Pagu dan Realisasi Per Output Tahun 2018

Kode Output

Volume Output

Alokasi Realisasi %

Target Capaian Satuan

[5289] Pelaksanaan Tugas Teknis Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di Daerah

7.004.805.000 6.678.444.232 95,34

001 Mitra Komunitas Pelindungan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra di Daerah

1600 2033 Orang 1.124.965.000 1.116.586.760 99,26

002 Badan Publik di Daerah yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa

36 36 Badan Publik

359.853.000 339.293.000 94,29

003 Media Massa di Daerah yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa

22 22 Media Massa

120.274.000 115.273.000 95,84

004 Kabupaten/Kota yang Terbina Penggunaan Media Luar Ruangnya

7 7 Kab/ Kota 212.150.000 181.275.000 85,45

005 Bahan Uji Kemahiran Berbahasa 1 1 Bahan 18.374.000 14.536.927 79,25

006 Tenaga Kebahasaan dan Kesastraan Terbina Kemahiran Literasi Berbahasa Indonesia

500 750 Orang 774.720.000 761.649.557 98,31

007 Bahan Ajar Bahasa dan Sastra 10 10 Bahan 357.296.000 309.098.118 86,51

008 Bahan Pendukung BIPA 1 1 Bahan 24.390.000 7.726.000 31,68

009 Jejaring BIPA 1 1 Jejaring 58.597.000 57.733.829 98,53

010 Kosa Kata Bahasa Daerah 3500 3500 Kosa Kata 203.778.000 188.212.000 92,36

011 Rekomendasi Bahan Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan

1 1 Dokumen 171.332.000 161.675.000 94,36

950 Layanan Dukungan Managemen 1 1 Layanan 263.590.000 236.751.274 89,82

951 Layanan Internal 1 1 Layanan 248.752.000 248.724.320 99,99

Gambar

Tabel 3.1  Skala Penilaian
Grafik Alokasi dan Realisasi  Jenis Belanja 2018
Grafik Realisasi Per Sasaran Strategis  Tahun 2018

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis konfirmatori variabel eksogen (word of mouth, harga, kualitas produk, lokasi, citra merek dan promosi) yang dibangun dengan total dua puluh ( 20 ) indikator,

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan perbedaan komposisi tepung terigu yang dicampur dengan tepung ubi kayu termodifikasi dan ekstrak daun kelor

Dari sisi output, dilakukan evaluasi hasil yang dicapai oleh pedagang, setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional pada pasar-pasar di Kota Denpasar,

Untuk reaktor riset RSG- GAS dengan tekanan 1 bar dan temperatur diatas 1oO °c maka fraksi void pada temperatur saturasi sekitar 0,01 %.(5) Karena koefisien

Beberapa faktor yang mendorong Said Nursi turun langsung dalam Perang Dunia I diantaranya juga berawal dari kecintaannya pada kebebasan, menolak bentuk kekejaman

Hasil: DidapatkanT6 pasien rinosinusitis tronis yang dilakukan pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasal untuk persiapan- opirasi bedah sinus endoskopi , terdiri

Hal ini disebabkan karena penerapan strategi pemecahan masalah sistematis sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran karena penerapan ini lebih banyak

Proses perubahan berpotensi mengancam semua cara yang telah berlaku sebelumnya, dan itu menciptakan ketakutan secara psikis di antara para praktisinya. Salah satu ketakutan yang