• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak saat itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan, Indonesia mampu menjadi negara Asia pertama yang berlaga di Piala Dunia 1938. Perkembangan level kompetisi di Indonesia masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, baik dari segi kualitas maupun infrastruktur pendukung sepakbola itu sendiri.

Sebagai olahraga yang paling diminati, tentunya dibutuhkan sarana-sarana pendukung untuk meningkatkan kualitas dari olahraga sepakbola, yang salah satunya adalah Stadion. Sebuah stadion yang baik dapat mendukung kualitas permainan dan dapat memberikan hiburan bagi yang menontonnya. Keberadaan stadion tidak hanya sebagai tempat untuk berolahraga, tapi juga sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka untuk masyarakat berkumpul.

Stadion merupakan bangunan yang dapat berperan dalam membentuk kota melebihi yang biasa dilakukan oleh bangunan lainnya, dan pada saat yang bersamaan dapat menambah komunitas dalam peta. Stadion dapat menjadi bangunan yang paling diperhatikan dalam sejarah ketika berlangsung sebuah event olahraga. Selain itu stadion juga dapat merubah kehidupan seseorang dan dapat menjadi cermin dari aspirasi nasional (Sheard, 2006). Sebagai bagian penting dalam olahraga sepakbola, stadion harus mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua unsur yang terlibat dalam olahraga sepakbola.

Stadion adalah fasilitas olahraga yang dipergunakan untuk melangsungkan sebuah pertandingan sepak bola atau atletik, serta banyak fasilitas untuk pengunjungnya. Hampir setiap kabupaten memiliki stadion, namun hanya

(2)

beberapa stadion saja di Indonesia yang bertaraf internasional yaitu: Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Gelora Bandung Lautan Api (Bandung). (google.com/stadioninternasionalindonesia).

Stadion Gelora Bandung Lautan Api didirikan pada tahun 2009 di daerah Desa Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Stadion Gelora Bandung Lautan Api ini merupakan stadion terbesar di kota Bandung, dan akan dijadikan homebase untuk kesebelasan Persib Bandung. Dibangun diatas lahan 24,5 hektare stadion ini menjadi salah satu stadion paling megah di Indonesia yang di desain sebagai stadion bertaraf internasional dan dapat menampung pengunjung sampai 72.000 orang jika tanpa kursi. Selain memiliki lapangan sepak bola, stadion ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya seperti atletik, kantor, sirkulasi, e-board, scoring board, dan kursi tahan api yang merupakan standar FIFA, sehingga jika di total dengan fasilitas pendukung lain dapat mencapai 40 hektare. (Wikipedia.org)

Sebuah stadion juga perlu memperhatikan kenyamanan pengunjung dalam perjalanan dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Signage yang kurang memadai pada suatu stadion akan membuat pengunjung kebingungan dalam arah perjalanannya serta dalam mendapatkan informasi tentang fasilitas-fasilitas dan peringatan tertentu. Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dibutuhkan sebuah signage mengenai informasi lokasi dan ruangan dari fasilitas-fasilitas tersebut. Agar informasi dapat tersampaikan kepada pengunjung, signage diperlukan untuk mempermudah pengunjung mengetahui tata letak ruangan yang akan dituju dengan tepat. Selain itu dengan luas bangunan yang mencapai 72.000 m2 maka signage dapat menjadi solusi pengunjung untuk mengetahui lokasi yang dituju tanpa perlu menjelajahi stadion secara keseluruhan.

Stadion Gelora Bandung Lautan Api masih menggunakan signage yang belum terintregrasi dengan baik. Masih terdapat signage yang berukuran kecil sehingga keterbacaan kurang jelas, pemasangan signage juga belum menjangkau semua sisi, serta warna dan tipografi yang digunakan berbeda-beda sehingga signage sulit dikenali dan dipahami.

(3)

Gambar 1.1 Kondisi Sekitar Stadion GBLA Sumber: Data Pribadi

Akibatnya banyak pengunjung yang kesulitan untuk mencari arah dan menemukan lokasi yang dituju. Signage yang baik merupakan tanda hasil komunikasi simbol dan teks pada daerah dengan mobilitas tinggi, tanpa tergantung bahasa verbal yang terbatas (Whitbeard, 2009). Dengan demikian, dengan adanya signage yang baik, informasi dari sebuah signage dapat membantu pengunjung stadion untuk mencari arah dan menemukan lokasi yang dituju dengan tepat.

Untuk membedakan Stadion Gelora Bandung Lauta Api dengan stadion lainnya, perlu adanya sebuah identitas visual untuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Identitas visual ini nantinya berfungsi sebagai informasi kepada masyarakat mengenai ciri khas Stadion Gelora Bandung Lautan Api itu sendiri dan identitas visual juga digunakan sebagai dasar perancangan signage agar ciri khas Stadion Gelora Bandung Lautan Api lebih terlihat.

Dari fenomena yang telah dijabarkan diatas, penulis berupaya untuk merancang signage dan identitas visual berupa logo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api agar pengunjung dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang lokasi yang akan dituju baik di dalam maupun luar stadion dan signage dapat menjadi alat komunikasi yang informatif.

(4)

1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, berikut ini adalah permasalahan yang didapat untuk diidentifikasi yaitu:

a. Stadion Gelora Bandung Lautan Api belum memiliki identitas visual yang membedakan antara GBLA dengan stadion yang lainnya b. Signage yang ada saat ini kurang menampilkan informasi tentang

fasilitas-fasilitas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dan rata-rata memiliki ukuran yang kecil sehingga sulit dibaca pada jarak tertentu.

c. Kurangnya signage yang ada di dalam stadion dan di luar stadion, sehingga pengunjung kesulitan untuk mencari tempat yang akan dituju

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:

Bagaimana perancangan identitas visual signage yang dapat merepresentasikan (mewakili) Gelora Bandung Lautan Api agar mudah dikenali dan komunikatif, sehingga mempermudah pengunjung mendapatkan informasi tentang fasilitas-fasilitas yang terdapat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

1.3Fokus Permasalahan

Penelitian ini berfokus pada perancangan identitas visual dan signage di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Stadion ini adalah salah satu sarana umum yang sering dikunjungi jika ada event-event tertentu seperti pertandingan sepakbola atau jika ada acara nasional seperti PON 2016 dan acara internasional seperti Asian Games 2018. Oleh karena itu agar lebih dikenal oleh masyarakat

(5)

nyaman bagi pengunjung adalah dengan merancang signage yang baik dan seinformatif mungkin karena pengunjung yang terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial. Dalam proses perancangan ini, penulis menggunakan keilmuan bidang desain komunikasi visual. Target dari perancangan signage ini adalah orang yang berkunjung ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah merancang signage dan identitas visual yang representatif dan komunikatif untuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api agar pengunjung dapat mengetahui dimana posisi mereka dan tempat yang akan dituju dengan cepat dan tepat selama berada di dalam dan luar stadion.

1.5

Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dan analisis, yaitu:

a. Pengamatan observasi dilakukan dengan menggunakan teori observasi menurut Ridwan (2004,104) yang mana penulis melakukan pengamatan secara langsung ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api untuk memperoleh data-data untuk perancangan.

b. Wawancara dilakukan dengan menggunakan metode menurut Koentjaraningrat 1980 dalam Soewardikoen (2013:20). Penulis melakukan wawancara untuk mendapat informasi secara langsung dari narasumber dengan proses tanya jawab. Dalam hal ini penulis akan mewawancara pengelola GBLA dan arsitek atau desainer yang memrancang signage sebelumnya, dan masyarakat yang sering berkunjung ke stadion.

c. Kuesioner menggunakan metode menurut Arikuntoro (2002:136) digunakan untuk memperjelas masalah yang ada serta untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap signage.

(6)

Kuesioner ditujukan kepada masyarakat yang pernah berkunjung ke stadion.

d. Studi pustaka digunakan sebagai sumber data yang dapat mendasari dalam proses perancangan signage. Dalam hal ini penulis akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan dengan signage. Seperti dari buku, jurnal, report/laporan, dan berita.

(7)

1.6Kerangka Penelitian

Gambar 1.2 Kerangka Penelitian Sumber: Data Pribadi

WAWANCARA KUESIONER

IDENTIFIKASI MASALAH

- Terdapat signage yang sulit dibaca dari jarak jauh, karena ukurannya yang kecil

- Banyak orang yang kesulitan mencari lokasi tujuan - Penempatan signage yang kurang strategis

- Banyaknya fasilitas yang ditawarkan dan luas stadion yang besar, maka perlu diberikan informasi mengenai lokasi dan fasilitas-fasilitas tersebut. - Belum adanya identitas visual yang membedakan Stadion Gelora Bandung

Lautan Api dengan stadion lainnya

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana rancangan identitas visual dan signage yang baik agar

pengunjung dengan mudah mendapat informasi tentang tempat yang akan dituju? PENGUMPULAN TEORI 1. Teori Signage 2. Teori Piktogram 3. Teori Desain Komunikasi Visual DATA OBSERVASI WAWANCARA KUESIONER ANALISIS DATA KONSEP PERANCANGAN - Konsep Komunikasi - Konsep Kreatif - Konsep Visual PENGEMBANGAN DESAIN DESAIN AKHIR

(8)

1.7Pembabakan

• BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, fokus permasalahan, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data, kerangka penelitian.

• BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi mengenai teori-teori penunjang yang akan digunakan sebagai dasar dalam kegiatan analisis data penelitian dan asumsi berdasarkan teori yang sudah di dapat.

• BAB III : DATA DAN ANALISIS

Penjabaran data-data dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner, serta analisa dari data-data yang di dapatkan.

• BAB IV : KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Hasil dari perancangan signage serta memaparkan teknik pengerjaan. • BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.

Gambar

Gambar 1.1 Kondisi Sekitar Stadion GBLA  Sumber: Data Pribadi
Gambar 1.2 Kerangka Penelitian  Sumber: Data Pribadi		 WAWANCARA	KUESIONER	IDENTIFIKASI	MASALAH	- Terdapat	signage	yang	sulit	dibaca	dari	jarak	jauh,	karena	ukurannya	yang	kecil	- Banyak	orang	yang	kesulitan	mencari	lokasi	tujuan	- Penempatan	signage	yang

Referensi

Dokumen terkait

Berikut merupakan salah satu contoh pengujian yang dilakukan pada aplikasi ARMIPA yaitu pengujian ketepatan titik lokasi pada peta dan kamera dengan markerless

Komunikasi dan Informatika, yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan laju perubahan tata guna lahan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut ditandai dengan laju deforestrasi baik disebabkan

Penyusunan LBP Kementerian Keuangan Tahunan Tahun Angggaran 2020 (Audited), mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan

Pendapatan masyarakat, memanfaatkan Tahura Djuanda sebagai sumber pendapatan masyarakat setempat yang bersumber dari wisatawan yang datang ke Tahura Djuanda. Pengeluaran

Kesulitan investor untuk menentukan saham yang dapat di masukkan portofolio, diversifikasi, dan estimasi return risiko dapat diatasi dengan penyusunan portofolio