KAJIAN BIOMASSA LAMUN DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH
DESA MALANG RAPAT KABUPATEN BINTAN
Mia Larasanti
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, mia.larasatie@yahoo.com
Dr.Febrianti Lestari, M.Si
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,Febs_lestary @yahoo.com
Ir. Linda Waty Zen, M.Sc
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, lindawzen@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Jumlah Biomassa yang di perairan Kawasan Konservasi Laut Daerah Desa Malang Rapat, yang dilihat dari persentasi tutupan Lamun, dan karakteristik lingkungan perairan lamun di perairan Desa Malang Rapat. Penelitian ini dilakukan dengan metode Random acak Sampling yang terdiri atas 31 titik pengamatan. Pengamatan Biomassa Lamun yaitu dengan menggunakan metode Mellor, menggunakan Plot dengan ukuran 0,5 x 0,5 m2 sebanyak 31 plot pengamatan. Hasil penelitian yang dilakukan pada 31 titik pengamatan maka di dapatkan Hasil Biomassa lamun sebesar 1069.44 gbk/m², dengan jenis lamun yang dijumpai yaitu 7 jenis lamun yang terdiri atas 5 Genus serta 2 family yaitu Hidrocharitaceae dan Photamogetonaceae. Total rata-rata tutupan untuk secara dari titik pengamatan adalah berbeda tiap Plot nya dengan dengan total tutupan tertinggi yaitu 42%. Parameter perairan padang lamun di Desa Teluk Bakau masih tergolong baik dan sehat untuk keberadaan lamun.
OBSERVATION BIOMASS OF SEAGRASS REGIONAL CONSERVATION AREA IN THE MALANG RAPAT VILLAGE BINTAN REGENCY.
Mia Larasanti
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, mia.larasatie@yahoo.com
Dr.Febrianti Lestari, M.Si
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,Febs_lestary @yahoo.com
Ir. Linda Waty Zen, M.Sc
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, lindawzen@yahoo.com
ABSTRACT
Research on has carried out from January to May 2015. Purpose of this study was to determine the amount of biomass in the waters of Marine Protected Areas Regional Meeting Malang village, seen from the percentage cover of seagrass, seagrass and characteristics of the aquatic environment in the village of Malang Meeting waters, And the environmental characteristics of the waters of seagrass in the waters of the village of Malang Meeting. This research was conducted with a random Random Sampling method which consists of 31 observation points. Seagrass Biomass observation by using methods Mellor, using a plot with a size of 0.5 x 0.5 m2 plots are 31 observations. Results of research conducted in 31 observation points then get the results of seagrass biomass at 1069.44 gbk / m², with a kind of seagrass found that 7 seagrass species comprising the genus 5 and 2 family is Hidrocharitaceae and Photamogetonaceae The average total cover to be on the point of observation is different for each of its plot with the highest total cover 42%. Parameter waters of seagrass in the village of Teluk Bakau still relatively good and healthy for the presence of seagrass.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Desa Malang Rapat merupakan wilayah pesisir yang memiliki berbagai keanekaragaman hayatiyang sangat tinggi seperti Terumbu karang, Padang lamun dan di dukung juga oleh vegetasi Hutan mangrove. ekosistem padang lamun berada di Kawasan konservasi laut daerah.
Berdasarkan keberadaan lamun yang berada di tengah-tengah ekosistem sumberdaya pesisir lainnya, maka Padang lamun merupakan salah satu ekosistem di wilayah pesisir yang memiliki keanekaragaman-hayati yang kaya dan sekaligus penyumbang nutrisi yang sangat potensial bagi ekosistem lainnya. Menurut Hutomo (1999) Padang Lamun merupakan penyumbang nutrisi yang potensial bagi perairan di sekitarnya. Dinamika nutrien memegang peranan kunci pada ekosistem padang lamun dan ekosistem lainnya. Ketersediaan nutrien menjadi faktor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun pada perairan yang jernih.
Biomassa merupakan factor primer pada ekosistem padang lamun di dalam penentuan organisasi hewan
aquatic sebagai pengontrol habitat secara kompleks keanekaragaman jenis dan kelimpahan invertebrata yang berasosiasi (Fortes,1990 dalam Arifa, 2013). Juga merupakan energy matahari yang telah di transformasikan menjadi energi Kimia oleh tumbuhan Berhijau Daun. Informasi tentang biomassa lamun berguna untuk memahami peranan lamun dalam daur hara dan rantai makanan sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan laut dan pesisir. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk mengkaji tentang Biomassa Padang Lamun.
Tujuan Penelitian
1.Mengetahui Biomassa lamun yang terdapat di perairan kawasan konservasi laut daerah Malang Rapat dilihat dari persentasi tutupan Lamun.
2.Mengetahui Karakteristk lingkungan perairan lamun di Perairan Desa Malang Rapat.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi ilmiah tentang biomassa padang lamun yang berguna untuk pengelolaan ekosistem pesisir dan laut khususnya pengelolaan ekosistem lamun.
METODE Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain, thermometer, handrefractometer, pH meter, Do meter, GPS, kuadran 0.5 x 0.5 m², gambar pandu, kamera, alat tulis, buku, kantong plastic kertas Label.
Metode Penelitian
Penentuan titik Pengamatan dilakukan secara Random Acak Sampling, dimana wilayah penelitian dibagi menjadi 31 titik pengamatan.
Pengamatan padang Lamun
Identifikasi jenis lamun yaitu dengan menggunakan panduan identifikasi menurut ( Kepmen lh NO.200. tahun 2004).
Persentasi Tutupan Lamun
Metode yang digunakan untuk menghitung persentase penutupan lamun yaitu dengan menghitung persentase dari masing-masing petak contoh berdasarkan Kepmen lh NO.200.tahun 2004.
Biomassa Lamun
Penentuan biomassa lamun dilakukan secara estimasi berdasarkan metode Mellor (1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN Biomassa Lamun
Biomassa merupakan jumlah berat dari semua material yang hidup pada suatu satuan luas tertentu, baik yang berada di atas maupun di bawah substrat yang sering dinyatakan dalam satuan gram berat kering per/m2 (gbk/m2) (Zieman dan Wetzel,1980 dalam Hendra,2011). Biomassa terbentuk dari proses ditransformasinya energi matahari menjadi energi kimia oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Karena itu biomassa lebih identik pada tumbuhan. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Malang Rapat, menunjukkan hasil total Biomassa pada 31 titik pengamatan yang diambil secara acak maka di dapatkan hasil Biomassa Lamun sebesar 1069.44gbk/m2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 8.
Jenis Lamun di Perairan Desa Malang Rapat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Malang Rapat, maka di dapat 7 jenis lamun yang ada di perairan Desa Malang Rapat, penggolongan yang terdiri atas, yang terdiri atas 2 family yaitu
Hydrocharitaceae dan
Potamagetonaceae , dengan 5 Genus dan 7 Jenis yang terdiri atas Thalassia hemprichii, Halodule pinifolia,
Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides,
Cymodocea serrulata,dan
Syringodium iseotifolium. Lebih lanjut mengenai jenis-jenis lamun yang terdapat di perairan Desa Malang Rapat dapat dilihat pada Tabel 9.
Family Genus Jenis
Hydrocharitaceae Thalassia T. Hempricii Enhalus E Acoroides
C. Rotundata
Cymodosea C. Serrulata
H. Pinifolia Potamagetonaceae Halodule H. Uninervis Syirongodium S.Iseotifolium
Sumber : Data Primer 2015
Dari tabel diatas maka dapat dilihat jenis lamun yang dijumpai adalah berbeda jenisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa lamun bisa hidup pada tipe subtrat yang beragam pula jenisnya, namun jenis lamun yang paling banyak dan paling luas yang biasa dijumpai yaitu pada tipe substrat lumpur-berpasir tebal, selain tipe substrat yang mempengaruhi hidup lamun, karakteristik perairan juga memberikan sumbangan besar bagi keberlansungan hidup lamun, dimana lamun memerlukan asupan sinar matahari yang cukup,agar proses fotosintesisnya dapat berjalan dengan baik, sehingga lamun dapat hidup dengan baik pada karakteristik
perairan yang dangkal sehingga hal ini memudahkannya dalam memperoleh cahaya matahari guna kelangsungan pertumbuhannya.
Tutupan Lamun
Kondisi tutupan lamun di Desa Malang Rapat mengacu pada kategori persentasi tutupan lamun berdasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (KepmenLH) no.200 tahun 2004 mengenai Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Status Padang Lamun. Pengambilan data tingkat tutupan lamun dilakukan sebanyak 31 titik stasiun yang tersebar secara acak. Untuk lebih jelas mengenai tutupan lamun di Desa Malang Rapat dapat dilihat pada tabel 10. Dari hasil penelitian yang diperoleh , nilai tutupan lamun yang didapatkan memiliki perbedaan untuk masing-masing titik pengamatan. Dari hasil pengamatan persentase tutupan di Desa Malang Rapat masih tergolong baik.
Hubungan Biomassa dengan Persentase tutupan Lamun
Berdasarkan uji regresi yang dilakukan maka di peroleh R2 = 0.508. yang (a) apabila nilai tutupan berkurang satu-satuan maka nilai Biomassa naik sebesar 10.51,dan(b) apabila nilai tutupan berkurangsatu-satuan maka nilai Biomassa turun sebesar 0.270x, hasil penelitian
menunjukkan bahwa tutupan lamun memberikan pengaruh yang bagi biomassa lamun. Hal ini diduga karena tingginya biomassa berkaitan dengan persentase penutupan lamun yang juga tinggi.
Karakteristik Perairan di Desa Malang Rapat
Kondisi Parameter kualitas perairan merupakan parameter yang sangat penting bagi keberlansungan hidup lamun. Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada parameter Perairan di Desa Malang Rapat, yang terdiri atas Suhu, Salinitas, Dissolved Oxygen ( DO), serta pH, yang diambil dari 31 titik stasiun yang tersebar secara acak, maka di peroleh beberapa kondisi parameter kualitas perairan yang di sajikan pada tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Rata- rata Pengukuran Parameter Lingkungan N o Paramete r Lingkung an Satua n Rat a-rata Bak u mut u * 1. Salinitas 0/00 31.9 33-34 2. Suhu oC 29.6 28-30 3. DO mg/l 8.9 ≥5 4. pH 7.2 7-8,5 Sumber : Data Primer, 2015
Secara umum nilai-nilai parameter lingkungan di Perairan Desa Malang Rapat menunjukkan karakteristik perairan yang relative normal, artinya setiap stasiun memiliki nilai-nilai yang hampir sama. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika kimia, peraian Desa Malangt Rapat berada pada kisaran pertumbuhan optimum bagi tumbuhan lamun. Sehingga dapat dikatakan parameter fisika kimia di Perairan Desa Malang Rapat dapat mendukung kehidupan serta pertumbuhan lamun.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Hasil penelitian yang di peroleh menunjukkan bahwa Biomassa yang di peroleh dengan menggunakan uji regresi sederhana dengan selang kepercayaan 0.95% maka di peroleh nilai sebesar 1069.44 gbk/m² yang di hitung rata-rata total secara keseluruhan dari 31 titik pengamatan. Setelah dihubungkan dengan jumlah total tutupan lamun dari total pengamatan maka didapat hasil nilai R2 sebesar 0.508 menyatakan bahwa jumlah biomassa adanya hubungan antara jumlah biomassa terhadap tutupan Lamun, Dari angka tersebut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa sekitar 50% biomassa yang dihasilkan berhubungan dengan persentasi tutupan lamun, sedangkan sisanya dapat berupa dari karakteristik perairan tempat dimana lamun hidup, sedimen dan asupan cahaya matahari yang di peroleh lamun.
Untuk hasil parameter perairan tempat dimana lamun hidup maka dapat dikatakan parameter tersebut adalah sesuai dengan baku mutu air laut, dimana hasil yang didapat berupa Rata-rata salinitasnya sebesar 31,9 0/00 serta, jumlah rata-rata suhu
yang di dapat yaitu sebesar 29,60C, kemudian untuk DO yaitu dengan rata sebesar 8,9 m/l dan terakhir rata-rata untuk Ph di dapat sebesar 7,2 hasil menunjukkan bahwa karakteristik perairan di Desa Malang Rapat mampu menunjang pertumbuhan serta kehidupan lamun di dalam perairan.
Saran
Adapun pada penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, data yang di peroleh masih berskala standart, maka diharapkan adanya penelitian lebih lanjut guna membahas lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai Biomassa Lamun. Sehingga dengan demikian di harapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melindungi ekosistem Ladang Lamun. Guna keberlansungan wilayah Desa Malang Rapat sebagai wilayah Konservasi Lamun.
Daftar Pustaka
Arifa.d 2014 Biomassa padang lamun di perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten bintan Provinsi Kepulauan
Riau.skripsi: Umrah,Tanjungpinang Armita, Dewi 2011, analisis
perbandingan kualitas air di daerah budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Makassar :156 – 162.
Bapepeda Kabupaten Bintan, 2007. Keputusan Bupati Bintan Nomor : 36/VIII/2007 Tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan.
Berkat, Sunardi, 2012, struktur komunitas makrozobentos
pada ekosistem padang lamun ( seagras ), skripsi,
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas KhairunTernate.http://serd aducemara.wordpress.com/ 2013/02/11/komunitas- makrozoobentos-pada-ekosistem-lamun/.8 gustus 2014. 14.41WIB
Brouns, JJWM (1987a) Growth patterns in some Indo-West-Pacific seagrasses. Aquatic Botany 28:39-61
Heny Afrina Struktur Komunitas
Padang Lamun DI
Perairan Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. UMRAH, Tanjungpinang.
Hendra 2011 Pertumbuhan Dan Produksi Biomassa Daun Lamun Halophila Ovalis, Syringodium Isoetifolium Dan Halodule Uninervis Pada Ekositem Padang Lamun Di Perairan Pulau Barrang Lompo skripsi : Unhas Makasar.
Jumniati S, 2013, Tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan Enhalus
acoroides yang di
transplantasi dengan metode staple APO (alat pemecah ombak ) dan tanpa APO di Kabupaten Pangkep, skripsi, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makasar.
Kiswara, W dan M. Hutomo,. 1985. Habitat Dan Sebaran Geografik Lamun. Oseana, Volume X, Nomor 1 : 21- 30. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Kiswara, W. dan Winardi. 1999. Sebaran Lamun di Teluk Kuta dan Teluk Gerupuk, Lombok. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kordi, K.M.G.H.2011, Ekosistem Lamun(Seagrass), fungsi, potensi Dan Pengelolaan,.Rineka Cipta: Jakarta
Lisdawati 2014 Analisis Tutupan Lamun Berdasarkan Jenis Dan Substrat Di Wilayah Trismades Desa Malang Rapat Kecamatan Skripsi: Umrah Tanjungpinang. KABUPATEN BINTAN
Menteri Lingkungan Hidup,2004. Keputusan mentri Negara
Lingkungan hidup
nomor200 tahun 2004 tentang criteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Nurhikmah, 2013, pengaruh suhu dan lama penyimpanan biji terhadap sintasan dan pertumbuhan bibit lamun enhalus acoroides, Skripsi , jurusan ilmu kelautan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.i d/bitstream/handle/123456 789/7859/SKRIPSI- Nurhikmah-L111%2009274.pdf?seque nce=1. 8 Agustus 2014. 21.17 WIB
Nurita, E.2014 Pola sebaran dan
struktur Komunitas
peleycypoda di perairan ekosistem padang lamun
Desa Pengudang
Kecamatan Teluk Sebong
Kabupaten Bintan
Kepulauan Riau. Skripsi: UMRAH , Tanjungpinang.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.
Presli N, 2011 Distribusi Spasial Dan
Pengelolaan Lamun
(Seagrass) Di TelukBakau Kepulauan Riau skripsi : IPB. Bogor.
Romimohtarto, K. dan S.
JuwanaBiologi Laut. IlmuPengetahuan
Tentang biota lautpenerbit Djembatan .jakarta .2001.
Soedharma, D. 2007. Pertumbuhan, Produktivitas dan Biomassa, Fungsi dan
peranan Lamun.institut Pertanian Bogor.Bogor.
Supriharyono, 2007 Konservasi
Ekosistem sumberdaya hayati. Pustaka pelajar. Yogyakarta
Wijayanti M, Henni, 2007, Kajian kualitas perairan di pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan komunitas hewan makrobentos, Tessis dipenogoro.