PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELALARAN BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP
Dsk.Kt. Marta Sari Dewi
1, Wyn. Romi Sudhita
2, I Dw. Kd. Tastra
31,2,3
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {Martasaridewi@gmail.com
1, Romisudhita@yahoo.com
2,
kadetastra.undiksha@yahoo.com
3}
Abstrak
Permasalah dalam penelitian adalah kurangnya pemafaatan media dan nilai siswa dibawah KKM, tujuan penelitian ini dirinci ke dalam tiga tahapan yang berkaitan, yaitu mendeskripsikan rancang bangun, mendeskripsikan kelayakan, dan mendeskripsikan efektivitas penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan model pengembangan LUTHER yang memiliki enam tahapan, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VIII-C dan VIII-D SMP Negeri 1 Gianyar. Data validasi uji ahli isi bidang studi, ahli media, ahli desain, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan angket. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 91.11% berada pada kualifikasi baik. Hasil evaluasi ahli media sebesar 92% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli desain sebesar 78% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji perorangan sebesar 92,30 % berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 83,6% berada pada baik. Hasil uji lapangan sebesar 82,74% berada pada kualifikasi baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 45,72. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif. Nilai rata-rata sebelum menggunakan media (62,09) dan (86,77) setelah menggunakan media sehingga terdapat meningkatan hasil belajar.
Abstract
The problem in this study is the lack of media use and grades of students under the KKM. The goal is broken down into three phases related, which describes design, describe the feasibility, effectiveness and describe the use of interactive multimedia learning media on student learning outcomes in Indonesian subjects for junior high school students. This type of research is the development of research, using LUTHER development model which has six stages, namely the concept, design, collecting materials, assembly, testing, and distribution. The study included students of class VIII-C and VIII-D SMP Negeri 1 Gianyar. Data validation test content expert fields of study, media experts, expert design, test individual, small group testing and field tests obtained using a questionnaire. The data is then analyzed by descriptive qualitative, quantitative descriptive analysis and inferential statistical analysis. The results of the expert evaluation of the content of 91.11% at good qualification. The results of the expert evaluation of media by 92% at the excellent qualifications. The results of the expert evaluation of design by 78% at both qualifications. Individual test results of 92.30% at the excellent qualifications. Small group of test results was 83.6% in both. The results of field tests of 82.74% at good qualification. Learning outcomes manually counting the results obtained t count of 42.72. Price t table significance level of 5% is 2.000. So the price of t is greater than the price of t table so H0 is rejected and H1 is accepted. So there are significant differences Indonesian student learning outcomes between before and after using interactive multimedia. The average value before using the media (62.09) and (86.77) after using the media so that there is increase learning outcomes.
keywords: Interactive multimedia, Indonesian, and learning outcomes
PENDAHULUAN
Belajar merupakan hak setiap orang untuk mendapat pengetahuan yang ia gunakan sebagai bekal untuk berinteraksi dalam berbagai bidang kehidupan. Saiful
Sagala (2010:11) mengemukakan
pendapatnya mengenai konsep belajar yaitu “ belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang
bersifat eksplisit maupun implisit
(tersembunyi). Fungsi pendidikan adalah “ dapat meningkatkan kesejahteraan karena orang berpendikan akan terhindari dari kebodohan dan kemiskinan. Dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui proses pendidikan, siswa akan mampu mengatasi problema kehidupan yang dialaminya” (Sagala, 2010:11). Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, penggunaan media
pembelajaran. Sagala (2010:163)
menyatakan “telah banyak media yang tersedia bagi guru, namun yang penting
merencananakan pembelajaran dan
mengimplementasikan dalam mengajar
ialah bagaimana menggunakan alat-alat media pendidikan ini sebagai suatu sistem yang terintegritas dalam pembelajaran”.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Gianyar terdapat fasilitas yang mendukung, namun fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru sehingga proses
pembelajaran terkesan kurang
memberikan motivasi belajar bagi siswa. Selain padatnya materi dan keterbatasan waktu yang diberikan oleh sekolah, hal lain yang menjadi permasalahan yaitu kompetensi guru yang belum mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, gambaran
tersebut menunjukkan betapa besar
pengeruh media dalam kegiatan
pembelajaran. Pemanfaatan ini dirasa belum maksimal di lakukan di SMP Negeri 1 Gianyar, padahal bila pembelajaran
dibantu dengan penggunaan media
pembelajaran, maka pembelajaran yang
terjadi akan bervariasi sehingga
mendorong terbentuknya aktifitas belajar yang menyenangkan bagi siswa. Siswa
akan dimudahkan dalam pemahaman materi ajar, peningkatan kreativitas siswa dalam belajar dan penciptaan suasana belajar yang kondusif serta pemanfaatan waktu ajar yang efisien. Hal ini perlu dikembangkan di SMP Negeri 1 Gianyar guna peningakatan kegiatan pembelajaran di sekolah bauk dari keaktifan maupun penyerapan materi ajar yang nantinya
dapat dipahami siswa lebih nyata
sehingga apa yang dipelajari akan
memberi kebermaknaan bagi diri sendiri. Berdasarkan paparan di atas, maka
dilakukan penelitian pengembangan
dengan judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Pada Siswa Kelas VIII
Semester Genap Tahun Ajaran
2013/2014 Di SMP Negeri 1 Gianyar” Rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut: (1)
Bagaimanakah rancang bangun
multimedia interaktif dengan materi
menyampaikan pendapat dalam diskusi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Gianyar, (2) Bagaimanakah kelayakan dengan materi menyampaikan pendapat dalam diskusi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Gianyar, 3)
Bagaimanakah efektifitas penggunaan
multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk Siswa Kelas VIII
semester genap tahun pelajaran
2013/2014 di SMP Negeri 1 Gianyar. Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) untuk menggambarkan
proses pengembangan multimedia
interaktif pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Gianyar, (2)untuk mengetahui kelayakan
multimedia interaktif mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP
Negeri 1 Gianyar, dan 3) untuk
mengetahui efektivitas penggunaan
multimedia interaktif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII semester
genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Gianyar
METODE
Model penelitian yang digunakan adalah model pengembangan Luther yang dikenal dengan pembelajaran berbantuan komputer yang dikembangkan oleh luther (1994) model pengembangan Luther
memiliki enam tahap, a) Concept
(konsep), b) Design (perencanaan), c)
Collecting materials (pengumpulan
bahan), d) Assembly (pembuatan, e) Testing (test), dan f) Distribution (distribusi). Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data untuk
menjawab permasalahan mengenai
rancang bangun pengembangan
multimedia interaktif, kelayakan hasil pengembangan multimedia interaktif, dan
efektivitas penggunaan multimedia
interaktif terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian pengembangan ini
menggunakan metode pencatatan
dokumen. Menurut Agung (2012) metode pencatatan dokumen adalah metode
pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan segala macam dokumen
dan melakukan pencatatan secara
sistematis. Metode ini digunakan dalam penelitian serta mendeskripsikan dalam laporan pengembangan produk media pembelajaran interaktif.
Metode kuesioner merupakan cara mengumpulkan data dengan mengajukan daftar pertanyaan atau pendapat pada
responden penelitian. Koesioner ini
digunakan pada tahap penerapan untuk
Metode tes digunakan untuk
mengukur efektivitas penggunaan
multimedia pembelajaran interaktif.
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan berupa lembar soal. Lembar soal yang digunakan berupa soal objektif. Sebelum pembuatan instrumen, dibuat
terlebih dahulu kisi-kisi instrumen
pengumpulan data
Dalam penelitian pengembangan ini, terdapat 3 sumber data sesuai dengan metode pengumpulan data yaitu 1) metode pencatatan, sumber datanya berupa agenda kerja yang hasilnya
laporan pengembangan produk. 2)
metode kuesioner, sumber datanya
instrumen untuk review ahli isi mata
pelajaran, review ahli desain
pembelajaran, review ahli media
pembelajaran, instrumen untuk uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dan 3) Metode Tes, sumber datanya berupa lembar soal yang digunakan berupa soal objektif untuk
pre-test dan post-pre-test.
Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data yaitu 1) analisis deskriptif kualitatif, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. 2) analisis statistik deskriptif kuantitatif, analisis yang digunakan mengolah data yang diperoleh melalui koesioner dalam
bentuk skor. dan 3) analisis statistik
inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk terhadap hasil belajar siswa. Data uji coba kelompok
sasaran dikumpulkan dengan
menggunakan pre-test dan post-test
terhadap materi pokok yang diuji cobakan.
Hasil pre-test dan post-test
kemudian dianalisis menggunakan (1) deskriptif presentase untuk mengetahui presentase pencapaian perolehan hasil
belajar sebelum dan sesudah
menggunakan multimedia interaktif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan (2) uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses rancang bangun media
pembelajaran multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Gianyar ini dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu, 1) analisis
kebutuhan, 2) tahap pembuatan flowchart, dan 3) storybroad. Tahap 1. analisis kebutuhan Melalui analisis kebutuhan maka mata pelajaran yang dipilih adalah Bahasa Indonesia, dipilihnya Bahasa Indonesia karena kurangnya pemanfaatan media yang kurang efektif, selain itu
berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMP Negeri 1 Gianyar diketahui bahwa hasil belajar siswa masih
kurang dari KKM yang ditetapkan yaitu 77. Data ini didapat berdasarkan wawancara
yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia atas nama Bapak I Wayan Tarah, S.Pd.
Tahap 2. Flowchart adalah desain model alur berpikir isi program/diagram alur dalam pembuatan multimedia. Flow
chart berfungsi sebagai untuk
menvisualisasikan alur kerja produk dari awal hingga akhir, sehingga nantinya
dalam pembuatan produk selalu
berpedoman pada flowchart yang telah dibuat. Tahap 3. Storyboard adalah
Stroryboard adalah deskripsi visual
(sketsa) dan tekstual yang
menggambarkan bagaimana suatu
multimedia disusun, dapat berbentuk gambar yang sangat detail, tapi bisa juga
berbentuk sketsa sederhana. Tidak
diperlukan keahlian menggambar untuk
membuat storyboard
.
Dengan kata lainstoryboard alat alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa
kumpulan gambar dalam sketsa
sederhana. Storyboard berperan sebagai gambaran dasar dari sebuah produk yang dikembangkan
.
Pada pokok bahasan kelayakan hasil pengembangan produk, dipaparkan enam penilaian multimedia interaktif yang dilakukan oleh 1) Ahli bidang studi mata pelajaran, 2) Ahli desain pembelajaran, 3) Ahli media pembelajaran, 4) Uji coba perorangan, 5) Uji coba kelompok kecil, dan 6) Uji coba lapangan. keenam penilaian tersebut akan akan disajikan secara berurut-urut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari tahapan masing-masing uji coba. Tahap hasil Ahli bidang studi mata pelajaran, Produk akhir dari pengembangan ini berupa CD (Compact Disk) Multimedia Interaktif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Gianyar. Produk ini divalidasi oleh seorang ahli isi, yaitu Ida Ayu Made Darmayanti, S.Pd,. M.Pd beliau adalah dosen FBS jurusan Pendidikan Basaha dan Sastra Indonesia.
Untuk mendapatkan penilaian dan
masukan, instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner (angket). Melalui penilaian ahli isi bidang
studi mata pelajaran akan diperoleh nilai media dan komentar serta saran sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
merevisi media terutama dari sisi
kandungan materi pelajaran. Berdasarkan hasil penilaian ahli isi mata pelajaran Presentase penilaian multimedia interaktif pembelajaran dari ahli isi mata pelajaran adalah 91,11%. Presentase ini, jika dikonversikan dengan tabel koversi PAP skala 5 berada pada kualifikasi sangat baik dan layak dikembangkan. Tahap uji ahli desain media pembelajaran, setelah melewati tahap validasi ahli isi mata pelajaran, tahap selanjutnya yaitu tahap ahli desain pembelajaran. Ahli desain
yang memberikan penilaian serta
tanggapan terhadap media ini adalah Bapak Dr. I Made Tegeh,M.Pd, belaiau
adalah dosen di jurusan Teknologi
Pendidikan. Beliau yang telah mencapai gelar Doktor (S3) memperkuat alasan pemilihan beliau sebagai ahli desain dalam media pembelajaran multimedia interaktif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode angket. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran Persentase penilaian produk dari ahli media adalah 78%. Persentase ini, jika dikonversikan dengan tabel PAP skala 5 berada pada kualifikasi baik. Tahap uji ahli media pembelajaran Setelah melewati tahap validasi ahli desain pelajaran, tahap
selanjutnya yaitu tahap ahli media
pembelajaran. berdasarkan masukan dari
ahli desain pembelajaran, terhadap
Multimedia Interaktif berupa produk II, maka dilakukan revisi produk II. Hasil dari revisi produk II menghasilkan Multimedia Interaktif berupa produk ke III. Selanjutnya produk ke III diberikan kepada ahli media pembelajaran untuk dinilai dan diberi
masukan. Multimedia Interaktif ini
divalidasi oleh seorang ahli media
pembelajaran yaitu Ibu Dra. Desak Putu Parmiti., M.S. Beliau adalah dosen Teknologi pendidikan yang juga menjabat sebagai Pembantu Dekan III di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan. Penilaian ahli media pembelajaran Persentase penilaian produk dari ahli media adalah 92%. Persentase ini, jika dikonversikan dengan
tabel PAP skala 5 berada pada kualifikasi sangat baik dan layak dikembangkan.
Dilanjutkan pada tahap uji coba perorangan dilakukan setelah tahap uji ahli. Pada tahap uji coba perorangan. Uji coba perorangan ini dilakukan oleh tiga orang siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Gianyar. Ketiga orang siswa tersebut satu memiliki kemampuan tinggi, satu memiliki
kemampuan sedang, dan satu
berkemampuan rendah. Untuk
mengetahui kualitas media presentasi pembelajaran, instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner (angket). Berdasarkan hasil penilaian dari tiga siswa diperoleh hasil uji
coba perorangan, selanjutnya hasil
tersebut dikoversikan dengan tabel
konversi PAP (Patokan Acuan Penilaian) rerata persentase tingkat pencapaian uji coba perorangan sebesar 92,30% berada dikualifikasi sangat baik. Dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok kecil dilakukan oleh dua belas siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Gianyar. Kedua belas siswa dipilih dengan karakteristik kemampuan
akademik yang beda-beda. Hal ini
dilakukan untuk dapat mewakili populasi sampel. Karakteristik kedua belas siswa tersebut yaitu empat orang memiliki prestasi belajar tinggi, empat orang dengan prestasi belajar sedang, dan empat orang lagi tingkat prestasi belajar rendah. Untuk mengetahui kecerdasan masing-masing siswa. Uji coba kelompok kecil dilakukan dalam ruang kelas dengan cara menyaksikan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif secara bersama-sama didampingi oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia. Setelah menyaksikan media Pembelajaran Multimedia Interaktif
siswa melakukan penilaian terhadap
media. Rerata persentase sebesar 83.6% berada pada kualifikasi baik. Setelah melakukan uni kelompok kecil dilanjutkan ke uji coba lapangan yang melibatkan seluruh siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1 Gianyar. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah angket.
Persentase pencapaian multimedia
interaktif pembelajaran adalah 82.74% ini berarti media pembelajaran multimedia interaktif berada pada katagori baik,
sehingga media pembelajaran media multimedia interaktif layak dikembangkan. Pada tahap efektivitas penggunaan produk media pembelajaran multimedia
interaktif ini terlebih dahulu akan
dipaparkan mengenai uji tes butir soal sebelum melakukan uji efektivitas. Adapun tahap tersebut adalah 1) Uji Validitas Butir Tes, 2) Uji Reliabilitas Butir Tes, 3) Uji Daya Beda Butir Tes, 4) Uji Taraf Kesukaran Butir Tes, 5) Uji Pretest Dan
Postest, 6) Uji Normalitas, 7) Uji
Homogenitas, 8) Uji Hipotesis. Pemaparan sebagai berikut.
1) Uji Validitas Butir Tes, tahap ini butir tes diujikan kepada siswa kelas VIII C dan VIII D di SMP Negeri 1 Gianyar agar diketahui apakah butir tes yang dibuat valid atau gugur. Hasil dari uji validitas butir tes yang telah diujikan dapat disimpulkan dari 35 butir tes yang disediakan, terdapat 30 butir tes yang valid dan akan digunakan pada tahap efektivitas. 2). Uji Reliabilitas berfungsi untuk mengetahui apakah butir tes tersebut akan tetap/ ajeg. Pada uji reliabilitas subyek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII C dan VIII D di SMP Negeri 1 Gianyar. Dari Hasil
penghitungan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa tes butir soal memiliki reabilitas KR-20 sebesar 0, 734 yang digollongkan dalam katagori reliabilitas tinggi. 3) Uji daya beda berfungsi untuk
apakah butir tes tersebut memiliki
kemampuan membedakan antara sampel yang pandai dan sampel yang kurang. Hasil dari uji daya beda didapatkan bahwa butir tes termasuk pada 3 katagori yaitu 12 soal dalam katagori baik, 18 soal dalam katagori cukup baik, dan 5 katagori kurang baik. 4) Pada uji ini akan diketahui intrumen yang memiliki tingkat kesukaran katagori mudah, sedang ataupun sukar. Dari hasil uji taraf kesukaran butir tes akan didapatkan taraf mudah, sedang, dan
sukar.
Terdapat 1 soal katagori sukar, 5 katagori sedang, dan 29 katagori mudah.Uji Efektivitas dilakukan untuk
mengetahui tingkat keefektifan produk terhadap hasil belajar Ilmu Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gianyar. Pada tahap ini menggunakan seluruh siswa Kelas VIII D
di SMP Negeri 1 Gianyar. Sebelum
menerapkan media pembelajaran
multimedia interaktif, peneliti melakukan
pretest terhadap seluruh siswa kelas VIII
D SMP Negeri 1 Gianyar sebanyak 35 siswa. Selanjutnya diteruskan melakukan
posttest terhadap 35 siswa, setelah siswa
mendapat media pembelajaran multimedia interaktif. Hasil nilai pretest dan posttest siswa adalah pretest sebesar 62,08 dan nilai rata-rata posttest sebesar 86,77. Dilanjutkan ke uji normalitas, uji normalitas
dilakukan untuk menyajikan bahwa
sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Liliefors. Apabila selisih nilai yang terbesar lebih kecil dari kriteria Liliefors nilai, maka dapat
disimpulkan bahwa sebaran data
berdistribusi normal. Kesimpulan dalan uji normalitas dari hasil pretest siswa, Kesimpulan: karena L0 < Lt , yaitu L0 (0,0650) < Lt (0,1478) maka H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan
kesimpulan dari hasil posttest siswa Kesimpulan: karena L0 < Lt , yaitu L0 (0,083) < Lt (0,1478) maka H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas dilanjutkan ke tahap uji homogenitas terhadap hasil pretest dan
pottest siswa. Uji homogenitas ini
dimaksudkan untuk mencari
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Candiasa, 2010:192). Varians hasil pretest 83,67 dan posttes 44,01. Sehingga untuk menguji homogenitas varians data sampel digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut. terkecil Varians terbesar Varians F hit Kesimpulan: 1, 1 2 1 tabel n n hitung F F yaitu:
Fhitung (1,90) ≤ Ftabel (1,93) sehingga H1
homogen. Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, sehingga mendapat kesimpulan bahwa harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 35 + 35 – 2 = 68. Harga t tabel untuk db 68 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
berarti, terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah
menggunakan media pembelajaran
multimedia interaktif.
Pembahasan mencakup tiga hal pokok,
yaitu menjawab pertanyaan dalam
pengembangan media pembelajaran
multimedia interaktif untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gianyar semester
genap tahun pelajaran 2013/2014.
Adapun pertanyaan tersebut yaitu 1)
Bagaimanakah rancang bangun
multimedia interaktif ?, 2) Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif ?, dan 3) Bagaimanakah efektivitas penggunaan
multimedia interaktif ?. Berikut
pembahasan masing masing pertanyaan. 1) Rancang bangun multimedia interaktif pada pelajaran Bahasa Indonesia ini
berupa, analisis kebutuhan yang
berfungsi untuk menentukan mata
pelajaran yang akan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh siswa yang nantinya
mampu meningkatkan minat belajar
siswa, flowchart berfungsi visualisasi alur kerja produk dari awal hingga akhir sehingga pembuatan produk nantinya berpedoman pada flowchart yang telah dibuat, dan storybroard serangkaian sketsa yang berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu alur cerita elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Dengan kata lain
storybroard berfungsi sebagai alat
perencanaan yang menggambarkan
urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa yang sederhana.
2) Kelayakan Multimedia Interaktif, untuk mengetahui kelayakan media yang dikembangkan, maka dilakukan evaluasi oleh para ahli multimedia interaktif dan
dilakukan uji coba produk terhadap siswa. Evaluasi oleh para ahli yaitu dari ahli isi bidang studi mata pelajaran, ahli desain, dan ahli media sedangkan uji coba dari siswa yaitu uji coba perorangan,
kelompok kecil dan lapangan.
Berdasarkan hasil uji ahli bidang studi
mata pelajaran Bahasa Indonesia
diketahui bahwa media pembelajaran multimedia interaktif layak dikembangkan terungkap bahwa terhadap komponen-
komponen media pembelajaran
multimedia interaktif tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Kelayakan media pembelajaran interaktif termasuk sangat baik dengan persentase 91,11%.
Berdasasarkan hasil uji ahli media
pembelajaran, terungkap bahwa media pembelajaran multimedia interaktif layak dikembangkan terbukti pada
komponen-komponen media pembelajaran
multimedia interaktif tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif termasuk sangat baik dengan persentase 92%. Berdasarkan hasil uji ahli desain pembelajaran, terungkap bahwa sebagian besar penilaian ahli media pembelajaran
terhadap komponen-komponen media
pembelajaran multimedia interaktif
tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif ditinjau dari desain pembelajaran termasuk baik dengan persentase 78%. Atas dasar penilaian dari ahli desain pembelajaran ini, maka dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan sebagai media/alat bantu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi perseorangan, terungkap bahwa untuk validasi perorangan yang berjumlah 3 (tiga) orang siswa yang tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik).
Kelayakan media pembelajaran
multimedia interaktif ditinjau dari hasil validasi perorangan adalah sangat baik dengan persentase 92,30%. Dilanjutkan dengan hasil validasi kelompok kecil yang melibatkan 12 (dua belas) siswa yang tersebar pada skor 3 (cukup), 4 (baik), dan
5 (sangat baik). Kualitas media
pembelajaran multimedia interaktif ditinjau dari hasil validasi kelompok kecil yaitu
baik dengan persentase 83,6%. Kemudian dilanjutkan dengan validasi lapangan yang menggunakan seluruh siswa yang berjumlah 35 (tiga puluh lima). Siswa tersebut menilai hasil media pembelajaran yang ditayangkan. Hasil validasi lapangan tersebar pada skoe 3 (cukup), 4 (baik), dan 5 (sangat baik), sehingga hasil keseluruhan pada uji lapangan kualitas media pembelajaran multimedia interaktif adalah baik dengan
persentase 82,74%. Dapat diartikan
multimedia interaktif layak dikembangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa kerana dalam media tersebut terdapat animasi yang menarik siswa untuk belajar Bahasa Indonesia.
Efektivitas produk penelitian
pengembangan dalam penelitian ini di ukur dengan melakukan tahap pretest dan
posttest. Pada tahap ini menggunakan
seluruh siswa kelas VIIID di SMP Negeri 1 Gianyar. Sebelum menerapkan media pembelajaran multimedia interaktif mata
pelajaran bahasa indonesia, peneliti
melakukan pretest terhadap seluruh siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Gianyar yang
berjumlah 35 siswa. Selanjutnya
diteruskan melakukan posttest terhadap
35 siswa setelah siswa mendapat
pembelajaran menggunakan media
pembelajaran multimedia interaktif. Rata-rata nilai pretest adalah 62,08 dan Rata- rata-rata nilai posttest adalah 86,77. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 42,72. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 35 + 35 – 2 = 68. Harga t tabel untuk db 68 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum
dan sesudah menggunakan media
pembelajaran multimedia interaktif mata pelajaran bahasa indonesia.
Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII D SMP Negeri 1 Gianyar, nilai rata-rata posttest peserta didik 86,77 berada pada klasifikasi Sangat Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa
Indoneisa sebesar 77. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan siswa SMP Negeri 1
Gianyar.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada
penelitian ini, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut. Pertama,
rancang bangun dari multimedia interaktif mata pelajaran Bahasa Indonesia ini melalui tiga tahapan yaitu , 1) Analisis Kebutuhan, melalui analisis kebutuhan
ditentukan mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dipilih untuk
dikembangkan dengan media, dipilihnya media ini karena kurangnya media
pembelajaran yang relevan. 2)
Mengembangkan Flowchart, Flowchart berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk dari awal hingga akhir, sehingga produk harus berpedoman dengan flowchart, 3) Mengembangkan
Storyboard, storyboard serangkaian sketsa yang berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu alur cerita elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Dengan kata lain
storyboard adalah suatu alat
perencanaan yang menggambarkan
urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa yang sederhana.
Kedua, penelitian ini menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Gianyar. Multimedia interaktif ini telah melalui tahap analisis kebutuhan, desain pembelajaran, produksi media, validasi ahli dan uji coba produk. Berdasarkan validasi ahli isi bidang studi dan ahli media multimedia interaktif berada pada klasifikasi sangat baik, ahli desain multimedia interaktif berada pada klasifikasi baik, uji coba perorangan berada pada klasifikasi sangat baik, dan uji coba kelompok kecil dan uji lapangan berada pada klasifikasi baik. Sehingga multimedia interaktif ini layak dikembangkan dan mampu meningkatkan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembahasan ketiga, Kesimpulan dari uji efektifitas produk penelitian ini diukur dengan melakukan tahap menggunakan
pretest dan posttest terhadap 35 orang
peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 1 Gianyar. Berdasarkan nilai pretest dan
posttest 35 orang siswa tersebut, maka
dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 62,08 dan rata-rata nilai posttest adalah 86,77. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar
42,72. Kemudian harga t hitung
dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 35 + 35 – 2 = 68. Harga t tabel untuk db 68 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
berarti, terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah
menggunakan multimedia interaktif.
Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII D SMP Negeri 1 Gianyar, nilai rata-rata posttest peserta didik 86,77 berada pada kualifikasi Sangat Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 77. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa pencapaian media pembelajaran multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa antara sebelum dan
sesudah menggunakan multimedia
interaktif. multimedia interaktif pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
Saran pemanfaatan, Media
pembelajaran multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD (Compact Disc) ini tentunya masih terdapat keterbatasan, untuk itu disarankan dalam pemanfaatan
multimedia interaktif ini hendaknya
didukung oleh sumber belajar lain yang
relevan, sehingga tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar oleh siswa.
Saran desiminasi, Media
pembelajaran multimedia interaktif ini dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMP Negeri 1 Gianyar. Apabila dalam pemanfaatan media ini ditemukan kesalahan atau kelemahan yang perlu diperbaiki, maka media ini dipersilahkan untuk diperbaiki seperlunya.
Saran pengembangan Media
pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi seluruh permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 1 Gianyar. Tetapi hanya mengatasi permasalahan yang ditemukan seperti belum adanya media pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, tidak berimbangnya materi ajar dengan alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIII, guru belum terampil dalam
memanfaatkan media serta jumlah siswa yang cukup memberikan kesulitan bagi guru dalam memaparkan materi agar seluruh siswa dapat memahami materi secara maksimal. Untuk pengembangan
selanjutnya disarankan untuk
mengembangkan produk pembelajaran untuk mata pelajaran lain dan dengan jenis produk yang berbeda.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang terhormat :
1)
Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telahmemberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.
2)
Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pendidikan yang telah memberikan motivasi petunjuk dalam pembuatan skripsi ini.
3)
Drs. Wayan Romi Sudhita, M.Pd.,banyak memberikan bimbingan,
petunjuk, dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
4)
Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5)
Para dosen di Jurusan TeknologiPendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha yang telah banyak
memberikan motivasi dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
6)
Dra. Desak Putu Parmiti, M.S., selaku ahli media yang telah membantu validasi Media Pembelajaran.7)
Dr. I Made Tegeh, M.Pd., selaku ahli media yang telah membantu validasi Media Pembelajaran.8)
Ida Ayu Made DArmayanti, M.Pd.,selaku ahli bidang studi yang telah
membantu validasi Media
Pembelajaran.
9)
I Dewa Nyoman Bawa, S.Pd, M.Pd.,selaku Kepala SMP Negeri 1 Gianyar yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu
pelaksanaan uji coba media
pembelajaran.
10)
Semua siswa kelas VIII C dan D SMPNegeri 1 Gianyar yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.
11)
Rekan-rekan mahasiswa Fakultas IlmuPendidikan yang telah banyak
memberikan dukungan dan
bantuannya dalam pelaksanaan
penelitian ini.
12)
Semua pihak yang telah banyakmembantu dalam pelaksanaan
penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A. Gd. 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Singaraja:
Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha.
Ahmad, M. 2012. Kawasan Teknologi
Pendidikan : AECT 1994. Tersedia
pada:http://interperspektif.wordpres
s.com/2012/05/30/kawasan-teknologi-pendidikan-aect-1994/.
(diakses pada tanggal 9 november 2013.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bekti, T, dkk. 2010. Uji Coba
Pengembangan Desain
Pembelajaran. Tersedia pada http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id. (diakses tanggal 9 November 2013).
Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat
dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Undiksha Press.
Degeng, I. N. S. 1997. Strategi
Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang:
IKIP Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Koyan. 2011. Asesmen Dalam
Pendidikan. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
---. 2012. Statistik Pendidikan.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Nuresti T. 2011. Pengaruh Penggunaan
Media CD Interaktif Berbasis Flash Terhadap Hasil Belajar TIK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMPN 1 Manggis Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (Tidak
diterbitkan). Program Studi
Teknologi Pendidikan. Undiksha Singaraja.
Pratiwi, K. Y. 2012. Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester Genap SMPN
2 Ubud Tahun Pelajaran
2011/2012. Skripsi (Tidak
diterbitkan). Program Studi
Teknologi Pendidikan. Undiksha. Singaraja
Pustekkom. 2009. “Multimedia Interaktif
Tersedia pada: www. edukasi.net, (diakses tanggal 8 Desember 2013).
Rahmayanti, M. 2011. Pengaruh
Penggunaan Multimedia Berbasis Camtasia Studio Terhadap Tes Hasil Belajar Matematika Siswa.
Tersedia Pada:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ bitstream/123456789/3633/1/MULI A%20RAHMAYANI-FITK.pdf. (diakses tanggal 9 Maret 2014)
Rakim. 2008. Multimedia Dalam
Pembelajaran. Tersedia pada:
http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/04/multime dia-dalam-pembelajaran.html. (diakses tanggal 8 November 2013).
Rohani, A. 2000. Media Instruksional
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sadiman, A., dkk. 2006. Media
Pendidikan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna
Pembelajaran (untuk Membantu Memecah Problematika Belajar
dan Mengajar). Bandung :
Alfabeta.
Sanjaya, W H. 2010. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Santyasa, I W. 2009. Metode Penelitian
Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah
Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung.
Seels, B.B & Rita, C. R. 1994. Teknologi
Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Jakarta : Universitas
Negeri Jakarta.
Sudarma, I.K. & I. M, Tegeh. 2007.
Penelitian Pengembangan:
Pengembangan Produk-Produk di Bidang Teknologi Pendidikan.
Disajikan dalam Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Pengembangan di Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, pada tanggal 15 Januari 2007 di Singaraja.
Sudarma, I K. & Oka, G.P.A. 2008. Teknik
Produksi & Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Singaraja
: Universitas Pendidikan Ganesha. Sudatha, I. G. W. dan I M. Tegeh. 2009.
Desain Multimedia Pembelajaran.
Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudikan, S. Y. 2004. Pendekatan
Kontesktual dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra: Perspektif Pluralisme Budaya. Makalah
disajikan pada Seminar Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Surabaya, 17 Februari 2004.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supriatna, D & Moch. Mulyadi. 2009.
Konsep Dasar Desain
Pembelajaran. Pusat
Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Taman
Kanak Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.
Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif
dengan Flash. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Suyanto, B. 2003. Metode Penelitian
Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada
Media.
Suwatra, I W., dkk. 2007. “Belajar dan Pembelajaran”. Modul. Program
Studi S1 PGSD Jurusan
Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
Tegeh, I M., & I M, Kirna. 2010. Metode
Penelitian Pengembangan
Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Undiksha. 2009. Pedoman Penulisan
Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja :