• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 LANDASAN TEORI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3

LANDASAN TEORI

3.1 Fuzzy Logic

Fuzzy Logic dikembangkan untuk menyediakan fungsi, dan aturan-aturan matematis

yang memperbolehkan input berupa bahasa yang alami. Menurut ter Meulen, ( 2001 ) Bahasa yang alami (Natural Language) adalah bahasa yang digunakan secara umum oleh manusia dalam berkomunikasi secara lisan, ataupun tertulis. Sering juga dikenal untuk membangun bahasa pemrograman atau juga “bahasa” yang digunakan dalam logika yang formal, terutama dalam logika matematika.

Teori Himpunan Fuzzy akan memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang mengandung ketidak pastian. Aplikasi logika fuzzy untuk mendukung keputusan semakin diperlukan ketika semakin banyak kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan ‘Ya’atau ‘Tidak’. Fuzzy Logic memberikan rata-rata dari perhitungan angka, yang terletak antara nilai benar mutlak dan nilai salah mutlak, yang berupa range antara 0.0 dan 1.0. Dengan Fuzzy Logic, pengguna dimungkinkan untuk menghitung derajat keanggotaan dari sebuah data. Fuzzy Logic berurusan dengan kondisi yang tidak pasti, dimana benar dan salah tidak dapat ditentukan secara mutlak. Kebanyakan dari metode ini berbicara tentang keambiguan, yang mana bisa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbeda dengan logika konvensional yang secara alami dapat dihubungkan dengan kondisi Boolean ( benar/salah ; I/O ), Fuzzy Logic mencoba untuk menentukan daerah di mana kebenaran yang mutlak tidak dapat dicapai, begitu

(2)

pula dengan kesalahan yang mutlak, yaitu daerah diantara kebenaran dan kesalahan yang mutlak tersebut. Pada beberapa kasus khusus, seperti nilai keanggotaan yang kemudian akan menjadi 0 atau 1, teori dasar tersebut akan identik dengan teori himpunan biasa, dan himpunan Fuzzy akan menjadi himpunan crisp biasa.

Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh :

1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi “Seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggun ini ?”, yang kemudian akan ditindak lanjuti dengan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi atau disiapkan esok hari.

2. Pelayan sebuah rumah makan memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan.

3. Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya akan mengatur putaran kipas dari penyejuk ruangan yang bekerja pada ruangan ini.

(3)

Gambar 3.1 Contoh pemetaan input-output

Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus dapat memetakan input ke output dengan seakurat mungki, sehingga hasil yang didapat bisa optimal.

Logika Fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika Fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama. Konsep dari Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Professor Lotfi A. Zadeh, di Barkley pada Universitas California (University of California) pada 1960an.

3.1.1 Alasan penggunaan logika Fuzzy

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika Fuzzy, antara lain :

1. Konsep logika Fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran Fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

2. Logika Fuzzy sangat fleksibel.

Persediaan Barang Waktu Selanjutnya

Persediaan Barang Akhir

Minggu Kotak

Hitam Ruang Input

(semua total persediaan barang yang mungkin)

Ruang Output

(semua jumlah persediaan barang yang mungkin)

Pemetaan input-output

(4)

3. Logika Fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. Logika Fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat

kompleks.

5. Logika Fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.

6. Logika Fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.

7. Logika Fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

3.1.2 Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item (x) dalam suatu himpunan (A), yang sering ditulis dengan μA(x), memiliki 2 kemungkinan :

• Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau

• Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota suatu himpunan. Contoh himpunan ini :

MUDA umur <35 tahun PAROBAYA 35≤ umur ≤55 tahun TUA umur >55 tahun

(5)

Gambar 3.2 Himpunan: MUDA, PAROBAYA, TUA.

Pada himpunan Fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ x ≤ 1 ). Apabila x memiliki nilai keanggotaan Fuzzy μA(x) = 0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan μA(x) = 1 berarti x menjadi anggota penuh himpunan A.

Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut,

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisis tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA, PAROBAYA, dan TUA.

b. Numeris, yaitu suatu nilai ( angka ) yang menunjukan ukuran dari suatu variabel, seperti : 40, 50, 60.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu : a. Variabel Fuzzy

Variabel Fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem Fuzzy. Contoh : Umur dan temperatur.

b. Himpunan Fuzzy 1 0 35 1 0 35 55 1 0 55 χ

μ

μ

χ χ

μ

(6)

Himpunan Fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel Fuzzy. Contoh :

ƒ Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan Fuzzy, yaitu : MUDA, PAROBAYA, dan TUA.

ƒ Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan Fuzzy, yaitu : DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS

Himpunan Fuzzy digunakan agar suatu kondisi dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, atau DINGIN dan SEJUK, dan seterusnya. Keeksistensian kondisi yang dimaksud dalam himpunan yang sudah dibentuk sebelumnya dapat dilihat dari nilai keanggotaannya.

Secara grafis nilai keanggotaan tersebut akan menjadi,

Gambar 3.3 Himpunan Fuzzy untuk variabel umur.

c. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel Fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik ( bertambah )

(7)

secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai smesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh :

ƒ Semesta pembicaraan untuk variabel umur : [ 0 ; +∞ ]

ƒ Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur : [ 0oC ; 40 oC ] d. Domain

Domain himpunan Fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan Fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik ( bertambah ) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

3.1.3 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan ( membership function ) adalah suatu kurva yang menunjukan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya ( Sering juga disebut derajat keanggotaan ) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan.

a. Representasi Linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya yang

digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang paling baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas.

(8)

Gambar 3.4 Representasi Linear Naik.

b.Representasi kurva segitiga, merupakan gabungan antara 2 garis linear seperti pada representasi linear.

Gambar 3.4 Representasi Kurva Segitiga.

c. Representasi kurva trapesium, pada dasarnya kurva ini sama seperti kurva segitiga, hanya saja ada beberapa domain yang memiliki derajat keanggotaan 1 (satu) 1 0 a b derajat keanggotaan µ[x] domain 1 0 a b derajat keanggotaan µ[x] c domain

(9)

Gambar 3.5 Representasi Kurva Trapesium.

d.Representasi kurva bentuk bahu, himpunan fuzzy ini adalah pengembangan dari representasi kurva segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy.

Gambar 3.6 Representasi Kurva Bentuk Bahu. 1 0 a b derajat keanggotaan µ[x] d domain c e f Kondisi 1 2 3 4 5 6

Bahu Kiri Bahu Kanan

1 0 a b derajat keanggotaan µ[x] d domain c

(10)

e. Representasi kurva-S, pemetaan input ke derajat keanggotaannya berhubungan dengan perubahan permukaan secara tak linear. Biasanya digunakan dalam kurva pertumbuhan dan penyusutan.

Gambar 3.7 Representasi Kurva-S.

f. Representasi kurva bentuk Lonceng, pemetaan input ke output, dengan memberikan secara spesifik sebuah titik pusat, dengan derajat keanggotaan 1 (

γ

), dan dengan lebar kurva yang dipengaruhi oleh sebaran domain.

Gambar 3.8 Representasi Kurva-Bentuk Lonceng. 1 0 Ri Rj derajat keanggotaan µ[x] domain 0,5 1 0 R1 Rn derajat keanggotaan µ[x] domain

(11)

g.Koordinat keanggotaan, himpunan fuzzy yang berpasangan dan terurut, berisi nilai domain dan kebenaran nilai keanggotaannya dalam bentuk (skalar ; derajat). Dimana skalar adalah posisi suatu nilai beradasarkan domain dari himpunan fuzzy, sedangkan derajat adalah posisi derajat keanggotaan dari himpunan fuzzy tersebut.

Gambar 3.9 Representasi Koordinat Keanggotaan.

3.1.4 Fuzzy Clustering

Untuk mengetahui seberapa besar kekaburan, atau kesamaan suatu himpunan Fuzzy, maka perlu dipahami konsep ukuran Fuzzy ( fuzzy measure ), dan juga konsep ukuran kesamaan ( similarity measure).

3.1.4.1 Ukuran Fuzzy

Seperti yang telah disebutkan diatas, ukuran Fuzzy menunjukan derajat kekaburan dari himpunan Fuzzy. Secara umum ukuran kekaburan dapat ditulis sebagai suatu fungsi :

1 0 a d derajat keanggotaan µ[x] domain c b e f g

(12)

f : P(X) → R

dengan P(X) adalah himpunan semua subset dari X. f(A) adalah suatu fungsi yang memetakan subset A ke karakteristik derajat kekaburannya.

Dalam mengukur nilai kekaburan, fungsi f harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1. f(A) = 0 jika dan hanya jika A adalah himpunan crisp.

2. jika A < B, maka f(A) ≤ f(B). Disini, A < B berarti B lebih kabur dibanding A (atau A lebih tajam dibanding B). Relasi ketajaman A < B didefinisikan dengan :

µA[x] ≤ µB[x], jika µB[x] ≤ 0,5; dan µA[x] ≤ µB[x], jika µB[x] ≥ 0,5.

3. f(A) akan mencapai maksimum jika dan hanya jika A benar-benar kabur secara maksimum. Tergantung pada interpretasi derajat kekaburan, nilai

fuzzy maksimal biasanya terjadi pada saat µA[x] = 0,5 untuk setiap x.

3.1.4.2 Fuzzy C-Means

Fuzzy clustering adalah salah satu teknik untuk menentukan cluster optimal dalam

suatu ruang vektor yang didasarkan pada bentuk normal Euclidian untuk jarak antar vektor. Menurut Munkers(1999) bentuk Euclidean adalah “...Cara berpikir yang melibatkan sekumpulan titik yang dihubungkan dengan relasi tertentu, diwujudkan dalam bentuk jarak ataupun sudut.” Fuzzy clustering sangat berguna bagi pemodelan fuzzy terutama dalam mengidentifikasikan aturan-aturan fuzzy.

Ada beberapa algoritma clustering data, salah satu diantaranya adalah Fuzzy C-Means (FCM). Fuzzy C-C-Means adalah suatu teknik pengclusteran data yang mana

(13)

keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Badzek pada tahun1981.

Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster, yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keangotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan seolah-olah bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi obyektif yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik data tersebut.

Output dari FCM bukan merupakan fuzzy inference system, namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu fuzzy inference system.

3.1.4.2.1 Algoritma FCM

Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) adalah sebagai berikut :

1. Input data yang akan dicluster, X, merupakan matriks berukuran n x m (n = jumlah sampel data, m = atribut setiap data ). Xij = data sampel ke-i ( i = 1, 2,..., n ), atribut ke-j ( j = 1, 2,..., m ).

2. Tentukan :

• Jumlah cluster = c; • Maksimum Iterasi = MaxIter; • Error terkecil yang diharapkan = ξ

(14)

• Fungsi obyektif awal = P0 = 0

• Iterasi awal = t = 1

3. Bangkitkan bilangan random µik, i = 1, 2,..., n; k = 1, 2,..., c sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U.

4. Hitung pusat cluster ke-k :Vkj, dengan k = 1, 2,..., c; dan j = 1, 2,..., m.

( )

(

)

( )

= = × = n i w ik n i ij w ik kj X V 1 1 μ μ

5. Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke-t, Pt:

(

)

( )

∑∑ ∑

= = = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = n i c k w ik m j kj ij t X V P 1 1 1 2 μ

6. Hitung perubahan matriks partisi

(

)

(

)

∑ ∑

= − − = − − = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = c k w m j kj ij w m j kj ij ik V X V X 1 1 1 1 2 1 1 1 2 μ dengan i = 1, 2,..., n; dan k = 1, 2,..., c

(15)

7. Cek kondisi berhenti :

• Jika : ( |Pt – Pt-1| < ξ ) atau ( t > MaxIter ) maka berhenti; • Jika tidak : t = t + 1, ulangi dari langkah ke-4

3.2 Manajemen persediaan

Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan jasa atupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggan yang dapat mengakibatkan para pelanggan pergi ke perusahaan lain. Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancaraannya. Dengan demikian perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya opersasi perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi

(16)

barang-barang, serta selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan adalah :

a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian dalam membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, dan kemudian dijual kembali. Sebagaian besar sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik.

Pada akhir suatu periode, pengaloksian biaya-biaya yang dibebankan pada aktivitas mendatang juga harus ditentukan atau dibuat. Dalam mengalokasikan biaya-biaya, biasanya setiap perusahaan mengenal pusat-pusat periode tertentu sehubungan dengan penentuan posisi keuangan perusahaan sebagai suatu unit usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan biaya akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan secara layak.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa persediaan sangatlah penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pengadaan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Persediaan dapat diminimumkan dengan adanya perencanaan yang lebih baik, serta organisasi yang lebih efisien.

(17)

3.2.1 Perencanaan

3.2.1.1 Pengertian perencanaan

Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan diukur melalui pencapaian sasaran-sasaran perusahaan, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran-sasaran-sasaran tersebut perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya (manusia, material, dan modal) secara lebih efisen. Oleh karena itu, untuk menjaga tingkat keefisienan dalam penggunaan suatu sumber daya, maka dibutuhkan suatu perencanaan dan pengendalian yang merupakan fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh pihak manajemen secara berkelanjutan.

Menurut pendapat Warman (2004,p43)

“Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu.”

3.2.1.2 Fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh perencanan

Berdasarkan Tampubolon (2004,p25) fungsi2 dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan adalah :

1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.

2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.

3. Menetapkan kesinambungan antar tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap

(18)

saat, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.

4. Membuat jadwal produksi, penugasaan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.

Perencanaan merupakan sebuah proses yang memperkirakan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas2, atau kegiatan apa yang selanjutnya akan dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara terpadu.

3.2.2 Pengendalian

3.2.2.1 Pengertian pengendalian

Menurut Jeff Madura (2001, p277) pengertian pengendalian adalah :

Memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas, artinya menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam perencanaan telah tercapai.

Pengendalian adalah suatu usaha dari seseorang ataupun lembaga yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi jalannya suatu tahapan proses dalam suatu pelaksanaan agar dapat menilai kesuksesan dari suatu nilai yang sudah dicanangkan dalam perencanaan sebelumnya. Kegiatan ini bisa dilaksanakan dalam bentuk mengawasi proses yang sedang terjadi atau sering disebut dengan pengawasan, maupun dalam bentuk pasca kegiatan, atau evaluasi dari proses kerja, yang telah dilakukan sebelumnya. Pengendalian tersebut juga dilakukan pada kegiatan penyediaan, baik pada tahapan perencanaan, atau dalam istilah yang sering kita dengar adalah dengan tahapan simulasi,

(19)

maupun yang dilakukan dalam rangka penyediaan barang-barang, baik untuk produksi maupun untuk di lepas kepada konsumen selanjutnya.

3.2.2.2 Tujuan pengendalian

Berdasarkan pendapat Assauri (2004, p177), tujuan pengendalian persediaan secara terinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk :

1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Karena dengan habisnya persediaan untuk kegiatan produksi ataupun kegiatan penjualan, maka sebuah perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. 2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan, dalam rangka

pemenuhan barang-barang yang diperlukan dalam suatu kurun waktu, tidak terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.

3) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan untuk pemenuhan salah satu kegiatan dapat dihindari, karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi bertambah pada hal-hal yang seharusnya bisa terencanakan.

Pengendalian merupakan sebuah proses memantau atau memonitor kegiatan2 untuk menjamin kegiatan tersebut dilaksanakan sebagaimana telah direncanakan, sekaligus menjaga dan mengoreksi setiap adanya penyimpangan yang terjadi.

(20)

3.2.3 Persediaan

3.2.3.1 Pengertian persediaan

Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Barang dalam proses dan barang jadi merupakan contoh dari persediaan. Semua organisasi memiliki tipe-tipe sisterm pengendalian dan perencanaan persediaan. Perusahaan selalu berusaha mengurangi biaya dengan mengurangi tingkat persediaan di tangan (on hand), sementara itu di sisi lain pelanggan menjadi sangat tidak puas ketika jumlah persediaan mengalami kehabisan (stock out). Oleh karena itu perusahaan harus mengusahakan terjadinya keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat layanan pelanggan dan minimisasi biaya merupakan faktor penting dalam membuat keseimbangan ini.

Menurut Zulfikarijah (2005,p4) :

“persediaan adalah stok bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Jenis persediaan meliput; bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.”

3.2.3.2 Tujuan persediaan

Menurut pendapat Render dan Heizer (2001, p314) persediaan memiliki berbagai tujuan penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, yaitu :

1) Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi perminataan yang harus diantisipasi jika timbul permintaan dari konsumen.

2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Maksud dari poin ini adalah agar pengadaan suatu produk dapat disesuaikan dengan jalur ataupun waktu

(21)

distribusi. Misalnya, bila permintaan suatu produk tinggi hanya pada musim panas, maka suatu perusahaan dapat membentuk stok selama musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok ketika musim panas datang dapat dihindari. Demikian pula, bila pasokan suatu perusahaan fluktuatif, persediaan bahan baku ekstra mungkin diperlukan untuk “memasangkan” proses produksinya.

3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansi menurunkan biaya produk. Ini berhubungan dengan efektivitas yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dalam pengadaan stok, maupun dalam hal transportasi untuk stok persediaan yang dimaksud.

4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. Hedging dilakukan agar pada kasus-kasus inflasi (dalam hal-hal khusus, dimana mata uang dimana pemasukan didapat terkena inflasi yang sangat jauh terhadap mata uang dimana barang atau stok tersebut diambil atau dibeli) dan perubahan harga (pada umumnya karena kelangkaan yang tiba-tiba, ataupun karena permintaan yang tiba-tiba melonjak) sebuah perusahaan dapat bertahan, dalam melakukan kegiatan produksi dan transaksi.

5) Untuk menghindar dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. “Stok pengaman” salah satunya, barang ditangan ekstra dapat mengurangi resiko kehabisan stok.

(22)

6) Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dan menggunakan “barang dalam proses” dalam persediaannya. Hal ini dilaksanakan karena perlu waktu untuk memproduksi barang dan areal, atau ruang, sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul persediaan-persediaan. Dan dalam kegiatan produksi akan terjadi reaksi berantai, yang berarti bahwa terhentinya suatu kegiatan karena satu hal tertentu, kehabisan stok misalnya, dapat mengakibatkan terhentinya produksi keseluruhan dari perusahaan tersebut, yang juga berarti kehilangan bagi perusahaan yang bersangkutan.

3.2.3.3 Fungsi Persediaan

Berdasarkan pendapat Tampubolon (2004, p190) pentingnya mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi, operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan fungsi decoupling, fungsi economic size, dan fungsi antisipasi.

1) Fungsi decoupling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah, sebagai contoh adalah perusahaan manufaktur mobil, skedul perakitan mesin dipisah dari skedul perakitan tempat duduk.

2) Fungsi economic size

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang yang memadai. Contohnya

(23)

adalah Badan Urusan Logistik (BULOG) membeli gabah dari petani (gabah kering dan kadar air) untuk dibuat persediaan, pada umumnya harga gabah ketika panen masih murah dan tergantung mutu ( kering dan basah ). Kemudian pada waktu selesai panen atau panceklik, gabah yang telah diproses menjadi beras dijual ke pasar, serta pada saat ini BULOG tidak akan membeli gabah kepada petani, karena stok petani sedikit dan harganya mahal. Dengan demikian BULOG menganut fungsi economic lot size.

3) Fungsi antisipasi

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan atau pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi tetap berjalan dengan lancar.

Persedian diartikan sebagai investasi yang akan menunggu proses lebih lanjut, persediaan dalam perusahaan merupakan salah satu aset terpenting dalam banyak perusahaan. Jenis persediaan di berbagai perusahaan berbeda-beda akan tetapi secara umum persediaan dibagi menjadi tiga, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.

3.3 Metode dan Perencanaan Program

3.3.1 Software Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001, pp477-486), SDLC adalah kerangka terstruktur yang terdiri dari beberapa proses yang berurutan yang diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi. Pendekatan waterfall digunakan untuk menggambarkan SDLC.

(24)

Gambar 2.1 An Eight-Stage SDLC Tahap-tahap SDLC adalah sebagai berikut :

1. Systems Investigation

Pembelajaran terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi adalah tahap terpenting dalam tahap ini. Dengan pembelajaran yang benar maka suatu perusahaan dapat terhindar dari kesalahan yang dapat meningkatkan jumlah pengeluaran perusahaan. Pembelajaran tersebut menentukan kemungkinan adanya keuntungan dari proyek pengembangan sistem yang diajukan dan menilai proyek tersebut secara teknik, biaya, dan sifat.

2. Systems Analysis

Tahap ini menganalisis masalah bisnis yang perlu diselesaikan oleh perusahaan. Tahap ini mendefinisikan masalah bisnis, mengidentifikasikan penyebab, menspesifikasikan solusi, serta mengidentifikasi informasi-informasi yang

(25)

diperlukan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menggabungkan informasi mengenai sistem yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang baru. Beberapa hal yang dihasilkan dari tahap analisis adalah :

• Kelebihan dan kekurangan dari sistem yang telah ada

• Fungsi-fungsi yang diperlukan oleh sistem yang baru untuk menyelesaikan permasalahan

• Kebutuhan informasi mengenai pengguna untuk sistem yang baru

3. Systems Design

Tahap ini menjelaskan bagaimana suatu sistem akan bekerja. Yang dihasilkan oleh desain sistem adalah sebagai berikut :

• Output, input, dan user interface dari sistem

• Hardware, software, database, telekomunikasi, personel, dan prosedur • Penjelasan mengenai bagaimana komponen terintegrasi

4. Programming

Tahap ini mencakup penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bahasa komputer.

5. Testing

Tahap ini dipergunakan untuk memeriksa apakah pemrograman telah menghasilkan hasil yang diinginkan dan diharapkan atas situasi tertentu. Testing didesain untuk mendeteksi adanya error di dalam coding.

(26)

6. Implementation

Implementation adalah proses perubahan dari penggunaan sistem lama ke sistem

yang baru. Ada empat strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menghadapi perubahan, yaitu :

• Parallel conversion : perusahaan akan menerapkan kedua sistem, yang lama dan yang baru, secara simultan dalam periode waktu tertentu.

• Direct conversion : sistem yang baru akan langsung diterapkan dan yang lama akan langsung didisfungsikan.

• Pilot conversion : sistem yang baru akan digunakan dalam satu bagian dari organisasi. Apabila sistem baru tersebut berhasil maka akan digunakan pada bagian lain dari organisasi.

• Phased conversion : sistem akan digunakan secara bertahap, per komponen atau modul. Satu persatu modul akan dicoba dan dinilai, bila satu modul berhasil maka modul lain akan digunakan sampai seluruh sistem bekerja dengan baik.

7. Operation and Maintenance

Setelah tahap konversi berhasil maka sistem baru akan dioperasikan dalam suatu periode waktu. Ada beberapa tahap dalam maintenance atau pemeliharaan, yaitu :

a. Debugging the program: proses yang berlangsung selama sistem berjalan. b. Terus memperbaharui sistem untuk mengakomodasi perubahan dalam

situasi bisnis.

(27)

3.3.2 Java

3.3.2.1 Sejarah Java

Platform Java dan bahasa pemrogramannya dimulai dari proyek Sun Microsystems

,yang ditujukan bagi bagian internalnya, pada Desember tahun 1990, memberikan alternatif bagi programer yang terbiasa dengan bahasa C dan C++ dengan sistem operasi yang baru, yaitu Green Operating System dengan nama lainnya adalah Oak pada tahun 1992, pada perkembangan terakhirnya bahasa ini dinamai Java, pada tahun 1994, karena ternyata Oak telah di patenkan oleh pihak lain.

Pada 1990, programer yang bernama Patrick Naughton dipusingkan dengan C++ kepunyaan Sun dan C APIs (Aplication Programing Interfaces) dan program pelengkap lainnya. Pada perkembangan selanjutnya Naughton ditawari kesempatan untuk membuat teknologi yang baru yang selanjutnya diberi nama Green Project, bersama dengan James Gosling dan Mike Sheridan. Tim ini pada awalnya memilih menggunakan C++, tetapi ditolak, karena beberapa alasan. Karena yang dikembangkan adalah sistem yang menggunakan sumber yang terbatas, maka tim memutuskan bahwa C++ membutuhkan terlalu banyak ke kompleksan yang mengarahkan tim kepada perkembangan dari error yang terlalu rumit.

Tim pengembangan ini membutuhkan cukup banyak waktu, dan di tahun 1992, rim akhirnya dapat mendemonstrasikan sebagian dari platform yang baru yang menggunakan sistem operasi Green, bahasa Oak, indeks, dan perangkat keras yang berhubungan. Percobaan pertama didemonstrasikan pada 3 September 1992, pengembangan di fokuskan pada pembangunan PDA, yang dinamai Star7 yang mempunyai antar muka yang mengunggulkan grafik dan agen yang dinamai “Duke” untuk membantu pengguna.

(28)

Bulan November, tahun yang sama, Green Project diubah namanya menjadi FirstPerson,

Inc, yang dimiliki oleh Sun Microsystems, dan pengembangannya dipusatkan pada Palo

Alto, California.

Pada Juni dan Juli, tahun 1994, setelah melakukan brainstorming antara John Gage, James Gosling, Bill Joy, Patrick Naughton, Wayne Rosing dan Eric Schmidt, tim menyusun target yang baru untuk mengaplikasikannya pada web. Di tahun yang sama, bahasa, penemuan tim ini, diberi nama yang baru, yaitu Java, yang tidak mempunyai arti yang tertentu (hanya terinspirasi dari cofee shop setempat yang sering dikunjingi oleh beberapa anggota tim).

Bulan Oktober 1994, HotJava dan platform Java di demonstrasikan kepada jajaran eksekutif dari Sun. Akhirnya Java 1.0a dapat di download pada tahun 1994, tetapi peluncuran web Java dan HotJava diadakan pada 23 Mei 1995, pada konferensi SunWorld. Peluncuran dilakukan oleh John Gage, Direktur Penelitian dari Sun Microsystems. Pengumuman ini juga dihadiri oleh Marc Andreessen, Wakil Presiden Eksekutif dari Netscape. Pada 9 Januari 1996, JavaSoft Group dibentuk oleh Sun Microsystems, dalam langkah pengembangan selanjutnya.

3.3.2.2 Keuntungan menggunakan Java

Adapun beberapa keuntungan menggunakan Java adalah :

• Dengan menggunakan Java, sebuah program dapat dijalankan pada banyak

platform yang berbeda. Yang berarti users tidak harus mengembangkan versi

(29)

• Ada banyak programer yang dapat mengerti dan menulis pemrograman Java, sehingga banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam pengembangan dari sebuah permasalahan, dalam bahasa pemrograman ini.

• Dalam banyak kasus, Java virtual machine dapat mencegah penulisan program yang salah, yang mengakibatkan permasalahan dalam pengujian program tersebut. 3.3.3 Unified Modeling Language (UML)

UML adalah sebuah pemodelan yang digunakan secara umum, yang meliputi notasi grafik yang standar, untuk menciptakan sebuah gambaran dari sebuah sistem. Metode UML di disain agar fleksibel dengan software yang berorientasi objek. Karena perkembangan UML, beberapa metode telah di perbaharui agar mempunyai keunggulan dari notasi yang baru, dan metode lain yang berdasarkan metode UML ini.

Menurut Bahrami (1990 , p92) “UML merupakan bahasa untuk menspesifikasikan, membangun, memperlihatkan, dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak beserta komponen-komponennya. UML adalah suatu bahasa grafikal dengan seperangkat aturan dan semantic.”

3.3.3.1 Model

Ada 3 macam bagian dalam sebuah pemodelan sistem. Setiap model dapat diekspresikan pada level ketentuan yang berbeda. Model terbaik akan dihubungkan dengan realitas permasalahan. Secara grafikal, 3 diagram tersebut adalah :

• Functional Model

Merupakan tampilan yang menggambarkan fungsi dari sebuah sistem, pada sudut pandang user. Model ini meliputi Use Case Diagram. Use Case Diagram merupakan diagram yang menampilkan “aktor” dan sistem yang sedang

(30)

berlangsung. Use Case Diagram, mencakup batasan-batasan tertentu, kumpulan komunikasi antara aktor dan use case serta generalisasi diantara use case.

• Object Model

Merupakan tampilan dari struktur dan substruktur dari sebuah sistem, menggunakan objek, atribut, operasi dan hubungan. Model ini meliputi Class

diagram. Class diagram, pada UML merupakan diagram analisa utama yang

statis. Class diagram merupakan gabungan dari elemen model statik, seperti

class dan hubungannya.

• Dynamic Model

Merupakan sistim internal dari sebuah sistem. Model ini melingkupi :

1. Sequence Diagram, sebuah diagram yang menampilkan interaksi yang

tersusun menurut waktu kejadian. Sequence diagram menampilkan partisipasi objek dalam interaksi dengan garis penghubung dan pesan, tersusun sesuai waktu kejadian.

2. Activity Diagram, diagram yang menampilkan operasi dan transisi yang

berjalan cepat dengan penyelesaian dari operasi tersebut. Tujuan utama dari

activity diagram adalah untuk membentuk suatu perjalanan dan proses yang

terjadi dalam use case atau diantara beberapa class.

3.3.5 Database

Database adalah suatu kumpulan data yang terorganisir dengan baik. Hal ini juga

memungkinkan database untuk di akses dan di manipulasi, sesuai dengan strategi penyusunan dari seorang perancang database. Sebuah Database Management System

(31)

(DBMS) menyediakan mekanisasi untuk menyimpan dan mengatur data yang sesuai dengan format yang telah diberikan oleh penyusun database tersebut.

Database adalah sebuah representasi yang logis dari data yang memungkinkan data untuk diakses tanpa mengkhawatirkan struktur fisik dari data tersebut. Database menyimpan data pada tabel-tabel. Table-tabel tersebut mempunyai sebuah nama yang unik, dimana kegunaan utamanya adalah untuk menyimpan atribut dari data-data yang dimaksudkan untuk table tersebut, misalnya table karyawan adalah untuk menyimpan data-data karyawan yang dituju. Tabel tersebut juga mempunyai format, yang terbagi dalam baris dan kolom, dimana selanjutnya data-data akan tersimpan menurut format tersebut. Salah satu kolom yang dibentuk akan menjadi primary key dalam penyusunan

database selanjutnya, misalnya pada tabel karyawan, maka nomor induk karyawanlah

yang akan menjadi primary key dari tabel tersebut. Sebuah primary key harus mempunyai data-data yang unik, yang bisa menunjukan kepada satu unit yang dimaksudkan.

Setiap kolom dari sebuah tabel akan merepresentasikan atribut data yang berbeda, misalnya dalam tabel karyawan, maka akan ada kolom untuk nomor induk karyawan, nama karyawan, lokasi, dan gaji. Namun dimungkinkan untuk adanya data yang sama dalam baris yang berbeda.

Penggunaan database selain sebagai tempat penyimpanan dan penyusunan data adalah untuk menyoroti data, dan hubungan antar data. Kebanyakan data-data ini dihubungkan hanya dengan menghubungkan antara baris dan kolom, yang adalah format umum dari database.

(32)

3.3.5.1 Keuntungan Database

Beberapa keuntungan yang didapat ketika seorang programer menggunakan database sebagai strategi penyimpanan data, adalah:

1. Objek pada database dapat menyimpan data yang tidak terhingga banyaknya. Ini memungkinkan database mempunyai banyak kelas yang di dalamnya tersimpan kelas-kelas yang lebih kecil lagi. Pada kenyataannya sebuah database lebih unggul dalam menangani data yang kompleks dan hubungan-hubungannya.

2. Hirarki dari kelas, pada dunia kenyataannya, sebuah data pasti mempunyai karakteristik yang mana merupakan hirarki. Dan pada database keadaan ini lebih mudah untuk digambarkan. Misalnya, seorang karyawan bisa jadi seorang menejer, jabatan diatasnya ataupun dibawahnya. Pada database, kompleksitas ini dapat terselesaikan dengan menaruh satu tabel tambahan untuk status karyawan.

3. Pada aplikasi biasa (non database) yang menggunakan program berorientasi objek, waktu yang dibutuhkan untuk menggambarkan objek dan mengembalikannya membutuhkan waktu yang lebih banyak dari pada penggunaan database. Juga akan muncul masalah-masalah lain yang bervariasi, karena tidak jelasnya penempatan data. Kesalahan-kesalahan ini sangat mungkin dihindari dengan penggunaan database sebagai media penyimpanan data.

4. Model atau bentuk yang sama, model, atau tipe data seharusnya mempunyai pola untuk menyatukan dan menghubungkan data tersebut dengan data atau

(33)

informasi yang lain. Dengan penggunaan database tidak ada lalu lintas data yang terganggu antara model database dan aplikasinya, karena bagian yang menyatukan antar data adalah bagian yang disorot secara khusus.

3.3.5.2 Database Management System

Database Management System adalah sebuah bahas pemodelan yang menjelaskan

skema dari setiap database yang dilingkupi oleh DBMS itu sendiri. Organisasi yang paling umum yang sering digunakan oleh seorang programer adalah:

• Model Hirarki • Model Jaringan • dan, model Relasi.

Tetapi model yang digunakan, karena kebutuhan tertentu, mengkombinasikan ketiga macam model tersebut. Struktur dari data yang dibentuk harus dioptimalkan menurut model yang digunakan agar dapat menangani data yang sangat banyak.

Dalam penggunaan DBMS, sistem informasi dapat dengan mudah disusun, sesuai dengan perubahan yang diinginkan. Kategori yang baru dapat juga ditambahkan tanpa menggangu sistem yang sudah ada. Pada banyak kasus, seorang pengguna dapat saja menggunakan dua atau lebih DBMS, misalnya DBMS untuk laporan harian, yang mana memuat semua laporan transaksi harian yang terjadi, lalu memindahkan ke DBMS lainnya, yang lebih memungkinkan pengguna untuk melakukan analisa dari transaksi-transaksi harian tersebut. Secara keseluruhan sistem ini di desain berdasarkan administrasi data dan penganalisaannya, yang mana semuanya diatur oleh seorang

(34)

3.3.6 Entity Relationship Modeling

Menurut Connolly (2002, p330) “ERM merupakan pendekatan pada perancangan

database yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang disebut dengan entitas, dan

relasi antara data yang harus direpresentasikan dalam model.” 3.3.6.1 Tipe Entitas

Menurut Connolly (2002, p331) “Tipe entitas adalah sekolompok objek yang memiliki propetrti yang sama, yang diidentifikasikan oleh suatu struktur yang memiliki keberadaan yang independen.”

3.3.6.2 Tipe Relasi

Menurut Connolly (2002, p334) ”Tipe relasi adalah sekelompok asosiasi atau hubungan diantara tipe entiti.”

Gambar

Gambar 3.1 Contoh pemetaan input-output
Gambar 3.2 Himpunan: MUDA, PAROBAYA, TUA.
Gambar 3.3 Himpunan Fuzzy untuk variabel umur.
Gambar 3.4 Representasi Linear Naik.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Setelah memadat, diambil 1 ose bakteri yang telah diukur berdasarkan standar Mc.Farland 108 kol/ mL, kemudian digores secara merata pada permukaan medium, kemudian dimasukkan

Berdasarkan dari masalah yang ada, maka maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah membantu memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumen dalam

Video klip yang merupakan kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan- ketukan pada irama lagu,

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Selama ini

Dalam pernyataan yang dirilis hari Sabtu (2/4), Badan Urusan Tawanan mengatakan bahwa penjajah Zionis melakukan kejahatan medis secara sistematis terhadap para tawanan Palestina

Dengan melihat fungsi bangunan yaitu sebagai Galeri sepeda motor bekas dimana sebagai tempat pameran dan jual beli motor bekas maka konsep bentuk yang di ambil dari sebuah

Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume dan konsentrasi sperma antara kelompok perokok dan bukan perokok di Klinik Permata Hati

Jika buffer piece memiliki edge yang sudah benar dan semua edge belum pada posisinya, tukar buffer dengan edge lain yang belum pada posisinya.. Tahap ini membawa